Kondisi In Hae semakin memburuk, ada kemungkinan dia
mengalami DIC (Koagulasi intravaskular diseminata). Jika itu terjadi mereka
tidak bisa menghentikan pendarahan dan itu Artinya In Hae mungkin tak akan
bangun.
Kim Do Han meminta Shi On untuk melakukan tes darah. Shin On
cemas dan ragu. Kim Do Han memintanya untuk cepat melakukannya. Shi On pun
pergi masih dengan perasaan cemas.
Apakah keadaan Yn Hae akibat efek samping dari imunopresan?
Kim Do Han tidak bisa memastikan. Dia hanya berharap jika apa yang terjadi pada
In Hae bukanlah DIC.
Harapan tinggal harapan, Apa yang terjadi pada In Hae,
seperti yang mereka duga. DIC akibat efek samping imunopresan. Lebih parahnya
lagi, konsentrasi fibrinogen plasma terlalu rendah sehingga akan memperparah
pendarahan.
Jin Wook bertanya apakah mereka tidak bisa menyuntikan
heparin? Tidak. Itu hanya akan menimbukan situasi yang berbahaya. Saat ini
mereka hanya bisa mengeluarkan darah yang tergenang dan terus melakukan
transfusi darah.
Shi On bertanya apakah mereka tiak bisa mengoperasinya lagi?
Jika Operasi dilakukan sekarang, itu malah hanya akan memperburuk kondisi In
Hae. Meteode apapun yang dilakukan semuanya bermasalah. Tak ada yang bisa
dilakukan kecuali menunggu pendarahan berhenti secara alami.
In Young terbangun dari tidurnya, dia bertanya pada Jin Wook
yang sejak tadi menungguinya, apakah In Hae belum sadar? Jin Wook menenangkan
In Young jika pasien operasi biasanya tidur selama beberapa hari. Dokter tidak
berhak membangunkan mereka dengan sengaja.
In Young bertanya, tak ada masalah pada In Hae kan? Jin Wook
tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, dia berkata agar In Young jangan cemas.
In Young berterima kasih pada Jin Wook karena dengan keberadaannya, In Young
dan In Hae merasa nyaman di RS itu.
Para dokter memperhatikan keadaan In Hae, belum ada
perubahan. Walau operasinya berakhir dengan sempurna, namun kondisi In Hae saat
ini benar-benar menyedihkan. Kim Do Han meminta maaf pada Direktur karena
keadaan menjadi seperti ini.
Direktur Choi berkata, dia juga tak akan bisa memperkirakan
variable yang seperti ini akan terjadi. Yang harus mereka lakukan saat ini
adalah apa yang benar-benar harus dilakukan sebagai seorang dokter.
“Ketika tak ada yang bisa dilakukan secara medis,... Kebanyakan
Dokter akan lepas tangan, tapi kalian tak seperti itu. Karena masih ada
pengobatan lainnya. Kalian dengan tulus berharap bahwa pasien akan pulih.
Itulah pengobatan terakhir”
Yoon Seo merasa emosi, kenapa harus In Hae? Tak bisakah dia
mendapatkan kesempatan untuk bahagia sekali saja? Hidupnya selama ini sudah
sangat berat. Shi On mencoba menenangkannya, seperti kata Direktur Choi, tak
ada yang bisa mereka lakukan selain berharap dengan tulus.
Yoon Seo masih merasa putus asa, “Seberapa tulus lagi kita
harus berharap? Kita sudah berharap dengan sepenuh hati. Tapi, dunia ini
benar-benar tidak adil. Ini benar-benar tidak adil” Shi On optimis, jika In Hae
pasti sadar.
Shi On menjenguk In Hae, dia teringat kenangannya bersama In Hae dan merasa sedih
karena melihat keadaan In Hae saat ini. Shi On pun meminta maaf pada In Hae
yang masih tidak sadarkan diri, “In Hae-ya, maafkan aku. Aku benar-benar minta
maaf”
Shi On masuk ke kamar Ayahnya dan disambut dengan kemarahan
Ayahnya. Apakah Shi On datang untuk melihat berapa lama lagi dia akan mati?
Mengapa dia tak datang setelah Ayahnya mati saja?
Ibu menegurnya, tapi Ayah tidak peduli. Ayah berkata,
“Apapun yang terjadi, tak pernah ada kasih sayang diantara kita. Jadi jangan pedulikan ayah” Lakukan saja
pekerjaan Shi On dengan baik, agar dia bisa menghidupi dirinya sendiri.
Shi On lalu berkata “Ada seorang anak yang menjalani operasi
di departemen kami. Dan mungkin akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Walau
dia masih hidup,… Karena mungkin akan terjadi sesuatu pada dirinya, aku sedih”
“Aku masih membencimu, ayah. Aku sangat membencimu. Tapi
jika ayah tiada, kurasa aku akan lebih sedih lagi. Karena aku membenci ayah. Karena
aku tak bisa menyukai ayah. Kumohon izinkan aku untuk menyukaimu walau sedikit
saja, ayah. Agar nantinya kesedihanku bisa sedikit berkurang”
Ayah Shi On pun tertegun mendengarkan perkataan putranya
itu. Apakah Ayah akhirnya akan berubah?
Chae Kyung teringat pada kata-kata Wapresdir Kang yang
memberinya cara untuk menyelamatkan Yayasang Sung Won dari krisis. Tak lama
orang yang sedang dipikirkannya pun datang ke ruangannya.
Wapresdir Kang bertanya apakah kunjungannya ke Bank Harden
Chase berjalan dengan baik. Chae Kyung mengiyakan dan berterima kasih pada
Wapresdir Kang, atas informasi yang telah diberikannya. Dalam seminggu Chae
Kyung harus mengajukan pinjaman pada dua bank lagi. Permintaannya pada dua Bank
itu akan disetujui tanpa kesulitan.
Chae Kyung heran mengapa Wapresdir Kang bisa begitu yakin?
Karena kedua bank itu mempercayai WaPresdir Kang yang hanya seorang pemain
kecil dan Ketiga bank Yang disarankan Wapresdir Kang adalah Rival West Emerson.
Mereka tidak ingin Perusahaan itu menginjakan kaki di Korea.
Mereka pasti tahu bahwa Wapresdir Kang adalah orang
kepercayaan Presdir Jung kan? Walo mereka tahu, mereka tak punya pilihan laih
selain mempercayai kata-katanya.
“Dunia memang seperti itu. Perkataan seorang pengkhianat
lebih dipercaya dibandingkan dengan perkataan orang sendiri. Sang udang
bertahan dengan membuat paus saling menyerang”
Chae Kyung masih heran mengapa WaPresdir Kang menolong
mereka. Dia juga tak tahu alasannya, tapi WaPresdir Kang berharap Chae Kyung
akan melakukan yang terbaik.
Shi On mendengar dua orang dokter pria yang menjelakan Yoon
Seo karena telah berkencan dengan dirinya. Perawat Jo yang melihat wajah kusut
Shi On, langsung mengeluhkan wajah kusut Shi On. Dia juga merasa kesal pada
kedua dokter yang telah menjelekan Yoon Seo.
Shi On berkata dia ingin mematahkan tangan dan kaki mereka.
Perawat Jo kaget dan berkata harusnya dirinya yang berkata seperti itu. Shi In
tidak seharusnya bicara seperti itu. Tapi Shin On sangat merasa kesal. Dia
tidak suka Yoon Seo akan mendnegar hal uang tidak menyenangkan karena dirinya.
Perawat Jo memuji Shi On, dia adalah pria sejati. Jika mereka berkata seperti itu lagi,
serahkan mereka pada Perawat Jo, dari pada Shi On harus mengotori tangannya.
Mereka harus merasakan tinju amarahnya di mulut mereka. “Apa pun kata orang,
ketahuilah bahwa kami berada di pihakmu” Perawat Jo memberinya semangat^^
Yoon Seo sedang membicaraka kondisi In Hae dengan teman
dokter perempuannya. Kemudian temannya itu bertanya apakah Yoon Seo bisa datang
ke acara reunia teman-teman SMA mereka? Tergantung keadaan.
Teman-temannya sudah tahu bahwa Yoon Seo sudah punya pacar.
Yoon Seo lah yang mengirim SMA pada mereka.
Mereka meminta Yoon Seo membawanya ke acara reuni dengan antusias. Tanpa mereka tahu orang seperti apa pacar
Yoon Seo itu.
Yoon Seo merasa tersinggung, memangnya dia orang seperti
apa? Temannya jadi tidak enak, dan berkata dia tidak bermaksud seperti itu.
Dengan mantap Yoon Seo berkata dia akan membawa Shi On ke acara reuni.
Temannya berkata Yoon Seo tidak harus membawanya. Apa yang
salah? “Dia pacarku, jadi kenapa jika aku membawanya?” Lagipula dia yakin Shi
On pun pasti ingin datang,
Ternyata keyakinan Yoon Seo meleset. Shi On tidak mau
datang. Kenapa? Dia tidak mau saja. Yoon Seo jadi heran, dia yakin pasti ada
alasan yang jelas. Shin On terus mengelak. Yoon Seo mendesaknya, “Kau tak punya
kepercayaan diri? Lalu bagaimana kau akan terus bersamaku? Jika kau terus menghindar
seperti ini”
Yoon pun jadi kesal dan bertanya kenapa Shi On tidak bisa
memahami pikirannya. Shi On memahaminya,, tapi,,, Yoon Seo kadung kesal dan
akhirnya berkata agar Shi On melakukan apapun yang membuatnya nyaman. Dia tak
akan memaksanya.
Kim Do Han memikirkan kondisi In Hae dan mengingat kata-kata
direktur Choi tentang pengobatan terkahir. Kim Do Han pun datang ke ruangan
Chae Kyung dan mengajaknya ke suatu tempat.
Kim Do Han mengajak Chae Kyung ke gereja. Dia ingin berdoa
untuk kesembuhan In Hae, tapi dia malah tampak kebingungan sementara Chae Kyung
sudah menundukan kepalanya untuk berdia. Chae Kyung pun mengajari bagaimana
cara Kim Do Han harus berdoa, “Tutup matamu,... Dan letakkan kedua tanganmu
seperti ini”
Ayah Shi On mengeluh pada ibunya, setelah dia mati apakakah
makanan untuk upcara peringatannya akan terasa enak? Ibu Shi On yang
terkantuk-kantuk bingung dan tidak menanggapi. Ayah kemudian menyadari, bagaimana
dia bisa dia makan sesuaty ketika tak seorang pun yang akan melakukan upacara
peringatan untuknya. DIa merasa sial karena hal itu.
Shi On mengingat dialog yang dia dan Yoon Seo lakukan
sebagai Wendy dan Peterpan dalam drama yang mereka lakukan. Saat itu Wendy
mengatakan jika dia inin hidup disamping Paterpan sebagai anak-anak selamanya.
Tapi Peterpan menolak. Kemudian Shin On mendapatkan telepon dari Yoon Seo,
namun dia mengabaikannya. DIa masih harus berpikir banyak.
Yoon Seo merasa cemas karena Shi On tidak mengangkat
teleponnya. Dia teringat kata-kata peramal wanita yang ditemuinya hari itu, “Hanya
ada satu jembatan jiwa. Jika jembatan itu lenyap, Maka kalian berdua takkan
bisa bersama lagi” Yoon Seo menyangkal hal itu. Namun tetap memikirkannya.
dr. Go mnyerahkan sebuah laporan pda Ketua Lee yang merasa
bangga karena dr. Go bekerja dengan cepat. Tapi ketua Lee kaget saat dia
membaca nama daftar itu, kebanyakan orang-orang yang menjadi kepercayaannya
selama ini, apa maksudnya ini?
Mereka semua sampah. dr. Go memutuskan untuk tidak mengikuti
intruksi Ketua Lee, dia memilih melaporkan padar dokter RS Sung Woon yang
menerima potongan harga daru perusahaan farmasi. Direktur Choi bahkan bertanya
mengapa dr. Go melaporkan itu padanya? dr. Go ingin RS bisa berjalan dengan
baik, maka mereka harus menyingkirkan sampah-sampah itu. Dulu juga dia salah
satunya. Jika harus ada hukuman, dia akan menerimanya dengan senang hati.
Ketua Lee kesal mendengar cerita dr. Go yang lamah
melaporkan hal itu pada Direktur Choi. Dia mengatai dr. Go sebagai orang yang
tidak tahu terimakasih. dr. Go balik membentak agar ketua Lee jangan
menyuruhnya lagi. Sebelum dia menjadi adik iparnya, dr. Go adalah seorang dokter
bedah. Dokter bedah di RS Sung Won.
Ketua Lee kaget melihat sikap dr. Go, berani sekali dia. dr.
Go menyuruh ketua Lee untuk berpikir jernih. Apakah siapa saja bisa menjadi
Presdir? Daripada membuang waktu di Yayasan Sung Won, sebaiknya Ketua Lee mengurus
kakaknya dengan baik. dr. Go pun pamit karena dia ada operasi.
Presdir Jung bertanya mengapa WaPresdir Kang
mengkhianatinya? Jika itu karena sebuah alasan, dia akan menghukumnya, tapi dia
tahu bukan itu yang terjadi lalu mengapa? WaPresdir Kang malah berkata, Presdir
Jung sama sekali tidak menderita kerugian. Dia akan mendapatkan kembali uangnya
untuk obligasi yang dia beli. Presdir
Jung merasa itu tak masuk akal, karena WaPresdir Kang telah menghancurkan 15
tahun usahanya, tepat sebelum dia mencapai garis finish.
WaPresdir Kang mengingatkan bahwa Presdir Jung pernah
berkata padanya, Bahwa anak-anak adalah harapan. Walau mungkin harapan yang
berbada. Jadi alasannya sederhana, dia melakukan semua ini karena anak-anak.
Dan Presdir Jung tidak akan bisa melakukannya tanpa anak-anak. Presdir Jung
tidak mengerti, namun Wapresdir Kang tidak ingin menjelaskan lebih rinci lagi.
Dia siap jika masalah ini dibawa ke pengadilan.
Yoon Seo protes kareka Shi On tidak mengangkat teleponnya.
Shi On berbohong bahwa ponselnya dalam mode getar. Tapi Yoon Seo tahu Shi On
berbohong, mengapa Shi On mudah berbohong sekarang ini? Apa perkataan Yoon Seo
sangat menyinggungnya?
Bukan seperti itu, dia hanya butuh waktu untuk berpikir. Shi
On merasa dirinya dan Yoon Seo seperti Wendy dan Peterpan. Dua manusia yang
hidup di dunia yang berbada. Jadi banyak sekali kesulitan agar mereka bisa
bersama.
Lalu kenapa? Apakah karena Yoon Seo Wendy, Shi On akan
membawanya pulang dan tidak akan pernah menemuinya lagi? Shi On jadi bingung
mengapa Yoon Seo terus-terusan marah. Sebeluumnya dia tidak seperti ini. Karena
sekarang hubungan mereka sudah berbeda. Sekarang mereka bukan lagi seperti kakak dan
adik.
Shi On jadi berpikir, “Mungkin... lebih baik jika kita
seperti dulu” Orang-orang menganggap
Yoon Seo aneh dan mengatakan hal buruk
tentangmu. Shi On benar-benar tidak bisa menahannya. Kenapa Yoon Seo harus
diejek karena dirinya?
Siapa yang mengatakan hal-hal buruk itu? Biarkan saja mereka
berbicara sesukanya! Yoon Seo sama sekali tidak peduli. Tapi Hati Shi On, bagai
digores oleh sepotong logam tajam saat mendengarnya.
Keadaan In Hae tidak juga menjadi lebih baik. Tekanan
darahnya terlau rendah, jika terus seperi ini, walau dengan transfuse darah
mungkin dia akan mengalami mati otak
dalam satu atau dua hari ini. Shi On sangat cemas, tidak,,, itu tidak
boleh terjadi.
Sambil menunggui In Young, Jin Wook membaca buku harian In
Hae yang dititipkan padanya. Itu adalah semua kenangan indah dalam hidup In
Hae, jika terjadi sesuatu padanya In Hae ingin kakaknya membaca buku itu, jadi
rasa sedih kakanya bisa berkurang setelah membacanya.
Shi On memikirkan In Hae sebelum tidur lalu berkata, “In Hae-ya,
masih banyak hal yang ingin kukatakan kepadamu. Kau harus mendengarkan berbagai hal yang
membuatku kesal. Jika kau tak ada, pada siapa aku harus menceritakannya? Jangan
pergi, In Hae-ya”
Shi On pun tertidur dan bermimpi, In Hae sedang bermain
bersama Min Hee, anak yang meninggal pada operasi pertama Yoon Seo. Setelah
puas bermain, In Hae pamit pada Min Hee dan kembali ke tempatnya. Shi On
terbangun, apakah itu sebuah pertanda jika In Hae tidak akan ikut bersama Min
Hee?
Firasat Shi On benar, Yoon Seo yang sedang menungguinya
kaget saat merasakan tangan In Hae bergerak-gerak. Ya,,, In Hae akhirnya sadar
juga. “In Hae!” Dengan mata yang lemah, In Hae menatap Yoon Seo dan
memanggilnya, “Dokter…”
Tekanan darah In Hae kembali normal. Denyut nadinya juga
normal. Bagaimana bisa perdarahannya tiba-tiba berhenti seperti ini? Entahlah. Tak seorang pun
tahu alasannya. Mereka sudah sangat meindukan In Hae. Sudah banyak hal yang
dilalui In Hae dan dia berhasil melewatinya dengan baik. Semua orang sangat
senang dengan sadarnya In Hae, itu seperti mukjizat.
Masalah keuangan Yayasan Sung Won telah teratasi dengan baik
dengan bantuan WaPresdir Kang. Presir Lee berterimakasih pada Chae Kyung yang
telah bekerja keras dalam hal ini. Kini Yayasan Sung Won cukup aman karena
pembayaran pinjaman mereka sudah hampir mencapai 75%. Mereka harus berterima
kasih pada WaPresdir Kang.
Chae Kyung lalu berkata, karena sekarang mereka bisa sedikit
bersantai, bagaimana jika mereka makan diluar bersama Direktur Choi dan Kim Do
Han? Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul bersama. Presdir Lee setuju,
mereka bisa melakukan hal itu.
Direktur Choi bertemu dengan Wapresdir Kang, dia bertanya
mengapa dia menolong RS mereka? WaPresdir Kang berkata, “Departemen Bedah Anak memiliki
obat yang terbaik. Itu adalah jenis obat yang tak bisa diciptakan oleh
perusahaan farmasi lainnya. Tapi obat ini akan hilang jika kau mencoba membelinya dengan uang. Karena sesuatu yang paling berharga tak
bisa ditukar dengan uang. Begitu pula dengan obat ini”
Direktur mengerti apa yang dimaksud WaPresdir Kang, dia
sangat berterimakasih pada WaPresdir Kang karena telah memahami nilainya. Dan
Juga,,, “Shing-shing” WaPresdir Kang mengingat kata-kata Shi On bahwa mereka semua, tim dokter Pediatri di RS
Sung Won melaju "shing shing". Direktur sedikit tak paham, namun dia
ikut tersenyum bersama WaPresdir Kang.
Saat keluar RS, WaPresdir Kang bertemu dengan Kim Do Han
yang bertanya apa yang akan dilakukannya sekarang. Setelah memberikan bantuan
pada Yayasan Sung Won, kemungkinan besar dia tidak lagi dipercaya oleh Presdir
Jung. WaPresdir Kang hanya akan hidup sebagai Ayah. Dia akan menonton
pertandanguan bisbol dengan nyaman dalam waktu yang cukup lama. Tim yang dia dukung
masuk ke liga utama untuk pertama kalinya dalam 11 tahun.
WaPresdir Kang berkata, bahawa dia sangat menghormati Kim Do
Han, sementara Kim Do Han pun sangat berterima kasih padanya. Mereka pun
berpisah setelah Kim Do Han mengucapkan selamat jalan padanya.
Shi On mendatangi kamar Ayahnya dengan terburu-buru. Ayahnya
sedang berkemas, dia memutuskan untuk kembalu ke Tae Bak. Shi On melarangnya.
Ayahnya berkata agar Shi On jangan cemas, karena dia tidak akan memukuli Ibunya,
bahkan untuk berdiri saja dia merasa kesulitan saat ini. JIka ada yang
memukulnya, Ayah bahkan tidak akan bisa membalasnya.
Ibu berkata agar Shi On mengabulkan keinginan Ayahnya.
Mereka sudah membawa semua obat yang dibutuhkan Ayah. Shi On pun tak bisa
berkataa apa-apa lagi.
Ayah berkata pada Shi On, sebagai balasan karena tidak akan
memukul Ibu lagi, Ayah meminta Shi On agar dia menyiapkan makanan untuk ritual
peringatana kematian ayahnya kelak. Ayah masih saja mengeluh, dia harus
melakukan hal seperti itu agar ada orang yang mau menyiapkan makanan untuknya
nanti.
Saat keluar ruangan Ayah dan Ibu bertemu dengan Direktur
yang mencegah kepergian mereka. Tapi Ayah dan Ibu bersikeras, mereka tak ingin
lagi menjadi beban untuk Direktur Choi.
Ayah berkata, dia ingin kembali ke Alam baka di rumahnya
sendiri, itu adalah keingian terakhirnya. Ayah berkata pada Direktur, “Kau
telah bekerja keras dalam mengubah anak cacat itu menjadi seseorang” Dia
sepertinya sangat berterimaksih namun tak bisa mengatakannya.
Ayah menyuruh Shi On untuk melakukan pekerjaannya, dia akan
pergi bersama Ibunya. Shi On berkata dia akan menguhubungi Ayahnya nanti.
Dengan dingin Ayah berkata, Shi On tidak perlu melakukannya. Mereka pun pergi
setelah ibu mengucapkan rasa terima kasihnya pada Direktur.
“Ayah, aku berharap ...bahwa
setidaknya aku memiliki satu kenangan indah dari ayah. Sebelum ayah pergi jauh,
Kumohon tinggalkan satu untukku. Kumohon”
bersambung ke part-2
Komentar:
Hmm,, entah mengapa agak annoying sama tingkah Yoon Seo terhadap Shi On, dia hanya memikirkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan Shi On juga.
Akhirnya semuanya happy end^^ Ayah akhirnya sadar, lalu In Hae pun terbangun dari koma nya >.< Lucu liat Kim Do Han berdoa di gereja~~
Apa sebenarnya makda dari Good Doctor? Tunggu di part-2 ya^^
*written by Irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Image by Dee Kutudrama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^