Di pagi hari yang cerah, Hee Jin memulai harinya dengan
menggosok gigi sambil tersenyum bahagia. Setelah selesai dia menghampiri Soo
Kyung dengan hati riang. Soo Kyung terbangun dan berkata mengapa Hee Jin bangun
pagi sekali. Hee Jin berkata dia tidak bisa tidur semalaman (saking
bahagianya?), dan sekarang dia akan pergi belanja. Soo Kyung berkata mereka
belum selesai bicara. Soo Kyung bertanya siapa itu Kim Bung Doo. “Dia baru
pertama kali naik pesawat, tidak punya ID Card dan tidak tahu bagaimaa
mengendarai mobil. Dia bahkan tidak mempunyai ponsel. Dia tidak tahu cara
membayar transportasi umum. Tapi,,, di dompetnya dia membawa cek senilai
puluhan juta. Bukan kah itu sangat aneh?” Hee Jin hanya senyum-senyum saja
mendengar kebingungan Soo Kyung, dia pun menjawab, “Ya,, Itu memang aneh”.
Soo Kyung berkata pada Hee Jin untuk mengatakan apa
sebenarnya yang Bung Do lakukan dan meminta Hee Jin berhenti untuk berbohong
padanya. Hee Jin berkata bukankah dia sudah pernah mengatakannya pada Soo
Kyung? Bung Do adalah manusia dari 300 tahun yang lalu. Mendengar jawaban Hee
Jin, Soo Kyung langsung menangis, dia tak percaya pada jawaban sahabatnya itu.
Hee Jin meyakinkan bahwa itu semua adalah kebenaran, tapi Soo Kyung tentu saja
tetap tidak percaya. Hee Jin lalu
berkata, “Itu semua Bena, dan Kau masih tak akan percaya” Hee Jin tersenyum dan
pergi.
Hee Jin pun mengenderai mobil pemberian Bung Do untuk pergi
belanja dengan perasaan luar biasa gembira, sesekali dia menyentuh bibirnya dan
teringat perkataan Bung Do padanya, yang mengajaknya bertemu dalam bulan depan,
meskipun menurut Hee Jin Bung DO tak lagi punya alasan unyuk kembali ke jaman
modern, tapi menurut Bung Do, dia masih memiliki alasan, karena kekasihnya ada
disini. Hee Jin benar-benar terlihat sangat gembira dan menikmati perjalannya.
Tiba-tiba saja pandangan Hee Jin mengabur, dia tidak bisa
melihat dengan jelas jalan di depannya, saat itulah Bung Do mulai diserang oleh
pembunuh bayaran di jama Joseon. Pandangan Hee Jin semakin lama semakin kabur,
hingga saatnya Jimat Bung Do terbelah menjadi dua, Hee Jin menyadari dirinya
hampir menabrak mobil yang di depannya, dia pun menghindar membuat dirinya
menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Hee Jin telah mengalami kecelakaan
lalu lintas disaat Bung Do terkapar tak berdaya setelah diserang pembunuh
bayaran dan jimatnya rusak.
Hee Jin terbangun di rumah sakit, saat ada perawat yang
masuk ke kamarnya. Hee Jin mencoba bangun dari tempat tidurya, perawat
menyarankannya untuk tetap berbaring dan beristirahat. Hee Jin memastikan
apakah dirinya kecelakaan mobi? Perawat membenarkan dan berkata Hee Jin harus
istirahat beberapa hari di rumah sakit. Hee jin bilang dia tidak bisa karena
dia ada syuting. Perawat berkata dia ijin untuk syuting untuk memulihkan
keadaannya. Hee Jin bertanya tentang Soo Kyung, perawat berkata, manajer Hee
Jin sedang mengurusi administrasinya dan meminta Hee Jin kembali eristirahat
karena dokter akan segera menemuinya.
Hee Jin merasa kepala pusing, namun ada yang harus dia
ketahui dengan segera. Dia pun melihat dompetnya yang ada di meja, dia
mengambil ponsel dari dalam dompetnya dan menelpon Soo Kyung. Soo kyung
menjawab teleponnya dnegan semangat menanyakan keadaan Hee Jin apakah Hee Jin
baik-baik saja. Hee Jin berkata dia tidak apa-apa dan bertanya bagaimana
keadaan mobilnya, Soo Kyung bertanya apa itu yang penting sekarang? Hee Jin
bersikeras untuk mengetahui keadaan mobilnya, Soo Kyung akhirnya mengatakan
jika mobilnya sedang diperbaiki di bengkel.
Hee Jin pun menjelaskan penyebabnya mengalami kecelakaan
karena dirinya tidak bisa melihat jelas, Soo Kyung bilang mungkin karena Hee
Jin mengantuk. Soo Kyung menyarankan agar Hee Jin mengambil kesempatan ini
untuk beristirahat penuh, tapi Hee Jin merasa tidak enak karena dia harus
meninggalkan syuting lagi gara-gara masuk rumah sakit, padahal kecelakaan ini
adalah kesalahan dirinya yang tak hati-hati. Lagi? Tanya Soo Kyung yang
kebingungan kapan Hee Jin masuk rumah sakit. Hee Jin jadi bingung karena
seingatnya dia pernah masuk rumah sakit karena pingsan saat melihat mayat yang
dibunuh Bung Do menghilang, tapi Soo Kyung bilang ini pertama kalinya Hee Jin
masuk rumah sakit. Saat Hee Jin merasa bersalah karena telah banyak membuat
masalah mengenai insiden di pesawatpun Soo Kyung kebingungan apa yang yang
dibicarakan Hee Jin, karena menurut Soo Kyung Hee Jin tak pernah melakukan
masalah seperti itu. Hee Jin takut dirinya dipecat sebagai Queen In Hyun jika
terus menimbulkan masalah, Soo Kyung bingung, Hee Jin pun bingung menghadapai
kebingungan Soo Kyung. Sayangnya Soo Kyung harus menutup teleponnya, karena
sudah gilirannya menyelesaikan administrasi.
Setelah menutup telepon nya dan merasa Soo Kyung lebih aneh
dibanding dirinya, Hee Jin kedatangan tamu. Dia adalah Chun Soo, manajer Han
Dong Min, Hee Jin bingung mengapa dia ada disini, dan merasa lebih bingung lagi
saat Dong Min masuk ke kamarnya. Han Dong Min menatapnya dengan khawatir, saat
Hee Jin terbangun dari tempat tidurnya dan berdiri, Dong Min langsung
menghampirinya dan memeluknya sambil berkata mengapa Hee Jin begitu bedoh
karena membuatnya sangat khawatir seperti ini.
Hee Jin kaget dan mendorong Dong Min, dia langsung menampar
Dong Min karena telah berani memeluknya. Hee Jin langsung berceloteh tentang
bagaimana orang-orang akan salah paham jika Han Dong Min bersikap seperti ini
padanya. Bukankah mereka sudah melakukan rekonsiliasi, Hee Jin mengingatkan
bahwa sekarang dirinya sudah memiliki kekasih. Han Dong Min merasa aneh dengan
sikap Hee Jin dan menatap Chun Soo.
Dong Min bertanya, “Kau sudah memiliki kekasih?” Hee Jin
berkata, “Mengapa kau bertanya? Kau sudah bertemu dengannya” Dong Min makin
terlihat bingung, “Aku sudah bertemu dengan kekasihmu? Aku?” kata Dong Min kebingungan, Hee Jin bertanya
pada managernyanya ada apa sebenarnya dengan Dong Min? Chun Soo pun telihat
bingung dan menatap Dong Min yang mengisyaratkan sepertinya ada yang salah
dengan kepala Hee Jin. Setelah menyimpan barang bawaannya, Chun Soo pamit
keluar. Sementara Dong Min menyuruh Hee Jin untuk beristirahat.
Chun Soo segera meminta suster memanggil dokter yang
menangani Hee Jin karena Hee Jin bersikap sangat aneh.
Sementara itu di dalam
kamar Hee Jin, Dong Min menyuruh Hee Jin untuk istirahat sambit menyentuh
lengannya. Hee Jin tak suka dan memberontak hingga dia terjatuh sambil duduk di
ranjang rumah sakitnya. Dong Min pun berkata dia tidak akan menyentuh Hee Jin
lagi dn meminta Hee Jin untuk beristirahat. Hee Jin pun menyamankan dirinya di
tempat tidur, sementara Dong Min duduk disamping tempat tidurnya dan bertanya
apakah Hee Jin tidak sakit kepala? Hee Jin bilang dia baik-baik saja.
Hee Jin berkata pada Dong Min, dia merasa bersyukur Dong Min
menengoknya, tapi dia tak ingin orang-orang berpikir yang tidak-tidak. Sangat
sulit mengatasi gossip skandal antara mereka dan Hee Jin takut itu akan
berpengaruh pada drama mereka. Dong Min bingung, “Skandal? Skandal apa?” Hee
Jin menjelaskan tentus saja skandal cinta segitiga antara mereka, bagi Hee Jin
bukan masalah besar, tapi Hee Jin khawatir pada Dong Min yang seorang Hallyu
Star. Orang-orang pasti akan memandang rendah padanya karena Dong Min mengejar
orang yang ia kira seorang Stalker yang menguntit seorang Aktris.
Dong Min terlihat semakin bingung, namun dia penasaran
tentang kekasih yang dibicarakan Hee Jin. Dong Min bertanya siapakah nama
kekasih Hee Jin itu, Hee Jin menjawab dengan bangga, “Kim Bung Do” Dong Min
kembali bertanya apa yang dilakukan Kim Bung Do? Hee Jin merasa tak nyeman
dengan pertanyaan itu, dia menjawab bahwa Bung Do adalah seorang Sarjana,
mengapa Dong Min terus bertanya padahal Dong Min sudah tahu hal itu. “Ah,,,
Iyaa,,, jadi kekasihmu itu namanya Kim Bung Do dan seorang Sarjana,, aku tahu
itu,,,” Namun wajah Dong Min masih terlihat kebingungan.
Saat Dokter yang menangani Hee Jin datang, Dong Min segera
menyeret dokter tersebut keluar.
Sementara Hee Jin merasa aneh dengan tingkah
Dong Min. Hee Jin mengambil ponselnya dan melihat panggilan keluar, mungkin
berniat menelpon Soo Kyung, namun Hee Jin kaget saat melihat sebuah nama
“Lelakiku” Hee Jin bingung nomor siapa itu, maka Hee Jin pun memanggilnya. Tak
lama, Han Dong Min masuk dan bertanya ada apa? Hee Jin makin bingung, Dong Min
menunjukkan ponselnya dimana terdapat foto Hee Jin di layar ponselnya yang
menandakan Hee Jin melakukan panggilan pada ponsel Dong Min. Hee Jin makin tak
mengerti, dia pun menatap ponselnya dan dia melihat wajah Dong Min, pemilik
nomor dengan nama “Lelakiku”. Hee Jin segera mematikan ponselnya karena dia
merasa sangat bingung. Dong Min pamit keluar lagi, kerena urusannya di luar
belum selesai.
Hee Jin kesal dan berkata, “Siapa yang melakukan lelucon
ini?” Hee Jin berpikir, bagaimana bisa Han Dong Min menjadi Lelakinya,, Tapi
tunggu dulu,,, Hee Jin tiba-tiba teringat sesuatu.
Hee Jin penasaran Dong Min mengubahnya menjadi apa, saat melihatnya Hee Jin tertawa dan berkata Dong Min itu sangat “Childish”. Dengan bangganya Dong Min berkata bahwa “Childish” adalah salah satu pesonanya. Hee Jin tertawa dan berkata akan mengubahnya kembali, Dong Min melarangnya dan berkata jika Hee Jin merani mengubahnya maka hubungan antara dia dan Hee Jin berakhir.
Dong Min menyodorkan kepalan tangannya, Hee Jin menyentuh
kepalan tangan Dong Min dengan jarinya, lalu Dong Min pun berkata, “I Love You
Baby” seolah dia adalah boneka yang bersuara saat disentuh. Hee Jin tertawa
melihat tingkah Dong Min, mereka pun tertawa bersama layaknya sepasang kekasih
yang sedang bercanda.
Hee Jin semakin bingung dengan sekelebat ingatan itu, Apa
sebenarnya maksud semua ini??
Dong Min dan managernya sedang berbicara dengan dokter.
Managernya menanyakan keadaan Hee Jin pada Dokter. Dokter menjelaskan tidak ada
yang aneh dengan hasil pemerikasaan Hee Jin, gejala yang ditunjukkannya saat
ini mungkin hanya bersifat sementara. Dan kalaupun itu masih berlanjut berarti
Hee Jin harus menemui seorang Ahli Jiwa. Dong Min terlihat khawatir mendengar
hal itu, Managernya berkomentar, keadaan Hee Jin sungguh membuat khawatir.
Dong Min masuk ke dalam kamar Hee Jin dan bertanya ada apa
tadi Hee Jin menelpon? Hee Jin yang masih kebingungan pun lalu berdiri dan
Beniat pergi, dia berkata dia butuh waktu. Dong Min meminta Hee Jin menjelaskan
apa maksud Hee Jin sambil menyentuh tangannya. Hee Jin refleks berteriak pada
Dong Min untuk tidak menyentuhnya. Hee Jin pun menuju pintu keluar, namun Chun
Soo masuk, Hee Jin merasa dia tidak bisa keluar dengan mudah, belum lagi tak
lama kemudian dokternya pun masuk, Hee Jin segera pergi ke Toilet dan mengunci
diri di dalam Toilet untuk menjernihkan pikirannya yang terasa kacau.
Dong Min, Chun Soo dan Dokter membujuk Hee Jin membuka
pintu, tapi Hee Jin tak menggubris dan berkata dia sangat bingung, dia butuh
waktu 5 menit untuk berpikir sendirian. Dokter memaksa Hee Jin membuka pintu,
namun Hee Jin hanya bisa menangis dia benar-benar tak mengerti bagaimana bisa
semuanya menjadi seperti ini.
Hee Jin bingung dan melihat panggilan keluarnya dimana nama
“Lelakiku” sangat banyak tercatat di panggilan keluarnya. Hee Jin bertanya pada
dirinya sendiri bagaimana mungkin dia bisa memanggil Dong Min sesering ini?
Tapi,,, ingatan lain kembali muncul di pikirannya,,
Soo Kyung baru selesai mandi dan akan beranjak tidur, dia
melihat Hee Jin sedang menelpon Dong Min, Soo Kyung berkata bagaimana mungkin
mereka masih begitu sering saling menelpon [adahal mereka setiap hari bertemu
di tempat Syuting. Soo Kyung bertanya apa lagi yang sedang mereka bicarakan?
Hee Jin berkomentar, bahwa mereka bisa membicarakn banyak hal, apa Soo Kyung
tidak tahu? Soo Kyung tidak tahan dengan kelakuan Hee Jin dan memilih segera
tidur.
Hee Jin segera mencari berita di Internet, dan puluhan
foto mereka berdua tersebar di Internet, Hee Jin kembali mengingat sesuatu.
Dong Min dan dirinya keluar dari sebuah toko, Hee Jin mencoba menyembunyikan
diri dengan kaca mata hitamnya. Dong Min melepas kacamata Hee Jin dan mengakui
Hee Jin sebagai sepasang kekasih di depan public dan mengenalnya sebagai Choi
Hee Jin.
Hee Jin semakin bingung dengan ingatan itu,, dia berkata
pada dirinya, dia harusnya tidak memiliki kenangan seperi itu, mengapa dia
mengingatnya? Hee Jin bingung tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia hanya
bisa menangis. Lalu Hee Jin teringat pada Bung Do, dia pun mencari tentang Kim
Bung Do di Internet, namun dia tak menemukan apapun,, padahal sebelumnya foto
dirinya dan Bung Do dipesawat banyak tersebar di Internet, sekarang satu pun
tak ada. Ini membuat Hee Jin makin frustasi.
“Choi Hee Jin” Suara Soo Kyung memanggilnya dari luar. Hee
Jin bertanya apakah itu Soo Kyung? Hee Jin meminta Soo Kyung mengusir semua
orang dari kamarnya. Soo Kyung pun meminta Dong Min dan Chun Soo pergi dulu,
dia akan mencoba menenangkan Hee Jin dan mencari tahu apa yang terjadi pada Hee
Jin. Dong Min terlihat kesal dengan tingkah aneh Hee Jin, dan yang paling
membuatnya marah adalah nama Kim Bung Do yang terlontar dari mulut Hee Jin.
Lelaki yang diakuinya sebagai kekasihnya oleh Hee Jin, Dong Min bertanya apakah
Soo Kyung pernah mendengar nama Bung Do sebelumnya? Soo Kyung menggeleng dan
berkata dia baru pertama kali mendengarnya.
Dengan berat hati, akhirnya Dong Min dan Chun Soo pun pergi
dari kamar Hee Jin. Soo Kyung berkata pada Hee Jin jika semua orang telah
keluar dan ia meminta Hee Jin untuk membuka kan pintu. Hee Jin pun membuka
kuncinya dan membiarkan Soo Kyung masuk. Saat Soo Kyung masuk Hee Jin sedang
duduk ditas toilet dan menangis, serta banyak tissue yang melekat disekitar
matanya, sepertinya dia gunakan untu menghapus air matanya yang masih juga
mengalir.
Soo kyung mendekat dan bertanya ada apa dengan Hee Jin? Hee
Jin bertanya apakah dia dan Dong Min benar-benar berkencan? Karena banyak
sekali foto dirinya dan Dong Min di Internet. Soo Kyung bingung mengapa Hee Jin
bertanya seperti itu, apa Hee Jin benar-benar tidak tahu? Jadi jika banyak
fotonya dan Dong Min di Internet itu tidak aneh. Hee Jin kemudian bertanya
tentang Bung Do pada Soo Kyung, “Kim Bung Do, apakah kau tidak mengenalnya?”
Soo Kyung bilang dia tidak tahu siapa itu Kim Bung Do. Hee Jin sedih,, padahal
mereka bertiga pernah bertemu di pulau Jeju dan juga di perpustakaan. Awalnya
Soo Kyung tak menyukai Bung Do, namun
lama-lama Soo Kyung bisa dekat dan bersikap hangat pada Bung Do. Soo Kyung
bahkan mengajarinya menyetir dan membeli mobil bersama.
Soo Kyung bingung dengan ucapan Hee Jin tentang membeli
mobil. Hee Jin pun menjelaskan mereka membeli mobil yang dihadiahkan Bung Do
padanya. Soo Kyung bertanya, maksudnya mobil Hee Jin? bukankah mobil itu dia
beli sendiri dari hasil uang pembayaran saat Hee Jin membintangi sebuah CF? Hee
Jin dan Soo Kyung membelinya bersama apakah Hee Jin lupa? Hee Jin terdiam,, dan
sepertinya sekelebat ingatan lagi muncul dipikirannya. Hee Jin pun berkata, dia
mengingatnya. Soo Kyug merasa lega karena Hee Jin mengingatnya.
Hee Jin kembali mengingat saat Bung Do memberikan kunci
mobil padanya, juga saat Bung Do berkata bahwa dia akan kembali karena
Kekasihnya ad disini dan dia ingin tetap bertemu dengan Hee Jin sampai dia tahu
apa akibat dari peretemuannya dengan Hee Jin.
Hee Jin kembali berkata pada Soo Kyung, “Tapi,,, Kim Bung Do
memberikan mobil itu padaku” Soo Kyung kembali bingung dan bertanya siapa itu
Kim Bung Do. Hee Jin juga bingung mengapa semua orang tak mengingat Bung Do
padahal Soo Kyung, Dong Min dan semua orang di pesawat sudah melihatnya.
Seluruh negri sudah tahu jika Kim Bung Do adalah kekasih Choi Hee Jin. Tapi
mengapa sekarang tak ada satu orang pun yang mengingat Kim Bung Do. Kemarin
banyak sekali foto dirinya dengan Bung Do di Internet, tapi sekarang semuanya
menghilang tak ada satu foto pun. Hee Jin menangis menyadari hal itu, menyadari
tak ada seorang pun yang mengingat pria yang dicintainya.
Soo Kyung bertanya, apakah semua yang diingat Hee Jin
tentang pria bernama Kim Bung Do bukan sebuah mimpi? Hee Jin pasti kebingungan
membedakan kenyataan dan mimpi saat dia tidur yang masih diingatnya. Hee Jin
bingung, karena dia merasa itu bukan mimpi, semua perkataan Bung Do, semua
percakapan mereka, juga perasaannya terjadap Bung Do, semuanya terasa nyata,
sama sekali tak terasa sebagai mimpi. Apalagi semua itu terjadi bukan hanya
satu atau dua hari, tapi satu Bulan, bagaimana sebuah mimpi terasa begitu
Nyata?
Soo Kyung berkata, Hee Jin sudah tidur seharian, jadi dia
pasti mengalami mimpi yang sangat panjang dalam tidurnya. Soo Kyung merasa lega
karena Hee Jin tidak amnesia, banyak orang mengkhawatirkan dirinya. Han Dong
Min bahkan sudah merasa putus asa. Soo Kyung meyakinkan Hee Jin bahwa semua
ingatannya tentang Kim Bung Do hanya mimpi, semuanya hanya mimpi. Tapi
sepertinya Hee Jin tak merasa begitu, benarkah semuanya hanya mimpi??
Di Jaman Joseon, Ja Soo melapor keadaan Kim Bung Do pada
Mentri Min Ahm yang kini ada di penjara. Dia bercerita bahwa Kim Bung Do memang
pernah menghilang dari Pulau Jeju tepat di hari Kim Bung Do menemui mentri Min
Ahm di rumahnya, namun setelah 3 hari dari pertemuannya dnegan menteri Mib Ahm,
Kim Bung Do sudah kembali ke pulau Jeju. Mentri Min Ahm heran bagaimana Kim
Bung Do bisa sampai lagi di Jeju hanya dalam waktu 3 hari setelah bertemu
dengannya.
Ja Soo melaporkan pada mentri Min Ahm bahwa Kim Bung Do kini
hilang ingatan. Dia tidak memiliki ingatan apa yang terjadi selama dua bulan
terakhir. Mentri Min Ahm bertanya apa Bung Do tidak berpura-pura? Ja Soo juga
curiga karena itu dia mengikuti Bung Do di perjalanan dari Jeju menuju Han Yang.
Percakapan Bung Do dan Han Dong yang dicuri dengar Ja Soo
Bung Do: “Aku bisa menempuh perjalanan ke 8 wilayah berbeda
dalam sehari? Dengan kemampuan ini, aku bisa menguasai dunia. Tapi kenapa aku
seorang Petugas biasa di Kantor Penasehat Khusus?”
Han Dong: “Tuan, aku
bukan satu-satunya orang yang melihatnya. Kau bisa bertanya pada Yun Wol, tuan.
Mungkin kau akan percaya pada kata-katanya.”
Han Dong teringat sesuatu, dan segera berseru,,
Han Dong: “Jimat! Apa kau tahu apa yang bisa dilakukan dengan
jimat itu, tuan?”
Bung Do: “Jimat?”
Bung Do teringat saat Yun Wol memberikan sebuah jimat
padanya
Bung Do: “Apa maksudmu tentang jimat yang Yun Wol berikan
padaku?”
Han Dong: “Iya, tuan. Kau membawa jimat itu setiap kali kau
menghilang. Kau bahkan memberitahuku, "Tidak
ada yang lebih luar biasa dari ini."
Bung Do: “Dimana jimat itu sekarang?”
Han Dong: “Aku tidak memilikinya, tuan. Bagaimana aku bisa tahu
dimana jimat itu? Aigoo, aku tidak melihatnya ketika mengemas barang-barangmu,
tuan.”
Bung Do: “Jimat..”
Setelah mendengar percakapan Bung Do dan pelayannya Ja Soo
yakin Kim Bung Do benar-benar hilang ingatan, dan dia yakin semua itu ada
hubungannya dengan jimat yang dimiliki Bung Do yang telah rusak dan kini ada
ditangan Ja Soo. Mentri Min Ahm jadi penasaran, namun Ja Soo berkata mereka tidak
bisa mengetahuinya lebih lanjut karena bUng Do dibawah penjagaan ketat pengawal
kerajaan atas perintah raja, akan sulit sekali untuk mendekatinya. Mentri Min
Ahm kesal karena dia tidak tahu sampai kapan Raja akan membiarkanya hidup, dia
harus tahu mengapa Bung Do bisa datang dan pergi dengan mudah ke Han Yang dari
pulau Jeju.
Kembali ke jaman modern. Sebulan berlalu setelah Insiden
kecelakaan yang dialami Hee Jin. Soo Kyung menerima telepon dari Dong Min yang
menanyakan keberadaan Hee Jin. Soo Kyung bilang Hee Jin sedang menemui dokter
ahli jiwa di rumah sakit. Dong Min bertanya apakah Hee Jin belum sembuh juga?
Soo Kyung berkata mungkin hari ini adalah sesi terakhirnya menemui dokter.
Dong Min menutup telepon dan merasa kesal karena dia harus
bersaing dengan pria dalam mimpi. Gara-gara pria dalam mimpi Hee Jin yang
bernama Kim Bung Do itu, Hee Jin tidak bisa menerimanya sebagai kekasih, sampai
kapan dia harus memberi Hee Jin waktu? Dong Min sangat penasaran dengan sosok
Bung Do, sayang nya dia tidak bisa masuk ke dalam pikiran Hee Jin untuk
menemuinya dan memberinya pelajaran. Chun Soo menyarankan agar Dong Min
menunggu untuk sementara waktu.
Di rumah sakit, Hee Jin sedang berkonsultasi dengan dokter
Ahli jiwanya. Dokter melihat catatan memori yang ditulis Hee Jin. Dokter
bertanya apakah kini Hee Jin sudah bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan?
Hee Jin menjawab belum sepenuhnya.
Kebingungan Hee Jin dimulai saat konferensi Pers Drama Lady
Jang. Dalam ingatan pertamanya, dia bertemu dengan Kim Bung Do dan dibawa
kerumah sakit karena kaget. Namun dalam ingatan barunya, konferensi Per situ
berjalan dengan sangat baik. Han Dong Min sangat menunjukkan rasa tertariknya
pada Hee Jin dengan jelas. Tak lama setelah syuting Dong Min memohon pada Hee
Jin agar menerimanya kembali sehingga mereka bisa memulai dari awal dan kembali
bersama. Karena saat itu Han Dong Min sangat bersikeras, Hee Jin pun
menerimanya. Selama drama Lady Jang tayang, Hee Jin mendapat pekerjaan
membintangi sebuah CF dan membeli mobilnya dari pembayaran CF tersebut. Hee Jin
ingat dia membeli mobilnya bersama Soo Kyung, mobilnya sama sekali bukan
pemberian dari Kim Bung Do. Selama berkencan dengannya, Dong Min menunjukkan
perhatian yang 10 kali lebih baik dari saat pertama kali mereka berkencan dulu.
Itulah kenyataanya, begitu kata Hee Jin. Dokter berkomentar, iya itulah
kenyataannya, kenyataan yang membuat semua wanita di Korea Iri pada Hee Jin.
Tapi Hee Jin masih menyangsikan kenyataan itu, meskipun
semua kenyataan itu terasa nyata, namun ingatan tentang Kim Bung Do terasa
lebih jelas baginya. Hee Jin bisa mengingat semua perkataan yang dikatakan Bung
Do juga perasaan saat dia sedang bersama Bung Do. Jika itu hanya sebuah mimpi,
mengapa semuanya terasa sangat nyata. Dokter berkomentar, Hee Jin terlahir
untuk bergelut didunia peran, Hee Jin terlalu menghayati perannya di jaman
Joseon, sehingga Hee Jin merasa hal-hal yang berbau Joseon lebih dekat
dengannta dibanding dengan hal-hal dari dunia nyata. Hal tersebut adalah
fenomena yang sering terjadi pada para aktor. Apakah benar Hee Jin telah
mendalami perannya sejauh itu? Perannya sebagai Ratu In Hyun? Jika begitu
berarti Hee Jin adalah aktris yang hebat, begitu kata Hee Jin pada dokter.
Dokter berkata, karena Hee Jin sudah bisa membedakan mimpi dan
kenyataan, maka tidak perlu lagi ada yang dikhawatirkan. Dokter meyarankan agar
Hee Jin jangan terlalu lelah dalam bekerja, dan sering-seringlah menemui teman
dan keluarganya agar Hee Jin bisa memberi jarak antara kehidupan nyata dan
peran itu.
Hee Jin pun mait keluar. Namun saat berjalan keluar dari ruangan
dokter, Hee Jin teringat sesuatu, dia masuk lagi dan menanyakan sesuatu. Hee Jin berkata pada dokter, sebenarnya dia dan pria dalam
mimpinya itu berjanji bertemu setelah satu bulan, dan hari itu adalah hari ini
jam 2 siang. Hee Jin meminta pendapat dokter, apakah jika Hee Jin memutuskan
menemuinya dia harus kembali melakukan sesi konsultasi lagi dengan dokter.
Dokter menyarankan agar Hee Jin pergi ke tempat janjian itu dan lihatlah apakah
pria itu akan datang atau tidak? Itu akan membantu Hee Jin meyakinkan bahwa
pria dalam ingatannya hanyalah mimpi.
Hee Jin pun bertanaya apakah Dokter menyuruhnya pergi karena
sangat yakin pria itu tidak akan datang? Dokter berkata bukankah itu hanya
mimpi? Tapi Hee Jin merasa yakin pria itu akan muncul. Dokter kembali
menyarankan agar Hee Jin pergi ke tempat janjian mereka dan lihatlah
kenyatannya. Hee Jin berkata dia tidak akan datang, karena sebenarnya dia tidak
ada waktu.
Di Jaman Joseon, Kim Bung Do telah sampai di Han Yang. Han
Dong mengingatkan Bung Do untuk merahasiakan rambutnya yang dipotong dari semua
orang, karena jika itu tersebar akan muncul rumor macam-macam yang akan
mencoreng nama baik keluarga Bangsawan. Bung Do terkesan tak peduli, namun Han
Dong bersikeras untuk merahasiakannya.
Bung Do sampai di kamarnya dengan perasaan nyaman. Dia heran
melihat Pedang Ayahnya tak ada ditempatnya. Seorang pelayan masuk bertany
apakah dia harus meyiapkan air mandi untuk Bung Do. Bung Do berkata dia akan
membersihkan diri dan meminta pelayannya untuk menyiapkan pakaian dan topinya
karena dia akan pergi ke istana. Sebelum pelayannya pergi, Bung Do bertanya
mengapa pedang ayahnya tak ada? Pelayannya berkata dia menyimpannya dalam
lemari yang terkunci. Sebulan yang lalu Pedang itu menghilang tiba-tiba, mereka
berpikir pedang itu telah dicuri, tapi tak lama kemudian pedang itu muncul lagi
ditempatnya. Bung Do bertanya, maksudnya pedang itu diambil seseorang dan
dikembalikan lagi ke tempatnya? Pelayannya juga tidak terlalu mengerti. Bung Do
jadi heran dengan kisah pedang itu,,, (Tak ingat dia,, kalo dirinya sendiri
yang ngambil dan menjualnya untuk membelikan mobil buat sang kekasih,, kesian
banget nih Bung Do)
Di Jaman Modern. Hee Jin sedang mengendarai mobilnya sambil
memikirkan perkataan Bung Do saat dia mengometari tindakannya terhadap apa yang
terjadi pada Mentri Min Ahm. Saat itu Bung Do berkata, “Rasanya seperti Manusia
yang mengajukan dan Tuhan yang menentukan” Hee Jin mengulang perkataan itu dan
berpikir, bagaimana bisa pria dalam mimpinya itu bisa lebih pintar darinya. Hee
Jin pun kembali mengingat ajakan Bung Do untuk bertemu sebulan lagi karena dia
masih ingin menemui Hee Jin sebagai kekasihnya, hingga dia mengetahui apa
sebenarnya takdir antara dirinya dan Hee Jin.
Saat di lampu merah, Hee Jin menjadi sangat gelisah dan
kembali memutar balik mobilnya menuju taman tempat dia Bung Do berjanji. Taman
dengan box telepon Umum merah, tempat pertama kali Hee Jin dan Bung Do berjanji
bertemu saat Hee Jin akan mengantar Bung Do keperpustakaan. Hee Jin berdiri di
taman itu menanti kedatang Bung Do
Sementara itu, di jaman Joseon, Bung Do sedang menatap
hujan, saat Yun Wol datang membawa pakaiannya. Yun Wol minta maaf karena hujan
pakaiana Bung Do sedikit menjadi lembab, Bung Do tak mempermalasahkannya dan
bertanya mengapa Yun Wol berpakaian seperti itu? (pakaian budak wanita). Yun
Wol berkata dia tidak bisa kembali menjadi Gisaeng dan dia berharap Bung Do
mengijinkannya tinggal di rumah Bung Do untuk menjadi budak wanita lagi. Bung
Do berkata, bukankah Yun Wol sudah bermain gayageum sejak kecil, jika Yun Wol
masih ingin menjadi Gisaeng, YUn Wol tak perlu tinggal di rumah ini. Namun jika
Yun Wol sudah tak ingin jadi Gisaeng lagi, Bung Do akan mengijinkan Yun Wol
tinggal di rumah ini, tapi tidak untuk menjadi Budak wanita. Bukankah Yun Wol
adalah Gisaeng yang memiliki reputasi tinggi di Han Yang?
Yun Wol kaget dan bertanya, “Apa maksudmu kau akan
menjadikan aku istrimu?” Bung Do berkata dianta semua solusi yang ada itu bisa
jadi salah satunya. Bung Do ingin membalas budi untuk semua kebaiakan Yun Wol
padanya selama ini, dia berharap bisa melindungi hidup Yun Wol di selama sisa
hidupnya. Tapi Yun Wol tak senang, dia tak ingin Bung Do menjadikannya istri
hanya karena ingin membalas jasanya selama ini, dia berharap Bung Do bisa
membawanya ke dunia yang tidak memandang rendah dirinya yang hanya seorang
Gisaeng, bukahkah ada dunia seperti itu. Yun Wol mengerti Bung Do sudah
menganggapnya seperti keluarga, namun untuk menjadi istrinya, itu tak pernah
terlintas dibenaknya, jika dia menginginkannya dia tidak akan pernah jadi
Gisaeng.
Bung Do bertanya apaka dia sudah melukai harga diri Yun Wol?
Yun Wol bilang tidak seperti itu. Namun BunG Do tetap meminta maaf, meminta
maaf pada Yun Wol karena tidak bisa membawanya ke dunia yang diinginkan Yun
Wol, karena dia telah hilang ingatan. Jika benar ada dunia seperti itu, dia
ingin sekali membawa Yun Wol kesana. Yun Wol bertanya, apakah Bung Do belum
bertemu lagi dengan wanita itu? Wanita yang ada di dunia itu, yang budinya
harus Bung Do balas. Wanita itulah alasan Bung Do kembali ke dunia itu.
Wanita yang dimaksud Yun Wol tentu saja Hee Jin yang sedang
menanti kedatangan Bung Do dengan putus asa, saat ada yang menyapanya dari
belakang, Hee Jin sudah kegirangan. Namun saat berbalik dia harus kecewa,
karena yang menyapanya adalah seorang pengendara sepeda yang bertanya apakah
dirinya Aktris Choi Hee Jin. Hee Jin menyangkalnya dan berkata sudah banyak
orang yang mengatakan bahwa dirinya sangat mirip dengan Choi Hee Jin.
Tak lama
Hujan pun turun,, Hee Jin berniat kembali ke mobil, namun saat melihat jam, dia
baru menunggu 30 menit. Hee Jin masih berharap Bung Do akan datang, dia pun
menunggu di dalam box telepon umum merah.
Di jaman Joseon, Bung Do memikirkan perkataan
Yun Wol tentang wanita yang budinya harus dia balas. Han Dong datang menerjang
hujan dan bertanya ada apa Bung Do memanggilnya? Bung Do meminta Han Dong
mencari jimatnya, jimat yang diberikan Yun Wol padanya. Bung Do telah mengirim
surat pada gubenrnur Jeju untuk mencari jimat itu di Jeju dan mengirimkannya
jika menemukannya. Jadi Bung Do meminta Han Dong untuk mencarinya disekitar
tempat kediamannya.
Bung Do lalu bertanya pada Han Dong apakah dia pernah
mengatakan tentang seorang Wanita? Han Donag tak mengerti, wanita siapa? Bung
Do berkata Wanita yang pernah membantunya di masa lalu. Han Dong bilang tidak
pernah, namun kemudian dia menjadi panik dan berkata, “Apakah kau
menyembunyikan wanita di suatu tempat Tuan, karena itu;ah Yun Wol menangis?”
Bung Do kaget mendengar Yun Wol menangis. Han Dong berkata dia melihat Yun Wol
menangis, meski Yun Wol bersikeras itu adalah tetesan air hujan, tapi ia tahu
itu adalah air mata, sekali lagi Han Dong memastikan apakah Bung Do benar-benar
tidak menyembunyikan seorang wanita di suatu tempat. Bung Do bilang buan
seperti itu dan berkata, “Mungkin aku sudah melakukan sesuatu yang absurd”. Han
Dong bertanya, apa yang dimaksud denga Absurd? Han Dong baru pertama kali
mendengar istilah seperti itu, Bung Do pun bingung sendiri, dia juga tidak tahu
apa arti dari kata yang diucapkannya itu. Bung Do tak mengerti bagaimana
dirinya bisa mengatakan kata yang bahka dia tak tahu apa artinya itu.
Hee Jin masih menunggu Bung Do di box telepon. Saat melihat
seorang pria berjalan ke arahnya dengan memakai paying, Hee Jin kegirangan. Hee
Jin berpikir pria itu adalah Bung Do, namun saat dia membuka pintu box telepon
itu dan melihat siapa pria dibalik paying itu, Hee Jin tampak kecewa.
Pria itu
Han Dong Min. Hee Jin bertanya bagaimana Han Dong Min bisa datang ke sini? Dong
Min berkata Hee Jin sudah terlalu jauh melakukan semua itu, Dong Min menelpon
dokternya dan Dokter bilang Hee Jin pergi ke tempat ini untuk menemui pria
dalam mimpinya. Hee Jin bilang dia sudah mau pergi, namun hujan tiba-toba
turun. Dong Min mengulurkan tangannya mengajak Hee Jin masuk paying. Namun Hee
Jin hanya mematung menatap Dong Min. Dong Min berkata dirinya adalah Han Dong
Min, tak ada satu wanitapun yang berani mengabaikannya, apakah Hee Jin akan
terus bersikap seperti ini padanya. Dong Min membujuk Hee Jin keluar dari box
telepon dan masuk ke payungnya.
Bung Do merasa aneh mengapa dia bisa mengatakan istilah yang
tidak dia ketahui artinya. Dia berpikir dia pasti pergi ke tempat yang sangat
aneh. Bung Do berkata pada Han Dong, sebelum dia kembali dari Istana, carilah
jimat itu diseluruh rumah. Han Dong menyarankan Bung Do untuk pergi ke istana
setelah hujan reda, karena hujannya masih deras. Bung Do berkata dia harus
segera menemui ‘In Hyun Wanghu’.
Han Dong bingung lagi, siapa itu ‘In Hyun
Wanghu’? Kata ‘Wanghu’ biasa digunakan untuk Ratu yang telah meninggal, apakah
Bung Do ingin mengunjungi makam seseorang di hujan deras seperti ini. Bung Do
pun bingung lagi, Han Dong benar, Permasiuri tidak dipanggil dengan sebutan ‘In
Hyun Wanghu’, jadi siapa itu ‘In Hyun Wanghu’?
Han Dong makin bingung, Bung Do yang baru saja mengatakannya
mengapa Bung Do bertanya padanya. Bung Do tertawa dan berkata. “Aku pasti susah
salah minum obat”. Han Dong merasa aneh lagi dan bertanya, apa maksud Bung Do
dengan istilah ‘salah minum obat’? Bung Do pun bingung apa yang aneh dengan
istilah itu? Han Dong bilang dia baru pertama kali mendengar istilah seperti itu.
Bung Do tertawa, membuat Han Dong lebih bingung lagi. Bung berkata pada Han
Dong agar tidak perlu khawatir, tidak ada salah dengan semua ini, dia hanya
harus berhati-hati saat berbicara di istana. Bung do meminta Han Dong untuk
segera menemukan jimatnya, karena dia merasa dia melupakan sesuatu yang sangat
penting.
Dengan berat hati akhirnya Hee Jin mau menerima uluran
tangan Dong Min dan masuk di baeah paying yang sama dengan Dong Min. Sementara
Bung Do mempersiapkan dirinya masuk istana sambil mengingat-ngingat tentang “In
Hyun Wanghu” Hee Jin dan Dong Min berjalan menuju mobil untuk meninggalkan
taman.
bersambung ke episode 10
credit gambar: Jooni dan dramabeans
Komentar:
Hwa,, perjalanan yang cukup panjang dan berliku menuliskan
episode 9 ini. Sempat berpikir untuk berhenti saja. Namun demi melepas
kepergian Hyun Woo Oppa ke medan perang, aku akan menyelesaikan Recaps Queen
In Hyun Man ini hingga selesai. Semoga tetap bersemangat,, demi Hyun Woo Oppa.
Episode 9 ini mulai menyayat hati dan menguras air mata, aku
membayangkan bagaimana rasa nya jadi Hee Jin, merasa gila sendiri karena
mengingat orang yang tidak diingat semua orang. Bung Do sih ga menderita karena
dia malah tidak mengingat Hee Jin sama sekali, tapi Hee Jin??? Aigo,,, dia
pasti merasa sangat stress memiliki dua ingatan yang bertolak belakang, Ingatan
indah tentang Bung Do dan semua yang telah dilakukannya, juga ingatan tentang
hubungannya dengan Dong Min, namun baginya yang lebih terasa nyata adalah
ingatannya tentang Bung Do. Namun kenyataannya? Dong Min lah yang ada di sampingnya,
Dong Min lah kini yang menjadi kekasihnya.
credit gambar: Jooni dan dramabeans
akh mbak irfa aku terharu nih, :'(
BalasHapusakhirnya d lanjut juga, aku jga sempet mikir kayak'a mbak irfa gag ngelanjutin nih,, jdi aku udah bca d tempat lain,, tpi aku juga tetep baca punya mbak irfa juga,, aku selalu nunggu loh mbak,
gag nyangka d lanjutin'a demi Hyun Woo Oppa,, tetep semangat mbak :)
-wulan-
tumben fa dikau ga capture sendiri ga sempet kah hahaha....
BalasHapusjeongmal kamsahamnida :')
BalasHapusTak sabar menunggu lanjutan sinopnya, terima kasih
BalasHapus