Hana menatap Won yang tersenyum
padanya bahkan saat dia merasa berada dalam kondisi menyedihkan. Hana bergunam
dalam hatinya, Semua akan baik-baik saja, saat dia merasa begitu sakit hati
akan selalu ada sahabat yang berada disisinya, seperti sekarang.
Won mengambilkan kunci kamar
hotel Hana di resepsionis dan menyuruh Hana untuk segera berganti baju agar dia
tidak kena flu. Sementara Won berniat untuk membeli beberapa botol Bir, Hana
meminta Won memveli ceker Ayam juga, tapi Won sepertinya menolak ;p
Akhirnya Won membelikan makanan
lain untuk menjadi camilan teman minum mereka. Hana merasa frustasi dengan
hidupnya. Saat usianya 24 tahun, dia pikir wanita di usia 34 tahun sudah bukan
lagi seorang wanita. Semua debaran yang di alaminya di masa muda, dia pikir
tidak akan lagi dia rasakannya karena orang-orang akan mulai memanggilnya
Ahjuma. Tapi ternyata dia salah.
Yah… Hana benar, dia memang sudah
berada di usia orang-orang akan memanggilnya Ahjuma. Saat Ibu Hana berusia 34
tahun, mungkin dia sudah menjadi dari seorang anak usia sekolah. Hana sebal
dengan komentar Won, apa sebenarnya tujuan Won datang kesana, apa untuk
mengejeknya? Won kemudian berkata bahwa Sung Jae sangat tidak berpengalaman,
jika dia bisa mendapatkan Hana, dia akan dapat jackpot. Apa maksud Won?
“Yak.. Kau trampil, cantik, baik
hati, pintar dan cute. Dia tidak akan pernah bertemu dengan wanita seperti mu
lagi” Hana merasa terharu mendengarnya, apalagi setelah Won tersenyum
mengatakan hal itu. Namun Hana benar-benar ingin menangis karenanya. Hana
merebahkan tubuhnya di sofa dan berkata terus saja Won menyanjungnya, dan
menghempaskannya kembali. Sekalian belikan saja tiket pesawat untuk Hana.
Won mendekati Hana dan duduk di
sofa, dia menyentuh Kening Hana dan bertanya apakah Hana demam karena
kehujanan? Jika sampai itu terjadi Hana benar-benar menjadi seorang Ahjuma yang
bodoh. Hana masih tidak mendebat Won dan meratapi situasinya yang menyedihkan.
Dia berdebar karena seorang pria muda, kemudian di campakan? Yang paling
mengesalkan adalah karena dia bersikap belebihan, itu sangat mengganggunya.
Saat Hana mulai meneteskan air
mata, Won menatapnya sedih, namun dia tidak ingin menunjukkannya pada Hana. Won
mengusap air mata Hana dan memberinya semangat. Sekarang sebaiknya Hana tidur!
Berhentilah bersikapa seperti tokoh utama wanita yang menderita di usianya saat
ini! Won membangunkan tubuh Hana, namun kata-kata Won memprovokasi Hana.
“Apa kau bilang? Usia ku saat
ini? Memangnya aku sendiri yang menjadi tua disini? Kau bahkan terlihat lebih
tua!” Won kaget dengan reaksi Hana. Kekesalan Hana berujung pada ajakan minum
minum semalaman.
Won langsung setuju dan malam itu mereka benar-benar menghabiskan malam dengan bermain berbagai macam games dan hukuman untuk yang kalah adalah minum sebotol bir. Won sering kalah dan dia menirukan berbagai pose Aneh untuk membuat Hana tertawa, melupakan kesedihannya setelah merasa di tipu Sung Jae.
Won langsung setuju dan malam itu mereka benar-benar menghabiskan malam dengan bermain berbagai macam games dan hukuman untuk yang kalah adalah minum sebotol bir. Won sering kalah dan dia menirukan berbagai pose Aneh untuk membuat Hana tertawa, melupakan kesedihannya setelah merasa di tipu Sung Jae.
Hana dan Won mabuk bersama, dan
mereka pergi ketempat tidur dengan bersahabat setelah membuat kamar itu bagai
kapal pecah, botol bir yang berserakan juga bantal-bantal yang melayang entah
kemana. Keberadaan Won sungguh membantu Hana melupakan luka hatinya malam itu,
karena mereka bisa tertawa terbahak-bahak bersama.
Paginya Won terbangun dengan Hana
yang tertidur di atas lengannya. Dia menatap betapa cantiknya Hana saat
tertidur, dan menyentuh beberapa helai rambut Hana yang menghalangi
kecantikannya. Won menatap Hana dengan penuh cinta, hingga dia melihat
tanda-tanda Hana akan bangun. Won kembali memejamkan mata, pura-pura masih
tertidur.
Hana terbangun dan melihat Won
dihadapannya. Hana bingung bagaimana dia harus bersikap, hingga Won terbangun
dan mereka saling bertatapan. Won kemudian berkata, “Tanganku” Hana tidak
mengerti, “Kau meniduri tanganku” Hana menyadari hal itu dan langsung bangun,
merasa aneh dengan keadaan ini.
Won tampak biasa saja dan
menggerakan tangannya yang pegal. Hana melihat ke arah Won dengan canggung dan
bertanya, apakah tidur Won nyenyak semalam? Ya begitulah, Hana mencoba bersikap
biasa saja karena melihat Won juga yang bersikap biasa.
Namun Hana tidak bisa berhenti
merasa canggung selama perjalana pulang. Dia menghindari kontak mata dengan Won
dan merasa bingung sendiri. Saat tiba di depan rumah dia linglung, bahkan dia
berniat keluar mobil dengan sabuk pengaman yang belum di buka. Hana benar-benar
merasa kacau, bahkan saat mereka berebut koper Hana siapa yang harus membawanya,
Hana bahkan gugup saat tangannya dan Won hampir bersentuhan secara tidak
sengaja.
Akhirnya Won yang mengeluarkan
koper Hana dari mobil. Hana langsung mengambilnya dan menolak saat Won berkata
dia akan membawakannya untuk Hana. Tidak dia yang membawanya saja.
Tas Hana ketinggalan, Won memanggilnya, tapi Hana bereaksi lain, dia takut Won mengatakan hal yang seolah tidak ingin di dengarnya (atau sebenarnya ingin?) Saat mengetahui Won hanya ingin memberitahu tas Hana ketinggalan, dia buru-buru mengambilnya dan segera masuk rumah dengan tergesa-gesa. Won menatap Hana dan merasa bingung dengan sikap yang tampak menghindar.
Tas Hana ketinggalan, Won memanggilnya, tapi Hana bereaksi lain, dia takut Won mengatakan hal yang seolah tidak ingin di dengarnya (atau sebenarnya ingin?) Saat mengetahui Won hanya ingin memberitahu tas Hana ketinggalan, dia buru-buru mengambilnya dan segera masuk rumah dengan tergesa-gesa. Won menatap Hana dan merasa bingung dengan sikap yang tampak menghindar.
Dae Bok yang menjadi saksi
kecanggungan Hana dan Won di pagi hari mulai berpikir macam-macam. Dia yakin
terjadi sesuatu antara mereka berdua hingga membuat hubungan mereka menjadi
seperti itu.
Hana masuk ke kamar dan menyimpan
koper serta tasnya. Saat dia melihat tempat tidurnya, dia mengingat percakapan
antara dirinya dan Won saat mereka hampir setengah mabuk.
Hana berbaring di tempat tidur
dengan menjadikan Won sebagai bantalnya, Hana berkata dia pasti banyak
melakukan hal bodoh akhir-akhir ini. Won menjawab,tapi tidak separah saat Hana
berkencan dengan Cha Seo Hoo. Benarkah? Memang seperti apa Hana saat itu? Hana
benar-benar tidak menjadi dirinya sendiri, yang ada di pikiran Hana hanya
tentang kepentingan pria itu. Demi bajingan dan playboy seperti itu.
Itu karena Hana mencintainya. Cinta adalah tentang memberi dan berkorban. Pria tidak pernah tahu tentang hal itu. Won menyangkal. Cinta adalah menyukai orang itu apa adanya. Hana terdiam dan berkata, “Orang yang menerimaku apa adanya hanya kau. Tapi kau tidak pernah melihatku sebagai wanita” Won tertawa dan berkata, “Kau satu-satunya orang yang tidak menganggapku sebagai pria”
Hana kemudian menoleh ke arah Won dan
bertanya, “Apakah kau pernah melihatku sebagai wanita?” Won menatap Hana, namun
dia tidak mengatakan apapun.
Ingatan itu membuat Hana bingung
dan gugup. Apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Won? Hana menatap
jendela kamar Won dengan resah, apa yang harus dia lakukan?
Won sedang bersiap pergi bekerja,
dan dia teringat perkataan Hana bahwa orang yang menerima dirinya apa adanya
hanyalah Won. Perkataan itu tampaknya cukup menganggu Won, dia menatap jendela
kamar Hana, dan memikirkan sesuatu.
Saat tertidur di ruang tunggu, Mi
Hyang bermimpi seokor babi datang padanya, Mi Hyang ketakutan untung dia segera
bangun. Orang bilang mimpi bertemu babi itu akan mendapat keberuntungan, apakah
akan terjadi hal baik hari ini? Saat di toilet, Mi Hyang melihat seorang Nenek
yang tiba-tiba ambruk, dia menolongnya dengan sekuat tenaga, memberikan napas
buatan dan tindakan penanganan lainnya
agar membuat sang Nenek kembali bernapas dan akhirnya terbangun. Mi
Hyang merasa lega karena berhasil menyadarkan si Nenek.
Ibu bingung melihat sikap Hana
yang tiba-tiba membersihkan kamarnya. Itu pertanda sesuatu yang tidak baik
sedang terjadi pada Hana, karena Hana selalu melakukan itu pada saat kondisinya
sedang terpuruk, seperti saat putus dari Cha Seo Hoo atau pekerjaannya tidak
berjalan dengan lancar. Ibu meminta Hana untuk bercerita, tapi Hana terus
membersihkan kamarnya hingga selesai. Ibu sangat khawatir, jika Hana tidak mau
cerita itu artinya yang terjadi kali ini benar-benar buruk. Meski ibu terus bertanya, Hana
memilih tidak menjawab.
Setelah acara beres-beres kamarnya selesai, Hana memilih untuk pergi bersepeda untuk menikmati udara segar. Ketika sedang bersepeda, Hana melihat pasangan muda yang sedang berkencan, dia teringat kejadian antara dirinya dan Won di Hotel, namun Hana berusaha melupakannya dengan memejamkan matanya, hingga dia tidak sadar ada dua anak kecil yang sedang bermain sepatu roda di depannya. Hana mencoba menghindari kedua anak itu dan berakhir dengan terjatuh dari sepeda.
Won tidak bisa berhenti
memikirkan saat dia dan Hana terbangun bersama di pagi hari. Itu membuatnya
tidak fokus, bahkan saat ketiga temannya bertanya apakah Mi Hyang tidak pernah
terlambat selama 20 tahun karirnya menjadi kru kabin? Bukannya menjawab, Won
malah meminum cappuccino nya dan meninggalkan krim di hidung dan mulutnya.
Min Gook mencoba menyadarkan Won
dengan memanggilnya, saat Won menatap mereka, Woo Jin yang melihat krim di
hidung dan mulut Won berkata, “Memangnya kau ini Gil Raim, cepat bersihkan” Won
segera membersihkannya, dan menjawab pertanyaan tentang Mi Hyang. So Eun datang
dan menyapa Won dengan canggung.
Won dan So Eun berjalan bersama.
So Eun bertanya apa yang terjadi semalam? Kenapa Won tiba-tiba pergi, So Eun
jadi tidak bisa tidur semalaman. Won berkata pikirannya agak kacau semalam,
terjadi sesuatu pada Hana. So Eun merasa tak nyaman dan bertanya, jika So Eun
memanggil Won di tengah malam seperti itu, apakah dia juga akan segera datang?
Won tidak menjawab, dia malah
berkata jika Hana adalah teman yang sudah seperti keluarga baginya. Teman yang
sangat penting. So Eun kemudian mengambil kesimpulan sendiri, jika Hana adalah
teman yang sudah seperti keluarga, berarti So Eun adalah Teman wanitanya (bisa
diartikan sebagai pacarnya?). So Eun akan berpikiran positif seperti itu. Won
tidak menjawab, dia hanya tersenyum kecil mendengar pikiran positif So Eun itu.
Akibat terjatuh dari sepeda,
pergelangan tangan Hana terluka, dan untuk menyembuhkannya Hana tidak boleh
menggerakannya, jadi harus memakai gips. Ayah mengomel mengapa Hana tidak
hati-hati saat bersepeda, kan jadinya repot. Dae Bok berkata, ini lebih baik
dari pada Hana melukai kakinya sehingga dia akan minta di gendong untuk pergi
kemanapun. Hana kesal dan berkata dia tidak akan meminta Dae Bok yang
menggendongnya. Kenapa? Apakah karena Hana memiliki Won? Hana makin sebal
mendengarnya.
Ibu bertanya apakah Won tahu,
jika tangan Hana terluka. Sigh… mengapa Hana harus melaporkan apa yang terjadi
padanya pada Won? Hana sudah tidak tahan dan memilih pergi ke kamar setelah
selesai makan.
Ayah merasa bingung, Apa ada sesuatu antara Hana dan Won? Ini
tidak seperti biasanya. Dae Bok berkata memang terjadi sesuatu. Ibu dan Ayahnya
pasti senang mendengar hal ini. Hana dan Won menghabiskan malam bersama? Ibu
dan Ayah kaget mendengarnya, kapan itu terjadi? Saat Hana melakukan perjalanan
bisnis? Bagaimana bisa? Itu seperti perjalanan bisnis yang berakhir dengan
bulan madu.
Dae Bok sudah mengecek jika malam itu, Won tidak pulang semalaman dan yang paling penting adalah, Dae Bok menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat mereka pulang bersama dengan sikap yang bisa dia samakan dengan pasangan pengantin baru yang baru menghabiskan malam pertama mereka. Tentu saja hal ini baik untuk Hana, tapi jika memikirkan Won, Dae Bok sungguh merasa tidak adil.
Dae Bok sudah mengecek jika malam itu, Won tidak pulang semalaman dan yang paling penting adalah, Dae Bok menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat mereka pulang bersama dengan sikap yang bisa dia samakan dengan pasangan pengantin baru yang baru menghabiskan malam pertama mereka. Tentu saja hal ini baik untuk Hana, tapi jika memikirkan Won, Dae Bok sungguh merasa tidak adil.
Tidak. Tidak. Tidak, ibu sangsi
itu yang terjadi, karena Hana membersihkan kamarnya hari ini. Itu artinya
situasinya lebih buruk. Mereka tidak bisa membiarkannya begitu saja, mereka
harus mengatur rencana. Bagaimana jika mereka pergi liburan keluarga tanpa
Hana? Itu ide yang bagus. Saat Hana turun untuk mengambil minum, semua orang
terdiam, merasa gugup takut rencana mereka ketahuan.
Hana mendapat pesan dari Jung Mi
(salah satu teman SMA nya) bahwa dia akan menikah. Hana pun menemui Jung Mi dan
Na Young. Mereka mengucapkan selamat pada Jung Mi yang akan menikah dengan
Chang Soo, teman SMA mereka juga.
Dimana mereka akan menikah? Di
sebuah Hotel yang cukup mahal,bahkan gaun pengantin Jung Mi pun terlihat glamor.
Sebenarnya orang tuanya tidak setuju mereka menikah disana, karena tidak sesuai
dengan kondisi keuangan keluarga, namun Ibu Chang Soo sangat menginginkannya.
Ambil sisi baiknya saja, pernikahan adalah sesuatu yang sakral, akan sangat
menyenangkan jika dilaksanakan di tempat yang bagus.
Na Young cukup kaget akhirnya
Jung Mi dan Chang Soo menikah, padahal mereka selalu bertengkar seperti kucing
dan anjing. Jung Mi dan Chang Soo selalu
bersama selama 17 tahun ini, kapan mereka mulai resmi berkencan? Sekitar 5
tahun yang lalu, saat mereka semua pergi minum bersama dan menjadi mabuk. Akh
iya, Hana mengingat kejadian itu. Jung Mi membawa Chang Soo pulang ke rumahnya,
dan tiba-tiba saja Chang Soo memegang tangannya, itu bukan skinship pertama
mereka, tapi terasa lain, dan membuatnya tidak bisa melupakan Chang Soo setelah
kejadian itu.
Na Young jadi penasaran apakah
Hana dan Won juga pernah mengalami hal yang sama? Mereka terus bersama selama
17 tahun, bahkan bertetangga. Hana mengklaim hubungannya dengan Won tidak
seperti itu. Dia sudah berkali-kali melihat tubuh Won, tapi dia tidak merasakan
apapun. Lalu Won? Apakah dia juga tidak pernah merasakan apapun pada Hana.
Hmmm… mungkin begitu juga.
Hana teringat saat suatu malam
dirinya tertidur di perpustakaan dan Won menontonnya, saat Hana terbangun,
kalimat yang dikatakan Won adalah tentang betapa joroknya Hana tertidur sambil
ngiler. Jadi Hana merasa yakin diantara dirinya dan Won tidak ada perasaan
semacam itu. Jung Mi mengerti, tapi terkadang sesuatu yang biasa itu akan
menjadi tidak biasa di waktu tertentu, dia hanya memberi peringatan saja.
Peringatan Jung Mi membuat Hana
tidak nyaman, dia terus kepikiran saat dia dan Won menghabiskan malam di hotel
dengan bermain segala macam games, itu seperti kegiatan yang biasa, namun
menjadi tidak biasa karena Hana terus memikirkannya. Hana berusaha menyangkal,
namun pikirannya menjadi tidak fokus sehingga dia menjatuhkan ponselnya ke
toilet.
Won mengajak Hana makan ceker pedas dan bir di atap, namun tak ada respon dari Hana. Bahkan pesan yang dia kirimkan sama sekali tidak di baca. Won menunggu semalaman, tapi pesannya tetap tidak di baca, bahkan setelah dia mengirimkan beberapa pesan lagi.
Won
berasumsi, apakah terbangun bersama di pagi hari, membuat Hana benar-benar
merasa tidak nyaman? Won mencoba menelpon Hana, namun hasilnya nihil, tak ada jawaban dari sahabatnya itu.
Meskipun tangannya terluka, Hana
memutuskan untuk bekerja seperti biasanya. Sebelum pergi, Hana mendengar Dae
Bok kena omel Ayahnya karena kerjaannya masih luntang lantung, seolah tidak
berniat mendapatkan pekerjaan tetap. Dae Bok meminta Ayah mewariskan toko
mereka saja pada Dae Bok, tapi Ayah menolak dan meminta Dae Bok melakukan hal
yang membuatnya bisa lebih percaya pada anak lelakinya itu. Ayah heran, mengapa
Dae Bok bisa berprilaku seperti itu padahal dia pintar. Hana sedikit khawatir
pada Dae Bok, dan dia memperhatikan sepatu Dae Bok yang sepertinya sudah tidak
muat, sehingga dia harus menginjak bagian belakannya saat memakai sepatu
tersebut.
Hana tiba di kantor lebih pagi
dari biasanya. Dia kaget saat melihat ada kopi dan catatan manis dari Sung Jae,
tapi ternyata itu hanya halusinasi nya saja. Hana mempersiapkan diri untuk
rapat hari ini, dan Assisten Hong mengabari jika Sung Jae kana terlambat hari
ini, sepertinya terjadi sesuatu di rumahnya. Hana tidak menanggapi dan baru mengeluarkan
suara saat Asisten Hong mengatakan Direktur mengadakan rapat mendadak di pagi
hari, apakah mereka akan mendapatkan bonus? Hana berkata hangan terlalu
berharap. Sigh… Ketua Tim nya selalu seperti itu, tapi asisten Hong tetap
berharap akan mendapatkan bonus.
Rapat hari itu tentu saja
membahas kesuksesan mereka tentang penjualan sepatu Go Yeon Jung karena sang
aktris bersedia memakainya di acara premier film sehingga sepatu mereka untuk
pertama kalinya menjadi urutan no.1 di mesin pencarian. Direktur mengklaim itu
semua adalah karena dirinya yang tidak sama sekali tidak pernah menyerah saat
tim marketing dan tim desain menyerah pada launching sepatu tersebut. Padahal
semua orang di ruangan itu tahu jika Hana lah yangberperan penting dalam hal
tersebut.
Namun Hana sama sekali tidak
masalah dengan hal itu, dia malah bertepuk tangan untuk direktur dan memujinya.
Momen ini dimanfaatkan oleh Hana untuk membuat Direktur setuju agar tim
marketing menangangi online shop di China. Direktur awalnya tampak ragu, tapi
karena masih dalam masa eforia, dia pun setuju dan itu membuat tim marketing
bersorak riang.
Tim marketing merayakan
keberhasilan mereka saat makan siang, Hana mentraktir mereka makan. Meksi
kecewa tidak mendapatkan bonus, mereka senang karena Hana berhasil membuat
direktur setuju tentang masalah Online Shop di Cina. Asisten Hong kemudian
bertanya pada Hana apa yang harus mereka lakukan pada Sung Jae, masa internship
nya akan segera berakhir.
Hana merekomendasikan Sung Jae
untuk dijadikan pegawai tetap yang ditempatkan di cabang Cina. Meskipun
pengalamananya belum banyak, tapi dia sangat trampil dan akan berkerja keras
jika dia dijadikan pegawai tetap. Direktur tampaknya agak ragu karena dari segi
pendidikan Sung Jae juga kurang meyakinkan, namun Hana mengatakan jika
kemampuan cocok sesuai untuk menangangi permasalahan marketing di China. Selain
itu, Hana juga meminta ijin untuk cuti liburan, karena tangannya yang
terluka.
Saat hendak pulang, Hana kembali
berhadapan dengan hujan, dia menikmati tetesan air hujan di depan kantor,
hingga seseorang memayunginya, dia adalah Sung Jae yang berterimakasih karena
Hana telah merekomendasikannya. Hana mengeluarkan payungnya sendiri dan
berjalan pergi meninggalkan Sung Jae.
Hana kemudian berbaik dan berkata dia merekomendasikan Sung Jae karena menilai kemampuannya. Sung Jae pasti memahami hati wanita dengan baik, Hana berharap di masa depan hanya menggunakan bakatnya untuk membuktikan kemampuannya.
Hana kemudian berbaik dan berkata dia merekomendasikan Sung Jae karena menilai kemampuannya. Sung Jae pasti memahami hati wanita dengan baik, Hana berharap di masa depan hanya menggunakan bakatnya untuk membuktikan kemampuannya.
Hana meninggalkan Sung Jae yang
berlari menyusulnya, Sung Jae berteriak, Karena Hana menyukainya, Sung Jae
benar-benar jadi ingin pelindung Hana. Mendengar ucapan Sung Jae, Hana tidak
menoleh sedikitpun, dia terus maju kedepan dan menganggap apa yang Sung Jae
lakukan selama ini untuknya adalah sebuah ketulusan. Hana tidak akan
menyesalinya dan dia menantikan hari yang baru baginya.
Won mengecek ponselnya, Hana belum juga membaca pesannya. Ada sebenernya dengan Hana? Won benar-benar merasa tidak nyaman dengan keadaan ini. Won kemudian mengirim pesan, apakah tangan Hana terluka atau sesuatu hingga dia tidak sempat membaca pesan-pesannya?
Karena ponselnya mati, Hana pergi
untuk memperbaikinya, dan ternyata itu membutuhkan waktu satu hari. Hana tidak
masalah dengan hal itu karena besok dia hanya akan diam di rumah. Hana datang
ke tempat itu bersama Dae Bok, yang sepertinya ingin di belikan ponsel, namun
tujuan Hana membawanya ke mall adalah
untuk membelikan sepatu.
Dae Bok memilih sebuah sepatu yang dia inginkan, Hana menolak dan memilihkan yang lebih nyaman dan pantas di gunakan di setiap event. Harganya cukup mahal, apakah Hana sanggup membelinya, itu sama sekali tidak masalah baginya. Dae Bok malah melunjak minta dibelikan barang lainnya. Hana mengancam, sebaiknya mereka pulang saja tanpa membeli apapun. Dae Bok menggeleng.
Dae Bok memilih sebuah sepatu yang dia inginkan, Hana menolak dan memilihkan yang lebih nyaman dan pantas di gunakan di setiap event. Harganya cukup mahal, apakah Hana sanggup membelinya, itu sama sekali tidak masalah baginya. Dae Bok malah melunjak minta dibelikan barang lainnya. Hana mengancam, sebaiknya mereka pulang saja tanpa membeli apapun. Dae Bok menggeleng.
So Eun melihat Hana dan Dae Bok,
kemudian menyapanya. Hana menyuruh Dae Bok pulang duluan, sementara Hana dan So
Eun minum bersama. So Eun ingin mengajaknya makan bersama tapi melihat tangan
Hana yang terluka sepertinya tidak akan nyaman. So Eun berkata dia sebenarnya
ingin menemui Hana dan menanyakan apa yang terjadi antara Hana dan Won malam
itu, karena itu sungguh membuatnya tidak nyaman. Tapi dia sudah
mengklarifikasinya pada Won, bahwa Hana adalah teman yang sudah seperti
keluarga bagi Won. Jadi So Eun merasa lega, dan dia senang karena Won memilik
Hana dan Mi Hyang disampingnya.
Hana terpana mendengar ucapan So
Eun tentang Won yang menganggapnya sebagai teman yang sudah seperti keluarga.
Hana pun berkata, Won juga teman yang sangat penting untuknya yang sudah dia
anggap seperti keluarga. Jadi So Eun tidak perlu khawatir tentang apa malam
itu, karena sebenarnya tidak terjadi apapun.
Saat tiba di rumah, keluarga Hana
sedang membereskan pakaian, mereka akan pergi ke pemandian musim panas tanpa Hana
dengan alasan tangan Hana yang terluka. Ayahnya mengatakan jika mereka akan
mematikan ponsel mereka selama disana, jadi jika Hana membutukan sesuatu, dia
bisa menghubungi Won. (Ini modusnya keliatan banget ;p)
Ayah Hana menghubungi Won,
memberitahu tangan Hana yang terluka dan rencana liburan mereka. Sepertinya dia
juga sengaja menitipkan Hana pada Won. Dengan tergesa Won hendak pulang ke
rumah, namun dia bertemu dengan So Eun yang menunggunya.
So Eun mengajaknya makan bersama, tapi Won menolak karena dia harus segera menemui Hana yang tangannya terluka. So Eun mengerti, dia juga tahu tangan Hana terluka karena tadi tidak sengaja bertemu di mall. So Eun memberitahu beberapa makanan untuk menyembuhkan tangan yang terluka, dan Won tersenyum mendengarnya karena So Eun tampaknya mengkhawatirkan Hana juga.
So Eun mengajaknya makan bersama, tapi Won menolak karena dia harus segera menemui Hana yang tangannya terluka. So Eun mengerti, dia juga tahu tangan Hana terluka karena tadi tidak sengaja bertemu di mall. So Eun memberitahu beberapa makanan untuk menyembuhkan tangan yang terluka, dan Won tersenyum mendengarnya karena So Eun tampaknya mengkhawatirkan Hana juga.
Hana menikmati kesendiriannya di
rumah dengan mengecek tiket pameran seni, namun karena tidak hati-hati dia
menyenggol gelas berisi jus yang isinya tumpah di atas meja. Untungnya Hana
cepat tanggap dan segera memindahkan laptopnya. Saat dia berniat ke kamar
mandi, Hana bingung karena lampunya ternyata mati.
Terdengar suara bel, itu adalah
Won, Hana canggung berhadapan dengan Won yang menanyakan keadaan tangannya.
Tapi Hana kaget saat melihat Won membawa lampu. Won bilang Ayah Hana menelpon
jika lampu kamar mandi Hana mati. Hana mengerti jika itu semua hanya
akal-akalan keluarganya saja.
Hana membantu Won memberikan
penerangan dengan senter saat Won mengganti lampu kamar mandinya. Hana sangat
canggung dan gugup. Namun saat dia bertanya apakah Won mendapat penerangannya,
dia bilang tidak masalah. Tapi ketika melihat ke atas, dia baru sadar dirinya
sama sekali tidak membantu dan membenarkan letak senternya sehingga Won
berhasil memasangkan lampu yang baru.
Ketika Won akan menutup lampunya,
Won meminta Hana mengambilkan bautnya. Menyadari Hana yang tidak nyaman berada
di dekatnya, Won mengambil baut dari tangan Hana dengan berusaha untuk tidak
bersentuhan dengan tangganya. Dan semuanya selesai.
Won hendak pulang jika Hana tidak
membutuhkan apapun. Keduanya menjadi canggung, bahkan disaat Hana mencoba
bersikap biasa saja. Saat Won akan pergi, Hana juga menuju kea rah yang sama
dan itu terjadi beberapa kali, hingga Won berinsiatif membiarkan Hana keluar
lebih dulu. Won pamit, dan Hana mengiyakan saja tanpa berani menatap Won. Hana
benar-benar merasa tidak nyaman saat berhadapan dengan Won, dan sepertinya Won
sangat menyadari hal itu.
Saat malam semakin larut, Won
menunggu Hana di depan rumahnya. Hana keluar dan bertanya untuk apa Won
memanggilnya selarut itu? Won tidak menjawab dan mendekati Hana. Tiba-tiba saja
dia mencium Hana dan berunjung dengan pukulan di hidungnya oleh tangan Hana
yang di gips.
Won terbangun dari mimpi buruknya, ya… scene dia mencium Hana dan mendapat pukulan hanyalah mimpi belaka, namun hal itu membuatnya teringat pada apa yang terjadi dimasa lalu, saat teman-temannya mempermasalahkan sikapnya terhadap Hana. Apakah Won berkencan dengannya? Sehingg dia berani mengkhianati mereka? Won menjelaskan bukan itu yang terjadi, tapi mereka tidak berhenti dan membuat Won marah.
Akhirnya Won meradang dan memukuli mereka, Won hanya sendirian dan dia babak
belur, tapi Won tidak menyerah dan
memukul orang sejak tadi menuduhnya sambil berteriak. “Mengapa aku tidak boleh
menyukai Oh Hana??”
Wajah Won penuh dengan luka
setelah perkelahian itu. Dia termenung di perpustakaan, dan Hana datang
menemuinya. Hana berniat meminjamkan catatan fisika nya yang berharga pada Won,
tapi Won menolaknya dengan dingin. Hana bertanya apakah ada yang terjadi? Won
berteriak untuk mengusir Hana membuat semua orang kaget. Hana merasa
dipermalukan dan segera pergi dari sana.
Mimpi Mi Hyang yang bertemu
dengan babi ternyata bukan tanpa arti. Nenek yang ditolongnya di toilet adalah
pemilik restoran kaki babi yang terkenal. Dia merasa sangat berterimakasih pada
Mi Hyang karena telah menyelamatkan nyawanya dan memberikan kupon gratis seumur
hidup untuk makan kaki babi di restorannya. Bawahannya sangat menikmati kaki
babi tersebut, tapi Mi Hyang sama sekali tidak suka. Dia benar-benar tidak
menyukai kaki babi.
Hana sudah siap untuk pergi ke
luar saat orang tuanya kembali dari liburan. Ayah dan Ibu tampak kecewa karena
tidak terjadi apapun antara Hana dan Won selama mereka meninggalkan rumah, Hana
tersenyum puas dan berkata dia akan pergi keluar karena merasa bosan.
Saat menghidupkan kembali
ponselnya yang sudah di perbaiki, Hana mendapatkan belasan pesan dari Won yang
mengajaknya makan ceker pedas dan bertanya mengapa Hana sulit dihubungi. Hana
tersenyum, dia terkahir dengan perhatian Won, namun kemudian dia teringat bahwa
So Eun mengatakan Won menganggap Hana sebagai teman yang sudah seperti
keluarga. Benar. Baginya Won juga teman yang sudah dia anggap seperti keluarga.
Yang selalu ada disampingnya.
Hana dan Won sama-sama pergi ke
galeri seni. Tapi Won datang kesana bersama So Eun, dan tidak tahu jika Hana
juga datang kesana. Saat melihat sebuah karya seni, So Eun berkomentar Seni
adalah sesuatu yang sulit, dia datang pertama kali ke galeri seni saat kuliah
tingkat dua. Won datang pertama kali ke galeri seni karena Hana yang
menyeretnya.
So Eun terlihat agak sedih dan
bertanya, apakah semua tempat yang Won datangi adalah karena Hana? Won
berpikir, benarkah? Lalu dia bertanya apakah dia egois karena dia yang mengajak
So Eun pergi ke galeri. So Eun tersenyum dan mengatakan itu tidak masalah. Dia
senang karena akhirnya bisa merasakan kencan yang sebenarnya. So Eun lalu
menggandeng tangan Won, sementara Won tampak tak nyaman dengan hal itu. Setelah
mengisi otak mereka dengan melihat-lihat karya seni, So Eun mengusulkan mereka
untuk mengisi perut mereka juga.
Hana sedang melihat-lihat karya
seni, dan kaget melihat Won dan So Eun dari kejauhan. Melihat mereka bersama,
Hana memperhatikan So Eun dengan seksama, jika di lihat dari kejuahan seperti
itu, So Eun ternyata hanya tinggi dan kurus, kepalanya juga kecil. Hana
kemudian mendapat SMS dari Na Young yang memintanya segera datang ke suatu
tempat.
Jung Mi membatal pernikahannya
dengan Chang Soo karena masalah Biaya Hotel mereka menikah. Na Young merasa itu
yang terbaik, dari pada Jung Mi harus hidup dengan keluarga seperti itu. Jung
Mi menangis keras, tapi bukan pembatalan pernikahan yang dia sesalkan. Yang
paling dia sesali adalah hancurnya hubungan pertemanan Jung Mi dan Chang Soo
selama 17 tahun ini. Na Young membenarkan, bagaimana mungkin Jung Mi bisa
berteman dengan mantan pacar. Mendengar hal itu, Hana seolah tersadar akan
sesuatu tentang hubungannya dengan Won. Namun karena Jung Mi terus menangis,
Hana kembali fokus untuk menenangkan Jung Mi.
Saat tiba di depan rumah, Hana
melihat jendela kamar Won yang menyala, lalu Won datang menyapanya. Apakah Hana
baru pulang dari suatu tempat? Iya, dia baru bertemu Jung Mi. Lalu bagaimana
dengan makan malam? Dengan malu-malu Hana mengatakan dia belum makan malam, dan
keduanya tersenyum bersama.
Won mengadukan Jajamyung untuk
Hana saat merekam makan malam. Bukan kah Won sudah makan malam? Bagi Won,
Jampong adalah makanan penutup, jadi mereka bisa makan bersama. Hana bersiap
memakan Jajamyungnya, namun dia kesulitan untuk membuka bungkus sumpitnya.
Won
yang melihat itu pergi ke dapur dan mengambil kan garpu. Hana merasa takjub,
bagaimana Won bisa begitu paham tentang dirinya.
Won bahkan mengerti bahwa Hana
ingin menyalakan TV, dan mereka pun menonton Running Man (Ups! Itu episode
253??). Saat mulut Hana belepotan, Won tak canggung mengelap nya dengan tissue untuk membersihkannya. Hana ingin mencicipi Jampong nya, Won dengan sukarela menyuapinya, dan dia tidak segan mencicipi Jajamyung milik Hana juga.
Hana memperhatikan Won yang bersikap seperti biasa padanya, dia lalu berkata pada Won, “Wonna… Jika aku tua nanti dan tinggal di Panti Jompo, kau harus sering mengunjungiku yah?” Mengapa Hana harus menjadi tua sendirian. Hana merasa dia akan sibuk bekerja, dan kini dia juga tidak punya kekasih. Benar juga sih, Hana tidak punya mata yang baik untuk menilai pria.
Hana memperhatikan Won yang bersikap seperti biasa padanya, dia lalu berkata pada Won, “Wonna… Jika aku tua nanti dan tinggal di Panti Jompo, kau harus sering mengunjungiku yah?” Mengapa Hana harus menjadi tua sendirian. Hana merasa dia akan sibuk bekerja, dan kini dia juga tidak punya kekasih. Benar juga sih, Hana tidak punya mata yang baik untuk menilai pria.
Baiklah, Won berjanji akan terus
bermain dengan Hana sampai tua, dia juga akan sering mengunjungi Hana di Panti
Jompo. Benarkah? Hana merasa sangat senang dan meminta Won berjanji padanya. Tapi saat Won berkata, jika dia tidak bertemu dengan jodohnya, Hana juga harus
berjanji akan bermain dengannya sampai tua, Hana malah berkata akan
memikirkannya dulu. Won sebal, Hana selalu membuat perjanjian yang
menguntungkan dirinya. Perjanjian di batalkan! Hana tidak terima dan dia mulai
menyerang Won seperti biasanya. Hubungan Won dan Hana kembali menjadi dekat
seperti semula.
Esoknya, Hana keluar dari RS
dengan gips yang telah dibuka. Hana tersenyum cerah saat mendapat telepon dari
Won yang menanyakan keberadaannya. Hana mengatakan hari ini dia telah bebas,
Won memberinya selamat dan mengajak untuk makan ceker pedas dan minum Bir.
Setelah menutup telepon, Won
berkata dalam hatinya, “Hana… aku harap kau selalu bahagia” Sementara itu Hana
baru sadar jika Won adalah satu-satunya orang yang mengetahui kata sandi ponsel
dan emailnya. Keduanya kemudian mengatakan sebuah kalian bersamaan, “Mari kita
hidup bersama sampai Mati” sambil tersenyum bahagia.
Namun suasan hati Won seketika
berubah saat dia melihat Cha Seo Hoo (Yoon Kyun Sang) yang tampaknya baru tiba
di Korea.
Seo Hoo adalah seorang pianis jenius yang kembali ke Korea untuk mengadakan pertunjukkan. Dia mengecek periapan konsernya dan berlatih memainkan piano, namun dia tiba-tiba berhenti dan teringat pada kata-kata Hana, dia tersenyum kecil. Ya… Cha Seo Hoo adalah mantan kekasih Hana yang dibicarakan Won dan ibunya. Setelah mengingat kata-kata Hana, tentang setelah doremifaso, dalam kepala Hana selalu terpikir sofamiredo bukannya lasolasido, Seo Hoo berhenti berlatih dan berniat pergi ke suatu tempat.
Seo Hoo adalah seorang pianis jenius yang kembali ke Korea untuk mengadakan pertunjukkan. Dia mengecek periapan konsernya dan berlatih memainkan piano, namun dia tiba-tiba berhenti dan teringat pada kata-kata Hana, dia tersenyum kecil. Ya… Cha Seo Hoo adalah mantan kekasih Hana yang dibicarakan Won dan ibunya. Setelah mengingat kata-kata Hana, tentang setelah doremifaso, dalam kepala Hana selalu terpikir sofamiredo bukannya lasolasido, Seo Hoo berhenti berlatih dan berniat pergi ke suatu tempat.
Won sudah membawa bir dan Ceker
pedas saat Hana memanggilnya dari atas Balkon dengan penuh senyum. Won
melambaikan tangannya dan mengajaknya untuk pergi ke atap tempat favorite
mereka. Hana segera turun, dan saat itu…
Won melihat Seo Hoo ada di ujung jalan, seolah sedang memperhatikan rumah Hana sejak tadi. Senyum Won lenyap, namun dia tersenyum lagi saat melihat Hana keluar dari rumah dengan riang.
Melihat Hana yang penuh senyum, Seo Hoo yang sejak tadi memandang Won dengan dingin, tiba-tiba tesenyum kecil. Won melihat hal itu, dan sepertinya kembalinya Seo Hoo bukan sesuatu yang menyenangkan bagi Won. Hana tiba di depan Won dan menikmati cuaca hari itu, tanpa dia sadari Seo Hoo sedang memperhatikan dirinya dan Won dari kejauhan.
Won melihat Seo Hoo ada di ujung jalan, seolah sedang memperhatikan rumah Hana sejak tadi. Senyum Won lenyap, namun dia tersenyum lagi saat melihat Hana keluar dari rumah dengan riang.
Melihat Hana yang penuh senyum, Seo Hoo yang sejak tadi memandang Won dengan dingin, tiba-tiba tesenyum kecil. Won melihat hal itu, dan sepertinya kembalinya Seo Hoo bukan sesuatu yang menyenangkan bagi Won. Hana tiba di depan Won dan menikmati cuaca hari itu, tanpa dia sadari Seo Hoo sedang memperhatikan dirinya dan Won dari kejauhan.
***
Epilog
Apakah benar dugaan Hana bahwa
Won tidak pernah menganggapnya sebagai wanita, karena dia malah mengejeknya
saat dia tertidur di perpustakaan hari itu?
Tentu saja itu salah, Hari itu
Won menatap penuh cinta sambil tersenyum pada Hana yng tertidur di
perpustakaan. Bahkan dia menyentuh dari dan merapikan rambut Hana. Kemudian
memberikan buku sebagai bantal, agar Hana bisa tertidur lebih nyaman.
Tapi saat Hana mulai terbangun,
Won langsung mengejeknya dengan berkata, Hana jorok dengan iler di sekitar
mulutnya dan menyuruhnya untuk membersihkannya. Won segera pergi, bahkan
sebelum Hana benar-benar sadar. Setelah menjauh, Won pun tersenyum kecil..
Oalaaaahh… Wonna… sampai kapan
kau akan melakukan hal-hal yang manis itu secara diam-diam…
***
Apakah kembalinya Seo Hoo akan
menyalakan alarm dalam diri Won untuk tetap mempertahankan Hana disampingnya
dengan mengatakan perasaannya? Seo Hoo tampak sangat mencintai Hana, dan Hana
juga sepertinya begitu, lalu apa mengapa dulu mereka putus?
Benarkah apa yang dikatakan Won
tentang Seo Hoo, bahwa dia adalah pria egois dan plaboy yang membuat Hana rela
melakukan apapun untuknya bahkan saat Hana berpacaran dengannya Hana tidak
menjadi dirinya sendiri?
Entah mengapa aku merasa, tatapan
gelap Won pada Seo Hoo bukan karena dia merasa cemburu, dia seolah takut,
kembalinya Seo Hoo akan membuat Hana terluka lagi. Satu-satunya yang Won
pikirkan hanya kebahagiaan Hana. Lihatlah betapa Won merasa terganggu sata
berpikir Hana menghindarinya setelah apa yang terjadi di hotel. Mungkin alasan
Won memutukan untuk ‘tidak mencintai’ Hana, adalah karena dia tidak ingin
kehilangan Hana dan ingin selalu berada disampinya. Dia takut jika dia
mengatakan perasaannya pada Hana, dia akan kehilangannya gadis itu, jika Hana
menolaknya. Atau seandainya Hana menerima cintanya, dan mereka berkencan, lalu
apa yang akan terjadi saat mereka putus? Dia akan tetap kehilangan Hana, Won
tidak mau itu terjadi.
Tapi tetap sih, kata-kata dia
terhadap Hana 17 tahun lalu masih jadi misteri, apalagi saat melihat Scene Won
yang dipukuli teman-temannya karena sesuatu yang dia lakukan untuk Hana
sehingga mereka menuduh Won tidak loyal karena dia berkencan dengan Hana. Apa
yang sebenarnya terjadi 17 tahun lalu, hingga Won selalu berakhir dengan
bersikap kejam pada Hana, seperti juga yang terjadi di perpustakaan setelah dia
dipukuli.
WOW… So Eun cepat tanggap sekali
yah? Masa gara-gara Won bilang Hana itu teman yang sudah dia anggap sebagai
keluarga, dia langsung ambil kesimpulan kalau dirinya adalah ‘teman wanita’
Won. Itu sih seperti Won jawab A, tapi So Eun ambil kesimpulan E, alias gak
nyambung. Tapi yah… salah Won nya juga sih gak nolak So Eun secara tegas, atau
mungkin sebenarnya dia memang sedang mempertimbangkan untuk berkencan dengan So
Eun, karena ingin memenangkan taruhannya dengan Hana tentang siapa yang akan
menikah sebelum usia 35 tahun? Akh… Wonna…
Btw… ini PDnim sepertinya
benar-benar sedang memprovokasiku untuk tidak cepat-cepat Move on dari Crown
Couple…. Itu kenapa Running Man yang ditonton Won dan Hana harus episode 253
coba ikh… Itu kan RM dimana Seo Hyun Jin jadi salah satu guestnya >.<
Mungkin tidak sengaja kali yah? Lagi pula jika yang menonton drama ini bukan
fans nya Crown Couple seperti aku, pasti tidak akan merasakan apapun… tapi aku…
masih kena kutukan Crown Couple, dan sejak episode 1, PDnim terus-terus
memprovokasi ku dengan menghadirkan scene-scene yang membuatku teringat pada
Crown Couple ;p
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Mantap irfa
BalasHapusGomawoyo sinopnya
Ita
BalasHapus,\=D/>  hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi..
hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi..
_( )_ hi•̃⌣•̃ hi•̃⌣•̃ hi.
Muncul jga akhirx
ThankU sinopx mb
Smga sehat selalu
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ
Betul mbak,
BalasHapusSaya tidak terprovokasi krn tdk tahu apa apa
Kkkkkkk
Thq mba irfa u sinopnya,membantu sekali karena aku download di df subnya masih english jdi kadang ada yg kurang aku fahami
BalasHapusMakin penasaran deh sama duo sahabat ini...aku dah coba nonton versi taiwan nya tapi kurang suka mbak...hehehe satu eps aja aku delete aja....abis mumet lebih suka versi hankook nya...
Tetap semangat ya nulis sinop nya....
Salam....:flo
Irfa..aku udah nonton smp episode 8.tp kok kurang greget ya rasanya.SW nya diganti lg ya denger2?
BalasHapusMba Irfa, kenapa tidak dilanjutin lagi sinopsisnya?
BalasHapusIrfa,,,,
BalasHapusLanjutin dong,,,
still waiting for ^^
Ko ga dlanjutin mbaa :(
BalasHapusKo g d lanjutin mba..
BalasHapusD tunggu pke bnget pko"y hehe
Tolong di lanjut ini sinopsis nya 😭
BalasHapusTanggung bngt baca nya padahal udah mulai penasaran eh malah berhenti.
Lanjutin donkz sinopsisnya please
BalasHapusLanjutin dong mba sinopsisnya...
BalasHapus