Yoon Seo akan memulai untuk menelusuri fistula yang
akan disingkirkan dari tenggorokan Kyu Hyun, mereka tidak harus memotong
tiroidnya jika operasi ini berjalan dengan baik. Kim Do Han memberi saran untuk
membedah di tempat yang fistulanya terlihat dengan jelas.
Shi On menatap Kyu Hyun dan
mengatakan dalam hatinya bahwa dia tak akan membuang impian Kyu Hyun, dia
menjanjikan hal itu.
Yoon Seo sudah berhasil
menghilangan fistula yang bisa dia lihat, apakah penghilangan perlu
diterusakan? Kim Do Han mengingatkan agar Yoon Seo hati-hati, jika dilanjutkan
dia akan mencapai bagian depan tulang rawannya sehingga akan sulit menghindari
kerusakan saraf laringnya.
Saat sedang menatap Kyu Hyun
dalam-dalam, Shi On melihat sesuatu dalam pikiran 3D nya, dia melihat fistula
itu dan bagaimana jalan untuk tidak merusah pita suara Kyu Hyun sehingga dia
masih bisa bernyanyi. Shi On pun berteriak, “Tunggu” Semua orang melihat Shi
On, “Gyu Won tetap bisa bernyanyi. Kita bisa mewujudkan impian Gyu Won”
Yoon Seo meminta Shi On untuk
menjelaskannya, Jika melihat hasil CT Scan akan snagat sulit menghindari
kerusaka saraf laring, namun jika melihatn nya dari arah lain dan mencocokannya
dengan gambar dari hasil esophagography, mereka bisa masuk ke sedikit lebih
dekat ke tulang rawan.
Kim Do Han mengerti jalan pikiran
Shi On, dia pun melanjutkan teori Shi On. Jika mereka memutar tulang rawan
berlawanan arah jarum jam, mereka dapat mempertahankan saraf laring saat
menghilangkan fistulanya. Shi On membenarkan.
Yoon Seo senang mendengarnya, dua dokter tampan berkerja sama dengan
argumennya dalam operasi pertamanya, Yoon Seo sangat beruntung^^
Yoo Seo pun memutuskan mengikuti
saran Shi On dengan menghindari rute saraf laring. DIa mengumumkan pada tim
operasi ini jika Park Shi On telah menggambarkan saraf di bawah jarigan yang
membengkak di dalam pikirannya.
Hong Kil Nam bertanya, “Apakah
itu artinya Lee Kyun Hyun bisa bernyanyi lagi?” Yoon Seo membenarkan jika tidak
ada masalah dalam operasi ini. Jika dia pulih tanpa infeksi di sekitar area luka
operasi, maka tidak akan ada masalah.
Kim Do Han memperingatkan mereka
untuk fokus pada operasi dan memikirkan hasilnya nanti. Yoon Seo pun mengajak
mereka semua untuk fokus, bahkan nafas mereka pun jangan sampai terdengar.
Setelah menghilangkan semua
fistula dengan jalur yang ditujukan Shi On, operasi itu pun berhasil di
lakukan. Shi On menghela nafas panjang. Yoon Seo berkata pada Shi On, “Kerja
bagus Dr. Park” tak lupa Yoon Seo pun mengucapkan terimakasihnya pada Kim Do
Han sebelum profesornya itu keluar.
Tak lama, Yoon Seo pun keluar
dari ruang operasi dan meminta Shi On menyelesaikan jahitan untuk mebuka luka
operasi Kyu Hyun. “Dr. Park, pastikan jahitannya rata” Yoon Seo mengingatkan
sebelum pergi.
Yoon Seo keluar dari ruang operasi dan menemui orang tua Kyu Hyun, dia memberikan senyuman pada Ayah dan Ibu Kyu Hyun, memberi isyarat pada mereka jika operasi Kyu Hyun telah berhasil dengan baik. Kedua orang tua Kyu Hyun merasa sangat lega.
Jin Wook, Hong Kil Nam dan Sun Joo memberi semangat pada Shi On untuk menyelesaikan jahitan itu. Operasi pertama Park Shi On telah berhasil.Namun Woo Il Kyu, seperti biasanya, dia tampak tidak senang dengan keberhasilan Shi On.
Yoon Seo keluar dari ruang operasi dan menemui orang tua Kyu Hyun, dia memberikan senyuman pada Ayah dan Ibu Kyu Hyun, memberi isyarat pada mereka jika operasi Kyu Hyun telah berhasil dengan baik. Kedua orang tua Kyu Hyun merasa sangat lega.
Jin Wook, Hong Kil Nam dan Sun Joo memberi semangat pada Shi On untuk menyelesaikan jahitan itu. Operasi pertama Park Shi On telah berhasil.Namun Woo Il Kyu, seperti biasanya, dia tampak tidak senang dengan keberhasilan Shi On.
Yoon Seo menatap Kim Do Han yang tidak berkata apa-apa. Yoon Seo malah
jadi penasaran, “Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?” Kim Do Han berkata tak
ada yang ingin dia katakan. Yoon Seo tidak percaya, biasanya Kim Do Han memarahinya
jika operasi telah selesai.
Dengan dingin Kim Do Han berkata,
“Hari ini tak ada alasan untuk membentakmu” Dengan senyuman Yoon Seo berkata,
“Itu berkat dr. Park Shi On” Kim Do Han diam, dia tak ingin berkomentar.
Yoon Seo mengatakan pada Profesornya itu, dia mengerti alasan Kim Do Han memilihkan spesialisasi untuk Park Shi On, dia tidak ingin mengajari bagaimana Kim Do Han harus bersikap pada Shi On. Yoon Seo hanya meminta satu hal. “Nilai Park Shi On sesuai kemampuannya. Seperti apa adanya dia”
Yoon Seo mengatakan pada Profesornya itu, dia mengerti alasan Kim Do Han memilihkan spesialisasi untuk Park Shi On, dia tidak ingin mengajari bagaimana Kim Do Han harus bersikap pada Shi On. Yoon Seo hanya meminta satu hal. “Nilai Park Shi On sesuai kemampuannya. Seperti apa adanya dia”
Akhirnya Shi On selesai
menyelesaikan jahitan di tenggorokan Kyu Hyun. Dia berjalan gontai menuju
taman. Shi On tampak pusing dan akhirnya duduk di salah satu kursi taman. Dia
melihat lalu lala orang dan itu membuat matanya semakin berkunang-kunang.
Datanglah seorang pria muda yang
menyapanya, “Permisi… Dokter? Kau baik-baik saja?” Shi On menoleh pada pria itu
dan tampak bingung. Shi On tidak mengenalnya, tapi dia bersikap sopan dengan
menjawab pertanyaan pria itu.
“Aku sedikit pusing. Kurasa aku
agak gugup”
Pria itu kemudian duduk disamping
Shi On dan bertanya apa yang membuatnya gugup. Shi On mengatakan jika hari ini
adalah hari pertamanya melakukan operasi, setelah sekian lama hanya menonton
dari pinggir. Shi On sangat takut jika terjadi sesuatu pada pasiennya dan
merasa seperti pengecut. Seperti yang terjadi pada kelincinya dulu.
Pria itu tampak tertarik dan
bertanya memangnya apa yang salah dengan kelincinya? Kelinci dikenal sebagai
hewan yang pemalu. Tapi sebenarnya
kelinci memiliki kaki belakang yang panjangnya dua atau tiga kali kaki depan. Dia
bisa berlari dengan kecepatan luar biasa. Jadi bahkan hewan pemangsa kesulitan
menangkap kelinci. Dan dia cerdas. Dia tak kehilangan hatinya untuk kura-kura.
Pria muda itu mengingatkan Shi On pada Dongeng tentang kelinci mengakali
kura-kura.
Shi On mengatakan bahwa kelinci memakan kotorannya sendiri. Iya itu memang benar, pria itu berkata lagi, “Dokter. Seekor kelinci secara relatif memiliki kaki belakang terpanjang diantara setiap spesies. Jadi jangan hanya berkecil hati, tetapi lari yang kencang, seperti kelinci.”
Shi On kemudian mengucapkan
terimakasih atas penghiburan dari pria itu.
Pria nan misterius itu
memperhatikan tangan Shi On, lalu berkata, “Untuk ukuran pria, kuku jari
tanganmu terlihat cukup menarik. Bentuknya seperti bulan sabit.”
Mendengar hal itu, Shi On tampak
gugup. Hyung-nya yang selalu mengatakan bahwa kukunya seperti bulan sabit,
siapakah pria itu? Belum sempat Shi On bertanya. Pria itu sudah berdiri dan
pamit pergi.
“Kalau begitu aku permisi dulu” pamit pria itu. Sebelum pergi dia berkata pada Shi On untuk menegakan punggungnya.
Shi On makin kebingungan dan hanya bisa melihat pria itu pergi
menjauh darinya sambil sesekali menoleh ke belakang. Siapakah pria itu?
Saat masuk ke dalam RS, Shi On
melihat seorang wanita hamil yang sedang menangis. Shi On teringat bahwa dia
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Shi On pun menghampiri wanita itu dan
memberinya sapu tangan. Wanita itu awalnya kaget, namun menerima juga
saputangan yang diberikan Shi On.
Kyu Hyun akhirnya terbangun dari
keadaan tak sadanya. Yoon Seo menyambutnya dan berkata agar Kyu Hyun tidak
bicara dulu agar tenggorokannya tidak tegang. Yoon Seo memberi tahu jika Kyu
Hyun masih bisa bernyanyi karena Dr. Park menemukan cara tepat agar Kyu Hyun
tetap bisa bernyanyi dan operasinya berhasil. Kyu Hyun saat ini bisa melakukan
apapun yang bisa membuatnya bahagia.
Kyu Hyun terharu dan hampir
menangis. Shi On mengatakan, bahwa Kyu Hyun jangan menangis, karena itu akan
membuat tenggorokannya sakit. Ternyata Shi On telah datang untuk menjenguk Kyu
Hyun. Shi On berkata pada Kyu Hyun, “Sekarang efek obat biusnya mereda, kau
pasti merasakan sakit." Kyu Hyun menggapai tangan Shi On, seolah ingin mengucapkan terima kasih. Shi On menyambutnya, kemudian berkata, "Kau melakukannya dengan baik, Kyu Hyun”
Setelah keluar dari kamar Kyu
Hyun, Yoon Seo jadi penasaran, apakah Shi On bisa melihat segala sesuatu
didalam kepalanya dengan 3 Dimensi?
Shi On malah menjelaskan
pengertian 3 Dimensi, tapi…. Shi On membayangkan sebuah benda di dalam
pikirannya lebih dari 3 Dimensi. Shi On bisa melihat objek 3 Dimensi dalam
berbagai arah.
Yoon Seo bingung, “Apa
maksudnya?”
Shi On kemudian mencari sesuatu
dan menemukan kaleng minuman. Dia berkata pada Yoon Seo. Jika orang biasa
melihat objek 3 Dimensi hanya dari satu arah. Tapi Shi On melihatnya dalam
berbagai arah, Shi On mengatakan itu sambil memutar-mutarkan kaleng yang
dipegangnya ke berbagai arah. Shi On melihat semua itu dalam pikirannya.
Yoon Seo tampak takjub, “Lalu
bagaimana kau hidup jika kau pusing sepanjang waktu?” Shi On menjelaskan, tak
selamanya seperti itu. Itu hanya terjadi jika dia fokus untuk melihat benda
itu.
Yoon Seo malah jadi penasaran, “Lalu
apa kau juga punya kemampuan lain. Misalnya seperti sinar x. Kau bisa melihat
bagian yang tertutup di dalam tubuh
manusia”
Shi On terdiam, lalu menatap Yoon
Seo aneh. Yoon Seo bertanya, “Bisa?” Shi On tidak menjawab. Tapi tak lama dia
meminta Yoon Seo untuk berdiri di hadapannya. Shi On agak menjauh dan menatap
Yoon Seo dari ujung kepala hingga kaki.
Shi On kemudian tersenyum melihat
Yoon Seo yang menuruti perintahnya. Yoon Seo jadi bingung, “Kenapa kau
tersenyum?” Shi On menjawab tidak apa-apa. Yoon Seo kemudian menyadari sesuatu.
Shi On dari tadi melihatnya dari ujung kepala hingga kaki.
“Apa sebenarnya yang kau lihat
dan tertawakan?” Shi On tidak menjawab. Yoon Seo langsung menutupi tubuhnya
dengan jas dokternya. Dia tampak panik dan sekali lagi bertanya pada Shi On,
“Apa yang kau lihat? Apa yang kau pandangi?”
Dengan polos Shi On berkata, Siapa di bumi ini yang bisa memiliki kemampuan seperti itu?” Yoon Seo
menyadari kebodohannya ternyata hanya mengerjainya
saja. Jiaaah,,, Yoon Seo kira Park Shi On itu Superman apa?
Kim Do Han sedang merenung, dia
mengingat, kata-ata WaPresdir Kang tentang kepopuleran Shi On dan ketertarikan
media terhadap Shi On. Lalu Kim Do Han teringat pad kata-kata Yoon Seo yang
memintanya untuk menilai Park Shi On sesuai dengan kemampuannya. Kim Do Han
menatap surat rekomendasi yang dia buat Shi On, untuk di pindahkan ke
departemen Patologi. Kim Do Han pun merobek surat itu. Yes!
Yoon Seo membawa makanan untuk merayakan kesukses operasi pertamanya. Tim pediatri menyambutnya dengan gembira. Yoon Seo mulai membagi makanan, tapi… tak ada jatah untuk Shi On. Yoon Seo bingung, sepertinya dia telah salah hitung. Yoon Seo pun menawarkan diri untuk berbagi dengan Shi On, tapi Shi On menolak dan mengatakan dirinya tak lapar.
Tapi wajahnya menunjukkan
sebaliknya. Hong Kil Nam pun akhirnya memberikan bagiannya dan berkata bahwa
perutnya sedang tidak enak. Dokter lain mengejeknya ternyata perut seorang Hong
Kil Nam bisa tidak enak juga. Hong Kil Nam tidak menggubris ejekan itu.
Kim Do Han datang dan berkata
pada Shi On, “Park Shi On. Mulai besok, kau harus siaga 24 Jam. Hari ini
terakhir kau pulang cepat”
Mendengar hal itu Shi On tampak
kaget, begitu pun dokter yang lainnya. Yoon Seo terlihat senang mendengarnya.
Yoon Seo bertanya tentang panggilan dari luar departemen dan dari UGD? Kim Do
Han mengatakan agar Shi On melakukan seperti dokter Residen tingkat pertama
lainnya.
Setelah Kim Do Han pergi, Hong
Kil Nam langsung bersorak, “Ya! Akhirnya aku terbebas dari panggilan malam”
Yoon Seo memberi isyarat pada
yang lain, “Hei… pukul punggungnya” dan para tim dokter pediatri pun meukul
punggung Shi On beramai-ramai. Yoon Seo bahkan memukulnya dengan sebuah tinju.
Shi On yang tak mengerti apa-apa
hanya bisa meringis kesakitan, dia tampak tak senang dan bertanya, “Siapa yang
memukulku dengan tinju?” tak ada yang mengaku, Shi On mengeluh bahwa itu terasa
sakit.
Pukulan dipunggung itu mungkin
salah satu bentuk penyambutan untuk Park Shi On, yang telah diterima sebagai
residen full di departemen pediatri.
Kim Do Han bertemu dengan
WaPresdir Kang yang mempertanyakan keputusan Kim Do Han untuk membiarkan Park
Shi On berada di Departemen Pediatri. Kim Do Han merasa itu sesuatu yang bagus.
WaPresdir Kang bertanya apakah itu karena rencananya untuk memanfaatkan Park
Shi On? Itu memang sala satu alasan Kim Do Han, tapi alasan utamanya, itu
memang keinginan Kim Do Han sendiri.
WaPresdir Kang sangat
menyayangkan hal itu, tadinya dia menawarkan hal itu dengan tujuan baik. Kim Do
Han kemudian berkata tentang rencana
yang ditawarkan WaPresdir Kang, dia akan memutuskannya nanti. WaPresdir
Kang bertanya berapa lama waktu yang
dibutuhkan Kim Do Han, tidak pasti.
Akhirnya WaPresdir Kang memberi
ultimatum, “Profesor, Aku berharap itu takkan memakan waktu terlalu lama. Seseorang
yang membuat orang lain menunggu...pasti
akan dipandang sebagai kelemahan”
Kim Do Han merasa resah dan dia
melampiaskannya dengan bermain basket. Park Shi On melihatnya dan mendekati
Profesornya. Kim Do Han bertanya apa ada yang ingin Shi On katakan? Shi On
hanya ingin mengucapkan terimakasih karena Kim Do Han tidak membencinya, dia
berjanji akan melakukan yang terbaik.
Kim Do Han kemudian menyuruh Shi
On melempar bola. Shi On bingung tapi dia melakukannya juga. Tentu saja gagal.
Shi On tampak kecewa dan berniat pergi, tapi Kim Do han mencegahnya dan menyuruh Shi On untuk melempar bola lagi, lagi dan lagi,, hingga Shi On kelelahan dan Kim Do Han pun tampak putus asa karena tidak ada bola yang masuk dari belasan lemparan yang dilakukan Shi On.
Shi On tampak kecewa dan berniat pergi, tapi Kim Do han mencegahnya dan menyuruh Shi On untuk melempar bola lagi, lagi dan lagi,, hingga Shi On kelelahan dan Kim Do Han pun tampak putus asa karena tidak ada bola yang masuk dari belasan lemparan yang dilakukan Shi On.
Akhirnya Shi On berhasil
memasukan bola kedalam rig basket itu setelah sekian lama. Kim Do Han akhirnya
bisa bernafas lega. Shi On pun tampak senang, Kim Do Han lalu berkata, “Kau
pernah mempermalukan diri di depan dokter Departemaen Bedah Syaraf, 'kan?” Shi On tidak mengelak.
Kim Do Han langsung mengancam Shi
On, “Sekali lagi kau mempermalukan departemen kita, Aku akan membunuhmu. Paham?”
Shi On hanya bisa menjawab “Ya” dengan pasrah. Kim Do Han pun menyuruhnya untuk
pergi.
Orang tua Kyu Hyun menatap Eun Ok yang sedang menonton video Kyu Hyun bernyanyi dari luar kamarnya. Hmm,, apakah perintaan Kyu Hyun sebelum dia di operasi adalah agar orang tuanya mengadopsi Eun Ok? karena kini bibi nya Eun Ok telah melepaskan haknya sebagai wali Eun Ok?
Orang tua Kyu Hyun menatap Eun Ok yang sedang menonton video Kyu Hyun bernyanyi dari luar kamarnya. Hmm,, apakah perintaan Kyu Hyun sebelum dia di operasi adalah agar orang tuanya mengadopsi Eun Ok? karena kini bibi nya Eun Ok telah melepaskan haknya sebagai wali Eun Ok?
Tiba di depan meja informasi, Shi
On mendapatkan ucapan selamat karena telah menjadi Dokter Residen yang
sesungguhnya mulai besok, dari Kepala
perawat dan perawat Jo. Juga dua suster penggosip yang awalnya tidak menyukai
Shi On. Perawat Jo merasa dia sangat senang mendengar kabar itu.
Shi On awalnya tampak bingung,
namun akhirnya dia berkata, “Aku akan berhenti membuat masalah mulai sekarang”
Semua orang pun sangat mengharapkan halt u.
Yoon Seo menatap Kim Do Han
dengan intens saat mereka sedang mencuci tangan selepas operasi. Kim Do Han
bertanya, “Apa kau akan terus menatapku seperti itu?” Yoon Seo jadi salting, “Itu karena saat ini kau tampak
lebih dingin dari biasanya. Walaupun kau cukup tampan”
Tanpa berkedip Kim Do Han
berkata, “Kata orang memang begitu” Yoon Seo kaget melihatnya, “ “Bagaimana kau
bisa mengatakannya tanpa berkedip?” Memuji
diri sendiri tanpa berkedip itu hal yang sangat menakjubkan bagi Yoon Seo.
Sebuah suara menyapa Kim Do Han,
“Profesor Kim Do Han, Lama tak bertemu” Kim Do Han menoleh, Profesor wanita dari Depatemen Ginekologi yang menyapa
Kim Do Han. Yoon Seo menyapa nya dengan hormat. Sementara Profesor ginekologi
mengeluh karena sulit sekali bertemu dengan Kim Do Han, apakah dia merasa
senang karena telah menjadi dokter yang sukses?
Kim Do Han mengelak dan berkata
dia hanya sibuk. Kemudian Profesor ginekologi menyadari keberadaan Yoon Seo dan
berkata, “Ya, ampun. Apa yang Yoon Seo makan hingga membuatnya terus cantik?”
Yoon Seo jadi malu-malu dan menjawab, “Karena Profesor begitu baik padaku, mungkin
itu sebabnya aku semakin cantik”
Basa basi itu tak berlangsung lama,
karena sebenarnya Profesor Ginekologi membutuhkan bantuan Kim Do Han.
Kim Do Han dan Yoon Seo pun
melihat sebuah kasus yang sedang ditangani Profesor Ginekologi itu. Lymphagioma
bawaan dan itu berkembang dekat kepala dan leher. Kim Do Han mempertanyakan
umur janinnya. Laki-laki, 32 minggu. kelainan itu ditemukan sejak usia 24
minggu dan semakin hari semakin membesar.
Yang paling dikahwatirkana dalah
saluran pernafasna bayi akan kolaps saat melahirkan. Kim Do Han merasa prosedur
EXIT (ex utero intrapartum treatment) tidak akan bermasalah. Tapi masalahnya
adalah kondisi ibu si bayi
Dia adalah istri dari putra
tertua, dan suaminya adalah anak tunggal. Ayahnya mertuanya adalah seorang
anggota kongres. Tapi, si ibu mertua bersikeras ingin dia melahirkan di rumah. Begitu bayi itu
lahir ibu mertua akan memberikan anak itu untuk diadopsi.
Yoon Seo kaget mendengarnya,
“Kenapa?” Profesor Ginekologi menjelaskan, “Terkadang terjadi seperti itu. Ketika
mereka melihat bayi memiliki kelainan, sang mertua tak akan menerima bayinya. Tapi
dalam kasus ini, mereka akan membiarkannya diadopsi.”
Hal ini sangat konyol, bayi itu
sama sekali tidak cacat, itu hanya kista dan bisa diselesaikan dengan operasi.
Apa dokter tidak menjelaskan pada mereka? Tentu saja sudah dijelaskan, tapi ibu
mertuanya tidak peduli. Mereka yakin akan ada yang salah ketika anak itu tumbuh
besar. Mereka tak ingin ada noda pada keluarga mereka yang sempurna.
Jika bayinya cacat mungkin memang
itu bisa menjadi masalah yang dipertimbangkan demi masa depan si anak. Tapi
dalam kasus ini, terlalu ada banyak kejanggalan, karena itulah si ibu
memberanikan diri datang ke RS Universitas Sung Won untuk dioperasi. Tapi
sekarang, dia menjadi ragu lagi karena ibu mertuanya.
Kim Do Ha tersenyum kecil, “Tampaknya
dia sudah mengambil keputusan, melihat dia datang mencarimu.” Profesor
Ginekologi berkata, “Seseorang meyakinkannya dengan baik”
“Siapa?”
“Seseorang yang terkenal di RS
kita… Dokter Residen dari Departemenmu”
Yoon Seo dan Kim Do Han kaget
mendengarnya tentu saja, mereka takut, Park Shi On kembali membuat kesalahan
prosedur.
Yoon Seo dan Kim Do Han langsung memanggil Park Shi On, “Apa yang kau katakan pada ibu hamil itu?” Kim Do Han menjadi tidak sabaran karena Shi On hanya diam saja dan tampak ketakutan, “Cepat katakan!”
Shi On pun menjawab, “ Profesor
Kim Do Han dari Departemen Bedah Anak akan melakukan operasi”
Mendengar jawaban Shi On, Yoon
Seo tampak cemas, dan Kim Do Han nampak akan segera meledak, tapi Shi On belum
selesai, “Bukan itu yang aku katakan” Yoon Seo pun bisa bernafas lega.
“Kukatakan padanya bahwa dia harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Departemen Ginekologi”
Yoon Seo senang mendengarnya
karena Shi On telah mengikuti prosedur. Kim Do Han masih terlihat cemas dan
bertanya bagaimana cara Shi On meyakinkan si ibu hamil.
“Aku adalah seorang anak autis. Tapi
dengan bantuan banyak orang. Aku mampu melewati cacatku. Walau aku belum pulih
sepenuhnya. Tapi tetap saja, aku jauh semakin membaik Itu sebabnya sekarang, Aku
dalam perjalanan untuk menjadi seorang Dokter.”
“Tapi bayi Anda, Kita hanya perlu
mengeluarkan kista-nya. Itu bukan cacat yang sulit untuk diperbaiki. Jika
operasinya berjalan lancar, Bayinya akan mampu tumbuh sehat.”
Shi On mengatakan dia hanya
mengatakan sampai disitu, dan bertanya apakah ibu hamil itu bisa dioperasi?
Yoo Seo berkata, “Dia bilang akan
membawa ibu mertuanya besok jadi kita harus menunggu hingga kita bicara.” Kim
Do Han memina Yoon Seo untuk mempersiapkan diri dengan baik, agar besok mereka
bisa menjelaskan dengan mudah pada wali pasien itu.
Yoon Seo menawarkan diri untuk
makan sesuatu yang istimewa di hari terakhirnya bisa pulang cepat. Shi On
bertanya apakah Yoon Seo yang akan memasak? Shi On tampak tak senang dengan hal
itu.
Yoon Seo jadi sedikit kesal
melihatnya dan bertanya mengapa Shi On berekspresi seperti itu. Shi O tidak
menjawab. Akhirnya Yoon Seo berkata, “Jangan cemas! Aku takkan memasak”
Yoon Seo menawarkan masakan
tradisional korea. Shi On tampak antusias dan bertanya akan ada berapa banyak
hidangan? Yoon Seo jadi bingung.
Shi On pun menjelaskan, “Lima
hidangan untuk warga biasa yang kaya. Tujuh sampai sembilan untuk keluarga bangsawan
dan 12 untuk meja Raja. Aku sendiri ingin makan di atas tujuh hidangan”
Yoon Seo tersenyum, Begitu
ya? Tujuh hidangan? Kalau begitu Shi On ingin mendapatkan tujuh pukulan sebelum
mereka makan. Shi On langsung merengut dan berkata mereka makan yang 5 hidangan
saja, itu berarti dia hanya akan mendapatkan 5 pukulan.
Yoon Seo berkata pada Shi On,
bahwa ada seseorang yang akan ikut makan bersama mereka.
Orang itu ternyata Ibu Shi On
yang dikenal Shi On sebagai Ahjuma kantin. Ibunya tampak bahagia bisa makan
bersama dengan Shi On. Yoon Seo memberitahu Ibu Shi On, jika sekarang Shi On
telah menjadi Residen sesungguhnya dan mendapatkan pengakuan dari orang-orang. Dia
tahu banyak hal sehingga terkadang membuat senior dan juniornya sangat
terkejut. Setelah beberapa tahun, dia akan menjadi seorang dokter berbakat.
Mendengar cerita Yoon Seo, dia
menatap Shi On dengan lembut dan berkata, “Jika orang tuamu tahu, mereka akan
senang. Sangat senang” Yoon Seo miris melihat Ibu Shi On mengatakan hal itu.
Dia terlihat snagat bahagia dengan keberhasilan Shi On, sekaligus merasa sedih
karena Shi On masih belum bisa mengingatnya.
Yoon Seo mengingatkan agar Ibu
Shi On juga makan, tapi dia malah mengatakan bahwa Shi On harus banyak makan,
dia pun memberikan lauk pada Shi On, dan membuat Shi On terpana untuk sesaat.
Apakah Shi On mengingat sesuatu.
Yoon Seo jadi cemas dan bertanya,
“Ada apa dr. Park?” Shi On mengabaikannya dan menjawab, “Tidak”
Ibu Shi On memberi nasihat agar
Shi On mematuhi seniornya dengan baik agar bisa menjadi dokter yang baik.
Dengan malu-malu Shi On menatap Yoon Seo dan berkata dia akan mematuhi intruski
dr. Cha dengan baik dan menjadi dokter yang baik. “Aku telah berjanji pada
Hyung-ku”
Mendengar Shi On menyinggung putra sulungnya Ibu Shi On, tak bisa menahan
diri. Dia pun permisi keluar dari ruangan dan menangis tersedu di salah satu
sudut lorong restoran tradisional Korea itu.
Kim Do Han baru saja tiba di
apartemennya dan disambut oleh Chae Kyung yang langsung memberinya pertanyaan, “Kenapa
kau menerima dr. Park Shi On lagi? Beban yang tak perlu kau pikul, kenapa kau
memikulnya?”
Kim Do Han tidak ingin
membicarakan hal itu, Chae Kyung tidak senang dan bertanya, “Kapan kau pernah
memikirkanku walau sedikit? Kau tahu apa yang kulakukan demi kepentinganmu?”
Kim Do Han bingung dan bertanya
apa maksud tunangannya itu. Chae Kyung mengatakan jika penangguhan dana RS
adalah perbuatannya. Itu adalah langkah awalnya untuk menurukan Presdir Lee.
Dia juga sudah menyingkirkan Ketua
Yayasan Lee.
Kim Do Han kaget mendengarnya, “Kau…”
Chae Kyung membenarkan tatapan
curiga Kim Do Han, “Benar. Aku akan
menjadi Presdir. Setelah mendapatkan dukungan dana dan memperbesar RS… Aku akan
mengangkatmu menjadi Direktur. Takkan ada yang berani denganmu”
Kim Do Han masih syok dan betanya
sekali lagi, apakah yang dikatakan Chae Kyung benar? Sekali lagi Chae Kyung
membenarkan, dan akan ada rencana lain kedepannya. Kim Do Han tak habis pikir bagaimana Chae
Kyung bisa melakukan hal itu dan menjadikan Presdir Lee sebagain lawannya?
Chae Kyung tidak gentar, dia berkata
suatu saat Kim Do Han akan memahaminya. Kim Do Han tidak setuju, dia meminta
Chae Kyung segera menghentikannya. Itu semua sudah cukup. Hentikan besok juga.
Chae Kyung tidak mau, dia akan tetap pada rencananya.
Chae Kyung mengingatkan Kim Do
Han, “Kau selalu mengatakan ini padaku, Jangan ikut campur dalam pekerjaanmu. Ini
urusanku. Jangan ikut campur”
Raut wajah Kim Do Han menjadi
keras, dia pun berkata, “Baik, aku takkan ikut campur. Tapi jika nanti kau tak
mau segera berhenti... Jangan berpikir kau akan bisa melihatku lagi” Chae Kyung
terlihat agak gentar mendengar ancaman tunangannya itu. Apakah Chae Kyung akan
berhenti?
Di perjalanan pulang, Yoon Seo
bertanya pada Shi On, kenapa Shi On terdiam saat Ahjuma kantin memberinya lauk?
Shi On berkata, dia merasa pernah melihatnya dalam mimpinya. Seperti Déjà vu?
Bukan, tapi Shi On tidak tahu bagaimana mengatakannya. Yoon Seo pun menyarankan,
agar mulai sekarang Shi On memikirkan apa yag terjadi hari ini, mungkin akan
muncul hal lain.
Sebelum Shi On menjadi Dokter
jaga besok, ada sesuatu yang harus dia pastikan, “Dr. Park Shi On, Apa arti
seorang dokter bagimu?”
“Harapan terakhir. Walaupun orang lain menyerah pada pasien, Yang
terakhir bertanggung jawab pada pasien adalah dokter”
Yoon Seo puas dengan jawaban Shi
On, lalu dia bertanya lagi, “Lalu apa arti seorang pasien bagimu?”
“Seorang teman dimana aku harus
berpisah dengannya”
“Pasien adalah seseorang yang harus
menjadi temanku... Dan bahkan ketika mereka terpisah dariku, mereka akan terus
hidup sehat. Jadi mereka takkan mencariku lagi”
Sekali lagi Yoon Seo merasa puas.
Tak lupa Yoon Seo berkata pada Shi On, bahwa peruabahan yang terjadi pada diri
Shi On bukan karena orang lain, melainkan karena dirinya sendiri. Jadi Shi On harus lebih percaya diri.
Yoon Seo mengatakan hal itu samba
memegang tangan Shi On, tapi Shi On sama sekali tidak cegukan dan ini membuat
Yoon Seo heran, “Kuperhatikan, kau tak cegukan seharian ini”
“Oh,… Aku… Sekarang aku baik-baik
saja”
bersambung ke part-2
Komentar:
Wah… Shi On sudah berhenti
cegukan apakah itu artinya Shi On sudah tidak jatuh cinta lagi pada Yoon Seo?
Sepertinya bukan begitu sih ya… ini baru permulaan. Perasaan Shi On ini baru
saja tumbuh dan mungkin akan bertumbuh semakin subur seiring kebersamaan
mereka. Tapi masalahnya apakah Yoon Seo bisa menerimanya?
Melihat cara Yoon Seo dan Kim Do
Han berinteraksi dengan Shi On, seperti Orang tua yang sedang mendidik anaknya.
Kim Do Han seperti ayah yang mendidik Shi On dengan keras agar Shi On bisa
hidup untuk menghadapi dunia, dan Yoon Seo seperti seorang ibu yang menyayangi
dan memberi perhatian pada anaknya yang telah dididik begitu keras oleh sang
Ayah.
Wah,,, jadi ngarep Kim Do Han dan
Yoo Seo menikah, trus mereka ngangkat Shi On jadi anaknya ya? Eh.., kasian Shi
On denk, ntar Shi On ngebatin sepanjang hidupnya karena harus melihat kemesraan
Orang tua angkatnya setiap hari sementara dia mencintai ibu angkatnya, hehehehe
#abaikan khayalan konyol ini.
Ahem,,, Ryu Duk Hwan So sweet ya
jadi Hyung-nya Shi On, mirip deh dengan Hyung-nya Shi On waktu kecil. Siapa yah
namanya Hyung-nya Shi On itu, Shi Duk ya kalo nggak salah? Direktur manggil gitu
pas berusaha nyelametin Hyung-nya Shi On di masa lalu. Moga dia bakal muncul
lagi di episode yang lain >.<
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Pnsrn dg org yg dtemu shi on di taman stlh oprasi^^ ap mgkin kakak nya shi on msh hdp ya?? Thanks ya Irfa,ditunggu yg part 2
BalasHapuskayanya nggak deh.. waktu orang itu datang, fokus kameranya jadi blur gitu, cuman wajah kakaknya aja yang kelihatan jelas. Jadi kayanya sutradaranya mau nunjukin kalo kejadian itu ngga nyata. Dan juga, Shi On kan lumayan sering tuh ngebayangin kakaknya dateng ngusap2 rambutnya biar dia bisa tidur. Tapi yang dia bayangin itu masih kakaknya yang masih kecil.
HapusMungkin di bawah sadarnya, Shi On skrg ngebayangin kakaknya versi dewasa dan memberi support padanya, kayak kakaknya ngasih support waktu dia kecil dulu.
di tunggu banget part 2 ^_^
BalasHapusSemakin gemes liat dr Kim alias Joo Sang Wook, semakin seru ni.....Semoga dr Kim dan dr Cha bisa jadian.......Mba Irfa ditunggu part 2 nya
BalasHapusStuju kalo dr kim dan dr cha jadian , shi on biar jd anak baik aja.. ika
HapusAkhirnyaaaaa, disela2 akreditas ƔάϞƍ wajib dilakukan. Bisa jg ngintip dr.Park ...
BalasHapusLove joo won
~Niesya~
d tnggu part 2 nya...
BalasHapuswahhh makin gregetan nihhhhhhh ditunggu part ke 2nya wahhh makin gak sabar aja nihhhhhhhhhhhhhh
BalasHapussetujuuuuuu, Kim Do Han nikah ama Yoon Seo dan Shi On jadi anak *ikutan ngayal ngaco -,-
BalasHapusSuka suka suka
suka banget kata2 Shi On jika pasien yang harus terpisah dan tak kembali mencarinya karena itu artinya pasien itu harus sembuh
Dududuudu...... Chae Kyung. Aku ngerasa Doo Han lebih nayaman sama YS deh, daripada sm CK.
BalasHapusBtw thx sinopsis nyaaa:)