Cerita fanfiction ini hanya
fiksi belaka jika ada kesamaan tempat
dan cerita itu adalah sebuah ketidak sengajaan. Sementara kesamaan nama
dan profesi para tokohnya adalah disengaja. Untuk para fans para seleb
yang aku jadikan cast di FF ini,, mian ya,,, karakter mereka bukanlah
karakter yang sebenarnya, semua ini hanya karena imajinasi liarku saja^^
Sebelumnya di Love is Not Obsession:
Love is Not Obsession ~Memory~
Cast:
Lee Jin Wook as himself
Jo Yoon Hee as herselfMrs. Jo (OC) as Yoon Hee Mother
Kim Ji Suk as himself
Park Jae Shin (OC) as Shin
Kim Hye Sung (OC) as Jo Yoon Hee Manager
“Apa katamu? Shin memintamu menyetujui kesepakatan seperti
itu?” Kim Hye Sung kaget saat Jin Wook memberitahunya tentang apa yang
dikatakan Park Jae Shin padanya bahwa dia harus menceraikan Yoon Hee jika Yoon
Hee tidak mengingatnya setelah dia melahirkan.
Jin Wook memutuskan untuk mendiskusikan ini dengan Kim Hye
Sung dan Kim Ji Suk untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Saat ini, yang
bisa dilakukannya hanyalah mengikuti keinginan Park Jae Shin, dan jika dia
tidak berhasil, dia akan mencari cara lain untuk tetap mempertahankan Yoon Hee
dan anaknya di sampingnya. Bagaimanapun dia tidak akan rela jika dia harus
menyerahkan mereka pada Park Jae Shin.
“Dia benar-benar tidak tahu diri. Apakah dia lupa apa yang
sudah dilakukannya pada Yoon Hee 5 tahun yang lalu. Bahkan jika Yoon Hee
memaafkannya, aku tidak akan pernah memaafkannya seumur hidupku” Kim Hye Sung
terlihat lebih kesal dari Jin Wook dalam menyikapi hal ini. Jin Wook menyadari
satu hal, Kim Hye Sung mengetahui alasan Shin dan Yoon Hee membatalkan pertunangan
mereka 5 tahun lalu.
“Noona,,, kau tahu apa alasan Yoon Hee dan Park Jae Shin
berpisah 5 tahun lalu kan? Katakan padaku, apa yang sebenarya terjadi” Jin Wook
malah jadi lebih penasaran dengan hal itu.
Kim Hye Sung menyadari dirinya telah melakukan kesalahan,
dia sudah berjanji pada Yoon Hee untuk merahasiakan semua itu. Tapi Jin Wook
adalah suami Yoon Hee, Hye Sung merasa tak ada salahnya jika dia memberitahukan
hal ini pada Jin Wook.
“Akh… itu… engghh,, berjanjilah,, kalian tidak akan
mengatakan ini pada orang tua Yoon Hee” Hye Sung melirik Jin Wook dan Ji Suk
bergantian.
“Kami berjanji” Jin Wook dan Ji Suk mengatakannya bersamaan.
*Akh,, kompak sekali dua sahabat ini*
“5 tahun lalu,,, Yoon Hee melihat Shin tidur dengan salah
satu teman model Yoon Hee, Lee Ae Ri”
“Mwo?” Jin Wook dan Ji Suk kaget mendengar penyebab
hancurnya hubungan Shin dan Yoon Hee.
“Hari itu Yoon Hee berniat memberikan kejutan di hati ulang
tahun Shin, sepulang syuting… diam-diam dia datang ke aparteman Shin dengan
membawakan kue kesukaannya. Tapi yang dia liat adalah Shin yang sedang bersama
Lee Ae Ri di tempat tidur Shin”
“Shin berusaha menjelaskan pada Yoon Hee, jika malam itu,
dia dan Lee Ae Ri sama-sama mabuk dan akhirnya melakukan hal itu. Shin berusaha
meminta maaf pada Yoon Hee. Bahkan Lee Ae Ri pun menemui Yoon Hee dan
mengatakan dia dan Shin sama sekali tidak memiliki perasaan apapun. Apa yang
terjadi malam itu hanya karena mereka mabuk”
“Tapi Yoon Hee tidak bisa menerima Shin kembali sebagai
kekasihnya. Yoon Hee tidak bisa mengembalikan kepercayaannya pada Shin. Dia
tidak percaya jika Shin yang selama ini menghormatinya bisa dengan mudahnya
terpengaruh nafsu kelaki-lakiannya saat bersama Lee Ae Ri”
“Shin akhirnya menyerah dia memilih meninggalkan Yoon Hee,
apalagi,,, ternyata Lee Ae Ri hamil. Shin berniat bertanggung jawab atas apa
yang telah dia lakukan. Tapi,,, Shin juga tidak ingin mengecewakan orang tuan
Yoon Hee. Karena itu, Shin membawa Lee Ae Ri ke Jepang, tapi yang ku dengar .. Lee
Ae Ri menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan Shin. Dia tidak ingin karir
modelnya hancur karena kesalahan satu malamnya. Aku tidak tahu bagiamana hubungan
Shin dan Ae Ri pada akhirnya”
“Setelah Shin pergi bersama Ae Ri ke Jepang, Yoon Hee
mengalami depresi dan insomnia berlebihan. Dia tidak menunjukkan nya saat
berada di luar rumah, tapi setelah tiba di rumah Yoon Hee sering berteriak
histeris dan menangis semalaman. Selama ini,,, Shin terlalu protekif
menjaganya, sehingga Yoon Hee tidak pernah mendapat masalah berat dalam
hidupnya. Tapi siapa sangka, malah Shin yang memberikan masalah terberat dalam
hidup Yoon Hee”
“Apakah cerita itu nyata?” Jin Wook tiba-tiba menyela. Entah
mengapa dia tidak bisa mempecayainya, melihat sikap Yoon Hee pada Shin saat
mereka makan siang bersama, juga dari cara Yoon Hee membicarakan tentang Shin
padanya, cerita itu sama sekali tidak masuk akal.
“Apa maksudmu Lee Jin Wok-ssi? Apa kau pikir aku berbohong?”
“Bukan begitu,, hanya saja ,,, Saat aku melihat Yoon Hee
bersama Shin 6 bulan yang lalu, Yoon Hee sama sekali tidak terlihat membenci
Shin”
“Yoon Hee memang tidak pernah membenci Shin. Dia tahu, Shin
memang bersalah dalam hancurnya hubungan mereka 5 tahun lalu. Tapi dia juga
sadar, dia juga bersalah, karena tidak bisa memaafkan Shin dan memilih menyiksa
perasaannya sendiri. Setelah melakukan terapi dengan Psikiater, Yoon Hee tidak
lagi membenci Shin, dia masih menganggap Shin sebagai kakak yang selama ini
selalu melindunginya, dia tidak akan pernah melupakan hal itu. Namun,, dia
tidak bisa lagi mempercayai Shin sebagai seorang kekasih dan akhirnya dia malah
memiliki trauma tentang berhubungan serius dengan seorang pria”
“Terserah kau percaya atau tidak padaku Jin Wook-ssi, tapi
aku menceritakan yang sebenarnya. Aku yang berada di samping Yoon Hee saat dia
harus melewati masa sulit itu. Kini Yoon Hee sudah lebih dewasa, buktinya
beberapa kali dia memaklumi 1000 kesalahan yang kau lakukan. Aku bahkan
penasaran pelet apa yang kau gunakan hingga di mata Yoon Hee kau tidak pernah
salah”
“Tapi pada akhirnya kau juga membuat Yoon Hee menderita dan
membuatnya hilang ingatan? Akh,, Yoon Hee tidak pernah beruntung jika berurusan
dengan pria”
Jin Wook tidak bisa membantah apapun. Hye Sung benar, dia
pun sudah membuat Yoon Hee menderita selama ini. Dan tentang masalah Shin dan
Yoon Hee, Jin Wook tidak ingin berpikir apa-apa, itu masa lalu mereka. Yoon Hee
sudah mengatasi masa sulitnya dengan baik. Saat ini yang harus dia lakukan
adalah bagaimana caranya mengembalikan ingatan Yoon Hee.
“Mianne Noona,, aku tidak tahu jika Park Se Ra akan senekat
itu. Tapi,,, biar bagaimana pun semuanya sudah terjadi. Dan yang sangat ingin
aku lakukan saat ini adalah mengembalikan ingatan Yoon Hee. Menurut kalian, apa
yang harus aku lakukan untuk mengembalikan ingatannya?”
“Bawalah Yoon Hee ke tempat-tempat kenangan kalian Jin
Wook-ah” Itu ide dari Kim Ji Suk.
“Itu juga yang aku pikirkan, tapi,,, setelah aku
ingat-ingat, aku dan Yoon Hee sama sekali tidak memiliki tempat kenangan. Sejak
berkencan kami hanya menghabiskan waktu kami di Apartemen”
“Sshh,, kau benar Jin Wook-ssi, kalian berdua itu nyaris
tidak pernah pergi berkencan ke tempat-tempat menarik, dan lagi,,, kau tidak
bisa membawa Yoon Hee ke apartemen kalian saat ini”
“Itulah mengapa aku mendiskusikan hal ini dengan kalian
berdua, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membuat Yoon Hee mengingatku”
Jin Wook, Ji Suk dan Hye Sung kemudian terdiam bersama-sama.
Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
“Jin Wook-ah… sebaiknya kau lebih sering meluangkan waktu mu
untuk mengunjungi Yoon Hee di rumahnya. Siapa tahu dengan kalian lebih sering
bersama, ingatan Yoon Hee akan segera pulih” Lagi-lagi Kim Ji Suk memberikan
ide. Hye Sung dan Jin Wook saling berpandangan, lalu mereka sama-sama tersenyum.
Sepertinya ide itu lebih baik dari ide yang tadi.
***
Lee Jin Wook menatap pintu gerbang kediaman keluarga Jo.
Setelah dia meninggalkan In Ju, ini akan menjadi pertemuan pertamanya dengan
Yoon Hee sebagai Jo Yoon Hee, Jin Wook bingung bagaimana harus bersikap.
Sebenarnya dia sangat ingin memeluk Yoon Hee, tapi tentu saja dia tidak mungkin
bisa melakukan hal itu.
Pintu gerbang itu sudah terbuka setelah Jin Wook memencet
bel dan mengatakan siapa dirinya. Ibu Yoon Hee membuka kan pintu itu dari dalam
untuk nya. Dengan ragu, Jin Wook membukanya dan masuk dengan pelan-pelan.
Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Yoon Hee yang
sedang duduk di kursi taman sambil merajut sesuatu. Dia tampak cantik dengan
balutan baju hamil yang sepertinya dibelikan Ibunya. Ibu bercerita jika dia
belum mengijinkan Yoon Hee keluar dari rumah, bagaimana pun orang-orang akan
menyadari Yoon Hee adalah Jo Yoon Hee jika dia bekeliaran sembarangan di luar
rumah.
Yoon Hee tampak menikmati kegiatannya, apa yang sedang di
rajutnya? Dia bahkan tidak tahu jika Yoon Hee pandai merajut, ataukah dia
mempelelajarinya selama 6 bulan ini?
“Lee Jin Wook-ssi” Yoon Hee memanggil Jin Wook dengan penuh
suka cita. Jin Wook tersenyum membalas sapaan itu. Dia mendekati Yoon Hee.
“Apa yang sedang kau lakukan?”
“Membunuh waktu. Hidup di Seoul ternyata sangatlah membosan
kan”
Jin Wook dan Yoon Hee kemudian tersenyum bersama. Jin Wook
duduk di samping Yoon Hee dan melihat rajutan yang dikerjakannya.
“Akh,, sepatu bayi? Kau pasti tidak sabar menunggu
kelahirannya”
“Nde, aku sangat sangat tidak sabar. Sejak di Seoul dia
semakin sering menendang-menendang seolah ingin cepat keluar” Nada bahagia
terdengar dari perkataan Yoon Hee. Akh,, Jin Wook juga ingin segera melihat
jagoan kecilnya. Ibu Mertunya sudah memperlihatkna foto USG anaknya. Dia akan
memiliki seorang putra, jagoan kecil buah cintanya dengan Yoon Hee, namun,,,
Yoon Hee bahkan tidak ingat jika Jin Wook adalah Ayah dari anaknya.
“Dia pasti sangat tidak sabar bertemu dengan Ayah dan
Ibunya” Jin Wook mencoba memancing berharap Yoon Hee sedikit demi sedikit
mengingat siapa ayah anak itu sebenarnya.
“Kau benar, tapi,,, kadang aku sedih melihat ekspresi Shin
Oppa setiap kali aku membicakan bayi ini”
“Kenapa?”
“Dia selalu memasang ekpresi tidak antusias, seolah ingin
mengatakan, ‘kita tidak usah membicarakannya Yoon Hee-ya, ada banyak hal lain
lagi yang bisa kita bicarakan’ Sepertinya Shin Oppa benar-benar merasa
terganggu dengan kehamilanku, dan Bayi ini pun merasakan rasa tidak suka itu”
“Ottoke? Dia bahkan belum lahir ke dunia ini”
“Urri Eagi,,, tidak pernah menunjukan reaksi apapun saat
Shin Oppa bersamaku, padahal jika kami hanya berdua saja dia sering kali menunjukkan
keberadaannya dengan gerakan-gerakan yang membuat ku takjub”
Jin Wook tertegun. Anaknya benar-benar pintar. Dia bahkan
menunjukkan rasa tidak sukanya dengan baik pada orang yang sudah menculik
ibunya dari Ayahnya.
“Ommo,,,”
“Wae-yo Yoon Hee-ya?,, Akh,, Ani,, maskudku,, Park Yoon,, Ani,,,
Jo Yoon Hee-ssi” Jin Wook seketika panik mendengar Yoon Hee berseru tiba-tiba.
“Dia menendang. Sepertinya,,, dia menyukaimu Jin Wook-ssi.
Aku merasakan dia melakukan atraksi kecil di dalam sana setiap kali kita
bertemu, tapi kali ini dia benar-benar antusias”
Jin Wook merasa sangat terharu mendengarnya. Oh My,,, anak
itu benar-benar mengenali Ayahnya dengan baik.
“Bolehkah aku menyentuhnya?,,, aku ingin merasakan gerakannya
Yoon Hee-ya,, akh,, maksudku Yoon Hee-ssi”
“Lee Jin Wook-ssi, jika kau ingin memanggilku Yoon Hee-ya,,
aku tidak keberatan. Omma bilang sebelum aku hilang ingatak hubungan kita cukup
dekat”
“Kau ingin menyentuhnya, sini…” Yoon Hee kemudian mengambil
tangan Jin Wook dan meletakannya di perutnya. Bayi dalam kandungan Yoon Hee
kembali menendang.
“Akh,,, kau benar. Dia sangat aktif. Apakah itu artinya dia
menyukaiku?” Jin Wook tampak excited karena bisa merasakan gerakan putranya
dalam kandungan Yoon Hee.
“Nde,,, aku rasa begitu. Jika aku merasa senang, dia selalu
menunjukkan reaksi seperti itu. Dia pasti menyukaimu, karena kau orang yang
baik. Aku… bahkan belum sempat berterima kasih atas kebaikan mu”
Jin Wook melepaskan tangannya dari perut Yoon Hee. Dia tidak
ingin lepas kendali dengan tiba-tiba merengkuh Yoon Hee ke pelukannya.
“Lee Jin Wook-ssi, Gomawo, karena dirimu akhirnya aku bisa
bertemu dengan keluarga ku dan memiliki kesempatan untuk mengingat masa lalu ku
lagi”
“Akh itu,, aku sama seklai tidak melakukan apapun. Takdir
lah yang menuntun pertemuan kita”
“Shin Oppa sudah menceritakannya padaku. Aku dan Shin Oppa menikah
tanpa persetujuan orang tuaku, karena Shin Oppa adalah kakak angkatku. Ku
dengar,,, bahkan Omma mencoba menjodohkan ku dengan mu apakah itu benar?”
“Nde?” Jin Wook kaget mendengarnya, siapa yang mengarangkan
cerita itu untuk Yoon Hee? Jadi perannya kali ini adalah pria yang akan di
jodohkan dengan Yoon Hee tapi di tolak oleh nya? Ini benar-benar menggelikan.
“Siapa yang mengatakan itu?”
“Omma. Dia bilang kau adalah putra sahabatnya, dan Omma
sangat menyukaimu, hingga berharap bisa memiliki menantu seperti mu. Tapi aku
adalah gadis bodoh yang mencintai kakak ku sendiri”
Jin Wook tak kuasa menahan tawa kecilnya. Dia membayangkan
saat Ibu mertuanya menceritakan tentang hal itu pada Yoon Hee. Dia tidak
menyangka jika Ibu Mertuanya itu berbakat menjadi sutradara.
“Wae-yo? Apakah cerita itu tidak benar?”
“Ani,,, hanya saja,, aku tidak menyangka jika Ommo-nim masih
mengharapkan aku jadi menantunya”
“Jadi itu benar. Mianne Lee Jin Wook-ssi, karena aku tidak
memilihmu, aku pasti sangat mencintai suamiku, hingga aku mengabaikan pria
setampan dirimu” Yoon Hee bahkan terdengar merasa sangat bersalah karena tidak
bisa memilihnya.
“Tidak apa-apa, aku mengerti. Lagi pula, kita adalah teman
baik”
“Benarkah? Huaaah,,, pantas saja, saat pertama kali kita
bertemu, kau terasa tidak asing bagiku” Yoon Hee tampak sangat gembira.
“Akh,, Cham,, aku dengar kau seorang aktor”
“Nde…”
“Pantas saja kau tampak terluka saat aku bahkan tidak
mengenali wajahmu. Mianne Jin Wook-ssi”
“Tidak apa-apa, lagi pula kau tidak menonton televisi selama
6 bulan ini kan?”
“Ya.. tapi disini aku terpaksa harus menontonnya. Kau
tahu,,, hidup di Seoul sangat membosan kan, hingga aku memiliki banyak waktu
luang untuk menonton televisi. Aku meliha wawancaramu, saat kau mempromosikan film
terbarumu. Apakah sekarang filmnya sudah mulai tayang?”
Jin Wook kaget saat tahu Yoon Hee melihat wawancaranya.
Untung saja kasusnya bersama Park Se Ra tidak lagi di liput media, sejak Park
Se Ra keluar dari RS dan meminta maaf pada Publik karena sudah menjadi penyebab
menghilangnya Yoon Hee. Lagi pula kasus Yoon Hee tidak lagi menarik bagi media
karena banyak kasus lain yang lebih menjual untuk dijadikan berita.
“Belum… Film itu baru akan di rilis menjelang akhir tahun”
“Huaaah,,, aku ingin sekali menontonnya. Tapi… aku bahkan
tidak ingat jika aku pernah pergi ke bioskop”
“Kau ingin menonton di Bioskop? Sekarang banyak film yang
menarik yang sedang tayang”
“Benarkah? Akh,, sayang nya Shin Oppa harus pergi ke Jepang.
Aku rasa Omma pun tidak akan mengijinkan aku untuk menonton sendirian”
“Kau ingin aku menemani mu untuk menonton di bioskop? Aku..
sangat senang menonton film”
“Kau mau menemaniku? Akh,, itu pasti sangat menyenangkan”
“Jika kau memang tidak keberatan, akhir pekan ini aku tidak
memiliki Acara, Ayo kita menonton film bersama”
“Huaah,, kau memang yang terbaik Jin Wook-ssi. Kita pasti
berteman sangat baik sebelumnya ya?” Jin Wook sangat bahagia karena dia bisa
melihat senyum bahagian Yoon Hee lagi. Jo Yoon Hee yang dulu selalu menolak
untuk diajak menonton film bersama karena takut media meng-gap mereka, padahal
Jin Wook memiliki koneksi dengan salah satu biokop besar di kota Seoul, dan mereka
bisa menonton film bersama agar tidak diketahui media. Sepertinya saat ini
waktu yang tepat untuk menggunakan koneksi itu.
“Ommo…” Yoon Hee berteriak kaget lagi sambil menatap perut
besarnya.
“Wae? Apakah dia menendang lagi?”
“Nde… sepertinya dia ikut senang karena kita akan menonton
film bersama”
Yoon Hee kemudian tertawa lepas. Jin Wook pun tak bisa
menahan dirinya untuk tertawa, dia tidak menyangka, jika akhirnya mereka bisa
tertawa lepas seperti hari ini. Ini adalah kebahagaian yang selalu di
dambakannya, bisa tertawa lepas seperti itu bersama istri tercintanya.
Namun kebahagiaan meraka harus terusik karena kehadiran
seseorang.
“Lee Jin Wook-ssi, bisakah kita bicara sebentar” Park Jae
Shin menyela tawa Jin Wook dan Yoon Hee dengan nada bicara yang teramat dingin
Yoon Hee menatap Jin Wook seolah meminta maaf karena sikap
suaminya yang begitu dingin tehadapnya. Jin Wook hanya tersenyum kecil dan
meninggalkan Yoon Hee di bangku taman keluarga Jo untuk berbicara dengan Park
Jae Shin di tempat lain.
***
“Aku akan meninggalkan Yoon Hee bersama mu untuk sementara
waktu. Berjanjilah pada ku untuk terus membuatnya tertawa seperti tadi. Dan
jangan lupakan perjanjian kita. Jika kau tak berhasil mengembalikan ingatannya,
aku akan memaksa mu untuk meninggalkannya”
Kadang Jin Wook tidak mengerti dengan sikap Park Jae Shin.
Jika memang pria ini ingin memisahkan Jin Wook dan Yoon Hee, seharusnya dia
tidak memberikan kesempatan mereka untuk bersama, tapi… sepertinya Park Jae
Shin memang ingin ingatan Yoon Hee kembali secepatnya, jadilah dia terus
menekan Jin Wook dalam hal ini.
“Bahkan jika aku tak berhasil mengembalikan ingatannya
setelah Yoon Hee melahirkan. Aku tidak akan pernah menyerahkan Yoon Hee dan
putraku padamu. Aku dengar kau bahkan tidak menyukai kehadirannya. Bagaimana
bisa kau ingin menjadi Ayah dari putraku dengan sikap yang seperti itu”
“Aku tak peduli apa yang akan kau lakukan. Berusahalah
sebaik mungkin untuk mengembalikan ingatan Yoon Hee, sebelum aku kembali
memisahkan kalian”
Itu adalah kalimat terakhir yang Park Jae Shin katakan pada
Jin Wook, sebelum Ibu mertuanya datang dan menyuruh mereka untuk makan siang
bersama.
***
“Jin Wook-ah,,, apa kau sudah menengok Park Se Ra di
rumahnya?” Ji Suk tiba-tiba menanyakan pertanyaan tidak penting saat Jin Wook
sedang menatap latar Laptop untuk memilih film yang akan ditontonnya bersama Yoon
Hee akhir pekan nanti.
“Mengapa aku harus melakukan itu? Aku bukan siapa-siapanya”
Jin Wook menjawabnya dengan tidak menoleh pada Ji Suk sama sekali.
“Aku dengar dia menolak melakukan terapi agar bisa berjalan
lagi” Kim Ji Suk memberi tahu. Jin Wook menghentikan kesibukannya dan menoleh
Ji Suk.
“Aku tak menyangka jika kau peduli pada Park Se Ra, apa
sekarang kau merasa kasihan padanya karena dia lumpuh?”
“Bukan begitu Jin Wook-ah. Aku hanya meminta detektif yang
kita sewa untuk terus menyelidiki gerak gerik Park Se Ra, siapa tahu dia
mengambil langkah lebih gila dari 6 bulan yang lalu”
“Tenang saja Ji Suk-ah, kuasa hukum Park Se Ra sudah
menjanjikan bahwa Park Se Ra tidak akan mengganggu hidupku lagi, jika dia
melakukannya, aku tidak akan segan menyerahkan bukti percakapan kami dan
menuntutnya atas penculikan Yoon Hee”
“Kau benar-benar merekam percakapan kalian?” Ji Suk merasa
aneh pada sahabatnya ini, bisa-bisanya dia kepikiran untuk melakukan hal itu.
Dia benar-benar mempersiapkan segalanya untuk menghadapi Park Se Ra.
“Nde, aku belajar dari Park Sun Woo,,, berjaga-jaga adalah
jalan terbaik” Jawab Lee Jin Wook tanpa ekpresi kemudian kembali memfokuskan
diri pada kegiatan sebelumnya.
Tawa Kim Ji Suk hampir meledak melihat ekpresi Lee Jin Wook
saat mengatakan hal itu. Sahabatnya ini kadang tidak sadar jika ekpresi
datarnya yang seperti itu bisa mengundang banyak tawa orang-orang disekitarnya.
“Baiklah,, aku tak akan lagi membicarakan Park Se Ra. Lalu…
bagaimana rencana mu untuk mengembalikan ingatan Yoon Hee? Apakah sudah ada
perkembangan?”
Jin Wook kembali menghentikan kegiatannya. “Belum… Yoon Hee
sama sekali belum mengingatku. Tapi kau tahu Ji Suk-ah,,, putra kami
benar-benar pintar”
“Apa maksudmu, dia bahkan belum lahir kau sudah memujinya
seperti itu”
“Urri Eagi,,, bisa membedakan dengan baik siapa Ayahnya
sebenarnya. Yoon hee bilang dia sepertinya tidak menyukai Park Jae Shin, jadi
dia sama sekali tidak pernah bergerak saat berada di dekat pria itu. Tapi saat
aku sedang bersama Yoon hee, dia selalu melakukan atraksi kecilnya. Bahkan
kemarin aku bisa merasakan tendangannya. Itu benar-benar menakjubkan”
Kim Ji Suk senang bisa melihat Lee Jin Wook kembali
bersemangat seperti itu. Meski Yoon Hee tidak mengingatnya, dia sangat antusias
menyambut kehadiran anak mereka.
“Huaah,, anakmu benar-benar pintar Jin Wook-ah. Aku jadi
tidak sabar ingin bertemu dengannya”
“Kau ingin melihat fotonya? Ommo-nim memberikan foto hasil
USG terakhirnya padaku. Dia benar-benar tampan”
Jin Wook langsung berlari ke kamarnya dengan semangat,
sebelum Kim Ji Suk sempat menjawab pertanyaannya itu. Dan tak lama dia kembali
dengan selembar foto hasil USG ditangannya.
“Lihatlah,,, dia tampan sekali bukan? Hidung dan bibirnya
sama persis dengan milik ku. Jika Yoon Hee melihatnya setelah dia lahir, aku
yakin dia akan menyadari bahwa Akulah Ayah dari anaknya itu. Kami berdua
benar-benar mirip. Kau setuju dengan ku kan Ji Suk-ah?”
Ji Suk menatap foto USG yang ditunjukan Jin Wook padanya
kemudian menatapa wajah Jin Wook, dia sama sekali tidak melihat kemiripan yang
dimaksud Jin Wook. Ayolah,,, foto itu hanya menunjukan gambar hitam putih
seorang bayi yang meringkuk dalam rahim ibunya. Wajahnya tidak terlalu jelas,
bagaimana bisa Jin Wook mengatakan anaknya itu sangat mirip dengannya.
“Jin Wook-ah,, kau tidak gila karena Yoon Hee tidak bisa
mengingatmu kan?”
“Tentu saja tidak. Mengapa kau bertanya seperti itu?”
Ji Suk mengambil foto hasil USG itu dari tangan Jin Wook dan
meletakannya sejajar dengan wajah Jin Wook. “Aku sama sekali tidak melihat
kemiripan antara wajah bayi di foto ini dengan wajahmu. Wajahnya bahkan tidak
terlalu jelas”
Jin Wook kembali mengambil foto itu. “Kau yang buta.
Bagaimana bisa kau bilang dia tidak mirip dengan ku, Omma ku bahkan mengatakan
bahwa dia sangat mirip dengan ku”
Ji Suk merasa lelah mendengar hal itu. Jin Wook dan Omma nya
sama-sama gila kalau begitu. Heeeuuhh..
“Akh,,, Jin Wook-ah, apa orang tuamu sudah menemui Yoon
Hee?”
“Nde,, Omma dan Appa sangat merindukan menantu mereka. Bahkan mereka
sudah menemuinya sebelum aku menemui Yoon Hee kemarin siang”
“Huaaah,,, bagaimana reaksi Yoon Hee?”
“Ommo-nim bilang Yoon Hee menyambut mereka denga baik
sebagai orang tuaku dan bersikap santun pada mereka. Ommo-nim mengarang cerita
bahwa Ibuku adalah sahabatnya dan aku adalah pria yang akan di jodohkan dengan
Yoon Hee, namun Yoon Hee malah memilih kakak angkatnya”
Ji Suk bengong mendengarnya. Dia tidak tahu jika yang gila
itu bukan saja Jin Wook dan Omma nya, tapi juga ibu mertuanya. Dia rasa
keluarga Jin Wook dan Yoon Hee mendadak jadi gila karena hilangnya ingatan Yoon
Hee.
“Mwo? Aku tidak sangka, jika Ibu Mertua mu itu berbakat
menjadi seorang sutradara”
“Aku pikir juga begitu. Jangan-jangan saat muda dia memang
pernah menjadi sutradara, karena itulah Yoon Hee pun tertarik untuk menjadi
seorang aktris”
Ji Suk sudah tidak tahan lagi. Jin Wook sepertinya sudah
benar-benar tidak waras hingga memikirkan bahwa Ibu mertuanya pernah menjadi
sutradara.
“Jin Wook-ah,,, aku rasa kau harus pergi ke toilet” Ji Suk lebih
memilih untuk menghindari Jin Wook jika sudah seperti itu. Jika tidak,,, Jin
Wook akan mengatakan hal-hal yang lebih gila lagi.
Jin Wook bingung dengan sikap Kim Ji Suk yang terkesan
menghindarinya, tapi dia tidak ingin ambil pusing dan kembali memfokuskan diri
pada Laptopnya. Hmm,, film apa yang kira-kira cocok untuk ditonton bersama Yoon
Hee akhir pekan nanti ya?
***
“Ternyata begini rasanya menonton di bioskop. Layarnya
benar-benar besar” Yoon Hee tampak takjub saat Jin Wook mengajaknya untuk menonton
film di Bioskop. Dia memilih menonton film Plan Man, film komedi romantis yang
dibintangi oleh Han Ji Min dan Jung Jae Young. Karena Yoon Hee sedang hamil Jin
Wook tidak bisa mengajaknya menonton film aksi.
“Apakah kau pernah bermain bersama dengan salah satu pemain
film yang kita tonton ini Jin Wook-ssi?”
“Nde,,, aku pernah bermain dalam satu drama dengan pemeran
utama wanitanya”
“Benarkah? Apakah kalian menjadi pasangan di film itu?
Kalian pasti cocok sekali, dia terlihat sangat cantik”
“Tidak. Aku bermain di drama Han Ji Min-ssi di awal-awal
karirku sebagai aktor. Aku hanya menjadi Cameo di drama yang dia bintangi”
“Begitukah? Aku harap kau punya kesempatan untuk bermain
bersamanya lagi. Han Jin Min-ssi sangat cantik dan pandai berakting”
Jin Wook hanya tersenyum kecil mendengar harapan Yoon Hee
itu. Jika ada kesempatan, dia pun ingin beradu akting dengan Han Ji Min.
“Akh,, Cham,,, mengapa bioskop ini sepi sekali. Penontonnya
hanya kita berdua?”
“Itu karena aku menyewa seluruh gedung bioskop ini untuk
kita berdua”
“Mwo? Mengapa kau melakukan hal itu”
“Yoon Hee-ya,, aku ini seorang selebritis. Jika orang-orang
melihatku menonton bioskop dengan seorang wanita cantik seperti mu makan akan
timbul gossip yang tidak-tidak”
“Akh… kau benar juga… aku tidak berpikir sampai kesana…
Itukah alasan kita masuk lewat pintu masuk staf dan kau meminta ku untuk
memakai wig dan kaca mata hitam saat masuk ke gedung ini”
“Nde… kau pintar sekali Yoon Hee-ya”
“Sepertinya menjadi seorang selebritis sangat merepotkan”
“Tidak usah memikirkannya, lebih baik kita fokus menonton
filmnya” Jin Wook mengingatkan Yoon Hee agar mereka kembali fokus pada film
yang mereka tonton.
***
“Filmnya sangat menarik, sepertinya aku akan ketagihan untuk
menonton film” Yoon Hee tampak senang setelah mereka selesai menonton Film Plan
Man.
Jin Wook mengajak Yoon Hee untuk makan di private room
sebuah restoran yang berada di dekat gedung CGV tempat mereka menonton film.
Tentu saja mereka masih menggunakan costum penyamaran mereka, Jin Wook
memanfaatkan costum Tuan dan Nyonya Kim untuk membawa Yoon Hee pergi keluar
rumah. Bagaimana pun dia harus berjaga-jaga untuk menghindari media.
“Lain kali aku akan mengajak mu menonton lagi”
“Wah,,, benarkah”
“Hmm,, mungkin,, kau bisa datang ke Premier fim ku Yoon
Hee-ya,, aku harap saat itu kita berdua tidak harus menyamar untuk
mengahdirinya”
“Tapi Premier Film mu sepertinya masih beberapa bulan lagi.
Aku rasa saat itu sudah sibuk mengurus bayiku. Dan hidupku tidak membosan kan
lagi. Tapi,, akan aku usahakan untuk menonton film mu” Yoon Hee tersenyum
manis.
Jin Wook menghela nafas panjang. Semoga saat hari itu tiba,
kau sudah mengingatku sebagai suami mu Yoon Hee-ya. Jin Wook bergunam dalam
hati.
“Jin Wook-ssi, beberapa malam ini aku sering bermimpi”
“Mimpi? Tentang apa?”
“Tentang sebuah Playground, aku memimpikannya beberapa kali.
Aku rasa tempat itu ada hubungannya dengan ingatan masa laluku”
“Playground? Apa yang kau lihat dalam mimpimu?”
“Hanya gambaran Playground itu saja, yang tampak sepi dan
tenang di malam hari sengan sebuah box telepon merah disekitarnya. Aku sudah
menanyakan tentang Playground seperti itu pada Omma, tapi Omma bilang tidak ada
Playground seperti itu di sekitar lingkungan rumah kami”
Jin Wook tertegun. Box telepon merah? Bukan kah itu
Playground tempat mereka syuting Nine? Mengapa Yoon Hee memimpikan tempat itu?
“Kau yakin itu Playground dengan box telepon merah?”
“Nde, aku sangat yakin karena aku sangat sering
memimpikannya. Wae-yo?”
Jin Wook menghela nafas panjang. Mungkinkah ini salah satu
tanda bahwa ingatan Yoon Hee akan kembali? Setelah dipikir-pikir tempat Syuting
Nine mungkin menjadi tempat salah satu tempat kenangan mereka, karena Yoon Hee
dan Jin Wook banyak menghabiskan waktu bersama di tempat-tempat itu. Haruskah
Jin Wook membawa Yoon Hee ke Nepal?
“Rasanya aku tahu sebuah Playground dengan box telepon
mereka di sekitarnya. Apa kau ingin aku mengajakmu ke sana?”
“Benarkah? Kau tahu tempat itu?”
“Aku tidak yakin, jika itu memang tempat yang ada di
mimpimu, tapi… tidak ada salahnya kita mencoba pergi ke sana kan?”
“Benar… kita harus mencobanya. Akh,,, aku ingin segera
mengingat masa laluku. Rasanya tersiksa hidup tanpa identitas seperti ini”
“Kapan kau ingin aku mengantar mu kesana?”
“Hmm,, setelah ini, apa kau ada acara lain?”
“Tidak ada, setelah mengantarmu pulang, aku juga akan pulang
ke rumahku”
“Kalau begitu,,,, bagaimana kalau sekarang saja kita pergi
ke tempat itu?” Yoon Hee bertanya ragu-ragu. Dia sudah sabar untuk melihat
tempat yang selalu muncul di mimpinya itu. Dia yakin ada sebuah kenangan di
tempat itu
“Sekarang? Apa kau tidak merasa lelah?” Jin Wook
mengkhawatirkan Yoon Hee. Dia tidak ingin Yoon Hee terlalu lelah, meraka masih
punya hari lain untuk pergi ke tempat itu.
“Tidak sama sekali” Yoon Hee malah tampak sangat antusias
untuk segera pergi ke sana. Sepertinya Jin Wook harus mengabulkan permintaan
istrinya itu.
***
“Uwaaahhh,,, tempat ini persis sama dengan yang ada di
mimpiku” Yoon Hee tampak takjub melihat Playground yang dimaksud Jin Wook.
Suasana Playground itu sudah sepi karena hari sudah sore dan langit sangat
mendung.
“Yoon Hee-ya,, sepertinya kita tidak bisa berlama-lama di
tempat ini. Aku rasa hujan akan segera turun”
“Nde,,, biarkan aku melihat-melihat dulu. Aku benar-benar
tak percaya aku bisa melihat tempat ini” Yoon Hee berjalan menuju perosotan
tempat dirinya menjatuhkan diri pada Scene First Kiss Sun Woo dan Min Young di
Drama Nine.
“Bahkan perosotannya pun persis sama” Yoon Hee memegang perosotan itu. Lalu
kemudian terdiam, dia mendapat sebuah ingatan. Apa itu? Dia mencium seseorang
di Playground ini?
Jin Wook yang melihat Yoon Hee tiba-tiba terdiam
mencemaskannya. “Yoon Hee-ya ada apa?” Yoon Hee sama sekali tidak menyahut, dia
hanya memantung disamping perosotan itu.
Tiba-tiba saja hujan pun turun. Refleks Jin Wook berlari ke
arah Yoon Hee untuk mengajak nya berteduh. Jin Wook tidak sempat mencapai mobil
nya, dia pun menarik Yoon Hee ke dalam box telepon yang ada di Playground itu.
“Kita berteduh disini saja dulu, aku rasa hujannya akan
segera reda”
Yoon Hee masih mematung karena mendapat sebuah ingatan. Dia
sama sekali tidak memperhatikan kata-kata Jin Wook dan dimana dia berada
sekarang. Yoon Hee kembali menatap perosotan itu lalu kembali memikirkan
ingatan itu. Siapa yang dicium di Playgroud ini? Shin Oppa kah?
Ingatan Yoon Hee kemudian semakin jelas, dia mengingat saat
dia melepaskan ciumannya dan menatap orang yang di ciumnya. Dan orang itu
adalah…. Lee Jin Wook????
****
To Be Continued
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
tiap hari bolak balik liat blog ini cuma buat tau kelanjutan fanfic ini...
BalasHapuskerennnnn..!!!!
semangat !!!!
-indah
Mba irfa..!
BalasHapusZmngat..ku tnggu zlnjut'y..! :D
ngga zbar nih,, "nde yoon hee , itu lee jin wook" :D haha :D
sdh part 21...nunggu kelanjutan dan endingnya..
BalasHapushehe iya, ini dah lebih dari jumlah episode nine sendiri :)
Hapusteh irfa bakat banget ya! coba buat novel ^^"
Daebak... Mb Irfa,,,
BalasHapusGemes deh...
Dah ga' sabar nunggu kelanjutannya..
Fighting...^_^
wow.. kerennn
BalasHapusSempet ga tega sama Jin Wok.. pas dia lagi ber dua sama Yoon Hee...
:(
lanjut part 22
Fighting..
Biar lepi cepat sembuh.. :)