Tae Kyung menghadap direktur Kim
dan melaporkan masalah yang dikatakan Jaksa Choi bahwa ada yang menelpon Kim Do
Jin dengan menggunakan telepon kantor PSS. Direktur Kim bingung, bukan kah yang
menelpon Kim Do Jin itu Sekre Presiden?
Tae Kyung berpikir mereka tidak
bisa memastikan hal itu karena tidak adanya CCTV di dalam gedung Blue House.
Tapi.. jika memang itu adalah agen PSS, mengapa dia tidak memakai ponsel dan
malah menggunakan telepon PSS. Kenapa dia berani menunjukkan dirinya.
Direktur jadi bingung, jadi apa
maksud Tae Kyung? Jika memang Kim Do Jin memiliki kaki tangan di PSS, mungkin
sebaiknya mereka membatalkan acara perjalanan ke Yangjinri. Direktur tampak
tidak setuju. Presiden akan ditangkap setelah pengunduran dirinya. Ini akan
menjadi perjalanan pribadi Presiden yang terakhir.
Kim Do Jin telah ditangkap dan
semuanya telah berakhir, satu-satunya petunjuk yang Tae Kyung punya hanyalah
nomor telepon kantir PSS. Tae Kyung masih bersikeras, akhirnya direktur Kim berkata
dia akan meminta departemen hukum untuk memeriksa alibi semua agen. Tae Kyung
minta ijin untuk mengawasi penyelidikan yang dilakukan. Direktur Kim menyetujui
hal itu dan berjanji bahwa dia akan melindungi Presiden sehingga Tae Kyung
tidak perlu khawatir.
Presiden tampak kecewa saat tahu
Tae Kyung tidak akan ikut perjalanan terakhirnya. Tae Kyung beralasan bahwa dia
memiliki tugas lain di Blue House dan tidak bisa menemani Presiden. Presiden
menyanyangkan hal itu, dan akhirnya Tae Kyung berjanji akan segera menyusul ke
Yangjinri jika tugasnya di Blue House telah selesai.
Presiden menatap Tae Kyung dan
mengingat semua kenangan mereka mulai dari pertemua pertama mereka, dimana
Presiden merasa Tae Kyung terlalu muda untuk mati demi dirinya, namun Tae Kyung
dengan tegas akan melakukan hal itu, karena Presiden adalah Presiden pertama
yang harus dilindunginya.
Kemudian saat Presiden meminta
Tae Kyung melindunginya setelah tahu kenyataan tentang apa yang dilkakukan
Presiden dan Ayah Tae Kyung di masalalu. Saat itu Tae Kyung ragu, namun Tae
Kyung jugalah yang meyakinkannya untuk tidak berhenti dan tetap mengungkap
kebusukan Kim Do Jin. Bagi Presiden, Tae Kyung adalah salah satu orang penting
dalam hidupnya.
Presiden mengulurkan tangan dan mengucapkan rasa terima
kasihnya pada Tae Kyung, membuat Tae Kyung tidak nyaman dan berjanji akan
segera menyusul Presiden ke Yangjinri secepat mungkin. Presiden berkata, “Aku
hanya ingin mengucapkan terima kasih”
Presiden pun bersiap untuk
melakukan perjalanan ke Yangjinri didampingi oleh agen PSS lainnya. Sebelum
pergi, Presiden menatap Tae Kyung yang
memberi hormat dengan anggukan kecil pada Presiden. Tae Kyung pun harus
rela melepas kepergian Presiden karena
dia telah memilih untuk menyelidiki masalah kaki tangan Kim Do Jin yang
ada di Blue House.
Rombongan Presiden pun
meninggalkan Blue House menuju Yangjinri pun pergi sesuai rencana dengan 3
mobil biasa dan 1 buah bis.
Tae Kyung mendapatkan rekaman
CCTV dari kantor luar PSS, Tae Kyung tentu sudah tahu jika di dalam gedung
tidak ada rekaman. Petugas yang memberikan rekaman CCTV berkata pada Tae Kyung,
jika dia menyerahkan rekaman itu karena Direktur Kim sendiri yang memintanya,
dia jadi penasaran apakah ada sesuatu yang terjadi? Tae Kyung menjawab dia
sedang mencoba untuk menyelidikinya dan berterima kasih untuk rekaman CCTVnya.
Tae Kyung mengecek rekaman CCTV
itu sambil menelpon jaksa Choi menanyakan jam berapa Kim Do Jin menerima
telepon dari kantor PSS. Jaksa Choi mengatakan Kim Do Jin menerima telepon itu
pada jam 20.05.
Tae Kyung memperhatikan rekaman
sekitar jam tersebut. Dia melihat Sekretaris meninggalkan gedung sekitar jam
07.25, lalu kapan dia kembali? Tae Kyung
mencari rekaman video saat Sekretaris kembali, ternyata sekitar jam
20.12.
Tae Kyung berkata pada Jaksa Choi
di telepon bahwa pada jam 20.05, Sekretaris sedang tidak ada di dalam gedung,
jadi pastinya bukan dia yang menelpon. Apakah Jaksa Choi tidak menemukan apapun
yang berhubungan dengan PSS dari penthouse nya Kim Do Jin? Karena jika benar
ada mata-mata di PSS, artinya Presiden berada dalam bahaya.
Jaksa Choi akan menyelidikinya,
tapi jangan terlalu berharap. Kim Do Jin telah membersihkannya dengan baik
hingga tak ada bukti yang tersisa. Tae Kyung mengerti.
Setelah menutup sambungan telepon
dengan jaksa Choi, Tae Kyung keluar ruangan dan memperhatikan lorong kantor
PSS. Jam 20.05 tadi malam, apa yang terjadi di lorong itu sebenarnya? Tae Kyung
masuk ke salah kantor PSS dan menatap jadwal, kantor PSS kosong karena semua
agen ada di bioskop tadi malam.
Tae Kyung melihat kantor tim
pengawal dan masuk ke dalamnya. Tae kyung mengecek jadwal dan seorang pengawal
bertanya padanya, Ada perlu apa Tae Kyung datang ke kantor mereka? Tae Kyung
pun bertanya, jam berapa tim pengawal selesai rapat tadi malam? Sekita jam 7
dan setelah itu mereka pergi makan bersama. Tae Kyung jadi heran, semua kantor
kosong, tapi meraka orang itu menelpon dari kantor PSS?
Tae Kyung memperhatikan letak
kantor PSS dan berpikir, mungkin orang itu sedang terburu-buru dan masuk ke
kantor terdekat. Tae Kyung menatap ruang rapat yang berada tepat di depan
kantor PSS. Tae kyung masuk dan mengecek jadwal rapatnya. Rapat ketua Tim.
Tae Kyung pun menelpon Direktur
Kim untuk bertanya tentang siapa saja yang hadir di rapat ketua tim yang
semalam dilakukan pada jam 8 malam? Direktur Kim sedikit bingung karena dia
tidak disana.
CP Moon yang mendengarkan
percakapan direktur Kim dan Tae Kyung di telepon berkata bahwa dia menghadiri
rapat ketua Tim yang dilaksanakan jam 8 tadi malam.
[flash back]
CP Moon menceritakan jika semalam
yang hadir adalah dirinya, Ketua Tim Lee Dong Sun dan juga salah satu ketua tim
di PSS. CP Moon mempertanyakan mengapa Direktur Kim dan Ketua Tim Kontraterorisme tidak hadir. Ketua Tim PSS berkata mereka sedang bertugas, mungkin Presiden memiliki urusan Pribadi. CP Moon
merasa heran karena Presiden membawa direktur Kim juga untuk urusan Pribadinya.
Chief Lee yang ada disana
terlihat cemas dan bertanya, Ketua Tim Kontraterorisme ikut juga? Chief Lee kemudian pamit
pergi dari ruangan dengan alasan ingin mengambil sesuatu.
[flash back end]
Direktur Kim yang mendengar
cerita itu dari CP Moon memastikan, apakah Chief Lee yang merupakan ketua Tim
komunikasi meninggalkan ruangan di tengah rapat? CP Moon merasa yakin akan hal
itu. Lalu ada dimana Chief Lee saat ini? Tentu saja ada di Blue House.
Jaksa Choi dan Investigator
datang ke Blue House, saat tiba di kantor Tim Komunikasi hanya ada Tae Kyung
dan seorang pegawai. Tae Kyung berkata, Chief Lee sedang keluar sekitar 30
menit yang lalu. Dia tak mengatakan akan pergi kemana.
Tae Kyung sudah memeriksa CCTV
kemudian menunjukkan foto Chief Lee yang ada di tempat parkir dari sana mereka
bisa melihat plat nomor mobilnya. Chief Lee keluar dengan mobilnya. Mungkin dia
masih belum terlalu jauh, sebaiknya mereka pergi untuk menangkapnya sekarang
juga.
Sebelum Jaksa Choi pergi, Tae
Kyung bertanya tentang Kim Do Jin. Saat ini Kim Do Jin masih tetap diam, namun
karena bukti yang kuat dia tidak bisa dibebaskan. Sekarang Tae Kyung bisa
tenang. Jaksa Choi akan segera menemuinya, Han Tae Kyung sudah melakukan yang
terbaik. Tetap saja Tae Kyung merasa cemas, jika terjadi sesuatu Tae Kyung
meminta Jaksa Choi untuk menghubunginya.
Direktur Kim menelpon Tae Kyung
yang langsung melapor jika Chief Lee menghilang dan sudah masuk dalam daftar
orang yang dicari. Direktur Kim merasa lega dan setelah menutup teleponnya CP
Moon bertanya apa yang terjadi? Direktur Kim hanya berkata tidak apa-apa dan
bertanya berapa jam lagi mereka akan tiba di Yangjinri? Sekitar 2 jam lagi.
Tae Kyung bersiap untuk menyusul
Presiden dan rombongan ke Yangjinri, dia sudah berganti pakaian dengan pakaian
outdor yang menjadi tema pakaian PPS hari ini. Sesuain janjinya pada Presiden,
setelah urusan di Blue House selesai dia akan menyusul Presiden untuk melakukan
perjalanan terakhirnya.
Jaksa Choi menemui Kim Do Jin,
dia bertanya dengan tenang, apakah saat ini Kim Do Jin sudah siap untuk
mengaku? Kim Do Jin malah tertawa dan balik bertanya, “Bagaiamana denganmu?”
Jaksa Choi bingung. Kim Do Jin mendekatkan wajahnya kea rah Jaksa Choi dan
bertanya, “Apakah kau siap sekarang?” Apa yang sebenarnya dimaksud Kim Do Jin?
Seseorang datang ke ruang
interogasi Kim Do Jin, dia mengaku mendapat perintah dari Jaksa Khusus (Jaksa
Choi) untuk membawa surat perintah pemindahan tersangka. Melihat surat itu
Polisi sama sekali tidak curiga, dia tidak tahu jika yang datang tersebut
adalah Asisten Jaksa Choi yang telah sejak lama menjadi kaki tangannya Kim Do
Jin.
Kim Do Jin menatap Jaksa Choi dan
bertanya, “Apakah kau siap untuk mati?” Rahang Jaksa Choi mengeras, dia membenahi
kacamatanya. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Kim Do Jin. Ternyara
polisi yang menemani Jaksa Choi masuk ke ruang interogasi adalah anak buah Kim
Do Jin.
Kim Do Jin bersama anak buahnya
yang menyamar sebagai polisi keluar dari ruang interogasi. Polisi penjaga
bertanya dimana Jaksa Khusus? Dia harus menyelesaikan beberapa hal dulu,
sebentar lagi akan keluar. Tanpa rasa curiga, polisi penjaga membiarkan Kim Do
Jin pergi bersama polisi gadungan dan Asisten
Jaksa Choi karena tangan Kim Do Jin tetap dibiarkan terborgol.
Kim Do Jin keluar dari kantor
polisi dengan mobil polisi yang tentu saja sudah di sabotase. Di dalam mobil,
Kim Do Jin langsung melepaskan borgolnya dengan kunci yang sudah dia pegang
(darimana Kim Do Jin mendapatkan kuncinya? Si Polisi berkacamata kah?) dengan
santainya Kim Do Jin melemparkan borgol itu pada Asisten Jaksa Choi, terlihat
sekali dia meremehkan orang itu.
Kim Do Jin bertanya, “Apakah
Helikopternya sudah siap?” Asisten Jaksa Choi mengiyakan. Kim Do Jin sangat antusias
dan berkata, “Ayo bertemu dengan Lee Dong Hwi”
Polisi penjaga merasa heran
mengapa Jaksa Choi sangat lama, karena penasaran akhirnya dia mengecek ke
dalam. Polisi melihat Jaksa Choi seperti tertidur dengan kepala di atas meja,
namun saat dia mendekat, darah bercucuran dari tubuh Jaksa Choi. Polisi
langsung berteriak karena kaget, Jaksa Choi dipastikan telah tewas karena
kehilangan begitu banyak darah.
Di perjalanan menuju Yangjinri,
Presiden menggali kembali ingatannya tentang Insiden yang terjadi di Yangjinri.
Dengan hati pilu Presiden mengingat kesedihan keluraga korban yang yang
terjebak di Yangjinri, juga para tentara yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk
mengamankan lokasi ini, namun sia-sia.
10 menit menjelang Presiden tiba
di monument Nasional Yangjinri, perugas PPS segera mengamankan lokasi itu dari
para pengunjung dengan berkata taman sedang ditutup. Mereka meminta maaf pada
para pengunjung atas ketidak nyamanan itu.
Chief Lee keluar dari mobilnya,
dia tampak seperti menunggu seseorang. Sirine polisi jelas terdengar dan Chief
Lee langsung di ringkus polisi tanpa bisa melakukan perlawanan. Chief Lee
tampak bingung dengan apa yang terjadi, Polisi datang dan berkata, “Lee Dong
Sun-ssi. Kau ditangkap sebagai kaki tangan atas percobaan pembunuhan Presiden”
Chief Lee kaget mendengarnya. Pembunuhan??
Rombongan Presiden tiba di
Lokasi, setelah memastikan lokasi aman barulah Direktur Kim memberikan isyarat
untuk membuka pintu mobil Presiden.
Presiden hanya terpaku di dalam
mobil sesaat tempak enggan untuk keluar dari mobil. Direktur Kim bertanya,
apakah Presiden baik-baik saja? Presiden tetap diam. Direktur Kim mencoba
memahami Presiden dan bertanya, “Apakah kita pulang saja?” Presiden menolak dan
menguatkan diri keluar dari mobil.
PSS segera ambil posisi di depan
Presiden, mereka bersiap-siap mengawal Presiden menuju monumen Yangjinri.
Presiden mulai bergerak dan para agen PSS terus mengamati keadaan disekitar
Presiden untuk berjaga-jaga, sambil ikut berjalan menuju monument bersama
Presiden.
Investigator kaget mendengar Kim
Do Jin menghilang? Petugas melaporkan jika Jaksa Choi telah diserang.
Investigator kaget mendengarnya. Kim Do Jin ternyata bisa berbuat senekad itu.
Untuk mengetahui keberadaan Kim
Do Jin, Investigator mencoba mencari tahu dari kaki tangan yang baru saja di
tangkapnya. Ketua Tim Komunikasi Lee Dong Sun. Investigator langsung bertanya
oada Chief Lee, “Kau tahu Ketua Kim Do Jin, 'kan?” dengan jujur Chief Lee
menjawab dia mengenalnya, namun saat di Tanya dimana Kim Do Jin saat ini dia
menjadi bingung, “Apa maksud anda? Bagaimana bisa aku tahu?”
Investigator tidak ingin terkecoh
dan tetap bertanya, berapa lama Chief Lee merencanakan hal ini? Makin bingunglah
Chief Lee. Akhirnya Investigator menjelaskan mengapa Chief Lee hingga jadi
tertuduh. Kemarin malam jam 20.05, ada catatan panggilan telepon antara Chief
Lee dan Kim Do Jin dari kantir PSS. Chief Lee malah semakin tidak mengerti.
Presiden tiba di depan monument,
dia meminta direktur Kim dan tim PSS untuk meninggalnya sendirian selama 1
menit. Direktur Kim pun memberi kode pada anak buahnya untuk berjaga-jaga
disamping dan meninggalkan Presiden sendirian.
Presiden menatap monument itu
dengan penuh perasaan bersalah.
“1998, Yangjinri diserang oleh komunis
bersenjata dan menewaskan 24 jiwa. Supir
taksi Jang Joon Ho, pemilik toko Park Jin Tae, Kim Yeong Hwan, Huh Jin Soo, Lee
Bok Hee, prajurit Shin Ki Ra. Sersan Son
Jong Min, pelajar Jeong Yeon Wook, prajurit Kim Seong Min, Lim Tae Seon, Park
Jeong Hyeon”
Itu adalah tulisan yang tertara
di monument dan membuat Presiden berkaca-kaca karena rasa bersalah. Mengingat
kejadian 8 tahun lalu begitu memilukan namun saat itu Lee Dong Hwi hanya budak
Falcon yang hanya memikirkan prinsip ekonomi dasar. Saat itu Lee Dong Hwi tidak
menyangka jika rencana palsunya menyerang Yangjinri akan merenggut banyak nyawa
padahal dia sudah menjamin keselamatan warga sipil.
Saat Mentri Min menyebutnya
sebagai Budak Falcon yang kejam, Lee Dong Hwi pun tidak menyangkal. Dulu, dia
memang budak Falcon, dan sekarang… mungin Kim Do Jin lah yang menjadi budak
Falcon dan budak dari Obsesi gilanya untuk menciptakan IMF ke-2.
Chief Lee berkata bukan dia yang
meninggalkan ruang rapat tadi malam. Di Yangjinri, Direktur Kim pun bertanya
pada Salah seorang Ketua Tim di PSS yang malam itu ikut rapat, apakah benar
Chief Lee yang keluar dari ruang rapat?
[Flash Back]
Chief Lee mempertanyakan mengapa
Direktur Kim dan Ketua Tim Kontraterosrisme belum datang juga? Karena mereka
sedang bertugas, sepertinya Presiden ada urusan pribadi. CP Moon yang mendengar
hal itu terlihat cemas dan bergunam pada dirinya sendiri tentang Presiden yang
membawa Ketua Tim Kontraterorisme juga untuk urusan pribadinya.
CP Moon langsung beranjak pergi,
Chief Lee bertanya bagaimana dengan rapatnya? Mereka akan segera memulainya. CP
Moon hanya berkata dia akan segera kembali.
Keluar dari ruang rapat, CP Moon
segera memasuki ruangan terdekat dan melakukan penggilan pada Kim Do Jin. “Ini
aku. Anda harus pergi. Tim Kontraterorisme menuju ke sana. Anda tak akan bisa
menyerang”
[Flash Back end]
Yang keluar malam itu bukan Chief
Lee, melainkan CP Moon. Di dalam bus pemantau, CP Moon sedang menatap Presiden
yang berdiri di depan monument dengan mata penuh amarah.
Direktur Kim memerintahkan untuk
segera menangkap CP Moon, jangan gunakan walkie talkie dan mereka harus
bergerak cepat.
Direktur Kim langsung berlari
menuju Presiden dan berkata bahwa mereka harus segera kembali ke Blue House.
Presiden bingung apa yang sedang terjadi?
CP Moon keluar dari bus dan
berjalan menuju sebuah mobil. Dia
membuka bagasi mobil dan menekan beberapa nomor sebagai kode angka. Hitung
mundur pada alat itu pun mulai berjalan. CP Moon pergi dari tempat itu sambil
melepaskan alat di telinganya. Tim PSS yang mengepung bus pemantau tentu saja
telah kehilangan CP Moon.
Dalam waktu beberapa detik,
terdengar bunyi yang memekakan kuping para agen PSS yang berjaga di depan
monumen. Setelahnya semua peralatan tidak bisa dilakukan. Direktur Kim
menyadari itu adalah EMP. Terdengar bunyi tembakan yang bersahutan. Tim PSS
segara berkumpul untuk melindungi Presiden.
Itu adalah serangan EMP mereka
harus pergi saat itu juga. Presiden tidak dan para agen PSS tidak tahu apa yang
sebenarnya sedang terjadi, sementara Tae Kyung masih dalam perjalanan menuju
Yangjinri.
***
Sigh,,, CP Moon,, sok nuduh-nuduh Chief Lee yang ganteng jadi anteknya Kim Do Jin... padahal sendirinya, btw dia punya dendam apa sih ke Presiden, ato cuma tergiur iming-iming uang dari Bang Do Jin (jiiaahh,, berasa akrab gini >.<)
Apakah suara tembakan yang di dengar Presiden dan Tim PSS adalah serangan Kim Do Jin dan anak buahnya? Itukah sebabnya mereka melakukan EMP agar tim PSS kehilangan cara berkomunikasi jarak jauh, sehingga memudahkan mereka melakukan penyerang.
Hmm,, sepertinya di episode 15 bakal ada yang mati lagi nih~~~
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Yah, koq mati lagi...
BalasHapusKlo KDJ yg mati gpp jgn yg baek²,ckup sampe jaksa Choi yg mati....agen PSS ganteng² trnyta...hehehehe....gomawo author irfa
BalasHapusGomawo....ga ada romantis nya
BalasHapusTp top..tetep seru
Mbak irfa gomawo, ditunggu vonis kim do jin segera.
BalasHapusDan ini semakin seru,bener loh eps 15 memang banyak yg mati.aku udh nonton kkk~
BalasHapusDitunggu sinop eps 15 dan 16 nya^^ gomawo
mba irfa mkasih sinopnya...kira2 next project drama apa nih yg mba di bikin sinopnya..oia background mba irfa itu drama apa ya,ko cowonya di iket sama police line gt itu tntang apa ya mba..upz maaf nanya nya kbnyakan..tolong di bls ya mba irfa..mksh
BalasHapusnext project? aku lagi nyinop Witch's Love sama mba mumu^^ jadi mungkin akan fokus ke drama itu dulu. Drama yang jadi beckgroud blog ku, itu God's Quiz season 4 tentang dr. forensik dan detektif polisi wanita, mungkin jadi drama Upcoming yg paling aku tunggu penayangannya, karena aku addict sama season 1-3 nya, hehehe... kenapa yah dia diikat police line? Nanti nonton aja dramanya, aku juga belum tau soalnya, hihihi
HapusYa penasaran ulah dr.han jin woo di season ke 4 ntar....adegan lucu nya juga. hehehe.ditunggu ya mbak irfa
HapusY mba di eps 15 anggota PSS bnyk yg mati trs trakhir y VIP.....g tau ih gmn jd y jd pnasaran ending y mba.....mksh...
BalasHapusThanks sinopnya mbak.
BalasHapusWah, kalo jaksa choi mati, artinya Bowon gak bisa jadi polisi di seojori lgi dong.
horeee
YA jaksa choi nya udah is death...bagian part 2 ini kok cy sama bw kok nggak ada ya???
BalasHapusIni komentar pertama saya disini(?) Hehe. Kirain anteknya Kim Do Jin si Chief Lee eternyata CP Moon.grrrr. disini gada Bo Won-Tae Kyung moment yaa u,u pls Kim Do Jin emang psikopat gila-_- makasi udah ngepost sinopsisnya Mbak Irfa:D
BalasHapusngak pa2 ada y mati lagi, y pnting bukan tae kyung, bo won apalagi presiden...
BalasHapusya ampuuunnn Irfa...Bang Do jin...wkwkwk bisa aja nih...tapi aku suka, lagi tegang2nya eh baca ulasan dari irfa jadi ngakak2
BalasHapusYaaaahhh jaksa choinya ko mati sih.. drama ini emang banyak banget orang yg matinya...
BalasHapussangat tidak sabar nunggu kelanjutannya.. gregetan
BalasHapusmbaak irfaaaa,,,,, makasiih ya selama ini udah dibuatin sinopsisnya three days,,,
BalasHapus:)
Waduuh kasihan jaksa choi, kim don jin jahat bgt gax hbs2 akalnya, mau duit yg sebanyak mana lg ya, btw di drama ini gax ada ya yg dah punya pasangan? Coba kim do jin ni punya org yg dia cintai ya pasti dech tobat tu. Aduuh gumawoo mba sinopnya, ga sabaran nunggu eps 15.
BalasHapussinopsis episode 15 (lengkap) dan episode 16 part 1 sudah ada di blognya mba dee dan mba fanny, maaf ya aku belum sempet update link sinopsisnya...
Hapus