Dae Young berhasil memadamkan api
dari kota surat itu, dan bertanya apakah Nenek Lee dan Soo Ji baik-baik saja?
Untunglah api nya tidak besar, tapi Soo Ji penasaran dari mana datangnya api
itu?
Tiba-tiba seseorang turun dari atas dengan hanya menggunakan setelan
tidurnya. Dae Young dan Soo Ji sama-sama kaget melihatnya, siapa pria itu? Pria
itu adalah Joo Seung, penghuni atap. Joo Seung yang kaget langsung
kabur lagi ke atap. Dae Young tidak membiarkannya begitu saja, dia mengejar Joo
Seung ke hingga ke atap sementara Nenek Lee panik melihat hal itu.
Dae Young
berhasil menangkan Joo Seung dan bersiap untuk memukulnya, dia bertanya, “Siapa
Kau? Mengapa kau lari setelah rumah kami terbakar?” Joo Seung mengelak, bukan
dia yang membakarnya. Dae Young tetap curiga karena Joo
Seung tertangkap di TKP, mengapa dia mencoba untuk menyangkalnya.
Nenek Lee dan Soo Ji tiba di atap. Nenek sangat panik melihat Dae Young yang mencoba memukul Joo Seung, dia segera menghentikan Dae Young dan berkata untuk melepaskannya. Nenek Lee akhirnya berkata jika Joo Seung adalah orang yang tinggal di atap.
Soo Ji dan Dae Young sama
kagetnya, selama ini Soo Ji tidak pernah melihat pria itu. Nenek Lee
menjelaskan, karena pemilik villa belum mendapat ijin untuk menyewakan ruangan
yang ada di atap, jadi dia menyuruh Joo Seung untuk tinggal disana secara
diam-diam untuk sementara waktu. Nenek
Lee membantu Joo Seung bangun dan bertanya apakah dia terluka? Joo Seung
menggeleng sementara Soo Ji saling berpandangan… mereka berdua merasa bingung.
Peristiwa kebakaran di Villa
Sejong diselidiki polisi dan hasilnya ada punting rokok di kotak surat. Polisi
meminta Ahjuma Kim untuk memberitahu mereka jika ada orang di curigai. Setelah
polisi pergi, Ahjuma Kim memberitahu Dae Young, Soo Ji dan Nenek Lee tentang
penyebab kebakaran tersebut. Ahjuma Kim mencurigai anak-anak SMA yang
menggaunggu Joo Wan tempo hari yang melakukannya, tapi Dae young memintanya
jangan berasumsi dulu karena belum ada bukti. Ahjuma Kim tetap curiga, lagi pula
polisi akan memeriksa ke Sekolah mereka untuk mencari tahu.
Soo Ji mengambil kesempatan
karena kejadian ini, jika Ahjuma Kim memasang CCTV seperti permintaannya pasti
pelakunya akan segera ditangkap dengan bukti yang tidak perlu di konfirmasi
lagi. Soo Ji kemudian mengungkit tentang Joo Seung, si penghuni atap. Bukankah
itu tindakan illegal membiarkan seseorang tinggal ruangan yang ada di atap
tanpa ijin? Ahjuma Kim panik dan mencoba mengelak, Soo Ji terus mendesak bahwa
dia sudah tahu semuanya tentang Ahjuma Kim yang memberikan uang sewa murah
dengan tidak mengajukan pemberitahuan pindahnya.
Saat Ahjuma Kim masih mengelak,
Nenek Lee mengaku bahwa dia sudah mengatakan semuanya pada Soo Ji dan Dae
Young. Karena kebakaran semalam, Joo Seung keluar dengan hanya menggunakan
pakaian dalam dan kaosnya, jadi Nenek Lee tidak bisa mengelak lagi. Soo Ji jadi semakin sinis karena
sebelumnya Ahjuma Kim menuduhnya sebagai pencuri sehingga dia tidak bisa pergi
kea tap, padahal Ahjuma Kim sedang menyembunyikan aktifitas ilegalnya.
Ahjuma
Kim mengakui kesalahannya, dia pun minta maaf dan memohon pengertian. Selama 3
bulan menyewakan atap, Ahjuma Kim tidak mendapatkan banyak uang kok, sewa per
bulannya hanya 200 dolar. Ahjuma Kim berjanji akan segera melaporkan keberadaan
Joo Seung karena merasa khawatir. Dae Young mendukung hal tersebut, sebaiknyas
segera dilaporkan daripada harus membayar denda dan mendapat surat teguran.
Tapi yang menjadi prioritas
Ahjuma Kim saat ini adalah menangkap pelaku kebakaran kotak surat di Villa
Sejong. Dia sangat pusing saat ini, belum lagi masalah Joo Wan yang dibully.
Rasanya dia tidak bisa hidup. Ahjuma Kim pamit untuk mulai menyelesaikan
masalahnya.
Nenek Lee kini merasa lega karena
dia sudah tidak menyimpan rahasia tentang penghuni atap. Dae Young mengejek Soo
Ji yang tampaknya sudah puas mengeluarkan kemarahannya pada Ahjuma Kim. Soo Ji
mengelak dia melakukan itu karena tidak bisa membiarkannya begitu saja, Soo Ji
sangat kesal dan menyebut Ahjuma Kim sebagai si mata duitan. Soo Ji masih
bersikeras mengajak Dae Young dan Nenek Lee untuk mengajukan pemasangan CCTV,
bukan itu saja mereka juga harus meminta kunci passcoded. Bukannya menyambut
ide Soo Ji, Dae Young malah mengajak Nenek Lee masuk dan membiarkan Soo Ji
sendirian.
Joo Seung mengamati keadaan dari
balik tangga, saat melihat Dae Young, Nenek Lee dan Soo Ji masuk ke dalam
Villa, dia segara lari ke atas. Nenek Lee berteriak agar Joo Seung tidak lagi
berlari, Soo Ji juga setuju, bagaimanapun juga Joo Seung salah satu penyewa dan
dengan semangat 45 dia mengajak Joo Seung menuntut hak mereka. Namun Joo Seung
sudah menghilang, Nenek Lee berpikir Joo Seung sepertinya benar-benar pemalu.
Akh padahal akan sangat menyenangkan jika mereka bisa memiliki hubungan yang
hebat dengan tetangga. Karena Joo Seung tidak percaya diri, dia hiduo dengan
menyedihkan, Nenek merasa kasihan padanya.
Sang Woo begitu terburu-buru
pergi dari ruang meeting hingga bertabrakan dengan Soo Ji, “Aku minta maaf,
penulis Baek, pikiranku berada di tempat lain” Soo Ji berkata tidak apa-apa
padahal di dalam hatinya dia luar biasa bahagia karena Sang Woo kini
memanggilnya Penulis Baek.
Hong In Ah malah mencurigai
sesuatu tentang Sang Woo, dan dia mengatakan hal itu pada Soo Ji. Bahkan, hari
ini bukan hari Jum’at mengapa Sang Woo begitu giat bekerja? Soo Ji membela Sang
Woo, bukan kah itu sangat bagus jika dia begitu antusias. Tidak.. pasti ada
yang salah. Hong In Ah menebak. Wanita. Sang Woo pasti punya seorang pacar. Soo
Ji langsung cemas mendengarnya.
Ketika Sang Woo kembali ke ruang
meeting, Hong In Ah pun memastikan kecurigaannya. Hong In Ah mencoba bertanya
pada Sang Woo, tapi dia malah sibuk dengan ponselnya. Hong In Ah semakin curiga
dan Soo Ji semakin cemas. Soo Ji lah yang akhirnya menyadarkan Sang Woo, jika
Hong In Ah sedang memanggilnya. Hong In Ah pun bertanya apakah Sang Woo ada
janji saat pulang kerja? Ini bukan hari Jum’at, tapi Sang Woo begitu giat
bekerja. Sang Woo berkata dia memang ada janji.
Pancingan kedua, Hong In Ah minta
menumpang ke Seoul pada hari Jum’at karena mobilnya sedang di bengkel.
Sebenarnya suaminya sudah akan membelikan mobil baru untuknya, tapi dia tidak
bisa mengendarainya karena dia adalah PNS. Dengan tenang Sang Woo berkata jika
dia tidak akan pulang ke Seoul akhir pekan ini. Hong In Ah merasa heran bukan
kah Sang Woo bilang Kota Sejong itu tidak menyenangkan? Itu benar, tapi… Sang
Woo mulai berubah pikiran, ternyata Kota Sejong tidak membosankan seperti yang
dia pikirkan.
Hong In Ah memberikan isyarat
pada Soo Ji, ‘Kau lihatkan? Ini pasti karena wanita’ Soo Ji semakin cemas dan
mulai panik, namun dia tidak bisa menunjukkannya di depan Sang Woo dan Hong In
Ah.
Ahjuma Kim mengecek biaya
pendaftaran ruangan di atap, dia kaget karena harus membayar denda 3000 dolar.
Belum sempat berpikir apapun, Dae Young datang ke kantor Real estate dan
membuatnya segera menutup Laptopnya. Ahjuma Kim bertanya apa yang membawanya
datang kesana. Tidak ada yang istimewa, tapi Dae Young tampak bersemangat. Ahjuma Kim curhat bahwa dia belum melaporkan
tentang ijin tinggal Joo Seung di atap, dia harus bolak balik kantor polisi
karena kasus kebakaran. Ternyata penyebabnya memang anak SMA yang waktu itu.
Dae Young merasa miris dengan
perilaku anak-anak itu, namun kemudian dia mengeluarkan beberapa dokumen. Dae
Young merasa semua ini karena kelalaiannya, jika Ahjuma Kim mendaftarkan gedung
nya sejak awal, pastilah Ahjuma Kim akan mendapat kompensasi. Ahjuma Kim tahu
arah pembicaraan Dae Young dan mencoba mengelak namun dengan sigap Dae Young
pun bergerak.
“Aku tahu apartemen kita tidak memiliki
alat pemadam kebakaran, sprinkler, atau bahkan alarm kebakaran. Tidak itu...
kita hanya memiliki satu ruangan di lantai empat. Tidak perlu membawanya ke
jalur hukum”
Ahjuma Kim merasa terjebak dan
berkata bahwa meski Villa nya tidak memiliki peralatan tersebut itu bukanlah
hal yang illegal. Dae Young tidak mengatakan itu illegal namun siapa yang
menjamin bahwa kejadian itu tidak akan terulang? Dae Young menjanjikan, jika
Ahjuma Kim mendaftarkan asuransi untuk Villanya saat ini, dia akan mendapatkan
alat pemadam kebakaran sebagai hadiah. Ahjuma Kim tampaknya merasa tertarik
dengan hadiahnya, dan Dae Young menambahkan mereka akan memberikan alat pemadam
kebakaran yang besar.
Soo Ji merasa sangat cemas karena
kemungkinan Sang Woo memiliki seorang pacar, saat mendengar suara Dae Young
yang tiba di depan kamarnya dia segera keluar dan memanggil Dae Young dengan
panik “Hei! Goo Dae Yeong!”
Dae Young yang sedang merasa
gembira membalasnya dengan riang, “Baek Soo Ji, Hai!” Soo Ji merasa Dae Young
sedang dalam suasan hati yang baik. Tentu saja dia baru saja menandatangani
sebuah kontrak asuransi. Soo Ji mencibir Dae Young ternyata egois, Soo Ji
sedang kalang kabut, Dae Young malah sibuk menjual asuransi.
Memangnya ada apa? Dae Young
merasa bingung dengan sikap Soo Ji yang terlihat bad mood. Dengan lemas, Soo Ji
berkata jika Sang Woo memiliki seorang kekasih. Bahkan mungkin dia sedang
berkencan dengan wanita itu. Dae Young bingung, apa yang Soo Ji bicarakan? Sang
Woo sejak tadi bersamanya. Soo Ji kaget mendengarnya. Dae Young menjamin jika
Sang Woo tidak memiliki kekasih dan dia mengajak Dae Young bermain dengannya
selama akhir pekan.
Soo Ji semakin kaget, apalagi
kini Dae Young memanggil Sang Woo dengan sebutan ‘hyung. Dae Young juga mengatakan jika mereka saling
berkirim sms. Dae Young merasa Soo Ji tak percaya padanya dan akhirnya
menunjukkan buktinya dengan menujukkan ponselnya yang memperlihatkan isi
percakapannya bersama Sang Woo di sms. Soo Ji menatap ponsel itu dengan kaget
dan takjub
“Apa ini... kalian sudah sedekat
ini? Wow! Batu loncatan! Sepertinya kalian berdua bahkan menonton film, bekerja,
dan makan bersama-sama” Soo Ji terpana
membaca isi percakapan Dae Young dan Sang Woo. Dae Young merasa bangga dengan
semua itu, namun Soo Ji malah dibakar amarah.
“Kau bajingan! Kau seharusnya
membuat Aku berkencan dengan dia!?”
tuduhnya kesal sambil menarik kerah pakaian Dae Young. Melihat amarah
Sooji, Dae Young mencoba menenangkannya
dengan berkata jika dia sedang memikirkan cara agar Soo Ji dan Sang Woo bisa
menghabiskan waktu bersama di akhir pekan ini. Soo Ji langsung tertarik
mendengarnya sementara Dae Young meminta Soo Ji melepaskan kerahnya.
Nenek Lee datang dan merasa
senang melihat mereka ada di luar, Nenek mengajak Soo Ji dan Dae Young untuk
makan malam bersama di atap. Nenek akan membuat sup ayam gingseng, Soo Ji
langsung menelan air ludahnya saat mendengarnya. Nenek takjub dan berkata suara
air liur Soo Ji bisa meruntuhkan Villa mereka. Dae Young sangat setuju dengan
hal itu, hahaha.
Nenek teringat jika Soo Ji tidak makan banyak
karena diet kan? Soo Ji mengatakan itu tidak masalah selama dia hanya makan
satu kali dalam satu hati. Soo Ji bahkan berbaik hati membawakan kompor yang
dibawa Nenek dengan penuh semangat.
Tiba di atap, Nenek mempersiapkan
panci untuk memasak Ayam ginseng nya kemudian meminta Dae Young mengambilkan
bumbu di gentong dan meminta Soo Ji memetik paprika yang dia tanam di atap
sementara itu Nenek Lee masuk ke kamar Joo Seung untuk membawanya keluar agar
mau makan malam bersama mereka. Kini Joo Seung tidak perlu lagi bersembunyi.
Nenek membawa Joo Seung duduk
bersama Soo Ji dan Dae Young dan memperkenalkannya sebagai Lee Joo Seung yang
sedang belajar untuk ikut ujian PNS. Dae Young dan Soo Ji pun memperkenalkan
diri masing-masing namun mendapatkan tanggapan tak antusias dari Joo Seung.
Soo Ji merasa heran bagaimana Joo
Seung bisa hidup tanpa terlihat oleh orang lain? Nenek berkata itu karena dia
terjebak di dalam kamarnya sepanjang hari untuk belajar. Dia keluar untuk
beberapa keperluan di malam hari, jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu satu
sama lain.
Dae Young bertanya berapa umur
Joo Seung? 30 tahun. Huah… Nenek Lee juga sepertinya baru tahu dan dia tampak
kaget, Soo Ji merasa takjub karena Joo Seung terlihat begitu muda. Pasti itu
karena Joo Seung tidak makan dengan baik ya? Setiap hari hanya makan ramen,
padahal Nenek menyiapkan banyak makanan untuknya. Sepertinya Nenek
memperlakukan Joo Seung seperti anak sendiri, akh… itu karena Nenek Lee merasa
sangat kasihan padanya. Untuk orang-orang muda, belajar adalah hal penting tapi
mereka juga harus menjaga kesehatan mereka.
Sebenarnya, Dae Young
memperhatikan ekspresi wajah Joo Seung yang sedikit aneh baginya, namun dia
tidak mengungkit hal itu, apalagi Nenek Lee juga meminta dia dan Soo Ji agar
berhubungan baik dengan Joo Seung, mengobrol dan juga makan bersama-sama dengan
nyaman.
Ayam ginseng sudah matang! Nenek
membuka panci membuat Dae Young dan Soo Ji sangat bersemangat. Nenek memberikan
daging ayam yang besar dan lezat untuk Dae Young dan Joon Seung, namun Soo Ji
hanya mendapatkan potongan leher dari Nenek yang menurutnya tidak banyak orang
yang tahu jika leher ayam itu sangat nikmat. Soo Ji tampak kecewa, apalagi Dae
Young malah berkata dia iri pada Soo Ji, heu..
Dae Young menikmati ayam nya
dengan nikmat, dia memuji kelezatan rasa ayam itu dan mencampurnya dengan
kimchi dan juga cabai. Saat Ayam dihidangkan di atas meja, Soo Ji akhirnya bisa
merasakan kenikmatan daging Ayam ginsengnya, bukan hanya leher ayam semata, dia
sangat menikmati Ayam tersebut dan merasa sangat bahagia memakannya.
Joo Seung yang tadinya biasa saja
pun akhirnya menikmati juga makanannya setelah Nenek Lee membawa kimchi baru
untuk teman makan Ayam dan menyuapi Joo Seung, lama-lama Joo Seung tersenyum
setelah merasakan lezatnya makan malamnya hari ini. Nenek berpesan pada Joo
Seung agar tidak pilih-pilih makanan lagi dan mulai mengkonsumsi makanan sehat.
Soo Ji benar-benar menikmati Ayam ginseng itu, sampai-sampai dia
memberikan tanda hati dengan tangannya pada Nenek Lee yang sudah membuatnya
merasakan Ayam ginseng seenak itu. Tak lupa menuangkan kaldu Ayamnya
ke dalam piring kecil dan mulai meminumnya dengan nikmat seolah dia tidak
pernah merasaka itu sebelumnya.
Nenek Lee berkata hanya ada satu
ginseng yang dia pakai, bagaimana ini? Dae Young mengalah dan berkata untuk
memberikannya pada Joo Seung saja. Selain itu, Ginseng yang dimasak terlalu
lama sudah tidak berkhasiat lagi. Soo Ji tidak setuju dengan perkataan Dae
Young.
Menurut Soo Ji makan gingseng
akan lebih pas jika dimakan dengan Ayam karena Ayam membantu menyeram komponen
saponin ginseng dan ginseng akan menghilangkan bau Ayam. Tapi menurut pendapat
Dae Young, komponen saponin ginseng malah sudah berbaur kedalam sup jadi
ginseng yang dimasak terlalu lama telah kehilangan gizinya.
“Apa Kau memeriksa komponen sup?
Apa Kau memeriksa komponen ginseng? Apa yang akan Kau lakukan jika ginseng ini
masih memiliki beberapa nutrisi yang tersisa di dalamnya?” Soo Ji bersikeras.
Dae Young tidak ingin kalah dan berkata dia sudah memeriksanya. Kapan? Kemarin!
Nenek Lee tidak mempedulikan
perdebatan Dae Young dan Soo Ji, dan memberikan ginseng itu pada Joo Seung,
tapi Joo Seung menolak karena itu pahit. Joo Seung mempersilahkan Soo Ji untuk
mengambil ginseng itu. dengan senang hati Soo Ji mengambil ginseng itu dan
tanpa pikir panjang memakan ginseng itu dengan bahagia.
Malah Nenek Lee yang tidak
bahagia melihat tingkah Soo Ji, “Ada yang lebih tua disini. Lihatlah Kau memakannya
tanpa menawarkannya padaku” mendengar
keluhan Nenek Lee, Soo Ji langsung berhenti makan ginseng, apalagi Nenek Lee
berkata, “Yaa, baiklah... seseorang yang besok akan mati sepertiku tidak perlu
makan makanan sehat, kan?” Soo Ji langsung tersedak setelahnya, sepertinya itu
adalah jebakan Nenek Lee pada mereka bertiga ;p. Dae Young hanya diam saja,
sementara Joo Seung tampak mencari-cari minum untuk Soo Ji
Akhirnya
mereka semua melanjutkan makan hingga perut mereka merasa kenyang dan matahari
hampir tenggelam. Semua orang menikmati makan malam
hari ini, Dae Young memuji masakan Nenek Lee dan Soo Ji memuji Kimchi buatan
Nenek Lee, Kimchi terenak yang pernah dia rasakan. Nenek Lee tertawa senang dan
berkata Soo Ji boleh membawa sekotak Kimchi untuknya. Soo Ji langsung berterima
kasih dengan gembira mendengarnya.
Saat matahari telah tenggelam,
Dae Young dan Soo Ji keluar dari Villa. Soo Ji mengeluh tadinya dia akan makan
sedikit saja tapi akhirnya makan banyak, apakah dia terlihat buncit karena
banyak makan? Soo Ji mulai panik dan berpikir untuk kelaparan hingga
mendapatkan Sang Woo.
Dae Young tidak menanggapi ocehan Soo Ji dan
malah mempertanyakan tentang Joo Seung, bukan kah ada sesuatu yang aneh tentang
dia? Soo Ji tidak melihat hal itu. Karena Joo seung mengunci diti di kamar
sepanjang haru di kamar untuk belajar, dia tidak terbiasa berada di sekitar
orang-orang. Tidak semua orang memiliki daya tarik seperti Dae Young.
Soo Ji malah curiga, “Apa Kau
mungkin cemburu karena Nenek tampaknya memperhatikannya?” Dae Young meminta Soo
ji berhenti mengatakan hal tidak masuk akal, tapi Soo Ji tetap menggodanya,
hingga Dae Young berkata, “Aku akan bertemu dengan Sang Woo pada akhir pekan:
Hanya kami berdua” Soo Ji langsung minta maaf dan merapikan pakaian Dae Young,
tapi itu tidak cukup, Dae Young minta dibelikan eskrim juga. Soo Ji hanya bisa
bengong, setelah makan begitu banyak, Dae Young masih ingin makan es krim?
Akhirnya Soo Ji membawa Dae Young
ke toko yang agak jauh dari Villa mereka. Mengapa Soo Ji membawa Dae Young
kesana? Karena di toko tersebut ada diskon 50% untuk semua jenis es krim. Soo
Ji mengambil dua bungkus es krim yang sama dan menunjukkannya pada Dae Young,
“Ta-Da!” Dae Young tampak takjub melihat es krim tersebut. Itu adalah es krim
yang sering mereka makan saat masih kecil, Soo Ji menemukan beberapa waktu yang
lalu.
Soo Ji juga merasa takjub
sendiri, dulu dia sering mengkonsumsi es krim itu 10 tahun lalu. Dae Young
langsung nyeletuk, “Saat kau menjadi Baek Dweaji?” lalu tertawa. Soo Ji
langsung mengubah ekspresi dan suaranya, “Ya! Itulah sebabnya Aku tidak bisa
makan karena dietku, Kau makan saja. Jadi aku bisa ikut merasakannya” Soo Ji
menyodorkan sebungkus eskrim pada Dae Young dan memasukan yang satunya.
Ahjuma Kim keluar dari toko
tersebut, dia sedang berkeliling ke semua toko di daerah mereka untuk
memberitahu mereka agar tidak menjual rokok pada anak dibawah umur. Ahjuma Kim
tampak terburu-buru dan segera pamit karena harus pergi ke toko lain. Soo Ji
masih saja kesal dan setelah Ahjuma pergi kembali mengungkit tentang CCTV, Dae
Young menyarankan Soo Ji segera membayar es krim nya saja.
Ahjuma Kim tiba di minimarket tempat
Hye Rim bekerja sambilan dan berkata ada yang harus dia diskusikan dengan Hye
Rim. Dengan gaya sok bossy, Ahjuma Kim berkata untuk tidak menjual rokok dan
minuman beralkohol pada anak dibawah umur.
Tentu saja, Hye Rim sudah
melakukan hal itu. Tapi tetap saja ada toko yang memberikannya, Ahjuma Kim
tidak tahu dimana, mereka menjual rokok pada anak SD, apakah itu di toko ini?
Toko lain tahu wajah anaknya, jadi mereka tidak mungkin menjual itu padanya.
Hye Rim menyangkal, dia tidak pernah melakukan hal itu karena dia selalu
mengecek kartu identitas pembeli saat dia menjual rokok. Yah.. Bagaimanapun
Ahjuma Kim tidak bisa mengatakan apa-apa karena dia hanya memiliki
keyakinannya.
Terlepas dari masalah penjualan
rokok, Ahjuma Kim malah kaget melihat cara berpakaian Hye Rim yang belahan
dadanya hampir terlihat dan dia juga menggunakan celana super pendek. Ahjuma
Kim protes tentang cara berpakaian Hye Rim. Apa yang akan para siswa pikirkan
ketika datang ke toko itu? Ahjuma Kim sudah begitu khawatir dengan banyaknya
girl band yang berpakaian seperti itu. Ahjuma Kim berkata jika Hye Rim
berpakaian seperti itu, jika terjadi sesuatu yang buruk padanya dia tidak akan bisa
membela diri.
Hye Rim jadi kesal dengan sikap
Ahjuma Kim, “Ahjumma. Manajerku dan orang tuaku baik-baik saja dengan itu. Apa
yang salah denganmu, Ahjumma? Dan apa maksudmu aku tidak akan bisa membela diri
jika Aku diserang? Jadi, apa Kau mengatakan bahwa anak perempuan bertanggung
jawab atas penyerangan seksual. Apa itu?”
Melihat Hye Rim malah meradang,
Ahjuma Kim juga sama kesalnya, apalagi Hye Rim berani menatapnya dengan cara
yang tidak sopan menurutnya. Dia merasa dia hanya harus mengatakan apa yang
benar. Hye Rim makin kesal dan berkata setiap orang memiliki kebebasan untuk
memakai apapun yang mereka inginkan. Ahjum Kim makin kesal mendengar Hye Rim
berani berteriak padanya dan mengancam bahwa dia akan memberitahu para ibu-ibu
di daerah itu untuk tidak datang ke minimarket tersebut.
Hye Rim tampaknya tidak takut.
Dia malah menantang, lagi pula dia hanya pekerja sambilan, jadi tidak masalah
baginya ada banyak pelanggan atau tidak, sama sekali tidak mempengaruhi
gajinya. Malah akan lebih mudah baginya jika tidak ada pelanggan. Hye Rim
kemudian mengusir Ahjuma Kim jika tidak akan membeli apapun.
Dae Young sedang memikirkan
dimana dia harus mempertemukan Soo Ji dan Sang Woo secara kebetulan sambil
memakan es krimnya dan Soo Ji sibuk melakukan sit up. Soo Ji berkata merasa
tidak enak karena menyerahkan semua masalah kencannya pada Dae Young, jadi dia
pun mulai memikirkan hal itu. Ada tempat dimana semua orang di Kota Sejong
berkumpul, Jadi bahkan jika meraka bertemu satu sama lain akan terlihat seperti
kebetulan dan tidak akan mencurigakan, hanya ada satu tempat yang seperti itu.
Dimana? Jo Chun Byun. Bunga Sakura sedang bermekaran
saat ini. Dae Young merasa itu ide yang bagus, musim semi dipenuhi bunga
sakura, suasananya sangat mendukung. Itu bagus, Dae Young setuju pergi ke Jo
Chun Byun dan meminta Soo Ji berpura-pura kebetulan bertemu dengan dia dan Sang
Woo disana.
Tapi… Soo Ji punya ide lain. “Bagaimana
kalau kita bertemu di sebuah restoran di sebelah Jo Chun Byun?” Dae Young
merasa heran, bukan kah Soo Ji sedang diet dan menghindari makanan?
“Aku tidak akan makan. Sementara
Kau dan Sang Woo makan siang, Aku akan berpura-pura bertemu dengannya ketika
aku sedang melakukan riset pemasaran. Maka aku akan terlihat seperti wanita
professional yang rajin dimatanya dan menaikan rasa tertariknya padaku. Setelah
itu secara natural mereka bisa pergi ke Jo Chun Byun”
Soo Ji sudah membayangkan idenya
dengan penuh suka cita. Namun reaksi Dae Young hanya diam saja, menatap aneh
pada Soo Ji dan pemikirannya. Soo Ji merasa khawatir, apakah ide itu konyol.
Yah… apa sih yang dia tahu?
Namun ternyata Dae Young malah
takjub dengan ide Soo Ji itu, dia menepuk kepala Soo Ji dan memujinya jika Soo
Ji kini sudah memiliki perasaan yang lebih baik tentang berkencan. Dae Young
langsung mengambil ponselnya dan menelpon Sang Woo, di belakangnya Soo Ji
langsung antusias saat mendengar Dae Yung memanggil Sang Woo dengan sebutan
Hyung.
Dae Young mengajak Sang Woo untuk
pergi ke Jon Chun Byun di akhir pekan. Sang Woo yang sedang mempersiapkan makan
malamnya dengan memanaskan makanan instan di microwave awalnya tidak setuju,
mau apa mereka kesana? Lebih baik mereka pergi ke tempat lain, tapi Dae Young
terus membujuknya hingga Sang Woo setuju dan mengusulkan mereka untuk bersepeda
bersama disana. Jika Dae Young tidak punya sepedanya, dia akan meminjamkannya
pada Dae Young.
Sang Woo kaget saat mendengar
makanan di microwave nya meledak dan dia memaki terus menerus karena hal itu
sambil bingung sendiri siapa yang akan membersihkan semua kekacauan itu,
Argghh.. dia bingung sendiri dan berujung menutup microwave yang kotor dengan
ceceran makanan yang tadi dia panaskan.
Dae Young memberitahu Soo Ji
bahwa Sang Woo tampaknya suka naik sepeda, jadi Soo Ji juga harus pura-pura
menyukainya juga. Soo Ji manut saja, tapi… Soo Ji punya pertanyaan… dia
mengacungkan tangannya dengan antusias. Oh apakah itu tentang apa yang harus
Soo Ji pakai besok? Dae Young baru saja akan berpikir, tapi bukan itu yang
ingin ditanyakan Soo Ji.
“Bukan… Bagaimana cara naik
sepeda?”
Dae Young kaget mendengar
pertanyaan Soo Ji, apakah Soo Ji tidak bisa naik sepeda? Begitulah… Dae Young
merasa heran, apa yang sudah Soo Ji lakukan selama ini, tidak tahu tentang cara
berkencan, bahkan tidak belajar bagaimana naik sepeda? Soo Ji membela diri, Dia
tidak belajar bukannya tidak mau.
Tapi karena dia gemuk Soo Ji
berpikiran pantatnya tidak akan cukup untuk duduk di sadel sepeda, jadi mungkin
akan terlihat melayang di udara. Bayangkan berapa banyak orang yang akan
tertawa karena hal itu. Dae Young
bingung, siapa yang aka tertawa? Semua
orang! Pandangan orang-orang pada orang gemuk adalah sama. Tidak semua orang
seperti itu.
“Mengapa pandanganmu pada dunia
begitu berbeda?” Dae Young tak habis
pikir, dan akhirnya Soo Ji menyalahkan Dae Young untuk semua itu. Jika Soo Ji
tidak trauma saat masih kecil, dia tidak akan menjadi sekacau sekarang. Dae
Young jadi merasa bersalah dan menyesal untuk hal tersebut, dan itula mengapa
Dae Young membantu Soo Ji sekarang. Tapi… apakah mungkin Soo Ji bisa belajar
naik sepeda dalam waktu 1 atau 2 hari saja?
Soo Ji sangat optimis, dia sudah
kehilangan semua berat bdannya, Apakah Dae Young berpikir dia tidak belajar
naik sepeda? Yang terpenting saat ini adalah mereka harus segera meminjam sepeda.
Dae Young melihat sebuah sepeda di atap dan mengajak Soo Ji untuk membawanya
agar Soo Ji bisa segera belajar naik sepeda.
Nenek Lee sedang mengobati memar
di punggung Joo Seung yang dia dapat saat terjatuh dari tangga di hari
terjadinya insiden kebakaran. Mengapa Joo Seung tidak mengatakannya sejak awal.
Jika dia sakit, dia harus mengatakannya. Bagaimana bisa Joo Seung begitu
tertutup.
Dae Young datang ke atap dengan
terburu-buru dan bertanya apakah sepeda itu milik Joo Seong? Bukan, akh apakah
Dae Young boleh meminjamnya? Nenek
berkata karena sepeda itu tidak ada pemiliknya, tidak masalah jika Dae Young
memakainya. Dae Young segera membawa sepeda itu ke bawah.
Nenek berkata jika Joo Seung juga
seharusnya ikut bersama Dae Young. Joo Seung tidak menggubris dan memilih masuk
ke dalam kamarnya. Nenek pun berteriak dari luar agar Joo Seung jangan
berbaring saja, sebaiknya dia turun dan ikut bersenang-senang. Apa yang salah dengan Joo Seung, apakah itu
karena belajarnya? Untuk sejenak Joo Seung perlu menutup bukunya dan pergi
keluar untuk menghirup udara segar serta melakukan sedikit olah raga. Orang
perlu berolah raga agar otak mereka berfungsi dengan baik.
Nenek mendengar percakapan Soo Ji
dan Dae Young di bawajh dan pergi melihat mereka. Dae Young memberitahu Soo Ji
jika sepeda itu tidak ada yang punya, Soo Ji terlihat senang dan mengajak Happy
untuk ikut bersama mereka. Apakah Soo Ji memanggilnya Happy? Nenek Lee
menamainya Dog. Begitukah? Soo Ji tidak mempermasalahkan hal itu dan tetap
memanggil Happy saja. Soo Ji dan Dae Young juga Happy bergegas menuju tempat
latihan bersepeda. Sementara Nenek yang menonton di atas sangat menyayangkan
karena Joo Seung tidak bisa ikut bermain bersama mereka.
Dae Young mulai Soo Ji bersepeda
di sebuah lapangan. Dae Young menggunakan konsep mandiri agar Soo Ji lebih
mudah bisa, namun ini menuai protes dari Soo Ji, mengapa Dae Young tidak
memegangi sepedanya? Dae Young pun bertanya apakah Soo Ji tahu apa yang
dilakukan induk burung saat mengajarinya terbang? Memangnya apa? Dae Young
mendorong sepda Soo Ji dan berkata “Dia hanya mendorong mereka dari tebing”
Soo Ji hampir hilang keseimbangan
saat Dae Young tiba-tiba mendorongnya untuk saja tidak jatuh. Dae Young
berkata, Soo Ji hanya perlu menggoes sepedanya. Itulah… Soo Ji terjatuh karena
tidak bisa menyeimbangkan pedal dan menggoesnya. Dae Young memberikan tips jika
Soo Ji harus menggoes pedal segera setelah dia menginjaknya. Soo Ji
mempraktekan tips itu namun tidak berhasil. Dae Young merasa frustasi dan
berkata sepertinya lebih mudah mengajari Happy.
“Apa Kau mau mati? Apa Kau
membandingkan Aku dengan seekor anjing yang bahkan tidak dapat
mencakar seseorang dengan
cakarnya?” Soo Ji merasa kesal karena Dae Young membandingkannya dengan Happy.
Dae Young pun meminta Soo Ji memperhatikan baik-baik.
Dae Young memberi beberapa
perintah pada Happy dan si anjing pintar itu langsung menurut pada Dae Young.
Soo Ji takjub, kapan Dae Young mengajarinya? Sebenernya Dae Young hanya
melatihnya sedikit saja, karena pemilik sebelumnya sudah melatih dia terlebih
dahulu. Soo Ji semakin takjub saat Happy terus melakukan perintah yang Dae
Young katakan, berputar, berguling bahkan menunduk, setelahnya Dae Young
memberikan potongan Sosis untuk menghargai kepintaran Happy. Soo Ji malah
hilang fokus dan ingin mencoba memberi perintah pada Happy.
“Happy, berguling” Tapi Happy
malah menatap Soo Ji dan mendekatinya. Soo Ji meminta Happy untuk berguling
tapi dia malah berputar, hahha. Soo Ji merasa sangat kecewa lalu berkata, “Happy…
apakah kau sedang melakukan diskriminasi?” Dae Young lelah dengan tingkah Soo
Ji mengapa dia tidak melakukan latihan bersepedanya saja?
Dae Young menunjukkan sepotong
sosis dan berkata, Dia akan memberikan Sosis itu jika Soo Ji datang padanya
dengan bersepeda. Soo Ji bingung apa yang sedang Dae Young lakukan?
“Aku pikir Kau akan lebih baik
jika Aku mengajarimu seperti yang Aku ajarkan pada Happy. Aku berhasil mengajari
anjing. Jadi, jangan kau pikir aku tidak bisa mengajari seseorang?”
Dae Young sangat bersemangat
mengiming-imingi Sosis pada Soo Ji membuat Soo Ji merasa kesal karena Dae Young
memperlakukannya seperti anjing
“Hei Sini” Dae Young memanggil
Soo Ji dan mencoba berlari menjauhi Soo Ji agar Soo Ji mengejarnya.
Soo Ji mencoba menggoes sepedannya tapi terus gagal dan terjatuh. Dae Young malah
sibuk dengan ponselnya sambil memberikan beberapa tips pada Soo Ji, namun tetap
saja Soo Ji jatuh lagi, jatuh lagi karena tidak menemukan keseimbangannya. Saat Soo Ji terjatu Dae Young menyuruhnya
untuk bangun, dia tahu sakitnya tidak seberapa.
Dae Young terus memaksa Soo Ji
belajar mandiri untuk menemukan keseimbangan, setelah berkali-kali mencoba Soo
Ji akhirnya menemukan keseimbangannya dan berhasil melakukan goesan pertamanya.
Naik sepeda adalah masalah kepercayaan.
Soo Ji hanya harus berpegangan sejak awal. Setelah berhasil melakukannya Soo Ji
merasa sangat takjub
“Oh! Mengagumkan. Hei, aku pasti
jenius” Soo Ji bangga pada dirinya sendiri, bahkan dalam waktu yang relatif
singkat Soo Ji sudah berhasil. Sebaiknya Soo Ji jangan salah paham,itu semua
adalah karena Soo Ji menemukan guru yang hebat.
Dae Young kembali
mengiming-imingi Soo Ji dengan sosisnya, “Baiklah,
Soo Ji. Jika Kau mengendarainya sampai dirumah Aku akan memberikan sosis ini
lagi. Ayo” Soo Ji kesal karena Dae
Young terus memperlakukannya seperti Anjing dan mencoba mengejar Dae Young
dengan sepedanya, “Hei! Berhenti di situ ?! Jika Kau tertangkap Kau akan mati”
Tiba di jalan raya, Soo Ji mulai
kepayahan menggoes sepedanya, sementara Dae Young memaksanya untuk menambah
kecepatan. Saat Soo Ji sedang berusaha, datang sebuah motor yang menghilangkan
keseimbangan Soo Ji dan membuatnya terjatuh.
Dengan sigap Dae Young menangkap
Soo Ji dan tubuh mereka terjatuh ke sebuah mobil. “Dae Young-ah. Kau...” Soo Ji
malah merasa bingung karena Dae Young menyelamatkannya. Namun fantasi Soo Ji
rusak saat Dae Young mendorongnya dan mengatakan dia berat dan bau keringat.
Dengan kesal Soo Ji bertanya, siapa yang meminta Dae Young melakukan itu? Dengan
tenang Soo Ji berkata jika dia tidak menahan Soo Ji, maka Soo Ji akan menggores
mobilnya.
Jadi… Dae Young sedang melindungi
mobilnya dan bukan Soo Ji? Tentu saja, perbaikan mobilnya lebih mahal dari
biaya RS untuk Soo Ji. Heu.. Soo Ji tampak sangat kecewa, dunia ini memang
kejam. Dae Young malah mengambil kesempatan agar Soo Ji mengikuti asuransi,
karena kecelakaan bisa tejadi di tempat tak terduga, bukan kah Soo Ji tidak
memiliki asuransi.
Sigh, Soo Ji jadi kesal, “Apa Kau
mau mati? Pergi dari hadapanku sekarang” Saat Soo Ji akan menggoes sepedanya
lagi, dia bingung karena merasa sangat berat, ternyata Dae Young duduk di
boncengannya. Dae Young merasa badannya remuk karena menyelamatkan Soo Ji tadi,
jadi dia meminta Soo Ji memboncengnya saja sebagai ganti biaya RS. Soo Ji
mencoba menggoes sepedanya dengan Dae Young di boncengannya, tapi sepeda itu
tak bergerak sama sekali, Dae Young terlalu berat, hahaha…
Akhirnya Dae Young turun dan
memilih jalan kaki saja. Soo Ji berkata akan belajar lebih rajin lagi, dan
meminta Dae Young naik, tapi Dae Young menolak sambil berlalu dan Soo Ji
mengikutinya di belakang dengan sepedanya.
Bersambung ke part 2
***
Maaf ya telat sekali, karena
subnya yang agak terlambat, jadi aku kehilangan kesempatan menulis di akhir
pekan. Part 2 nya mungkin baru nanti malam atau paling telat besok pagi aku
posting.
Wah menu makanan kali ini, Ayam
rebus kesukaan Solnan >.< eh? Seo Hyun Jin dan Ayam rebus ini sepertinya
emang agak berjodoh, jadi teringat pada Solnan yang begitu gembira di beri
hadiah Ayam oleh Teja saat lulus ujian ;p Jangan-jangan nih yah... Seo Hyun Jin emang seneng makan ayam^^
Soo Ji hebat sih yah, dalam semalam langsung lancar belajar naik sepedanya, memang yah kekuatan cinta mengalahkan segala halangan hahaha... Dan Dae Young, mulai melancarkan aksi sales asuransinya, Ahjuma Kim sudah terjebak, bahkan dia juga mencari kesempatan menawarkan asuransi pada Soo Ji, jadi teringat saat Dae Young begitu giat menawarkan asuransi untuk Bara-ssi pada Soo Kyung hahaha
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Bukan karena cinta. Tapi karena SWnim nya hehe
BalasHapus