The Time We Were Not In Love: The Love of One Eyed Fish (Buku Puisinya Choi Won)

Dalam drama The Time We Were Not In Love, Choi Won (Lee Jin Wook) tiba-tiba berubah bersikap dramatis setelah menemukan sebuah buku puisi berjudul The Love of One Eyed Fish karya Ryu Shi Hwa. Adegan ini sebenernya membuatku kurang menyukai karakter Won, ada apa dengan dirinya hingga bersikap begitu dramatis hanya karena menemukan sebuah buku. Meluapkan kemarahannya dengan bermain basket, lalu mengatakan kata-kata kejam pada Hana.

Hingga aku membaca puisi itu dan beberapa intrepertasi tentang puisi tersebut di beberapa blog. Akhirnya aku mencoba memahami kepribadian Won. Ada rahasia dalam buku puisi itu, entahkah itu karena Won yang terlalu melankolis, ataukan buku puisi itu mengingatkannya pada apa yang menimpa dirinya di usia 17 tahun.

Berikut ini terjemahan bahasa inggris dari puisi tersebut:

One Eyed Fish’s Love [ By Ryu Shi Hwa ]

I want to live like a one-eyed fish.
I want to love like a one-eyed fish.
A one-eyed fish, Bi-Mok,
that had been attached to each other for its whole life
to live like a two-eyed fish.
I want to love like them.

We had sufficient time. But,
We just didn’t love each other enough for the time.
I want to live the way a one-eyed fish lives.
When it’s alone,
the aloneness becomes noticeable.
The one-eyed fish, Bi-Mok.
I want to love like them
for the sake of my life.

Menurut intrepertasi beberapa bloger pengamat sastra puisi tersebut menggambarkan kehidupan dua ikan mata satu yang memilih menempel satu sama lain dan berenang bersama agar terlihat seperti ikan normal lainnya yang memiliki dua mata. Ini adalah puisi tentang persahabatan yang berlangsung sangat lama dalam kehidupan.

A one-eyed fish, Bi-Mok,
that had been attached to each other for its whole life
to live like a two-eyed fish.
I want to love like them.

Puisi ini mencoba mengatakan bahwa cinta yang saling membutuhkan untuk menjadi the real one adalah cinta sejati yang harus dicari. 

We had sufficient time. But,
We just didn’t love enough each other for the time.

Bagian ini adalah yang paling indah dalam puisi tersebut."Kita memiliki waktu yang cukup, Tapi... Kita hanya tidak cukup saling mencintai untuk saat ini" Hal tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan tentang prilaku seseorang terhadap orang yang dicintainya dalam hidup. Bagian puisi tersebut menjelaskan mengapa kita tidak bisa hidup seperti ikan mata satu. Puisi tersebut mencoba menunjukkan kebanyakan orang yang melakukan berbagai kepalsuan untuk berkomitmen dengan seseorang.

Itu adalah sisi Egoisme dari manusia yang hanya membuat mereka semakin jauh dari orang yang dicintainya. Mereka terlalu takut untuk menunjukkan diri mereka yang sebenarnya. Sehingga mereka akan memainkan emosinya untuk melindungi diri sendiri dengan mengamati terlebih dahulu bagaimana orang tersebut bereaksi pada kelakuannya. Hasilnya adalah, Mereka tidak bisa bersikap tulus seperti yang dilakukan oleh ikan mata satu dalam puisi tersebut.

Saat membaca kalimat ini, aku langsung berpikir, apakah Won berpikir Hana tidak akan menunjukkan dirinya yang sebenarnya jika seandainya Won mengakui perasaannya? Ataukah dia yang takut tidak bisa melakukan segala sesuatunya dengan tulus untuk Hana? Saat mereka akan pergi ke kencan buta, bahkan mereka saling berbohong satu sama lain, jika mereka telah jadi sahabat baik saat itu, akan kah mereka masih saling berbohong. Won sepertinya tidak ingin membuat hubungannya dengan Hana penuh kepalsuan, karena itulah dia lebih memilih menjadi sahabatnya untuk membuat Hana merasa saat bersamanya. 

 I want to live the way a one-eyed fish lives.
When it’s alone, the aloneness becomes noticeable.

Saat sendiri, kesendirian itu menjadi nyata. Entah kenapa aku merasa bagian inilah yang mempengaruhi perasaan Won untuk Hana. Dia seolah tidak ingin membuat Hana sendirian, itulah mengapa dia memutuskan untuk menjadi sahabatnya dan bersikeras mengatakan padanya untuk tidak akan pernah mencintai Hana.

Tapi tentu saja, pasti ada sebab lainnya mengapa dia mengatakan kalimat kejam itu pada Hana. Alasan yang masih menjadi misteri, dan bisa jadi ada hubungannya dengan Na Young ataupun Masalah ibunya yang menikah lagi dan tinggal bersama adik Won dan suami barunya di Kanada.

Aku yakin  Buku Puisi itu adalah sesuatu yang penting dalam drama ini, karena terus muncul di episode 1 dan 2. Apalagi ekspresi Won saat melihat buku itu, baik sekarang maupun 17 tahun lalu selalu sama. Sedih dan terluka. Aku berharap akan ada penjelasan yang mengharukan dari buku puisi tersebut, bukan hanya sekedar simbol dari rasa ketakutan Won untuk berkomitmen dengan Hana.

*posted by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

sumber: aliwriting107 dan panjjakpanjja