Joo Seung masuk ke dalam hutan sambil membawa
koper besar. Dia pun mulai menggali lubang besar untuk mengubur koper itu. Apa
sebenarnya isi koper yang di bawanya?
Joo Seung teringat saat Nenek Lee
menemukan tumpukan uang di bawah tempat tidurnya. Joo Seung panik dan menatap
tajam pada Nenek, dia langsung menurunkan kembali kasurnya dan berkata jika itu
adalah uang asurasi orang tuanya, bukan kah Nenek sudah tahu tentang hal itu?
Mengapa Joo Seung tidak
menyimpannya di Bank? Joo Seung menerima
semua uangnya secara kes, dan dia merasa merepotkan jika dia harus bolak balik
mengambilnya ke Bank. Sigh, jika itu saja menyulitkan apakah bernapas jga sulit
bagi Joo Seung? Nenek menyarankan agar Joo Seung segera menyimpannya di Bank,
bagaimana jika ada orang yang melihat? Jika Nenek tidak seenaknya masuk ke
kamarnya, pasti tidak aka nada yang tahu.
Nenek tidak mau tahu. Sebaiknya
Joo Seung segera menyimpannya di Bank dan dia juga harus lebih serius lagi
belajar. Nenek sudah membersihkan kamar Joo Seung agar dia lebih konsentrasi
untuk belajar. Setelah Nenek keluar dari kamarnya Joo Seung berpikir sejenak
sambil duduk di atas tempat tidurnya dan akhirnya dia mengunci pintu juga
menutup gorden dengan rapat memastikan tidak ada orang yang melihat. Joo Seung mengambil
koper besar, dan memasukan semua uang itu kedalamnya.
Jadi karena ketahuan Nenek, Joo
Seung terpaksa mengubur uang itu di dalam hutan.
Soo Ji menghitung sisa uang yang
dimilikinya untuk bertahan hidup hingga akhir bulan. Sisannya adalah 17620 won.
Masih ada sisa waktu 15 hari hingga akhir bulan. Soo Ji menghitung biaya
pengeluaran hariannya. Dia kaget saat mengetahui dia hanya bisa menggunakan
uang 1174 won per hari, bahkan tidak sampai 1200 won? Sekarang ini harga
kimbab segulung saja sudah 1500 won dan ongkos bis lebih dari 1000 won.
Lalu bagaimana dia akan pergi
bekerja besok? Soo Ji merasa frustasi karena hal ini, haruskan dia menumpang
pada Dae Young? Tidak. Dae Young pasti akan sibuk berpacaran. Soo Ji harus
mencari cara lain, dia teringat pada sepedanya. Aha! Benar juga, dia bisa
menghemat ongkos dan sekaligus melakukan diet, dia akan pergi ke kantor
menggunakan sepeda. Soo Ji pun segera membereskan sisa uangnya setelah
mendapatkan solusi.
Sekembalinya dari hutan, Joo
Seung langsung merebahkan diri di atas tempat tidur dan dia mendapat pesan dari
Hye Rim yang bertanya apakah Joo Seung punya waktu? Tentu saja. Tapi ternyata
Hye Rim mengundang Dae Young dan Soo Ji juga dalam percakapan itu. Hye Rim
mengajak mereka semua makan masakan Thailand, bayar-bayar masing. Dae Young
langsung setuju, dan bertanya jadi sekarang Joo Seung sudah memiliki ponsel.
Joo Seung kesal, itu bukan urusan Dae Young! Bahkan saat chatting pun Joo Seung
tetap galak pada Dae Young ;p
Bagaimana dengan Nenek? Hye Rim
menjawab Nenek sudah tidur sejak tadi. Soo Ji? Bagaimana apakah dia mau ikut?
Soo Ji sangat bersemangat, makanan Thailand? Pu pad porng curry, tom yum gong…
Tentu saja Soo Ji ingin ikut makan, tapi kemudian dia teringat, jika bayar
masing-masing setidaknya dia akan menghabiskan uang 10,000 won. Akhirnya Soo Ji
beralasan dia sedang diet, jadi tidak bisa ikut. Hye Rim merasa sedih, kalo Soo
Ji ikut pasti lebih menyenangkan.
Dae Young mengejek tentang diet
Soo Ji, membuat Soo Ji kesal dan berkomentar, “Mungkin pacarmu juga sedang
diet!!” Dae Young tertawa membaca pesan
terakhir Soo Ji.
Tak lama dia mendengar ketukan pintu yang terburu-buru. Hye
Rim yang datang, masih dengan menghilang komedo di hidungnya. Hye Rim buru-buru
datang hanya untuk bertanya, “Oppa, aku sudah punya pacar?” Dae Young tak
menanggapi, dia melepas penghilang komedo di hidung Hye Rim dan berkata
sebaiknya mereka pergi untuk makan.
Tiba di restoran, Hye Rim sangat
penasaran tentang pacar Dae Young. Berapa umurnya? Dari keluarga mana? Apakah
Dae Young punya fotonya? Hye Rim meminta Dae Young menunjukkan fotonya. Dae
Young meminta Hye Rim untuk berhenti merasa penasaran, apalagi dia melihat
tatapan tidak senang Joo Seung atas rasa penasaran Hye Rim.
Setelah beberapa saat Hye Rim
kemudian berkata, mulai sekarang Dae Young hanyalah Oppa tetangga baginya,
tidak lebih dan tidak kurang, “Seperti pernah aku katakan sebelumnya, aku tidak
pernah menyentuh milik orang lain walaupun aku sangat menginginkannya” Joo
Seung tersenyum mendengar ucapan Hye Rim tersebut. Dae Young tidak menanggapi,
bahkan saat Hye Rim terlihat sedih, dia memanggil pelayan untuk memesan.
Makanan pun datang, berbagai
masakan Thailand yang menggiurkan. Dae Young dan Hye Rim mulai mencicipi
makanan mereka, sementara Joo Seung hanya menatapnya ragu-ragu. Dae Young jadi
bertanya, mengapa Joo Seung tidak makan? Apakah ini pertama kalinya Joo Seung
makan masakan Thailand? Joo Seung gengsi dan langsung mencicipi salah satu
masakan yang terlihat familiar di matanya.
Tapi ternyata rasanya tidak
sesuai dengan lidahnya, Joo Seung langsung berkomentar mereka harus melakukan
complain. Memangnnya kenapa? Joo Seung merasa mereka tidak mencuci wadahnya
dengan bersih, ada rasa logam di dalam makanan itu. Dae Young tersenyum dan
berkata itu pasti karena lemon dan ketumbarnya. Joo Seung kaget, apakah rasanya
selalu seperti itu? Dae Young membenarkan. Joo Seung pun berkata, itu makanan
atau alat kosmetik?
Jiwa shiksa-nim Dae Young lansung
tergugah, “Apa? Alat kosmetik? Aroma tidak hanya diperlukan dalam kosmetik.
Makanan juga perlu aromanya. Kenapa? Karena kita tidak makan makanan hanya
dengan mulut kita.”
“Pertama-tama, kita makan warna
yang cerah dan tampilan yang cantik dengan mata kita. Kemudian, kita makan
kehangatan tanah dan rasa laut yang menyegarkan dengan hidung kita. Dan
terakhir, ketika kita memakannya dengan mulut kita, semua rasa itu tadi akan
menyatu dan menjadi satu di dalam tubuh”
Joo Seung dan Hye Rim hanya
bengong setelah mendengar penjelasan Dae Young, entah mereka mengerti atau
tidak. Dae Young pun langsung mengajak mereka untuk makan saja, “Kau akan
berakhir dengan mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena kau bisa memakan
makanan ini” Dae Young lalu mengucapkan terimakasih dengan bahasa Thailand
membuat Hye Rim tertawa mendengarnya.
Dae Young mulai mencoba masakan
pertama, Pu pad porng curry (Ikan campur kari). Rasanya sangat lezat, Dae Young
menyukainya dan membuatnya ketagihan untuk memakannya. Hye Rim juga
menyukainya, hanya Joo Seung yang masih ragu, namun akhirnya mencoba juga, dia
kaget karena rasanya ternyata sangat enak.
Masakan selanjutnya, Mie Beras
ala Thailand. Melihat Dae Young sangat menikmatinya, Joo Seung jadi ingin
mencobanya, tentu saja Dae Young mempersilahkannya dengan senang hati, dan
sepertinya Joo Seung juga menyukai rasa Mie beras itu.
Dae Young mengambil sup yang ada
di tengah, itu adalah Tom Yam Goong (Sup yang dibuat dengan udang, perasan
lemon, daun jeruk dan bawang), itu adalah makanan yang tadi tidak sesuai dengan
lidah Joo Seung, tapi Dae Young sangat menyukainya dan merasa puas dengan
rasanya.
Hye Rim menikmati sajian mie
Thailand yang lainnya, dan dia sangat menyukainya, itu terasa sangat lezat di
mulutnya. Dae Young mengatakan agar Hye Rim makan yang banyak dan coba juga
makanan lainnya, Hye Rim mencibir mendengar perhatian Dae Young, dia tidak
membutuhkannya lagi.
Masakan yang selanjutnya di makan
Dae Young adalah Yamusal, rasanya serupa dengan salad seafood. Sangat
menyegarkan di dalam mulut.
Joo Seung mengambil irisan serai,
dan mencobanya, ternyata tidak enak! Dia langsung mengeluarkannya lagi dan
minum yang banyak. Dae Young baru memberitahunya, jika aromanya sangat kuat,
seharusnya Joo Seung tidak langsung memakannya seperti itu. Joo Seung tampak
tidak peduli dan memilih mengambil makanan lain.
Mereka terus makan hingga
hidangan di meja habis. Dae Young menyedot minumannya dengan puas setelah
selesai makan. Malam ini makan malamnya terasa sangat nikmat.
Mereka bertiga pergi untuk
membayar, totalnya 75000 won, jika di bagi tiga maka masing-masing membayar
25000 won, tapi Joo Seung langsung berkata dia yang akan membayarnya. Dae Young
bertenya darimana Joo Seung punya uang untuk membayarnya? Karena itulah, Dae
Young bayar saja bagiannya, dia hanya akan membayarkan bagian dirinya dan Hye
Rim. Joo Seung pun memberikan uang 50000 won pada Dae Young. Hye Rim
berterimakasih pada Joo Seung dan keluar duluan, sementara Joo Seung pamit ke
toilet dulu.
Hye Rim bertanya dimana Joo Seung
saat Dae Young keluar sendirian. Dia ke toilet, Dae Young jadi penasaran
mengapa Hye Rim tidak lagi bertemu dengan para pria dalam tangki ikannya dan
hanya menempel saja pada Joo Seung. Mereka semua meninggalkan tangki nya, sejak
Hye Rim tinggal di rumah Nenek, dia jadi jarang mengecek akun SNS nya, dan saat
itulah mereka semua pergi, para pria itu terlalu pengecut.
Bagaimana jika Joo Seung yang
tertinggal di tangki ikannya. Mungkin saja itu bisa terjadi. Dae Young kaget
mendengarnya, Hye Rim lalu berkata, Soo Ji dan Dae Young sudah punya pacar,
rasanya Hye Rim juga jadi ingin berkencan. Dae Young memperingatkan Hye Rim
untuk tidak bermain dengan pria lugu seperti Joo Seung. Hye Rim tidak pernah
bermain-main kok! Hye Rim menyukai keluguan Joo Seung yang tidak seperti pria
jaman sekarang. Dan Joo Seung juga baik padanya.
Dae Young sih tidak meragukan
perasaan tulus Joo Seung pada Hye Rim, jadi sebaiknya Hye Rim memperlakukan Joo
Seung dengan baik. Hye Rim membalas, agar Dae Young mengurus pacarnya saja. Hye
Rim yakin jika pacar Dae Young tidak tahu dia suka memakai training saat
keluarkan? Benar sekali dia tidak tahu. Sebaiknya Dae Young jangan memperlihatkannya.
Kenapa? Karena itu akan merusak image Dae Young.
Apakah Hye Rim sedang
mengkritiknyanya karena sekarang dia sudah tidak suka lagi pada Dae Young?
Bukan begitu, itu semua demi kebaikan Dae Young. Menurut Dae Young mengapa
Colin Firt masih membuat para wanita berdebar-debar di usianya yang sekarang?
Mungkin jika dia keluar dengan training untuk keluar dia tidak akan terlihat
tampan saat bermain film. Dae Young membenarkan juga pada akhirnya, Pria memang
lebih tampan saat memakai setelan jas.
Joo Seung yang sejak tadi
mendengarkan percakapan mereka tentang bahwa pria lebih tampan dalam setelan jas langsung merasa minder, karena dia tidak pernah
memakai jas di hadapan Hye Rim.
Hong In Ah kaget saat melihat
suaminya kembali, itu adalah keputusan yang tepat. Tapi tentu saja, tujuan
suaminya bukan untuk kembali padanya, dia memperlihatkan foto In Ah dan Taek
Soo yang tertangkap kamera di depan
sebuah hotel. Jadi sebaiknya mereka bercerai saja. Apakah suaminya selama ini
sengaja menunggunya untuk berselingkuh? In Ah tidak gentar, dia mengambil
sesuatu di dalam laci dan melemparkannya pada sang suami,, itu adalah foto-foto
saat suaminya berselingkuh. In Ah melakukannya, karena suaminya yang melakukan
hal itu lebih dulu. In Ah berteriak, dalam hidupnya tidak ada kata bercerai!
In Ah pergi keluar dan berkendara
dengan mobilnya. Dia menghentikan mobilnya di tempak sepi dan mulai menangis,
dia merasa frustasi dengan hidupnya, dia ingin berbicara dengan seseorang. Dia
menatap ponselnya dan menimbang siapa yang akan di teleponnya. Ada nama Taek
Soo disana, tapi dia memilih menghapusnya dan menangis lagi seorang diri di
belakang kemudi.
Di sebuah kedai minum, Taek Soo
juga merasa kesepian, dia menatap ponselnya dan melihat nama Hong In Ah, dia
tampak ingin menelponnya, namun akhirnta memilih menelpon Yerim, putrinya. Saat
mendengar putrinya sedang sibuk, dia meminta waktu 10 menit, atau 5 menit saja
untuk bicara dengan putrinya. Taek Soo sepertinya benar-benar sangat kesepian.
Soo Ji mulai pergi kerja dengan
sepeda, dia sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Mengunci sepedanya di
tempat parkir dan segera pergi ke toilet untuk berganti baju. Soo Ji juga
membersihkan keringat dan minyak di wajah dan bagian tubuh lainnya sebelum dia
bergantu baju dan kembali menyempurnakan make up nya.
Selesai berganti baju, Soo Ji
menyimpan tas ransel yang dia pakai untuk menyimpan pakaian ganti di dalam
loker dan berjalan dengan percaya diri menuju lift. Saat masuk Lift dan dia
hanya sendirian, Soo Ji langsung bersorak riang karena berhasil berangkat kerja
dengan sepeda tanpa terlihat lusuh. Tapi, sebelum pintu lift tertutup sempurna,
seseorang menahannya, itu adalah Sang Woo.
Soo Ji kaget melihat Sang Woo
masuk ke dalam Lift, dia jadi gugup, tapi juga senang. Sang Woo kemudian
menyapanya dan karena tidak ada orang lain, Sang Woo pun menggenggam tangan Soo
Ji, dia kemudian bertanya apakah Soo Ji alergi pada kerang? Soo Ji berkata
tidak, Sang Woo merasa lega karenanya. Soo Ji bertanya, memangnya kenapa?
Sebelum sempat Sang Woo menjawab, ada pegawai lain yang masuk lift dan dengan refleks
Soo Ji dan Sang Woo melepaskan tangan mereka dan pura-pura bersikap cuek. Duh…
resiko pacaran diam-diam nih…
Taek Soo mencari Dae Young ke Villa Sejong, tapi Dae Young tidak ada di
rumah, jadi Taek Soo akan menunggu di atap saja sambil menghirup udara segar.
Taek Soo tertidur di atas di dipan saat Joo Seung berniat keluar dari container
nya. Joo Seung agak ragu, namun akhirnya keluar dengan mengendap-ngendap. Taek
Soo langsung menghentikan langkah Joo Seung, saat dia bertanya mengapa Joo
Seung tidak menyapanya? Apakah Joo Seung tidak menyukai Taek Soo? Padahal
mereka hanya bertemu beberapa kali, bukan begitu… baguslah, Taek Soo berkata
Joo Seung tidak boleh tidak menyukainya.
Joo Seung merasa tidak nyaman
pada Taek Soo yang bertanya tentang proses belajarnya untuk masuk akademi
polisi, melihat jawaban Joo Seung yang ragu-ragu, Taek Soo menebak pasti tidak
terlalu baik yah? Lagi pula untuk apa Joo Seung jadi polisi, itu pekerjaan yang
tidak menyenangkan. Saat ada kasus pembunuhan, dia harus mengintai selama 3
bulan dan juga di omeli atasannya.
Taek Soo terus mengoceh,
sementara Joo Seung sudah ingin pergi, akhirnya dia pamit saja karena harus
pergi ke suatu tempat. Setelah Joo Seung pergi, Taek Soo bertanya pada dirinya
mengapa semua orang tidak ingin berbicara lama dengannya?
Sang Woo mengajak Soo Ji makan di
restoran mewah, Sang Woo ingin memastikan Soo Ji makan di waktu yang tepat, dia
sudah membuat reservasi dan meminta menghidangkan makanannya langsung saat
mereka datang.
Ternyata menu makan mereka adalah
Lobster dan beberapa makanan laut lainnya. Yang ada di pikiran Soo Ji saat
melihat makanan itu adalah, berapa harga makanan tersebut. Maka saat Sang Woo
mulai memakannya, Soo Ji terlihat enggan dan tidak berselera. Sang Woo bertanya
mengapa Soo Ji tidak memakannya? Soo Ji berpikir, karena mereka pasangan
kekasih, Soo Ji mencoba untuk tidak mempermasalahkan Sang Woo yang membelikan
makanan untuknya. Dia mencoba untuk lebih percaya diri dan tidak merasa
terbebani.
Soo Ji mulai memakan lobster nya,
awalnya terasa enak, tapi sepertinya itu tidak seenak pikirannya. Namun saat
Sang Woo bertanya apakah rasanya enak? Soo Ji mengiyakan saja seperti biasanya.
Padahal sepertinya Soo Ji bahkan kesulitan untuk menelan makan itu karena
tampaknya Soo Ji merasa terbebani.
Sepulang makan lobster bersama
Sang Woo, Soo Ji merasa perutnya begah dan mual, tapi dia mengatakan pada Sang
Woo di telepon, dia sangat menikmati makan malam mereka. Setelah memutuskan
sambungan teleponnya dengan Sang Woo, Soo Ji mencari tahu tentang penyakitnya,
apakah dia mengalami gangguan pencernaan? Soo Ji tidak punya obat apapun, dan jika membeli
sekarang, dia tidak punya uang.
Akhirnya Soo Ji mendatangi Dae
Young untuk meminta obat gangguan pencernaan itu. Sayangnya Dae Young tidak punya
obat juga. Soo Ji berkata akan bertanya pada Nenek, tapi Dae Young mengusulkan
cara lain untuk mengobati gangguan pencernaan itu. Cara itu lebih efektif dari
obat.
Dae Young mulai memijat lengan
Soo Ji untuk melancarkan peredaran darahnya. Kemudian Dae Young mengikat ibu
jari Soo Ji dengan benang untuk menekan aliran darah disana. Dae Young bertanya
apa yang Soo Ji makan? Dia makan lobster, Akh sejak berkencan, Soo Ji jadi
sering makan makanan mahal. Tapi Soo Ji merasa aneh karena sepertinya perutnya
tidak bisa mencerna makanan tersebut. Soo Ji pernah bilang dia tidak pernah
kena gangguan pencernaan, Soo Ji bohong ya? Tentang mual karena makan
Ddeokbokki pun Soo Ji berbohong, sekarang Soo Ji jadi pandai berbohong.
Soo Ji kesal karena Dae young
menuduhnya pembohong, karena semua itu adalah kenyataan. Perhatian Soo Ji
teralihkan karena amarahnya pada Dae Young, jadi dia tidak menyadari saat Dae
Young menusuk ibu jarinya dengan jarum. Soo Ji berteriak kesakitan, tapi secara
menakjubkkan, begah dan mual di perutnya menghilang. Dia bahkan bersendawa
tanpa tahu malu di depan Dae Young.
Soo Ji senang luar biasa karena
cara Dae Young benar-benar efektif. Itu semua karena Dae Young sangat berbakat.
Baiklah… pacar Dae Young pasti merasa beruntung karena punya pacar yang
berbakat seperti Dae Young. Eh, Dae Young malah bilang, sebelumnya dia tidak
akan mengajak pacarnya untuk makan makanan seperti itu. Yah.. yah… Dae
Young melakukan yang terbaik.
Selesai membuka ikatan di
jempolnya, Soo Ji berniat pulang tanpa mengucapkan terima kasih. Dae Young lalu
bertanya, Apakah Soo Ji tidak
mengucapkan terimakasih? Soo Ji terdiam sejenak, lalu dia mulai berakting
memberikan ucapan terimakasih dengan penuh hormat pada Dae Young membuat tersenyum melihat tingkah Soo Ji.
Joo Seung mengambil uang dari dalam
koper di hutan, dia sangat kaget karena Happy ada disana. Dia mengusir Happy
dan mengancam jika dia tidak pergi. Setelah Happy pergi Joo Seung kembali
mengubur kopernya sambil melirik kanan kiri karena takut ada yang melihat.
Saat Nenek sedang tertidur lelap,
Hye Rim mengambil beberapa foto untuk mereview produk kecantikannya. Hye Rim
menggunakan Blitz saat mengambil foto, membuat Nenek terbangun dan bertanya
mengapa Hye Rim belum tidur? Nenek bahkan tidak bisa tidur nyenyak karena
cahaya Blitz dari ponsel Hye Rim. Hye Rim minta maaf dan
menghentikan pekerjaannya.
Hye Rim pergi keluar dan merasa kesal, apanya yang
tidak bisa tidur nyenyak? Nenek bahkan sempat mendengkur sebelumnya. Hye Rim
melihat Soo Ji sedang melakukan skipping dan pergi menyapanya. Apakah Soo Ji
melakukan itu karena dietnya? Hye Rim tampak sebal karena berapa banyak makanan
yang dia makan, berat badannya tidak pernah bertambah, dia malah lebih takut
menjadi terlalu kurus.
Soo Ji tampak sebal mendengarnya
dan dia terus melakukan skipping hingga Hye Rim ribut saat melihat kalung yang
dipakainya. Hye Rim berkata kalung itu sangat mahal, apakah pacarnya yang
membelikannya? Soo Ji membenarkannya dan jadi penasaran apakah kalung itu
sangat mahal? Tentu saja dari merk nya saja sudah keliatan, di pasar harganya
berkisar 1.200.000 won. Jika dia membelinya di Supermarket kira-kira berapa
harganya yah?
Soo Ji syok mendengar harga
kalung itu, 1.200.000 won? Hye Rim heran
mengapa Soo Ji tampak tidak senang mendapat hadiah mahal? Itu karena dia merasa
tidak enak. Apa yang harus dia berikan pada Sang Woo sebagai hadiah, padahal
dia sedang tidak punya uang? Apakah Sang Woo berasal dari keluarga kaya raya?
Bukan! Soo Ji berkata jika Sang Woo hanya seorang PNS. Jadi mengapa Soo Ji
harus menggantinya? Terima saja dengan senang hati, dengan begitu orang yang
memberikannya akan merasa senang. Tunjukan kalau Soo Ji bahagia menerima
pemberiannya.
Tapi tetap saja, Soo Ji merasa
tidak enak menerimanya. Jika dia merasa tidak enak hati seperti itu, Apakah itu
yang disebut pacaran? Hye Rim bertanya, apakah Soo Ji tidak pernah
berdebar-debar saat beresamanya? Tentu saja, dia berdebar-debar! Dia juga
sangat baik padanya. Tidak ada yang yang disebut baik hati dalam pacaran, apa
sebenernya alasan untuk berpacaran? Hye Rim memeluk dirinya sendiri dan
berkata, “Untuk mendapatkan cinta. Aku merasa baik-baik saja karena ada
seseorang yang mencintaiku” Bukankah untuk merasakan perasaan bahagia seperti
itu? Soo Ji terpana mendengar kata-kata Hye Rim, karena dia sama sekali tidak
merasakan hal itu.
Joo Seung datang menyapa Hye Rim,
melihat pakaian Joo Seung kotor, Hye Rim bertanya mengapa ada noda disana dan
membersihkannya. Joo Seung beralasan dia pergi ke gunung untuk mencari udara
segar. Harusnya Joo Seung memberitahu Hye Rim, jadi dia bisa menemaninya. Saat
Joo Seung hendak masuk ke dalam vila, Hye Rim menggandeng tangan Joo Seung dan
berkata dia sangat menyukai ponsel pemberian Joo Seung. Sebelum masuk, Hye Rim
memberi kode pada Soo Ji agar dia melakukan hal seperti itu juga.
Sayangnya Soo Ji tidak bisa
berpikiran seperti Hye Rim, dia terus memikirkan betapa mahalnya hadiah dari
Sang Woo, bahkan dia melepaskannya dan mengembalikannya ke dalam kotak. Soo Ji
semakin merasa tidak enak, karena dia juga di traktir makan sebelumnya. Bisa
saja sih Soo Ji mentraktir Sang Woo makan juga setelah dia gajian, tapi dia
tidak bisa membawa Sang Woo ke restoran Cina. Soo Ji teringat bahwa dia memiliki Nori (rumput laut) yang
dia dapatkan sebagai upah menulisnya, dia pun mendapatkan ide. Soo Ji akan
membuatkan bekal makan siang untuk Sang Woo, harga bahan-bahan untuk membuat
kimbab hanya 3000 won.
Pagi-pagi sekali, tidur Dae Young
sudah terganggu dengann bunyi bel, siapa sih itu? Dae Young memaksakan diri
untuk bangun dan membuka pintu, ternyata itu Soo Ji yang datang-datang
menyuapkan kimbab padanya. Soo Ji bertanya apakah rasanya enak? Apakah itu
terlalu lembek? Dae Young mengunyahnya dan berkata rasanya baik-baik saja. Soo
Ji merasa senang dan kembali ke dalam rumah.
Dae Young mengikutinya dan
bertanya apa yang sedang Soo Ji lakukan? Apakah Dae Young tidak melihat? Soo Ji
sedang membuat kimbab. Maksudnya untuk apa? Untuk dimakan saat makan siang
bersama Sang Woo >.< Soo Ji sangat bahagia melakukannya, namun sayang dia
tidak berhasil menggulung nya dan membuat Nori nya rusak lagi.
Soo Ji merasa kesal karena hal
itu kenapa terus rusak? Dae Young berinisiatif untuk mengambil alih, Soo Ji
menurut saja walau dia terus mengomel dan sangsi dengan kemampuan Dae Young,
memangnya dia bisa membuat kimbab? Soo Ji terus mengeluh ternyata membuat Kimbab itu sangat sulit, tapi dia sangat kaget melihat Dae Young sudah berhasil menggulung Kimbabnya tanpa rusak
Bagaimana Dae Young melakukannya? Dae Young mengingatkan Soo Ji jika dia
adalah anak pemilik restoran, jadi sejak umur 3 tahun dia sudah belajar membuat
Kimbab. Soo Ji merasa itu konyol, bicara apa sih Dae Young itu? Soo Ji malah
teringat, selain ddeokbokki yang sangat lezat, kimbab buatan Ibu Dae Young juga
sangat enak.
Saat Soo Ji mengenang rasa
masakan ibu Dae Young, Dae Young mengingatkan apakah Soo Ji tidak terlambat? Soo Ji melihat jam dan kaget karena ternyata sudah jam segitu, padahal dia sengaja bangun jam 5, tapi semua kimbab buatannya rusak.
Dae Young pun memberitahu Soo Ji bagaimana caranya menggulung kimbab agar Nori nya tidak rusak. Dae Young menempatkan nori di atas nori secara
diagonal agar nori lapisan luarnya tidak rusak saat digulung, bahkan hasilnya
akan menjadi bagus.
Soo Ji mencoba pada lapisan nori
yang dipersiapkan Dae Young sebelumnya, dia menempatkan nasi dan bahan-bahan
lainnya, dia mencoba menggulungnya dengan penuh semangat hingga sempat menyeka
keringat yang ada di dahinya, dan itu berhasil! Soo Ji berhasil menggulung
kimbabnya tanpa membuat Nori nya rusak. Soo Ji merasa sangat senang.
Tiba-tiba Dae Young meniup kehing
Soo Ji dan mengambil nasi yang tertempel disana. Dae Young berkomentar, “Apakah
kau juga akan berbagi itu dengan Hyung?” Dae Young mengambil nasi tadi dan
memakannya. Dia menyuruh Soo Ji untuk menggulungnya dengan benar dan pergi dari
rumah Soo Ji.
Untuk sesaat Soo Ji terpaku, apa
yang terjadi barusan? Dia merasa aneh dengan hatinya, namun Soo Ji berusaha
untuk mengabaikannya.
***
Yah… yah… Soo Ji mulai merasakan
perasaan aneh pada Dae Young deh… itu tidak membuatku nyaman karena dia masih
berkencan dengan Sang Woo walau dalam keadaan terintimidasi.
Tapi memang benar kata Hye Rim,
apa sebenernya tujuan Soo Ji berkencan dengan Sang Woo, untuk merasa bahagia
bukan? Tapi pada kenyataannya Soo Ji tidak merasa bahagia sama sekali dan
hidupnya malah semakin menderita karena karakternya yang merasa kurang di depan
Sang Woo. Intinya, Soo Ji merasa tidak percaya diri di depan Sang Woo jadinya
hubungan mereka malah semakin tidak sehat. Sementara Sang Woo ingin memberikan
yang terbaik pada Soo Ji, tanpa tahu jika Soo Ji selalu merasa tidak enak hati
menerimanya.
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^