Esok harinya, Dae Young sudah
tiba di apartemen Sang Woo, tapi pria itu malah sibuk menjemur pakaiannya. Sang
Woo meminta Dae Young menunggu karena biasanya dia membawa pakaian kotor saat
pulang ke Seoul, tapi karena weekend ini dia tidak pulang untuk bermain bersama
Dae Young, Sang Woo memutuskan mencucinya sendiri.
Melihat cara Sang Woo menjemur
pakaian, Dae Young bertanya apakah itu pertama kalinya Sang Woo mencuci
pakaian? Begitulah, hmmm pantas saja. Dae Young kemudian mengambil baju yang
sudah dijemur Sang Woo dengan asal kemudian mengibaskan pakaian tersebut. Sang
Woo bingung apa Dae Young lakukan? Dae Young tidak menghiraukan dan melakukan
hal sama pada beberapa pakaian yang telah Sang Woo jemur.
Dae Young menjelaskan, Sang Woo
harus menjemurnya seperti itu agar tidak ada kerutan pada pakaiannya. Dan jika
Sang Woo salah menjemur, pakaiannya bisa jadi bau karena tidak kering
sepenuhnya. Dae Young memberi saran, sebaiknya Sang Woo menyimpan pakaiannya di
Laundry dan mengambilnya hanya saat Sang Woo memerlukannya saja. Cara itu
sangat nyaman, cepat dan bersih. Tidak perlu bingung menjemur dan mengangkatnya
ketika sedang sibuk. Sang Woo merasa itu ide yang bagus. Dae Young meminta Sang
Woo untuk bersiap-siap saja, biar dia yang membantu Sang Woo untuk menjemur
pakaian.
Di perjalanan menuju Jo Chun
Byun, Dae Young mengajak Sang Woo makan, tampaknya Sang Woo sedikit enggan
apalagi mereka akan bersepeda. Namun Dae Young mengatakan, justru itulah mereka
harus makan dulu supaya mendapatkan energi. Dae Young mengajak Sang Woo ke
restoran yang membuat Gae Gook Ji. Wah apa itu? Sang Woo tertarik mendengarnya
apakah itu seperti sup daging anjing? Bukan Gae Gook Ji untuk menggonggong,
tapi istilah lain. Itu adalah makanan daerah Choongnam yang membuat sup dari
kepiting mentah yang diasinkan kemudian ditambah kimchi.
Memangnya ada Kimchi yang seperti
itu? Tentu saja ada, pertama-tama mereka harus mencobanya dulu, rasanya akan
sesuai untuk orang asing sehingga itu akan membantu proyek pada memperkenalkan
makanan Korea yang sedang dikerjakan Sang Woo. Wah… ternyata Dae Young punya
ide yang bagus. Dan namanya pun terdengar keren. Gae Gook Ji.
Gae Gook Ji pun telah tersedia di
meja tempat Sang Woo dan Dae Young makan. Sang Woo merasa makanan itu tidak
istimewa, hanya seperti sup seafood dengan kepiting. Dae Young menjelaskan jika
akhir-akhir ini mereka menyajikannya dengan banyak makanan laut.
“Rasa dasarnya akan berbeda dari
sup seafood yang hanya memiliki banyak jenis makanan laut mahal di dalamnya. Orang
di Taeham makan banyak kepiting mentah diasinkan karena kepiting yang
berlimpah. Setelah makan semua kepiting, dalam saus yang tersisa mereka menambahkan
kubis sisa dan daikon, yang kemudian dikenal sebagai Gae Gook Ji”
Sang Woo berpikir saus kepiting
mentah yang diasinkan pasti terasa enak. Jadi mereka memakannya dengan cara
seperti itu. Dae Young kembali menjelaskan “Ini memang enak, Tetapi juga
masakan yang dibuat selama masa-masa sulit ketika mereka mencoba untuk
menggunakan semua bahan karena mereka tidak ingin menyia-nyiakan itu”
Sigh, bahkan jika itu adalah
waktu yang sulit apakah membuang saus kepiting yang tersisa akan tampak boros?
Sang Woo merasa itu tidak masuk akal. Dae Young berkata Ayahnya memberitahunya
mereka melakukan hal tersebut di masa itu, “Kau tahu seperti mengatakan bahwa
di waktu yang sangat sulit, dulu mereka harus menghisap pantat semut..”
Sang Woo bingung, menghisap apa?
Apakah Sang Woo tidak pernah mendengarnya? Akh.. sepertinya Ayah Sang Woo sudah
kaya sejak awal. Sang Woo menyangkal, Kaya apanya, Bisnis Ayah Sang Woo hancur
karena IMF bahkan mereka tinggal di tempat yang tidak ada bak mandinya.
Dae Young berkata, “Hyung… aku
masih tinggal di tempat yang tidak ada bak mandinya” Sang Woo bungkam dan
mengedip beberapa kali. Sepertinya dia salah bicara, Sang Woo mencoba
menjelaskan tapi bingung juga harus mengatakan apa, akhirnya dia mengajak Dae
Young segera makan saja, dia merasa sangat lapar.
Mereka pun mulai makan, Dae Young meyarankan untuk memakan kepitingnya
lebih dulu. Sang Woo merasakan kuah supnya, dan dia tampak takjub dengan
rasanya. Itu sama sekali tidak seperti rasa sup seafood. Bukan kah itu enak?
Ya, Sang Woo mengakui hal itu.
Dae Young dan Sang Woo memakan
daging kepiting dari Gae Gook Ji yang tersaji dengan sangat nikmat. Bahkan
kimchi yang tercampur di dalamnya pun terasa lezat.
Kuah sup nya pun tampak
sangat lezat saat dicampurkan dengan nasi. Rasanya bernar-benar sangat lezat.
Apalagi saat menikmati rasa daging kepiting mentah yang telah diasinkan yang
tercampur dalam sup tersebut.
Dari luar jendela, Soo Ji
mengamati Dae Young dan Sang Woo yang sedang menikmati makanan mereka. “Oh, itu
benar-benar pasti enak. Jika Aku bisa memakan sup itu, Aku tidak akan memiliki
keinginan lain” Soo Ji benar-benar tergoda dengan kelezatan Gae Gook Ji.
Namun dia mengingatkan dirinya,
“Sadarlah Baek Soo Ji! satu tegukan sup
akan membuatmu memakan nasi. nasi akan membuat
gemuk. Kemudian kencan dengan Sang Woo-ssi hampir mustahil” lagi-lagi
Soo Ji berbaca sendirian. Soo Ji menahan diri, namun sesekali dia tetap
mengintip Sang Woo dan Dae Young yang sangat menikmati makanan mereka dan
akhirnya memutuskan untuk pergi.
Dae Young dan Sang Woo akhirnya
selesai makan juga. Dae Young berkata dia yang akan membayar kali ini, Sang Woo
tampak tidak keberatan dan menggunakan bahasa informal pada Dae Young dengan
nyaman, hingga Soo Ji tiba-tiba muncul ketika mereka berdua ada di kasir.
“Ommo, Petugas Administrasi. Apa
yang membawamu kemari? Ommo Dae Yeong dan Kau di sini juga” Soo Ji menyapa
Sang Woo dengan suara sok manis nya, tapi Sang Woo malah terlihat sangat
ketakutan. Dae Young juga kaget karena kemunculan Soo Ji sama sekali tidak
natural ;p
Soo Ji mengatakan bahwa dia
datang untuk mencoba makanan khas daerah itu, dia bahkan mengambil gambar dari
luar, apakah Sang Woo ingin melihatnya? Tapi Soo Ji langsung memperlihatkan
gambar yang dia ambil dengan ponselnya. Dae Young panik dan melarang Soo Ji
menunjukkan itu pada Sang Woo yang terlihat bingung dan panik.
Sang Woo langsung mengubah gaya
bicaranya dengan bahasa formal dan berkata jika mereka hanya makan disana dan
memuji rajinnya Soo Ji dalam bekerja. Tapi Sang Woo langsung pamit pergi
duluan, tapi Dae Young memanggilnya, “Hyung.. hyung.. itu sepatu ku” Sang Woo
kaget kaget hingga salah memakai sebelah sepatu Dae Young.
Sang Woo pun kembali untuk
menukar sepatu dan saat melihat Dae Young akan membayar dia pun berkata bahwa
dia juga harus membayar. Dae Young berkata dia yang akan membayarnya, namun
Sang Woo menolak, “Tidak, Goo Dae Yeong-ssi. Seorang pekerja pemerintah tidak harus
melakukan hal yang bisa membuat kesalahpahaman”
Sang Woo bertanya berapa totalnya, 60 dolar? Akh berarti dia harus
membayar setengahnya, 30 dolar. Sang Woo berterimakasih untuk makanannya dan
langsung pamit keluar.
Soo Ji jadi bingung melihat
tingkah Sang Woo, bukankah Dae Young berkata mereka sangat dekat? Tapi mengapa
sikap Sang Woo begitu? Dae Young juga bingung, dia pikir mereka sudah dekat.
Di luar Sang Woo tampak tidak
nyaman dengan kehadiran Soo Ji yang ikut keluar bersama Dae Young. Sang Woo
langsung menjelaskan jika dia dan Dae Young sering bertemu karena berada dalam
tim sepak bola yang sama. Soo Ji sudah mendengar hal itu. Sang Woo langsung mengajak Dae Young pergi,
sementara Dae Young malah mengajak Soo Ji untuk ikut dengan mereka untuk naik
sepeda di Jo Chun Byun.
Tentu saja Soo Ji mau ikut dengan
senang hati, karena itu memang rencana mereka berdua. Sang Woo tampak tidak
nyaman, namun dia juga tidak bisa menolak apalagi Dae Young langsung mengajak
Soo Ji pergi bersama dan meninggalkan Sang Woo yang merasa tidak nyaman dengan
situasi ini.
Nenek Lee membawakan makanan untuk
Joo Seung, tapi dia sebelumnya bertemu dengan pengantar makanan yang membawakan
roti untuknya. Joo Seung berkata Nenek tidak perlu lagi membawakan makanan
untuknya karena dia bisa memanggil pengantar makanan sekarang dan memesan
makanan apapun yang dia mau. Nenek mengeluhkan nutrisi apa yang bisa Joo Seung
dapatkan dari sepotong roti?
Joo Seung tidak senang Nenek
mengatur makanannya, dan bertanya memangnya siapa Nenek itu? Apakah dia ibunya?
Joo Seung memintanya meninggalkan dia sendirian saja, dia masuk kedalam
kamarnya dengan pintu terbanting saat tertutup. Nenek jadi merasa sedih,
padahal dia hanya berpikir Joo Seung sangat menyedihkan karena tidak memiliki
keluarga.
Tak lama, Joo Seung keluar lagi
dan meminta maaf karena pintunya terbanting tapi bukan karena dia marah,
pintunya tertutup karena angin. Nenek pun meminta Joo Seung segera makan dan
Joo Seung menurut, namun dia mengambil rotinya juga dan membaginya dengan
Nenek. Saat menerimannya Nenek terlihat merasa senang. Dan Joo Seung pun mulai
memakan masakan yang dibawakan Nenek.
Dae Young, Soo Ji dan Sang Woo
sudah tiba di Jo Chun Byun. Dae Youg berbisik pada Soo Ji jika dia akan pergi
untuk menyewa sepeda sehingga Soo Ji dan Sang Woo memiliki waktu untuk
berduaan. Tapi Soo Ji merasa khawatir, karena dia tidak bisa naik sepeda dengan
baik, jadi dia tidak bisa memakai sepeda milik Sang Woo, bagaimana jika dia
merusaknya? Benar juga sih ya..
Saat Sang Woo datang, Soo Ji
langsung pamit untuk meminjam sepeda. Dengan sedikit canggung Sang Woo
mengiyakan saja dan setelah Soo Ji pergi dia langsung mencapit leher Dae Young
dengan tangannya, karena Sang Woo tidak suka Dae Young mengundang Soo Ji untuk
bermain bersama mereka. Sang Woo pun meminta Dae Young menurunkan satu
sepedanya.
Dae Young mencoba sepeda itu,
tapi rasanya agak aneh. Mungkn terlalu tinggi. Sang Woo mengeceknya sambil
meraba-raba kaki Dae Young untuk menyesuaikan tingginya, Sang Woo berpikir dia
harus menurunkannya sedikit.
Dae Young pun turun dulu dari sepeda. Saat Sang Woo sibuk menurunkan
sadel sepeda untuk Dae Young, dia bertanya karena merasa penasaran, bagaimana
mereka bisa kebetulan bertemu dengan Soo Ji? Itu sangat tidak masuk akal. Dae
Young jadi was-was dan berkata Sejong adalah kota yang kecil, jadi mereka bisa
kebetulan bertemu dengan siapapun.
Hye Rim tiba-tiba muncul menyapa Dae Young.
Lihatlah, bahkan mereka bisa kebetulan bertemu dengan pekerja sambilan di
minimarket dekat rumahnya. Dae Young memberi bukti pada Sang Woo.
Melihat keakraban Dae Young dan
Sang Woo, Hye Rim langsung mengambil kesimpulan. “Apakah itu alasan kau tidak bisa menyukaiku?
Kau harusnya mengatakan kelainanmu” Dae
Young bingung apa maksud dari perkataan Hye Rim, gadis itu pun mengatakan jika
seorang pria keren memiliki pacar wanita, tapi seorang pria sempurna memiliki
pacar pria. Sang Woo ikutan bingung, apakah yang dimaksud pacar Hye Rim adalah
dirinya? Sang Woo menggeleng.
Dae Young menyangkal tuduhan Hye
Rim, tapi dia tidak percaya. Itu jelas sekali, dua orang pria datang ke Jo Chun
Byun bersama-sama, apa artinya coba? Dae Young bisa jujur padanya, lagipula di
mata Hye Rim mereka tampak serasi. Dae Young langsung membela diri dengan
berkata bahwa mereka tidak datang berdua saja, mereka juga bersama Soo Ji.
Soo Ji? Siapa? Dae Young
menjelaskan Soo Ji adalah tetangganya, Hye Rim juga melihatnya beberapa kali di
minimarket saat mereka berbelanja. Hye Rim merasa lega karena mereka tak datang
berdua saja. Dia melihat Sepeda yang akan dipakai Sang Woo dan Dae Young,
apakah mereka datang untuk bersepeda? Hye Rim juga mau, tapi dia tidak bisa
melakukannya.
Mengapa? Disana ada tempat
penyewaan sepeda, atau Hye Rim tidak bisa naik sepeda? Bukan karena itu, tapi
karena dia harus menyerah naik sepeda, karena memakai high heels dan juga rok
pendek. Sang Woo mengerti itu adalah alasan masuk akan untuk seorang wanita.
Seorang pria datang membawa
sepeda, dia teman Kencan Hye Rim hari ini. Dia datang membawa sepeda karena Hye
Rim ingin naik, jadi pria itu akan memboncengnya. Hye Rim senang sekali dan
langsung naik ke boncengan setelah pamit pada Dae Young dan Sang Woo.
Sang Woo menggerutu pada Dae
Young, “Apa kubilang, Apa maksudmu ‘mari kita pergi melihat pohon sakura
berdua?’ Tentu saja kau akan mendengar sesuati seperti itu” (Di sangka gay yah
maksudnya, hahaha) Sang Woo masih berpikir jika bermain game lebih baik untuk
menghabiskan waktu akhir pekan mereka. Tapi karena sudah terlanjur Sang Woo
mengajak Dae Young balapan sepeda saja, dan akan memastikan Dae Young kalah.
Dae Young tidak fokus pada ocehan
Sang Woo karena dia mencoba menghubungi Soo Ji yang belum kembali juga. Dia
menelpon Soo Ji dan meninggalkan Sang Woo yang sibuk menurunkan sepedanya, Sang
Woo bahkan tidak sadar jika Dae Young meninggalkannya untuk mencari Soo Ji.
Saat sadar Dae Young sudah tidak ada di belakangnya. Sang Woo malah iseng kembali menaikan sedal sepeda untuk Dae Young ;p
Dae Young mencari Soo Ji hingga
ke tempat yang agak jauh dari tempat Sang Woo berada, dia berjalan di jalanan
yang dipenuhi sakura yang bermekaran sambil bertanya-tanya kemana sebenarnya
Soo Ji menyewa sepeda? Dari kejauhan akhirnya Dae Young melihat Soo Ji yang
mengendari sepeda dan memanggilnya, “Hei.. Go Dae Young”
Sepeda untuk dua orang? Dae Young
kaget melihat apa yang disewa Soo Ji, mengapa dia meminjam sepeda untuk dua
orang? Soo Ji beralasan mereka kehabisan sepeda untuk satu orang. Apakah Soo Ji
kehilangan pikirannya, walaupun begitu mengapa dia harus menyewa sepeda untuk
dua orang segala?
Dae Young memperhatikan tempat
sewa sepeda dan melihat ada orang yang mengembalikan sepeda untuk satu orang.
Dia pun meminta Soo Ji turun agar mereka bisa menggantikan sepedanya dengan
segera. Dae Young menaiki sepeda dan Soo Ji ikutan di belakang. Dae Young
berteriak, “Ahjussi, kami akan menukarnya dengan sepeda untuk satu orang” Dae
Young pun tergesa-gesa mengayuh sepedanya, sementara Soo Ji kepayahan di
belakang.
Soo Ji berhasil mendapatkan
sepeda satu orangnya, dan mereka bertiga bersiap untuk bersepeda bersama di
jalanan yang dipenuhi sakura bermekaran. Dae Young berbisik pada Soo Ji bahwa
dia akan meninggalkan mereka berdua di tengah perjalanan, sehingga Soo Ji dan
Sang Woo memiliki waktu untuk berdua. Soo Ji tentu saja sangat setuju dengan ide itu.
Sang Woo mengajak mereka untuk
mulai bersepeda dan segera meninggalkan mereka, Dae Young berjani dia akan
segera mengejarnya, jadi Soo Ji jangan khawatir. Dengan kecepatan penuh Dae
Young mengayuh sepedanya dan berhasil menyusul Sang Woo, eh… jiwa bersaing Sang Woo malah tergugah dan akhirnya dia berhasil menyusul Dae Young dan
berujung pada adu kecepatan antara Soo Ji dan Sang Woo sementara Soo Ji
tertinggal di belakang bagaikan siput ;p
Dae Young mencoba memberi
kesempatan pada Soo Ji dengan meminta Sang Woo menggoes sepedanya dengan pelan,
tapi Sang Woo menolak, dia ingn berlomba dengan Dae Young dan semakin memacu
kecepatannya. Dae Young menyusul sekuat tenaga lagi dan akhirnya Dae Young
berhasil menyusul Sang Woo.
Apakah Dae Young telah menjadi
pemenangnya? Sayangnya tidak karena ternyata Sang Woo sudah terlebih dahulu ada
di tempat Dae Young beristirahat. Dae Young kaget dan bertanya bagaimana dengan
Soo Ji? Hah? Ohh Penulis Baek? Sang Woo tidak tahu, dia tidak pernah melihatnya
lagi setelah mereka mulai bersepeda. Apakah mereka harus pergi untuk putaran
kedua?
Tunggu. Dae Young ingin
beristirahat, dia merasa lelah. Sang Woo memberikan botol minumannya, tapi Dae
Young malah bingung bagaimana cara membukannya ;p, Akhirnya Sang Woo juga yang
membukakan untuknya.
Soo Ji melihat keakraban Dae
Young dan Sang Woo dari kejauhan, tampak seperti lukisan yang indah, padahal
dirinya sedang kelelahan setengah mati. Soo Ji memaki, dia kesal dengan semua
ini, tapi yang bisa dia lakukan hanyakan mengayuh sepeda hingga ke tempat Sang
Woo dan Dae Young berada.
Taek Soo didatangi oleh seorang
klien yang menuntut uang asuransi suaminya, namun Taek Soo menolak untuk
memberikannya karena harus menyelidiki dulu penyebab kematian suaminya yang
mencurigakan. Klien tersebut marah dan bertanya, “Apakah kau mengatakah Aku
membunuh suamiku?” Kliennya meradang. Taek Soo tak bermaksud seperti itu, tapi
dialah yang mulai mengatakan hal itu. Kliennya tersebut kesal dan bertanya
apakah Taek Soo seorang detektif atau apa? Jangan pernah berpikir tentang apa
yang dia pikirkan. Kliennya menuduh jika Taek Soo pasti akan menggunakan segala
cara untuk tidak memberikan uangnya kan? Kliennya terus menuntut agar Taek Soo
memberikan uangnya.
Dengan kepala dingin, Taek Soo
mengajak kliennya untuk bicara baik-baik, namun si klien benar-benar marah dan
terus menarik kerah baju Taek Soo hingga mereka menjadi tontonan banyak orang
di kantor asuransi.
Taek Soo merasa frustasi dengan
harinya, dia menelpon putrinya, namun dia mendapatkan jawaban dingin bahwa
putrinya itu sedang sibuk di sekolah padahal Taek Soo menelpon karena
merindukannya. Taek Soo bertanya mengapa dia tidak bisa menghubungi ibunya,
dengan dingin putrinya berkata jika ibunya sedang berjalan-jalan dengan
teman-temannya. Akhirnya putrinya menutup teleponnya dan Taek Soo pun merasa
sedih dan kesepian. (Hmm… pantas dia Taek Soo terus mengganggu Dae Young)
Dae Young dan Sang Woo sudah
pindah tempat untuk menunggui Soo Ji, Dae Young mengeluh pantatnya terasa
sakit, itu tidak apa-apa jika dia naik sepeda terlalu lama, Sang Woo
menenangkan. Dae Young mendapat telepon, pastinya dari Taek Soo yang tampaknya
tidak senang karena Dae Young seperti sedang menolak teleponnya. Dae Young pun
permisi pada Sang Woo untuk berbicara dengan Taek Soo.
Soo Ji akhirnya tiba juga dengan
peluh di wajahnya, dan napas ngos-ngosan karena kelelahan. Sang Woo menyapanya
dan dia membalas dengan wajah lelah. Sang Woo terganggu melihat ada kelopak
sakura di rambut Soo Ji dan mengatakannya.
Soo Ji mencoba membersihkannya,
namun dia salah tempat, dan Sang Woo akhirnya mengambil inisiatif untuk
membersihkannya untuk Soo Ji.
Tentu saja ini membuat Soo Ji senang luar
biasa bahkan tidak sempat memikirkan bagaimana kondisi dirinya. Soo Ji sudah
terlalu bahagia, memikirkan Sang Woo memegang rambutnya.
Dae Young datang melihat kejadian
itu, yang menjadi fokus perhatiannya adalah kondisi Soo Ji yang sangat
berantakan di depan Sang Woo. Wajahnya penuh dengan keringat, dan tentu saja
make up nya sudah tidak karu-karuan. Dae Young mencegah Sang Woo untuk melihat
Soo Ji lebih lama lagi, dia
“Hyung, Hyung, Hyung, Hyung. Mari
kita berhenti naik dan pergi ke spa” Dae Young mengintrupsi momen indah dalam
pikiran Soo Ji tersebut, dan menyuruh Soo Ji untuk pulang saja karena dia juga
terlihat lelah.
Soo Ji tampak tidak terima namun Dae Young terus memaksa dan
membawa Sang Woo untuk segera pergi dari sana. Sang Woo pun pamit pada Soo Ji
dan Soo Ji yang masih dongkol tetap memasang wajah manis pada Sang Woo dan
melakukan salam perpisahannya dengan membuat tanda hati dengan mengangkat
tangannya ke kepala.
Melihat hal itu Dae Young lebih
panik lagi melihat begitu banyak keringat di baju Soo Ji di sekitar ketiaknya,
halah itu benar-benar memalukan. Dae Young mencegah Sang Woo melihat lebih
banyak dan segera membawa dia pergi dari sama sementara Soo Ji malah semakin
gencar membuat tanda hati tanpa menyadari keadaannya bahkan dia terus melakukannya hingga sepedanya terjatuh, hahaha.
Soo Ji pergi ke toilet umum di Jo
Chun Byun dan dia merasa sangat bahagia dengan perkembangan hubungannya dengan
Sang Woo. Mimpi apa dia hingga Sang Woo menyentuh rambutnya, benar-benar kerja
yang bagus Baek Soo Ji. Hye Rim datang dan menyapa Soo Ji, merasa hari itu
begitu panas dan itu benar-benar memalukan untuk seorang wanita. Hye Rim bahkan
mengibas-ngibas baju di sekitar dadanya yang agak terbuka dan membuat Soo Ji
minder melihat dadanya.
Namun Soo Ji tidak ingin ambil
pusing dan menatap cermin. Dia baru sadar bagaimana keadaan wajahnya saat ini,
benar-benar mengerikan. Soo Ji merasa dirinya sudah gila, kemudian dia
membayangkan Sang Woo mungkin mentertawakannya saat melihat wajah penuh keringatnya
seperti itu, benar-benar memalukan.
Saat Soo Ji mencoba membenahi
rambutnya yang berantakan karena keringat, dia mengangkat kedua tangannya dan
Hye Rim yang sedang mendinginkan diri dengan alat pengering di toilet melihat
pakaian Soo Ji yang basah di sekitar area ketiaknya. Hye Rim langsung tertawa,
“Eonnie… itu semua basah” Hye Rim memberitahu sambil tertawa melihat keadaan
Soo Ji.
Melihat apa yang ditunjukkan Hye
Rim, Soo Ji semakin panik dan mengingat saat dia mengangkat kedua tangannya
untuk membuat tanda hari di depan Sang Woo, apakah Sang Woo melihatnya?
Dunianya terasa hancur, Soo Ji langsung membereskan barang-barangnya dan segera
pergi dari toilet tanpa mempedulikan Hye Rim yang masih mentertawakannya juga
memberinya saran agar pergi setelah mengeringkan pakaiannya. Soo Ji sudah
terlalu malu.
Dae Young terlihat lelah,
sehingga Sang Woo menyuruhnya istirahat saja di dalam mobil duluan. Baru saja
dia duduk dengan tenang, sebuah pesan masuk ke ponselnya, dari Soo Ji. ‘Aku
mengacaukannya. Apa yang harus aku lakukan?’ Dae Young bergunam, Soo Ji baru
menyadarinya sekarang? Dasar Bodoh!
Sang Woo masuk dan saat akan
menyalakan mesin mobilnya dia tertawa kecil, Dae Young bertanya apakah ada yang
salah? “Tidak ada, Aku pikir… Penulis Baek jauh lebih menarik dari yang aku
kira” Dae Young kaget mendengarnya, mungkin tidak menyangka Sang Woo
akan berpikir seperti itu.
Soo Ji menunggu Dae Young di luar
Villa dan merasa frustasi sendiri karena kelakuan bodohnya. Dia merasa semuanya
sudah berakhir. Akh Tidak. Sang Woo-ssi bisa saja memiliki mata yang buruk
sehingga tidak sempat melihatnya, Soo Ji mencoba bersikap optimis. Tapi… Dae
Young bahkan tidak menjawab sms nya, Rasanya Soo Ji akan meledak saja.
Taek Soo datang dan memberi
salam, melihat Soo Ji ada disana, dia bertanya apakah Dae Young tidak ada? Soo
Ji membenarkan dan Taek Soo pun jadi ikut menunggu Dae Young bersama Soo Ji.
Merasa tak nyaman dengan kehadiran Taek Soo, Soo Ji pun bertanya, “Kau menunggu
Dae Young? Apakah kau ada urusan dengannya?” Ya begitulah, Taek Soo ingin
mengajaknya minum bersama. Apakah Soo Ji mau ikut minum juga?
“Tidak, Aku pikr Dae Young tidak
bisa minum bersamamy karena dia harus berbicara denganku” Soo Ji kesal karena
merasa urusannya dengan Dae Young terganggu. Taek Soo berkata dia juga ingin
membicarakan sesuatu dengan Dae Young. Sepertinya Taek Soo datang setiap hari,
bahkan tidak menelpon sebelumnya. Taek Soo menjelaskan bahwa mereka berada
dalam hubungan tidak perlu lagi saling menelpon. Tapi menurut Soo Ji, Dae Young
benar-benar merasa bosan, dia bahkan mengajak Soo Ji menonton bersamanya karena
Taek Soo menunggunya di rumah.
Taek Soo merasa Soo Ji sepertinya
sangat menyukai Dae Young, Soo Ji bahkan tidak sadar jika Dae Young sangat
merasa terganggu karenanya dan melakukan segalanya dengan memanfaatkan kebaikan
Dae Young di masalalu. Heu… sepertinya Taek Soo tidak tahu masalahnya, Soo Ji
jadi merasa kesal, apakah Taek Soo adalah satu-satunya orang yang mengenal Dae
Young? Mengapa dia begitu terobsesi pada Dae Young?
Tentu saja Taek Soo tidak ingin
kalah, dia memastikan Bukannya Soo Ji memang menunggu Dae Young, dia mendengar
Soo Ji hanya mengenal Dae Young, jadi pasti sedang menunggunya kan? Apakah Soo
Ji menunggu orang lain? Keduanya tertawa tidak wajar, jelas sekali Soo Ji
memang menunggu Dae Young juga kan? Soo Ji menyindir seharusnya Taek Soo sadar
jika Dae Young merasa terganggu karena kedatangan Taek Soo
Dae Young datang dan melihat Soo
Ji dan Taek Soo bersama. Mereka langsung menyapa Dae Young dan mengapit
lengannya di kedua sisi. Taek Soo mengajak Dae Young minum, sementara Soo Ji
berkata ada sesuatu yang harus dia bicarakan pada Dae Young. Taek Soo dan Soo
Ji berakhir dengan berebut perhatian Dae Young dan saling menyerang. Dae Young
bingung sendiri dengan tingkah keduanya.
Nenek Lee datang dan berkata,
daripada bermain dengan mereka berdua, mengapa Dae Young tidak mengajak Joo
Seung bermain juga. Soo Ji menyela nenek, Dae Young harus berbica dengannya
hari ini. Nenek malah berkata dia juga harus berbicara dengan Dae Young juga
dan menirukan gaya bicara Soo Ji padanya, hahaha. Nenek berbisik untuk mengajak
Joo Seung bermain dan Dae Young mengiyakan.
Setelah Nenek Lee pergi Soo Ji
dan Taek Soo kembali berdebat bahwa Dae Young harus berbicara dengan mereka
sekarang, dan menarik Dae Young kesana kemari membuat Dae Young kebingungan.
Tanpa mereka sadari dari atas atap Joo Seung sedang memperhatikan tingkah Soo
Ji dan Taek Soo yang berebut perhatian Dae Young tersebut dengan tatapan
dingin. Ada apa sebenarnya dengan Joo Seong??
***
Selain ahli soal makanan, Dae
Young juga ahli dalam hal tinggal sendiri yah hehehe… sampe tahu trik menjemur
pakaian yang benar. Sang Woo dan Dae Young ini cucok sekali, dia selalu setuju
dengan pendapat Dae Young dan semakin hari semakin tertarik padanya ;p bahkan
saat Soo Ji merusak kebersamaan mereka Sang Woo tampak kesal, oh tentu saja
karena disekitar Soo Ji, Sang Woo tidak bisa menunjukkan dirinya yang
sebenarnya.
Lagian sih itu Soo Ji, disuruh
ketemu mereka secara alamiah, malah dating kek jelangkung gitu, pastinya Sang
Woo sempat curiga yah? Untung ada Hye Rim yang kebetulan bertemu mereka juga,
walau yah… pikiran si Hye Rim itu tidak salah ;p melihat hubungan Dae Young dan
Sang Woo yah mereka terlihat seperti pasangan gay, hahaha…
Cherry Blossom nya indah banget,
dan suka sama OST yang diputar saat mereka bersepeda, tapi sayang sekali yah
rencana Dae Young dan Soo Ji gagal total, karena kecepatan Dae Young malah
membakar jiwa tidak mau kalah Sang Woo, ujungnya Soo Ji tertinggal di belakang
dan kepayahan mengejar mereka berdua haha. Sampai nggak sadar bertapa kacau nya
dirinya ketika Sang Woo membersihkan kelopak bunga di rambutnya, malah Soo Ji
sempat-sempatnya terpesona pada Sang Woo ;p
Alasan putusnya Dae Young dan Soo
Kyung akan sedikit disinggung di episode mendatang, dan rasanya kok romance
antara Dae Young dan Soo Ji semakin agak menjauh yah… tapi SWnim tampak ingin
menggiring opini penonton menuju kesana. Aku sih bebas sajalah, Soo Jim au sama
siapa juga, tapi yah… Soo Ji nya harus belajar dewasa dulu, sekarang ini Soo Ji
benar-benar masih hidup dalam negeri dongeng yang dibuatnya sendiri karena
terlalu lama hidup sendiri. Semoga Soo Ji cepat sadar saja jika dunia itu tidak
seburuk dan sesederhana yang dia pikirkan.
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^