Soo Ji kaget melihat kedatangan
Sang Woo yang membawakan sup penghilang mabuk dan obat. Bagaimana Sang Woo bisa
tahu Soo Ji mabuk? Sang Woo tampak kecewa mendengarnya, ternyata Soo Ji tidak
ingat apa yang terjadi? Soo Ji telah melakukan kesalahan besar padanya, semalam
Soo Ji memukul dan menarik rambutnya. Soo Ji bingung, pasti Sang Woo bercanda
kan? Sang Woo menegaskan hal itu dengan ekspresi lucunya.
Jadi itu benar? Soo Ji langsung
syok mendengar kenyataan itu, dia merasa malu luar biasa, namun Sang Woo
kemudian berkata, “Jadi… tolong perlakukan aku dengan baik saat kita berkencan
nanti” Soo Jim akin bingung apa maksudnya itu? Sang Woo pun mempertegas, “Mari
kita mulai berkencan” disaat yang tepat, Dae Young datang dengan membawa obat.
Dia merasa canggung mendengar pernyataan cinta orang lain dan akhirnya segera
pergi dari sana.
Soo Ji masih bingung dengan apa
yang terjadi. Sang Woo bertanya apakah itu terlalu mendadak? Bukan itu
masalahnya, tapi… bukan kah Sang Woo berkencan dengan adiknya Hong In Ah? Tidak.
Mereka memang dikenalkan dan sempat bertemu beberapa kali Akh… sepertinya Soo Ji salah paham. Meski sudah mendengar penjelasan
Sang Woo tentang hubungannya dengan Min Ah, Soo Ji masih diam saja, tampak
bingung dan pikirannya kosong. Sang Woo merasa Soo Ji benar-benar terkejut,
jadi Sang Woo akan memberikan waktu pada Soo Ji untuk menjawab ajakan
kencannya.
Saat Sang Woo akan pergi, kesadaran Soo Ji langsung kembali dan
dengan semangat 45 langsung menerima ajakan kencan Sang Woo, “Tidak. Aku suka itu!
Mari berkencan. Mari kencan dua kali. Mari benar-benar berkencan”
Sang Woo tersenyum mendengar
jawaban Soo Ji dan berkata, dia pikir Soo Ji menolaknya, sehingga Sang Woo
merasa sedikit gugup. Soo Ji pun tersenyum pada Sang Woo yang pamit pergi dan
meminta Soo Ji untuk istirahat karena bau alkoholnya masih menyengat.
Di luar Sang Woo bertemu Dae
Young, “Hyung, Kau tertangkap! Lee Sang Woo dan Bek Soo Ji berkencan” Dae Young menggoda Sang Woo dan mengatakan
jika dia melihat semuanya. Sang Woo tidak menghindari hal itu, karena itu
memang benar. Namun Dae Young merasa heran mengapa Sang Woo berubah pikiran
dengan tiba-tiba? Sebelumnya dia menolak untuk melihat Soo Ji sebagai seorang
wanita. Tentu saja Sang Woo punya alasan untuk itu
“Kemarin, aku dipukul olehnya”
Dae Young kaget mendengar jawaban
Sang Woo, apakah Sang Woo setuju berkencan karena diancam oleh Soo Ji? Dae
Young juga pernah dipukul Soo Ji dan rasanya menyakitkan. Apakah Dae Young mau
mati? Lalu apa? Apakah Sang Woo menyukai Soo Ji setelah dipukul olehnya? Jangan
bilang Sang Woo memang tipe yang seperti itu. Dae Young jadi agak waspada.
Sang Woo berpikir sejenak dan
berkata itu sepertinya bagus, namun kemudian dia mengapit kepala Dae Young
dengan tangannya dan memakinya, apakah Dae Young minta dipukul? Dae Young
kesakitan dan minta di lepaskan. Sang
Woo pun melepaskannya dan mulai menjelaskan mengapa akhirnya dia mengajak Soo
Ji berkencan.
“Bukan begitu. Aku hanya terus
saja tersenyum karena Penulis Baek. Saat mendengarkan ceritanya, hatiku juga
terasa sakit. Sampai di rumah pun, aku juga hanya memikirkannya”
Sang Woo sampai di rumah dalam
keadaan lelah, dia duduk di kursi dan menemukan buku Soo Ji, dia mulai
membacanya dan tersenyum karenanya. Kemudian Sang Woo membersihkan wadah bubur yang
di berikan Soo Ji padanya, karena tidak fokus Sang Woo sempat terciprat air dan
melihat wadah bubur itu langsung teringat pada Soo Ji, dia pun tersenyum
bahagia.
“Setelah tinggal di sini, aku
merasa sangat membosankan. Tapi itu menjadi menyenangkan saat bersama Penulis
Baek. Dia membuatku bahagia”
Dae Young membenarkan. Soo Ji
memang menyenangkan. Bersama dengannya, Sang Woo akan 100% bahagia. Jadi apakah akhir pekan ini
adalah kencan pertama mereka? Tidak. Sang Woo harus ke Seoul dan Soo Ji juga sepertinya
butuh istirahat. Sang Woo pamit pada Dae Young setelah bertanya apa yang akan
dilakukan Dae Young dia akhir pekan? Dengan ringan Dae Young menjawab dia tidak
akan melakukan apa-apa.
Dae Young masuk ke rumah Soo Ji
dan menemukannya sedang berjongkok sambil melamun, entah ada dimana pikiran Soo
Ji sehingga pandangannya tampak kosong seperti itu. Tampaknya dia masih syok
dengan apa yang terjadi. Dae Young berkata, “Yak! Itu bukan mimpi, kau
benar-benar berkencan dengan Sang Woo-hyung” Dae Young menggeplak kepala Soo Ji
pelan, tapi dia malah berguling di karpet rumahnya dan menari-nari sambil
berbaring karena kegirangan
Melihat kelakuan Soo Ji, Dae
Young merasa tak habis pikir, dia menyimpan obat anti mabuk di meja dan berkata
seharusnya dia membelikan obat yang lain untuk mengembalikan kesadaran Soo Ji,
hahaha.
Soo Ji yang masih eforia sama sekali tidak memperhatikan gurauan Dae
Young hingga Dae Young pamit dan berkata, sejujurnya dia pikir Soo Ji dan Sang
Woo tidak akan berhasil.
“Sang Woo-hyung tidak suka jadi
bahan gossip, itulah mengapa dia tidak main mata dengan rekan kerjanya. Tapi..
bagaimanapun selamat”
Soo Ji langsung berhenti
menari-nari dan memikirkan kata-kata Dae Young.
Sang Woo pergi menemui Min Ah
yang kegirangan karena Sang Woo menelponnya duluan. Namun Sang Woo malah
meminta maaf pada Min Ah, sebaiknya mereka tidak usah bertemu lagi. Ada orang
lain yang menarik hatinya dan merasa akan lebih baik jika dia mengatakannya
secara langsung pada Min Ah. Tentu saja Min ah sangat syok dan bertanya siapa
wanita itu? Sang Woo tidak bisa mengatakan karena itu adalah urusan pribadinya.
Seumur hidupnya, Min Ah tidak
pernah di tolak, jadi ternyata begini rasanya. Min Ah terlihat sangat kecewa
dan berniat untuk pergi, namun dia tiba-tiba saja pingsan dan terjatuh ke arah
Sang Woo yang dengan sigap mengangkatnya ke dalam mobil .
Sang Woo berniat membawa Min Ah
ke RS, dia tampak terihat panik bahkan tidak sadar jika Min Ah sejak tadi sudah
sadar atau sebenarnya hanya pura-pura pingsan?
Min Ah terbangun dan bertanya dimana dia berada? Min Ah tiba-tiba
pingsan, jadi dia akan membawanya ke RS. Min Ah langsung meminta Sang Woo
menghentikan mobilnya, dia tidak apa-apa, dia yang paling tahu dengan tubuhnya.
Setelah Sang Woo menghentikan mobilnya Min Ah langsung keluar dan berlari
karena malu.
Joo Seung sedang mengepel lantai
di resto tempat Hye Rim bekerja. Hye Rim datang dan berterimakasih karena telah
membantunya. Tiba-tiba saja Hye Rim mematikan lampu dan menyudutkan Joo Seung
ke dinding. Joo Seung sangat kaget apalagi Hye Rim berkata mengapa Joo Seung
tidak punya keberanian? Dia pikir Joo Seung akan mengatakan perasaannya. Joo
Seung begitu gugup dengan tatapan menggoda Hye Rim apalagi saat gadis itu
berkata jika dia juga menyukai Joo Seung dan akan menjadikan prianya. Hye Rim
mulai membuka kancing baju Joo Seung dan mendekati wajahnya untuk menciumnya.
Tapi… semua itu hanya mimpi. Joo
Seung merasa kesal saat terbangun apalagi saat menyadari celananya basah. “Yang
benar saja!”
Dae Young terbangun karena dering
ponselnya yang tidak berhenti. Ternyata Soo Ji yang menelpon memintanya untuk
datang ke rumahnya sebentar saja. Dae Young merasa kesal dan terpaksa bangun
untuk datang ke rumah Soo Ji.
Soo Ji sedang memilih baju untuk
pergi kerja dan dia ingin meminta pendapat Dae Young mana baju yang lebih
pantas untuk di pakai. Memangnya Soo Ji mau kemana? Kerja. Oh… ada acara yah di
kantor pemerintahan. Tidak ada. Dia memilih baju untuk bertemu dengan Sang Woo.
Hah?
Ini kan bukan pertama kalinya Soo
Ji bertemu dengan Sang Woo? Memang iya, tapi selama ini mereka bertemu hanya
untuk bekerja. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu sebagai sepasang
kekasih. Soo Ji langsung tersipu malu memikirkannya >.< Kemudian Soo Ji
merasa kesal, seharusnya dia pergi belanja, tidak ada baju yang pantas untuk di
pakai. Soo Ji merasa tidak bisa hidup seperti ini!
Dae Young yang bingung hanya
berkata, “Pakai saja yang ada dan pergi” tapi Soo Ji sama sekali tidak
mendengar dan terus memilih-milih.
Soo Ji pergi bekerja dengan
perasaan bahagia luar biasa. Jantungnya berdebar-debar seperti baru akan
pertama kali bertemu dengan Sang Woo. Tapi, memang ini pertemuan pertamanya
dengan Sang Woo sebagai pacarnya. “Namjachinggu…. DAEBAK” Soo Ji merasa itu
sangat menakjubkan.
Ketika melihat Sang Woo, Soo Ji
langsung tersenyum cerah, tapi Sang Woo menyapa dua pegawai yang berada di
depan gedung pemerintahan. Lalu Soo Ji teringat pada kata-kata Dae Young
tentang Sang Woo yang tidak suka di gosipkan, jadilah Soo Ji masuk ke kantor
pemerintahan dengan mengabaikan Sang Woo, bahkan saat pria itu menyapanya
dengan ceria. Sang Woo dan dua pegawai lainnya bingung dengan sikap Soo Ji, dan
Sang Woo memutuskan untuk mengikuti Soo Ji.
Soo Ji masih bersikap dingin saat
Sang Woo mencoba menyapanya ketika mereka berdua sudah ada di dalam lift. Saat
pintu lift tertutup, barulah Soo Ji mendekat pada Sang Woo dan berkata, “Kau kaget karena aku bersikap dingin seperti
itu kan?” Sang Woo kaget dan tentu saja seidkit bingung. Soo Ji menegaskan itu
bukan karena dia tidak lagi menyukai Sang Woo lagi. Tapi… Soo Ji berpikir
sebaiknya mereka merahasiakan hubungan mereka di lingkungan yang kecil itu.
Sang Woo tersenyum dan berkata,
“Soo Ji-ssi, kau sangat perhatian pada
orang lain” mendengar Sang Woo memanggilnya Soo Ji-ssi, Soo Ji langsung
kegirangan, bahkan dia tidak mendengarkan pertanyaan Sang Woo tentang kemana
mereka akan berkencan. Apakah saat makan malam nanti Soo Ji ada waktu? Soo Ji
masih terbuai hingga Sang Woo mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Soo
Ji, barulah Soo Ji sadar dan berkata dia menyukai semuanya. Bagaimana dengan
menonton film? Iya Soo Ji suka >.<
Seorang pegawai masuk ke dalam
lift, secara refleks Soo Ji langsung menjauh dari Sang Woo dan berpura-pura
melihat ponselnya serta bersikap dingin. Tingkah Soo Ji ingin membuat Sang Woo
tersenyum geli, membuat si pegawai yang masuk menjadi bingung. Sang Woo pun
menyapa pegawai tersebut dan Soo Ji menyapanya juga dengan dingin.
Nenek Lee menegur Joo Seung yang
sarapan dengan makan roti lagi, Joo Seung bilang rasanya enak. Joo Seung kaget
melihat celananya yang basah tadi pagi ada di jemuran. Nenek berkata kenapa dia
membuangnya? Joo Seung bisa mencucinya dan memakainya lagi. Lain kali Joo Seung
bisa meninggalkannya di depan pintu dan Nenek akan mencucikannya.
Joo Seung merasa kesal dan berteriak membentak Nenek. Kenapa? Apakah Joo Seung
merasa malu? Nenek adalah seorang ibu yang membesarkan anak lelaki, dia tidak
merasa aneh dengan hal itu. Tapi kenapa Joo Seung masih seperti itu di usianya
yang sudah 30 tahun? Putranya berhenti setelah usianya mencapai 20 tahun. Joo
Seung merasa kesal dan marah dan mengambil celananya lalu masuk ke rumah dengan
mengabaikan pertanyaan Nenek.
Di ruang meeting, Sang Woo telah
selesai memeriksa sebuah berkas, dia pun mendekati Soo Ji bermaksud melihat
ringkasan meeting hari ini. Soo Ji salah yang salah paham menghindarinya karena
Hong In Ah ada disana dan terus mengawasi mereka. Sang Woo tidak tidak menyerah
dan terus merapat, Soo Ji semakin menghindar bahkan memindahkan Laptopnya.
Sang
Woo yang menyadari tingkah aneh Soo Ji mengatakan dia ingin memeriksan
ringkasan rapat hari ini. Sepertinya Soo Ji belum selesai menulisnya. Oh itu… Soo Ji berkata dia sedang
mengeditnya. Soo Ji menatap Hong In Ah yang merasa aneh dengan tingkahnya. Tak
lama Soo Ji memperlihatkan ringkasan rapat yang diketiknya dan Sang Woo
mengatakan semuanya bagus. Jadi apakah Soo Ji bisa pergi dengannya untuk
melihat lokasi? Soo Ji kaget, bersama-sama?
Dengan gugup Soo Ji berkata,
sebaiknya Nona Hong juga ikut, karena semakin banyak orang yang memberikan
pendapat semakin baik. Tentu saja, Hong In Ah juga bisa ikut. Akh… ternyata Soo
Ji salah paham. Sejak tadi Hong In Ah hanya memperhatikan tingkah Soo Ji yang berlebihan dan tampak tidak senang melihatnya.
Seorang pegawai datang dan
mengatakan jika Sang Woo menerima sebuah paket, tapi dia harus mengambilnya
langsung. Sang Woo merasa bingung, tapi dia pamit untuk ke bawah dulu. Saat
Sang Woo berjalan keluar ruangan mata Soo Ji
tidak lepas dari Sang Woo dan tersipu kemudian.
Hong In Ah berkata, “Penulis
Baek, Terlihat” Soo Ji kaget, apa sebegitu terlihatnya? Soo Ji meminta Hong In
Ah merahasiakannya. Tentu saja apakah dia harus menyebarkannya? Soo Ji merasa
lega, tapi kemudian Hong In Ah berkata, “Itu bukanlah hal yang harus diberi ucapan
selamat jika kau mempunyai cinta sepihak kepada Kepala Administrasi” Soo Ji
menyadari ternyata bukan hubungan mereka berdua yang tercium oleh Hong In Ah.
Menurut Hong In Ah sebaiknya Soo
Ji bersikap biasa aja meskipun dia memiliki perasaan pada Sang Woo, lagi pula
Soo Ji harus segera melenyapkan perasaannya itu. Min Ah dan Sang Woo sedang
berkencan. Soo Ji langsung protes, dia dengar mereka tidak berkencan? Darimana
Soo Ji tahu. Soo Ji mencoba mencari alasan dan berkata jika Sang Woo dan Dae
Young berteman baik. Dae Young bilang Sang Woo tidak berkencan dengan Min Ah.
Hong In Ah tertawa mengejek, agar
Soo Ji tidak mendengarkan pendapat orang ketiga tentang hubungan antara pria
dan wanita. Dalam hal ini, bukan kah Hong In Ah juga orang ketiga diantara Sang
Woo dan Min Ah. Keduanya saling menatap sinis.
Sang Woo datang untuk mengambil
paketnya, tapi yang muncul adalah Min Ah yang melakukan delivery servis. Sang
Woo sangat kaget dengan kehadiran Min Ah yang berkata dia datang untuk
memberikan kejutan setelah dia salah mengirimkan bubur, sekarang dia ingin mengirimkan
snack pada Sang Woo secara langsung.
Dengan bersikap seperti ini Min
Ah menempatkan Sang Woo dalam keadaan yang sulit, bukan kah sebelumnya Sang Woo
sudah mengatakan jika dia sudah memiliki wanita yang menarik hatinya. Min Ah
bertanya, Kapan Sang Woo mengatakannya? Dia tidak ingat. Baiklah jika Min Ah
tidak mendengarnya, Sang Woo akan mengatakannya sekali lagi. Belum selesai Sang
Woo berkata agar mereka tidak bertemu lagi, Min Ah tiba-tiba pingsan dan
membuatnya panik.
Sang Woo membawa Min Ah ke pos
satpam dan mendudukannya di kursi. Sang Woo berkata biarkan dia berbaring
disana sebentar, Min Ah pasti akan segera bangun, karena itu pernah terjadi
sebelumnya. Pak Satpam khawatir, bagaiamana jika kondisinya serius? Bukahkan
sebaiknya mereka membawa nya ke RS? Sang
Woo mengecek nafas Min Ah, dan terasa normal, dan akhirnya Sang Woo menyadari
jika Min Ah sebenarnya hanya pura-pura pingsan. Sang Woo pun berkata dia akan
memanggil kakaknya, dan meminta Pak Satpam untuk menjaganya sementara waktu.
Tiba-tiba saja Min Ah terbangun
dan bertanya dimana dia berada? Min Ah merasa malu dan berkata dia pasti
kehilangan pikirannya, Sebenarnya Min Ah datang untuk mengatakan pada Sang Woo,
jika Sang Woo itu bukan tipenya, jadi sebaiknya Sang Woo tidak menelponnya lagi.
Min Ah langsung kabur setelah mengatakan hal itu membuat Pak Satpam bingung
mengapa Min Ah bersikap seperti itu. Sang Woo juga tidak mengerti.
Dae Young bertanya pada Taek Soo
apa yang sedang dilakukannya dengan serius? Taek Soo sedang mengecek rekening
bank nya yang mnus terus. Andai saja dia bisa mendapatkan bonus lebih cepat.
Apakah dengan Taek Soo berandai-andai uang akan jatuh dari langit?
Lebih baik
Taek Soo pergi makan dengannya, Dae Young yang akan membayar, Taek Soo bisa
minum sepuasnya. Taek Soo heran, ini pertama kalinya Dae Young mengajaknya
untuk makan. Kenapa hyung PNS nya Dae Young yang suka bermain bola dengannuya?
Dia sekarang sedang berkencan. Lalu… Penulis yang ingin Dae Young bayar hutang
padanya di masa lalu? Dae Young juga sudah membayar lunas. Mengapa Taek Soo
bersikap seperti itu? Jika memang tidak mau yak sudah.
Taek Soo hanya bercanda, dia
hanya ingin membalas dendam sedikit saja. Dimana mereka akan makan?
Ponsel Taek Soo beredering,
putrinya menelpon dan berkata sedang ada di Terminal. Dia baru pulang dari
bermain dan akan menonton BEAST (hahaha, itu wajahnya Dae Young lucu saat Sang
Woo mengatakan nama grup bandnya) Yae Rim merasa buang-buang uang jika dia
datang menemui Taek Soo, tenang saja Taek Soo yang akan menjemputnya juga akan
memberikan uang apakah 50 dolar cukup? Yae Rim minta 100 dolar dan Taek Soo
akan memberikannya. Taek Soo berjanji pada Yae Rim jika dia akan menjemput Yae
Rim di terminal.
Dae Young bingung apakah Taek Soo
akan memberikan Yae Rim uang, sementara saldo rekeningnya minus? Anak-anak
adalah investasi, dia tidak ingin anaknya menderita seperti dirinya saat mereka
tumbuh menjadi dewasa nanti. Taek Soo pun pamit pergi dan minta maaf karena
tidak bisa makan bersama Dae Young. Mau bagaimana lagi, semua orang kini
meninggalkannya.
Joo Seung memesan mie pedas di
restoran tempat Hye Rim bekerja, Dae Young datang dan memesan menu yang lain,
dia langsung duduk bersama Joo Seung dan
merasa bersyukur dia jadi dapat teman makan. Joo Seung yang kesal berniat
pindah tapi tidak ada meja yang kosong,
dia pun duduk lagi.
Pesanan Mie mereka akhirnya
datang, Dae Young menyukai wanginya. Hye Rim minta ijin ikut makan juga karena
pelanggan sedang sepi.
Hye Rim duduk di samping Dae Young dan memamerkan
senyumnya pada Joo Seung sehingga pria itu yang tadinya tampak kesal jadi
tersenyum juga. Hye Rim makan mie campur kerang
dan mulai memisahkan kerangnya. Tiba-tiba saja Dae Young teringat saat Soo Ji
menentangnya tempo hari jika mereka memisahkan kerangnya dulu mie nya akan
mengembang. Dae Young pun nyeletuk, “Baek Soo Ji pasti akan mengatakan hal itu”
Hye Rim bingung dan Dae Young berkata bahwa Hye Rim menggunakan cara yang sama
dengan Dae Young untuk makan mie kerang.
Dae Young, Hye Rim dan Joo Seung
menikmati mie nya masing-masing dengan lahap. Mie nya terasa kenyal dan tidak
lengket sangat nikmat. Selama makan Joo Seung tidak hanya fokus pada makanannya
tapi juga terus melirik Hye Rim yang menikmati makanannya.
Dae Young ingin
mencoba Mie pedas Joo Seung, awalnya Joo Seung merasa kesal tapi saat melihat
senyuma Hye Rim dia membiarkannya. Dae Young mencoba mie pedas itu dan rasanya
benar-benar luar biasa, sampai dia mencobanya dua kali membuat Joo Seung jadi
sebal.
Hye Rim malah dengan sukarela
menawarkan mie nya pada Dae Young, langsung saja Dae Young mencobanya dan rasa
mie kerang Hye Rim pun sangat nikmat di mulut Dae Young. Mereka meneruskan
makan mie masing-masing sampai Dae Young menyeruput kuahnya langsung dari
mangkoknya dan tersenyum puas.
Hye Rim mencoba soba dadar dan
menyukainya, dia menawarkan itu pada Joo Seung dan menyuapinya untuk memakan
soba. Joo Seung senang dan berkata, ternyata begitu rasanya Soba, sangat enak,
dia baru pertama kali merasakannya. Dae Young merasa heran mengapa Joo Seung
baru merasakannya? Hye Rim berkata dia juga baru merasakan soba dadar untuk
pertama kalinya. Hye Rim sih masih muda, tapi Joo Seung sudah 30 tahun, mengapa
dia baru merasakan soba untuk pertama kali?
Joo Seung tampak gugup ditanya
seperti itu, sebelum Dae Young semakin curiga ada pelanggan yang datang. Hye
Rim berhenti makan dan menyambut mereka, beberapa orang pria dengan pakaian
tentaranya, sepertinya para pria muda yang sedang wamil. Mereka senang melihat
Hye Rim, bahkan ada yang meminta nomor ponselnya dan memesan menu yang paling
mahal.
Dae Young berkomentar, saat pria
menggunakan pakaian seragamnya mereka selalu begitu. Dae Young sudah
menyelesaikan wamilnya, Joo Seung sepertinya belum yah? Dia terdaftar di divisi
apa? Melihat posturnya dia tidak mungkin berada di divisi kelautan. Joo Seung
gugup dan berpikir seolah sedang mencari alasan tepat. Kemudian Joo Seung
berkata dia dibebas tugaskan. Dae Young kaget mendengarnya.
Hye Rim kembali membawa minuman
ringan untuk mereka bertiga saat Dae Young memperjelas status wajib militer Joo
Seung, mana mungkin Joo Seung dibebas tugaskan, bahkan jika Joo Seung dijadikan
cadangan yang siap dipanggil kapanpun. Joo Seung kesal dan berteriak, bahkan
Jika Dae Young sudah menyelesaikan wamillnya jangan bertingkah seolah dia tahu
segalanya tentang aturan wamil! Joo Seung marah dan memutuskan pergi dari sana.
Dae Young hanya bisa melongo,
begitu juga Hye Rim yang baru pertama kali melihat Joo Seung marah seperti itu.
Dae Young menatap Hye Rim dan menyimpulkan sesuatu, sepertinya Joo Seung sangat
menyukai Hye Rim, karena itulah dia marah saat membicarakan masalah wamil di
depan Hye Rim. Dae Young mengambil jatah minuman ringan Joo Seung, membuat Hye
Rim tertawa, apakah Dae Young akan membawa pulang minuman itu? Dia akan memberikan
lebih banyak secara gratis karena mereka punya banyak stok, Dae Young
mengembalikan jatah Joo Seung dan merasa lega ;p
Dengan pakaian mandinya Soo Ji
menggalau menunggu Ahjuma Kim, dia segera menelpon Ahjuma dan bertanya kapan
akan datang? Ternyata Ahjuma sudah tiba di depan rumah, Soo Ji segera membuka
kan pintu tapi dia bingung karena Ahjuma tidak membawa tukang untuk membetulkan
pemanas di rumahnya. Ahjuma bilang dia akan melihatnya dulu. Soo Ji mengeluh
itu benar-benar rusak.
Ahjuma Kim heran mengapa pemanas
air di rumah Soo Ji cepat sekali rusak? Itu sudah 10 tahun, Soo Ji mencoba
bersabar. Tapi pemanas di rumah Ahjuma sudah 15 tahun dan belum rusak, akh anak
muda jaman sekarang memang sembarangkan memakai barang, apalagi itu bukan
rumahnya.
Pokoknya sih Soo Ji minta Ahjuma
segera memperbaikinya, karena Soo Ji harus segera mandi dan pergi. Jika Soo Ji
terburu-buru, rebus air saja. Bagaimana bisa dia merebus air untuk mandi? Kalau
begitu pergi saja ke pemandian umum. Soo Ji menjadi sangat kesal dan berteriak,
dia sudah tidak punya waktu lagi, jika Ahjuma tidak berniat membenarkannya
dengan segera dia sudah pergi ke pemandian umum sejak tadi, tapi sekarang semua
sudah terlambat.
Melihat ledakan amarah Soo Ji,
ahjuma Kim merasa kaget, tapi bukan Ahjuma namanya jika dia tidak bisa membuat
alasan. Bagaimanapun dia tidak bisa membetulkan pemanas airnya sekarang, lagi
pula tidak ada salahnya jika Soo Ji tidak mandi beberapa hari. Ahjuma Kim
bahkan hanya mandi 2 kali dalam seminggu selama liburan. Soo Ji langsung merinding,
dan mencium bau tak enak saat Ahjuma Kim melewat di depannya untuk pergi.
Ahjuma Kim bahkan heran mengapa
Soo Ji harus mandi air panas di bulan Mei seperti itu? Soo Ji tinggal mandi air
dingin saja, itu akan membangungkannya. Ahjuma Kim pun pergi dari rumah Soo Ji,
tinggalah Soo Ji yang kesal karena Ahjuma tidak pernah langsung membetulkan
apapun. Kini Soo Ji bingung bagaimana dia harus mandi padahal dia akan pergi
kencan dengan Sang Woo.
***
Apakah Sang Woo terkesan terlalu
cepat menyukai Soo Ji? Sepertinya tidak. Maksudku saat dia membaca buku Soo Ji,
Sang Woo sudah tertarik kan pada Soo Ji, dia bahkan minta tanda tangannya dan
menantikan Novel selanjutnya. Mungkin awalnya dia nge fans aja pada tulisan Soo
Ji, tapi dalam hati terdalamnya dia sudah tertarik pada Soo Ji, tapi berhubung
Soo Ji itu rekan kerjanya, dia tidak berniat melihat Soo Ji sebagai wanita.
Namun kemudian, dia melihat Soo
Ji terpuruk saat sedang mabuk. Melihat sisi lain penulis Baek yang tidak pernah
dia pikirkan sebelumnya. Sang Woo merasa ikut sakit hati juga mendengar cerita
Soo Ji, artinya dia memang sudah ada rasa kan saat itu? Dan kenyataan Soo Ji
membuatnya bahagia itu… so sweet sekali >.< Apalagi dia bilang sama Dae
Young, setibanya di rumah dia terus memikirkan Soo Ji… Akh… Sang Woo-ssi
mengapa dirimu so sweet sekali~~~
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
emmm, masih berharap dae yong emang cuma jadi cupidnya soo ji di sini...
BalasHapusdia bahkan memilih turun daripada masuk memberikan obat saat sang woo mengajak soo ji kencan,
dae yong nggak ingin merusak suasana dan lebih suka menunggu di bawah untuk memastikan perasaan hyungnya yang mengajak soo ji kencan karena memang merasa bahagia bersama soo ji
btw ini kenapa beast disebut 2kali? haha di episode pertama kan udah,
atau emang suka ma beast nih? samchongsa disebut lagi gak yah #aduh mulai deh
btw baca komennya mbak irfa jadi ngeh kalo mbak irfa pun seperti sang woo
awalnya memang tertarik sama seo hyun jin sejak samchongsa dan mulai tuh ada rasa
eh makin ke sini, mbak irfa jadi ikut ngerasain perasaannya soo ji yang kesenengan dating sama sang woo
malah dibilang manis lagi? -.-
it krna yg jadi dae young it merpakan salah satu personil beast
BalasHapus