Melihat kedatangan Ji Won, secara
refleks Ppo Song bersembunyi di balik tubuh Yun Seong dan menatap Ji Won
malu-malu.
Ji Won mendekati Ppo Song dan
menyapanya. Karena Ji Won tahu namanya, sikap Ppo Song mulai mencair dan
berkata bahwa mereka sedang makan Tempura dan mengajak Ji Won makan bersama. Ji
Won terlihat sangat bahagia bisa menatap dan menyentuh Ppo Song dari dekat.
*writen by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Bibi Yang berlari dengan tergesa
untuk menjemput Ppo Song di rumah Yun Seong, ternyata Da Jin sudah ada di
belakangnya. Bibi Yang kaget dan bertanya mengapa Da Ji pulang cepat? Da Jin
bertanya dimana Ppo Song? Bibi Yang berkata Ppo Song bersama Kapten Kim Yun
Seong. Da Jin marah mendengarnya dan bertanya apakah Ppo Song beban baginya
mengapa Bibi membiarkan Ppo Song bersama orang lain? Menurut Da Jin, Kapten Kim
bukan orang lain, tapi bagi Da Jin dia adalah ORANG LAIN. Da Jin memperingatkan
Bibi Yang untuk tidak membiarkan Ppo Song bersama Yun Seong lagi.
Yun Seong, Ji Won dan Ppo Song
sedang makan tempura bersama. Ppo Song menawarkan tempura pada Ji Won. Ji Won
terharu karena keramahan Ppo Song padanya. Ppo Song pun mengambil lagi tempura
untuk dirinya sendiri dan memuji Yun Seong karena masakannya. Yun Seong
tersenyum pada Ppo Song. Ji Won pun terharu melihat keakraban Yun Seong dan Ppo
Song. Saat Ji Won mencoba menyentuh kepala Ppo Song namun ragu-ragu, Ppo Song
malah menggenggam tangan Ji Won dengan diiringi senyum manisnya.
Ji Won berkata pada Ppo Song,
“Ppo Song-a jangan sakit ya? Jangan Sakit” Ppo Song tersenyum dan mengangguk.
Yun Seong miris melihat adegan mengharukan tersebut.
Da Jin datang ke rumah Yun Seong
dan memanggil-manggil Ppo Song. Ji Won dan Yun Seong kaget dengan kedatangan Da
Jin. Ppo Song segera berlari menuju Da Jin sambil memanggilnya “Captain” Tanpa
banyak bicara, Da Jin langsung memakaikan Jaket pada Ppo Song dan menyuruhnya
keluar karena Bibi sudah menunggunya di luar. Ppo Song berkata dia belum
selesai memakan Tempuranya, tapi Da Jin tidak peduli dan memintanya segera
keluar.
Ppo Song pamit pada Yun Seong dan
Ji Won, Yun Seong menawarkan untuk mengantar Ppo Song, tapi Da Jin melarang dan
berkata pada Ji Won agar tidak mendekati Ppo Song dia tidak tahan melihatnya.
Saat Da Jin hendak pergi, Ji Won berkata sepertinya Da Jin sering ke rumah Yun
Seong. Perkataan Ji Won membuat Yun Seong tak enak hati. Da Jin pun langsung
berkata bahwa dia tak akan datang lagi ke rumah Yun Seong.
Ji Won pun pamit pulang. Saat Ji
Won beranjak pergi, Yun Seong berkata, “Ji Won-a, Jangan kesini lagi, alasan
mengapa kau dan aku tidak bisa saling mencintai adalah karena mereka” (Yes Yun
Seong secara tegas menolak Ji Won). Ji Won tak berani membantah dan pergi dari
keluar.
Di perjalanan pulang, Da Jin
berhenti dan berjongkok di depan Ppo Song dan terlihat lelah. Ppo Song bertanya apakah Da Jin marah?Da Jin
mengangguk. Ppo Song pun memeluk Da Jin dan berkata “Isi Ulang” Ppo Song
menenangkan Da Jin dengan berkata bahwa semuanya baik-baik saja.
Bibi Yang berkata dia lupa
membeli susu untuk Ppo Song. Da Jin menawarkan diri dia yang akan membelinya,
tapi bibi Yang menolak. Saat di perjalanan ke toko untuk membeli susu, Bibi
Yang melihat Ji Won di depan rumah Yun Seong. Bibi Yang mengenali Ji Won dan
tanpa basa basi Bibi Yang langsung marah-marah pada Ji Won tentang mengapa Ji
Won berani ada disini. Orang seperti Ji Won tidak seharusnya bahagia karena
telah membunuh Kakaknya dan membuat Keluarganya menderita. Bibi Yang mendorong
Ji Won hingga terjatuh ke jalanan.
Untung saja Yun Seong
melihatnya.Yun Seong menolong Ji Won dan menyuruhnya segera pergi.Dia menahan
amukan Bibi Yang yang mengajak Ji Won mati bersama.Bibi Yang terus mengatai Ji
Won pembunuh. Bukannya pergi Ji Won malah berdiri di dekat mobilnya sambil menahan
tangis, padahal Yun Seong menyuruhnya segera pergi.
Akhirnya Ji Won memutuskan untuk
pergi dan mengabaikan amukan Bibi Yang. Yun Seong berusaha menahan Bibi Yang,
yang sepertinya ingin mengejar Ji Won, hingga Bibi Yang jatuh karena lemas.Dia
terduduk di jalan sambil berkata, “Pembunuh, dia membunuh Kakakku.Kau Pembunuh,
semua ini gara-gara mu” Bibi Yang meneriakan semua itu sambil
menangis.Mendengar teriakan Bibi Yang, Yun Seong menjadi semakin tertekan dan
tak kuasa menahan air matanya.Dia juga merasa bersalah karena semua ini.
Bibi Yang dan Ji Won sama-sama
tertekan malam itu. Bibi Yang sedikit gugup saat Da Jin bertanya mana susu yang
dibelinya dan berkata dia menjatuhkannya. Sementara Ji Won terpuruk dirumahnya
karena rasa bersalah yang kembali melandanya.
*writen by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Esok harinya Yun Seong mendengar
kabar bahwa Ji Won sakit dan tidak masuk kerja.Yun Seong berusaha
menghubunginya, namun ponsel Ji Won tidak aktif.
Yun Seong bertemu Da Jin. Mereka
pun berboncang. Da Jin bertanya mengapa harus Manajer Choi Ji Won? Da Jin tidak
peduli wanita manapun yang dicintai Yun Seong, tapi tidak Choi Ji Won. Da Jin
tidak bisa mengatakan alasannya. Yun Seong tidak peduli, dia tidak mau tahu.
Da Jin kemudian berkata, “Baik di
Langit maupun di Darat, Kapten selalu tampak sempurna. Jadi Aku sagat
mengagumimu. Tapi Aku rasa aku harus berhenti sekarang” Yun Seong menanggapi
bahwa itu pilihan yang tepat. Da Jin minta maaf karena sudah mengganggu waktu
Yun Seong. Da Jin pun pergi meninggalkan Yun Seong.
Baru beberapa langkah Da Jin
pergi. Yun Seong mendapat telepon dari Ji Won, dan sepertinya keadaan Ji Won
menghkawatirkan. Yun Seong segera berlari ke rumah Ji Won, sementara Da Jin
hanya bisa menyaksikan hal itu dengan hati yang terasa sakit.
Ternyata Ji Won sakit demam, Yun
Seong mengompres dan mengjaganya dengan cemas. Ji Won tertekan mengingat semua
perkataan Bibi Yang yang mengatai dirinya pembunuh. Yun Seong hanya bisa
menatap miris melihat keadaan Ji Won.
Sepulang penerbangan, Da Jin
bertemu dengan para Pramugari yang akan pergi minum-minum. Mereka mengajak Da
Jin karena mereka sudah menerima Gaji. Da Jin baru ingat jika ini adalah hari
gajian, Joo Ri malah mengejek apakah Da Jin sudah kaya sehingga melupakan hari
Gajian. Da Jin hanya tertawa dan meminta maaf karena tidak bisa ikut.
Sesampainya di rumah Da Jin
melihat Bibi Yang sedang minum Soju. Da Jin ikut bergabung. Bibi Yang bertanya
apa Da Jin ada masalah? Da Jin bilang tidak ada. Bibi Yang kemudian bertanya
apakah Da Jin pernah bertemu Choi Ji Won? Da Jin balik bertanya apakah Bibi
pernah bertemu dengan nya? Kapn dan dimana? Bibi mengiyakan, dia bertemu Choi
Ji Won di depan rumah Kapten Kim.
Bibi Yang bertanya apa hubungan
Choi Ji Won dengan Kapten Kim, mereka tampak akrab. Bibi menarik kesimpulan dan
menjadi kesal sendiri. Dia bilang dia harus memisahkan Choi Ji Won dengan
Kapten Kim, apakah Kapten Kim tidak punya mata, begitu banyak wanita di dunia
ini, mengapa harus Choi Ji Won? Jika kapten Kim tahu kelakuan Ji Won, Kapten
Kim pasti ketakutan dan akan menjauhi Ji Won. Da Jin mencegah bibinya pergi dan
berusaha menenangkannya.
Bibi Yang bertanya, bukankah
Kapten Kim menyukai Da Jin? Da Jin bilang sama sekali tidak. Tapi Bibi
bersikeras berkata Kapten Kim terlihat seperti menyukai Da Jin. Da Jin
membantah lagi, itu 100% tidak benar.
Da Jin beranjak dari kursinya.
Bibi bertanya Da Jin mau kemana? Da Jin bilang dia mau ke ATM mengambil gaji
untuk membayar rentiner. Bibi bertanya apakah Rentiner nya datang ke tempat
kerja Da Jin? Da Jin bilang dia harus membayarnya sebelum rentiner
mendatanginya. Bibi minta maaf dan menawarkan diri untuk mengantar Da Jin, tapi
Da Jin menolak, dan bertanya apakah Bibi akan meninggalkan Ppo Song sendiri
lagi? Bibi mencemaskan Da Jin karena harus pergi sendiri. Bibi Yang pun
menelpon Dong Soo.
Da Jin melewati rumah Yun Seong
dan berhenti di depannya. Dia menatap rumah itu dan melihat lampunya masih
mati. Itu Artinya Yun Seong belum pulang ke rumah. Dong Soo datang dan melihat
Da Jin menatap rumah Yun Seong. Dong Soo
keluar dari mobilnya dan berdiri disamping Da Jin.
Da Jin bertanya apakah Dong Soo
akan ke rumahnya lagi? Dong Soo bertanya apakah Da Jin akan pergi menemui
rentenir? Da Jin tak percaya, bibinya begitu cepat menyebar informasi. Dong Soo
berkata bahwa Da Jin tidak perlu lagi pergi ke rentenir, dia sudah membayar
hutangnya untuk Da Jin. Dia melakukannya
karena tidak ingin membuat Da Jin menderita.
Da Jin marah mendengar hal itu.
Da Jin bertanya apakah Da Jin meminta Dong Soo membayar hutangnya? Apakah Dong
Soo sangat kaya? Apakah sekarang dia harus berterimakasih padanya? Dong Soo
meminta maaf karena tidak memberitahu Da Jin sebelumnya. Namun Da Jin tetap
tidak terima dan terlihat sangat marah.
Saat Da Jin hendak pergi, Dong
Soo mencegahnya. Dong Soo berkata siapaun yang membayarnya itu bukan masalah.
Da Jin bisa membayarnya pada Dong Soo. Da Jin tidak suka. Dia berkata Dong Soo
adalah salah satu orang yang tidak ingin ditemuinya. Da Jin akhirnta
mendorong-dorong Dong Soo dan bertanya siapa Dong Soo? Apa Dong Soo orang kaya?
Dong Soo kemudian mencoba menenangkan Da Jin dan akhirnya menarik Da Jin
kedalam pelukannya.
Da Jin kaget saat pegawai
pengatur jadwal bertanya apaka Kapten Kim Yun Seong sakit juga? Da Jin bertanya
memangnya kenapa? Kapten Kim membatalkan penerbangannya hari ini. Manager Tim datang dan mengejek Yun Seong dan
Da Jin. Apakah Yun Seong tidak tahu jika kesehatan Pilot itu sangat penting. Da
Jin jadi kesal dan bertanya apakah Kapten Kim sakit karena dia ingin?
Da Jin mencoba menelpon Yun Seong
walau awalnya ragu-ragu. Namun dia kaget saat mendengar suara Ji Won yang
menjawab teleponnya. Da Jin pun segera menutupnya. Semalaman Yun Seong memang
menjaga Ji Won hingga tertidur di samping tempat tidurnya. Saat tahu Da Jin
menelpon, dengan tidak tahu malu Ji Won mengangkat telepon untuk Yun Seong.
Ternyata Yun Seong sudah bangun
dan berdiri dibelakang Ji Won saat Ji Won menerima telepon untuknya. Ji Won
kaget namun berusaha bersikap biasa saja. Yun Seong mengambil jaketnya dan
mendekat ke arah Ji Won.
Ji Won mengatakan jika tadi
adalah telepon dai Co-Pilot Han Da Jin, teleponnya terus berdering makanya Ji
Won mengangkatnya. Ji Won mengembalikan ponsel Yun Seong. Yun Seong menanyakan
keadaan Ji Won sekarang, Ji Won berkata dia baik-baik saja.
Ji Won bertanya bukankah Yun
Seong ada penerbangan hari ini? Apakah Yun Seong membatalkannya karena dirinya?
Yun Seong tidak menjawab dan pamit pergi. Ji Won mencegahnya dan berkata
sebaiknya Yun Seong makan dulu sesuatu sebelum pergi. Yun Seong menolak dan
terus pergi. Ji Won mengejarnya dan berkata dia melakukan ini karena dia tidak
ingin makan sendirian.
Akhirnya Yun Seong menemani Ji
Won makan. Ji Won membicarakan betapa bahagiannya mereka dahulu, walaupun hanya
makan di restoran sederhana dan murah. Yun Seong tampak tidak senang mendengar
pembicaraan itu. Ji Won bertanya pada Yun Seong, apakah tidak bisa Yun Seong
tetap tinggal bersamanya hari ini?
Yun Seong berkata, Ada saatnya
mereka bisa bersama, tapi sekarang… (tidak bisa lagi). Ji Won bertanya apakah
ini karena Han Da Jin? Ji Won berkata, jika Yun Seong terus memberi perhatian
pada Da Jin, itu berarti Yun Seong akan lebih menyakitinya kelak.
Yun Seong tak ingin membiacarakan
semua ini lagi dan memutuskan pergi. Setelah berdiri Yun Seong berkata, “Setiap
kali aku melihatmu, aku teringat pada peristiwa itu, seharusnya kau juga begitu
kan?” Ji Won tidak menjawab hanya menahan tangisnya.
Yun Seong mengambil jaketnya dan
beranjak pergi. Ji Won menahannya dengan memegang tangan Yun Seong. Dia meminta
Yun Seong untuk tidak pergi. Namun Yun Seong malah berkata, “Jangan Sakit. Aku
tidak akan pernah datang ke sampingmu lagi” Yun Seong pun pergi tanpa menoleh
lagi. Sementara Ji Won hanya bisa menangis.
Da Jin berlari menuju rumah Yun
Seong. Dia berdiri didepannya dan berkata dia juga ingin berada disamping Yun
Seong. Da Jin pun merindukan dan mengkhawatirkannya. Dong Soo melihat Da Jin
dan mencoba menelponnya. Ponsel Da Jin berdering, tapi Da Jin sama sekali tidak
mempedulikannya. Dong Soo pun mengakhiri telepoonya dan melihat Da Jin pergi
dengan lesu dari depan rumah Yun Seong.
*writen by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Setelah Da Jin pergi Dong Soo
keluar dari mobilnya dan berkata, “Orang yang sama sekali tidak mempedulikanmu,
sampai kapan kau akan menunggunya. Itu hanya menyakiti dirimu saja, dasar
bodoh”
Tak lama kemudian Yun Seong
datang. Dong Soo menyadarinya. Setelah Yun Seong keluar dari mobil Dong Soo
langsung mendekat dan berkata bukankah Yun Seong sudah membayar hutang Da Jin?
mengapa Yun Seong masih muncul dihadapannya. Hutang hati adalah hutang yang
paling besar. Dong Soo berkata dia akan membayar hutang Da Jin. Yun Seong tidak
peduli dengan hutang Da Jin dan kekayaan Dong Soo. Tapi Yun Seong harus peduli
pada Da Jin, begitu kata Dong Soo. Da Jin,,, wanita bodoh itu menyukai Yun
Seong dan terus menunggunya.
Yun Seong berkata dia tidak
menyukai wanita seperti Da Jin yang selalu marah dan menyelesaikan semua dengan
emosi. Dong Soo sangat kesal dan akhirnya memukul wajah Yun Seong. Bagi Dong
Soo, Da Jin adalah segalanya, namun sayangnya Da Jin hanya bisa melihat Yun
Seong, menyukainya dan juga menunggunya. Yun Seong berkata dia tidak pernah
meminta Da Jin untuk menyukainya ataupun menunggunya. Dong Soo bersiap memukul
Yun Seong lagi, namun suara Da Jin mencegahnya. (Ommo,,, Da Jin tidak pergi?
Apakah dia mendengar semua perkataan Yun Seong?)
Da Jin meminta Dong Soo
menghentikan semua itu. Dong Soo melepaskan Yun Seong. Da Jin menatap Yun Seong
yang balik menatapnya. Yun Seong berkata
pada Da Jin untuk tidak lagi menunggunya. Yun Seong pun segera masuk ke dalam
rumah.
Esok harinya di kantor
penerbangan, Da Jin dan Yun Seong saling menghindari dan tidak saling menyapa
bahkan ketika mereka berada di dalam lift yang sama. Da Jin merasa galau,
bahkan ketika dia naik bis untuk pulang ke rumah. Di samping bisnya ada
pengantar jajamyung yang mengendarai motor dengan slengean, saat pengendara
motor itu menyalip bis yang dinaiki Da Jin, bis Da jin pun mengalami
kecelakaan.
Kabar Da Jin mengalami kecelakaan
terdengar oleh Yun Seong saat ada permintaan perubahan jadwal penerbangan Da
Jin. Berbekal alamat rumah sakit dari pertuga pengatur jadwal, Yun Seong pun
pergi ke rumah sakit tempat Da Jin di rawat. Yun Seong benar-benar
mengkahwatirkan kondisi Da Jin.
Disisi lain, Dong Soo pun
mencemaskan Da Jin dan sudah dalam perjalanan pergi ke rumah sakit untuk
menemui Da Jin.
Yun Seong tiba lebih dulu ke
rumah sakit. Dengan tak sabaran dia mencari-cari Da Jin dan membuka semua
gorden pasien, namun dia tak juga menemukan Da Jin. Yun Seong berlari ke lobi
bawah, Da Jin tak juga ada. Yun Seong naik ke atas. Da Jin tak ada dimanapun.
Hingga akhirnya Yun Seong membuka
lift karena dia akan turun kembali ke bawah. Da Jin ternyata ada di dalam lift.
Yun Seong menghela nafas lega. Da Jin kaget melihat keberadaan Yun Seong.
Yun Seong langsung masuk lift dan
memeluk Da Jin sangat erat. Dia benar-benar merasa bersyukur Da Jin selamat dan
tidak kekurangan satu apapun. Da Jin berkata dia merasa sesak, Yun Seong
melepaskan Da Jin dan memperhatikan kondisi Da Jin dengan seksama. Da Jin
berusaha menjelaskan bahwa dia berada di bis dan tiba-tiba ada motor,,,
Belum
sempat Da Jin meyelesaikan perkataannya, Yun Seong tiba-tiba mencium Da Jin
penuh emosi.
bersambung ke episode 12
Komentar:
Huah,, Captain^^ Daebak,, gak perlu pake kata-kata langsung pake tindakan aja nih. Mantap yah? Buat penggemar Dong Soo siap-siap kasih tissue ya buat Dong Soo, ngenes nih liat Dong Soo di episode mendatang.
Ji Won maksain diri banget ya untuk kembali memikat hati Yun Seong. Meski Yun Seong masih mempedulikannya, tapi udah jelas banget sih kalo mereka berdua tidak bisa kembali bersama kan?
Ikutan Nangis sama Bibi Yang, waktu dia melampiaskan amarahnya sama Ji Won karena kematian kakaknya. Makin sedih liat ekpresinya Yun Seong saat mendengar tangisan Bibi Yang~~ Haduh,, reaksinya Bibi Yang pastinya Hardcore banget tuh pas tahu Yun Seong adalah pilot yang menyebabkan tubulensi di pesawat yang naiki Kakaknya ya?
*writen by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
sukaaa bgt...
BalasHapusakhirnya di posting juga lanjutan sinopsis yes captai makasih mbak tia
BalasHapuswaww waw wawww
BalasHapusMbak irfaaaaaa kapan dilanjut sinopsis yes captennya? di tungguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
BalasHapusAAAWWWW manis banget
BalasHapus