Soo Ji pergi ke kantor
pemerintahan menggunakan sepedanya dengan perasaan riang. Namun tiba disana dia
kelelahan luar biasa, sesekali memakai sepeda mungkin terasa menyenangkan, tapi
setiap hari melakukannya terasa merepotkan. Apa yang sebenarnya dia lakukan
untuk menghemat uang 1000 won per hari?
Setelah menyimpan ranselnya di
dalam loker, Soo Ji pun masuk ke kantor pemerintahan dengan membawa bekalnya.
Namun petugas keamanan menghentikannya dan berkata dilarang membawa bekal
kedalam. Soo Ji tampak bingung, namun akhirnya kembali dan merasa kesal. Soo Ji
mencoba memasukan kotak bekal ke dalam tasnya, tapi tas yang dibawanya terlalu
kecil. Apa yang harus dilakukannya
sekarang? Soo Ji pun ada ide, bagaimana caranya dia membawa bekal kedalam.
Yups! Soo Ji menggunakan
ranselnya untuk membawa bekal, tp di ruang loker pasti ada CCTV kan? Soo Ji pun
memasukan bekalnya di jalan yang dia pikir tidak ada CCTV disana. Dengan
percaya diri Soo Ji pun masuk ke dalam gedung pemerintahan tanpa masalah. Dia
bahkan berhasil masuk ke dalam lift dan merasa berbangga diri.
Para pegawai lain pun masuk ke
dalam lift, termasuk juga Sang Woo yang tersenyum kecil saat melihat Soo Ji
sudah ada di dalam? Soo Ji tersipu malu-malu. Namun dia benar-benar merasa malu
saat petugas keamanan menghentikan lift yang akan naik dan memastikan jika
orang yang sedang dia cari ada di dalam lift tersebut.
Itu adalah petugas keamanan yang
tadi melarangnya untuk membawa bekal. Semua orang, termasuk Sang Woo bingung
dengan apa yang terjadi. Petugas keamanan itu menemukan Soo Ji dan memintanya
untuk keluar. Dengan terpaksa Soo Ji pun keluar dan mengikuti si petugas
keamanan daripada membuat keadaan semakin memalukan.
Tentu saja itu semua karena kotak
bekal yang dibawa Soo Ji, berniat untuk menyangkal, namun buktinya sudah jelas,
ada CCTV di jalan tempat Soo Ji memasukan bekal ke dalam ransel. Soo Ji tidak
bisa mengelak lagi dari kesalahannya. Petugas keamanan bertanya dari departemen
mana Soo Ji berasal, dia bingung dan berkata dia bukan pegawai kantor
pemerintahan. Petugas keamanan tampak semakin tidak senang, Soo Ji adalah orang
luar? Lalu mengapa dia memiliki akses masuk ke dalam gedung?
Soo Ji tidak tahu bagaimana cara
menjelaskannya, untungnya Sang Woo datang dan berkata pada Petugas keamanan,
bahwa Soo Ji adalah penulis yang bekerja dengannya. Ini semua salahnya karena
dia tidak menjelaskan peraturan pada Soo Ji, dia minta maaf pada petugas
keamanan. Mendengar siapa Sang Woo, nada bicara petugas keamanan langsung
berubah dan memahami situasinya. Dia meminta agar lebih hati-hati lagi lain
kali.
Sang Woo menarik tangan Soo Ji
dan membawanya keluar dari ruang CCTV. Soo Ji merasa tidak enak, karena itu di
kantor, orang-orang akan melihat mereka.
Sang Woo pun melepaskan tangannya dan melihat Soo Ji terlihat tidak
nyaman. Dia pun memaki Petugas Keamanan itu, dan bertanya itu pasti menakutkan
untuk Soo Ji kan? Soo Ji tersenyum membenarkan. Sang Woo lalu berkata, “Saat
aku bersama Soo Ji-ssi, banyakh terjadi hal yang menarik” Soo Ji merasa tidak
enak dan tersenyum kaku. Akh bekal!
Apakah itu ada didalam ranselnya? Apakah mereka harus memakannya sebelum
meeting? Soo Ji tampak bingung, namun mengikuti ajakan Sang Woo saja.
Soo Ji dan Sang Woo memakan
bekalnya di tempat pertama kali mereka minum kopi bersama. Sang Woo menelpon In
Ah untuk menunda rapat karena ada yang harus dia lakukan terlebih dahulu, dia
berkata pada In Ah akan memberitahu Soo Ji secara langsung. Soo Ji jadi tidak
enak hati dan melihat sekeliling, apakah tidak aka nada yang melihat? Itu
adalah jam kerja, jadi Sang Woo pikir tidak akan ada pegawai yang berkeliaran
disekitar situ.
Sang Woo tampak takjub dengan
kimbab buatan Soo Ji. Sebenarnya Soo Ji membawanya untuk makan malam mereka.
Begitukah? Karena ada dua kotak, merekabisa makan satu sekarang dan satu lagi
untuk makan malam. Sang Woo pun
mengambil sepotong kimbab dan saat memakannya dia langsung mengeluarkannya
lagi. Soo Ji kaget, apakah rasanya tidak enak? Dae Young bilang itu enak. Soo Ji mencobanya dan dia pun bereaksi sama
dengan Sang Woo. Ternyata kimbabnya sudah basi, mungkin karena cuaca panas. Soo
Ji tampak menyesal dan kecewa.
“Kau bilang Dae Young memakan
kimbabnya?” Soo Ji membenarkan karena dia
meminta Dae Young untuk mencicipinya. Mendengar hal itu Sang Woo langsung
mengambil sepotong kimbab dan memakannya meskipun kimbab itu basi. Soo Ji panik dan meminta Sang Woo
mengeluarkan kimbab basi itu dari mulutnya, tapi Sang Woo menolaknya dan
mengunyah kimbab tersebut bahkan menelannya.
Sang Woo berkata, ini adalah pertama kalinya Soo Ji membuatkan bekal untuk Sang Woo, jadi setidaknya Sang Woo harus merasakannya. Soo Ji pasti sudah bersusah payah membuatkan kimbab untuknya, bagaimana jika nanti Sang Woo mentraktir Soo Ji makan Steak. Soo Ji tampak enggan, namun Sang Woo merasa itu adalah ide yang bagus.
Joo Seung menunggu Dae Young di
luar vila, dia teringat kata-kata Hye Rim tentang pria yang akan lebih tampan
jika memakai stelan Jas, dia pun tersenyum setelahnya. Dae Young kaget melihat
Joo Seung ada di dekat mobilnya, apakah Joo Seung ingin melakukan sesuatu lagi
pada mobilnya? Joo Seung mengelak dan bertanya dimana Dae Young membeli setelan
jas yang dipakainya.
Dae Young berkata, setelan itu
harganya mahal, Joo Seung sebal dan berkata dia punya uang. Dae Young merasa
Joo Seung memang harus punya setelan Jas jika nanti dia kelak lulus ujian
kepolisian, Dae Young pun mengajak Joo Seung untuk ikut dengannya.
Mereka pergi membeli setelan jas
untuk Joo Seung, beberapa kali Joo Seung mencoba setelan jas yang ada di toko
tersebut, tapi tidak ada satupun yang
menurut Dae Young cocok, hingga dia memakai jas hitam serta celana yang sewarna
dengannya. Dae Young menyukainya, juga saat Joo Seung menggunakan setelan jas
berwarna krem. Itu sangat sesuai dengan Joo Seung, namun ada yang salah,
pemasangan dasinya, Dae Young membenahinya dan membersihkan noda kotor di
pundak Joo Seung.
Tadinya sih Joo Seung tidak
masalah dengan perhatian Dae Young, hingga dia menyadari seorang Ahjussi
memperhatikan mereka dengan pandangan aneh. Joo Seung pun menarik Dae Young
untuk menghindari pandangan Ahjussi yang kemudian berkata, ternyata Korea sudah
benar-benar berubah, hahaha…
Joo Seung akhirnya membeli
setelan jas berwarna hitam, Dae Young merasa pepatah orang-orang itu benar,
bahwa pakaian akan membentuk seseorang, dengan setelan seperti itu, Joo Seung
tampak seperti pria berusia 30 tahun, Joo Seung hanya bisa berdehem
mendengarnya. Tapi ada yang kurang, tatanan rambut Joo Seung, Dae Young
melakukan seuatu pada rambut Joo Seung dan membuatnya terlihat lebih pantas
saat dia mengenanakan setelan jas.
Saat Joo Seung melihat
penampilannya di cermin dia pun tersenyum, merasa puas. Lalu Joo Seung berkata,
sekarang dia mengerti mengapa para gadis menyukai Dae Young, dia adalah Hyung
yang keren, akh bukan maksudnya dia itu bajingan yang keren. Dae Young
tersenyum mendengarnya, bahkan saat Joo Seung memujinya seperti itu Dae Young
tidak akan mengantarnya pulang. Dia hanya kan mengantar Joo Seung sampai ke
depan setelah itu dia harus turun, berjalan kaki atau naik bus untuk pulang.
Soo Ji tiba di ruang meeting
dengan membawa ranselnya, saat In Ah sedang janjian dengan seseorang di
telepon. Soo Ji bertanya apakah In Ah ada janji dengan seseorang? Bukan begitu,
mala mini dia akan menonton film lalu melakukan latihan dengan trainer
pribadinya juga message di tempat langganannya. Soo Ji kaget mendengarnya,
apakah In Ah akan melakukan semua itu hari ini? In Ah membenarkan, dia harus
melakukan itu agar tidak memikirkannya.
“Memikirkan apa?” Soo Ji jadi
penasaran. In Ah agak terkejut kemudian berkata bahwa suaminya pergi seminar,
In Ah merasa kesepian, jadi dia menyibukan diri agar tidak memikirkannya. Oh
begitu…
Sang Woo kemudian datang dan
saling pandangan-pandangan dengan Soo Ji tanpa sepengatahuan In Ah tentunya,
Soo Ji mesem-mesem melihat kelakuan Sang Woo yang menirukan gaya makan
kimbabnya, mereka pun saling bertukar senyum.
Hingga In Ah tiba-tiba bertanya
pada Sang Woo, apakah dia sudah mendengar gossip yang beredar tentang seseorang
yang membawa bom dalam tas ranselnya? Sang Woo dan Soo Ji langsung tidak enak
hati mendengarnya, pastilah yang dibicarakan In Ah tentang kejadian Soo Ji di
lift tadi pagi. In Ah bercerita dengan serunya, bahkan katanya orang itu
ditangkap oleh polisi. Soo Ji meralat, bukan polisi tapi petugas keamanan.
Apakah Soo Ji ada di TKP? In Ah
jadi curiga… jangan-jangan…. Teroris itu…. Soo Ji? Soo Ji langsung kaget
mendengarnya, namun tawa In Ah langsungmeledak melihat reaksi Soo Ji. Jika Soo
Ji adalah terorisnya, Soo Ji pastilah teroris yang fashionable, bagaimana
mungkin Soo Ji membawa ransel dengan baju seperti itu? Sejak tadi In Ah sudah
ingin terawa. Soo Ji merasa tidak nyaman dengan sikap In Ah, dia tampak kesal
karena ditertawakan, apalagi Sang Woo juga menahan tawa melihat sikap In Ah
yang berlebihan. Sementara In Ah malah berterimakasih pada Soo Ji karena sudah
membuatnya tertawa untuk pertama kalinya hari ini.
Tapi sayangnya, situasi yang
membuat In ah tertawa sama sekali tidak lucu bagi Soo Ji. Dia merasa itu adalah
situasi yang buruk. Saat tiba di rumah, dia sangat kesal bahkan memukuli bantal
untuk melampiaskan kekesalannya. Semua ini terjadi karena uang! Dia harus
mencari sesuatu yang bisa dijual supaya dia mendapatkan uang untuk naik bis dan
membeli makanan, dia harus hidup selayaknya manusia.
Soo Ji berkeliling rumah untuk
mencari barang yang bisa di jual, tapi sangat menyedihkan, karena tak ada satu
barang pun yang menurutnya layak di jual. Soo Ji lalu menemukan notebook nya,
dan merasa gembira, namun Soo Ji berpikir lagi, notebook itu alat kerjanya. Dia
kembali menyimpan notebook itu ke tempatnya.
Apa yang harus Soo Ji jual? Soo Ji lalu melihat tendanya dan berpikir bahwa dia bisa menyewa tenda di tempat kemah. Dia pun langsung membuka notebooknya dan melakukan apa yang dipelajarinya dari Hye Rim untuk menjual barang secara online.
Apa yang harus Soo Ji jual? Soo Ji lalu melihat tendanya dan berpikir bahwa dia bisa menyewa tenda di tempat kemah. Dia pun langsung membuka notebooknya dan melakukan apa yang dipelajarinya dari Hye Rim untuk menjual barang secara online.
Nenek mengomel saat Hye Rim
sedang mandi agar dia menghemat air dan sampo, tapi sepertinya Hye Rim tidak
mempedulikannya meski dia menjawab iya pada Nenek. Bel di rumah Nenek berbunyi,
Ahjuma Kim datang dan membuat Nenek panik, dia segera menyembunyikan sepatu Hye
Rim dan memberitahu Hye Rim untuk tidak berisik di kamar mandi.
Setelah yakin semuanya aman,
Nenek barulah membukakan pintu untuk Ahjuma Kim, dan memberikan alasan kakinya
sakit saat ditanya mengapa lama sekali membuka pintunya. Ahjuma Kim datang
untuk menagih biaya air,akh Ahjuma Kim sudah seperti hantu penagih uang saja.
Tapi Nenek adalah orang yang selalu tepat waktu dan membayar tagihan bulanan
seperti biasanya. Ahjuma Kim mengeluh pada Nenek jika tagihan air di Villa
Sejong akhir-akhir ini membengkak, seperti ada orang yang tinggal diam-diam
disana. Nenek gugup, Hye Rim yang ada di kamar mandi pun ketakutan
mendengarnya.
Ahjuma Kim mencurigai Joo Seung
yang katanya pernah membawa seorang wanita masuk ke Vila, Nenek membela Joo
Seung dan berkata dia saja yang akan membayar kelebihannya. Mengapa Nenek yang
harus bayar? Ahjuma Kim jadi curiga, namun kecurigaannya lebih kuat pada Joo
Seung. Ahjuma Kim pun berinisiatif untuk mengecek ke tempat tinggal Joo Seung.
Meski Joo Seung sedang keluar,
Ahjuma Kim tetap masuk, dan Nenek yang khawatir ikut bersamanya. Ahjuma Kim
mencari bukti keberadaan wanita di kamar itu, tapi nihil dia tidak menemukan
apapun bahkan saat dia memeriksa kamar mandi. Nenek mengecek ke bawah kasur Joo
Seung, uang-uang yang dia lihat sebelumnya sudah tidak ada, Nenek merasa lega,
namun dia menemukan sesuatu yang aneh. Tanda pengenal atas nama Lee Joo Seung
yang tidak sengaja terjatuh ke lantai saat Ahjuma Kim mengobrak abrik kamar Joo
Seung.
Nenek memperhatikan baik-baik dan
merasa foto yang ada di tanda pengenal itu sama sekali tidak mirip dengan Joo
Seung, namun Nenek tidak sempat melihat lebih lama lagi karena Ahjuma Kim
kembali dari memeriksa kamar mandi dan mempertanyakan jika tidak ada orang lain
yang tinggal diam-diam mengapa tagihan air membengkak? Akh… apakah karena Pipa
air yang rusak? Dia harus segera mengeceknya! Ahjuma Kim lalu bertanya mengapa
Nenek masih disana? Nenek bilang dia akan beres-beres dulu. Nenek pun menyimpan
tanda pengenal atas nama Lee Joo Seung itu dia atas meja setelah Ahjuma Kim
pergi, dan dia pun ikut keluar tak lama kemudian.
Soo Ji akhirnya mendapatkan
pembeli tenda yang dijualnya, mereka janjian di taman setelah jam 8 malam.
Orang itu adalah pria muda yang kemudian ingin mengecek apakah tendanya masih
bagus atau tidak dengan mendirikannya terlebih dahulu. Soo Ji
mempersilahkannya.
Akhirnya pria itu selesai
mendirikan tendanya di tempat yang agak sepi. Pria itu tampak malu-malu dan
berkata itu adalah pertama kalinya dia mendirikan tenda di depan seorang
wanita. Soo Ji mengatakan dia hanya menggunakannya sekali, jadi tenda itu bisa
dibilang masih baru. Pria itu berkata dia akan mengecek bagian dalamnya.
Ternyata memang masih baru, tapi tunggu… sepertinya ada bagian yang robek.
Soo Ji masuk untuk mengeceknya,
tapi ternyata itu hanya akal-akalan pria itu saja, dia malah tiba-tiba memeluk
Soo Ji. Soo Ji langsung panik dan berteriak, dia memukul pria itu dan segera
melepaskan diri darinya. Setelah keluar tenda Soo Ji langsung memukuli pria
mesum itu yang masih berada di dalam tenda dengan panik dan penuh amarah. Pria
mesum itu ketakutan melihat tingkah Soo Ji dan segera melarikan diri dari
taman.
Dalam keadaan panik dan gugup
juga ketakutan, Soo Ji mencoba menelpon seseorang. Dae Young lah yang di
teleponnya “Dae Young-ah…. Tubuhku…. Pria gila itu…. Cepatlah Datang” Soo Ji
meracau di telepon sambil menangis.
Joo Seung kembali ke container
nya dan merasa puas saat melihat penampilannya di cermin. Namun dia bingung
saat melihat KTP atas nama Lee Joo Seung ada di atas meja, karena seingatnya
dia memasukannya ke dalam saku jaket saat terkahir kali menggunakannya untuk
membeli ponsel. Joo Seung kemudian memasukan KTP itu ke dalam laci dan kembali
tersenyum saat menatap bayangannya yang memakai Jas di cermin.
Dae Young meminta polisi segera
menangkap pria mesum yang sudah melecehkan Soo Ji, dia sudah mengatakan
cirri-cirinya dan juga ID yang digunakan orang itu di internet. Polisi malah
berkomentar memangnya Dae Young itu korbannya? Kemudian dia memastikan pada Soo
Ji apakah benar orang-orang itu melecehkannya? Bagian mana yang dia sentuh? Soo
Ji menjawab pelan-pelan karena merasa malu, “Dadaku” Polisi kembali
memastikan,apakah hanya dadanya saja yang disentuh? Soo Ji menunduk, seolah
ingin menahan tangisnya.
Tidak tega melihat Soo Ji, Dae
Young menariknya dan menyuruhnya menunggu di kursi tunggu saja. Dae Young
kembali ke depan Polisi dan menceremahinya. Dia sudah menunjukkan cirri-cirinya,
kalau perlu Polisi kan bisa mengeceknya di CCTV, mengapa dia tidak berperasaan
malah mengorek luka lama dari korban. Benar-benar tidak punya tata krama. Soo
Ji menatap Dae Young mengomel pada polisi untuk membelanya. Soo Ji tampak
merasa terharu dengan sikap Dae Young, mungkin dia tak menyangka jika
sahabatnya itu akan membelanya sampai seperti itu.
Selesai memberi keterangan, Dae
Young mengeluhkan tentang kinerja polisi yang mengurus kasus Soo Ji, dia tidak
percaya dia adalah seorang pembela keadilan. Dan Lagi… Soo Ji juga salah dalam
hal ini. Seharusnya Soo Ji tahu banyak pria aneh di café itu, bagaimana bisa
dia menuruti permintaan pria mesum itu, seharusnya Soo Ji meminta bantuan Joo
Seung atau Dae Young untuk menemaninya. Dae Young juga heran mengapa Soo Ji
harus menjual tenda itu, apakah Soo Ji tidak akan pergi backpacking lagi dengan
Sang Woo? Seharusnya jika Soo Ji tidak punya uang, dia bisa meminjamnya dari
Dae Young.
Setelah Dae Young mengeluhkan
kelakuan Soo Ji dengan penjang lebar dengan penuh emosi, tanggapan Soo Ji hanya
satu kalimat, “Aku lapar” Dae Young bingung mendengarnya, dan Soo Ji pun
mengatakannya sekali lagi, jika dia merasa kelaparan.
Dae Young membawa Soo Ji ke sebuah restoran, makanan adalah obat terampuh untuk menyembuhkan syok. Soo Ji melihat-lihat menu apa yang ingin dipesannya. Dae Young berkata, tidak usah melihat menu, pesan saja kimchi jigae (sup kimchi).
Nah, mana yang lebih enak makan kimchi jigae dengan daging atau dengan ikan? Dae Young berpendapat pasti lebih enak dengan daging kan? Soo Ji diam saja, namun kemudian Dae Young berkata makan dengan ikan akan lebih enak dan menjelaskan apa alasannya dan diakhir penjelasan dia berkata, "Bukan kah itu yang akan kau katakan?" Soo Ji tersenyum meihat tingkah Dae Young, apakah dia sedang meniru Soo Ji? Akhirny Soo Ji memesan Kimchi jigae dengan daging karena itu sesuai dengan namanya, dan Dae Young memesannya dengan ikan.
Saat pesanan tiba mereka berdua makan dengan lahap. Meskipun Soo Ji sempat syok karena kejadian malam ini, tapi sepertinya itu tidak berpengaruh pada selera makannya. Dia tampak bahagia memakan kimchi jigae dengan dagingnya sambil sesekali diselangi dengan minum soju.
Selesai makan, Soo Ji dan Dae Young berebut sesuatu dalam sup kimchi dan itu membuat Soo Ji kembali tertawa. Akhirnya Soo Ji yang menang dan Dae Young memakan apa yang tadi mereka perebutkan. Soo Ji kembali meminum soju dan bertanya apa yang Dae Young sukai dari kekasihnya?
Awalnya Dae Young kaget, namun kemudian dia berkata bahwa kekasihnya itu seorang wanita dan juga teman baginya. Dae Young merasa sangat nyaman saat bersamanya. Soo Ji merasa iri, dia juga ingin berpacaran seperti itu. Apa maksudnya itu? Mengapa Soo Ji berkata begitu saat Soo Ji dan Sang Woo adalah pasangan yang romantis?
Romantis apanya? Soo Ji merasa kali ini kencan nya akan berbeda, namun pada akhirnya sama saja. Soo Ji merasa dirinya banyak kekurangan dan dia merasa terbebani. Sepertinya Soo Ji memang sudah tidak ada harapan. Dae Young setuju, Soo Ji memang sudah tidak ada harapan. Soo Ji terus minum soju dengan wajah sedih, dan saat Soo Ji kembali menuangkan soju ke dalam gelas, Dae Young merebutnya.
Setelah minum Dae Young menatap Soo Ji dan berkata, "Kenapa kau berpikir kalau kau kurang dalam banyak hal? Kau tidak begitu, sama sekali. Kepribadianmu hebat, dan kau baik. Kau menyenangkan dan cantik. Kau gadis yang sempurna"
Soo Ji terpana mendengar apa yang diucapkan Dae Young, mereka saling berpandangan dalam diam, hingga Dae Young melanjutkan ucapannya, "Kau memiliki alasan lebih dari cukup untuk dicintai. Itu pendapatku"
Mendengar kalimat terakhir Dae Young, Soo Ji sangat terharu, air mata bahagianya nyaris saja menetes, namun dia menahannya dan berkata, sepertinya dia terlalu mabuk dan mengajak Dae Young untuk pulang. Lain kali Soo Ji akan mentraktirnya minum. Soo Ji pun pergi duluan keluar meninggalkan Dae Young yang bingung dengan sikap Soo Ji yang tiba-tiba menghindarinya.
***
Maaf yah lama banget lanjutannya~~~
Sejak tiupan di kening itu... sudah jelas Soo Ji merasakan perasaan lain terhadap Dae Young yang selama ini memang selalu membuatnya nyaman. Soo Ji mungkin tidak pernah menduga jika dia akan berdebar-debar seperti itu karena Dae Young.
Sang Woo yang cemburu itu lucu, banyak yang berpikir dia memakan kimbab basi karena merasa tersaingi oleh Dae Young yang sudah lebihh dulu mencicipinya. Mungkin memang benar, namun alasan dia memakannya pasti juga karena Soo Ji, Sang Woo itu sebenarnya ingin melakukan banyak hal yang membuat Soo Ji senang, namun caranya saja yang salah. Dan dia gagal memahami Soo Ji dengan baik karena ketidak jujuran Soo Ji padanya. Bagaimanapun Sang Woo itu hanya pria biasa yang tidak bisa membaca isihati seseorang. Itulah mengapa komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam sebuah hubungan.
Saat Soo Ji bertanya tentang kekasihnya, mengapa aku merasa Dae Young seperti sedang menceritakan interaksinya dengan Soo Ji yah? Kasian sih Dae Young itu, rasanya memang nyesek banget karena punya perasaan pada sahabat yang sekaligus juga kekasih hyung tercinta. Dae Young cukup bisa mengendalikan perasaannya dengan baik, namun dia tidak bisa berhenti untuk peduli pada Soo Ji, itulah mengapa dia mengatakan sebuah mantra ajaibnya pada Soo Ji, agar Soo Ji lebih percaya diri lagi dengan dirinya sendiri.
Tapi sepertinya, mantra ajaib itu membuat perasaan Soo Ji untuk Dae Young semakin besar, dan Soo Ji malah semakin penasaran dengan kekasih Dae Young.
Dae Young membawa Soo Ji ke sebuah restoran, makanan adalah obat terampuh untuk menyembuhkan syok. Soo Ji melihat-lihat menu apa yang ingin dipesannya. Dae Young berkata, tidak usah melihat menu, pesan saja kimchi jigae (sup kimchi).
Nah, mana yang lebih enak makan kimchi jigae dengan daging atau dengan ikan? Dae Young berpendapat pasti lebih enak dengan daging kan? Soo Ji diam saja, namun kemudian Dae Young berkata makan dengan ikan akan lebih enak dan menjelaskan apa alasannya dan diakhir penjelasan dia berkata, "Bukan kah itu yang akan kau katakan?" Soo Ji tersenyum meihat tingkah Dae Young, apakah dia sedang meniru Soo Ji? Akhirny Soo Ji memesan Kimchi jigae dengan daging karena itu sesuai dengan namanya, dan Dae Young memesannya dengan ikan.
Saat pesanan tiba mereka berdua makan dengan lahap. Meskipun Soo Ji sempat syok karena kejadian malam ini, tapi sepertinya itu tidak berpengaruh pada selera makannya. Dia tampak bahagia memakan kimchi jigae dengan dagingnya sambil sesekali diselangi dengan minum soju.
Selesai makan, Soo Ji dan Dae Young berebut sesuatu dalam sup kimchi dan itu membuat Soo Ji kembali tertawa. Akhirnya Soo Ji yang menang dan Dae Young memakan apa yang tadi mereka perebutkan. Soo Ji kembali meminum soju dan bertanya apa yang Dae Young sukai dari kekasihnya?
Awalnya Dae Young kaget, namun kemudian dia berkata bahwa kekasihnya itu seorang wanita dan juga teman baginya. Dae Young merasa sangat nyaman saat bersamanya. Soo Ji merasa iri, dia juga ingin berpacaran seperti itu. Apa maksudnya itu? Mengapa Soo Ji berkata begitu saat Soo Ji dan Sang Woo adalah pasangan yang romantis?
Romantis apanya? Soo Ji merasa kali ini kencan nya akan berbeda, namun pada akhirnya sama saja. Soo Ji merasa dirinya banyak kekurangan dan dia merasa terbebani. Sepertinya Soo Ji memang sudah tidak ada harapan. Dae Young setuju, Soo Ji memang sudah tidak ada harapan. Soo Ji terus minum soju dengan wajah sedih, dan saat Soo Ji kembali menuangkan soju ke dalam gelas, Dae Young merebutnya.
Setelah minum Dae Young menatap Soo Ji dan berkata, "Kenapa kau berpikir kalau kau kurang dalam banyak hal? Kau tidak begitu, sama sekali. Kepribadianmu hebat, dan kau baik. Kau menyenangkan dan cantik. Kau gadis yang sempurna"
Soo Ji terpana mendengar apa yang diucapkan Dae Young, mereka saling berpandangan dalam diam, hingga Dae Young melanjutkan ucapannya, "Kau memiliki alasan lebih dari cukup untuk dicintai. Itu pendapatku"
Mendengar kalimat terakhir Dae Young, Soo Ji sangat terharu, air mata bahagianya nyaris saja menetes, namun dia menahannya dan berkata, sepertinya dia terlalu mabuk dan mengajak Dae Young untuk pulang. Lain kali Soo Ji akan mentraktirnya minum. Soo Ji pun pergi duluan keluar meninggalkan Dae Young yang bingung dengan sikap Soo Ji yang tiba-tiba menghindarinya.
***
Maaf yah lama banget lanjutannya~~~
Sejak tiupan di kening itu... sudah jelas Soo Ji merasakan perasaan lain terhadap Dae Young yang selama ini memang selalu membuatnya nyaman. Soo Ji mungkin tidak pernah menduga jika dia akan berdebar-debar seperti itu karena Dae Young.
Sang Woo yang cemburu itu lucu, banyak yang berpikir dia memakan kimbab basi karena merasa tersaingi oleh Dae Young yang sudah lebihh dulu mencicipinya. Mungkin memang benar, namun alasan dia memakannya pasti juga karena Soo Ji, Sang Woo itu sebenarnya ingin melakukan banyak hal yang membuat Soo Ji senang, namun caranya saja yang salah. Dan dia gagal memahami Soo Ji dengan baik karena ketidak jujuran Soo Ji padanya. Bagaimanapun Sang Woo itu hanya pria biasa yang tidak bisa membaca isihati seseorang. Itulah mengapa komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting dalam sebuah hubungan.
Saat Soo Ji bertanya tentang kekasihnya, mengapa aku merasa Dae Young seperti sedang menceritakan interaksinya dengan Soo Ji yah? Kasian sih Dae Young itu, rasanya memang nyesek banget karena punya perasaan pada sahabat yang sekaligus juga kekasih hyung tercinta. Dae Young cukup bisa mengendalikan perasaannya dengan baik, namun dia tidak bisa berhenti untuk peduli pada Soo Ji, itulah mengapa dia mengatakan sebuah mantra ajaibnya pada Soo Ji, agar Soo Ji lebih percaya diri lagi dengan dirinya sendiri.
Tapi sepertinya, mantra ajaib itu membuat perasaan Soo Ji untuk Dae Young semakin besar, dan Soo Ji malah semakin penasaran dengan kekasih Dae Young.
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^