Jenderal Chun kaget mengetahui
keinginan Kwang Hoo, padahal dia bisa mengeluarkan Kwang Hoon dari Camp
terkutuk itu, tapi dia memilih untuk menemui seseorang di penjara wanita.
Kwang Hoon bercerita tentang
seorang prajurit yang selamat di kamp
pusat di Jerman, yang membuathya selamat adalah kenangan tentang keluarga dan
orang yang paling disayanginya. Mereka bisa mengambil semuanya namun mereka
tidak bisa mengambil kenangan dan ingatan. Di ambang hidup dan matinya prajurit
itu berhalusinasi melihat keluarganya,
itulah yang membuat dia bertahan
Apakah orang yang ingin di temui
Kwan Hoon adalah wanita yang dicintainya? Jenderal Chun tidak menyangka jika
Kwang Hoon adalah pria yang romantis. Namun Jenderal Chun bukan pria seperti
itu, bagaimana dia bertahan hidup dari perang Vietnam? Keluarga? Baginya
hal-hal semacam itu bisa hilang dan ditemukan lagi. Jenderal Chul berpendapat
keluarga baru selalu bisa dibuat lagi, untuk bisa memiliki keluarga dan kekasih
mereka harus selamat.
Kwang Hoon sangat beruntung,
selain bisa lolos dari kematian dia juga bisa benar-benar bertemu dengan
keluarganya bukan hanya dalam mimpi.
Kwang Hoon dan In Ae bertemu dan
saling melepas rindu. In Ae bertanya mengapa Kwang Hoon tampak berantakan? Dia
berjanji pada dirinya bahwa dia tidak boleh mati sebelum bertemu In Ae. Keajaiban itu memang ada. Kwang Hoon berterima
kasih karena In Ae bertahan.
Bagaimana Kwang Hoon tentang
keberadaan In Ae? Pelatih Jo yang memberitahu. Kalau begitu Kwang Hoon juga
tahu tentang Kwang Chul. In Ae terlihat sangat sedih ketika mempertanyakannya.
In Ae merasa yakin Kwang Chul belum mati, In Ae meyakinkan dirinya dengan
mempertanyakan hal itu pada Kwang Hoon. Untuk menenangkan In Ae Kwang Hoon
berkata, pasti akan muncul keajaiban yang lain.
Namun jauh di lubuk hatinya In Ae
merasa sangat bersalah dia meminta maaf pada Kwang Hoon, karena merasa kematian
Han Gap Soo dan apa yang terjadi pada Kwang Chul adalah kesalahannya. “Maafkan
aku, oppa. Ini semua salahku.” Kwang Hoon memeluk In Ae dan berkata ibu bukan
salahnya.
In Ae melihat Jeep yang datang
bersama Kwang Hoon di luar gerbang penjara, dia menjadi parno sendiri dan
bertanya siapa yang ada di dalam Jeep itu? Orang yang membuat keajaiban untuk
Kwang Hoon agar bisa bertemu dengan In Ae. Karena pikiran parno nya, In Ae jadi
curiga, Kwang Hoon tidak sedang menjual jiwanya kan?
Demi In Ae dia akan menjual
apapun, jadi… Kwang Hoon meminta In Ae untuk bertahan, “Kau harus bertahan. Bagaimanapun
caranya. Berjanjilah”
Seoul, Tahun 1984
Seorang siswa sekolah baru tiba
di rumahnya, dia melihat Nenek nya berada di luar. Itu adalah Nenek In Ae, jadi
siswa sekolah itu adalah In Chul, putra bibi Kyung Ja. In Chul bertanya mengapa
Nenek ada di luar?
“Aku bermimpi Kakakmu datang”
Penjara Remaja Incheon
Terjadi keributan diantara para
narapidana sementara In Ae sedang asyik membaca buku. In Ae diam saja dan fokus
pada bacaannya hingga petugas memanggilnya sebagai ketua kelas dan meminta In
Ae untuk menghentikan keributan ini. In Ae pun melakukan tugasnya melerai kedua
pihak yang berkelahi dengan keahliannya.
“Aku tahu, aku tahu! Perkelahian
ini membantumu menghilangkan kebencian dalam hatimu. Tapi, tak ada gunanya ke
rumah sakit tanpa diobati sama sekali. Kalian takkan mendapatkan makan malam.
Hentikan”
Petugas penjara mengumumkan bahwa
mereka mendapat kehormatan besar karena mendapat kunjungan dar Komisaris Bidang Permasyarakatan. Para gadis
muda itu tak peduli mereka hanya minta makan karena lapar. Petugas memanggil In
Ae dan berkata Komisaris Bidang Permasyarakatan ingin bertemu dengan In Ae.
In Ae adalah anak dalam
pengawasan khusu, dia lulus ujian masuk universitas dengan nilai yang bagus.
Jadi kepala penjara mengusulkan untuk memberikan keadilan pada In Ae untuk
mendapatkan pencitraan yang baik di masyarakat. Namun kasus In Ae cukup khusus
karena dia terlibat dalam kejadian di Pusat Kebudayaan AS. In Ae berada dalam
pengawasan yang ketat, namun yang dia lakukan hanya belajar.
Kepala penjara menyampaikan rencananya
pada In Ae, namun In Ae menanggapinya dengan dingin, pasti karena rencana itu
akan ada yang naik jabatan. Kepala penjara membesarkan hati In Ae, mungkin
dengan rencana ini pembebasannya akan di percepat.
Komisaris penyiaran memberikan
selamat karena In Ae bisa lulus ujian meskipun keadaannya sangat sulit. Jurusan
apa yang akan dipilih In Ae? In Ae diam saja, dia berpikir dalam. Kepala
penjara meminta In Ae meminta agar In Ae menjawab pertanyaan Komisaris, tapi In
Ae tetap bungkam.
Kepala penjara bertanya bukan kah
In Ae ingin masuk jurusan hukum? Ayo katakan saja. In Ae membenarkan.
“Setelah aku menjadi tahanan
remaja... aku belajar kalau Menteri Hukum itu seperti Tuhan”
Jadi In Ae ingin belajar hukum?
Benar sekali, impian In Ae adalah menjadi menteri Hukum. Kepala penjara menegur
In Ae dan berkata dia akan pura-pura In Ae tidak pernah mengatakan hal itu.
Komisaris malah bersikap lain, “Bagus. Orang harus punya mimpi yang besar. Siapa
yang bisa menghentikan mimpi seseorang?”
Komisaris mengusulkan mereka
membuat film dokumenter untuk acara remaja. Mereka akan mempublikasikan keberhasilan
dari proses peradilan yang benar.
Kwang Hoon melaporkan pada
Jenderal Chun tentang sebuah artikel yang di tulis dalam Washington Post
tentang Kekuatan penguasa militer Korea yang baru dituliskan secara negatif.
Mereka mengatakan peraturan militer yang baru mengerikan. Jenderal Chun sangat
berang mendengar kabar itu. Pantas saja
Presiden marah besar karena mereka menuliskannya secara negatif. Jenderal Chun
merasa dia harus menemui Presiden untuk menjelaskan yang sebenarnya.
Istri Jenderal Chun, Nyonya Jin
Yang Ja menelpon seseorang untuk mengabarkan dia harus pergi ke Blue House
untuk membawakan contoh baju tradisioal Korea yang dibutuhkan Ibu Negara untuk
perjalannya ke luar negeri. Jadi dia akan terlambat datang ke pesta.
Nyonya Chun memanggil PRT nya,
dia adalah bibi Kyung Ja. Dia memperingatkan bibi Kyung Ja untuk menjaga
mulutnya jika ingin tetap kerja di rumahnya. Karena Bibi Kyung Ja adalah
bibinya Kwang Hoon jadi Nyonya Chun mempercayainya.
Ditemani Kwang Hoon, Jenderal
Chun datang ke Blue House, sebelum masuk mereka
bertemu dengan Park Young Tae yang juga akan menemui Presiden. Jenderal
Chun mengingatkan jika Park Young Tae adalah tim sukses Presiden, akan membuat
orang salah paham jika Park Young Tae terlalu dekat dengannya, Park Young Tae
tidak mempermasalahkan hal itu dan mengajaknya masuk.
Jenderal Chun dan Park Young Tae
duduk bersama di ruang tunggu membicarakan tentang kelakuan Kepala Staf Blue
House, Hu Jun Sup yang selalu bertingkah sebagai pemimpin. Chief Hu mengendalikan media masa sebagai
mata dan telinga Presien. Park Young Tae menjadi kesal karena Chief Hu berani
membuat Jenderal Chun menunggu.
Chief Hu datang dan berkata jika
mereka berdua tidak bisa menemui Presiden, saat ini Presiden sedang memanggil
Menteri Komunikasi terkait berita yang dikeluarkan Washington Post di Tokyo.
Park Young Tae menuduh, bukan kah artikel itu adalah ulah Chief Hu? “Bukankah
anda yang mengendalikan
kantor cabang di Tokyo?”
Mendengar hal itu Chief Hu tidak
terima dan meminta Park Young Tae untuk menjaga ucapannya. Jenderal Chun
mencoba menghentikan mereka namun Chief Hu mengabaikannya dan terus mengomel
pada Park Young Tae. “Kau benar-benar mulai mempercayainya hanya karena mereka
menyebutmu seorang King Maker sejak pemerintahan Republik ke-5. Kau menjadi
sangat sombong”
Park Young Tae mengingatkan Chief
Hu bukan kah seharusnya dia menyapa Jenderal Chun? Dengan buru-buru dia menyapa
sang Jenderal namun Chief Hu kembali mengomel pada Park Young Tae, terlihat
sekali dia tidak menghormati keberadaan Jenderal Chun di ruangan itu.
Jenderal Chun sangat kesal,
meminya Chief Hu berhenti bicara, namun Chief Hu masih mengabaikannya. Saking
kesalnya akhirnya Jendrak Chun berkata, “Mulai sekarang rendahkan nada suara
anda” Chief Hu bengong kemudian bertanya pada Park Young Tae, “Anda seorang
Kingmaker? Apakah Anda menliaht kata
"King" di wajah Jenderal Chun?”
Saat syuting acara dokumentar, In
Ae tetap sibuk membaca. Kelakuannya ini membuat sutradara acara itu protes. In
Ae menyanggah protesan si sutradara dan membuatnya semakin frustasi karena
menganggap syuting acara dokumenter ini lebih sulit dibanding syuting denga
aktor terkenal.
Sutradara mencoba menjelaskan
bahwa mereka sedang syuting dokumenter, komentar In Ae? “Bukankah film
dokumenter seharusnya berdasarkan fakta yang sebenarnya?” Sutradara makin kesal
mengapa In Ae seperti itu padahal ada media asing juga. Jika film dokumenter
ini keluar, maka hidup In Ae akan berubah.
“Itu artinya dunia juga akan tahu
kalau aku ini tahanan remaja. Itu memalukan”
Sutradara makin tak habis pikir,
jadi sekarang ini mereka sedang mempermalukannya? Begitukah pendapat In Ae?
Benar. In Ae dipermalukan agar memiliki kesempatan bebas lebih awal. Arrgghh…
Sutradara semakin frustasi dia tidak sanggup lagi. Dia melakukan semua ini juga
hanya menjalankan perintaha atasan.
Salah satu wartawan asing
berpendapat jika lebih baik menunjukka sisi In Ae yang seorang siswa karena
ceritanya In Ae adalah seorang pahlawan kan. Sutradara meminta In Ae
menterjemahkan apa yang dikatakan si wartawan, In Ae berkata wartawan asing
ingin sutradara menghargai pendapatnya.
In Ae berbicara dengan wartawan
asing dengan bahasa inggrisnya seharusnya wartawan asing itu ikut andil juga
bukan hanya berdiri disamping dan menonton saja. Si wartawan kemudian bertanya,
“Nona, kenapa kau masuk penjara ini?”
Apakah si wartawan asing sedang
mempertanyakan apa alasan In Ae masuk penjara? Dibandingkan dengan kejahatan
yang In Ae lakukan dia lebih penasaran dengan sejarah hidup In Ae. Merasa sudah
menyinggung In Ae dia pun meminta maaf. In Ae kemudian berkata, “Di dunia ini,
tidak ada orang yang tidak bersalah dihadapan
Tuhan. Meskipun aku ada di sini aku sama sekali tidak malu. Terutama di depan
banyak orang dan Dia mengetahuinya sangat baik”
Jadi lulus ujian adalah hadiah
dari doa-doa In Ae selama ini? Tidak juga, In Ae tidak pernah berdoa, karena
dia tidak mengerti mengapa Tuhan melakukan ini padanya. Jadi maksudnya In Ae
sedan marah pada Tuhan? “Sejujurnya… iya,
aku marah”
Park Young Tae dan Jenderal Chun
sama-sama kesal karena ulah Chief Hu yang sok menjadi pemimpin seutuhnya. Suatu
saat mereka harus menyingkirkannya. Park Young Tae melirik Kwang Hoon, Jenderal
Chun berkata, tidak sudah mengkhawatirkan keberadaan Kwang Hoon karena dia
sudah seperti anaknya sendiri bagi Jenderal Chun.
Bagaimana cara Chief Huh
menggerakan Presiden agar bertindak? Dia bilang, "Masa depan negara ini
tidak dijamin oleh pemerintahan saat ini. Kita harus membangun landasan kuat
yang baru atau kita akan menjadi seperti Brazil atau Yunani. Bertindak saat
waktunya sudah tiba demi kepentingan Negara” Jenderal Chun sudah mendengar hal
itu dan kini semua terjadi sesuai dengan ucapannya. Bahkan hari ini mereka di
tolak padahal mereka belum bertemu dengan Presiden.
Jenderal Chun bertanya pada Kwang
Hoon bagaimana pendapatnya tentang Park Young Tae? Kwang Hoon kaget karena
jenderal Chun meminta pendapatnya. Kwang Hoon memberikan pendapat, Park Young
Tae memiliki banyak informasi sebagai seorang Kingmaker.
Tak ada seorang pun yang berani
mendekatinya. Dia satu-satunya budak uang yang memiliki banyak ide untuk
menjatuhkan partai oposisi dengan sekali pukulan. Seperti yang dikatakan banyak
orang, Park Young Tae adalah seorang King maker, selalu tahu langkah
selanjutnya.
Kekuasaan itu tak jauh beda
dengan makhluk hidup. Tumbuh, besar, lalu mati. Kekuasaan itu tahu waktunya
orang itu mati dan waktunya orang itu hidup.
Bagaimana pun juga mereka tidak
boleh mengabaikan Park Young Tae, dia sangat ahli dalam masalah kampanye hitam
dan juga memiliki banyak informasi.
Kwang Hoon mengingatkan Jenderal
Chun, bahwa apa yang dikatakan Park Young Tae di ruang tunggu bisa berbeda
dengan apa yang dikatakannya di tempat lain. Kwang Hoon sempat mendengar Park
Young Tae berkata pada Presdir Wang dari Grup Taekwang, “Presdir. Anda harus
menjadi seorang Presiden perekonomian suatu hari nanti.” Lalu apa yang
dikatakan Presdir Wang? “Apa anda lihat kata raja di wajahku?” Mendengar hal
itu Jenderal Chun tampak sangat tidak senang.
Jendral Chun tiba di rumah dan
disambut pertanyaan dari istrinya apakah mereka sudah kehilangan dukungan dari
Presiden? Hari ini mereka berdua telah di tolak di Blue House. Dia mengeluhkan
saat dia akan membawakan contoh handbook untuk ibu Negara sudah ada istri Chief
Hu disana, pihak Chief Hu bergerak cepat.
Bagaimana yonya Chun tahu bahwa
suaminya telah di tolak? Kabar di tolaknya Jenderal Chun oleh Presiden bahkan
sudah menyebar diantara para agen rahasia. Jendral Chun meminta istrinya
menjaga ucapannya, dan menyuruh Kwang Hoon pergi.
Nyonya Chun mengerti, suaminya itu pasti malu harus mengalami hal
itu di depan Kwang Hoon yang sudah dia anggap sebagai anak sendiri. Jenderal
Chun malah mencibir, jika dia memiliki anak seperti Kwang Hoon, dia tidak perlu
khawatir. Lagi-lagi Jenderal Chu membahas soal anak, apakah dia masih menyesal?
Kwang Hoon sedang memikirkan
Kwang Chul yang ingin membuktikan ketida bersalahan sang Ayah saat Jenderal
Chun datang memintanya untuk segera bersiap-siap untuk kembali ke blue house.
Chief Hu nampaknya sengaja tidak memberitahunya tentang pesta yang yang diadakan di blue house.
Tanpa rasa bersalah, Chief Hu
berkata pada Jenderal Chun bahwa dia pikir seorang Jenderal tidak akan
menghadiri acara seperti ini. Dia pasti lupa untuk mengundang Jenderal Chun.
Chief Hu menyinggung tentang Audit terhadap keamanan aturan militer terhadap
warga sipil.
Jenderal Chun agak berang karena
dia tahu jika Chief Hu lah yang melaporkan hal itu pada Presiden. Selain itu
Chief Hu juga telah melakukan pengendalian media massa yang berdampak buruk
pada masyarakat. Dari tingkat yang paling bawah hingga tingkat atas memalsukan
kegiatan ilegal untuk mendapatkan penghargaan.
Seharusnya Chief Hu tidak bersekongkol seperti itu untuk mengendalikan
pemerintah.
Chief Hu tidak terima dengan
tuduha itu. Jenderal Chun kembali mengingatkan, “Apa anda lupa perintah
Presiden agar fokus pada keamanan nasional?” Chief Hu semakin kesal dan
meneriaki sang Jenderal, “Jenderal Chun!” Melihat tingkah Chief Hu, Jenderal
Chun balik meneriakan namanya kemudian bertantya, “Chief Hu, sejak kapan anda mulai memandang rendah
padaku?”
Saat sadar telah melakukan
kesalahan, Chief Hu mencoba menjelaskan, namun Jenderal Chun kadung kesal dan memperingatkan Chief Hu, “Dulu perintah
keamanan militer bisa menangkap Kepala Staf Angkatan Darat. Anda mengatakan
pada Presiden kalau aku sudah membuat perintah keamanan militer tidak berguna”
Chief Hu langsung panik mendengarnya apalagi saat Jenderal Chun berkata bahwa
dia akan mengirimkan bukti yang kuat dalam bentuk rekaman besok pagi.
Jenderal Chun memberi peringatan,
“Serahkan saja keamanan warga sipil dan keamanan Kepala Staf padaku. Anda urus
saja masalah hiburan. Maka, anda takkan tertembak” Sang Jenderal kemudian pergi
setelah berhasil membuat Chief Hu pucat pasi, dia tidak menyangka jika Jenderal
Chun sudah mulai mengawasi gerak geriknya. Jenderal Chun sangat ingin menjadi pemimpin. Ambisinya
di luar kendali. Chief Hu kemudian memerintahkan anak buagnya unytuk
menghubungi Big Bear di Amerika.
Kwang Hoon keluar dari salah satu
bilik toilet, tak lama Park Young Tae datang dan langsung paham, ternyata Kwang
Hoon lah yang menjadi informan Jenderal Chun. Jika sejarah ditulis disaat malam, maka
permaikan kekuasaan terjadi di toilet?
Ternyata, Jenderal Chun
mempekerjakan asisten yang setia. Orang-orang bilang jika kau mempertaruhkan
hidupmu dengan penuh keyakinan, kau akan menerima mahkota. Mahkota kehidupan. Itu
artinya hidup selamanya. Park Young Tae menatap wajah Kwang Hoon dan berkata
Kwang Hoon bukanlah orang yang puas menjadi nomor dua, itu sudah tertulis di
wajahnya.
Jenderal Chun menyesali
perkataannya paa Chief Hu karena dia sudah terprovokasi oleh kesombongan Chief
Hu. “Meskipun aku hidup seratus tahun, lidahku ini masalahnya. Aku sudah salah
bicara lagi” Kwang Hoon melaporkan sepertinya Chief Hu memiliki tim pengawas.
Semua orang tampaknya ingin jadi
pemimpin, namun Park Young Tae bahkan lebih berbahaya dari Chief Hu karena dia
memiliki dukungan dari Perdana Menteri. Kwang Hoon berpendapat, saat ini
seharusnya Jenderal Chun tidak bermusuhan denga siapapun, dia tahu itu. Karena
itulah Jenderal Chun sangat menyesal karena telah terprovokasi.
“Orang pertama yang mengungkapkan
apa yang mereka pikirkan adalah yang pertama mati”
Jam malam tiba, saatnya lampu
penjara di matikan tapi para remaja wanita itu malah saling menyerukan kata ibu
untuk melepas kerinduan yang mendalam pada ibu masing-masing. In Ae pun jadi
terkenang pada ibunya. Pesan kematian yang ditinggalkan ibunya adalah
“Kupu-kupu” apa maksudnya itu?
In Ae mendapat tamu, dengan girang
dia menyambutnya, dalam hati mungkin In Ae berharap itu adalah Kwang Hoon,
namun ternyata mereka adalah teman-teman In Ae, Pelatih Jo dan juga bibi Kyung
Ja. Bahkan In Chul pun datang menjeguknya. In Ae senang melihat kedatangan
mereka semua.
Teman-teman In Ae kini telah
pindah ke Seoul. Presdir Yang memiliki usaha kontruksi di Seoul dan mereka
bekerja disana. In Ae kemudian bertanya tentang Kwang Chul, Bibi Kyung Ja
menegur In Ae mengapa dia malah mencari orang yang mati? In Ae merasa yakin
jika Kwang Chul belum mati. Tidak peduli apapun yang dikatakan orang-orang In
Ae tahu jika Kwang Chul masih hidup. Setidaknya mereka harus menemukan
mayatnya, jika memang Kwang Chul telah tiada.
“Kenapa kalian membiarkan Kwang
Chul menjadi makanan ikan?” In Ae memelas tidak rela. Mereka bukan tidak
mencari tubuh Kwang Chul, meski sudah berusaha kerasa mereka tetap tidak
menemukannya. In Ae baru percaya Kwang Chul mati, jika dia sudah melihat
mayatnya, saat itu In Ae akan melupakannya.
Presiden Yang San Bak bilang,
Kwang Chul selalu ada di dalam hatinya, jadilah dia mempekerjakan teman-teman
Kwang Chul di lokasi konstruksi. Mereka berjanji pada In Ae akan bekerja kerasa
dan menjalani hidup atas nama Kwang Chul. Jadi.. In Ae pun harus berjanji untuk
tetap bertahan.
In Ae harus berhasil, karena
sekarang dia sudah lulus ujian masuk universitas. Bibi Kyung Ja membesarkan
hati In Ae, meski Kwang Hoon tidak pernah mengunjungi nya, tapi mereka ada
karena bantuannya. Semua orang pun berpamitan dan In Ae mengantar mereka hingga
ke gerbang.
Tiga orang tahanan remaja sedang
menyanyi untuk menghibur tahanan yang lain. In Ae melihat itu sambil tersenyum.
Setelah selesai bernyanyi mereka mendekati In Ae. Choi Hyo Ri sangat pandai
bernyanyi, apa sebenarnya mimpinya? tentu saja menjadi penyanyi namun karena
seorang penulis lagu menipunya dan kabur, tadinya Hyo Ri ingin mengajak pria
itu mati bersamanya namun akhirnya malah dia yang mati di penjara ini.
Hyo Ri meminta In Ae mencapai
mimpinya menjadi menteri hukum dan tangkap semua orang yang sudah menipu
mereka. Kyung Hee juga ingin balas dendam setelah dia sukses menjadi desainer. Dia
menderita di pabrik tekstil, bahkan cinta pertamanya meninggal sebagai anggota
serikat buruh. Lalu Mi Sook, dia adala seorang pegawai di kantor pajak,
penggelapan uang rakyat sangat banyak, namun saat Mi Sook hanya mengambil
sedikit dia di tangkap.
In Ae kembali di panggil oleh
kepala penjara, dia diminta untuk mendatangi seluruh penjara wanita remaja
untuk berbicara soal mengatasi kesulitan dan rahasi lulus ujian masuk
universitas. Tentu saja semua itu akan direkam karena merupakan bagian dari film
dokumenter.
Rahasia apannya? In Ae bahkan
nyaris tidak lulus. Seharusnya In Ae tidak menyia-nyiakan niat baik para
pejabat itu. Mereka ingin memberikan mimpi pada para tahanan wanita remaja.
Setelah film dokumenter keluar mungkin In Ae akan menjadi panutan dalam
semalam. Bahkan In Ae bisa di bebaskan dari pengawasan khusus.
Tentang pengawasan khusus itu,
sebenarnya sampai berapa lama In Ae akan di awasi? Kepala Penjara tidak tahu,
karena itulah, ini adalah kesempatan In Ae, mungkin In Ae harus berada dalam
pengawasan selamanya. Heu.. jadi memang selamanya ya? Kepala penjara pasti tahu
siapa yang memerintahkan pengawasan khusu itu kan? Tidak. dia hanya menerima
perintah atasannya saja.
Apakah kepala penjara tahu
ketidak adilan yang In Ae alami? Ssttt meskipun In Ae tahu, dia hanya harus
tutup mulut. Berhasilan bagaimana pun caranya. Keberhasila film dokumenter ii
akan membuat In Ae di bebaskan. Dan… kepala penjara naik jabatan kan? Kepala
Penjara tidak menyangkal, jika dia sudah naik jabatan dia akan mengatakan jika
In Ae adalah siswi yang rajin, sehingga tidak perlu lagi pengawasan.
Baiklah, jika begitu In Ae
meminta satu syarat. Saat In Ae di bebaskan dia ingin mengajak beberapa
temannya untuk di bebaskan juga. Apa? In Ae bercanda kan? Tidak dia sangat serius.
Film dokumenter itu pun di mulai.
In Ae memberikan pidato di depan para tahanan wanita remaja dan memberikan
mereka harapan. Kegiatan para tahanan remaja pun di rekam dan In Ae tetap gigih
dengan bukunya selama melakukan kegiatan ketermpilannya.
Scene terakhir dari film
dokumentar itu adalah penyampaian mimpi para tahanan remaja. In Ae berkata, “Sebelum aku ada di sini, kukira
hanya aku yang mengalami ketidakadilan dan kebencian. Tapi semua temanku di
sini tahu rasanya menangis” Kemudian dia meminta persetujuan dari
teman-temannya yang bersorak membenarkan Mereka bilang penderitaan di masa
mudamu itu sangat berharga. In Ae memutuskan untuk menelan pil pahit itu dan
berusaha semampunya.
Kwang Hoon menonton film dokumenter
itu sambil tersenyum melihat kepercayaan diri In Ae, sementara Nenek cemas,
apakah In Ae bisa menikah? Dia sedang mengumumkan pada semua orang bahwa
dirinya adalah tahanan remaja. Kwang Hoon juga akan malu dengan hal ini.
Bibi Kyung Ja mengingatkan Nenek
bahwa dengan acara ini, In Ae akan mendapatkan pembebasan yang lebih cepat. In
Ae pasti punya alasan melakukan semua itu. Dia bilang dia akan membalas
ketidakadilan. Dia takkan melakukannya kalau tidak ada alasannya. Nenek tidak
peduli, “Hidup seperti kau sudah mati,... itulah caranya agar bisa selamat”
In Ae dan teman-temannya malah
semakin bersemangat. “Kami berusaha percaya kalau hidup itu indah meskipun menyakitkan. Direktur
dan petugas penjara selalu mengatakannya. Meskipun menyakitkan, kita tumbuh
besar dan dewasa!”
Tahanan remaja juga punya mimpu.
Mereka tidak akan bisa hidup tanpa sebuah mimpi. Hyo Ri bermimpi menjadi
penyanyi dia kemudian menyanyikan sebuah lagu. Mi Sook ingin menjadi akuntan
publik dan membersihkan korupsi di sistem pajak. “Namaku is Mi Sook! Aku memang
seorang amatiran, tapi aku pandai berhitung” dan Kyung Hee bermimpi menjadi
seorang desainer, bakatnya muncul di ruang jahit penjara. Kepala penjara bahkan
sangat menyukai jahitannya.
Terakhir… apa impian Seo In Ae?
“Seo In Ae adalah bunga harapan
kami. Dia akan belajar hukum. Mimpinya adalah menjadi Menteri Hukum wanita”
Apakah itu benar? Kwang Hoon yang
sedang menonton cemas menunggu jawaban In Ae, setelah lama terdiam In Ae pun
membenarkan. Kwang Hoon langsung speechless apalagi saat In Ae mengatakan
alasannya ingin menjadi menteri hukum.
“Untuk balas dendam. Mimpiku
adalah membalas dendam”
Setelah film dokumenter itu, In
Ae benar-benar di bebaskan. Dia membawa Hyo Ri bersamanya, In Ae berharap
temannya yang lain akan segera menyusul keluar dan mereka harus menghubunginya
jika sudah keluar nanti.
Saat keluar dari penjara, In Ae
dan Hyo Ri dijemput oleh Chil sung dkk yang memberi mereka Tahu sebagai
kebiasaan setelah keluar dari penjara.
In Ae bertanya tentang usaha kontruksi yang mereka lakukan di Seoul,
Heeuu.. Seoul itu kejam, dan sebaiknya mereka membicarakan hal itu nanti saja.
Mereka penasaran pada Hyo Ri, In
Ae pun memperkenalkan Hyo Ri yang menurut In Ae akan menjadi penyanyi terkenal
di Korea suatu hari ini nanti. Hyo Ri tersipu-sipu dan berate dia bebas berkat
In Ae. Chil Sung bersemangat berkenalan dengan Hyo Ri bahkan mengajaknya
bersalaman, Ciee….
In Ae melamun sejenak, memikirkan
Kwang Hoon yang memintanya untuk bertahan. Kini In Ae sudah berhasli untuk
bertahan, lalu dimana Kwang Hoon? Lamunan In Ae tersadarkan saat Chil Sung
bertanya tentang Kwang Hoon, apakah dia tau In Ae di bebaskan hari ini? In Ae
bingung untuk menjawab, temannya yang lain berkata Kwang Hoon pasti sibuk
menjadi asisten Jenderal.
Waktunya balas dendam, tapi bukan
In Ae yang akan balas dendam, melainkan Hyo Ri. In Ae membantu Hyo Ri mencari
pria yang menipunya dia adalah Pyo Jin Soo, penulis lagu yang senang menggoda
para wanita untuk di janjikan menjadi penyanyi namun kemudian menipunya.
In Ae dan Chil Sung dkk
menghadang Pyo Jin Soo yang sedang bersama para wanita. Pyo Jin Soo kaget dan
bertanya siapa mereka itu? Mengapa mereka menghalangi jalan orang lain? In Ae
jadi geram, karena dia berani bicara seperti itu setelah menghancurkan
kehidupan seorang wanita dengan menipunya.
Saat tahu In Ae adalah seorang
wanita dia malah menawari In Ae untuk jadi penyanyi. Yang lain jadi kesa dan
menyuruh para wanita untuk pergi karena mereka harus bicara dengan penulis lagu
itu. Dengan ketakutan para gadis pun pergi dan Pyo Jin Soo mulai ditangani oleh
In Ae dan Chil Sung dkk.
Pyo Jin Soo sudah babak belur saat dipertemukan dengan
Hyo Ri. Selain penulis lagu ternyata da juga adalah mantan paca Hyo Ri yang
telah merampok uang yang dia kumpulkan selama bekerja di pabrik. Hyo Ri sangat
kesal padanya. Demi keselamatannya Pyo Jin Soo berjanji akan mengembalikan uang
Hyo Rid an membuatkan lagu untuknya. Bukan kah mereka saling mencintai?
Hyo Ri tidak sudi, Mencintai? ia
memilih ke Neraka dari pada jatuh cinta lagi pada pria sepertinya. Pyo Jin Soo
merasa menyesal karena telah melakukan itu pada Hyo Ri. Menyesal? Tapi dia tak
perna sekalipun menjenguknya? In Ae jadi sangat kesal pada pria itu.
Dengan sebuah paksaan Pyo Jin Soo
harus menandatangi sebuah kontrak, tentu saja kontrak itu tak menguntungkan
baginya, namun cukup layak untuk menebus kesalahannya pada Hyo Ri. Meski dalam
hati tak rela, pada akhirnya dia menandatanganinya juga karena takut kembali
dipukuli Chil Sung and the gank.
Nenek dan Bibi Kyung Ja beserta
In Chul menyambut kepulangan In Ae dengan makan malam bersama. Pasti berat bagi
In Ae selama ini. In Ae mengambil keuntungan dari semua itu, dia mendapatkan
makanan dan pendidikan gratis itu saja sudah cukup. Setelah ini In Ae harus
belajar dengan keras untuk persiapan masuk Universitas. Kwang Hoon sudah
mempersiapkan tempat les terbaik untuk In Ae.
Mendengar nama Kwang Hoon, In Ae
jadi sedikit sebal. Kini Kwang Hoon melindungi banyak orang dengan menjadi
pesuruh? Dasar Pesuruh? Bibi Kyung Ja melarang In Ae memanggilnya seperti itu,
bagaimanapun Kwang Hoon telah melindungi keluarga mereka selama ini. Seharusnya
Bibi tidak terlalu senang hanya karena dia menjadikan Bibi pembantu di rumah
Jendral. In Ae tampaknya kecewa karena Kwang Hoon tidak menemuinya saat dia
bebas ya? Kwang Hoon sangat sibuk.
Terdengar suara Kwang Hoon dari
luar ruangan, “In Ae! Seo In Ae!”. In
Chul yang kegirangan dan segera menemuinya. In Chul memberitahu bahwa Noona nya
sudah pulang. Dia tahu, namun saat diminta masuk Kwang Hoon menolak karena dia
tidak punya banyak waktu. Dia meminta In Ae keluar menemuinya. Bibi Kyung Ja memberitahu jika In
Ae sedang marah.
Namun pada akhirnya In Ae keluar juga. Kwang Hoon sangat
bahagia melihat In Ae dengan bangga dia berkata, “Seo In Ae. Kau berhasil. Kau
sudah bertahan. Seo In Ae memang hebat” In Ae tidak tahu harus berkata apa,
bagaimanapun dia masih merasa marah.
Kwang Hoon dan In Ae bicara di
luar. Setelah kehilangan Kwang Chul dan In Ae masuk penjara, Kwang Hoon bahkan
dipaksa melakukan wajib militer, namun hidup harus tetap berjalan. Yang In Ae
dengar saat ini Kwang Hoon sedang bekerja pada seorang Jenderal yang berkuasa,
apakah Kwang Hoon belum menemukan pembunuh Ayahnya? Dia mencarinya kan?
Untuk saat ini yang hanya bisa
Kwang Hoon lakukan hanyalah menunggu sampai saatnya tiba. Kapan? In Ae merasa
dirinya dan Kwang Hoon sangat berbeda. Kwang Hoon terlalu tenang menyikapi
semua ini. Berapa lama lagi Kwang Hoon akan hidup sedingin es? In Ae mengenang
Kwang Chul dia sangat ingin menemukan pembunuh Kwang Chul. Sebuah Jeep
mendorong Kwang Chul hingga terjatuh ke jembatan, dia melihatnya sendiri.
Kwang Hoon memberi pengertian.
Dunia ini sekejam itu, In Ae juga tahu. Tapi… Setiap malam Kwang Chul muncul di
mimpinya dan meminta In Ae mencari pelakunya. Ayah Kwang Hoon juga. Apakah
mereka tidak penah muncul di mimpi Kwang Hoon? In Ae sudah berderai air mata, apalagi saat Kwang Hoon
menyuruhnya melupakan semua itu. Melupakan adalah satu-satunya cara agar
selamat.
Lebih baik In Ae belajar saja,
Kwang Hoon sudah mendaftarkannya ke tempat les di Seoul. Orang-orang yang masih
hidup harus hidup bahagia. Jika tidak In Ae hanya akan mati sia-sia. Lalu..
apakah kematian Kwang Chul dan Ayah juga sia-sia? Apa arti kematian mereka? In
Ae masih merasa tidak rela. Kwang Hoon mengingatkan In Ae, bahwa Kwang Chul
mengatakan, Meskipun dia mati seperti anjing, dia akan melakukan apapun yang
dia inginkan.
Lalu apa arti kematiannya? In Ae
tidak bisa melupakannya begitu saja,
apakah Kwang Hoon bisa melupakannya? Kwang Hoon meminta In Ae menatapnya, “Lihat
aku. Bagiku... hanya kaulah yang kupunya. Ayah sudah pergi. Kwang Chul sudah
pergi. Sekarang, hanya tinggal... kau”
Apakah In Ae tidak tahu, jika
dengan memikirkannya saja itu sudah membantunya untuk menjalani hidup sebagai
pesuruh. In Ae tahu, tapi.. tetap saja. Kwang Hoon menegaskan jika Kwang Chul
dan Ayahnya akan selalu ada di dalam hatinya selamanya. Sama seperti In Ae
menyimpan ibunya di dalam hatinya. Jadi… bersabarlah dan belajar. Itu yang
harus In Ae lakukan. Mereka harus menunggu saat yang tepat.
Kwang Hoon berpamitan pada In Ae
setelah sebelumnya mengingatkan In Ae untuk datang ke bimbingan belajar. Saat
melihat Kwag Hoon pergi dengan Jeep nya, In Ae mengumpat, “Jeep sialan. Seperti
malaikat pencabut nyawa”
Chil Sung membawa In Ae menemui
Pelatih Jo yang terlihat bahagia karena In Ae sudah keluar. Pelatih Jo dan In
Ae malah tanding tinju di pertemuan pertama mereka, In Ae masih sehebat dulu.
Pelatih Jo benar-benar bersyukur akan hal itu.
In Ae pun mencari keberadaan
Pendeta Stefanus yang ternyata telah kembali ke negaranya, dia menitipkan
formulir pendaftaran untuk sekolah di Luar Negeri. Dia akan menunggu In Ae
sampai kapanpun. In Ae tampak tidak tertarik lagi untuk pergi ke LN, namun
didalam amplop formulir itu dia menemukan foto lamanya bersama Pendeta
Stefanus, Kwang Hoon dan Kwang Chul. Dia menatap foto itu dan menyentuh wajah
Kwang Chul di foto itu.
Akhirnya In Ae melepas kepergian
Kwang Chul, namun tetap saja saat melemparkan bunga ke air dingin yang menelan
tubuh Kwang Chul, In Ae berteriak, “Kwang Chul. Kau belum mati. Aku tahu itu. Kembalilah.
Aku akan menunggumu. Aku takkan kemana-mana sampai kau kembali. Cepat kembali,
Kwang Chul. Cepat kembali”
[Tahun 1982, Fukuoka, Jepang]
Kwang Chul belum mati, dia
menjadi seorang petarung bayaran di Jepang. Kwang Chul sudah babak belur namun
dia tidak boleh melawan, perannya adalah untuk mengangkat nama Masado, lawan
tarungnya. Sesuai perjanjian, Kwang Chul seharusnya dipukuli hingga mati oleh
Masado. Apakah pada akhirnya Kwang Chul harus mengakhiri hidupnya di arena
bertarung tersebut?
bersambung ke episode 4
***
Ini lebih sulit dibanding menulis
sinopsis Three Days, intrik politiknya lebih kelam. Setelah menonton beberapa
episode ke depan Esensi Makjangnya juga menyeruak dimana-mana. Tapi… tetep
penasaran sama drama ini. Yuk mari tetep lanjut^^
Duh,,, kasian banget sama Kwang
Chul, rasanya hidupnya gak pernah bahagia gini sih. Setelah selamat dari
kematian, eeehhh… malah harus jadi korban pemukulan habis-habisan di arena
tarung. Tapi Kwang Chul benar-benar memiliki kekuatan ekstra yah^^ Apakah
impiannya menjadi Presiden Gangster akan tercapai? Halah… nasibmu Kwang Chul
ngenes amat.
Jenderal Chun sepertinya punya
ambisi besar untuk menjadi Presiden, tapi dengan alasan apa dia ingin menjadi
Presiden? Apakah demi menjadikan Korea Negara yang lebih baik? Ataukah demi
menaikan harga dirinya dengan menduduki posisi tertinggi di Negara itu?
Chan In Pyo ganteng dah dalam
pakaian Jenderalnya itu >.< Apalagi kalo udah pake kacamata, halah… Om
satu ini, makin tua kok makin keren yah? Aku sempet liat tampilan Cha In Pyo
pas jaman jadul, culun amat, sama sekali jauh dari kesan keren, tapi sekarang
malah makin kece^^
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
lanjuuut terus mbak irfa
BalasHapusv^.^v
Awalnya sempet bingung sama episode ini, karna sinopnya ckup lama muncul ya..
BalasHapusAKhirnya buka sinop sebelumnya biar paham. Hehehe.makasih mbak irfa sinopnya, semangat terus ya.