Tiba-tiba merindukan musik Rock n
Rock yang jadi Backsond nya Moo Young dan Choong nih, ngerasa kehilangan musik
itu di episode 2. Tapi tetep aja sih ada yang bikin aku tertawa lepas saat
menonton drama ini. Padahal yah~~ nih drama bukan RomCom hahaha^^ Oh iya,,
mulai episode ini, aku akan menyebut Putri dengan sebutan Moo Young dan Yeon Choong dengan sebutan Choong saja
ya? Biar lebih simple.
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Moo Young bersedia menjadi
sukarelawati pertunjukan memanah Choong. Dengan mahir Choong mulai memanah ke
arah Moo Young, tembakan panahnya tak ada satupun yang mengenai tubuh Moo
Young, padahal Moo Young sudah ketar ketir ketakutan dan memejamkan matanya
meskipun sehabis di panah dia akan membuka matanya.
Giliran Moo Young akan memanah
apel yang ada di atas kepala Moo Young, dia semakin memejamkan matanya, dalam
hati sebenarnya sangat ketakutan tapi Moo Young berusaha tenang dia percaya
Choong pasti mengenai targetnya. 1.. 2.. 3.. dan Apel itu pun berhasil di panah
Choong tanpa melukai Moo Young sedikitpun. Penonton bersorak melihatnya mereka
senang dengan pertunjukan hari ini dan memberikan uangnya pada teman Choong.
Choong memutuskan pergi dari
tempat pertunjukan tanpa mengatakan apapun. Moo Young masih syok setelah jadi
sukarelawati. Teman Choong memberikan setengah uanga yang meraka dapatkan pada
Moo Young sesuai dengan janjinya pasa sukarelawati. Moo Young langsung mengejar
Choong yang telah pergi dari lapangan.
Moo Young memanggil Choong, dia
berkata dia tidak membutuhkan uang itu. Choong bilang itu adalah janjinya, jadi
dia harus memenuhi janji tersebut. Moo Young berkata uang itu lebih baik
diberikan pada orang yang membutuhkan. Tapi menurut Choong, janji adalah janji.
Choong pun pamit pergi pada Moo Young.
Moo Young kembali bertanya
sebelum Choong pergi, “Kenapa kau gunakan keahlianmu untuk pertunjukan
berbahaya semacam ini? Maksudku... sepertinya bakatmu jadi sia-sia. Keahlian
itu sebaiknya digunakan untuk pekerjaan yang baik.” Choong balik bertanya,
“Pekerjaan yang baik?” Moo Young jadi canggung dan akhirnya berkata, misalnya
menjadi seorang pengawal. Choong tidak menanggapi, dia hanya tersenyum dan
pergi meninggalkan Moo Young yang masih menatap kepergiaannya.
Setelah beberapa hari tiba-tiba
saja ada pengumuman seleksi pengawal Istana. Dengan syarat berusia di atas 15
tahun dan bisa bela diri. Tidak ada syarat dia harus berasal dari status
apapun. Bahkan seorang budak pun bisa mengikuti Seleksi ini. Choong lalu
teringat Moo Young, seolah tahu bahwa Moo Young lah yang telah membuat aturan
baru seperti itu.
Di Istana Gorgureyo, Raja Yeong
Ryu kembali membahas tentang penyerangan Dinasti Tang, saat ini keadaan menjadi
rusah karena Tang malah berpikir mereka lah yang mulai menyerang Tang. Untuk
meredam masalah ini Raja kembali mengusulkan untuk segera melakukan penobatan
Putra Mahkota dan akan mengirimnya ke Tang untuk melakukan kunjungan. Karuan
saja para pejabat pendukung Jenderal Yeon menentang hal ini, menurut mereka
yang harus mereka lakukan adalah segera menyerang Tang.
Menurut mereka jalan
perdamaian adalah jalan yang tidak berguna, dan hal ini terus berlarut-larut
karena Perdana menteri terlalu lemah. Raja tetap memutuskan untuk mengirimkan
Utusan membicarakan perdamaian dengan Tang, tapi pendukung Jenderal Yeon tetap
bersikeras ingin berperang.
Raja berkata bahwa Gorgureyo
belum siap untuk melakukan perang. Salah
satu persiapan yang harus dilakukan agar Gorgureyo siap berperang adalah dengan
segera menyelesaikan pembangunan Cheolli Jangseong. Raja berkata, “Karena
Jenderal Yeon Gaesomun sangat pandai dalam kepemimpinan, bagaimana jika
Jenderal mengawasi pembangunanCheolli Jangseong?” Pendukung Jenderal Yeon
langsung berseru jika masalah itu bukan Raja sendiri yang berhak memutuskan
masalah itu harus ditentukan dalam rapat besar para menteri.
Raja dan beberapa pejabat
pendukung raja berbincang setelah pertemuan itu. Para pejabat berpikiran jika
mereka berhasil mengganti perdana menteri, pasti mereka akan segera memutuskan
untuk berperang melawan Tang. Mereka harus melindungi peradana menteri dan
segera melakukan penobatan Putra Mahkota.
Pengangkatan putra mahkota bisa dipercepat karena alasan dia akan
dikirim ke Tang sebagai delegasi untuk menawarkan perdamaian.
Di kediaman Jenderal Yeon, para
pendukungnya berpendapat bahwa raja menggunakan penyerangan Tang untuk
mengingkari janjinya pada Sang Jenderal. Raja bersikeras mengirim Jenderal Yeon
ke perbatasan adalah untuk menghancurkan mereka. Bagaimanapun mereka harus
berhasil mengganti perdana menteri. Dengan adanya penyerangan dari Tang mereka
harusnya bisa menjadikan momen ini untuk menghabisi Tang. Setelah perdana
menteri diganti, perdana menteri yang baru akan mengirimkan jenderal lain ke
perbatasan untuk mengawasi pembangunan Benteng Cheolli Jeonseong. Jenderal Yeon
yang sejak tadi diam saja akhirnya berkata, “Baiklah… Jika dengan cara itu
Gorgureyo bisa bertahan…”
Sementara itu Seleksi Pemilihan
Pengawal Istana sedang dilaksanakan. Jang menjadi juri utama dalam seleksi ini.
Choong mengikuti seleksi tersebut dan berhasi lolos melewati beberapa tahap.
Jang mengucapkan selamat pada para peserta yang telah berhasil lolos sejauh
ini. Seleksi selanjutnya adalah, “Jika kau lolos kali ini... kau akan diterima
sebagai pengawal Paduka Yang Mulia, Pangeran dan Putri. Setelah melewati
tebing, kalian harus menembakkan panah dengan warna sama. Kemudian, kalian
harus terjun ke laut... orang pertama yang mengibarkan bendera berwarna sama,
yang akan lolos.”
Choong mendapatkan kain merah di
tangannya dan mulai berlari mencapai tebing. Moo Young pergi ke hutan untuk
memperhatikan Choong yang berlari dari kejauhan (Aigoo,, beneran Princess
Stalker nih Moo Young^^) Dia cemas dan gugup saat Choong berusaha sekuat tenaga. Tapi
Moo Young mulai panik saat ada salah satu peserta yang mencurangi Choong dengan
cara mendorongnya hingga terjatuh.
Selama berlari mencapai tebing Choong teringat pada kenangan dia bersama ibunya saat
ibunya akan pergi meninggalkannya. Ibunya berkata pada Choong, “Meski
hubunganku dengan Ayahmu sudah berakhir, kau berbeda. Jadilah prajurit, bukan
budak. Kau harus hidup dengan cita-cita setinggi mungkin.” Setelah memeluk
Choong remaja, ibunya meninggalkan Choong dalam guyuran hujan. Kenangan itu semakin jelas saat dia setengah tak sadarkan diri setelah di curangi peserta lain.
Mengingat kenangan itu membuat
Choong kembali bersemangat, dia berlari kembali sekuat tenaga bahkan berhasil
mendahului beberapa peserta untuk sampai di tebing.
Kini tantangan mereka
adalah meloncati Jurang untuk sampai di Tebing Sebrang. Setelah melumuri
tangannya dengan tanah kering agar tidak licin, Choong melompati Jurang yang cukup lebar dan dalam
itu. Dia berhasil bergelantung di tambang yang telah disediakan.
Peserta lainpun mengikuti cara
Choong dan berhasil melompati jurang dan bergelantungan di tambang. Mereka
mulai naik untuk mencapai tebing, tapi peserta yang disebelah Choong adalah
orang yang mencuranginya tadi, dia lagi-lagi mencurangi Choong dengan menarik
separt Choong dan membuatnya hampir terjatuh. Beruntung Choong hanya terjatuh
sedikit saja dan masih bisa berusaha merayap naik ke atasa tebing.
Choong berhasil menembakan panah
dengan kain merahnya. Pengawal yang bersama Jang berkata, sejauh inilah dialah
yang selalu memimpin. Jang mengerti, sepertinya Choong akan berhasil lolos
menjadi pengawal istana.
Tantangan selanjutnya adalah
mendapatkan Kain yang sewarna dengan kain peserta yang berada di dalam laut.
Saat berenang untuk mencari bendera
merah di laut Choong memimpin dan berhasil mendapatkan tandanya. Saat menyelam
ke dalam laut dan berusaha mendapatkan bendera merahh untuk di acungkan, Choong
yang kelelahan tiba-tiba pingsan di dalam laut, apakah Choong akan kalah dalam
Selesksi terakhir ini?
Moo Young tiba-tiba muncul di
dalam air dan menyelamatkan Choong, dia mengambilkan bendera merah itu untuk
Choong dan mengangkat Choong mendekati permukaan. Moo Young mengangkat tangan
Choong dan mengacungkan bendera merahnya. Dengan ini dapat dipastikan Choong
lolos menjadi pengawal istana meskipun di detik terakhir dia tidak mendapatkan
kemenangan karena usahanya sendiri.
Moo Young membawa Choong ke
sebuah pantai untuk menunggunya sadar dari pingsan. Shi Woo datang dan berkata,
“Akhirnya anda melakukannya?” Moo Young melihat Shi Woo dan berkata karena Shi
Woo tidak mau membantunya jadi dia melakukannya sendiri. Shi Woo bertanya
mengapa Moo Young sangat ingin membantu Choong apakah dia menyukainya? Moo
Young jadi bingung dengan hatinya sendiri. Akhirnya dia berkata, “Kalau merasa
kasihan padanya, mengkhawatirkannya... dan ingin menolongnya berarti
menyukainya... Benar. Itu benar. Aku menyukainya”
Shi Woo heran, “Apa yang anda
tahu tentang orang itu hingga anda menyukainya?” Moo Young merenung kemudian
menjawab, “Apa kau pernah menyimpan perasaan pada seseorang? Apa kau
menyukainya karena kau mengenalnya dengan baik? Kalau begitu... Kau bisa menyukai
seseorang bahkan sebelum kau mengenal orang itu... Kau tahu itu, bukan? Dan aku
ingin orang yang begitu ahli bela diri seperti dia...
melindungiku dan berada di sisiku.” Shi
Woo menatap Moo Young, dia masih tak habis pikir pada pemikiran Sang Putri.
Tanpa diketahui Shi Woo dan Moo
Young, Choong yang sejak tadi sepertinya belum sadarkan diri membuka matanya.
Choong mendengar semua percakapan antara Moo Young dan Shi Woo.
Choong memutuskan pergi dari
Pyongyang meskipun dia dinyatakan luluk seleksi menjadi pengawal istana.
Temannya heran kenapa Choong harus seperti itu. Meskipun Choong merasa dia
lolos dengan jalan yang curang, tapi Choong telah di terima mengapa dia harus
menyerah begitu saja? Apalagi tidak ada yang tahu tentang kecurangan Choong
itu. Choong tidak menggubris dan tetap teguh pada keputusannya.
Moo Young kaget saat Jang memberitahunya bahwa Choong mengundurkan diri dari
seleksi itu. Artinya dia menyerah dan menolak kemenangannya. Moo Young merasa
tak habis pikir dan segera pergi untuk mencari Choong.
Saat Choong sedang berada di
kapal untuk meninggalkan Pyongyang, semua penumpang kapal di kejutkan dengan
kehadiran seorang wanita yang menunggang Kuda dan mengejar Kapal mereka. Choong
melihat wanita itu, dia adalah Moo Young.
Choong akhirnya turun dari kapal
dan berbincang bersama Moo Young di tepi pantai. Moo Young bertanya, “Mengapa
kau menolak jabatan pengawal istana?” Moo Young menjawab, dia tidak merasa
menang atas usahanya sendiri. Moo Young kembali bertanya, apakah seumur
hidupnya Choong tidak pernah berbuat tidak terpuji satu kali saja? Moo Young
malah merasa bersalah, dia berkata pada Moo Young jika dia hampir saja
mempermainkan perasaan gadis itu.
Moo Young kemudian berkata pada
Choong, “Kalau kau tahu bagaimana perasaanku, seharusnya bukan seperti ini
sikapmu. Kau hanya memikirkan perasaanmu. Jika aku jadi kau... aku akan
memikirkan bagaimana perasaan orang yang... menunjukkan niat baik padaku.”
Choong menatap Moo Young dan mereka saling bertatapan satu sama lain di tepi
laut yang biru.
Raja sedang mengadakan pertemuan
dengan para menteri. Raja berkata bahwa dia mendengar kabar, jika Tang
menginginkan perang karena ada orang Gorgureyo yang mencuri dari mereka.
Siapakah yang melakukan pencurian itu? Pengawal istana memberitahu jika ketua
So telah datang. Raja menemuinya dan bertanya siapa yang telah melakukan
pencurian itu? Ketua So mengatakan mereka adalah orang yang mengambil
keuntungan dari kejadian ini (Akh,, aku bingung apakah itu orang-orang Jenderal
Yeon Gaesomun ataukah perdana menteri?)
Raja masuk kembali ke ruang rapat
dan mempersilahkan para menteri untuk pulang karena sudah larut malam. Namun
Raja menahan Perdana menteri dan berkata, “Perdana Menteri Hae Tae Soo, Banyak
yang ingin menggantikan posisimu” Perdana Menteri memohon ampun, “Hamba Mohon
Maaf, Paduka Yang Mulia. Hamba pantas untuk mati” Raja kembali bertanya, “Apa
kau bersungguh-sungguh mengatakan itu? Kau masih belum ingin mati, bukan?”
Raja kemudian berkata pada
perdana menterinya itu, “Sekarang, karena kita sudah mendapat jawaban dari Tang... Siapa
Perdana Menteri yang Goguryeo inginkan? Dan saat ini... siapa yang paling
berbahaya? Kita harus selesaikan masalah ini lebih dulu agar bisa menyelesaikan
yang lain.”
Perdana Menteri mengerti
keinginan Raja, dia mengirimkan pembunuh bayaran untuk membunuh Jenderal Yeon.
Sementara itu di rumahnya dia keluar dari Kamar dan berkata, “Yeon Gaesomun,
Selamat Jalan” Tapi tiba-tiba ada orang yang menarik kepalanya ke atas. Seketika
itu juga, perdana menteri tewas seolah-olah dia gantung diri.
Semua pejabat mendatangi upacara
pemakaman perdana menteri Hae Tae Soo, termasuk juga Jenderal Yeon. Para pejabat mulai bergosip tentang
pengiriman pembunuh bayaran ke kediaman Jenderal Yeon yang katanya bukan
dikirim sendiri oleh perdana menteri,
mereka mulai menduga-duga apakah itu perintah dari yang mulia? Yang lain
berkomentar, kematian Perdana Menteri dinyatakan sebagai bunuh diri, tapi dia
yakin bahwa itu adalah perbuatan Jenderal Yeon. Jenderal Yang Moon berkomentar,
meskipun mereka mengusut kasus ini, mereka hanya akan mendapatkan anak buahnya
saja. Jadi sama sekali tidak ada gunanya.
Jenderal Yang Moon |
Giliran Jenderal Yeon yang memberi penghormatan pada perdana menteri sementara para pengikutnya malah bergosip
dibelakang tentang penunjukan perdana menteri yang baru yang tidak akan
mengirim Jenderal Yeon ke perbatasan. Tapi jika perdana menteri itu berasal
dari pihak Raja, keputusan tidak akan berubah. Oleh karena itu perdana
menterinya harus berasal dari pihak mereka. Untuk memenangkan pemilihan perdana
mentri bagaimanapun juga mereka harus mendapatkan dukungan dari Jenderal Yang
Moon dan pengikutnya. Meskipun Jenderal Yang Moon cenderung netral selama ini,
tapi dia cukup dekat dengan Raja, mereka harus mendekatinya untuk mendapat
dukungan.
Saat Jenderal Yeon memberikan
penghormanatan dan tindakan bela sungkawa, Putri perdana menteri Hae Tae Soo
memukulnya. Semua orang menjadi panik. Pendukung Jenderal Yeon memarahi anak
itu sementara yang lain membela dia dan meminta meraka untuk menjaga ucapan
mereka pada keluarga yang sedang berduka. Jenderal Yeon tak mengatakan apapun
dia hanya menyingkir dan mendengarkan perdebatan para pejabat.
Kerusuhan itu berhenti setelah
mendengar pengumuman bahwa Yang Mulia Raja telah datang, semua nya tenang
kembali dan menyambut kehadiran sang Raja bersama anggota keluarga kerajaan.
Raja datang bersama Putri Moo Young, Jang dan Putra Mahkota (Oh iya, kalo Jang
itu anak adiknya Raja Yeong Ryu, berarti dia juga pangeran ya? #abaikan)
Raja dan para anggota keluarga
kerajaan memberikan penghormatan pada papan nama Perdana menteri dan meletakan
pedang kehormatan di depannya.
Raja memperlihatkan rasa bela
sungkawanya pada istri perdana menteri. Kemudian Moo Young pun melakukan hal
yang sama pada Putrinya (Akh aku nungguin Putra mahkota memberikan simpatinya,
malah gak ada scene itu. Dek Min Hoo malang sekali nasibmu di episode 2 ini)
Raja kemudian berkata pada para
pejabat istana, “Sungguh disayangkan, Perdana Menteri telah meninggal dunia.
Aku akan memeriksa kematiannya hingga tuntas. Tapi, kita tidak bisa membiarkan
jabatannya kosong. Jadi, kita harus segera memilih Perdana Menteri baru.”
Pemilihan perdana mentri pun
diadakan denga dua calon yang berasal dari Kubu Raja dan Kubu Jenderal Yeon.
Pejabat yang menjadi pemilih ada 78 orang. Jang mengatakan pada Raja, supaya
mereka bisa menang mereka harus memiliki lebih dari setengah suara yang ada.
Raja sudah menduga, semuanya tergantung dari Jenderal Yang Moon dan pengikutnya,
tapi Jenderal Yang Moon malah mengurung diri dirumahnya dan tidak menerima tamu
siapapun.
Jang berkata, tapi Jenderal yang
tidak pernah memihak Jenderal Yeon jadi dia tidak akan begitu saja
mendukungnya. Raja berpendapat, dalam politik, yang kemarin bermusuhan bisa
menjadi kawan di esok hari. Mereka tidak boleh meremehkan hal itu, bagaimanapun
juga mereka harus menemui Jenderal Yang. Moo Young pun menawarkan dirinya untuk
menemui Jenderal Yang .
Secara diam-diam Moo Young pun
mendatangi kediaman Jenderal Yang, sang Jenderal bahkan kaget melihat
keberadaan Sang Putri. Tanpa basa basi Moo Young menjelaskan tujuannya menemui
Jenderal Yang, tapi jenderal Yang hanya berkata bahwa dia telah memberikan
keputusannya pada Raja. Moo Young lalu bertanya apakah Jenderal Yang menduga
bahwa Ayahnya berkomplot dengan Jenderal Yeon untuk membunuh Perdana Menteri?
Jenderal Yang berkata, jika itu terjadi Putri tidak akan berada di rumahnya.
Tapi kenyataan bahwa Raja sempat berkomplot dengan Jenderal Yeon sebelumnya telah
mengubah pandangannya terhadap Raja yang telah melampaui batasan yang tidak
boleh dilanggar.
Moo Young bertanya pada Jenderal
Yang, “Dalam politik, batasan macam apa yang tidak boleh dilanggar? Hanya
karena kecewa pada Ayah... lalu bersekutu dengan Yeon Gaesomun yang ingin
Goguryeo berperang, juga berarti mengingkari prinsip Jenderal sendiri, bukan?”
Moo Young kembali ke kediamannya
dengan kecewa, sepertinya dia tidak berhasil mendapatkan dukungan dari Jenderal
Yang. Saat dia membuka pintu, dia melihat wajah yang taka sing lagi baginya.
Choong berada di kediamannya dengan seragam pengawal. Choong berkata, “Saya
baru saja ditunjuk sebagai Pengawal Anda, Paduka Putri. Saya mohon maaf. Karena
saya telah berani mengabaikan nasihat dan niak baik Anda. Jadi
saya datang kembali ke Istana dan diterima dengan tangan terbuka.” Moo Young
pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya bisa melihat Choong menjadi
pengawalnya.
Moo Young dan Choong sedang
berjalan-jalan di halaman istana. Moo Young berkata pada Choong, “Pemilihan
Perdana Menteri dan penobatan Putra Mahkota, keduanya sangat penting bagi Ayah.
Entah bagaimana caranya aku bisa membantu Beliau.” Choong kagum karena ternyata
Putri memikirkan masalah Negara juga.
Moo Young menganggap masalah itu bukan sebagai masalah Negara, lebih menjadi
masalah keluarga baginya.
Moo Young jadi penasaran, apakah
Choong memiliki keluarga, dilihat dari kemampuan beladirinya, Ayah Choong
pastinya orang yang hebat. Apakah Ayah Choong sudah meninggal? Choong menjawab,
“Meski beliau masih hidup, kami tidak tinggal bersama, jadi sama saja seperti
tidak memiliki ayah.” Moo Young jadi sedih mendengarnya.
Moo Young lalu bertanya pada
Choong, “Pernahkan kau mendengar seseorang bernama Yeon Gaesomun?” Choong
langsung tegang mendengar nama Ayahnya disebut namun dia tetap berusaha tenang
dan berkata dia pernah mendengar nama itu. Moo Young berkata lagi, “Karena dia
menentang semua perintah Ayah, negara ini menjadi kacau. Aku sangat membenci
Yeon Gaesomun. Agar Goguryeo menjadi damai, Yeon Gaesomun harus disingkirkan.”
Choong tidak tahu harus berkata apa mendengar hal itu. Mungkin dia tidak
menyangka orang yang harus dilindunginya ternyata sangat membenci Ayah
kandungnya.
Moo Young melihat kecemasan di
wajag Choong, Moo Young pun berkata agar Choong tidak perlu khawatir, karena
Raja lah yang akan mengurus Yeon Gaesomun.
Jenderal Yeon mendatangi kediaman
Jenderal Yang. Meskipun pelayan Jenderal Yang telah berkata bahwa majikannya
tidak ingin bertemu karena sedang tidak enak badan, Yeon Gaesomun tetap saja
menunggu Yang Moon menemuinya, hingga akhirnya dia mendengar Jenderal Yang
berteriak dari dalam rumahnya, “Aku tidak memiliki alasan untuk menemui
Jenderal Yeon”
Yeon Gaesomun pun pergi dari
rumah Yang Moon dengan tangan kosong. Dia tak habis akal dia mendatangi rumah
pengikut Yang Moon dengan harapan dia bisa menariknya untuk bersekutu
dengannya.
Hari Pemilihan Perdana Mentri pun
di gelar. Para Pejabat Masuk dengan membawa papan pemilihnya masing-masing yang disesuaikan dengan lambang partai yang diikutinya. Mereka kemudian duduk di
kursi yang telah disediakan.
Tak lama kedua calon perdana menteri pun masuk
dengan diiringi prajurit kerajaan yang membawa timbangan yang akan digunakan
dalam acara pemilihan tersebut. Kedua Calon Perdana menteri duduk di kursinya
masing-masing. Yeon Jung Ro dari pihak Yeon Gaesomun duduk di kursi Kiri dan
Seon Hwe Young dari pihak Raja duduk di kursi Kanan.
Setelah semuanya siap, pemilihan
pun di mulai. Setiap Pemilih menyimpan papan Pemilihnya di timbangan yang dia
pilih. Keadaan menjadi tegang karena timbangan itu terus bergerak ke kiri dan
ke kanan. Kadang Yeon Jung Ro yang memimpin namun tak jarang juga Seon Hwe
Young yang memimpin. Hingga akhirnya timbangan berada dalam keadaan seimbang
dan hanya Yang Moon dan pengikutnya yang belum memilih.
Moo Young menjadi cemas, dia
ingin mengecek keadaan Aula. Raja juga cemas dan memilih menghabiskan waktu
untuk menunggu dengan melukis sebuah tulisan di atas kertas yang sangat besar.
Yang Moon dan pengikutnya berdiri
dan mulai berjalan untuk melakukan pemilihan, siapa yang dipilihnya, Yeon Jung
Ro ataukan Seon Hwe Young, ternyata Yang Moon memilih Seo Hwe Young, Jang
merasa lega dengan hal tersebut, namun apa yang terjadi? Pengikut Yang Moon
malah tercerai berai, sebagian memilih Yeon Jung Ro dan sebagian lain memilih
Seon Hwe Young.
Yang Moon kaget dan menatap orang
yang pertama memilih Yeon Jung Ro, ternyata dia adalah orang yang didatangi
Jenderal Yeon. Ternyata Jenderal Yeon telah mengancam orang itu akan
membeberkan kelakuan busuknya jika dia terus mendukung Yang Moon.
Akhirnya perdana menteri terpilih
adalah Yeon Jung Ro dari pihak Yeon Gaesomun. Para pendukung Yeon Gaesomu pun
tersenyum lebar atas kemenangan ini.
Moo Young menemui Raja, dia
khawatir pada keadaannya atas hasil pemilihan perdana menteri yang baru. Dengan
tenang Raja hanya berkata, “Tapi, kita masih harus mendengar Pidato Perdana
Menteri yang baru.”
Pidato Perdana Menteri yang baru
pun segera dimulai dengan memanggil Perdana Menteri Yeon Jung Ro ke atas
podium. Yeon Gaesomun yang merasa telah menang memutuskan untuk berjalan keluar
dari Aula. dia memilih untuk tidak mendengarkan pidato perdana menteri dari
pihaknya.
Sebelum Yeon Gaesomun keluar,
perdana menteri memulai pidatonya, “Dari hari ke hari, dengan semakin
bertambahnya ancaman dari Tang, peranan Perdana Menteri sangatlah penting.
Karena itu kita harus bersiap untuk berperang dengan pasukan Tang, dan
mempercepat pembangunan Cheolli Jeonseong. Lalu, untuk meneruskan politik
perdamaian Paduka Yang Mulia, dan untuk mempersiapkan keperluan perang, Aku
perintahkan Jenderal Yeon Gaesomun segera berangkat ke perbatasan... untuk
mengawasi pembangunan Cheolli Jeonseong.”
Mendengar pidato tersebut, Yeon
Gaesom langsung berhenti berjalan dan para pendukungnya yang masih duduk untuk
mendengarkan pidato tersebut menjadi berang, “Perdana Menteri! Di mana akal
sehatmu? Pengkhianat! Apa kau sudah gila, Perdana Menteri?”
Ruang pemilihan pun menjadi
sangat rusuh dan terjadi saling lempar bantal diantara para pejabat pendukung
Yeon Gaesomun dan pendukung Raja. Pendukung Yeon Gaesomun tidak habis pikir
dengan keputusan Perdana Menteri Yeon Jung Ro yang malah mengikuti kehendak
Raja. (Dan entah kenapa, aku tertawa lepas sekali menyaksikan adegan lempar
bantal itu, lucu sekali rasanya, pidato perdana menteri malah tidak didengarkan
dan sibuk saling melemparkan bantal, hahahaha)
Di Singgasananya Raja tertawa
terbahak-bahak, dia mengingat saat dia memanggil Calon Perdana Menteri Yeon
Jung Ro. Raja berkata pada Yeon Jung Ro, “Kau berhasil menjadi Calon Perdana
Menteri,
aku ucapkan selamat! Kudengar
adikmu telah melanggar hukum, mencuri dan merampas rombongan Mohe di
perbatasan, dan mendapatkan kekayaan serta beberapa budak. Keluarga yang
melanggar hukum tidak pantas menjabat sebagai Perdana Menteri. Aku yakin kau
tahu itu.” Yeon Jung Ro langsung ketakutan dibuatnya. (Haaa,,, ternyata Raja
menggunakan trik yang sama dengan Yeon Gaesomun)
Yeon Gaesomun merenung sendirian
di ruang pemilihan. Politiknya kali ini telah kalah, pada akhirnya dia tetap
dikirim ke perbatasan untuk mengawasi pembangungan benteng Cheolli Jeonseong.
Saat akan pergi, dia dikagetkan dengan kemunculan Choong, putra yang
dibuangnya.
Yeon Gaesomun dan Choong akhirnya
berbincang, “Mengapa kau masuk Istana?” Tanya Yeon Gaesomun pada Choong. Dengan
dingin Choong menjawab, “Kenapa kau masuk ke Istana? Aku hanya dalam
perjalanan. Tidak ada alasan aku tidak bisa masuk kemari. Aku akan setia pada
pekerjaanku.” Yeon Gaesomun tahu apa pekerjaan Choong, dia bisa melihat itu
dari seragamnya, dia berkata, “Kau tahu, di dunia ini ada jalan, yang harus kau
lalui, dan yang tidak boleh kau lalui.”
Choong mengerti maksud ayahnya
itu, dengan bekerja sebagai pengawal Putri Moo Young itu artinya dia harus
menentang sang Ayah karena Raja dan Ayahnya tidak berada dalam pihak yang sama,
tapi Choong mengingatkan sang Ayah, “ Bukankah aku tidak berarti apa pun
bagimu?” Yeon Gaesomun tak bisa berkata apapun lagi.
Choong dan Yeon Gaesomun saling
terdiam di dalam ruang pemilihan itu, lalu Moo Young datang ke tempat itu untuk
menemui Choong, namun dia sangat kaget dengan apa yang dilihatnya. Choong
bersama Yeon Gaesomun berada di ruangan yang sama. Apa maksudnya semua ini?
~~bersambung~~
Tulisan yang ditulis Raja Yeong Ryu adalah Dae Goryeo artinya The Great Goryeo, nama Goryeo ini bukan berarti dinasti Gorgureyo dan dinasti Goryeo sama saja,,, setahu aku sih, sejak jaman Jumong, Kerajaan Gorgureyo memang sering disebut Goryeo sebagai nama singkatannya semacam nick name nya^^ dinasti Goryeo yang dipimpin raja Gong Min yang dijadikan latar belakang drama Faith dan The Great Seer merupakan hasil penyatuan tiga kerajaan Gorgureyo, Baekje dan Shilla.
Untuk episode ini aku nggak akan
komentar banyak deh~~ masih setia menanti dialognya Dek Min Hoo yang tidak jua muncul.
Apakah dia hanya akan jadi pemanis dan pelengkap anggota kerajaan saja. Please
give him dialog SWnim~~ sebelum dia tewas di pertengahan cerita, karena aku
yakin dia pasti tidak akan lama bertahan hidup. Poor My Crown Prince.
Secara garis besar, aku suka
penyajian ceritanya, walaupun standar saeguk, tapi disajikan dengan cara yang
tidak biasa. Pas pemilihan perdana menteri beneran dibuat tegang deh, nggak
bisa nebak siapa yang bakal menang. Setelah Yeon Gaesomun yang menang,,,, eh
taunya si perdana mentri nya malah dukung keputusan Raja, bener-bener adu trik
politik deh hehe~~~
Menanti Episode 3 nya^^
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Hahaha,semangat mba irfa...
BalasHapusLee min ho yg jd pangeran ini bkn lee min ho yg main BBF kan? Slm kenal mba irfa.. Sgt suka drama saeguk, lanjut y sinop 3 nya.. Gomawo..! #lina#
BalasHapusgoogling synopsis drama ini, akhirnya berlabuh ke blog. Thanks untuk recapnya Sista!
BalasHapus-anita-