Perawat Jo sedang membujuk Eun Ok
agar mau makan, tapi Eun Ok terus menggeram. Eun Ok tidak menyukai makanan yang
disiapkan RS untuknya. Perawat Jo terus membujuknya, hingga akhirnya Eun Ok mau
juga menerima makanan yang disuapkan oleh perawat Jo, tapi apa? setelah makanan
itu masuk di mulut Eun Ok, Perawat Jo menerima semburan makanan itu di
wajahnya. Yup,,, dengan sengaja Eun Ok meyemburkan makanan yang menurutnya
tidak enak itu pada wajah sang perawat senior.
Perawat Jo juga tidak bisa marah,
to kalau pun marah, apakah Eun Ok aka mengerti? Shi On berkata Eun Ok tidak mau
makan karena dia tida terbiasa dengan makanan itu. Perawat Jo jadi putus asa,
“Apa harus kita laporkan pada profesor? Apa kita harus memberinya cairan?”
“Dia harus makan. Dia tak boleh
kelaparan lagi.” kata Shi On kemudian berpikir makanan apa yang akan dimakan
Eun Ok.Lalu…. Ting! Shi On mendapat ide, dia segera keluar dari kamar Eun Ok.
Shi On pergi ke kantin dengan
kecepatan kilat membuat perawat Kim dan Lee bingung, lebih bingung lagi mereka
saat melihat Shi On sudah kembali lagi berlari ke kamar Eun Ok sambil membawa
semangkuk makanan yang dia ambil di kantin.
Perawat Jo bingung dengan makanan
yang dibawa Shi On untuk Eun Ok, ”Apa ini? Ini makanan anjing.” Shi On
membenarkan, “Dia akan memakannya dengan lahap. Dia sangat suka jika diberikan
seperti ini.” Perawat Jo hanya bisa melongo.
Eun Ok tampak bersemangat melihat
makanan itu, Shi On meminta perawat Jo melepaskan tangan Eun OK yang sejak tadi
diikat, Perawat Jo tadinya agak enggan, namun akhirnya dia melepaskan juga
ikatana EUn Ok sambil dibantu Shi On.
Setelah ikatan di tangannya
terlepas, Eun Ok segera melahap makanan itu dengan penuh semangat seperti
anjing yang sedang diberi makan.
Yoon Seo berniat untuk melihat Eun Ok
dan Shi On, dan yang dia temukan… Shi On sedang memberi makan Eun Ok dengan
cara memberi makan anjing? Yoon Seo jadi geram, dia berniat masuk ke kamar Eun
Ok untuk menegur Shi On dan mengentikan hal itu, tapi sebuah tangan
menghentikannya.
Yoon Seo melihat pemilik tangan
itu, dia adalah direktur Choi, yang berkata pada Yoon Seo untuk membiarkan
kelakuan Shi On. Yoon Seo pun tidak bisa apa-apa, dia yakin guru yang dia
kagumi ini punya alasan untuk membiarkan Shi On bertindak sesukanya.
Direktur Choi mengajak Yoon Seo
untuk berbincang di ruangannya. Mereka membicarakan tentang kuliah Perawatan
dan Komunikasi pasien anak-anak. Yoon Seo tersenyum, tentu aja dia ingat, itu
adalah salah satu mata kuliah terbaik di FK Universitas Sung Won.
Direktur berkata, “Apa kau tahu
dari mana aku mendapat inspirasi untuk kuliah itu? Aku memikirkannya
saat melihat Shi On dan kelincinya saat ia
masih kecil.”
Yoon Seo kaget mendengarnya,
“Maksud anda kelinci yang selalu dibicarakan Dokter Park, bukan?”
Direktur membenarkan dan mulai
bercerita, “Walau yang satu hewan dan yang satunya lagi manusia... Mereka
berkomunikasi dalam bahasa mereka sendiri. Detak jantung, suhu tubuh, bahkan
pergerakan kecil... Itulah bahasa diantara mereka berdua. Setelah melihatnya,
Aku berpikir bahwa aku harus berkomunikasi dengan anak-anak seperti itu juga.
Tentu saja anak-anak bisa bicara... Tapi ekspresinya terkadang sulit
dimengerti. Saat itulah kita harus mendengar dengan hati kita. Seperti yang
dilakukan Shi On bersama kelincinya.”
Yoon Seo akhirnya mengerti
mengapa Direktur Choi membiarkan apa yang dilakukan Shi On. Yoon Seo lalu
berkata, “Aku ingin mendengar kuliah anda lagi.” Direktur Choi antusias
mendengarnya, “Aku punya rekamannya, kau boleh mengambilnya.” Direktur bersiap
mengambilkan rekaman itu untuk Yoon Seo, tapi Yoon Seo mencegahnya.
“Biar aku saja yang mencarinya.”
Yoon Seo segera beranjak dari tempat duduknya menuju meja kerja Direktur Choi
yang memberitahunya bahwa kaset itu ada di laci sebelah kanan.
Belum sempat Yoon Seo menemukan
kaset rekaman itu, dia malah melihat foto Shi On dan Direktur saat Shi On masih
kecil, Yoon Seo jadi tertarik dan mengambil foto itu, dia bertanya pada
Direktur Choi, “Astaga, apa ini Dokter Park?” Direktur Choi membenarkan, itu
adalah Shi On saat dia berusia 7 tahun.
Yoon Seo tampak kagum dengan
sosok masa kecil Shi On, lalu berkata, “Dia lucu sekali! Coba lihat rambut
mangkuknya!”
Yoon Seo melihat Shi On yang sedang merawat Shi On dengan telaten. Kini dia tahu, cara Shi On menangani Eun Ok sama sekali bukan kesalahan. Yoon Seo semakin merasa kagum pada Park Shi On.
Tim Pediatri minus Shi On sedang
melakukan operasi. Suasana hati Kim Do Han sedang tidak baik, dia sangat
menunjukan rasa kesalnya saat Yoon Seo lupa menyiapkan sesuatu, dan semakin
marah saat dia menangkap basah Hong Kil Nam yang sempat tertidur sambil berdiri
saat operasi berlangsung. Yoon Seo merasa aneh melihat tingkah Profesornya,
tidak biasanya Kim Do Han terlihat sekesal ini. Apakah ini karena masalah Park
Shi On?
Selesai Operasi, Yoon Seo berkata
pada Kim Do Han, “Jika kau terus merasa tidak senang aku akan memberhatikan
Park Shi On dari tugas nya” Bukan itu inti masalahnya, sejak awal Park Shi On
dipilih bukan atas kemampuannya. Bagi Dewan Direksi Yayasan, Park Shi On
hanyalah alat untuk menjatuhkan Direktur Choi, begitulah pendapat Kim Do Han.
Yoon Seo tak habis pikir bukan
kah seharusnya mereka hanya fokus pada kesembuhan pasien. Kim Do Han tidak
menggubris, menurutnya, jika Park Shi On berbuat kesalahan, apa yang selama ini
dibangun oleh Direktur Choi akan runtuh. Yoon Seo jadi kesal, “Jadi pada akhirnya
hanya Direktur yang terpenting?”
Yoon Seo bertanya pada Kim Do
Han, apakah dia pernah berbicara dengan Park Shi On? Shi On bahkan mencoba
berbicara dengan binatang, tapi Kim Do Han… bahkan tak pernah mencoba berkomunikasi dengan
manusia lain. Dengan dingin Kim Do Han berkata, “Aku merasa tak perlu”
Yoon Seo kecewa pada Profesornya
itu, “Melihat bagaimana sikapmu terhadap Park Shi On, Kau benar-benar seperti
orang lain. Kenapa kau begitu keras dan dingin kepada Shi On?”
Kim Do Han sedang merenung di
atap RS, dia mengingat perasaan sedihnya saat dia menghadiri pemakaman
seseorang yang aku duga adalah adiknya. Kim Soo Han.
Dering ponsel membuyarkan
lamuannanya, Kim Do Han mendapat SMS dari Chae Kyung yang meminta maaf untuk
ucapannya tadi siang dan memintanya untuk makan malam bersama di rumahnya. Kim
Do Han tidak tahu haruskan dia menerima ajakan Chae Kyung?
Park Shi On dan Eun Ok seolah
berbicara menggunakan telepati mereka,
Shi On: Kau benar-benar sedih, 'kan? Karena kau kesepian dan sakit sendirianEun Ok: IyaShi On: Tunggulah sebentar, aku akan membuatmu tidak sakit lagiEun Ok: TerimakasihShi On: Siapa yang saat ini paling ingin kau temui?Eun Ok: Omma… OmmaShi On: Begitu rupanya… Aku mengerti
Shi On kemudian membelai kepala
Eun Ok dan memintanya untuk tidur dan beristirahat, perlahan mata Eun Ok pun
mulai terpejam. Shi On kemudian berkata, “Kau Cantik. Aku menyayangimu”
Chae Kyung sedang mempersiapkan makan malamnya bersama Kim Do Han dengan hati riang, saking bersemangatnya dia tidak sadar Kim Do Han mengirimi nya pesan.
Saat makanan telah tersaji di meja
makan, barulah Yoon Seo membaca pesan dari tunangannya itu, “Aku ada operasi
darurat yang mungkin selesai besok subuh. Makanlah
duluan.” Membaca pesan itu, tentu saja Chae Kyung sangat merasa kecewa.
Benarkah Kim Do Han ada operasi?
Ternyata tidak. Dia malah minum di sebuah kedai Soju dan memanggil Yoon Seo
untuk menemuinya. Yoon Seo menatap miris pada Sang Profesor. Kim Do Han
mendongkak dan melihat kedatangan Yoon Seo. Kim Do Han tersenyum menyedihkan
dan bertanya, “Apa aku tampak seperti manusia yang dingin dan tak berperasaan?”
Yoon Seo tak menjawab dan duduk
di hadapan Kim Do Han. Melihat Ekspresi Yoon Seo sepertinya Yoon Seo memang
berpikiran seperti itu. Tapi Yoo Seo menyangkal, “Tidak. Kau adalah orang yang
hangat dan simpatik. Aku mengetahui itu melebihi siapapun. Kau hanya bersikap
kejam terhadap Park Shi On”
“Aku… Aku punya seorang adik. Dan
karena adikku aku memutuskan menjadi dokter”
“Soo Han. Kim Soo Han. Cacat
mental, tingkat 3”
Yoon Seo kaget mendengarnya, dia
tak pernah tahu jika sebelumnya Kim Do Han memiliki adik yang memiliki cacat
mental juga.
Kim Do Han bercerita tentang Soo
Han. Orang tua mereka mengurus Soo Han dengan baik, pada usia remajanya Soo Han
sudah tampak seperti orang normal dan bisa menjalani kehidupan dengan normal
juga. Namun,,,
Suatu hari, ketika mereka
merayakan pesta ulang tahunnya. Setelah Soo Han memberinya kado berupa Buku
“Keajaiban Tubuh Manusia” dan memintanya untuk segera menyembuhkannya, Kim Do
Han meminta orang tuanya untuk mulai melepaskan Soo Han agar tidak lagi diantar
pergi ke sekolah. Orang tuanya awalnya kaget dan tampak enggan, namun Kim Do
Han beralasan bahwa itu semua demi kebaikan Soo Han agar dia bisa berinteraksi
dengan orang lain. Kim Do Han yakin, Soo
Han bisa mengatasi rasa ketakutannya itu.
Sesuai saran Kim Do Han, Soo Han
dilepas untuk pergi sekolah sendirian. Ternyata Soo Han tidak senorma yang
dikira Kim Do Han, dia masih panik dan gugup saat berada disekitar orang banyak
ketika akan menyebrang jalan. Dia ketakutan dengan suara lampu lalu lintas dan
lalu lalang orang di tempat penyebrangan.
Dengan penuh keraguan dan
ketakutan. Kim Soo Han pergi menyebrang jalan, tanpa dia tahu jika lampu lalu
lintas sudah berwarna hijau kembali, dan sebuah truk melintas kemudian menabrak
Soo Han. Tak terelakan lagi, Kim Soo Han akhirnya tewas di tempat dengan kepala
yang berlumuran darah.
Kim Do Han merasa itu semua
adalah salahnya. Dia merasa Soo Han meninggal karena dirinya. Karena rasa keras
kepalanya. Yoon Seo hanya bisa menatap iba, dia tak pernah tahu jika
Profesornya itu menanggung rasa bersalah yang seperti itu.
Yoon Seo mencoba menghibur Kim Do
Han. Jika dia berada di dalam posisi Kim Do Han, dia pun akan melakukan hal yang
sama demi kebaikan adiknya.
“Tak membiarkannya melakukan
apa-apa adalah yang terbaik yang bisa kulakukan untuk Soo Han. Keputusan yang
tak kupikirkan masak-masak, itu yang membuat adikku meninggal.”
“Saat aku melihat Park Shi On,
dia mengingatkanku akan adikku. Itu sebabnya aku ingin mengembalikannya ke
tempat yang semestinya. Karena itu yang terbaik yang bisa kulakukan.”
Yoon Seo mengingatkan Kim Do Han,
meskipun adiknya telah meninggal, tapi dia telah menyelamatkan banyak anak.
Yoon Seo tahu itu sama sekali tidak menghibur, tapi Kim Do Han telah menghibur
banyak orang. Itulah mengapa Yoon Seo sangat menghormati Kim Do Han.
Malam itu Kim Do Han bahkan tak
kembali ke apartemen dia malah datang ke ruang istirahat dokter di RS. Han Ji
Wook yang saat itu baru saja akan tidur kaget melihat kedatangan Profesornya. “Apa
yang membawa anda kesini begitu larut?”
Kim Do Han hanya tersenyum dan
meminta Jin Wook untuk meminjamkan tempat tidurnya untuk malam ini. Jin Wook
berkata bahwa tempat itu kurang nyaman, akan lebih baik jika Kim Do Han pulang
ke rumah. Kim Do Han tak menggubris dan langsung tidur di tempat tidur Jin Wook
setelah menepuk pundak anak buahnya itu.
Giliran Jin Wook yang merasa
bingung dengan tingkah Profesornya. Nah Lho… Jin Wook mau tidur dimana malam
ini?
Pagi hari, Park Shi On terbangun
mendengar gonggongan Eun Ok. Yoon Seo yang baru saja datang ke kamar Eun Ok
tersenyum dan berkata, “Dia bilang dia lapar. Kau harus memberinya makan.”
Shi On menatap Eun Ok, kemudian
berkata pada Yoon Seo bahwa Eun Ok menggonggong bukan karena lapar, tapi untuk
membangunkannya. Tiba-tiba perut Shi On berbunyi, Yoon Seo jadi tertawa,
“Kurasa kau yang lapar. Ikut aku”
Chae Kyung mendatangi ruang staf
Departemen Pediatri. Chae Kyung mencari Kim Do Han tentu saja, tapi yang
ditemuinya hanyalah Han Jin Wook. Setelah Jin Wook menyapanya, Chae Kyung
langsung bertanya, “Dimana Profesor?”
Jin Wook berkata Kim Do Han
sedang ke NICU. Chae Kyung terlihat kecewa padahal dia sudah berusaha untuk
datang saat Kim Do Han tidak sibuk, tapi sepertinya dirinya terlambat. Chae
Kyung bertanya, apakah Jin Wook tidak lelah, dia dengar mereka ada operasi
sampe subuh? Nah Lho? Jin Wook bingung dan berkata bahwa mereka tidak ada
operasi apapun kemarin malam apalagi sampe subuh.
Eh? Chae Kyung akhirnya sadar
dirinya telah dibohongi Kim Do Han. Kesal, tentu saja, tapi dia tidak
menunjukkannya di depan Jin Wook.
Yoon Seo dan Shi On sedang makan
di kantin. Yoon Seo gemas karena Shi On terus menerus membentuk nasinya seperti
onigiri, setelah lelah meminta Shi On untuk makan seperti biasa, Yoon Seo pun
membiarkan Shi On makan sesuka hatinya. Shi On menawarkan nasi onigirinya, tapi
Yoon Seo menolak, dia tak ingin ikut-ikutan seperti anak-anak. Setelah selesai
makan Shi On dan Yoon Seo pun pergi dari kantin
Dari arah kantin, ibu Shi On
menatap haru Shi On dan Yoon Seo yang tadi sedang makan bersama. Dia tersenyum
dibalik maskernya, tapi seketika dia merasakan sakit di perutnya. Ibu Shi On
bersembunyi, namun dia tak bisa menahan sakitnya lagi, dan akhirnya tumbang tak
sadarkan diri.
Orang-orang menjadi panik, bahkan
Shi On dan Yoon Seo kembali dan mengkhawatirkannya. “Ahjumma apa kau baik-baik
saja?” Perlahan Ibu Shi On sadarkan diri dan elihat wajah Shi On yang
mengkhawatirkannya. Namun Shi On tidak mengenalinya sebagai ibu. Tak lama Ibu
Shi On kembali tak sadarkan diri. Mereka segera membawanya ke ruang rawat.
Kim Do Han baru saja masuk ke ruangannya, dan menemukan Che Kyung disana. Kim Do Han terlihat agak kaget melihat kehadiran tunangannya, “Oh
Kau disini?” Chae Kyung hanya tersenyum.
“Maaf untuk yang semalam” Chae
Kyung hanya tesenyum dan berkata, “Aku sudah terbiasa dengan keadaan daruratmu.”
Chae Kyung bertanya tentang Operasi semalam, apakah semuanya lancar, terlanjur
berbohong, Kim Do Han berkata semuanya lancar, tanpa dia tahu bahwa Chae Kyung
sudah tahu bahwa dirinya berbohong.
Kim Do Han menawarkan apakah
mereka harus makan siang bersama? Chae Kyung bilang siang ini dia ada urusan.
Lalu bagaimana dengan makan malam? Chae Kyung jadi tak enak hati dan berkata,
“Berhentilah mencoba menebus apa yang sudah kau lakukan kemarin? Aku tak suka
itu melebihi ketidakacuhanmu.” Kim Do Han mati kutu dibuatnya. (Chae Kyung ini
walo nyebelin kadang kata-katanya ada benernya juga,, hehe)
Yoon Seo merasa lega karena kondisi
ibu Shi On hanya kram usus yang disebabkan enritis. Cukup beristirahat beberapa
hari segalanya akan membaik. Yoon Seo memintanya untuk tinggal di RS selama 2
hari. Ibu Shi On menolak karena dia banyak pekerjaan. Tapi Yoon Seo memaksanya
dengan halus, dan meminta maaf jika membuatnya merasa tidak nyaman.
“Oh iya, Dokter Park, beri salam.
Ahjuma ini yang telah membuat sup bola
kentang untukmu.” Yoon Seo memberi tahu Shi On.
Shi On pun berterima kasih sambil
memberi hormat. Ibu nya bertanya, apakah Sup bola kentangnya sesuai dengan
seleranya? Shi On menjawab dengan penuh semangat, “Ya, aku makan sangat lahap.
Rasanya sama seperti yang biasa kumakan di kampung halamanku.”
Ibunya menatap miris pada jawaban
Shi On, dan merasa bersyukur karena hal itu. Kemudian dia bertanya, “Siapa yang
memasaknya di kampungmu?” Shi On bingung dan berkata, “Aku kurang tahu” Ibu Shi
On tampak kecewa (Lha,,, Shi On hilang ingatan tentang keluarganya apa ya?)
Shi On diingatkan untuk segera memeriksa Eun Ok, dia pun
akhirnya pamit pergi setelah sekali lagi mengucapkan terimakasih pada Ahjuma
kantin yang sebenarnya adalah ibunya.
Yoon Seo berkata pada Ibu Shi On,
jika mereka harus segera mendaftarkannya ke bagian administrasi. Dia bertanya
tentang keluarga Ibu Shi On. Dengan sedih Ibu Shi On berkata dia hidup
sendirian. Tapi mereka harus tetap mendaftarkannya. Ah,,, Yoon Seo berinisiatif
bahwa dia saja yang akan mendaftarkannya dan meminta KTP Ibu Shi On.
Saat sedang bersama Eun Ok
dikamarnya, Shi On melihat anak-anak yang mengintip mereka dari balik kaca
pintu ruangan Eun Ok. Shi On kemudian membuka pintu dan bertanya, “Kalian mau
masuk?” mereka bersemangat menjawab Ya.
Apakah mereka tidak takut?
Sebenarnya takut, tapi mereka ingin berada disampingnya. Shi On pun mengijinkan
mereka masuk tapi dengan satu syarat, mereka harus masuk dengan pelan-pelan.
Mereka semua setuju. Shi On pun membimbing para anak-anak untuk masuk dengan
pelan-pelan. “Pelan-pelan.”
Anak-anak menatap Eun Ok takjub,
walo masih agak takut karena Eun Ok mulai menggeram. Ya Eun bertanya apakah dia
boleh menyentuhnya? Shi On mengijinkan, tapi pelan-pelan. Ya Eun ragu-ragu, dan
akhirnya menyentuh dan membelai Eun Ok.
Shi On lalu
meracau sendiri, “Dia lebih menyukai anak-anak. Itu karena mereka baik dan
ramah.”
Melihat
wajah Eun Ok, Ya Eun merasa Eun Ok itu Eonnie baginya (artinya lebih tua
darinya) Tapi Eun Ok terlihat sangat lucu. Anak-anak yang lain pun mulai
memegangi Eun Ok seperti Ya Eun saling bergantian. Meraka tak merasa takut lagi
pada Eun Ok.
Dari balik kaca di pintu kamar Eun Ok, Woo Il Kyu menatap dengan tatapan liciknya. Apakah si picik nan nyebelin itu sedang merencanakan sesuatu yang jahat?
Yoon Seo harus mengambil KTP Ibu
Shi On di lokernya. Setelah menemukan lokernya, Yoon Seo mengambil dompet Ibu
Shi On dan mengambil KTPnya, tanpa sengaja Yoon Seo menjatuhkan selembar foto
dari dompet ibu Shi On. Yoon Seo memungutnya, dan dia kaget melihat Shi On
kecil di foto itu. Dia pun teringat tentang ibu Shi On yang memberikan sup bola
kentang serta makanan untuk para dokter dan perawat. Apakah Ahjuma kantin itu
Ibu dari Park Shi On?
WaPresdir
Kang berbicara dengan Pria misterius yang mengirimnya ke RS Sung Won di
telepon, “Anda sudah mau pergi?” Pria itu berkata ada beberapa urusan yang
harus ditangani. WaPresdir Kang berterimakasih untuk hadiah yang kemarin, itu
sangat berguna baginya (masalah penghentian bantuan bantuan dari Woo Myung dan
SQ group pada RS Sung Won)
“Mungkin
sulit bagi Departemen bedah anak untuk saat ini, Tapi karena ini memberikan
tekanan pada Yayasan, ini akan bermanfaat” kata WaPresdir Kang. Si Pria
misterius berkata, dia mengerti hal itu.
WaPresdir
Kang jadi penasaran, “Tapi,... Aku tak mengira anda punya hubungan dengan Presdir
Gomyeong Group dan SQ Group, jadi… Aku ingin tahu bagaimana anda meyakinkan
mereka.”
Pria
misterius itu berkata bahwa WaPresdir
Kang akan tahu jika waktunya tiba. Dia lalu berkata bahwa dia mendapat telepon
penting. WaPresdir mengerti dan memutus sambungan telepon mereka.
Sebenarnya
pria misterius itu bukan mendapatkan telepon penting, tapi dia sedang menjamu
tamunya. Dia kembali menemui tamunya, yang ternyata adalah Yoo Chae Kyung
(WHAT??)
“Apa yang
tadi kita bicarakan? Oh, ada seseorang yang mengganggumu?”
“Dia adalah
seseorang yang dibawa oleh Ketua Yayasan Lee. Asisten Direktur, Kang Hyun Tae.”
Chae Kyung menjelaskan siapa yang selalu mengganggu usahanya.
Pria
misterius itu berpikir, “Kang Hyun Tae. Ini pertama kalinya aku mendengar
namanya. Apa dia bisa menyebabkan masalah?” (Lha si Pria misterius boongin Chae
Kyung toh)
Chae Kyung
menjelaskan bahwa Kang Hyun Tae menyimpang dari orang-orang yang berpihak pada
Ketua Yayasan Lee. Dia juga cepat tanggap terhadap segala situasi. Dan yang
terpenting dia sepertinya memiliki rencana lain.
Pria
misterius menjanjikan bahwa dia akan menyelidiki Kang Hyun Tae secara terpisah,
jika dia menjadi hambatan mereka harus membuat perhitungan dengannya.
“Terima
kasih sudah mengurus Woomyeong Group dan SQ Group. Kau sudah bekerja keras.”
Chae Kyung tersenyum dan mengatakan itu bukan apa-apa. Presdir kedua group
adalah teman baik ayah Chae Kyung, dia bahkan hampir menjadi menantu mereka,
karena itulah mereka mempercayai perkataan Chae Kyung.
Tentang
masalah ini, bukan kah Chae Kyung artinya melawan ibunya sendiri? Apa itu tidak
masalah? Chae Kyung berkata, “Dia bukan ibuku, Dia Presdir Lee Yeo Won.”
(Jah,,, jadi Chae Kyung beneran ingin ngambil alih Yayasan dengan bantuan di
Pria misterius?)
Eun Ok dan
anak-anak sedang main gelitikan. Mereka tampak senang dan gembira. Shi On yang
melihat tawa mereka juga ikut senang.
Shi On
mendapatkan pesan dari Woo Il Kyu, “Pergi ke UGD sekarang dan jahit perut
pasien yang mengalami laserasi.” Shi On menyanggupi perintah itu dan terpaksa
harus membuat anak-anak keluar dari kamar Eun Ok. Setelah memastikan dia
mengunci kamar Eun Ok, akhirnya Shi On pun pergi ke UGD. Shi On tidak sadar
jika Woo Il Kyu sedang mengintainya.
Woo Il Kyu
menatap Eun Ok yang mulai menggeram karena melihatnya dari kaca pintu kamar Eun
Ok. Dia teringat kata-kata dr. Go padanya, “Pertama, buat keributan. Aku yang
akan menyelesaikan sisanya.” bagaimana cara Il Kyu membuat keributan, ternyata
mudah saja, hanya cukup membuka sedikit pintu kamar Eun Ok.
Shi On
sudah menyelesaikan jahit laserisasi pada seorang anak yang menjadi pasien di
UGD, Shi On berterimakasih pada anak itu karena telah menahan rasa sakitnya.
Saat akan kembali ke kamar Eun Ok, Shi On mendapatkan ide. Dia sebaiknya
membelikan camilan untuk Eun Ok, dia pun pergi ke minimarket RS untuk membeli
camilan.
Kepala
perawat sedang berkeliling dan merasa heran mengapa pintu kamar Eun Ok terbuka.
Dia mendekat ke kamar Eun Ok untuk menutupnya, tapi ternyata Eun Ok sudah
waspada menanti di dekat pintu dengan menggeram membuat Kepala Perawat
ketakuatan karena Eun Ok yang menggeram dan melompat keluar dari kamarnya.
Eun Ok
ngamuk loncat kesana kemari mencari pintu keluar RS, dia bahkan menabrak
beberapa pasien termasuk juga Ya Eun yang terluka dibuatnya. Dia melompati
escalator dan membuat gempar seisi Rumah Sakit.
Kim Do Han
dan tim Pediatri sedang membahas kondisi Eun Ok dari hasil Scan 2 jam yang
lalu, ternyata abses nya semakin membesar, sepertinya antibiotik yang mereka
berikan tidak cocok. Apakah harus diganti? Kim Do Han melarangnya, karena abses
semakin besar dikhawatirkan akan segera pecah. Eun Ok harus segera di operasi.
Kim Do Han memerintahkan pada Yoon Seo agar mempersiapkan operasi Eun Ok besok
pagi.
Hong Kil
Nam mendapatkan panggilan dan dia sangat kaget dengan informasi yang di
dengarnya. Tentu saja, pasti tentang Eun Ok.
Kim Do Han
dan tim Pediatri tiba di tempat Eun Ok mengamuk dan akan ditangkap oleh petugas
keamanan.
“Apa yag
terjadi?” Yoon Seo bertanya pada Kepala Perawat. Dengan panik Kepala Perawat
menjawab, “Kurasa pintunya terbuka saat Dokter Park tak di sana”
Yoon Seo
berusaha mendekati Eun Ok, tapi petugas keamanan melarang dan berkata merekalah
yang akan menangkapnya dengan aman. Yoon Seo setengah memaksa, tapi Kim Do Han
mencegahnya, biar petugas keamanan saja yang melakukannya.
Kim Do Han
berkata pada petugas keamanan, “Dia punya masalah pada perutnya. Kalian tak
boleh kasar.”
Petugas
keamanan meyakinkan mereka akan mengurusnya dengan aman dan meminta para dokter
sebaiknya jangan mendekat. Tapi ternyata Petugas keamanan gak sedikit kasar,
Yoon Seo mencoba mencegah, tapi Kim Do Han melarangnya dan membiarkan mereka
menjalankan tugasnya.
Park Shi On
baru saja masuk ke lobi RS sambil membawa sekantung kresek camilan, dia melihat
keributan dan melihat Eun Ok yang sedang meronta-ronta karena disergap oleh
petugas keamanan. Merasa harus menyelamatkan Eun Ok, Shi On segera menghadang
semua orang dan berhadapan dengan Petugas keamanan.
“Jangan
lakukan itu! Jangan lakukan itu!” Park Shi On terus berteriak dan mencoba
melepaskan Eun Ok dari cengkraman petugas keamanan, hingga tanpa sadar Park Shi
On memukul salah satu petugas kemanan dengan siku nya hingga terjatuh.
Melihat
kegaduhan ini Woo Il Kyu malah tersenyum
kecil. Sepertinya rencananya membantu d. Go untuk menyingkirkan Shi On akan berhasil.
Kim Do Han
menatap geram pada kelakuan Shi On yang menjadi ganas, demi menyelamatkan Eun
Ok. Yoon Seo berteriak, “Dokter Park! Kenapa kau bertindak seperti ini?” Jin Wook memegangi Shi On dan menjauhkan Shi On dari para petugas keamanan. Namun Shi On sudah tidak senormal biasanya. Apakah tendensi Autis nya sedang kambuh?
Komentar:
Haisshhh,,
Si Ular Chae Kyung beneran berbisa yah? itu bisa-bisanya dia ternyata ada
hubungan sama pemutusan kucuran dana dari Woomyung Group dan SQ Group. Kenapa
sih dia ngga jadi menantu salah satu dari kedua group itu aja, kayaknya cocok.
Dari pada dia membebani Do Han terus.. Errr…
dr. Go To
Hell (ngikutin mba dee akh…) beneran nyebelin, dia menggunakan segala cara
untuk menyingkirkan Shi On, yang artinya bisa juga menyingkirkan direktur. Dan Woo
Il Kyu,,, Eeeerrrr… sebel banget liat wajahnya, cakep-cakep kok licik, dia tega
banget membahayakan banyak pasien denga melepaskan Eun Ok, hanya demi Shi On
terlibat masalah karena Eun Ok, apakah orang seperti ini layak jadi dokter?
Penasaran
nih,,, Shi On kok nggak inget ya sama ibunya? dan kenapa Ibunya memutuskan
meninggalkan Shi On setelah kematian kakaknya. Awalnya aku pikir ibunya juga
udah meninggal karena Shi On tinggal di panti, ternyata Ibunya masih hidup dan
keliatan nyesel udah ninggalin Shi On dahulu kala.
Hee,,, di
episode 6, Jin Wook dikit ya nongolnya. In Young mana sama sekali nggak nongol.
padahal aku kangen nyiperin mereka,, hehehe. Wajah malu-malunya Jin Wook
gemesin >.<
Udah aku
duga sih,, pasti Kim Do Han punya masa lalu buruk dengan adiknya yang terlihat
Autis di foto nya. Ternyata beneran donk,, dan mirisnya lagi,,, gara-gara ide
Do Han untuk memandirikan adiknya akhirnya dia tewas tertabrak truk. Padahal keliatan banget kalo Do Han itu sayang banget sama adenya^^ Pastinya
dia sangat menyesal dan merasa bersalah. Dia menjadi dokter dan menyelamatkan
banyak nyawa anak-anak demi adiknya juga, tapi itu sepertinya tak cukup menebus
rasa bersalahnya.
Mungkinkah
dengan membimbing Shi On menjadi Good Doctor yang seutuhnya, rasa bersalah Kim
Do Han akan terobati? Satu poin lagi, kenapa Do Han bisa menceritakan ini pada
Yoon Seo tapi tidak pada Chae Kyung? Apa karena dia melihat sikap Chae Kyung
yang lebih senang menjudge orang, dari pada memberikan penghiburan yah?
Sebenernya penasaran juga sama kisah cinta Kim Do Han dan Yoo Chae Kyung sampe mereka bisa tunangan kayak gitu. Sepertinya sih Kim Do Han kenal Chae Kyung lebih dulu dibanding kenal Yoon Seo. Gimana ya reaksi Yoon Seo pas pertama tahu Kim Do Han ternyata sudah memiliki kekasih? penasaran aja… hehehehe..
Sebenernya penasaran juga sama kisah cinta Kim Do Han dan Yoo Chae Kyung sampe mereka bisa tunangan kayak gitu. Sepertinya sih Kim Do Han kenal Chae Kyung lebih dulu dibanding kenal Yoon Seo. Gimana ya reaksi Yoon Seo pas pertama tahu Kim Do Han ternyata sudah memiliki kekasih? penasaran aja… hehehehe..
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
thanks to IDFL.US for Indosub
Kak irfa dr. Go emang super duper nyebelin, seperti kata kak tirza dokter macam gini seharusnya musnah dari dunia. kalo dr. woo il kyu, kelihatan jelas dia iri sama Shi On. karena tidak punya sekampuan sehebat shi on. Kasihan Kim Do Han, bebannya makin berat aja.
BalasHapusdtunggu episode selanjutny y eonni..:))
BalasHapusgomawo n semangat selalu..^^
makasih. Di tunggu ep selanjutnya.Fighting!
BalasHapusWow makin seru.. Kasian shi on difitnah terus..hiks.. Aku jg pengen ngeliat couple jin wook dan in kyung.. Hee.. Thnks bgt sinopnya
BalasHapusditunggu lnjutnnya.. Semangat^^
rena
Wow makin seru.. Kasian shi on difitnah terus..hiks.. Aku jg pengen ngeliat couple jin wook dan in young.. Hee.. Thnks bgt sinopnya
BalasHapusditunggu lnjutnnya.. Semangat^^
rena
Wow makin seru.. Kasian shi on difitnah terus..hiks.. Aku jg pengen ngeliat couple jin wook dan in young.. Hee.. Thnks bgt sinopnya
BalasHapusditunggu lnjutnnya.. Semangat^^
rena
Wow makin seru.. Kasian shi on difitnah terus..hiks.. Aku jg pengen ngeliat couple jin wook dan in young.. Hee.. Thnks bgt sinopnya
BalasHapusditunggu lnjutnnya.. Semangat^^
rena
dr. go dan woo il kyu pantas ko' jd dokter,, tp di neraka sana >_<
BalasHapusDitunggu sinopsis selanjutnya ^^
Makasih banget buat yang udh bkin sinopsis udah cpe2, pkkny makasih banget ..
BalasHapusTetap semangat ..
Gomawo ,, ↖(^▽^)↗
lanjuttttttttttttttttttt ............... #silent reader ^-^
BalasHapusMakasih bnyak,, mbk2 yg dah bikin sinopsisnya,, tiap hari aq,, selalu nyari update terbarunya,, rasanya seneng bgt,, klo dah da update terbarunya muncul,, makasih yaa :) semangat
BalasHapusyaampuuun si dokter iblis itu apaann sikkk... -____-
BalasHapusaku jd penasaran, nanti mereka berdua sampek akhir bakal trs gitu sm shi on gak yaa..
walaupun udah nonton smpai episode 10..
BalasHapustp ttp blm puas lau blm bca sinopsis dari mbak irfa....
Ah! Apakah Doo Han menyukai Yoon Seo? krrkrkrkrk
BalasHapusAku sedih liat Dr. Park kasiaan:( sampe gemeteran gituuu hikshiksikkk