Han Jin Wook kaget melihat In
Young di depan tempat hiburan itu dengan dandanan yang sangat berbeda dari
biasanya. Woo Il Kyu bertanya ada apa? Tapi In Young sudah masuk lagi ke dalam
tempat kerjanya. Jin Wook pun permisi pada para hobae nya karena dia ingin
memastikan apakah yang dilihatnya itu memang In Young atau bukan.
Jin Wook masuk kedalam tempat
hiburan malam itu, dia mencari kesana kemari sosok In Young yang dilihatnya
tadi. Awalnya Jin Wook tak menemukannya juga, hingga akhirnya ada wanita yang
menyambutnya, dan wanita itu adalah In Young yang kemudian menjadi sangat kaget
melihat Jin Wook ada di tempat itu.
In Young dan Jin Wook pun
akhirnya berbicara di sebuah ruangan. “Bagaimana kau bisa tahu tempat ini?” In
Young bertanya. Jin Wook menjawab, dia sedang jalan-jalan dan tidak sengaja
melihatnya. Seharusnya Jin Wook pergi saja, bukan malah mengikutinya.
In Young berkata, pasti Jin Wook
merasa takjub melihatnya seperti itu. Begitulah dia hidup, orang seperti Jin
Wook tidak akan mengerti kehidupan yang seperti itu.
Jin Wook balik bertanya, “Apakah
aku mengatakan sesuatu? ‘Gaya hidupmu benar-benar mengagumkan’ . ‘Aku tak tahu
gaya hidup seperti ini’. Apa aku berkata seperti itu?”
Jin Wook berkata, saat dia
melihat In Young yang seperti ini, dia berpikir sebagai seorang dokter seperti
dokter manapun. “Dia pasti menderita karena biaya operasi In Hae. Dia bekerja
sampai larut malam, jadi itu sebabnya kesehatannya memburuk” Itulah yang
dipikirkan Jin Wook.
Jin Wook minta maaf karena telah
membuat In Young marah. Jin Wook berniat pergi, namun sebelum itu, In Young
meminta Jin Wook untuk tidak mengatakannya pada In Young, meski dia tahu Jin
Wook tidak akan melakukannya.
Yoon Seo baru pulang dari membeli
baju bersama Kim Do Han, dia melihat Shi On yang sedang berdiri di depan
rumahnya. Yoon Seo bertanya, “Kenapa kau diluar?” Shi On menjawab karena
udaranya panas.
Shi On melihat barang yang dibawa
Yoon Seo, “Apakah kau baru pulang dari suatu tempat?” Yoon Seo berkata dia
habis jalan-jalan, namun kemudian dia menyadari Shi On memperhatikan tas
belanjaannya. Yoon Seo pun berkata, “Aku
membeli pakaian. Sudah lama aku tak melakukannya”
Shi On nampak canggung, Yoon Seo
bertanya apakah ada yang ingin dikatakan Shi On padanya? “Tidak. Selamat
beristirahat. Aku akan kembali ke RS” Shi On pun pergi meninggalkan Yoon Seo
yang menatapnya dengan heran.
Yoon Seo sedang mengerjakan
tesisnya, dia kemudian menatap kantung belanjaan yang berisi baju yang
dibelikan Kim Do Han padanya. Yoon Seo mengingat saat Kim Do Han menyentuh
rambutnya dan mengatakan bahwa Kim Do Han bangga padanya karena Yoon Seo selalu
tahu apa yang menjadi beban pria itu. Yoon Seo tersipu, namun dia menggeleng,
dia tahu perasaannya tidak seharusnya berlanjut.
Sementara itu Shi On pun
menggalau. Dia menatap fotonya bersama Yoon Seo yang ada di ponselnya. Shi On cemberut, ada banyak hal yang ingin dilakukannya untuk Yoon Seo, tapi dia bingung bagaimana cara memulainya.
Di rumahnya, Kim Do Han pun
sedang mengerjakan sesuatu dengan serius, namun dia teringat pada Yoon Seo,
kenangan-kenangannya bersama gadis itu. Kebersamaan meraka disaat gembira juga
saat Kim Do Han membutuhkan seseorang disampingnya. Kim Do Han pun tak segan
menjadi penyemangat untuk Yoon Seo disaat gadis itu terpuruk. Saat mengingat
semua itu, Kim Do Han tersenyum kecil.
Presdir Lee memberi tahu Chae
Kyung jika rumor pengambil alihan da konversi RS menjadi RS komersial kali ini
benar. WaPresdir Kang telah mengajukan proposal itu pada Direktur Choi tentang
rencana pendirian RS komersial. Tidak tahu siapa yang menjadi atasan WaPresdir
Kang, tapi dia juga sudah mendekari Kim Do Han.
Chae Kyung kaget mendengarnya,
berita tentang WaPresdir Kang mengajukan proposal sudah membuatknya tercengang,
di tambah lagi, dia juga melihatkan Kim Do Han dalam hal ini. Namun Chae Kyung
bisa memahami, mereka pasti membutuhkan Kim Do Han dan Direktur Choi demi
meningkatkan Nilai jual RS.
Sekretaris Presdir Lee masuk ke
ruangan dan terlihat panik, dia memberikan sebuah laporan pada atasannya itu.
Presdir Lee sangat kaget membacanya, pihak bank menghubungi mereka. meminta
pengembalian seluruh pinjaman yang dilakukan Yayasan Sung Won. Presdir Lee
sangat panik karena hal ini. Chae Kyung terlihat kaget sesaat namun tenang
kemudian. Apakah Chae Kyung sudah tahu hal ini akan terjadi?
Jin Wook berjalan dengan galau
dan tak sengaja hampir menabrak In Hae yang sedang berjalan sambil membaca
komik. In Hae kaget karena kehadiran Jin Wook yang tiba-tiba. Jin Wook berkata
pada In Hae bagaimana jika In Hae terjatuh? (karena membaca sambil berjalan) In
Hae bukan lagi anak TK, dia merasa tidak akan terjatuh.
Jin Wook menatap
In Hae dengan pandangan lain. Dia teringat pertemuannya dengan In Young
semalam. Tapi In Hae menduga hal lain, dia bertanya apakah Jin Wook membutuhkan
informasi tentang kakaknya? Jin Wook malah mengelus kepala In Hae dan pergi begitu saja. In Hae jadi bingung dengan tingkah dokternya itu.
Yoon Seo menyapa
Park Shi On yang seolah bersikap menjaga jarak padanya. Yoon Seo jadi
penasaran, apakah Shi On marah padanya? Karena sikap Park Shi On berbeda sejak
kemarin. Shi On berkata tidak terjadi apa-apa padanya.
Kim Do Han
datang dan memanggil Shi On, dia meminta Shi On mengikuti dirinya. Dengan
terpaksa Shi On mengikuti Kim Do Han.
Kim Do Han
membawa Shi On ke ruang operasi. Kim Do Han berencana melatih Shi On untuk
melakukan operasi dengan tenang, karena dari yang dia lihat di operasi
pertamanya, Shi On masih terlihat sangat gelisah, jika bukan karena dr. Cha,
Shi On bisa saja membuat kesalahan.’
Shi On memang
pintar menghafal dan mengolah informasi, tapi untuk bisa menjadi dokter bedah
Shi On akan selalu dihadapkan dalam kondisi terburuk dan Shi On harus bisa
mengendalikan diri sepenuhnya. Shi On hanya akan bisa mengatasi kelemahannya
jika dia bisa bertahan dalam skenario terburuk.
Kim Do Han
menantang Shi On dengan kemampuannya, karena Shi On bisa membayangkan sesuatu
dalam pikirannya, Kim Do Han mulai menceritakan tentang kondisi seorang bayi
yang harus di operasi Shi On dan meminta Shi On membayangkannya, lalu Shi On
harus melakukan penanganan yang tepat untuk bayi tersebut. Kim Do Han berkata
kondisi bayi itu sangat rentan jika Shi On terlambat memberikan penanganan,
maka bayi akan mati.
Kim Do Han
meminta Shi On memulai operasinya. Meski Shi On memahami dengan benar kondisi
bayi tersebut dan tahu apa yang harus dilakukannya, Shi On masih gelisah dan
gemetar, ragu untuk melakukan operasinya. Kim Do Han meneriakinya agar Shi On
secepatnya melakukan operasi itu.
Shi On pun mulai
membayangkan dirinya sedang mengoperasi sang bayi. Dia masih saja terlihat
cemas dan gelisah. Saat Kim Do Han mengatakan bayi mengalami serangan jantung
Shi On mulai panik danmalah menjatuhkan pisau bedahnya. Kim Do Han meminta Shi
On untuk fokus.
Shi On mencoba
mencari solusi, dia menemukannya, namun rasa gelisah yang di alaminya selama
operasi palsu itu berlangsung membuat Shi On kehilangan nyawa pasien
khayalannya. Kim Do Han berkata, “bayi nya mati” Shi On terlihat syok
mendengarnya.
“Ini hanya
skenario khayalan, kau bahkan tidak bisa melakukannya dengan benat? Jika kau
terus seperti ini, kau tidak akan pernah bisa mengoperasi”
Shi On hanya akan menjadi
cangkang. Dokter Bedah yang bisanya hanya bicara saja, apakah Shi On ingin
menjadi dokter bedah yang seperti itu? Shi On menjawab Tidak.
Kim Do Han mengingatkan, jangan
pernah berpikir jika bahwa Shi On telah lebih baik dari sebelumnya, karena
menurutnya Shi On sama sekali tidak berubah.
Shi On menjadi murung karena
insiden latihan operasi. Yoon Seo datang dan menghiburnya. Yoon Seo mengatakan
jika Shi On telah berusaha dengan keras hari ini. Shi On malah bertanya apakah
Yoon Seo melihatnya? Tidak, karena dia sedang memeriksa pasien. Yoon Seo meminta
Shi On untuk menganggapnya sebagai latihan ringan.
“Profesor bilang padaku bahwa
pasiennya mati” Sepertinya Shi On sangat terpukul dengan hal itu, karena dia
telah menghilangkan nyawa pasien bayangannya. Yoon Seo menghibur, Kim Do Han
melakukan itu agar Shi On berusaha lebih keras. Yoon Seo berkata agar Shi On
jangan terburu-buru. Shi On masih punya banyak waktu untuk belajar.
Yoon Seo menemui Kim Do Han di
ruangannya. Dia berkata, “Tingkat kesulitan pelatihannya tampaknya lebih keras
dari dugaanku” Kim Do Han berkomentar bahwa itu adalah metode pelatihan paling
ekstrem. Tapi Shi On harus bisa mengatasinya.
Yoon Seo berpendapat, Shi On akan
lebih sensitif terhadap tekanan psikologis melebihi orang lain yang memiliki
gejala autis. Park Shi On memiliki trauma masa kecil yang parah tentang
ayahnya. Kim Do Han menjadi tertarik, “Ayahnya?”
Shi On kembali curhat pada In
Hae. Dulu jika dirinya tak melakukan sesuatu dengan benar, Shi On berpikir itu
karena dia memang memiliki kekurangan. Tapi sekarang, Shi On merasa malu dan
juga merasa buruk.
In Hae memahami hal itu. Tidak
ada seorang pun yang bangga jika tak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Tapi
Shi On tak suka menunjukkan rasa malunya di hadapan orang-orang. Juga tak bisa
menyembunyikannya. Masih ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dilakukannya
dengan benar.
“Aku hanya cangkang dokter bedah”
Shi On menjadi putus asa dan merasa rendah diri. In Hae meminta Shi On tidak
berkata seperti itu, Shi On bukanlah hanya cangkan semata. Lalu In Hae mencurigai sesuatu, “Mungkin, ini
semua tentang wanita itu? Kau merasa malu padanya?”
Shi On tidak menjawab dan malah pergi meninggalkannya, tapi In
Hae tahu, tebakannya benar. Shi On merasa malu pada orang yang dicintainya.
Kim Do Han kaget mendengar cerita
Yoon Seo. “Bagaimana kau bisa mengetahui masa lalu Park Shi On?” Yoon Seo agak
gugup. Akhirnya dia berkata jika dia mendengarnya dari Direktur Choi, dan Kim
Do Han percaya saja.
Trauma yang dialami Park Shi On
tidak akan membuat Kim Do Han menurunkan tingkat kesulitan pelatihannya. Kim Do
Han yakin Park Si On selalu merasa lemah untuk tumbuh dewasa karena dia selalu
mendapat simpati dan rasa kasihan dari orang lain. Tapi mereka harus mematahkan
hal itu, tak peduli betapa menyakitkannya hal itu.
Kim Sun Joo mengetuk pintu dan
mengatakan pada Kim Do Han dan Yoon Seo bahwa acara documenter mereka akan
segera di mulai.
Para dokter tim pediatri pun
menonton acara documenter itu dengan seksama dan rasa bangga. Saat bagian
mendengarkan cerita indah para dokter, ternyata interview Park Shi On yang
ditampilkan, “Anak-anak adalah impian kami.
Anak-anak adalah harapan kami”
Woo Il Kyu langsung protes dan
berkata, jika orang-orang menonton acara ini, mereka berpikir dokter di
departemen pediatri seperti Park Shi On. Hong Kil Nam bertanya, “Jadi kenapa
kalau kita seperti dia?”
Kim Do Han pun langsung menegur
Il Kyu, “Woo Il Kyu. Jaga mulutmu” kini Woo Il Kyu tak berani mengatakan apapu
lagi. Kim Do Han langsung turun tangan membela Shi On.
Di sebuah kedai makan, seorang
pemabuk meminta pelayan membawakan kembali sebotol soju, padahal dia sudah
punya bayak hutang di kedai itu. Pemabuk itu pun mengancam akan menghancurkan
barang-barang di kedai itu dan membuat kekacauan. Pemilik kedai jadi ketakutan
dan memilih untuk memberikan pesannya.
Pemabuk itu adalah Ayah Park Shi
On, yang masih sama kasarnya dengan dirinya di masa lalu. Ayah Shi On melihat
sekilas pada tv yang sedang menayangkan acara dokumenter kegiatan para dokter
departemen pediatri. Dan ketika Shi On diwawancara, dia langsung tercengang.
Shi On benar, orang tua akan selalu mengenali wajah anaknya, meskipun anaknya
telah tumbuh menjadi orang dewasa.
Kim Do Han kembali mengajak Park Shi Ok ke
ruang operasi untuk melakukan pelatihan lagi. Shi On tampak enggan, namun dia tak
bisa menolak. Yoon Seo yang melihat hal itu langsung ikut ke ruang operasi
juga. Dia ingin melihat pelatihan yang dilakukan Kim Do Han pada Shi On.
Melihat kehadiran Yoon Seo yang
sedang menonton di luar ruang operasi membuat Shi On semakin ragu. Di tidak
ingin menunjukkan kegagalannya di depan Yoon Seo. Kim Do Han bertanya, “Kenapa?
KAu tak mau melakukannya lagi?” Shi On terlihat semakin ragu.
Kim Do Han kembali bertanya,
apakah Shi On tidak mau melakukannya lagi? Shi On mengambil keputusan. “Aku
akan melakukannya”
Kim Do Han menjelaskan kondisi
pasien khayalannya kali ini. Seorang anak berusia 10 tahun yang mengalami
pendarahan di perut akibat terjatuh. Di duga itu karena pendarahan limpa dan
hati. Kim Do Han meminta Shi On memikirkan bagaimana cara mengoperasinya. Shi
On tidak boleh membiarkan anak itu mati seperti sebelumnya.
Shi On mengerti permintaan Kim Do
Han dan memulai operasinya sambil menhjawab beberapa pertanyaan Kim Do Han
tentang tindakan apa yang seharusnya dia lakukan. Shi On mejelaskannya, namun
Kim Do Han menggambarkan keaadaan si anak semakin kritis karena tekanan
oksigennya menutun dan akhirnya anak tersebut mengalami serangan jantung.
Shi On menjadi panik seperti
sebelumnya. Dia memikirkan cara mengatasi keadaan ini, “Defibrilator... Tidak..
Atropin. Atropin. Defibrilator, defibrillator” Shi On meracau memunculkan
alternative pilihan terbaik. Tapi Shi On lagi-lagi terlambat.
“Mati. Kau sudah kehilangan kesempatan sebelum
asistol. Tak ada gunanya menggunakan defibrillator. Kau sama sekali tak ada
peningkatan!” Kim Do Han membentak Park Shi On.
Shi On yang merasa terintimidasi,
apalagi dia tahu Yoon Seo melihat kegagalannya menjadi tak nyaman. Dia berkata
cukup untuk hari ini. Kim Do Han tidak setuju, dia ingin Shi On melakukannya
lagi. Shi On akan berlatih sendiri
Apa yang berubah jika Shi On
berlatih sendiri? Kim Do Han merasa heran, biasanya Shi On tak muda menyerah.
Shi On tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika terus gagal. Dengan dingin
Kim Do Han berkata, “Maka berhentilah”
“Jika kau terus seperti ini Kau
bukan Dokter bedah yang menyembuhkan orang
dengan pisau bedah. Tapi tak ada bedanya dengan pembunuh yang memegang pisau”
Setelah Kim Do Han pergi
meninggalkan Shi On, Yoon Seo masuk dan menghibur Shi On. “Tidak apa-apa. Kau
hanya perlu berlatih lagi” Shi On malah bertanya mengapa Yoon Seo datang
melihat? Yoon Seo hanya ingin melihat apa Shi On melakukannya dengan baik. Tapi
kenyataannya Shi On tidak melakukannya dengan baik.
“Aku membuat kesalahan lagi” Shi
On sangat menyesalkan hal itu, terlebih karena Yoon Seo melihatnya melakukan
kesalahan itu, dia menjadi lebih malu dibanding biasanya.
Yoon Seo mengajak Shi On makan malam di luar atau membeli
minuman kesukannya. Tapi Shi On menjadi kesal, “Perasaanku takkan membaik hanya
dengan makan. Dan aku bukan anak-anak yang hanya suka makan”Shi On pun pergi
meninggalkan Yoon Seo di ruang operasi.
Yoon Seo mengikuti Shi On yang
berjalan cepat-cepat. Yoon Seo yang tidak mengerti
kegundahan hati Shi On terus mengikutinya, bahkan dia mengikuti Shi On selama
10 menit, namun Shi On tak juga menggubrisnya.
Yoon Seo tahu Shi On sedang
kesal, tapi setidaknya dia bisa berbicara pada Yoon Seo. Dia meminta Shi On
untuk bersabar. Profesor Kim Do Han hanya ingin membuatnya menjadi kuat.
Shi On tahu itu. “Aku tahu dengan
baik mengapa Profesor bersikap seperti itu” Yoon Seo jadi tidak mengerti, lalu
kenapa Shi On menjadi kesal?
“Ini karena aku malu. Aku kesal
karena tidak ingin dipermalukan di depanmu”
Yoon Seo semakin bingung, mengapa
Shi On malu padanya? Shi On berkata dulu dirinya tak seperti ini, tapi sekarang
dia merasa malu. Yoon Seo heran mengapa bisa tiba-tiba seperti itu?
“Dokter Cha… Aku menyukaimu”
Akhirnya pengakuan cinta itu
berhasil dilakukan Shi On. Yoon Seo lansung tercengang mendengarnya. Apalagi
setelah mendengar kelanjutan kata-kata Shi On, “Karena aku cegukan dan
jantungku berdetak
kencang setiap aku melihatmu! Aku
tak ingin tampak bodoh di depan orang yang kusuka. Aku ingin melakukan lebih
baik dan ingin menyombongkan diri... Tapi itu tak mudah”
Setelah mengatakan semua itu Shi
On pergi meninggalkan Yoon Seo yang masih syok mendengar pengakuan cinta Shi On
padanya. Saat Yoon Seo sadar Shi On telah pergi, dia kembali memanggil Shi On
dan berniat mengejarnya.
Shi On yang sedang menggalau jadi
tidak memperhatikan jalan. Tanpa sengaja dia menabrak dua orang pria yang
sedang berjalan. Shi On pergi begitu saja, kedua pria itu tak terima dan
meminta Shi On untuk meminta maaf. Shi On meminta maaf dengan nada bicaranya
yang seperti biasa.
Sepertinya kedua pria itu semakin
tak terima, dia pikir Shi On melecehkan mereka karena meminta maaf dengan nada
seperti itu. Mereka meminta Shi On meminta maaf dengan lebih sopan. Shi On
mengatakannya lagi, “Maafkan aku” masih dengan nada bicaranya yang seperti
biasa.
Kedua pria itu semakin kesal dan
berpikir Shi On mempermainkan mereka. Shi On berkata dia tidak mempermainkan
kedua pria itu. Dia meminta maaf dengan tulus. Keduanya menjadi lebih kesal
mendengat nada bicara Shi On, “Apa kau tidak normal?”
Shi On berkata, “Tidak. Tolong
jangan bicara seperti itu” ternyata perkataan Shi On menyulut amarah kedua pria
itu, mereka pikir Shi On akan memukul mereka. Shi On berkata dia benci dengan
orang yang memulai pertengkatan. Dan meminta keduanya tidak memukulnya.
Kedua pria itu tak peduli dan
akhirnya memukuli Shi On yang mereka pikir sudah berani menceramahi mereka. Shi
On terrus dipukuli hingga terjatuh dan akhirnya dia ditendangi oelh keduanya.
Tepat pada saat itu, mobil Kim Do
Han berhenti di lampu merah di sekitar tempat Shi On dipukul. Kim Do Han
melihat orang yang sedang dipukuli. Saat dia sadar orang itu adalah Park Shi
On, dia segera keluar dari mobilnya dan tanpa mengatakan apapun Kim Do Han
memukuli orang-orang itu dengan penuh amarah.
Shi On menatap Kim Do Han yang sedang memukuli kedua pria itu.
Dia kemudian teringat pada Hyun nya yang juga pernah menyelamatkan dia dari
orang-orang yang memukulinya. Apakah Shi On telah melihat Do Han sebagai pengganti
kakaknya?
Akhirnya Shi On dan Kim Do Han
berakhir di kantor polisi dengan wajah keduanya yang babak belur, juga wajah
kedua pria yang memukuli Shi On, tak kalah babak belurnya.
Salah seorang pria menjelaskan
bahwa mereka hanya berjalan dan Kim Do Han yang memukul mereka duluan.
Sepertinya polisi tidak percaya, mereka tetap meminta nomor jaminan sosial
keduanya. Si pria tidak terima, dia telah mengatakan yang sebenarnya. Polisi
tak peduli dan tetap meminta nomor jaminan sosialnya.
Pria itu berteriak sambil
menunjuka Kim Do Han, “Kubilang dia memukul duluan” Tapi Polisi sudah tahu jika
mereka lah yang memukuli Shi On duluan. Pria itu berakata, sekali lihat saja
seharusnya mereka tahu jika Shi On itu idiot.
Mendengar pria itu mengatai Shi
On idiot, Kim Do Han jadi berang. Dia bangkit dan bertanya, “Apa kau bilang?”
Pria itu menantang Kim Do Han, “Aku bilang idiot! Kenapa!” Kim Do Han lepas
kendali dan langsung menyerang pria itu. Polisi segera melerai sebelum Kim Do
Han berbuat lebih jauh.
Shi On dan Kim Do Han kini sudah
ada di luar kantor polisi. Yoon Seo yang membantu mereka. Kim Do Han bertanya
pada Yoon Seo bagaimana dia bisa datang ke kantor polisi? Ada telepon di
bangsal untuk memeriksa identitas.
Kim Do Han tak membahasnya lagi,
dia mendekati Shi On dan bertanya dengan dingin, kenapa Shi On hanya diam saja
seperti orang bodoh saat dipukuli? Kenapa Shi On setidaknya memegang salah satu
dari mereka sekali saja dan memukul mereka? Shi On hanya menjawab bahwa dia
tidak bisa memukul orang.
Kim Do Han
menjadi kesal dan berkata, “Sampai kapan kau akan membiarkan dirimu dilecehkan?
Membiarkan dirimu disebut idiot oleh bajingan seperti mereka”
“Aku bukan
orang idiot”
“Maka buktikan
mulai sekarang. Jika kau terus berperilaku seperti di ruang operasi tadi, Kau
akan berada di tempat yang sama
selamanya”
Kim Do Han
pergi begitu saja, masih dengan menahan kesalnya. Yoon Seo mencoba
memanggilnya, “Profesor!” Kim Do Han tidak menggubris, dia tetap melangkah
pergi. Sementara Shi On menatap kepergian Kim Do Han yang semakin menjauh, dia
terksan ingin mengatakan sesuatu, tapi apa?
Yoon Seo dan Shi On berjalan
pulang menuju rumah mereka. Yoon Seo bingung dan akhirnya memutuskan
membicarakan tentang pengakuan cinta Shi On padanya.
“Shi On, mengenai hal yang kau
katakan tadi…” Belum sempat Yoon Seo selesai berbicara, Shi On sudah menyela.
Dia minta maaf.
Ternyata dia dunia ini ada banyak
criteria kualifikasi. Kualifikasi untuk menjadi siswa. Kualifikasi untuk menjadi
dokter. Kualifikasi untuk menjadi pria. Dan... Kualifikasi untuk menyukai atau
mencintai seseorang. Shi On merasa masih banyak lisensi yang harus di peroleh
Shi On. Sepertinya dia tidak bisa melakukan apapun tanpa lisensi itu.
Shi On berkata pada Yoon Seo, dia
ingin berjalan sendirian. Dulu dia benci jalan sendirian. Tapi hari ini Shi On
ingin berjalan sendirian. Yoon Seo memahami Shi On dan melepaskannya untuk
bejalan sendirian.
Sesampainya di rumah Yoon Seo
menjadi menggalau. Pernyataan cinta Shi On sungguh membuatnya syok dan bingung.
Dia tak pernah berpikir jika Shi On akan menyukainya dengan perasaan yang
seperti itu. Yoon Seo menatap bunga pemberian Shi On, akhirnya dia tahu mengapa
Shi On memberikan bunga itu padanya.
Shi On pun berjalan sendirian dan
berhenti di emperan toko. Dia duduk disana untuk beberapa saat. Kemudian
mengingat apa yang dikatakan Kim Do Han padanya. “Ungguli aku. Aku akan
memberitahumu bagaimana kau bisa tetap bertahan di RS ini” tantangan Shi On,
seolah mengingatkannya pada tujuan awalnya berada di RS Sung Won, dia ingin
menjadi dokter bedah anak dari Departemen Pediatri.
Yoon Seo menemui Kim Do Han dan
mengatakan sepertinya harga diri Shi On terluka tadi malam, Yoon Seo baru
pertama kali melihatnya seperti itu. Kim Do Han berpikir itu sebenarnya adalah
hal yang baik, karena dia hanya bisa bertahan jika dia memiliki harga diri yang
kuat.
Yoon Seo tampak gelisah, seolah
ingin mengatakan sesuatu pada Kim Do Han, “Tapi…” Yoon Seo berhenti, dia tak
melanjutkan perkataannya bahkan saat Kim Do Han menanyakannya. Apakah tadinya
Yoon Seo ingin mengatakan tentang pengakuan cinta Shi On padanya?
Shi On datang ke ruang Kim Do
Han, dia mengatakan bahwa dia akan melakukannya lagi. Shi On takkan menyerah
dengan mudah seperti kemarin. Kim Do Han melihat keyakinan di mata Shi On,
namun dia tetap bertanya untuk mastikan, “Apa aku bisa mempercayaimu?” Shi On
merasa yakin dengan hal itu.
Kim Sun Joo meminta ijin untuk
menyela, dia memberitahu jika ada orang yang mencari Shi On. Siapakah?
Shi On mendatangi orang itu. Ayah
Shi On yang berdiri di ruangan staf departemen pediatri. Shi On tidak mengenal
sang ayah pada awalnya, tapi kemudian Ayahnya berkata, “Shi On-na. Park Shi On!”
Shi On hanya menatap mengo pada sang ayah.
Kim Do Han dan Yoon Seo keluar
untuk melihat siapa yang menamui Shi On, mareka kaget saat pria itu mengaku Ayah
Shi On , dan Park Shi On terlihat ketakutan.
Shi On semakin ketakutan
Akhirnya ayahnya jadi agak kesal
dan berkata, “Anak ini. Kau sama sekali tidak berubah” Tiba-tiba saja Shi On
mengingat suara itu. Suara Ayahnya yang mencaci maki dirinya, “Anak kurang
ajar! Kenapa makhluk seperti ini bisa lahir? Mati! Matilah bersama ibumu!”
Shi On jadi ketakutan mengingat
kenangan buruk itu. Ayahnya semakin mendekat dengan wajah yang mengeras, “Shi
On-na. Ini Ayahmu” Shi On semakin mundur ketakutan.
“Ku bilang ayahmu disini.
Datanglah ke sini”
Shi On semakin ketakutan dan
akhirnya dia pun tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Terlalu gelisah dan
ketakutan membuat tendensi autis nya kambuh dan akhirnya Shi On pingsan tak
sadarkan diri didepan Ayah, Yoon Seo, Kim Do Han dan Kim Sun Joo yang sangat
kaget melihat Shi On yang ambruk dengan tiba-tiba.
Komentar:
In Young udah
langsung berprasangka gitu ya sama Jin Wook. Sepertinya sih In Young ada rasa
ya sama Jin Wook, tapi yah,,, begitulah,, dia merasa tak layak atau semacamnya.
Selain tentang pekerjaannya, kenyataan bahwa dia akan mendonorkan sebagian
organ tubuhnya untuk In Hae pun pasti menjadikan In Young lebih tak percaya
diri.
Latihan dari Kim
Do Han sangat keras yah, sepertinya Kim Do Han benar-benar berniat membuat Shi
On menjadi Kim Do Han junior, sampe dia ingin menularkan untuk merasa memiliki
harga diri yang tinggi pada Shi On. dan… pas Kim Do Han berantem buat belain Shi
On,, aww so sweet banget ya? Tuh kan Kim Do Han itu pasti bakal jadi kakak yang
perhatian sama Shi On, meskipun cara dia memperhatikan Shi On berbeda dengan
Yoon Seo.
Ekspresi Kim Do Han dan Park Shi On di kantor polisi lucu deh Ikh >.<
Huahhha,,, Shi
On akhirnya mengatakan juga perasaannya pada Yoo Seo. Apakah Yoon Seo akan
menerimanya? Mungkin inilah waktunya Yoon Seo move on dari Kim Do Han, karena
bagaimanapun, meski Yoon Seo mengatakan sudah menyerah tentang Kim Do Han, tapi
di beberapa episode diperlihatkan dengan jelas perasaan Yoon Seo yang
sesungguhnya pada Kim Do Han, she is absolutely still love him. Tapi bagi Yoon
Seo, Kim Do Han itu bagai bintang yang tergapai, karena ternyata Kim Do Han
sendiri telah memilih bintang yang lain, wanita yang bukan dirinya.
Trauma Park Shi On terhadap kekejaman ayahnya sepertinya sangat parah ya? Melihat kelakuannya si Ayah belum tobat juga dari perangai buruknya. Apakah yang akan terjadi pada Shi On setelah bertemu dengan ayahnya?
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
huaa, pertamax..
BalasHapusdaebak mba irfa...
makasih sinopsisnya.. :D
-ayu-
tambah seru nih, jadi semangat buat ngikutin :)
BalasHapusKasian park sion, hrs ktemu ayahnya....
BalasHapusTq sinopsisnya mb irfa
Ditunggu kelanjutannya!!!
Wooow udah ada part 2 nya, semangat ka :)
BalasHapusMelihat SO nembak YS rada gimana gitu, dan DH memang kayanya mau bkin SO jd org yg kuat den tahan banting deh sepertinya.
Ooh iya ngomong" good doctor ampe brp episode ya?
Ka irfa abis GD ada next project kah?
daebak!
BalasHapusIrfa, semangat .....sinopnya keren..!!
BalasHapuseonni
BalasHapusfighting....aja aja fighting^^
slm kenal....^^
akhirnya keluar jg part 2, tengkyu mbak, makin keren ceritany, semangat...
BalasHapuswaaahh,, ceritany mkiin seru..
BalasHapusOnnie smangadh yaah bqin lanjutannya.. Fighting !!
Wahh mkin penasaran,,, semangt mba lanjutinx..:)
BalasHapusDitunggu lanjutannya mbak
BalasHapusSemangat!!!!!
lucu bgt ekspresi mrk di kantor polisi...
BalasHapusyg satu kesel gitu mukanya,,,,
yg satu lagi,,, cengo kayak gitu....
shi on cute bgt...
kesian ngeliat si Shi On , feelnya ngena banget , ampe sedih :'(
BalasHapusditunggu yak episode selanjutnyaaa :D
Makasih sinopnya. Tetap semangat!
BalasHapusMakin seru aj cerita.a >,<
BalasHapusdibalik kekurangan pasti ada kelebihan. itulah yang terjadi pada joo won hingga ia berhasil menjadi dokter ahli bedah anak :)
BalasHapusHwaitingg!! Si eon !! Tunggu aku jadi dokter sepertimu !!
BalasHapusIn Young sama Jin Wook sweet ya;))
Terus terang, suka sm do han. Gentle lhoo yah walaupun begituu. Suka sama do han <3