Kepopuleran Sherlock BBC membuat serial televisi ini memiki
banyak fans, dan diantara mereka banyak sekali yang bertalenta baik itu dalam
menggambar fanart ataupun menulis cerita fanfiction dalam berbagai genre.
Fanfiction adalah sebuah pelarian, hal-hal yang tidak mungkin terjadi di drama
bisa diwujudkan dalam sebuah fanfiction.
Berhubung aku suka melihat interaksi Sherlock dan Molly yang
meskipun minim, tapi membuatku takjub itu, mulailah aku membaca beberapa
fanfiction Sherlolly, dan lama-lama makin ketagihan. Ada kalanya, aku tidur
menjelang dini hari tanpa melakukan apapun kecuali membaca fanfiction yang
menceritakan hubungan Sherlock dan Molly.
Dari sekian banyak judul yang sudah aku baca, ada beberapa
cerita yang sangat membekas di hatiku karena storyline yang sangat berkesan.
Seperti I Told You So, Invisible Wings, In Matters of the Heart, Flatmate, I’m
not the Girl, Always Something, dan yang baru-baru ini aku baca, I Believe In
Us (katanya yang ini belum complete, tapi buat aku sih ceritanya udah selese di
part 29). Ada beberapa cerita yang juga berkesan, tapi aku tidak ingat
judulnya, jadi mari abaikan saja.
Saking banyaknya fanfiction tentang Sherlolly, jadi belum
sempat aku baca semuanya, dan yang sudah aku baca pun tidak semuanya aku ingat
judulnya, apalagi yang ceritanya biasa aja, ya udah lewat gitu aja deh.
Judul-judul di atas mungkin yang paling berkesan untukku, karena aku bisa ingat
judul dan alur ceritanya secara garis besar, kalo detailnya sih lupa-lupa
inget, hehehe.
Meski semuanya adalah favoriteku, tentu saja selalu ada yang
menjadi terfavorite, dan dari ke-7 judul itu aku memilih In Matters of the
Heart. Alasannya? Karena aku sangat menyukai fanficnya Sherlolly yang setting
nya Alternatif Universe (AU) alias sama sekali tidak ada hubungannya dengan
dramanya. Biasanya penulis hanya mengambil nama tokoh dan karakternya saja,
sementara ceritanya sedikitpun tidak ada hubungannya dengan dramanya.
In Matters of the Heart ber setting di Inggris abad ke 18 bercerita tentang Molly Hooper yang tinggal di
kediaman keluarga Holmes setelah ayahnya sakit dan tidak bisa mengurusnya
karena harus menjalani pengobatan. Lady dan Lord Holmes menerimanya dengan
baik, karena Ayah Molly, Dokter Hooper adalah salah satu teman baik mereka, dan
orang yang telah berjasa membantu Lady Holmes melahirkan putra keduanya,
William Sherlock Holmes.
Sebulan setelah tinggal di kediaman keluarga Holmes, Molly
bertemu dengan seorang pria yang sebelumnya tidak pernah dia temui, sebuah
insiden membuat mereka bertengkar karena perbedaan pendapat hingga meninggalkan
kesan yang sama-sama buruk diantara keduanya. Ketika diperkenalkan secara resmi
oleh Lord dan Lady Holmes, awalnya keduanya tidak saling menyukai, apalagi
karakter Sherlock yang terkenal heartless dan dingin terhadap wanita membuat
Molly enggan untuk beramah tamah.
Namun seiring berjalannya waktu, keduanya saling menemukan
kecocokan. Molly pun lambat laut jatuh cinta pada Sherlock. Sementara
Sherlock adalah pria yang tidak senang
berurusan dengan hal-hal berbau ‘sentimen’ namun dia sadar jika keluarganya
akan menuntutnya untuk segera berkeluarga. Dari semua wanita yang dikenalnya,
dia sadar jika Molly Hooper adalah wanita yang tepat untuk menjadi istrinya.
Sherlock datang menemui ayah Molly untuk melamarnya, Dokter
Hooper menerimanya dengan senang hati, namun dia berpesan agar Sherlock tidak
menyakiti hati putrinya. Sayangnya belum sempat dia melamar Molly untuk menjadi
istrinya, terjadi sebuah insiden di rumah keluarga Sherlock hingga menyebabkan
salah seorang pelayan meninggal dunia dan Molly ada di TKP. Sherlock mencurigai
Molly, bukan sebagai pelaku pembunuhan, namun sebagai komplotan si pelaku yang
telah membuat si pelaku berhasil kabur dari kediaman Holmes.
Hubungan keduanya menjadi sangat buruk setelah kejadian itu.
Kepercayaan Lady dan Lord Holmes terhadap Molly, membuat Sherlock marah pada
keluarganya dan bertekad membuktikan ucapannya. Saat kebenaran itu terungkap,
Sherlock sangat terpukul bahwa kenyataannya sama sekali berbeda dengan yang dia
pikirkan selama ini, sayangnya sudah terlambat untuk Sherlock memperbaiki
hubungannya dengan Molly. Gadis itu telah menutup hatinya apalagi setelah
kematian Ayahnya, Molly menjadi sangat pemurung, rapuh dan takut untuk terluka.
Sherlock berusaha memperbaiki hubungannya dengan Molly namun
dia selalu salah langkah dan membuat Molly semakin menjauh darinya. Saat itu
dia menyadari bahwa dia mencintai Molly dan bertekad untuk mengembalikan
keceriaan Molly seperti sebelumnya dan memberinya kebahagiaan yang seharusnya
dia berikan pada Molly seperti yang telah dia janjikan pada Dokter Hooper.
Alasan aku sangat menyukai ‘In Matters of the Heart’ adalah
karena ceritanya yang manis-manis getir, aku menikmati kebersamaan Sherlock dan
Molly sebelum insiden pembunuhan itu terjadi, dan setelahnya, aku ikut
merasakan sakit hatinya Molly yang tidak dipercayai oleh pria yang dia pikir
telah mengenalnya dengan baik selama ini. Ketika semua orang mempercayainya,
satu-satunya orang yang meragukannya adalah pria yang dicintainya. Proses
Sherlock mendapatkan pengampunan dari Molly pun sangat aku nikmati, memang
tidak mudah, namun akhirnya Sherlock berhasil kembali mendapatkan kepercayaan
Molly.
Dialog di part terakhir adalah salah satu dari sekian banyak
dialog yang menjadi favoriteku. Setelah Sherlock dan Molly berbaikan dan
hubungan mereka semakin membaik. Lady dan Lord Holmes membawa Sherlock dan
Molly berkunjung ke kediaman Mycroft dan istrinya Anthea yang akan melahirkan.
Setibanya mereka disana, Anthea pun melahirkan bayinya dan Molly membantu
persalinannya semalaman. Sherlock memuji Molly yang terus menguap namun menolak
untuk tidur hingga dokter yang akan merawat Anthea tiba.
Sherlock: “You were Incridible tonight”
Molly: “She’s a beatifull baby”
Sherlock: “Have you… ever thought about having children,
Molly?”
Molly: ….
Sherlock: “Molly?”
Molly: “Not to any great extent”
Sherlock: “Molly…”
Molly: “I suppose I just gave up hope once my time passed me
by and I wasn’t married”
Sherlock: “I don’t understand. You are beautiful, no, you
are intelligent, a bit socially lacking, but your dancing abilities are more
than compensatory. You’re kind and forgiving and loving. And You just delivered
a baby”
Sherlock: “In essence, you are ideal woman. So why haven’t
you married?”
Molly: “I didn’t have many chances to meet potential
husband. My time was spent helping my Father with his practice or keeping
house. And the men I did meet weren’t exactly thrilled by what I Offered”
Molly: “Who wants a wife who rather read about reanimated
corpse than primp in front of a mirror to look beautiful? Who wants a wife who
would rather teach their children about politic and science than how to marry
well and rub nose with high society?”
Sherlock: “I do”
Molly: “You what?”
Sherlock: “I…”
Molly: “Yes?”
Sherlock: “To me, you are not only the ideal woman, you are
the only woman. The only woman I have ever and will ever consider making my
wife”
Dan setelah itu scene lamaran dengan cincin yang sudah
dipersiapkan Sherlock sejak lama pun terjadi. Tentu saja Molly menerimanya, dan
endingnya bahagia, bahkan diceritakan hingga Sherlock dan Molly menantikan
kelahiran cucu mereka >.<
Menjelang ending, Sherlock nya mungkin sedikit out of
character, tapi sebenarnya meskipun setingnya versi AU, penulisnya sangat
menjaga karakter Sherlock yang tidak ingin berurusan dengan segala yang berbau sentiment
dan lebih senang memecahkan misteri bersama John Watson. Tentu saja, John juga
ada di cerita itu, sebagai partner nya Sherlock dalam menyelesaikan
kasus-kasus, namun karena fokus ceritanya pada hubungan Sherlock dan Molly, karakter
John tidak terlalu diutamakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^