Hingga saat ini Sherlock versi BBC sudah tayang sebanyak 10
Episode masing-masing sub judul yang mewakili setiap kasus yang diceritakan
ditiap episodenya.
Berikut ini list judul episode yang telah tayang dari tahun
2010 hingga tahun 2016
Season 1:
A Study In Pink
The Blind Banker
The Great Game
Season 2:
A Scandal In Belgravia
The Hounds Of Baskerville
The Reichenbach Fall
Season 3:
The Sign of Three
The Empty Hearse
His Last Vow
Episode Spesial: The Abominable Bride
Setiap episode memiki keunikan masing-masing, dan semuanya
menarik untuk diikuti, namun selalu ada yang menjadi terfavorite. Jika melihat
dari segi keseruan kasusnya aku lebih suka kasus-kasus yang disajikan di season
1 dan 2. Sementara di season 3 tiap episodenya tidak terlalu fokus pada sebuah
kasus dan bagaimana penyelesaiannya. Melainkan lebih fokus pada hubungan
Sherlock dan orang-orang disekitarnya terutama John saat dia kembali ke London
setelah pura-pura mati selama 2 tahun. Yang aku suka dari season 3 adalah
berkembangnya karakter Sherlock menjadi lebih manusiawi.
Setelah aku pertimbangkan baik-baik, dari semua episode
Sherlock, yang menjadi favoriteku adalah A Study In Pink yang merupakan episode
1 di Season 1.
A Study in Pink diadaptasi dari salah satu cerita dari Novel
pertama Sherlock Holmes berjudul A Study In Scarlet. Karena penyesuaian dengan
jaman modern tentu saja plot storynya tidak sama persis dengan novelnya.
Dimulai dengan pertamuan Sherlock dan John yang sama-sama mencari Flatmate agar
bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan harga tang terjangkau.
Mereka
pertama kali bertemu di RS Bart dan Sherlock langsung mendeduksi John bahwa dia
adalah mantan dokter tentara yang dulunya terbiasa dengan medan perang. Itulah
mengapa pertanyaan pertama Sherlock untuk John adalah Afganistan atau Irak?
Awalnya John bingung dan kaget melihat sikap Sherlock yang terkesan sok tahu
namun Sherlock menceritakan semua deduksinya dan membuat John memutuskan untuk
menerima tawaran Sherlock untuk menjadi Flatmate nya dengan datang ke alamat
yang dia berikan 221B Baker Street.
Belum lama tiba Baker Street, Sherlock Holmes mendapat tamu
seorang detektif kepokisian Greg Lestrade yang meminta bantuan untuk
menyelesaikan sebuah kasus bunuh diri berantai yang sedang meneror kota London.
Namun Sherlock meyakini bahwa kasus itu adalah kasus pembunuhan, namun dia
tidak yakin karena 3 orang korbannya yang meninggal dengan penyebab yang sama
tidak meninggalkan pesan apapun.
Lestrade meminta bantuan pada Sherlock karena korban ke-4
meninggalkan pesan berupa tulisan RACHE disamping mayatnya yang diyakini bahwa
tulisan itu adalah pesan kematian dari sang korban.
Saat Sherlock mengajaknya ke TKP John mengetahui jika
beberapa petugas kepolisian tidak menyukai Sherlock dan menganggapnya sebagai
Psikopat yang menikmati setiap kasus pembunuhan yang ditanganinya. Bahkan
seorang polisi wanita yang bernama Sally Donovan menyebut Sherlock sebagai
“Freak” dan memperingatkan John untuk menjauhi Sherlock sebelum terlambat.
Donovan meyakini jika suatu saat Sherlock akan menjadi salah satu tersangka sebuah
pembunuhan berantai.
Setelah melihat kondisi mayat korban ke-4 di TKP Sherlock
menemukan petunjuk dari pakaian yang dipakai korban yang serba Pink, dia menanyakan
koper pink yang dibawa korban namun polisi sama sekali tidak menemukan sebuah
koper atau tas apapun. Sherlock pergi begitu saja dari TKP untuk mencari koper
pink yang dianggap akan memberikan petunjuk lebih banyak.
Sherlock berhasil menemukan koper milik korban namun ada
satu barang yang hilang, ponsel milik korban. Menurut Sherlock itu adalah
kesalahan yang dibuat si pembunuh, karena dia yakin ponsel tersebut ada di
tangan si pembunuh. Sherlock meminta John mengirimkan sebuah pesan pada ponsel
korban, jika ada respon maka dugaan Sherlock benar. Tak lama, ponsel John
berdering, dan Sherlock langsung bersemangat, dan langsung mengajak John untuk
menangkap pembunuhnya.
Sherlock dan John menunggu di sebuah restoran, Sherlock
yakin bahwa pembunuhnya akan datang ke daerah tersebut karena pesan yang
dikirimkan Sherlock ke ponsel korban. Setelah menunggu beberapa lama, Sherlock
melihat seorang pria yang mencurigakan masuk kedalam sebuah taksi, dia mengajak
John untuk mengejarnya, namun ternyata orang itu bukan pembunuhnya.
Saat pulang ke Baker Street, Sherlock merasa terganggu
dengan kedatangan Lestrade dan Anderson yang menggeledah rumahnya dan menemukan
koper pink milik korban. Anderson jadi mencurigai Sherlock, namun dia tidak
merasa memberikan perlu memberikan penjelasan dan mencari cara lain agar bisa
menangkap si pembunuh. Dari keterangan Lestrade tentang putri korban bernama
Rachel yang telah lama meninggal, Sherlock pun memahami sesuatu bahwa Rachel bukan sebuah nama tetapi pasword email korban. Dengan mengetahui hal itu, Sherlock mendapatkan cara untuk menemukan
keberadaan ponsel korban dengan mesin pencarian. Anehnya, posisi ponsel itu
ternyata ada di rumah Sherlock.
Sherlok mendapat tamu, seorang supir taksi yang katanya
datang untuk menjemputnya. Awalnya Sherlock mengabaikan kehadiran tamu
tersebut, namun dia segera menemuinya setelah menyadari sesuatu dan mendapatkan pesan dari nomor ponsel korban. Ternyata supir
taksi itu adalah pembunuhnya. Seseorang yang tidak akan pernah terpikirkan oleh
orang-orang bahwa dia adalah seorang pembunuh berantai.
Ingin mengetahui motif dan bagaimana cara si pembunuh
memaksa korbannya untuk meminum sendiri racun yang membuat mereka meninggal,
Sherlock memilih tidak memanggil polisi dan ikut pergi bersama si pembunuh ke
sebuah gedung.
Sherlock menebak bahwa si pembunuh adalah seorang jenius
yang tidak diperhatikan orang-orang namun dia heran mengapa dia menyia-nyiakan
bakatnya untuk membunuh orang yang tidak dikenal, apakah karena umurnya tidak
lama lagi? Analisis Sherlock ternyata sangat benar, si pembunuh memiliki
Aneurism di kepalanya. Namun itu bukan motif utamanya, ternyata setiap kali
dia melakukan pembunuhan dia mendapatkan bayaran dari sebuah organisasi yang
menurut si pembunuh adalah fans Sherlock Holmes. Dia memberikan uang itu untuk
anak-anaknya.
Si pembunuh mengeluarkan dua pil, dan meminta Sherlock
memilih salah satu diantaranya, begitulah cara si pembunuh selama ini membuat
korbannya memakan pil beracun yang dia siapkan sehingga polisi menyangka bahwa para
korbannya melakukan bunuh diri. Itu juga yang akan terjadi pada Sherlock,
bagaimana jika Sherlock menolak? Si Pembunuh menodongkan senjata pada Sherlock,
seperti yang dia lakukan pada para korbannya. Si pembunuh memprovokasi Sherlock
untuk memilih salah satu pil itu dan saat Sherlock hampir memasukan pil itu
kedalam mulutnya, seseorang menembak si pembunuh di bagian yang vital.
Sebelum si pembunuh menghembuskan napas terakhirnya,
Sherlock memaksa si pembunuh mengatakan siapa yang telah membayarnya? Sherlock
menginginkan sebuah nama, dan dia mendapatkannya, Moriarty.
Awalnya Sherlock bingung siapa yang menembak si pembunuh
bukan polisi yang melakukannya, setelah dia mulai menganalisis tembakan
tersebut, Sherlock pun menyadari bahwa orang yang menyelamatkannya adalah John.
Sherlock memilih menyembunyikan fakta tersebut dari polisi dan memberi peringatan pada John untuk menyingkirkan bubuk mesiu dari tangannya agar polisi tak menemukan bukti. Hubungan saling percaya antara Sherlock dan John pun dimulai, mereka tidak hanya akan menjadi Flatmate, tetapi juga Partner Kerja dan bahkan menjadi teman, walau awal-awal Sherlock tidak pernah mengakui John sebagai temannya.
Sherlock memilih menyembunyikan fakta tersebut dari polisi dan memberi peringatan pada John untuk menyingkirkan bubuk mesiu dari tangannya agar polisi tak menemukan bukti. Hubungan saling percaya antara Sherlock dan John pun dimulai, mereka tidak hanya akan menjadi Flatmate, tetapi juga Partner Kerja dan bahkan menjadi teman, walau awal-awal Sherlock tidak pernah mengakui John sebagai temannya.
Mengapa episode A Study in Pink ini menjadi favorite ku?
Selain karena episode inilah yang pertama kali memperkenalkan aku dengan
Sherlock dan metode deduksinya yang menawan, plot ceritanya juga tidak terduga,
aku sangat terkejut saat tahu bahwa pembunuhnya adalah seorang supir taksi.
Sebenarnya sih itu karena aku nya saja yang tidak jeli saat pertama kali
menontonnya, karena sebenarnya sejak awal episode para korban naik taksi
sebelum akhirnya mereka terbunuh. Tapi aku baru menyadari hal itu saat aku menonton
ulang, tapi itu malah membuatku lebih menyukai episodenya.
A Study A Pink semakin menjadi Favorite ku setelah aku
menonton episode Pilot Sherlock yang tidak ditayangkan dengan judul yang sama.
Meski dengan jalan cerita yang sama, A Study In Pink versi Aired jauh lebih
menarik daripada versi Unaired nya.
Perbedaan yang sangat mencolok dari versi aired dan unaired
A Study In Pink itu adalah penampakan Mycroft, Kakak laki-laki Sherlock yang
‘menculik’ John dan memberinya penawaran untuk melaporkan seluruh kegiatan
Sherlock selama dia menjadi Flatmate nya, tapi karena merasa tidak mengenal
Mycroft, John menolak tawaran itu.
Karena Mycroft tidak memperkenalkan diri saat bertemu dengan
John awalnya aku berpikir dia adalah Moriarty setelah Sherlock mendengar nama
tersebut dari si pembunuh yang sekarang, ternyata dia kakaknya >.< aku
sama kagetnya dengan John saat mengetahui hal tersebut.
Selain tidak ada penampakan Mycroft, tidak ada juga nama
Moriarty saat Sherlock berhadapan dengan si pembunuh, seolah si pembunuh
melakukan aksinya memang karena dia bosan dan menghabiskan waktunya dengan
memaksa orang-orang menelan pil nya yang berisi racun dan membuat mereka seolah
bunuh diri.
Dari segi editing, eksekusi dan penokohan para karakternya
pun A Study In Pink versi Aired sangat jauh lebih baik daripada versi Unaired
nya. Satu-satunya kelebihan versi Unaired itu hanyalah Sherlock yang lebih
tampan dibanding versi Aired nya. Tapi sayangnya meski tampan karakternya
kurang menarik, jika aku menonton episode pertama Sherlock versi Unaired,
mungkin aku tidak akan terlalu terpesona pada Sherlock versi Benedict
Cumberbacth ini.
Selain A Study In A Pink, episode lain yang menjadi
favoritku yang lainnya adalah The Hounds Of Baskerville di season 2 dan The
Sign of Three di season 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^