Di Balik Buku Daftar Menu Hee Jin dan Bung Do berbincang.
Hee Jin kaget bagaimana Bung Do bisa
datang kesini, dia bilang dia hanya ingin mengucapkan terimakasihnya pada Hee
Jin, dan Soo Kyung bilang Bung Do dapat melakukannya dengan datang kesini dan
berperan menjadi seorang kekasih yang baik. Hee Jin berkata tingkah Bung Do ini
seperti yang terjadi ratusan kali dalam Komik, secara tiba-tiba Bung Do datang
tanpa di duga. Hal itu benar-benar sesuatu yang “dangkal”. Bung Do bertanya apa
yang dimaksud dengan “dangkal”? Hee Jin tak menjelaskan. Bung Do berkata meskipun
dia tidak tahu bagaimana caranya menjadi seorang kekasih yang baik, tapi dia
akan berusaha. Hee Jin tersipu dan berkata jika Bung Do ingin menjadi kekasih
yang baik, dia bisa meneruskan semua kedangkalannya, karena Hee Jin suka segala
hal yang dangkal.
Dong Min berdehem, mengingatkan Bung Do dan Hee Jin bahwa
mereka harus segera memesan makanan. Terlihat sekali bahwa sebenarnya Dong Min
tak suka acara Rekonsiliasi ini, apalagi harus melihat kemesraan Bung Do dan
Hee Jin dengan kedua matanya.
Saat kembali ke tempat Syuting, Dong Min terlihat sangat
kesal dan meminta Na Jung untuk mentraktirnya minum. Na Jung protes, mengapa
dia yang harus menghibur Dong Min, sementara Dong Min kesal di tempat lain.
Sutradara datang dan bertanya tentang masalah Rekonsoliasi, Dong Min berkata
semuanya baik-baik saja. Saat sutradara akan pergi, Dong Min kembali
memanggilnya dan berkata dia punya ide bagus mengenai dramanya. Dong Min
mengusulkan bagaimana jika mereka meracuni Ratu In Hyun saja sampai mati,
Sutradara bertanya mengapa? sambil melirik Na Jung yang langsung berkomentar
bahwa itu bukan idenya. Dong Min berkata itu murni idenya dan menjelaskan
alasannya ingin mematikan karakter Ratu In Hyun, Karena sebagai Suk Jong dia kesal dan lelah
menghadapi Ratu. Sutradara berkomentar orang yang ingin membunuh mantan
istrinya karena kesal dan lelah bukanlah Raja, tapi seorang Pysco. Dong Min
berkata, bukan kah Suk Jong memang Pysco sejak awal yang terjebak diantara dua
istri? Sutradara tak peduli dan pergi. Dong Min makin kesal dan memaksa Na Jung
membelikannya minum.
Hee Jin datang kembali ke tempat syuting dan meminta maaf
atas keterlambatannya. Sutradara
bersyukur jika masalah antara Hee Jin dan Dong Min telah diselesaikan dengan
baik. Hee Jin mencoba menelpon Soo Kyung tapi tidak di angkat,
Hee Jin cemas apa yang sedang Soo Kyung lakukan bersama Bung Do. Seorang Staf
datang dan memberikan skrip baru karena pemeran Jang Hee Jae mengalami
kecelakaan, namun saat Hee Jin membacanya bukan bagian Jang Hee Jae saja yang
berubah, line miliknya pun berubah banyak. Hee Jin mempertanyakan itu pada
sutradara. Namun sutradara bilang yang berubah hanya bagian Jang Hee Jae saja,
Hee Jin ngotot line miliknya pun berubah, karena merasa sejarahnya tidak sesuai
dengan skrip yang baru ini. Namun Hee Jin teringat tujuan Bung Do datang ke
Seoul alias Han Yang di jaman Joseon, dia menjadi lebih bingung.
Dia mencoba mengecek sejarah melalui Tab milik salah satu
pemain senior yang memuji kerajianannya. Pemain senior itu bilang saat dia
seumur Hee Jin dia pun rajin membaca buku sejarah saat bermain drama saeguk,
dan rajin membaca buku kesehatan saat bermain drama Medical, namun seiringanya
waktu yang paling penting adalah menghapal line milik mereka. Hee Jin tak
mendengarkan dan terus membaca.
Dia sadar sejarah yang ada sekarang sangat berbeda dengan
sejarah yang terakhir kali dia baca. Terutama mengenai nasib Bung Do. Dulu Bung
Do akhirnya meninggal di Jeju setelah diasingkan, kini Bung Do mendapat
perintah kembali bekerja di istana dan nama baiknya dipulihkan, sementara para
menteri yang terlibat konspirasi membunuh Ratu In Hyun akan diasingkan ke Jeju,
termasuk menteri Min Ahm.
Hee Jin sadar, sejarah telah berubah dan mengapa? Sepertinya
itu semua karena Bung Do. Kemudian ponsel Hee Jin berdering dan itu dari Soo
Kyung yang sedang bersama Bung Do. Soo Kyung bertanya mengapa Hee Jin terus
menelponnya? Hee Jin bilang dia penasaran dengan apa yang dilakukan Soo Kyung
dengan Bung Do, padahal Bung Do itu orang sibuk. Hee Jin meminta Soo Kyung
memberikan teleponnya pada Bung Do.
Soo Kyung memberikan ponselnya pada Bung Do yang menatap
benda itu heran, tidak tahu bagaimana cara menggunakannya, namun saat mendengar
suara Hee Jin, Bung Do pun mulai mengerti dan menempelkan Ponsel itu di
telinganya. Hee Jin bertanya apa yang Bung Do lakukan bersama Soo Kyung,
mengenai itu Bung Do bilang Hee Jin tak usah khawatir, karena dia ingin
menanyakan sesuatu pada Soo Kyung dan itu rahasia. Hee Jin kemudian bertanya
tentang masalah orang tak dikenal yang memberikan surat pada Suk Jong sehingga
Ratu In Hyun selamat dari rencana pembunuhan, apakah itu Bung Do? Bung Do
bilang, itu adalah Rahasia juga, tidak boleh ada orang yang tahu tentang
masalah itu. Bung Do harus mengembalikan hidupnya dan nama baik keluarganya. Dia
berusaha untuk tidak mengubah takdir banyak orang.
Hee Jin bertanya mengapa hanya mereka berdua yang
menyadarinya? sementara orang lain menganggap sejarah itu memang begitu sejak
awalnya? Bung Do juga tak mengerti, mungkin ini salah satu alasan pertemuan
mereka. Bung Do lalu membacakan sebuah peribahasa dan membuat Hee Jin bingung.
Saat Hee Jin tak menjawab Bung Do sadar kalau Hee Jin pasti tak mengerti, Hee
Jin jadi kesal dengan tingkah Bung Do yang seolah sengaja mempermainkan dirinya
yang tidak mengerti peribahasa kuno. Bung Do dan Hee Jin pun akhirnya
mengakhiri pembicaraan mereka, setelah Bung Do berkata nanti dia akan menemui
Hee Jin lagi.
Soo Kyung menatap Bung Do dan bertanya mengapa Bung Do tidak
memiliki Ponsel. Dengan mudah Bung Do berkata dia tidak memerlukannya, karena
selain Hee Jin, dia hampir tak mengenal banyak orang yang bisa dia telepon di
Seoul. Soo Kyung bingung bukankah Bung Do tinggal di Bukchon, mengapa bisa Bung
Do tak mengenal orang-orang. Bung Do bilang dia jarang di rumah, Soo Kyung
makin bingung namun Bung Do bilang dia tak punya waktu, dia ingin bertanya
seseuatu pada Soo Kyung.
Soo Kyung mencemooh, lalu Bung Do
mengeluarkan beberapa lembar cek dari saku
kanannya dan dia simpan di atas meja di depan Soo Kyung, dan beberapa
lembar yang lebih banyak lagi dari saku kirinya. Soo Kyung kaget betapa
banyaknya uang yang dimiliki Bung Do, dan satu cek nya bernilai 1 juta Won. Soo
Kyung berkata Bung Do sanagt kasual, bagaimana bisa dia tidak menyimpan uang
sebanyak itu di dalam dompet. Bung Do bingung “dompet?” dia melihat orang
sekitar dan memehami dompet adalah sesuatu yang digunakan untuk menyimpan uang.
Bung Do berkata dia tidak punya waktu untuk membelinya.
Bung Do berkata dia ingin membelikan sesuatu untuk Hee Jin
yang bisa membuatnya bahagia. Bung Do pun bertanya pada Soo Kyung apa itu arti
kata “dangkal”. Hee Jin bilang dia akan bahagia bila Bung Do melakukan sesuatu
yang dangkal untuknya. Soo Kyung heran mengapa Bung Do tak mengerti hal itu.
Bung Do bertanya apakah pertanyaannya aneh? tapi dia benar-benar tidak tahu dan
sangat ingin tahu tentang hal itu. Soo Kyung hanya bisa melongo.
Hee Jin baru saja menyelesaikan syutingnya saat Soo Kyung
datang dan memberikannya isyarat aneh. Saat sutradara berkata mereka akan break
dulu sebelum ke scene selanjutnya, Hee Jin segera menemui Soo Kyung dan
bertanya ada apa.
Soo Kyung masih memberikan isyarat aneh yang membuat Hee Jin
bingung, hingga Soo Kyung mencekik dirinya sendiri. Akhirnya Soo Kyung pun
berkata, dia merasa gila menghabiskan waktunya seharian bersama Bung Do. Dia
dilema antara iri, tanggung jawab sebagai manajer dan sebagainya. Tapi Soo
Kyung akhirnya menyuruh Hee Jin untuk pergi menemui Bung Do, karena kekasihnya
itu sudah menunggunya di luar. Hee Jin girang bukan main.
Bung Do berada di dalam mobil dan melihat Hee Jin telah
menunggunya di lapang parkir. Bung Do melakukan step-step yang di ajarkan Soo
Kyung padanya. mulai dari memasukan kunci hingga menjalankan mobil hingga
berhenti tepat didepan Hee Jin. Bung Do membuka kaca jendela mobilnya dan
memamerkan senyum manisnya pada Hee Jin yang keheranan. Hee Jin kaget saat
melihat Bung Do di dalam mobil. Hee Jin berkata apakah Bung Do sudah gila,
karena dia berani menyetir? Hee Jin menghampiri Mobil tersebut dan berdiri di
sisi pintu mobil. Bung Do berkata, belejar menyetir itu ternyata mudah tak
sesulit seperti belajar berkuda untuk pertama kali. (Lha,, dia emang udah
pinter aja ceritanya,, kalo aku yang belajar mobil,, kayaknya sih bakal lama,,)
Bung Do meneruskan step by step nya kemudian keluar dari
mobil yang merupakan salah satu stepnya.
Dia berdiri di depan Hee Jin dan
memberikan kunci mobilnya ditangan Hee Jin sebagai Step terakhir. Hee Jin
melongo, ia tak mengerti arti semua ini. Bung Do berkata Bung Do memberikan
mobil itu pada Hee Jin sebagai rasa ucapan terimakasih Bung Do pada Hee Jin
atas kebaikannya selama ini. Bukan kah ini mobil yang sangat diinginkan Hee
Jin? setelah Hee Jin menjual mobilnya yang dulu demi bisa hidup cukup?.
Hee Jin bertanya,
dari mana Bung Do mendapatkan mobil itu, apakah mencurinya? Bung Do bilang
bagaimana bisa seperti itu, dia kan bukan pencuri. Hee Jin mengingatkan, lalu
bagaimana dengan pakaian? Bung Do berkata, kalau untuk pakaian dia terpaksa melakukan itu.
(wkwkwkwkwk,,, ada-ada aja nieh Bung Do,,)
Bung Do pun menceritakan bahwa dia mendapatkan uang untuk
membeli mobil dari hasil menjual pedang Ayahnya. Pedang Ayahnya ternyata
dihargai mahal sebagai barang Antik jaman Joseon di jaman ini. Tapi harga mobil
itu pun mahal juga, dari banyaknya uang yang dimilikinya, hanya tersisa satu
lembar setelah membeli mobil itu.
Hee Jin terharu saat tahu Bung Do menjual Pedang ayahnya demi membelikannya mobil. Bung Do berkata menjual pedang ayahnya sama saja dengan melestarikan sejarah, karena nama keluarganya akan tetap dikenang melalui pedang Ayahnya di jaman ini. Bung Do meminta Hee Jin mencoba menaiki mobilnya.
Hee Jin masuk mobil dengan susah payah, karena dia masuk
dengan menggunakan Kostum Ratu In Hyun. Bung Do tertawa melihatnya. Saat Hee
Jin akan menutup pintu, Bung Do mencegahnya, dan merapikan rok Hee Jin dulu
yang masih menjuntai keluar. Bung Do berkata pada Hee Jin. Ratu In Hyun yang
asli, tidak akan kehilangan wibawanya saat dia duduk sekalipun. Hee Jin lalu
berkata, jadi maksud Bung Do, sekarang Bung Do mau bilang Hee Jin tidak sesuai
memerankan Ratu In Hyun? Bung Do tidak ingin memperpanjang masalah dan meminta
Hee Jin mencoba mobilnya saja. Bung Do mengingatkan Hee Jin untuk tidak pergi
jauh-jauh, karena itu yang dikatakan Soo Kyung.
Hee Jin berkata dia akan menunjukkan cara menyetir yang
sebenarnya. Hee Jin mulai menyalakan mesin, dan merasa senang mendengarkan
suara lembut berdesisnya mesin. Hee Jin mulai mejalankan mobilnya dnegan
perasaan senang luar biasa. Dia menjalankan mobil itu dengan berputar-putar di
lapangan parkir sambil memutari Bung Do yang menatapnya dengan wajah penuh
senyum. Lama-lama Hee Jin merasa sedih, apa arti dari hadiah ini? Hee Jin
menghentikan mobilnya di dekat Bung Do dan menunjukkan wajah sedihnya.
Bung Do jadi khawatir, Bung Do berkata dia membelikan mobil
ini untuk membuat Hee Jin senang, tapi tampaknya Hee Jin tak senang. Hee Jin lalu berkata, cerita Bung Do bahwa
dia orang jaman Joseon bohongkan? Sebenarnya Bung Do hanya seorang Playboy yang
berusaha menipunya dengan cerita seperti itu, karena Hee Jin terlihat bodoh dan
mudah di Bohongi, benarkan? Bung Do lalu bertanya, jika pemikiran Hee Jin
benar, apakah Hee Jin akan melaporkannya pada Polisi? Hee Jin berkata tentu
saja, dia akan melaporkan Bung Do ke Polisi, lalu setelah itu dia akan kembali
mencabut Laporannya dan mereka berdua benar-benar bisa mulai Berkencan. Rasanya
cerita itu lebih masuk akal dan dapat diterima otaknya dibanding cerita Bung Do
yang berasal dari Joseon. Hee Jin merasa sangat sulit bertemu dengan orang
seperti Bung Do. Hee Jin khawatir Bung Do akan menghilang begitu saja setelah
memberikan mobil itu. Bung Do langsung berkata, dia memang berbohong untuk
menenangkan Hee Jin, tapi Hee Jin tahu, Bung Do hanya ingin menyenangkannya
saja.
Hee Jin lalu menyuruh Bung Do masuk mobil, karena dia ingin
menunjukkan fungsi mobil selain untuk alat transportasi. Hee Jin mematikan
lampu mobil dan menutup jendela mobilnya. Hee Jin berkata agar Bung Do
memperhatikan dirinya. Hee Jin lalu memberikan kecupan di bibir Bung Do.
Membuat Bung Do kaget dan hanya bisa terkesima. Saat Hee Jin melepaskan
ciumannya, Bung Do hanya bisa bengong tanpa bicara apapun sambil menatap Hee
Jin.
Hee Jin berkata, itulah salah satu kegunaan lain dari mobil,
Bung Do harus mengingat nya dengan baik. Hee Jin mengatakan hal itu sambil
terlihat gugup. Hee Jin semakin salting saat menyadari Bung Do sama sekali tak
bicara setelah dia menciumnya, Hee Jin berkata Bung Do pasti sangat terpesona
pada ciumannya ya? Tidak tahu harus bicara apa lagi, Hee Jin berniat untuk
keluar dari mobil.
Bung Do menariknya hingga wajah mereka berhadapan
sangat dekat. Bung Do pun kemudian menciumnya, pertama sekilas, lalu yang kedua
adalah Long and Deep Kiss.
Seorang staf mencari Hee Jin, saat Hee Jin mendengar namanya
dipanggil, dia melepaskan ciumannya. Bung Do dan Hee Jin tampak sama-sama
gugup. Bung Do berkata, ternyata menjual pedang Ayahnya bukan Sesuatu yang
buruk (Secara dia bisa dapet pelajaran hidup berharga dari Hee Jin tentang
fungsi lain Mobil,, wkwkwkwk). Hee Jin hanya tersenyum mendengar komentarnya.
Bung Do pun menyuruh Hee Jin untuk segera kembali ke Lokasi Syuting.
Hee Jin tak segera kembali, dia bertanya pada Bung Do
apa yang akan dilakukan Bung Do setelah ini. Bung Do bilang dia akan kembali ke
Jeju dan menerima perintah kerajaan untuknya. Setelah itu dia akan kembali ke
Han Yang Lagi, menerima kembali jabatan dan kehormatan keluarganya. Dia akan
kembali masuk istana dan menjalani kehidupannya seperti sebelumnya. Hee Jin
lalu menyela, mengungkit masalah pernikahan. Hee Jin bertanya pasti Bung Do juga
harus menikah bukan, jika dia memutuskan kembali ke istana, bukankah memiliki keluarga
sangat penting di jaman Joseon. Bung Do melihat kecemasan Hee Jin, Bung Do
langsung mengajak Hee Jin untuk bertemu setelah sebulan. Dia membutuhkan waktu
sebulan untuk sampai di Han Yang dari Jeju. Setelah tiba di Han Yang, Bung Do
mengajak Hee Jin untuk bertemu. Hee Jin bertanya bukankah Bung Do sudah tak
memiliki alasan untuk kembali ke Jaman Modern? Tentu saja ada, kata Bung Do,
“Kekasihku ada disini?” Hee Jin bengong. Bung Do berkata dia sudah berjanji
akan menjadi kekasih yang baik bukan? Hee Jin berpikir itu hnaya untuk hari
ini. Bung Do mengingatkan Hee Jin apa yang terkahir ditanyakan Hee Jin padanya
tentang akibat jika mereka menjadi kekasih, sampai sekarang Bung Do belum
mendapatkan jawabannya. Jadi sebelum dia mendapatkan jawaban itu, dia akan
terus menemui Hee Jin, tentu saja jika Hee Jin bersedia.
Pagi hari yang ceria. Hee Jin menggosok giginya dengan
bahagia. Dia pergi membangunkan Soo Kyung yang bertanya apakah Hee Jin tidak
lelah setelah Syuting semalaman. Hee Jin bilang dia tidak bisa tidur dan akan
pergi belanja saja. Soo Kyung lalu bertanya tentang Bung Do, bagaimana bisa
seseorang yang baru naik pesawat pertama kali, tidak punya ID Card, tidak punya
ponsel, tidak tahu cara naik angkutan umum, dan tidak bisa menyetir, tapi,,,,
dalam sakunya dia memiliki banyak cek dengan jumlah uang yang besar? Semua itu
benar-benar sangat aneh. Apa yang sebenarnya dilakukan Kim Bung Do itu? Hee Jin
berkata dia pernah mengatakan sebelumnya kan? Soo Kyung tidak ingat, Hee Jin
kembali berkata bahwa Bung Do adalah orang yang berasal dari 300 tahun yang
lalu, Soo Kyung ingin menagis rasanya mendengar jawaban Hee Jin itu. Hee Jin berkata, itulah kebenarannya, tapi ia tahu bahwa Soo
Kyung tidak akan percaya perkataannya.
Hee Jin pun pergi keluar untuk berbelanja. Saat keluar gedung apartemen dia bertemu petugas keamanan yang memuji aktingnya di drama. Petugas kemanana itu menyarankan Hee jIn untuk pindah rumah, Hee Jin bilang dia tak punya cukup uang. Petugas keamanan pun menyarankan Hee Jin menjual mobilnya dan membeli Apartemen yang lebih bagus. Hee Jin berkata itu bukan mobilnya, seseorang menitipkannya padanya. Hee Jin pamit pada petugas itu dan masuk ke dalam mobilnya dengan riang.
Hee Jin pun pergi keluar untuk berbelanja. Saat keluar gedung apartemen dia bertemu petugas keamanan yang memuji aktingnya di drama. Petugas kemanana itu menyarankan Hee jIn untuk pindah rumah, Hee Jin bilang dia tak punya cukup uang. Petugas keamanan pun menyarankan Hee Jin menjual mobilnya dan membeli Apartemen yang lebih bagus. Hee Jin berkata itu bukan mobilnya, seseorang menitipkannya padanya. Hee Jin pamit pada petugas itu dan masuk ke dalam mobilnya dengan riang.
Hee Jin menjalankan mobilnya, dia memegang bibirnya dan
teringat percakapan terakhirnya dengan Bung Do. Mereka memutuskan untuk bertemu
sebulan lagi, dan Hee Jin ingin mereka melakukan kencan seharian saat mereka
bertemu kelak. Bung Do bertanya apa yang dimaksud dengan “kencan”? Hee Jin
mengeluh, bagaimana bisa dia memiliki hubungan dengan orang yang bahkan tidak
tahu arti kencan? Hee Jin bilang dia akan menjelaskannya nanti saat mereka
bertemu lagi.
Di Jeju, Bung Do berjalan ke tempat dia menyembunyikan
pakaian Joseonnya. Dia menyimpan pakaian modernnya dan kembali memakai pakaian
Joseonnya. Bung Do kembali berjalan ke tempat yang tidak jauh drai tempat
pengasingannya di Jeju. Bung Do mulai membacakan mantra dan dia pun kembali ke
Joseon dalam sekejap. Bung Do tersenyum takjub.
Sayangnya saat dia berjalan, seorang pembunuh bayaran
menyerangnya. Bung Do mencoba melawan, tapi karena dia tak bersenjata, akhirnya
dia tersudut, jimat yang masih pegangnya telepas dari tangannya dan tertebas
oleh pedang sang pembunuh sementara pembunuh tersebut berhasil melukai bahu dada kiri Bung Do. Saat jimat tertebas, Bung
Do merasakan pusing yang luar biasa, seolah dia kehilangan sebagian
kenangannya. Bung Do pun jatuh pingsan.
Yang tersisa diingatan Bung Do adalah saat dia dikejar Ja So
dan hampir di bunuh. Bung Do terbangun ditempat yang tak dikenalnya dan
mendengar seseorang yang membicarakan dirinya yang belum sadarkan diri. Saat
gubernur jeju dan petugas polisi masuk mereka senang Bung Do sudah siuman dan
meminta pengawal memanggilkan tabib. Bung Do bertanya ini dimana? Petugas Polisi
berkata mereka ada di kantor pemerintahan Jeju. Bung Do bingung bagaimana bisa
dia ada di Jeju? Petugas pun menjelaskan bahwa Bung Do diasingkan ke Jeju,
namun sekarang Bung Do terbukti tak bersalah, jadi Raja memerintahkan Bung Do
kembali ke Han Yang.
Han Dong, pelayan Bung Do tergesa masuk ke kamar tempat Bung
Do berada. Dia sangat mencemaskan tuannya. Bung Do bertanya mengapa Han Dong
ada di Jeju? Han Dong bilang tentu saja karena dia mengkahwatirkan Bung Do, dia
dengar Menteri Min Ahm mengirimkan pembunuh bayaran untuk membunuh Bung Do.
Untung saja Petugas keamanan melihat saat Pembunuh bayaran itu mencoba membunuh
Bung Do, sehingga nyawa Bung Do bisa diselamatkan.
Pembunuh bayaran itu, tak lain dan tak bukan adalah anak
buah Ja Soo yang melaporkan bahwa dia gagal membunuh Bung Do karena Pengawal
terlanjur datang. Dia pun menyerahkan jimat yang selalu dibawa Bung Do. Ja Soo
heran melihat jimat itu. Dia membacakan jimat itu, namun ada kata yang hilang
saat jimat itu terbelah jadi dua.
Bung Do tak mengerti pembicaraan Han Dong tentang Menteri
Min Ahm yang ingin membunuhnya. Bung Do pun bertanya pada Han Dong tanggal
berapa sekarang? Han Dong menjawab, sekarang tanggal 30 April. Bung Do kaget,
karena ingatannya hanya berakhir pada tanggal 1 maret saat dia diserang
seseorang di perpustakaan . Kini giliran
Han Dong yang bingung, dia bertanya apa yang tidak bisa diingat Bung Do? Bung
Do menjawab dia tidak bisa mengingat semuanya, kejadian selama dua bulan yang
telah berlalu, sama sekali tidak bisa dia ingat.
episode 9 nya
BalasHapuscepet di post ya :D
ADUHHHHHHHHHhhh
BalasHapustolong donk cepet posting episode sembilannya,,,,penasaran banget nech
ditunggu segera ya kak episode 9nyaa :)
BalasHapuscepetan posting episode 9... penasaran
BalasHapusADUHHHHH........
BalasHapusq lgi gk sbar nih, kak cpet posting episode brikutx..... sya sngat pnasaran bnget nih..... cpet10, ya.... OK,
sy lupa slam knal, jdi sy slam knal ajja dec. nmaq? tuh di atas!!