Sebenarnya untuk
apa Soo Ji datang ke gedung
pemerintahan? Ternyata Soo Ji bekerja sama dengan departemen Pariwisata
untuk
membuat tulisan tentang Kuliner Korea. Ketua Project itu adalah Lee Sang
Woo Sektertaris Departemen Pariswisata dan seorang PNS bernama Hong In
Ah. Tampak jelas Soo Ji sangat mengagumi Sang Woo yang tampak
serius dengan hasil tulisan Soo Ji. Sang
Woo berkata jika mereka harus melakukan pertemuan selanjutnya dan mengatur
jadwalnya.
Soo Ji pun membuka Organizer nya
untuk mencatat kapan mereka bertemu lagi. Hong In Ah tampak tertarik pada tanda
merah hari ini di jadwal Soo Ji, apakah Soo Ji ulang tahun? Tidak, hari ini adalah hari pembayaran gaji
nya untuk membuat sebuah tulisan untuk perusahaan lokal. Akh… sepertinya itu
sangat menyenangkan, sebagai pekerja bebas, Soo Ji bisa mendapatkan uang kapan
saja. Dan juga hanya melakukan pekerjaan yang ingin dikerjakannya. Menjadi PNS
tampak bagus di luar, padahal aslinya benar-benar sulit. Hong In Ah meminta
persetujuan Sang Woo, tapi hanya mendapat sikap dingin Sang Woo yang fokus pada
dokumen di depannya.
Hong In Ah memiliki rasa
penasaran luar biasa, dia bertanya mengapa jadwal Soo Ji di hari lain kosong? Soo
Ji langsung menutup Organizernya dan berkata kebetulan dia bebas bulan ini, jadi mereka
bisa bertemu kembali kapan saja. Hong In Ah kembali merasa iri pada Soo Ji
karena memiliki banyak waktu bebas, sementara dia sangat sibuk dengan
pekerjaannya di siang hari dan bertemu dengan teman-teman di malam hari, belum
lagi harus kencan dengan suaminya. Apakah Soo Ji benar-benar tidak punya janji?
Soo Ji hanya tersenyum sambil menahan kesal karena sikap penasaran Hong In Ah.
Sang Woo yang sejak tadi diam
saja kemudian berkata, “Kalau begitu, kita bertemu hari Senin saja, Penulis
Park” Soo Ji langsung terlihat kecewa sementara tawa Hong In Ah meledak. Mereka
sudah bekerja sama beberapa kali, tapi Sang Woo tidak bisa mengingat nama Soo
Ji? Bukan Penulis Park, seharusnya penulis Baek.
Sang Woo jadi merasa bersalah dan menatap Soo Ji dan meminta maaf. Soo Ji tampaknya lebih kesal pada Hong In Ah dan dengan canggung berkata dia tidak apa-apa kemudian pamit pergi.
Sang Woo jadi merasa bersalah dan menatap Soo Ji dan meminta maaf. Soo Ji tampaknya lebih kesal pada Hong In Ah dan dengan canggung berkata dia tidak apa-apa kemudian pamit pergi.
Setelah Soo Ji pergi, Hong In Ah
masih sibuk tertawa dan berkata, Sang Woo itu sulit sekali mengingat nama orang
saat dia tidak tertarik pada mereka. Sang Woo tidak menanggapi dan bertanya
tentang sesuatu pada Hong In Ah, namun dia malah memanggilnya dengan sebutan
Profesor Choi. Ekspresi wajah Hong In Ah langsung berubah 180 derajat. Dia
menengaskan namanya adalah Hong. In. Ah. Akh.. Sang Woo minta maaf. Hong In Ah
tampak sangat kecewa, ternyata Sang Woo juga tidak mengingat namanya ;p
Soo Ji sangat kesal, karena tidak
mendapatkan bayaran seperti yang seharusnya di janjikan. Dia malah mendapat sekotak rumput laut sebagai bayaran untuk
tulisannya. Soo Ji sangat kecewa, sebelumnya dia mendapat bayaran dengan
sekotak strobery sekarang rumput laut? Bulan ini Soo Ji memiliki hutang…
bagaimana lagi, perusahaan mereka juga memiliki hutang jadi mereka hanya bisa
membayar Soo Ji dengan sekotak rumput laut itu,
jika ada waktu mungkin Soo Ji bisa membantu mereka menjual rumput
lautnya. Soo Ji merasa ini sangat tidak masuk akal, seharusnya mereka tidak
melakukan hal ini padanya.
Akhirnya Soo Ji menggunakan
rumput laut itu untuk makan siangnya. Dia memakannya dengan nasi, sambil
menangis, setidaknya, mereka memberikan rumput laut yang rasanya enak. Soo Ji
merasa sedih dengan kehidupannya. Mendapatkan uang dengan profesinya sebagai
penulis Freelance bukanlah hal yang mudah, bahkan TV yang dia miliki masih TV
jadul meskipun dia pernah mendapatkan penghargaan dari kompetisi menulis.
Para PNS selesai bekerja,
termasuk juga Sang Woo dan Hong In Ah. Sang Woo langsung menuju tempat parkir
dan melajukan mobilnya menuju tempat tinggalnya. Di perjalanan dia mendengarkan
acara komedi di radio, tapi Sang Woo sama sekali tidak tertawa. Tiba di
Apartemen mewahnya, Sang Woo menyapa mesin pembersih debunya dan menyalakan TV
flatnya, namun dia sama sekali tidak menontonnya. Sang Woo malah pergi ke ruang
ganti dan setelah mengganti kostum dengan pakaian santainya, dia mendengarkan
dialog di salah satu acara TV nya.
“Aku benar-benar tidak ingin pulang ke rumah karena terlalu tenang” begitulah
dialognya. Sang Woo menatap dirinya di cermin dan berkata dia juga merasakan
hal yang sama. Sang Woo kemudian mengambil sepedanya dan pergi keluar gedung
apartemen untuk bersepeda.
Ahjuma Kim mengeluh karena Nenek Lee
selalu memberi makan New Bara-ssi, itulah mengapa Anjing itu terus kembali.
Mana mungkin begitu, dia memberinya makan karena Anjing itu selalu datang,
Nenek Lee tidak tega melihat Anjing itu kelaparan. Dae Young datang dan menyapa
keduanya, dia pikir Anjing itu milik Nenek Lee. Dia hanya Anjing liar, katanya
sebelumnya dia adalah peliharaan seorang yang single dan setelah menikah mereka
membuangnya.
Nenek Lee merasa kesal karena
Anjing itu di buang seperti barang saja. Dae Young juga tampak setuju dengan
pendapat Nenek Lee. Ahjuma Kim lalu berkata, jika Nenek ingin memberinya makan
setidaknya membersihkan sisanya kotorannya, Nona penulis juga selalu melakukan
hal itu. Akh… ternyata Soo Ji juga sering mengurus Anjing itu yah?
Ngomong-ngomong tentang Soo Ji, Dae Young jadi ingin bertanya pada Ahjuma Kim
dan Nenek Lee, apakah mereka tahu apa yang dilakukan Soo Ji di gedung
pemerintahan? Sayangnya mereka berdua tidak tahu, malah Ahjuma Kim baru
mendengar hal itu.
Dae Young merasa kecewa, sebagai
tetangga bagaimana mereka bisa tidak tahu tentang hal itu. Dae Young pun
mengundang mereka berdua untuk makan malam bersama sebagai pesta penyambutannya
juga agar bisa saling mengenal lebih jauh. Tentu saja mereka juga harus
mengajak Soo Ji.
Seperti biasanya, Soo Ji
menyambut Dae Young dengan dingin, dia sama sekali tidak tertarik saat Dae
Young mengajaknya makan malam bersama. Namun saat Dae Young berkata dia akan
mentraktir sebagai pesta penyambutan kedatangannya, Soo Ji kembali membuka
pintu dan bertanya, bolehkan dia yang memilih restorannya? Dae Young
menyetujuinya dengan ragu, sementara Soo Ji tersenyum lebar, terlihat sangat
bahagia.
Soo Ji membawa mereka semua ke
sebuah restoran Cina yang cukup mewah. Sepertinya harga makanan disana mahal,
Dae Young tidak mempermasalahkannya karena itu adalah pilihan Soo Ji. Semua
orang duduk, Ahjuma Kim datang bersama anaknya Joo Won yang kecanduan gadget
dan selalu menyingkat kata-kata. Nenek Lee tidak terlalu suka melihat kelakuan
Joo Won yang begitu fokus pada ponselnya.
Karena mereka datang untuk saling
mengenal lebih jauh, Dae Young mengatakan jika dia adalah penjual asuransi, dia
tidak ingin ada anggapan bahwa dia bersikap baik pada mereka karena
pekerjaannya, karena itulah awalnya dia tidak mengatakannya dengan jelas. Dae
Young sama sekali tidak ada niat untuk itu. Soo Ji menggurutu di belakang,
sekali dia mencari uang dengan mulutnya dia akan melakukannya selamannya. Semua
orang bertanya apa yang Soo Ji katakan? Dia berkata bukan apa-apa dan
tersenyum.
Dae Young sudah tahu pekerjaan
Ahjuma Kim dan Nenek Lee,tinggal Soo Ji saja, Dae Young penasaran apa yang
sebenarnya di lakukan si penulis itu? Soo Ji memilih menghindar dan memanggil
pelayan, dia sudah siap untuk memesan.
Soo Ji memesan banyak makanan
enak dengan harga mahal, lobster,
buldojang, Kungpao Sapi, Dongpyo babi, Japchae, sirip ikan hiu dan masih
banyak makanan yang lainnya. Dae Young langsung terlihat tidak senang
mendengarnya. Ahjuma Kim bertanya pada Soo Ji, bukankah itu terlalu banyak,
apakah Soo Ji yakin bisa memakan semuanya? Tentu saja, lalu dia tertawa
disertai tawa meringis Dae Young yang ketar ketir memikirkan berapa banyak uang
yang harus dia keluarkan untuk membayar makanan-makanan itu.
Setelah semua makananan yang Soo
Ji pesan di masak dengan cara yang khasa dari masakan Cina, makanan itu pun
tersaji di meja mereka. Semuanya tampak lezat slurp :p Ahjuma Kim dan Nenek Lee
mulai makan setelah Dae Young mempersilahkannya. Soo Ji tampak gembira melihat
makanan-makanan lezat itu, namun dia hanya menonton saja sementara waktu dan
menahan keinginannya untuk melahap makanan itu. Nenek Lee bertanya mengapa Soo
Ji tidak makan? Soo Ji berkata dia akan makan pelan-pelan dan mempersilahkan
mereka semua menikmati makanannya.
Ahjuma Kim kemudian bertanya, dia
mendengar Soo Ji bekerja di gedung pemerintahan, apa yang dia lakukan disana?
Soo Ji bingung darimana mereka tahu hal itu? Dae Young yang bilang. Soo Ji
merasa tidak enak, dan berkata dia hanya membuat tulisan untuk beberapa acara
yang dilakukan dinas pariwisata. Dae Young mencoba memahami hal itu, pastinya
Soo Ji mengenal beberapa PNS. Nenek Lee merasa bangga pada Soo Ji karena dia
bekerja untuk pemerintah, Soo Ji merendah dia tidak melakukan hal yang begitu
hebat kok.
Soo Ji masih menahan diri untuk
beberapa lama, hingga Dae Young hendak menumpahkan saus pada Babi goreng nya,
Soo Ji langsung protes, apa yang sedang Dae Young lakukan? Tentu saja
menuangkan sausnya agar rasanya asam dan manisnya meresap kedalam dagingnya. Soo Ji tidak setuju dengan ide Dae Young,
mereka hanya harus mencelupkannya pada saus, jika gorengan menjadi lembut itu
sama saja merusak rasa masakannya.
Dae Young kemudian menjelaskan dengan gaya Khasanya jika setelah perang Opium, untuk meningkatkan selera makan tentara Inggris yang berada di Cina mereka menggoreng daging Babi dan menuangkan saus asam manis di atasnya. Soo Ji langsung membantah penjelasan Dae Young, itu adalah gaya tahun 1840 di Cina. Mereka harus memakannya dengan Gaya Korea.
Di Negara Korea, masakan Cina
sama dengan masakan yang sering diantarkan di Cina. Sehingga mereka menaruh
saus nya di pinggir daging gorengnya. Sehingga kerenyahannya tidak hilang.
Mereka harus mencelupkannya ke dalam saus.
Soo Ji pun mengambil sepotong
daging gorengnya dan mencelupkannya pada saus. Soo Ji memakannya dan terdengar
bunyi krauk saat dia menggigitnya. “Apakah kau mendengar suara itu?” Soo Ji
tampak sangat menikmati makanannya, dia kembali mengambil goreng dagingnya dan
memakannya dengan cara yang sama sementara Dae Young hanya bisa bengong melihat
gaya makan Soo Ji yang tidak sesuai dengan gayanya.
Jika sudah mulai makan, tidak ada
yang bisa menghentikan Soo Ji menikmati makanannya, dia mengambil makanan
lainnya dan tampak sangat menikmati semua rasa makanan itu.
Sampai-sampai Nenek Lee berkomentar jika selera makan Soo Ji lebih besar dari dirinya. Soo Ji tersenyum malu-malu, banyak yang sering berkata begitu padanya.
Mereka pun melanjutkan makan,
sementara Dae Young tetap dengan gayanya, dia menuangkan saus pada daging
goreng yang telah dia pisahkan di piring. Soo Ji mengeluhkan hal itu, sampai
akhir Dae Young tetap menuangkan sausnya? Benar-benar tidak punya selera. Dae
Young tidak peduli dan memakannya, dia mengatakan itu sangat lezat, namun
ekspresinya sunggulah tidak biasa, berbeda dengan Soo Ji yang tampak puas
dengan semua makanan yang dimakannya.
Setelah semua makanan habis,
mereka semua merasa kekenyangan. Sudah begitu lama sejak makan makanan mahal
dan rasanye terasa begitu lezat sehingga mereka bisa makan dengan baik. Dae
Young mengajak semua orang pergi, tapi Soo Ji menyela bahwa dia ingin memesan
Salad ubur-ubur sebagai pencuci mulut.
Semua nya kaget, apakah Soo Ji masih
punya ruang di perutnya setelah begitu banyak makan? Soo Ji tersenyum malu-malu
dan menjawab, “Sedikit” Soo Ji menatap Dae Young dan
bertanya, apakah tidak apa-apa, jika dia memesan lagi? Dae Young yang
sebenarnya sudah stress saat melihat harga makanan yang dipesan Soo Ji yang
bisa menjawab tidak apa-apa dengan terpaksa.
Soo Ji pun langsung memesan, dan
saat pesanannya datang dia langsung melahapnya seorang diri karena yang lain
sudah merasa sangat kenyang. Semua orang takjub dengan selera makan Soo Ji.
Apalagi Soo Ji bisa menghabiskan makanan itu sendirian. Nenek Lee bahkan merasa
heran dengan selera makan seperti itu bagaimana Soo Ji bisa terlihat begitu
kurus. Soo Ji tampak kaget dan mengajak mereka semua untuk pergi setelah
berterimakasih karena bisa makan dengan baik.
Waktunya untuk membayar, Dae
Young merasa sangat cemas dan berbisik pada kasirnya berapa yang harus dia
bayar. 670 dolar. Dae Young kaget, begitu juga dengan Nenek Lee dan Ahjuma Kim,
hanya Soo Ji saja yang tampak puas dengan harga mahal yang harus di bayar Dae
Young. Dengan tidak rela Dae Young baru saja akan mengeluarkan kartu kreditnya,
namun kasir melarangnya. Mereka tidak perlu membayar, karena mereka adalah
pelanggan ke 100.
Kasir menunjukkan Poster Promo
ulang taun mereka yang ke 10. Pelanggan ke 50 mendapat diskon 50 % dan
pelanggan ke 100 mendapatkan makanan gratis. Semua orang, kecuali Soo Ji
langsung bersorak kegirangan. Dae Young bahkan agak Syok karena
keberuntungannya itu. Bagaimana bisa Dae Young seberuntung itu, setelah makan seharga
670 dollar, mereka ternyata tidak perlu membayar. Dae Young merasa itu adalah
karena Soo Ji memesan lagi. Jika tidak mereka mungkin akan menjadi pelanggan ke
99.
Ahjuma Kim dan Nenek Lee
berterimakasih pada Soo Ji juga, sementara Soo Ji hanya tersenyum pura-pura
sambil meringis, padahal dalam hati dia merasa sangat dongkol, karena
rencananya sama sekali tidak berhasil.
Belum lama tinggal di Sejong, Dae
Young sudah mendapatk keberuntungan yang begitu besar. Sepertinya Kota Sejong
memang cocok untuknya. Nenek Lee membenarkan hal itu, Dae Young benar-benar
beruntung. Soo Ji langsung menyela dan mengajak semua orang untuk makan di
putaran kedua. Tadi Dae Young mendapat keberuntunngannya, jadi dia sama sekali
belum mentraktir mereka. Bukankah seharusnya mereka makan lagi untuk putaran
kedua? Soo Ji merasa belum kenyang. Tapi tidak lama kemudian dia bersendawa,
hahaha.
Sepertinya Soo Ji sudah merasa
sangat penuh, Dae Young berkomentar. Nenek pamit pergi duluan, karena sudah
masuk jadwalnya untuk menonton drama. Ahjuma Kim pun pamit dan meminta Joo Won
berterimakasih, dan anak itu hanya mengangguk sambil mengatakan “Kamsha” tanpa
melepaskan pandangan dari ponselnya.
Tinggalah Dae Young dan Soo Ji
yang kebetulan berdiri di depan kedai Ddeokbokki. Dae Young pun menawarkan jika
memang Soo Ji belum kenyang, apakah dia mau Dae Young mentraktirnya Ddeokbokki?
Amarah Soo Ji langsung tersulut secara tiba-tiba mendengar kata Ddeokbokki.
Soo Ji langsung meraih kerah
pakaian Dae Young dengan penuh amarah, “Yak! Kau sudah tahu sejak awal kan?”
Dae Young bingung, apa maksud Soo Ji. Tentu saja tentang siapa dirinya, tapi
Dae Young pura-pura tidak tahu. Dae Young semakin bingung. Apa maskudnya?
Memangnya siapa Soo Ji?
“Baek Soo Ji. SD Jochiwon, kelas
5, ruang ke 3. Baek Soo Ji” Dengan kesal Soo Ji mengatakan asal SD nya. Dae
Young berpikir dan berkata dia memang pernah berada di sekolah itu dan juga di
kelas dan ruangan yang sama. Dae Young kemudian teringat, “Tunggu, jika kau
adalah Baek Soo Ji, berarti kau itu.. Baek Dwea Ji (babi)” Dae Young merasa
kaget dengan tebakannya itu, sementara Soo Ji membenarkannya sambil berteriak
kesal pada Dae Young. “Benar! Ini aku. Baek Dwea Ji”
Tahun 1997, Hari Pertama Masuk
Sekolah.
Soo Ji kecil dengan badan
gemuknya tampak tidak bahagia berada di kelas sementara anak yang lain bermain
gunting batu kertas dengan sangat menyenangkan. Seorang murid baru menyapanya,
dia adalah Dae Young kecil. Soo Ji langsung sumringah melihat senyuman Dae
Young padanya.
Sebelum Soo Ji bertemu dengan Dae
Young, dia merasa baik-baik saja, bahkan meski dia memiliki tubuh yang gemuk.
Dia sudah terbiasa mendapat ejekan dari para teman laki-laki nya yang mengatainya Dwea
Ji. Namun Dae Young selalu datang menolongnya, apakah dia tidak tahu betapa dia
merasa sangat berterima kasih padanya?
Soo Ji berpikir mereka adalah
teman dekat, bahkan Soo Ji rutin mendatangi kedai Ddeokbokki ibu Dae Young dan
menghabiskan berpiring-piring kue beras itu. Di saat merasa dirinya sudah cukup
kenyang pun, setelah melihat senyum Dae Young, dia bisa kembali memesan
sepiring Ddeobokki lagi.
Namun kemudian Soo Ji mendengar
Dae Young akan pindah sekolah? Soo Ji merasa langit akan runtuh. Di hari
kepindahan Dae Young dari Sekolah, Soo Ji menangis sambil mengejar Dae Young
untuk memberikan surat cintanya. Namun Soo Ji malah terjatuh dan hanya bisa
menatap kepergian Dae Young dari sekolah.
Soo Ji akhirnya menyusul ke kedai
Ddeobokki ibu Dae Young dan dia mendengar, bahwa Dae Young sama sekali tidak
sedih dengan kepindahannya. Dia bahkan berjanji pada ibunya untuk membawa
teman-teman di tempat barunya ke kedai Ddeokbokki mereka dan membantu ibunya
menghasilkan banyak uang. Saat itu Soo Ji menyadari sesuatu jika selama ini Dae
Young hanya memanfaatkannya. Soo Ji merobek surat nya untuk Dae Young karena
merasa begitu kecewa dan marah.
Tahukah Dae Young? Sejak saat
itu, Soo Ji memiliki trauma, dengan hanya mencium bau Ddeokbokki saja, dia
sudah merasa sangat mual. Dae Young tampaknya sama sekali tidak terlalu
memperhatikan trauma Soo Ji dan malah merasa senang karena Soo Ji teman SDnya,
tanpa ragu-ragu Dae Young malah memeluk Soo Ji dengan erat. Soo Ji mencoba
berontak, sementara Dae Young malah kegirangan karena dia pikir tidak ada yang
dikenalnya di lingkungan itu.
Soo Ji akhirnya berhasil melepaskan
diri dan berkata bahwa dia sangat terluka karena Dae Young saat itu. Dae Young
minta maaf, karena dia sama sekali tidak berniat melakukan hal itu dengan
maksud yang buruk. Lagi pula sekarang Soo Ji sudah berubah, apakah karena hal
itu dia berhasil menurunkan berat badannya?
Menurunkan berat badannya? Yang
ada Soo Ji menjadi begitu stress dan banyak makan, berat badannya naik hingga
100 kg. Karena trauma yang disebabkan Dae Young, dia jadi tidak bisa percaya
pada siapapun dan mengurung diri di rumah selama 20 tahun dengan kesepian. Dae
Young tampak tidak percaya, lalu bagaimana Soo Ji berhasil menurunka berat
badannya, Dae Young saja sampai tidak mengenalinya.
Soo Ji melakukan diet ketat dalam
waktu yang lama, namun saat dia mulai menceritakan cara dietnya, Soo Ji
berpikir mengapa dia harus memberitahukan rahasianya pada Dae Young? Benar juga
sih, Dae Young merasa takjub, Soo Ji menjadi lebih cantik sekarang ini, dan
dulu pun dia begitu cute. Soo Ji kesal mendengarnya dan melarang Dae Young
untuk mengatakan hal seperti itu karena hubungan mereka tidak sedekat itu.
Mungkin itulah yang namanya
takdir, orang bilang mereka akan bertemu dengan musuh di sebuah jembatan,
sementara Soo Ji bertemu dengan musuhnya tetap di depan kedai makanan yang
membuatnya trauma. Dengan kesal Soo Ji memperingatkan Dae Young agar lain kali
lebih berhati-hati karena dia akan melakukan balas dendam. Soo Ji langsung
menendang tulang kering Dae Young dan meninggalkan Dae Young yang meringis
kesakitan. Dia bahkan tidak menoleh sama sekali saat Dae Young memanggilnya dan
mencoba mengejarnya dengan kaki yang kesakitan.
Tiba di rumah, Soo Ji merasa
sangat kenyang, sebelumnya dia tidak tahu jika dia merasa begitu kenyang. Semua
itu gara-gara Go Dae Young, seharusnya di memelintirnya saja, tapi Soo Ji malah
berakhir dengan makan banyak. Sambil berbaring karena kekenyangkan, Soo Ji
mulai menghitung berapa banyak kalori yang dia makan, setelah mengingat-ngingat
dan menjumlahkannya, ternyata dia telah mengkonsumsi makanan dengan total
kalori 5418 kalori. Begitu banyak kalori
yang telah dia konsumsi dalam sekali makan, Soo Ji merasa dia sudah gila dan
segera bangkit. Soo Ji mengambil alat Skipping nya dan pergi keluar.
Dae Young sepertinya malah senang
karena kembali bertemu dengan Soo Ji. Dia tidak sangka akan bertemu dengan Baek
Dwea Ji seperti itu, kemudian Dae Young mendengar suara berisik dari luar, dia
melihat Soo Ji sedang melakukan lompat tali sambil berbicara sendiri bahwa dia
merasa kesal setelah dia makan begitu banyak, Dae Young bahkan tidak membayar
sepeser pun, seharusnya dia membawanya ke restoran shabu-shabu saja dimana Soo
Ji bisa makan sayuran, mengapa malah memilih restoran Cina? Soo Ji merasa
menjadi orang yang tidak berguna.
Dari ocehan Soo Ji, akhirnya Dae
Young tahu tujuan Soo Ji memesan semua makanan mahal itu sebagai aksi balas
dendamnya pada Dae Young. Soo Ji memiliki kebiasaan berbicara sendiri karena
selama ini menghabiskan waktunya dengan mengurung diri? Bahkan setelah dia
sembuh pun, kebiasaan itu tidak bisa hilang. Dae Young juga suka bicara sendiri
saat menonton TV.
Soo Ji mengabaikan ocehan Dae Young dan terus sibuk lompat dengan skippingnya. Dae Young kemudian berkomentar, jadi Soo Ji menurunkan berat badannya dengan terus berolah raga? Tapi melihat cara Soo Ji makan saja, Dae Young sudah ingin berolah raga.
Soo Ji mengabaikan ocehan Dae Young dan terus sibuk lompat dengan skippingnya. Dae Young kemudian berkomentar, jadi Soo Ji menurunkan berat badannya dengan terus berolah raga? Tapi melihat cara Soo Ji makan saja, Dae Young sudah ingin berolah raga.
Apakah
Soo Ji tidak tahu jika terlalu banyak berolahraga akan menekan sendi? Apakah
selama ini Soo Ji merasa baik-baik saja? Soo Ji merasa sangat kesal dan
bertanya, apakah Dae Young sedang mencoba menjual asuransi padanya? Dae Young
hanya tersenyum saja dari balik jendelanya. Soo Ji semakin kesal dan
melemparkan alat skippingnya, tapi alat itu malah menimpa dirinya sendiri dan
membuatnya kesakitan.
Dae Young bertanya apakah Soo Ji baik-baik saja? Dengan kesal Soo Ji berteriak dia tidak baik-baik saja. Sejak Dae Young datang tidak ada yang berjalan lancar dalam hidupnya. Jadi sebaiknya Dae Young pergi saja!
Dae Young bertanya apakah Soo Ji baik-baik saja? Dengan kesal Soo Ji berteriak dia tidak baik-baik saja. Sejak Dae Young datang tidak ada yang berjalan lancar dalam hidupnya. Jadi sebaiknya Dae Young pergi saja!
Dae Young merasa kecewa Soo Ji
berkata seperti itu. Mereka harus melupakan apa yang terjadi di masa lalu dan
bersikap rama satu sama lain ke depannya. Dae Young pun tertawa dan tentu saja
itu membuat Soo Ji semakin kesal. Dia meminta Dae Young turun karena ingin
memukulnya, Dae Young menggeleng dan tetap tersenyum melihat kekesalan Soo Ji.
Dae Young lalu berkata, dia akan tidur sekarang, dan Soo Ji bisa terus
berolahraga
***
Dae Young sudah tidur dengan
lelap dikamarnya, dia tidak sadar ada orang yang mengintainya dari luar, sebuah
mata terlihat mengintip dari balik lubang di pintu kamarnya. Apakah misteri di
season 2 ini ada hubungannya dengan rasa penasaran Dae Young dengan lantai 3
Villa Sejong??
***
Haaaahhh… jadi Dae Young dan Soo
Kyung benar-benar putus? Alasannya belum sempat di jelaskan, tapi hidup Dae
Young porak poranda setelah putus dari Soo Kyung, jadi makin penasaran kenapa
mereka putus. Dan kok yah… Dae Young tidak seperti yang di prediksi Pengacara
Oh tentang sedang melakukan proses Healing itu, dia tampak baik-baik saja dan
tetap bahagia seperti biasanya, yah… mungkin karena sifat dasarnya begitu kali
yah^^
Kehadiran Soo Ji menguak latar
belakang kehidupan Dae Young di masa lalu, yang ternyata memang sejak kecil
sudah baik pada semua orang tanpa pandang bulu. Sehingga itu menjadi modal
dasarnya sebagai petugas asuransi untuk mendapatkan kliennya. Dan di season
baru ini, Dae Young bukan lagi pria misterius yang patut di curigai, karena
segala tentangnya sudah terkuak. Malah Soo Ji yang tampak misterius, penasaran
bagaimana dia sembuh dari traumanya dan berakhir menjadi penulis Freelance
seperti sekarang.
Sang Woo sebenernya lebih
misterius lagi, dan aku merasa dia dan Soo Ji sesungguhnya memiliki kebiasaan
yang sama. Senang bicara pada diri mereka sendiri dan terobsesi pada olah raga.
Satu hal lagi, mereka berdua itu sebenarnya adalah dua orang yang sama-sama
kesepian. Btw, aku penasaran gimana Sang Woo dan Soo Ji pertama kali bertemu
hingga Soo Ji terlihat begitu memuja Sang Woo, sementara pria itu bahkan tidak
mengingat namanya, meskipun mereka sudah beberapa kali bekerja sama.
Awalnya aku agak bingung nih, Taek
Soo itu katanya detektif, dia kerja jadi karyawan tetap di kantor SIU, kirain
dia detektif beneran. Pas liat bagan kolerasi nya baru ngeh ternyata dia itu
SIU di perusahaan Asuransi gitu. Dan dia jadi pegawai tetap di Perusahaan itu
sebagai kepala bagian bidang SIU nya. Kalau Dae Young kan masih jadi agen, yang
biasanya hanya pegawai kontrak.
Karakter di Season 2 ini menjadi
lebih banyak dibandingkan dengan Season 1 nya, jadi mungkin fokus nya jadi
bercabang-cabang yah hehe. Tapi aku cukup menikmati ceritanya sejauh ini sih,
termasuk juga PNS rese Hong In Ah yang sok KEPO banget sama Soo Ji, padahal sebenernya
dia semacam ingin curhat tentang kehidupannya, yang sok super sibuk itu.
Dan yeah.. The New Bara-ssi yang
belum punya nama itu, ternyata Anjing yang di buang kasian sekali. Apakah nanti
dia akan kembali bertemu dengan pemiliknya, kasian sekali dia padahal tuh
Anjing cerdas banget gitu, nurut aja di suruh apa-apa sama Dae Young ;p
Seperti kata Dira di komen Spoilernya,
tentang cara makan Soo Kyung dan Soo Ji, itu balik lagi ke selera hehe… aku
lebih suka Soo Ji, karena cara makan Soo Ji terlihat lebih natural di mataku di
banding Soo Kyung, tapi yah… desahan Soo Kyung sehabis makan itu memang tiada
duanya yah ;p Melihat Soo Ji makan itu membuatku menelan ludah karena dia itu
kok lahap banget gitu makannya hahahaha… bahkan
jika aku menonton Soo Ji makan setelah merasa kenyang pun aku suka
mendadak lapar lagi hadeuhhh >.<
Reaksi k-netizen terhadap Let’s
Eat 2 juga lumayan positif sepertinya bahkan rating episode 2 sudah tembus 2 %,
rating tertinggi drama senin – selasanya tvN setelah High School King tamat
tahun lalu (pengganti HSK gak ada yang tembus sampai 2 %). Semoga saja ratingnya terus naik^^
Banyak yang suka sama Seo Hyun
Jin sebagai Soo Ji, bahkan banyak yang bilang karakternya sebagai Soo Ji ini
seperti turning point nya Seo Hyun Jin sebagai aktris untuk lepas dari Image
anggun dan berwibawa nya selama ini, tapi yah… mereka yang berkomentar seperti
itu pasti tidak melihat Soo Baek Hyang deh,hehehe… soalnya di Soo Baek Hyang
juga akting kocak Seo Hyun Jin sudah keluar, meskipun setelah dia masuk istana,
dia gak terlalu liar lagi, karena sudah dilatih menjadi Putri hehe… ato mungkin
karena di Soo Baek Hyang masih ada anggun-anggun nya kali yah, sementara di Let’s
Eat 2 ini, keluar semua kocaknya >.<
mbak irfaaaaaa ljw jadi sama ha ji won t.t
BalasHapussempurna nih crown couple di drama barunya tahun ini.....
kirain ita yg siwer. perasaan baca pertama ga pake part 1 part2 ^^
BalasHapussemangat irfa n mbak mumu
Aq jga ikut kaget pas dae young gk perlu bayr ikut padhl udh ikut khawatir tuh maknn yg di pesn bnyk bgt.. sekrg udh jelas cerita nya seruh..
BalasHapusMian typo 'ikut' depn bayr skip
BalasHapus