Park Shi On jatuh tersungkur
karena pukulan Kim Do Han, tapi dia sama sekali tidak merasa kesakitan bahkan
saat sudut bibirnya terluka. Yoon Seo mendekatinya, Kim Do Han yang di tahan
oleh para dokter lain, meminta di lepaskan dia masih ingin melampiaskan
amarahnya pada Park Shi On karena telah membawa mereka semua ke dalam kondisi
kritis. Kim Do Han melihat Park Shi On yang malah tersenyum, makin kesal-lah
dia, “Kau tersenyum? Kau pikir aku main-main?”
Yoon Seo cemas melihat kemarahan
Kim Do Han, dia meminta Shi On untuk meminta maaf dan menyesali perbuatannya,
tapi Shi On tak mengatakan apapun. Kim Do Han berkata, “Bagaimana bisa dia
minta maaf, kalau dia tidak tahu apa yang salah? Hanya karena pasien baik -
baik saja, lalu kau senang? Ini sama sekali tidak baik. Kita mungkin saja
beruntung karena kedua anak itu hidup, tapi, bisa saja mereka berdua mati hanya
karena dirimu! Yang lebih buruk dari dokter yang tidak peduli terhadap
pasiennya adalah orang yang tidak bisa membersihkan masalah yang diciptakannya
sendiri. Perilakumu yang tidak menggunakan pemikiran yang matang akan membuat
baik pasien dan dokternya mati.” Kim Do Han benar-benar kesal pada Shi On.
Yoon Seo berkata dia akan membuat
Shi On mengerti dan bersiap membawanya pergi. Kim Do Han berkata tidak perlu,
hanya pastikan saja agar Shi On tidak menampakan wajahnya lagi di depannya. Kim
Do Han masuk ke dalam ruang operasi dan melampiaskan amarahnya dengan mendorong
kereta dorong disana. Kim Do Han benar-benar merasa kesal dan marah pada Park
Shi On.
Dokter Kepala Go mulai mengoceh
lagi, mempertanyakan apa yang telah dilakukan oleh Kim Do Han? Dia berpikir Kim
Do Han tidak menunjukkan respek pada dirinya sebagai senior dan Dokter kepala,
saat sedang mengoceh, tiba-tiba sebuah bola golf jatuh dari saku celana Dokter
Kepala. Kim Do Han memungut bola itu dan memperlihatkan wajah dinginnya pada
Dokter Kepala, saat dirinya menghadapi kondisi krisis di ruang operasi, Dokter
Kepala malah sedang bergolf ria, menarik bukan? Dokter Kepala langsung terlihat
gugup menerima bola yang disodorkan Kim Do Han padanya. Perawat Jo mencibir,
“Jadi anda pergi ke seminaf golf?”
Yoon Seo membawa Shi On ke suatu
tempat dan mengobati lukanya, Shi On berkata dia sangat menyukai kupu-kupu.
Yoon Seo tidak mengerti apa yang dikatakan Shi On. Yoon Seo bertanya apakah Shi
On belum juga mengerti apa kesalahannya?
Shi On nampak tidak tertarik. Yoon Seo
dengan sabar menjelaskan, tentang ahli bedah yang paling mengetahui kondisi
pasiennya sementara ahli bedah lainnya belum tentu tahu benar kondisi pasien
orang lain. Itulah mengapa Profesor Kim Do Han meminta mereka menunggu
kedatangan Dokter Kepala Go.
Juga tentang fokus yang menjadi sumber utama dalam
kehidupan seorang dokter. Park Shi On telah mengacaukan fokus semua orang hari
ini dengan membawa mereka kedalam situasi yang panik. Shi On masih berekspresi
seperti tadi, Yoon Seo sedikit frustasi hingga berkata, “Bertingkahlah seolah
kau mengerti…”
Yoon Seo medapatkan telepon yang
memintanya untuk datang ke tempat lain. Yoon Seo berpesan pada Park Shi On agar
dia menunggu disana dan tidak pergi kemana-mana setelah itu mereka akan pergi
ke ruang staf bersama-sama. Yoon Seo tidak mengijinkan Park Shi On untuk pergi
sendirian kesana. Hmm,, mungkin Yoon Seo takut Kim Do Han akan menyerang Park
Shi On kembali.
Perawat Jo menemui Shi On dari
balik pintu. Dia menyodorkan kepalan tangannya pada Shi On mengajaknya tos
karena mereka hari ini telah bekerja sama dengan baik. Bukannya ber-tos ria,
Shi On malah berpikir Perawat Jo mengajaknya suit gunting-batu-kertas. Apa yang
mengalahkan batu? Tentu saja kertas. Hahaha,, susah ya berinteraksi sama orang
dewasa dengan mental sepuluh tahun. Perawat Jo berkata, bukan itu maksudnya,
dan dia pun mengepalkan tangan Shi On supaya mereka bisa melakukan tos^^
Kim Do Han meminta maaf pada
Direktur Choi untuk tindakannya saat memukul Park Shi On, Untuk sesaat dia
benar-benar merasa sangat marah. Direktur Choi mengerti, Kim Do Han berhak
marah karena Shi On telah melakukan hal yang bisa membuatnya marah. Direktur
Choi meminta maaf pada Kim Do Han karena telah memberi beban seberat ini
padanya. Kim Do Han jadi tak enak hati mendengar perminta maaf-an Direktur Choi.
Sebelum mengurusi masalah Park Shi On, sepertinya mereka harus lebih dulu
mengurus masalah Heta Vizen. Itu artinya Direktur Choi harus menindak lanjuti
kelalaian yang dilakukan Dokter Kepala Go terhadap Seung Hoo.
Direktur Choi berkata pada Kim Do
Han, “Profesor Kim, ada yang harus kau ketahui tentang Park Si On.” Kim Do Han
menjadi tegang menanti apa yang akan dikatakan Direktur padanya tentang Park
Shi On.
Di atas Atap Rumah Sakit. Kim Do
Han mencengkram pagar pembatas sambil menahan emosinya, dia mengingat apa yang
dikatakan Direkur Choi tentang Park Shi On, “Aku mengatakan ini padamu karena
kau mungkin akan salah dalam memahaminya.
Alasan mengapa Si On tersenyum saat kau memukulnya, adalah karena dia masih memiliki tendensi autisme.
Rasa takut dalam dirinya ditunjukkan dengan cara yang berlawanan. Oleh karena
itulah, dia semakin sering dipukuli oleh teman - temannya saat dia masih kecil.
Karena dia terus tersenyum bahkan pada saat dia dipukul sekalipun.” Sedikit
banyak mungkin Kim Do Han jadi sedikit merasa bersalah atau malah menjadi
semakin kesal karena mengetahui kondisi Park Shi On itu?
Park Shi On menjenguk Seung Hoo
yang sudah di kembalikan ke ruang rawat. Shi On menatap Seung Hoo dengan lega.
Shi On berkata, “Gomawo, Seung Hoo-ya”
Saat Shi On keluar dari kamar
rawat Seung Hoo, Ibu Seung Hoo berterimakasih padanya karena Shi On, akhirnya
Seung Hoo bisa kembali terselamatkan. Ibu Seung Hoo berkata, dia akan bilang
pada Seung Hoo untuk hidup dengan penuh semangat, dan kelak setelah dewasa Seung
Hoo bisa menjadi orang baik seperti Shi On. Sekali lagi Ibu Seung Hoo
mengucapkan terimakasihnya. Tanggapan Shi On? Seperti biasa,,, dia hanya
menunduk mendengarkan Ibu Seung Hoo saja, tidak membalas ucapannya bahkan tersenyum pun
tidak.
Shi On duduk disebuah bangku di
taman. Dia sedang merenung, mungkin sedang merenungkan kesalahannya atau
memikirkan yang lain? Yoon Seo mencari Shi On dan akhirnya menemukannya di
bangku taman. Yoon Seo mendekatinya dan berkata, “Aku bilang jangan pergi
kemana - mana. Kau benar - benar tidak mendengarkan aku.” Shi On hanya menatapa
Yoon Seo sekilas lalu kembali tertunduk.
Yoon Seo bertanya, Shi On belum
makan siang kan? Yoon Seo menyodorkan sebuah roti agar Shi On memakannya. Shi
On menolak makan, “Aku tidak mau makan” Yoon Seo memaksa bagaimanapun Shi On
harus tetap makan bahkan saat dia sedang marah sekalipun. Yoon Seo terus
memaksa, bahkan dia memaksa membuka mulut Shi On untuk memasukan roti yang di
bawanya agar Shi On memakannya.
Kim Do Han menyaksikan apa yang
sedang Yoon Seo lakukan pada Shi On, dia tertawa sini dan tak habis pikir.
Setelah Shi On melakukan kesalahan besar pun orang-orang masih peduli padanya.
Sepertinya itu yang semakin membuat Kim Do Han kesal.
Disaat Kim Do Han memendam
kekesalannya itu, Profesor Kim Jae Joon, Dokter Kepala Departement HPB datang
menemuinya, “Profesor Kim. Aku dengar kau mendapat masalah karena anak aneh
itu? Oleh karenanya aku ingatkan kau bahwa kita semestinya tidak menerimanya.
Kau semestinya tetap tinggal di departemenku. Mengapa kau membuat masalah
sendiri dengan dipindah ke bagian Pediatri”
Kim Do Han tersenyum miris dan
berkata dia tidak memiliki masalah apapun di Departemen Pediatri, lagipula
sebenarnya setiap Departemen pasti memiliki masalahnya masing-masing. Dokter
Kepala Kim mengatakan bahwa Departemen Pediatri itu punya banyak masalah,
selain karena Park Shi On, ada juga Cha Yoon Seo yang sering membuat masalah.
Kim Do Han bingung, “Cha Yoon Seo?”
Dokter Kepala Kim menjelaskan,
“Ada pasien hepatoblastoma di Departemen kami. Dua hari lalu, Cha Yoon Seo
menimbulkan masalah dengan bertengkar untuk memindahkan anak itu.”
(Hepatoblastoma: penyakit hati ganas yang timbul pada bayi dan anak – anak) Dokter
Kepala Kim membayangkan saat Yoon Seo bertengkar dengan anak buahnya untuk
memindahkan anak itu ke Departemen Pediatri.
Raut wajah Kim Do Han langsung
mengeras, apalagi setelah dia mendengarkan komentar selanjutnya dari Dokter
Kepala Kim,
“Hanya karena dia rangking satu
dikelasnya, apakah lantas dia meremehkan teman sekelasnya? Dokter Kepala Go mungkin
sibuk menjaga dirinya sendiri. Mungkinkah,,, itu bukan perintahmu kan?”
Kim Do Han menjawab, “Bukan. Aku
akan menegurnya”
“Kau harus. Kami tidak harus
mengirimkan semua pasien anak ke Departemenmu, kan? Kau bahkan tidak akan mampu
menanganinya. Ikuti saja aturan, dan jangan terlalu arogan. Ah, ada lagi...
Jaga baik - baik Kepala Departemen-mu. Dia adalah kolegaku. Kolegaku..”
Kim Do Han hanya bisa menundukan
kepalanya memberi hormat pada seniornya itu.
Kepala Perawat sedang mengomeli
Perawat Jo yang berani-beraninya terlibat dalam operasi. Itu sama saja dengan
mengabaikan tugasnya sebagai perawat Bangsal. Perawat Jo membela diri, dia itu
tidak menjual rumah sakit, hanya sdikit kesalahan kecil yang tidak berakibat
fatal, toh Seung Hoo juga akhirnya terselamatkan. Tapi tetap saja, apa yang
akan terjadi jika ada keadaan krisis di bangsal selama Perawat Jo meninggalkan
tugas.
Kepala perawat mengatakan jika
Perawat Jo harus bersiap dengan hukumannya, menulis surat permohonan dan
pemotongan gaji. Perawat Jo langsung protes, dia tidak suka dengan ide itu.
Lebih baik dia menuliskan 100 lembar surat permohonan maaf dibanding pemotongan
gaji, seharusnya Kepala perawat tahu, jika sewa rumah dan biaya makannya sama
sekali tidak murah. Kepala perawat berkata, “Siapa suruh kau membuat masalah”
Tiba-tiba terdengar keributan
para perawat diluar, hingga pintu ruangan Kepala Perawat terbuka karena
terdorong dari luar, ternyata itu adalah pasien dari bangsal anak-anak. Mereka
memberikan bungkusan pada Perawat Jo lalu berkata, “Ini. ini ada pasir.
Lemparkan ke mata Kepala Perawat. Kau bilang begitulah cara kita mengalahkan
orang lain!” Perawat Jo merasa bisa gila karena kelakukan anak-anak itu. Kepala
Perawat menatap geram pada perawat Jo yang langsung membawa anak-anak untuk
segera keluar dari sana.
Chae Kyung menemui Wakil Presdir
Kang dan membicarakan tentang restruktur pegawai yang sepertinya sudah membuat Presdir
marah dengan idenya. Wakil Presdir Kang akan membuat rencana lain kalau begitu.
Chae Kyung memuji kemampuan Wakil Presdir Kang, “Kemampuanmu terlalu baik untuk
rumah sakit kita” Wakil Presdir Kang berterimakasih
mendengar hal itu.
Tapi… Chae Kyung jadi penasaran,
itu menjadi hal yang misterius mengapa orang kemampuan setaraf Wakil Presdir
Kang bersedia bekerja untuk menyelamatkan RS Universitas Sung Won yang biasa
saja. Wakil Presdir Kang berkata, bahwa RS Universitas Sung Won adalah salah
satu RS terbaik bahkan nilai sahamnya pun lebh tinggi dibanding RS lainnya.
Chae Kyung berkata bahwa dia akan senang jika Wakil Presdir Kang mau mengajari
kemampuannya itu pada Chae Kyung. Wakil Presdir Kang senang mendengarnya dan
dia mendukung Chae Kyung untuk memimpin RS Universitas Sung Won nantinya.
Cha Yoon Seo datang ke ruang
staf, dia memanggil Shi On yang enggan masuk, “Mengapa kau tidak masuk, Dokter
Park” Dengan ragu-ragu Park Shi On masuk ke ruangan staf. Dokter yang lain
kaget dan mengingatkan Yoon Seo dengan kata-kata Kim Do Han yang tidak ingin
lagi melihat Park Shi On. Yoon Seo bilang, dia akan bertanggung jawab atas
semuanya.
Kim Do Han datang, tapi dia
mengabaikan keberadaan Shi On, dia malah memerintahkan Cha Yoon Seo untuk
datang ke kantornya. Dokter lain, dan Yoon Seo jadi bingung karenanya,
sepertinya ada masalah yang lebih penting dibanding rasa kesal Kim Do Han pada
Park Shi On.
“Kenapa kau mengganggu Departemen
HPB?” Kim Do Han mempertanyakan hal yang menganggunya. Yoon seo kaget,
bagaimana bisa Kim Do Han tahu tentang hal itu. Yang Kim Do Han sesalkan adalah
Yoon Seo telah berani mengganggu pasien Dokter Kepala Kim, orang yang paling berwenang
di departemen HPB.
Saat keadaan pasien tidak
bertembah buruk mengapa Yoon Seo berani meminta mereka memindahkan pasien ke
Departemen Pediatri? Yoon Seo membela diri bahwa mereka tidak tahu apa-apa
tentang keadaan pasien.
Kim Do Han menyuruh Yoon Seo
untuk DIAM dan memberinya peringatan, “Jangan Pernah Sentuh Pasien Dokter
Kepala Kim lagi” Yoon Seo hanya bisa menunduk dan menuruti perintah profesornya
itu.
Na In Hae, salah satu pasien langganan bangsal anak RS Universitas Sung Won datang dengan riang sambil memakai baju
seragamnya. Para perawat senang menyambut In Hae, “Ratu kecantikan dari bagian Pediatri,
Na In Hae, telah kembali!”
Para perawat berpikir In Hae
sudah baik-baik saja karena dia sudah lama tidak datang ke RS. In Hae berkata,
dia kangen dengan sekolahnya setelah lama absen, tapi tadi pagi dia pingsan
lagi. Perawat kaget dan bertanya apakah In Hae barus saja dari UGD? In Hae
berkata, “Aku pikir aku sudah baik-baik saja. Tapi mereka menyuruhku untuk
dirawat lagi. Aku sangat lelah dengan hal ini”
Park Shi On datang membawa
sesuatu ke meja informasi perawat. Dia berdiri di samping In Hae dan membuat
gadis kecil itu terpesona. Park Shi On menyerahkan yang dibawanya pada perawat
dengan berkata Dr. Cha Yoon Seo memintanya untuk memberikan itu pada mereka.
Setelah menyerahkan barang itu Park Shi On langsung pergi. Tapi In Hae masih
terpesona, dia pun bergunam, “Aroma apa yang menyejukkan hati ini, yang telah
menyebar keseluruh rumah sakit?” Na In Hae sepertinya jatuh cinta pada
pandangan pertama pada Park Shi On^^
Kim Do Han menemui Park Shi On di
ruang staf, dia berkata pada dokter muda itu, “Park Shi On, Mulai sekarang
pulanglah setiap pukul 6 sore” Yoon Seo kaget mendengarnya, dia bertanya apa
maksud Kim Do Han, Residen apa yang meninggalkan pekerjaannya seperti itu? Park
Shi On pun menolak perintah itu,
“Saya akan tetap tinggal di Rumah
sakit. Saya akan belajar dan menjaga pasien.”
Kim Do Han mulai tidak senang, dia berkata agar Shi On tidak usah
memikirkan hal ini dan bersiap saja untuk pulang. Dengan nada mengancam Kim Do
Han berkata, “Jangan membuatku mengulanginya lagi” Park Shi On tidak bisa
membantah lagi.
Kim Do Han pun pergi dari ruang
staf. Yoon Seo yang tidak merasa puas mengejar Kim Do Han, “Profesor!” Kim Do
Han berhenti dan menoleh ke arah Yoon Seo, “Apa?” Yoon Seo sangata mengerti
alasan Kim Do Han memarahi Shi On pagi tadi, tapi membuatnya pulang cepat itu
sangat keterlaluan. Bagaimanapun juga Park Shi On itu memiliki kemampuan.
“Kemampuan itulah yang menjadi
masalahnya” Ujar Kim Do Han. Yoon Seo tidak mengerti. Park Shi On mungkin
memang hebat karena mampu mendiagnosis penyakit dengan tepat. Dia berada 3 atau
4 tingkat di atas dokter lainnya, tidak,,, bahkan mungkin lebih dari itu. Tapi
yang ada dipikiran Park Shi On hanyalah bagaimana caranya menyembuhkan pasien
saja. Yoon Seo tetap membela Park Shi On, karena pemikiran Shi On juga tidak
salah.
Tapi menurut Kim Do Han “Itu
salah.” Apa yang dilakukan Park Shi On tidak berasal dari penilaian yang
rasional ataupun keyakinannya. Itu seperti hanya respon mekanikal yang
dihasilkan melalui pelatihan.
Kim Do Han berkata, “Dengan
mengamati Park Si On selama 2 hari ini, menurutku dia adalah seorang robot. ‘Sembuhkan
pasien, biar bagaimanapun juga’ Sepertinya program itu sudah dimasukkan
kedalam robot. “ Yoon Seo masih tidak sependapat, karena menurutnya, “Park Shi
On juga memiliki perasaan.”
Kim Do Han tahu Yoon Seo tidak
salah, tapi yang Kim Do Han bicarakan adalah cara berpikirnya sebagai seorang
dokter. “Park Shi On tidak memiliki pemikiran seorang dokter. Savant Syndrome?
Jenius? Bukan, itu adalah ketidak mampuan otak dan efek sampingnya. Itu adalah
manifestasi lain dari autisme.” Yoon Seo tetap membela Park Shi On, “Alasan
mengapa ia kelihatan seperti robot bisa jadi karena kepribadiannya dimana dia
tidak bisa mengekspresikan dirinya.”
Tapi bagi Kim Do Han bukan itu
masalahnya, bagi seorang Dokter, mental
adalah sebuah masalah yang sangat penting. Yoon Seo juga sudah melihatnya
sendiri saat di ruang operasi kan? Saat dalam keadaan yang sangat ekstrim, Park
Shi On akan menunjukan konklusif autisme. Yoon Seo pun mengingat kondisi Park
Shi On di ruang operasi saat itu.
“Mengulangi tingkah laku yang aneh
dan berbicara dengan nada tinggi. Adalah tendensi awal dari autisme. Jika dia
terus seperti itu dalam situasi yang tegang, sebuah kecelakaan hanya tinggal
menunggu waktu saja.” Kim Do Han mengemukakan pendapatnya.
Yoon Seo tidak puas begitu saja.
Kim Do Han memang benar, tapi itu karena Park Shi On belum sembuh 100% jika
saja Profesornya itu mau lebih mengerti sampai Shi On menjadi lebih baik…
Kim Do Han menjadi semakin kesal,
“Cha Yoon Seo. Yang harus kau khawatirkan adalah para pasien, bukan Park Si On.
Jika kau berencana untuk mengabaikan tugasmu karena masalah yang tidak penting,
maka kau pun enyah saja. Ingat itu.” Yoon Seo tidak bisa lagi membatah
apapun setelahnya.
Di perjalanan pulang, Yoon Seo
mengejar bis yang dinaiki Shi On, untungnya berhasil, “Kupikir aku hampir
muntah darah untuk mengejarmu.” Shi On malah menjawab, “Aku menduga ada
kerusakan pada esophagus atau gastric varix” Yoon Seo tertawa dan mengatakan
maksudnya bukan benar-benar muntah darah, yang Yoon Seo maksud adalah sangat
sulit mengejar Shi On, hingga membuat Yoon Seo berpikir dia akan mati. Ohhh,,,
akhirnya Shi On mengerti.
Yoon Seo mencoba menenangkan Shi
On, untuk sementara Shi On hanya perlu datang dan pergi ke RS sesuai jadwal
saja. Yoon Seo yakin, mereka akan kembali mengembalikan kembali tugas Shi On
seperti semula. Shi On hanya diam saja sambil menudukan kepalanya. “Apa kau
marah?” tanya Yoon Seo, Shi On berkata dia tidak marah.
Lalu terdengar bunyi perut
keroncongan Shi On yang sangat keras. Yoon Seo tertawa lebar, “Kenapa perutmu
membuat suara yang lebih keras dari mesin bus?! Apa yang biasa kau makan?” Shi
On tidak berani menatap Yoon Seo dan berkata, “Makanan dari minimarket, aku
makan Jeonju bibimbap, samgak kimbap, atau sandwich American salad. Itu lezat.”
Yoon Seo heran, bagaimana Shi On
bisa tahan memkan semua itu? Shi On bahkan tidak pernah bosan jika memakan
semua itu setiap hari. Yoon Seo tiba-tiba mendapatkan ide, dia mengajak Shi On
turun dari bis. Shi On protes, mereka harus melewati 8 kali pemberhentian lagi.
Yoon Seo mengabaikan protes Shi On dan tetap mengajaknya turun.
Ternyata Yoon Seo mengajak Shi On
ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Yoon Seo berniah membuatkan makanan
untuk Shi On. “Aku tidak akan masak untukmu setiap hari. Katakan padaku semua
yang ingin kau makan.”
Shi On: “Iga bakar”
Yoon Seo: “Itu terlalu susah.
Yang lain”
Shi On: “Bulgogi”
Yoon Seo: “Aku tidak menyukainya
karena terlalu manis. Lainnya.”
Shi On: “Ayam pedas dan sayur
kuah”
Yoon Seo: “Itu terlalu sulit
membuatnya. Yang lain”
Shi On putus asa, semua menu makanan
yang diajukannya ditolak Yoon Seo. Bener gak Sih Yoon Seo mau masak untuknya?
Akhirnya Shi On berkata, “Aku akan makan samgak kimbap saja.” Yoon Seo menjadi
sedikit marah, “Apakah kau merendahkan kebaikanku?” Shi On tidak menjawab. Yoon
Seo mengambil beberapa bahan makanan lalu berkata, “Kalau begitu, mari kita
makan telur gulung, rumput laut dan kimchi. Bagaimana menurutmu?” Shi On yang sudah lelah memberi ide hanya bisa
menuruti keinginan Yoon Seo.
Ketua Yayasan Lee memarahi Dokter
Kepala Go karena telah melakukan kecerobohan fatal dengan menggunakan obat Heta
Vizen. Ini malah menjadi masalah untuknya padahal jika tidak ada kesalahan
tesebut, mungkin ini bisa menjadi kesempatan mereka untuk menyingkirkan Direktur
Choi.
Ketua Lee meminta bantuan Wakil
Direktur Kang untuk mengatasi masalah ini agar Dokter Kepala Go tidak
mendapatkan hukuman apalagi disingkirkan dari RS karena masalah ini. Dokter
Kepala Gi adalah adik iparnya, Kepala Lee akhirnya berhasil membawa dia ke
Seoul, dan tidak akan sanggup mengembalikannya ke Wolsan. Wakil Direktur Kang
yang sejak tadi diam saja kemudian berkata, dia akan mencari cara untuk
mengatasi masalah ini.
Shi On dan Yoon Seo sedang
berjalan pulang menuju apartemen mereka. Yoon Seo berkata, setelah dia
pikir-pikir Shi On itu sebenarnya orang yang pervet. Dalam kondisi normal
seharusnya kemarin malam Shi On membangunkannya dan menyuruhnya pergi, bukannya
membiarkannya tidur disana. Apakah Shi On sangat ingin melihat tubuh Yoon Seo?
Shi On diam saja dan tertunduk malu. Yoon Seo jadi berpikir bahwa tebakannya
benar.
Yoon Seo berkata, “Kau itu pervet,
tapi setidaknya kau punya mata yang bagus. Ya, memang benar bahwa nama
panggilanku di sekolah kedokteran dulu adalah "Godiva". Kependekan
dari "God given Body". Shi On mencibir, apanya yang pemberian Tuhan…
Yoon Seo jadi pura-pura kesal karena Shi On mencibirnya.
Shi On lalu berkata, “Aku tidak
memandang tubuhmu yang setengah telanjang, tetapi aku memandang wajahmu.” Yoon
Seo jadi bingung, “Wajahku? Mengapa kau memandang wajah orang asing?”
Shi On jadi tampak malu-malu dan
berkata, “Karena itu cantik. Cahaya bulan bersinar mengenai wajahmu. Itu
terlihat sangatlah cantik.” Yoon Seo seketika itu, jadi merasa salah tingkah
karena dipuji cantik oleh seorang Park Shi On. Yoon Seo mencoba mengalihkan
kegugupannya dengan berkata bahwa Shi On ternyata sudah tau caranya bertahan
hidup dimasyarakat dengan cara memberikan pujian pada orang disekitarnya.
Sesampainya di Apartemen Shi On,
Yoon Seo baru ingat jika dia lupa membeli minyak goreng. Dia meminta Shi On
untuk membelikannya di toko dekat Apartemen mereka. Saat Shi On pergi, Yoon Seo
membersihkan meja dapur Shi On dan
membuang Choco pie serta “green scalpel” milik Shi On dari atas meja.
Kim Do Han membawa Yoo Chae Kyung
ke bar tempat Yoon Seo mabuk (itu barnya paman Yoon Seo kan?) Pemilik bar
menyambut Kim Do Han, “Wow, siapakah gerangan ini? Dokter terbaik dari yang
terbaik, Profesor Kim Do Han, dan calon istrinya.” Kim Do Han sudah lama tidak
datang kesana, tapi dia memesan minuman yang biasa. Pemilik Bar berkomentar,
“Darah merah dan cairan infus? Tapi aku akan memilih makanan yang bisa dimakan
dengan minuman mu”
Chae Kyung memperhatikan bar itu,
dia mengenalnya, “Apakah itu disini? saat aku mengajakmu berkencan ketika aku
mabuk?” Kim Do Han sepertinya tidak terlalu ingat tetapi dia tertawa. Chae
Kyung bertanya pada tunangannya, “Oppa… akhir-akhir ini apa yang kau pikirkan,
selain aku tentu nya” Kim Do Han menjawab, “Rumah sakit dan pasien” Chae Kyung
sudah menebaknya.
Chae Kyung berkata pada Kim Do
Han, “Aku bergurau saat aku mengatakan ini dengan serius, tetapi oppa, kau
harus selingkuh sekali saja.” Kim Do Han kaget mendengar penyataan Chae Kyung,
“Apa?” Chae Kyung tertawa dan menjelaskan, “Berbicara dalam bahasa medis, kau
terlihat seolah kau berada dalam keadaan coma emosionalnya saat ini. Untuk
bangun dari itu, aku rasa kau perlu sesuatu yang meransang emosimu. Keluarlah
untuk berganti udara segar, dan kembalilah padaku.”
Kim Do Han merasa Chae Kyung
berbicara bodoh, tapi sepertinya dia cukup serius dengan ide itu. Kim Do Han
berkilah, Dokter sudah biasa seperti itu. Mereka akan bosan dengan gaya hidup
mereka, namun kemudian segar kembali. “Akan ada waktunya saat aku akan belajar untuk
dapat menikmati gaya hidup seperti ini sepenuhnya.”
Cha Yoon Seo sibuk membuatkan
telur gulung di Apartemen Park Shi On. Yoon Seo heran mengapa telurnya tidak
menggulung juga, dia berbalik dan melihat Shi On yang sibuk mencari sesuatu.
Yoon Seo bertanya, “Park Shi On, mengapa kau tidak mengambil nasi?” Shi On
malah bertanya apakah Yoon Seo melihat sesuatu diatas meja? Yoon Seo bingung,
sesuatu seperti apa? Shi On menjawab,
“Scalpel berwarna hijau” (Green Scalpel~~Aha,, ini judul awal drama ini, Scalpel/
Mess = Pisau bedah)
Yoon Seo bingung dan berkata,
“Aku tidak tahu.. aku hanya membuang barang-barang yang berserakan disana.
Apakah kau kehilangan sesuatu?” Shi On jadi agak panik, dan tanpa melihat ke
arah Yoon Seo dimana dia membuangnya. Yoon Seo jadi merasa bersalah dan
mengatakan dia membuangnya ke tempat sampah yang ada di luar. Shi On segera
melesat keluar meninggalkan Yoon Seo yang masing memegang spatulanya.
Yoon Seo segera menyimpan spatula dan piring yang dipegangnya, dia langsung mengikuti Shi On keluar apartemen. Yoon Seo melihat Shi On membongkar tempat sampah dan mengelurkan sampah dari plastiknya. Shi On terus mencari dengan panik hingga akhirnya dia menemukannya. Shi On merasa lega dan terduduk sambil menatap Scalpel mainan itu. Tapi dia jadi cemberut mengingat Yoon Seo sempat membuangnya.
Yoon Seo jadi penasaran, “Apa
itu? Apakah itu penting?” Shi On hanya menatap Yoon Seo sambil cemberut dan
tampak marah. Yoon Seo jadi sedikit ketakutan. Shi On tidak menjawab pertanyaan
Yoon Seo, dia langsung berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Yoon Seo.
Menyadari Shi On marah, Yoon Seo langsung mengejarnya dan meminta maaf, dia
tidak sengaja melakukan itu.
Shi On masih marah dan berkata
dengan kesal, “Jangan pernah lagi datang ke rumahku. Kau tidak perlu memasak
untukku, aku akan makan samgak kimbap” Shi On langsung masuk ke rumahnya, dia
tidak mempedulikan panggilan Yoon Seo padanya berkali-kali. Yoon Seo jadi
bingung harus bagaimana, dia tak pernah berniat membuat Shi On menjadi marah
padanya.
Kim Do Han berjalan sendirian di
pinggir jalan sambil memikirkan ucapannya pada Yoon Seo di RS siang ini saat
dia mengatakan Yoon Seo pun harus enyah jika dia sibuk dengan urusan lain dan
mengabaikan tugasnya. Kim Do Han sepertinya merasa bersalah dengan hal itu. Dia
pun berinisiatif untuk menelpon Yoon Seo.
Barang-barang Yoon Seo masih
berada di rumah Shi On, saat ponselnya berdering. Shi On yang mendengarnya. Shi
On mengambil ponsel itu dan melihat nama Profesor Kim Do Han yang menelpon Yoon
Seo. Shi On menatap ponsel Yoon Seo, tapi kemudian tanpa ragu dia
mengangkatnya, “Nde” Kim Do Han yang bingung medengar suara pria yang mengankat
panggilannya untuk Yoon Seo,
“Bukan kah ini telepon Cha Yoon
Seo?”
Shi On membenarkan dan berkata,
“Ini… Park Shi On”
Makin bingung dan kagetlah Kim Do
Han, “Park Shi On, mengapa kau bisa menjawab telepon Cha Yoon Seo?” Shi On
tidak menjawab dan berkata agar Kim Do Han menunggu sebentar.
Yoon Seo yang sudah masuk ke
Apartemennya baru ingat jika tas nya tertinggal dia berniat kembali ke rumah
Shi On untuk mengambilnya. Di depan apartemen Shi On dia bertemu dengan Shi On
yang membawakan tas dan ponselnya. Shi On menyerahkan ponselnya dan berkata
Profesor Kim Do Han menelpon Yoon Seo, kemudian memberikan tas nya dengan buru-buru.
Shi On langsung masuk kembali ke dalam rumahnya tanpa berkata apa-apa lagi pada
Yoon Seo. Akh… dia masih marah^^
Yoon Seo yang masih sedikit
bingung mengangkat teleponnya, “Ya, Profesor...” Kim Do Han sedikit penasaran,
“Apakah sampai sekarang kau masih bertingkah sebagai wali dari Park Shi On?”
Yoon Seo jadi kebingungan untuk
menjawab, namun Yoon Seo merasa ada yang lebih penting untuk dikatakan,
“Mengapa anda menghubungiku?” Kim Do Han meminta Yoon Seo memeriksa protombine
time nya Eun Ji besok. Yoon Seo hanya bisa menjawab ya.
Setelah menutup panggilannya pada
Yoon Seo Kim Do Han tersenyum kecil dan misterius (aku nggak tau apa maksud
senyumnya, tapi aku suka sama senyum nya >.<)
Shi On sudah bersiap untuk tidur,
dia membersihkan scalpel mainannya kemudian mengingat kenangannya bersama sang
kakak. Saat dia bermain-main dengan kakaknya, dia berperan sebagai dokter yang
memeriksa perut sang kakak dengan stetoskopnya lalu pura-pura membedah nya
dengan green scalpel nya. Kakaknya merasa gelid an tertawa-tawa, dia duduk dan
balik menggelitik Shi On yang hanya menatapnya kosong tanpa ekspresi. Bagi Shi
On, itu adalah salah satu kenangan Indah bersama sang Kakak.
Shi On kembali menatap Scalpel
mainannya. Lalu sebuah tangan mulai mengelus kepalanya. Itu adalah tangan
kakaknya (tentu saja itu hanya bayangan Shi On kan? Good Doctor bukan drama
horror, hehehe) Shi On memanggil kakaknya, “Hyung-a…” Kakaknya memperhatikan
Shi On, berhenti mengelus kepalanya. “Kau tahu… Hari ini.. Aku merasa seolah
aku berlari 10 kali mengelilingi lapangan” Shi On mengeluhkan betapa lelahnya
Shi On hari ini. Kakaknya menepuk-nepuk pundak Shi On, hingga dia tertidur.
Esok harinya, Yoon Seo mencoba
kembali mendekati Shi On yang sedang membaca buku dengan serius. “Apakah kau
masih marah?” Shi On mengabaikan Yoon Seo, sekali lagi Yoon Seo bertanya dan
meminta maaf, tapi Shi On masih mengabaikannya dan tetap serius membaca buku.
Yoon Seo bertanya, apakah Shi On bisa menjelaskan apa yang salah kemarin itu?
Shi On langsung cemberut, Yoon Seo menebak, apakah Scalpel mainan itu hadiah
dari cinta pertama Shi On? Shi On makin cemberut dan menjatuhkan wajahnya ke
atas buku sambil cemberut. Yoon Seo merasa dugaannya benar, dan sedikit
terlihat kesal, tapi dia masih meminta kepastian.
Jin Wook memanggil Shi On, “Park
Shi On Ayo ke NICU*” Park Shi On langsung bersemangat dan meninggalkan Yoon Seo
begitu saja. (*NICU= Neonatal Intensive Care Unit = ICU untuk bayi). Haaa,,, Shi On merasa terselamatkan dari desakan Yoon Seo sepertinya^^
Wakil Presdir Kang menemui
Direktur Choi membicarakan masalah Dokter Kepala Go. Direktur Choi telah
merencanakan pertemuan Komite Etika untuk membicarakan kelalaian yang dilakukan
oleh Dokter Kepala Go. Direktur Choi tahu itu sepertinya tidak adil bagi Dokter
Kepala Go, tapi masalah itu sangat serius. Wakil Presdir Kang menyarankan agar
masalah kali ini diabaikan saja demi kebaikan Departemen Pediatri, karena saat
ini Direktur Choi sedang bermasalah Dewan Direksi karena masalah Park Shi On. Jika
Direktur Choi mempermasalahkan hal ini, Wakil Presdir Kang khawatir jika Dewan
direksi berpikiran bahwa Direktur Choi ingin melakukan perubahan personalia sebagai
tindakan balas dendam.
Direktur Choi merasa itu tidak
masuk akal, dia sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Wakil Presdir Jang
mengerti, tapi Dewan Direksi belum tentu mengerti. Wakil Presdir Kang memberi
saran pada Direktur Choi “Demi Departemen Pediatri dan juga agar dokter Park Si
On dapat dengan nyaman bekerja disini, mohon pertimbangkan hal ini.” Direktur
Choi mulai berpikir, apa yang harus dia lakukan sekarang?
Di NICU, Shi On menemani Jin Wook
untuk melihat kondisi pasien bayi yang ditangani Departemen Pediatri. Tak ada
masalah dengan bayi itu. Namun perhatian Shi On terlaihkan pada pasien bayi
yang ditangani oleh Departemen HPB.
Dokter Kepala Kim menjelaskan
pada orang tuanya, bahwa bayi mereka sulit untuk diselamatkan karena ususnya
sudag terkena necrosis dan beratnya hanya 550 gram, akan sangat sulit bayi
mereka untuk bertahan hidup, dan mereka tidak bisa melakukan operasi. Orang
tuanya sangat berharap Dokter Kepala Kim bisa menyelamatkan Bayi mereka, karena
mereka sangat menantikan bayi itu setelah 7 tahun. Dokter Kepala Kim tidak bisa
membantu, jika mereka pergi ke RS lainpun jawabannya akan sama. Ibu sang bayi
menangis sedih setelah Dokter Kepala Kim pergi. Shi On mendekati Sang Bayi dan
memperhatikan keadaan bayi itu dari jauh.
Kim Do Han masuk ke ruangan direktur Choi, dia
mempertanyakan mengapa Direktur Choi membatalkan pertemuan Komite Etika untuk
membahas kasus Dokter Kepala Go? Masalah itu tidak dapat diselesaikan hanya
dengan peringatan semata, karena itu menyangkut nyawa pasien. Direktur Choi
berkata, Dokter Kepala Go adalah bagian dari keluarga mereka juga, Kim Do Han
tidak bisa menerima hal itu. Tapi bagaimanapun Dokter Kepala Go adalah Kepala
dari Departemen Pediatri, suka ataupun tidak suka.
Kim Do Han jadi berpikiran lain,
“Apakah ini karena Park Shi On? Apakah mereka menyuruh anda untuk menutupi
kasus Dokter Kepala Go, sebagai timbal balik dari penerimaan Park Si on?”
Direktur Choi terkejut mendengar
dugaan Kim Do Han, “Apa yang kau katakan Profesor Kim…?”
Kim Do Han masih tetap dengan
pikirannya dan berkata dia tidak bisa melihat Direktur Choi lebih hancur lagi
karena Park Shi On, Kim Do Han bertekad akan mengurus Shi On sekehendak
hatinya. Kim Do Han pun pamit pergi, Direktur Choi jadi panik dan khawatir, dia
mencoba memanggil Kim Do Han, namun panggilannya diabaikan, Direktur Choi tahu,
Kim Do Han telah salah paham.
Kim Do Han menahan amarah dan
kekesalannya saat dia kembali ke ruang staf Departemen Pediatri. Kim Do Han
menatap Park Shi On yang langsung berdiri saat melihat kedatangannya. Dia sudah
siap memarahi Park Shi On. Cha Yoon Seo yang ada di ruang staf sudah khawatir
pada apa yang akan terjadi.
Tapi Kim Do Han teringat
kata-kata direktur padanya, ‘Do Han-a, Bahkan Jika hanya tinggal kau. Bantulah
Shi On. Ini adalah permintaan terakhir dari seorang guru yang tak punya
kekuasaan.’ Dia pun mengingat perkataan
Chae Kyung padanya, bahwa Dewan Direksi menerima keberadaan Shi On agar bisa
dengan mudah menyingkirkan Direktur Choi. Park Shi On sudah ketakutan melihat
tatapan Kim Do Han.
Cha Yoon Seo akhirnya bertanya,
“Profesor… apakah terjadi sesuatu?” Kim Do Han menghela nafas dan mendesis dia
meninggalkan Shi On, kemudian berjalan menuju kantornya.
Dokter Kepala Kim Jae Joon masuk
ke ruang staf Departemen Pediatri dengan penuh amarah. “Kim Do Han!” Dokter
Kepala Kim langsung menarik kerah baju Kim Do Han, “Sudah Aku katakan, Jangan
terlalu arogan!” Kim Do Han bingung, “Apa yang sebenarnya terjadi? Bicara
padaku dan lepaskan tanganmu dariku!” Kim Do Han melepaskan cengkaraman tangan
Dokter Kepala Kim dari kerah bajunya.
“Kupikir aku sudah
memperingatkanmu, tapi berani - beraninya kau mengambil pasienku?” Dokter
Kepala Kim mengatakan alasan kemarahannya. Kim Do Han semakin bingung. Cha Yoon
Seo angkat bicara,
“Aku rasa ini sebuah salah paham.
Setelah hari itu, aku tidak pernah lagi campur tangan dengan hepatoma…” Dokter
Kepala Kim makin kesal dan menyuruh Cha Yoon Seo untuk diam, Kim Do Han dan Dokter
Kepala Kim sama-sama menatap Yoon Seo, apakah Yoon Seo kembali membuat masalah?.
Shi On yang ada disana menatap keadaan ini dengan penuh arti, apakah Shi On
yang sebenarnya kembali menimbulkan kekacauan?
Komentar:
Haaaa… Ternyata cukup Sulit
menulis sinopsis drama medical… dulu pas Recaps Brain aku banyak menskip adegan
operasi dan intrik RS nya. Walo Sulit ternyata sangat menyenangkan^^
Sebenarnya Good Doctor memiliki
alur cerita yang cukup mainstream dengan drama medical Korea kebanyakan. Dimana
seorang dokter muda yang berusaha menjadi dokter terbaik dengan mengedepankan
sisi humanisnya yang akan bertentangan
dengan seorang Profesor berpengalaman dan Prosuder Rumah Sakit juga Etika sesama
dokter. Yang membedakan hanya tema savant syndrome yang dimiliki Shi On dan
sosok Profesor berpengalaman yang super kece #eh? (biasanya Profesornya kan
pada tua,,, hahahaha)
Masalah Savant Syndromenya Park
Shi On ini masih jadi perdebatan. Apakah Autis dan Savant Syndrome itu sama?
Kata nya beda lho,, tapi savant syndrome itu memang terkadang menunjukan
tendensi Autis di saat-saat tertentu, terutama disaat kritis. Lalu mengapa Park Shi On sempat dinyatakan Normal dan berhasil menyelesaikan tugas
Koasnya? Hmm,, mungkin dia berhasil menjalankan terapinya, tapi sisa tendensi
autisnya masih ada. Menurut yang aku baca dan dengar dari banyak pendapat
orang-orang, katanya autis gak bisa sembuh 100% yah? Dan sampai saat ini pun
tidak pernah ada sejarahnya seseorang dengan kelaian savant berprofesi sebagai
seorang dokter. Mungkin drama ini bisa memberikan harapan pada para orang tua
dan anak penderita savant untuk tetap optimis dalam menjalani hidupnya^^
Bagi yang sering menonton drama
medical pasti paham mengapa Kim Do Han sangat kesal dengan tindakan Shi On yang
dengan berani membawa Seung Hoo ke ruang operasi tanpa meminta bantuan ahli
medis lain.
Mungkin Park Shi On dianggap
pahlawan karena tindakannya berhasil menyelamatkan Seung Hoo, tapi bayangkan
apa yang akan terjadi jika tidak ada Kim Do Han di ruang operasi sebelah, dan
dia nekat mengoperasi Seung Hoo dengan tangan gemetarnya… bukan ingin
menyangsikan kemampuan Shi On, tapi sejenius apapun, jika dia merasa merasa
tegang disaat genting maka apa yang dilakukannya bisa jadi membahayakan nyawa
pasien. Apalagi Shi On masih menunjukkan tendensi Autis nya. Jika Seung Hoo
tidak terselamatkan maka bukan hanya Shi
On yang mendapat masalah, Kim Do Han dan Departemen Pediatri, bahkan Direktur
Choi pun akan kena getahnya.
Tapi tentu saja,, nggak bisa
kesel juga sama Shi On, karena kita tahu keadaannya. Bener kata Kim Do Han,
Park Shi On itu seperti robot yang sudah memiliki program tersendiri dalam
otaknya. Bagaimana dia menghapal jalan ke RS juga terbiasa memakan makanan yang
sama setiap harinya. Dia tentu saja
tetap punya perasaan sebagai seorang manusia dan bakat luar biasa dalam
mendiagnosis untuk menjadi seorang dokter hebat, tapi mindset dan mentalnya
sebagai dokterlah yang tidak bisa diterima Kim Do Han. Masalah Intrik Rumah
Sakit pastinya bakal jadi ribet banget di drama ini, sama juga dengan medical
drama korea kebanyakan. Intrik RS nya cukup sering ditonjolkan,,, mungkin ini
akan berkenaan erat dengan perkembangan karakter Park Shi On di episode-episode
mendatang.
Gimana dengan Kim Do Han? Apakah
dia terlihat sangat jahat? Buat ku tidak sama sekali~~ Ommo,,, aku kok,,, malah
lebih kasian liat Kim Do Han, dibanding liat Park Shi On ya? Sejak saat di
episode pertama ketika Direktur Choi mengatakan Shi On lebih istimewa,,
keliatan banget dia terluka, seolah merasa dinomor duakan oleh Direktur Choi.
Tapi dia juga tahu, gurunya itu sangat mempercayainya untuk membimbing Shi On.
Membimbing Shi On = Menjaga Posisi Direktur Choi di rumah sakit. Akhirnya Kim
Do Han jadi bergalau ria menghadapi masalah ini… Poor Urri Dr. Kim… Pas dia kesel
banget karena masalah Dokter Kepala Go dibiarkan begitu saja sama Direktur, dia
tuh udah pengen Labrak Shi On tuh kayaknya,, tapi gak jadi karena inget
kata-kata Gurunya,, akh,, pas adegan itu,, aku pengen banget meluk Kim Do Han
#maunya^^ wew,,,
Alasan Kim Do Han selalu terlihat
kesal pada Park Shi On sebenarnya sangat realistis. Pertama Kim Do Han tidak
bisa terima guru yang paling dia hormati berani bertindak gegabah
mempertaruhkan posisinya di Rumah Sakit agar Park Shi On bisa mendapat sertifikat
resmi sebagai dokter. Kedua, dia sudah memantau kondisi Park Shi On selama dua
hari, bagi Kim Do Han, meskipun dia berbakat, tapi bakatnya itu malah
membuatnya menjadi masalah untuk Departemen Pediatri. Dia tahu Shi On lebih
pintar dan berbakat dalam mendiagnosis dibanding dokter kebanyakan dan dirinya
sendiri, tapi untuk menjadi seorang dokter bukan itu saja yang dibutuhkan. Alasan ketiga? Hmmm Cha Yoon Seo? Aku rasa itu
belum bisa dijadikan alasan selama dua episode ini^^
Suka liat interaksi Cha Yoon Seo
sama Park Shi On^^ Yoon Seo sabar banget ya ngadepin Shi On. Saat ini Yoon Seo
mungkin ngerasa lagi ngadepin anak-anak kali ya, tapi pas Shi On bilang dia
cantik, Yoon Seo jadi agak salting juga ya^^ Aku belum bisa komentar masalah
loveline nya,, lebih menantikan
kolaborasi Park Shi On dan Kim Do Han di ruang operasi~~ walopun Kim Do Han
kejam karena selalu bentak-bentak Shi On, tapi Shi On nggak mau diem dan tetap
kasih informasi yang bisa dijadikan referensi Kim Do Han untuk menyelesaikan
operasinya^^
Curhat dikit, ada satu dokter
Pediatri yang namanya Han Jin Wook kan yah,,, ehmmm tiap kali nulisin nama Jin
Wook di Sinopsisnya,, aku kok malah bayangin sosok Lee Jin Wook yang jadi
dokter yah? #abaikan Tapi itu malah jadi penyemangat tersendiri buat aku saat menulis
sinopsisnya sih,, hehehe,,, moga Jin Wook selalu dapet Scene yang bisa aku ceritakan
dia tiap episode deh yah^^
Hmm,, episode 3 semakin menarik
nih,,, masalah bayi premature pasiennya Departemen HPB sepertinya akan jadi
masalah baru yang ditimbulkan Shi On di Departemen Pediatri, apakah Kim Do Han
akan kena getahnya lagi?
Setuju kak irfa, saya juga bisa memahami kenapa dokter kim Do Han galak sama Shi On. Tapi di balik sikap galaknya, dia adalah pimpinan yang bertanggung jawab dan patut di hormati. Shi On sering bertindak spontan, bertindak sendiri tanpa berpikir panjang meski hal itu bertentangan dengan prosedur rumah sakit dan kode etik. Tapi Shi On tidak bisa disalahkan juga, karena cara berpikir dan mentalnya masih anak-anak. Btw keren recapnya. Di tunggu recap selanjutnya kak. Semangat.....
BalasHapusKim Do Han ---> Galak tapi keren nga bs benci sm dia y mba irfa ... Hehehe
BalasHapusKsihan jg lihat Park Shi On kena omel terus ...
Semangat mba buat nulis sinopsisnya... ^^
yap! meskipun ini drama medical pertama yang dira ikutin pun, keputusan kim do han memang sangat masuk akal...
BalasHapusaih, kok jadi kebayang pas nanti beneran kerja di rs yah (masih lama -.-)
mbak, do hannya udah dira peluk dulu sebelum dipeluk mbak irfa wkwkwk
beneran deh, peran di sini cocok banget sama dia
gak bisa marah, gak bisa gak suka (tambah kasian waktu dr cha ma dr park bikin masalah dengan pasien dr kim yang super duper ngeselin itu, jadinya kandr kim yang kena semprot halus)
DAEBAK! DR KIM , DR PARK, DR CHA xD (+mbak dee dan mbak irfa untuk duet barunya :)
btw kenapa banyak yang mirip nama artis ya di sini hahahaha *hiraukan
makasih mbak :D
waaaahhhh seru.seru banget baca sinopsis good doctor :DD
BalasHapusahhh kim do han, ganteng banget kalo senyum apalagi sentum kecil nan sinis ckckckckck~~
penasaran gimana ntar park shi on ny beneran jadi dokter :))
semangat yaaa mba irfa sama mba dee buat sinopsis selanjutnya :3
Fighting !! Gabante !!
keren keren...^^ dtunggu episode berikutny y mba..:))
BalasHapusfighting..^^
Pokoknya aku akan tetep dukung Joo Won ku :D
BalasHapusMenurutku Kim do han hanya tegas sebagai profesor dan tetep rasional. Dia seperti itu karena bertanggungjawab. viannie.
BalasHapusMenurutku Kim do han hanya tegas sebagai profesor dan tetep rasional. Dia seperti itu karena bertanggungjawab. viannie.
BalasHapusPenasaran dengan loveline nya itu bakal seperti apa, ga kebayang deh hahah
BalasHapusMakasih buat sinopsisnya, ditunggu kelanjutannya ^_^
Tadinya g tertarik dg drama yg berbau dunia bedah membedah ini. Tp krn yang bkin sinopsisx duo ini jd ketagihan n penasaran dwechhhh....:)
BalasHapussemangat.semangat buat nulis sinopnya.gaya penulisanya aq suka.thanx
BalasHapusWih... eps 2 part 2 udah ada yah..
BalasHapusga sempet nonton baca sinop nya dulu...
" Pengen nonton dvd nya, mau liha JSW melakukan 2 operasi sekaligus.. keren banget si Oppa :)
Setuju sama Irfa ga tega lihat Dr. Kim Do Han... kena masalah terus karena Shi On.. Dr. Do Han ga jahat dia hanya tegas dan bertanggung jawab
Fighting iya Irfa Buat sinopnya :)
Keren banget, bikin penasaran Ļǻƍȉ...Ɓɑ̤̥̈̊rυ̲̣ episode 2 tpi udah άϑά lucunya,kasiannya ama nyebelinnya...makin penasaran....suka banget ma shi on, meskipun diam,Ģ̃ɑ̤̈̊ªª>:/ liat muka orang tapi bikin gemes...
BalasHapusKereeen dramanya, pantes aja good doctor peringkatnya selalu tinggi, jalan ceritanya menarik.
BalasHapusSemangat ya bikin sinopsisnya jgn patah arang, hwaiting (งˆ▽ˆ)ง , ditunggu kelanjutannyaa :)
wah ternyata di sini jg ada yaaa,,,,serruuu rame2....semangat mbak irfa ^^
BalasHapusorang kaya Kim Do Han yang galak dan arogan, tapi senyumnya sangat lembut dan manis kaya ice cream. hi....hi
BalasHapusGa sabar nggu klnjutannya..
BalasHapus:)
Fighting y Fa..
#arVieanY
makin seru,,, ayo semangat lanjutin nulis sinopsis selanjutnya ^^
BalasHapusMemang sikapnya Shi On yang terkesan gegabah (seperti yang dilontarkan Dr. Do Han) dapat membahayakan banyak orang, tapi dari sikapnya yang hanya ingin menyembuhkan dan menyelamatkan orang, hal itu dapat menelanjangi sikap2 Dr. lainnya yg hanya memikirkan dirinya sendiri.
BalasHapusdrama bagus.
BalasHapusWaktu tau yg maen MCW, JSW & JW lgsg pantengin jdwl tayangny. Nggak peduli ceritany kayak apa. Pas nonton ternyata seru jg, tp tetep baca sinopsis jg, krn ada istilah medis yg susah dimengerti. Semangat lanjutin sinopsisny y mbak. :-)
BalasHapusjoo won oppa cool abis, dramanya sih keren mirip drama dia yg lama itu "kim tak gu"
BalasHapuswaa,,, aq kesini krn ada joo won ma joo sang wook,,, :D hahahaha.....
BalasHapusWaaa. sinopsisnya keren. Bahasanya nyaman dan mudah dipahami. Dan yng bikin wow adalah berasa nnton dramanya dan selalu tegang setiap baca adegan2nya. Suka ma karakter Moon Chae Won di sini, dia jauh lbh sabar dari karakter Seo Eun Gi di Nice Guy, tapi ada juga sisi arogan yg mirip Seo Eun Gi. Tapi aku suka karena meski dia sabar, dia gk terlalu kalem juga.
BalasHapusLangsung lanjut ke part selanjutnya
Walau nonton seri Medical Korea awal-awal nya 'capek' , tapi selalu ada pesan moral yang bias kita tiru untuk diptaktekkan dalam hidup sehari-hari walo profesi kita bukan dokter ato perawat.
BalasHapusDanke schoen, Terima kasih banyak sinopsisnya. Two Thumbs up.Heheeh.