Kaburnya Kim Bung Do dari pengasingan membuat panik seluruh
petugas kepolisian di Pulau Jeju. Semua petugas dikerahkan untuk menangkap Kim
Bung Do. Para pembunuh yang menyerang Bung Do mencoba tetap mengejar Bung Do
yang bingung harus kemana. Kini status nya adalah narapidana yang melarikan
diri. Jika tertangkap Polisipun, dia akan dihukum lebih berat.
Akhirnya Bung Do kembali bertemu dengan para pembunuh yang
sanga ingin membunuhnya. Mereka bertarung lagi. Bung Do kembali terdesak
dibawah pedang sang pembunuh. Saat Pembunuh itu akan menusuk dada Bung Do, dia
hanya bisa terpejam dengan pasrah, dan Viola, dia kembali mengalami time
traveler ke jaman modern. Dimana dia kini ada di sebuah jalanan panjang di
Pulau Jeju tahun 2012.
Saat Bung Do terbangun di depannya ada sebuah mobil yang
sedang melaju. Untung saja Bung Do cepat tanggap dan segera menyingkir.
Bung Do menyadari dirinya kini telah berada di Jaman modern
lagi, dia pun bertukar pakaian, lalu berjalan menyusuri Pulau Jeju dan sampai
disebuah tempat wisata. Seperti biasa,, Bung Do mengamati orang-orang. Saat ada
seorang pemandu wisata yang meninggalkan tasnya, Bung Do mengambilnya dan menemukan
sebuah buku panduan berwisata di Korea Selatan. Bung Do tersenyum mendapatkan
buku itu.
Tempat pertama yang Bung Do kunjungi adalah Apotek, dia
membeli obat untuk lukanya. Saat akan
membayar , petugas Apotek berkata semuanya jadi 2500 won, lalu dengan
kecerdasannya yang luar biasa, Bung Do mulai mengingat gambar-gambar mata uang
yang dia lihat di buku panduannya. Bung Do pun memberikan sejumlah uang
tersebut (darimana Bung Do dapet uang?? kayaknya dari dompet pemandu wisata
yang meninggalkan tasnya).
Di Joseon, Bung Do dinyatakan sebagai Narapidana yang
melarikan diri dari tempat pengasingan yang dicari-cari di seluruh pulau Jeju.
Sebelum membersihkan lukanya, Bung Do terlebih dahulu
memotong rambutnya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik di Jaman
Modern. Selesai memotong rambut, Bung Do
pun mengobati luka di pelipisnya dengan tangannya sendiri.
Bung Do menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku
panduannya, dia mencari cara agar dia bisa segera kembali ke Han Yang dalam
waktu singkat. Di Jamannya jika ia ingin mencapai Han Yang, maka dia butuh
waktu setegah bulan, jika dilakukan dengan hanya melintasi lautan dengan kapal
dan menunggang kuda, tapi waktu itu terlalu lama. Dari buku Panduan, Bung Do
mempelajari bahwa dia bisa tiba di Seoul hanya dalam hitungan jam jika dia
menggunakan pesawat terbang. Dimanakah Bung Do bisa menemukan Pesawat Terbang?
Dia bisa menemukannya di Bandara, Maka Bung Do pun mencari cara untuk pergi ke
bandara yang ternyata bisa ia lakukan dnegan menggunakan Bis.
Bung Do pun tiba di bandara, namun tentu saja dia tidak bisa
begitu saja menaiki Pesawat terbang. Dia membutuhkan identitas. Bung Do pun
mempelajari hal baru, dia belajar untuk menelpon dengan telepon koin. Siapa
yang dia telepon? Tentu saja Choi Hee Jin, satu-satunya orang yang dia percaya
di Jaman Modern ini.
Bung Do pun menelpon Hee Jin, panggilan pertama diabaikan
karena Hee Jin sedang berduka karena mengetahui kematian Bung Do dari buku
sejarah. Panggilan kedua akhirnya Hee Jin mengangkat ponselnya setelah tahu
bahwa orang yang menelponnya berasal dari pulau Jeju.
Bung Do tersenyum saat mendengar suara Hee Jin yang
mengangkat teleponnya. Merekapun memulai perbincangan pertama mereka di
telepon.
Bung Do: “Apakah kau baik-baik saja?”
Hee Jin: “Kau masih hidup? Kau tidak mati?”
Bung Do: “Bagaimana kau bisa tahu aku akan mati?”
Hee Jin: “Bagaimana bisa aku tidak tahu, dalam sejarah
tertulis seperti itu. Seharusnya kau meninggal 3 hari yang lalu”
Bung Do: “Oh,,,Aku melarikan diri. Bagaimana bisa aku mati
dengan merasa bersalah? Aku hebatkan? Dalam waktu singkat aku mempelajari
menggunakan telepon sendiri. Itu Sangat Sulit, karena itu aku menghabiskan
waktu 3 hari sampai bisa melakukannya”
Hee Jin bernafas lega mendengar penjelasan Bung Do, tapi dia
melupakan Soo Kyung yang ada dihadapannya. Soo Kyung bertanya, siapa itu? Hee
Jin kebingungan dan memilih pergi dari hadapan Soo Kyung untuk berbicara lebih
lanjut dengan Bung Do di telepon.
Hee Jin mencari tempat yang aman, dia pun kembali berbicara
dengan Bung Do yang mengira Hee Jin sudah menutup Teleponnya.
Hee Jin bertanya
bangaimana Bung Do bisa tahu nomor ponsel-nya. Bung Do pun menjelaskan bahwa
dia pernah melihat nomor ponsel Hee Jin saat Hee Jin mengantarnya ke
perpustakaan, Waktu itu... Hee Jin memparkirkan mobilnya di depan Perpustakaan, karena
khawatir dilarang,, Hee Jin meninggalkan nomor ponselnya di kaca mobilnya pada
secarik kertas dan Bung Do mengingat nomor itu dengan baik (Huah,,, Bung Do
bener-bener pinterkan? Sekali liat langsung apal,, aku aja butuh waktu sebulan
untuk hapal nomor ponselku sendiri,, ga suka menghapal nomor,,)
Hee Jin tampak kaget mendengar cerita Bung Do, ia bertanya
bagaimana bisa Bung Do mengingatnya hanya karena saat itu. Bung Do bilang, dia
juga tidak tahu mengapa dia bisa mengingatnya begitu saja, ternyata cukup
berguna. Hee Jin bertanya, bukan kah menurut buku Sejarah Bung Do telah
meninggal karena sakit. Bung Do bilang, dia sangat sehat sekarang ini. Lalu
mengapa Bung Do dikatakan meninggal karena sakit? Bung Do menjelaskan bahwa
musuhnya telah meracuni makanannya dan mencoba membunuhnya saat dia tertidur.
Hee Jin kaget dan bertanya,”jadi ada orang ingin membunuhmu?”. Bung Do
menjelaskan seluruh keluarganya sudah dibunuh, jadi kenyataan itu bukan sesuatu
yang luar biasa. Hee Jin makin kaget mendengarnya.
Hee Jin bertanya dimana Bung Do sekarang, Bung Do menjawab
dia ada di bandara. Bung Do menanyakan sesuatu pada Hee Jin, tentang prosedur
naik pesawat. Hee Jin berkata, agar Bung Do bisa naik pesawat dia butuh
identitas. Soo Kyung datang dan menguping pembicaraa Hee Jin dan Bung Do di
telepon, tapi tentu saja tidak terdengar, saat melihat Soo Kyung, Hee Jin
langsung bertanya: “Dimana Yoon Chul sekarang?” Soo Kyung bertanya, “Apa?”
Hee Jin ternyata berinisiatif untuk meminjam kartu identitas
Yoon Chul, salah satu teman yang secara perawakannya mirip dengan Bung Do. Hee Jin meminjam ID Card Yoon Chul dengan
menawarkan makan malam pada Yoon Chul, tapi Yoon Chul menolak dan berkata
mereka berfoto saja, orang-orang tak percaya jika Hee Jin sang Aktris pemeran
Ratu In Hyun adalah sahabatnya. Yoon Chul dan Hee Jin pun berfoto bersama.
Hee Jin langsung terbang menuju Jeju, membuat Soo Kyung bĂȘte
setengah mati dengan keputusan Hee Jin ini. Apalagi hari itu adalah hari
penayangan perdana Drama “New Lady Jang” Hee Jin mencoba menenangkan Soo Kyung,
bahwa penayangan dramanya kan nanti jam 10, sekarang baru jam 3, jadi mereka
masih punya waktu 7 jam lagi. Tapi bukan itu yang menjadi pikiran Soo Kyung,
Soo Kyung bertanya mengapa Mahasiswa itu, alias Bung Do tidak memiliki ID Card.
Hee Jin membela, bukannya tidak punya, dia hanya menghilangkannya. Soo Kyung bertanya,
mengapa dia tidak melaporkannya ke Polisi? Hee Jin berkilah, Bung Do harus
segera kembali ke Seoul secepatnya jadi tidak ada waktu membuat ID Card baru.
Soo Kyung sangat mengkhawatirkan Hee Jin, karena melihat Hee
Jin yang begitu perhatian pada Bung Do. Soo Kyung tidak ingin nasib Hee Jin
seperti saat Hee Jin bersama Dong Min. Hee Jin berkata Soo Kyung tidak usah
khawatir, karena ini adalah bantuannya yang terakhir untuk Bung Do, Hee Jin
kasihan pada Bung Do yang tak punya siapa-siapa. Soo Kyung bertanya apa
maksudnya? Hee Jin pura-pura tak mendengar dan berkata dia tidak bisa mendengar
apa yang Soo Kyung katakan pasti kerena tekanan udara. Soo Kyung jadi sebal
dibuatnya, dia tak bisa berbuat apapun lagi, apalagi akhirnya Hee Jin bersandar
di pundaknya. (Aku suka liat persahabatan mereka berdua,,,)
Yoon Na Jung dan Han Dong Min ternyata juga sedang ada di
Jeju melakukan Pemotretan. Dong Min mengeluh pada manajernya, kenapa bukan Hee
Jin saja yang jadi pasangannya di pemotretan saat ini. Dia malah harus terjebak
dengan Yoon Na Jung di pulau Jeju. Manajer Dong Min memperingatkan untuk tidak
bisa sembarangan, agar tidak timbul gossip yang aneh-aneh tentang Dong Min dan
Hee Jin. Eh,, saat Dong Min di panggil fotografer dia malah berkata: “Jika saja
itu Choi Hee Jin, maka aku akan segera berlari,, tapi karena Itu Yoon Na Jung,
maka…” Dong Min terlihat begitu enggan untuk berjalan,,dia bahkan berpura-pura
seolah tubuhnya tidak ingin bergerak menuju Na Jung. Tapi akhirnya pergi juga
sih,,, Manejernya pun menjelaskan pada
para make up artis kalo Dong Min hanya bercanda. Eh,, si make Up Artis malah
berkata Dong Min sepertinya serius,, giliran manejernya deh yang pusing.
Saat pemotretan, Dong Min bertanya pada Na Jung, apakah Na
Jung Tahu alasan Dong Min tidak benar-benar berkencan dengan Choi Hee Jin? Na
Jung berkata dia tidak ingin tahu, tapi Dong Min tetap menjelaskan dan berkata
bahwa Dong Min menunggu Choi Hee Jin untuk menjadi seterkenal Yoon Na Jung,
maka saat itu dia bisa bernafas lega. Na Jung jadi kesal mendengar kata-kata
Dong Min, diapun akhirnya berkata: “Sepertinya kau tak akan pernah berkencan
dnegannya. Karena itu tidak akan pernah terjadi” Tapi Dong Min tak terganggu,
dia berkata dengan Optimis, bahwa itu akan terjadi sebentar lagi. Na Jung mencibir
dan berkata, “Kita tunggu saja,, mungkin,,, 30 tahun lagi?”
Bung Do menanti Hee Jin di luar bandara, lalu dia melihat
dua orang Biksu masuk ke dalam bandara, dia pun teringat pada perbincangannya
dengan Biksu di jaman Joseon.
Biksu: “Didunia ini tidak ada yang kebetulan”
Bung Do: “Alasan Biksu memberikan Jimat itu padaku apakah
untuk membuatku mewujudkan apa yang aku inginka dan membuatku mati tanpa
penyesalan ataukah hanya untuk menunjukka sebuah dunia baru yang kelak akan
terjadi dan membiarkan aku mempersiapkan diri untuk bertahan. Aku datang ke
dunia baru itu dan bertemu dengan seorang wanita, Apakah itu hanya sebuah
kebetulan ataukah telah ditakdirkan untuk terjadi?”
Biksu: “Dalam ajaran agama Budha, tidak ada yang namanya
kebetulan. Hanya ada sebab dan Akibat”
Bung Do menghela nafas dan menatap Pesawat terbang yang akan
mendarat.
Tanpa Bung Do sadari, Hee Jin sudah tiba dan berjalan di
belakangnya. Hee Jin mengendap-ngendap dan menyapa Bung Do,”Siapa disini yang
membutuhkan ID Card?” Bung Do menoleh dan menatap Hee Jin yang membuka kacamata
hitamnya. Hee Jin berkata pada Bung Do, “Apa yang bisa kau lakukan jika aku tak
berada disini? Mungkin kau hanya bisa berdiri disini, atau nekad membeli
karcis, tapi akhirnya ditangkap Polisi karena tak memiliki ID Card,, atau kau
akan pergi untuk membeli karcis kapal ikan? Kemungkinnya 50:50 ya?” Bung Do tak
menanggapi kata-kata Hee Jin dan hanya menatapnya saja. Hee Jin lalu bertanya
mengapa Bung Do tak menyambutnya, padahal dia datang kesini untuk menjemput
Bung Do.
Bukannya memberikan sambutan pada Hee Jin, Bung Do malah
bertanya, “Apakah kau memerankan Ratu In Hyun?”. Hee Jin kaget dan bertanya
bagaimana Bung Do tahu? Bung Do berkata dia baru mengerti apa artinya seorang
Artis sambil menatap layar TV yang menampilkan Hee Jin sebagai Ratu In Hyun.
Hee Jin pun paham, Bung Do ternyata sudah melihat Trailer drama yang
dibintanginya. Hee Jin berbangga diri karena hal itu dan berkata pada Bung Do,
dia adalah Orang yang ingin Bung Do lindungi dengan mempertaruhkan hidupmu.
Bung Do hanya tersenyum mendengar ocehan Hee Jin, Hee Jin bertanya mengapa Bung
Do malah tersenyum? Hee Jin bertanya apakah sekarang Bung Do akan mengatakan
agar dirinya mengundurkan diri memerankan karakter Ratu In Hyun? Bung do
berkata, “Bukan begitu, tapi ini pertamakalinya…” Hee Jin bertanya, “Pertama
kalinya apa?” Bung Do menjawab, “Pertama kalinya aku merasa bahwa kau adalah
wanita yang cantik” Hee Jin lansung salah tingkah dan tampak malu-malu. Bung Do
berkata, “Dibandingkan dengan apa yang kau pakai sekarang, Hanbook lebih cocok
denganmu” Hee Jin jadi makin salah tingkah,,, dia berkata, Bung Do itu
sebenarnya sedang memujinya kan? Tapi kenapa terdengar seperti sebuah
penghinaan. “Pertama kalinya menganggap aku cantik? Jadi selama ini kau pikir
aku jelek ya? Apa aku sejelek itu?” Tanya Hee Jin sedikit kesal,,, Bung Do
lagi-lagi hanya tersenyum,,, (ampyun,,, Bung Do seneng banget she tersenyum
kayak gitu, bikin deg-degan aja pas liatnya). Hee Jin berkata senyuman Bung Do
itu menjelaskan segalanya, bahwa Bung Do memang sedang ingin menghinanya kan?
Harusnya dia berpikir dua kali untuk membantu Bung Do.
Bung Do lalu berkata, sekarang mereka Seri. Hee Jin tak
mengerti, Bung Do menjelaskan bahwa dirinya sudah tahu apa artinya Playboy, dan
dia bukan Playboy. Hee Jin telah berpikir Bung Do adalah Pria yang suka
mempermainkan wanita, dan Bung Do mengira
Hee Jin adalah angsa buruk rupa. Jadi mereka Seri, telah sama-sama salah paham.
Hee Jin tak bisa berkata apapun lagi mendengar penjelasan Bung Do itu.
Soo Kyung datang dan meminta mereka untuk pergi dari tempat
itu karena orang-orang memperhatikan mereka. Hee Jin mengenalkan Soo Kyung lagi
pada Bung Do, tapi Soo Kyung nampak tak sebersemangat saat pertemuan pertama
dan menyuruh Hee Jin untuk tidak bermain-main.
Soo Kyung membeli dua tiket pesawat untuk penerbangan jam 7
dan 1 tiket untuk penerbangan di jam lain, ia bahkan tak peduli dengan
waktunya. Hee Jin datang dan mengubah pesanan Soo Kyung. Dia membeli 3 tiket
pesawat dengan jam penerbangan yang sama, namun minta tempat duduk yang
berbeda.
Soo Kyung bertanya mengapa mereka harus terbang bersama, Hee Jin
bilang karena ini adalah penerbangan pertamanya, Soo Kyung pun akan ketakutan jikan terbang
sendirian di penerbangan pertama. Soo Kyung tak percaya ini adalah penerbangan
pertama Bung Do, dia bertanya pada Hee Jin, apa yang dia lakukan selama ini.
Dengan Polos Hee Jin berkata, Bung Do sibuk belajar. (bener sih,,, saking
sibuknya sampe pinter dan cerdas banget gitu,,,).
Karena penerbangan mereka masih lama, Hee Jin mengusulkan
untuk pergi minum Kopi di suatu tempat. Mereka berjalan menuju kedai Kopi. Hee
Jin dan Bung Do berjalan berdua sambil berbincang sementara Soo Kyung mengikuti
mereka dibelakang. Hee Jin berkata pada Bung Do untuk tidak berbicara pada Soo
Kyung dengan bahasa kuno atau hormat itu akan aneh. Hee Jin mengajarkan
beberapa bahsa sehari-hari. Bung Do menjawab dengan bahasa sehari-hari membuat
Hee Jin terkesan. Bung Do berkata dia sudah tahu, karena mempelajarinya di
buku.
Saat sampai dikedai Kopi, Soo Kyung bertanya apakah Hee Jin
ingin capucino, dia ingin itu,, Hee Jin menawarkan teh hijau pada Bung Do. Soo
Kyung meminta Bung Do untuk membelikan mereka Capucinno tapi Hee Jin menolak
dan berkata bahwa Uang yang Bung Do miliki bisa digunakan saat di seoul saja.
Soo Kyung protes, Hee Jin sudah membelikannya tiket pesawat, masa Kopi pun
harus dia yang bayar. Hee Jin tak mendengarkan Soo Kyung dan tetap membayar.
Soo Kyung pergi duluan. Bung Do berbisik pada Hee Jin, “Sepertinya temanmu
tidak menyukaiku”. Hee Jin bilang Bung Do tak usah khawatir, dia memang seperti
itu.
Di tempatnya berdiri Soo Kyung memanggil Bung Do dengan
isyaratnya. Bung Do pun memastikan dnegan isyarat pula. Soo Kyung duduk di
salah satu kursi kedai kopi tersebut sambil berpikir bahwa Bung Do pasti hanya
lelaki yang ingin memnfaatkan uang wanita saja, dia tampak sangat tidak
menyukai Bung Do.
Bung Do pergi menghampir Soo Kyung yang kini telah duduk di
salah satu Kursi kedai Kopi tersebut. Bung Do menyimpan tasnya dan duduk
dihadapn Soo Kyung.
Soo Kyung pun memulai interogasinya untuk Bung Do.
Soo Kyung: “Aku sudah mengatakannya sejak pertemuan pertama
kita. Aku adalah teman sekaligus manajer Hee Jin, Jadi aku sudah seperti orag
tuanya. Mulai saat ini kau harus jujur padaku. Jika kau berbohong sedikit saja,
aku akan meyuruh orang menangkapmu. Aku mengenal banyak polisi.”
Bung Do: “Iya”
Soo Kyung: “Kau bilang kau adalah lulusan Universitas.
Lulusan mana? Dimana kau kuliah? Universitas mana tempatmu belajar?”
Bung Do: “SungKyunKwan”
Soo Kyung: “Universitas SungKyunKwan? Sungguh?”
Bung Do: “Kau bilang aku harus jujur”
Soo Kyung: “Dimana Kau tinggal?”
Bung Do: “Bukchon” (salah satu kawasan Elit di Seoul)
Soo Kyung: “Bukchon?”
(Soo Kyung tampak kaget dan berbalik sejenak, dia bergunam
pada dirinya sendiri, “Rumah disana benar-benar mahal”).
Soo Kyung kembali
menghadap Bung Do dengan ekspresi tak sukanya lagi.
Soo Kyung: “Apakah rumahmu beratap Ubin?”
Bung Do: “Ya, Rumah dengan Atap Ubin”
Soo Kyung: “ Kalau begitu, apakah kau tinggal dengan orang
tuamu?”
Bung Do: “Tidak, Aku tidak tinggal dengan mereka”
Soo Kyung: “Dimana orang tuamu tinggal?”
Bung Do: “Mereka sudah meninggal”
Soo Kyung: “Keduanya?”
Bung Do: “Iya, keduanya”
Soo Kyung berdehem, tampak sedikit merasa tak enak hati
karena sudah mengungkit masalah kematian orang tua Bung Do.
Soo Kyung: “Jadi,,, kau seorang mahasiswa kan? Bagaimana kau
membiayai hidupmu?”
Bung Do: “Aku memiliki sejumlah warisan” (Soo Kyung tampak
kaget mendengarnya)
Soo Kyung: “Warisan? Berapa banyak warisan yang kau dapat?”
(Suara Soo Kyung kini melunak, dia tak segalak tadi, wkwkwkwkwk,,,)
Bung Do: “Cukup”
Soo Kyung: “Lalu,,, apa pekerjaan ayahmu?”
Bung Do: “Urusan kenegaraan”
Soo Kyung: “ Ah,,, Urusan kenegaraan? Pegawai Negeri?
Pejabat Tinggi Negara?”
(Soo Kyung panik
sendiri memikirkan hal itu dan mengatakannya dengan nada yang sangat excited,
tapi menyadari Bung do sedang menatapnya, dia langsung mengubah lagi nada suara
dan sikapnya).
Soo Kyung: “Apa kau benar-benar jujur padaku saat ini? Kau
tidak berbohong kan?”
Bung Do: “Aku,,, tidak berbohong”
(Tentu saja Bung Do bilang dia berkata jujur, karena dia
memang jujur, namun Soo Kyung lupa menayakan satu hal penting, di Jaman Apa
Bung Do hidup?? hahaha,,,, Jadi dia sangat syok menyadari Bung Do sepertinya
berasal dari keluarga kaya)
Soo Kyung menghela nafas, dia berkata, “Tunggu sebentar,,,”
Soo Kyung lalu pergi dan meninggalkan Bung Do dengan gemetar. Bung Do tertawa
melihat Soo Kyung yang menjadi begitu gugup.
Hee Jin datang membawa minuman. Hee Jin bertanya kemana Soo
Kyung? Bung Do berkata Soo Kyung sepertinya pergi untuk memikirkan sesuatu.
Bung Do bertanya pada Hee Jin, apakah Universitas SungKyunKwan masih ada? Hee
Jin menjawab tentu saja masih ada. Bung Do merasa semua ini sangat menarik,
karena Sungkyunkwan masih ada, begitu juga dengan Bukchon.
Soo Kyung menenangkan dirinya di luar. Dia memikirkan latar
belakang Bung Do yang sangat Amazing menurutnya,,, Lulusan Universitas
Sungkyunkwan, Peraih Nilai terbaik dan berasal dari keluarga pegawai
pemerintahan. Itu berarti Keluarga Bung Do, jelas keluarga kaya. Karena kedua
orang tuanya sudah meninggal, tak ada penolakan dari calon ibu mertua. Bung Do
juga mewarisi semua kekayaan keluarganya. Bung Do tampan dan jujur, juga tidak
terlihat gila. Soo Kyung menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan Bung Do,
Dibandingkan dengan Dong Min yang Soo Kyung anggap sebagai sampah, Bung Do
jelas lebih baik. Soo Kyung terlihat sangat bahagia. Dia menatap Kedai Kopi
tempat Hee Jin dan Bung Do berada, dia berguman dalam hatinya, “Dasar gadis
nakal itu,,,”
Bung Do melihat Hee Jin meminum kopinya, dia bertanya apakah
itu enak? Hee Jin berkata, jika Bung Do tinggal di jaman sekarang selama
sebulan, Bung Do akan ketagihan pada Kopi. Hee Jin menyesap kopinya saat Bung
Do tiba-tiba bertanya mengapa Hee Jin ada disini? Hee Jin kaget dan sedikit
tersedak. Bung Do bingung mengapa Hee Jin tersedak dan bertanya apakah
pertanyaannya aneh? Hee Jin berkata bagaimana Bung Do bisa bertanya seperti
itu. Hee Jin ada disini karena Bung Do mengatakan dia tidak memiliki ID Card
dan tidak bisa naik pesawat. Bung Do memperkelas pertanyaannya, mengapa Hee Jin
yang datang sendiri mengantarkan ID Card itu? Hee Jin menjawab dia sedang punya
waktu luang. Bukankah Hee Jin sangat sibuk? Hee Jin bilang hari ini dia punya
waktu luang, Hee Jin merasa kasian pada Bung Do, setelah membaca kisah Bung Do
dia jadi khawatir. Hee Jin lalu berpikir, mengapa Bung Do malah menayakan hal
itu, bukahkah seharusnya Bung Do berterimakasih padanya?
Bung Do tersenyum melihat kemarahan Hee Jin dan berkata dia
bertanya karena dia ingin tahu apakah pertemuannya dengan Hee Jin adalah sebuah
takdir? Bung Do berkata, dia diberitahu bahwa di dunia ini tak ada yang namanya
kebetulan, yang ada hanyalah hubungan sebab akibat. Bung Do menjelaskan
hubungan sebab akibat dari pertemuan mereka, dan membuat Hee Jin pusing karena
tak mengerti apa yang sebenarnya di bicarakan Bung Do (aku juga nggak terlalu
ngerti kok,, Hee Jin-ssi,, sebenernya Bung Do ngomong apa,,, berat bener
bahasanya,, dasar Sarjana jaman Joseon,, dia gak ngerti kalo wanita jaman
modern kayak kita gak terlalu suka yang ribet-ribet yah,,,)
Intinya Bung Do menelpon Hee Jin karena ingin melihat Hee
Jin lagi. Dan Hee Jin pun ingin bertemu Bung Do, jadi Hee Jin datang ke Jeju.
Karena hal itu, Bung Do bisa mengataan bahwa itu bukan sebuah hubungan sebab akibat. Lalu karena Bung Do mendapatkan Jimat, dia bisa datang ke
Jaman modern dan bertemu Hee Jin sampai saat ini. Itu pasti adalah takdir, tapi
Bung Do penasaran dengan akibat yang akan ditimbulkan oleh sebab ini?
Hee Jin
mulai garuk-garuk kepala, makin tak mengerti apa yang dibicarakan Bung Do. Bung
Do bertanya apakah Hee Jin tak penasaran dengan apa yang selanjutnya terjadi?
Hee Jin memasang wajah tak pahamnya,,, hahah,,, dia beneran gak ngerti
kayaknya. Bung Do hanya tersenyum dan berkata sepertinya Hee Jin tak penasaran.
Dengan polos Hee Jin berkata, dia hanya merasakan sakit di kepalanya mendengar
penjelasan Bung Do barusan.
Hee Jin kembali menyesap capucinonya dan meninggalkan foam
dibibirnya (Ha,, inget adegan foam kiss nya di secret Garden nih…). Bung Do melihat hal itu dan langsung
membersihkan foam di bibir Hee Jin dnegan tangannya (catet ya,, dengan
tangannya bukan dengan bibirnya seperti yang dilakukan Kim Jo Won ke Gil Ra Im,
atau sekertarisnya ke Yoon In Na di Sega).
Hee Jin gugup saat Bung Do melakukan hal itu, apalagi Bung Do menatapnya
dengan lembut,, (Owh,, owh,,, aku melting lagi liat tatapan itu). Meraka saling
bertatapan sejenak.
Bung Do berkata: “Foam di mulutmu adalah sebab. Aku
menghapuskannya untukmu. Itu adalah
akibat. Ini tidak sulit dimengerti bukan?” Hee Jin segera menjauhkan sedikit
wajahnya dari tangan Bung Do dan terlihat snagat gugup. Bung Do pun menjauhkan
tangannya dan jadi salah tingkah.
Hee Jin berkata, “Aku mungkin tidak mengerti hal-hal seperti
ini, tapi aku yakin kau adalah seorang Playboy. Dan kau bilang, kau bukan
Playboy??”. Bung Do dengan polos berkata, dia hanya menjelaskan pada Hee Jin
tentang hubungan sebab akibat. Hee Jin kesal dan berkata, menjelaskan dengan
cara seperti itu adalah yang dilakukan oleh seorang Playboy. Bung Do berkata
Hee Jin sepertinya salah paham. Hee Jin berkata, karena Bung Do selalu
melakukan hal seperti itu, itu adalah penyebab. Hee Jin menghubungimu adalah
Akibat. Itu adalah hubungan sebab akibat. Hee Jin berkata dia mengerti sekarang
apa artinya Sebab dan Akibat.
Bung Do malah tersenyum, merasa lucu dengan
tingkah Hee Jin. Tapi Hee Jin berkata, Bung Do selalu saja tersenyum setiap
kali tidak bisa membalasa kata-kata Hee Jin. Maka Hee Jin pun kembali
berteori, Tidak bisa berkata-kata adalah
sebab dan Senyum adalah akibat.
Senyum Bung Do makin lebar dan hampir menjadi
tawa,,, dia pasti merasa tingkah dan cara bicara Hee Jin sangat lucu,, apalagi
saat dia mengatakan kata Sebab dan Akibat. Melihat tawa Bung Do, Hee Jin pun
ikut tersenyum.
Di Joseon, Menteri Min Ahm
memikirkan kata-kata Bung Do tentang kartu lain yang Bung Do punya, dia
jadi ketakutan sendiri. Apalagi saat dia mendengar kabar bahwa Yoon Wol dan
pelayan Kim Bung Do telah kabur sebelum Kim Bung Do di bawa ke penjara.
Di Bandara, Hee Jin bertanya pada Bung Do, untuk apa Bung Do
ke Seoul? Bung Do bilang, untuk membalas dendam dan melawan menteri Min Ahm. Melawan
dalam hal apa? Bung Do bilang, entah dia atau menteri Min Ahm yang mati. Hee
Jin kaget dan bertanya, “Kau akan membunuh orang? Kau tidak boleh melakukan hal
itu”. Bung Do menjelaskan bahwa balas dendam bukan berarti membunuh orang
orang. Membunuh tanpa menggunakan tangan sendiri, itu adalah Politik. Bukahkan
di jaman sekarang pun masih seperti itu? Hee Jin hanya bisa mengo lagi,, dia
tidak mengerti apa yang dibicarakan Bung Do yang langsung pergi
meninggalkannya. Sejenak Hee Jin berpikir, tapi langsung pergi mengikuti Bung
Do.
Di Pesawat Soo Kyung memperhatikan Bung Do yang duduk
dibelakang. Soo Kyung bertanya pada Hee Jin, Katanya Bung Do tinggal di Bukchon
denga rumah beratap Ubin. Harga rumah seperti itu adalah triliyunan won, Soo
Kyung mengajak Hee Jin untuk mengecek rumahnya. Hee Jin hanya bilang, apakah
kita bisa menemukannya? Soo Kyung bertanya lagi, katanya ayahnya seoang pegawai
negeri, apakah Hee Jin tahu setinggi apa jabatannya. Hee Jin berpikir dan
berkata, mungkin semacam wakil menteri. Soo Kyung lansung heboh dan berkata
mengapa Hee Jin tak mengatakannya sejak dulu.
Bung Do duduk bersama seorang anak kecil yang juga melakukan
terbang pertamanya. Anak itu bertanya pada Bung Do: “Ajussi, apa kau percaya
pesawat yang begitu besar bisa terbang di langit? Aku… tidak percaya”. Bung Do
tersenyum dan berkata diapun tak percaya. Anak itu nerkata sambil
memperlihatkan buku yang dibacanya, bahwa pesawat bisa terbang karena gaya
angin. Bung Do berkata, “Benarkah? kalo begitu aku harus membaca buku itu” (dasar
gila belajar,, buku anak kecil aja ingin dibacanya).
Pramugari mulai mengumumkan bahwa pesawat akan segera
lepas landas. Anak kecil itu melihat Bung Do dan bertanya apakah Bung Do merasa
takut. Bung Do berbisik, jika anak itu melihat Bung Do mulai menangis, maka dia
harus pura-pura tak melihatnya.
Pesawat akan segera lepas landas. Bung Do mulai merasa gugup
dan ketakutan. Hee Jin berbalik ke belakang dan mencoba menghiburnya dengan
bahasa isyarat yang lucu tentang pesawat yang akan naik ke atas. Melihat gaya
Hee Jin yang lucu jadi tertawa dan mengabaikan rasa gugup dan ketakutannya saat
Pesawat akhirnya lepas landas.
Setelah Pesawat lepas landas dan terbang dengan tenang, Hee
Jin berkata pada dirinya sendiri bahwa dia harus memastikan Bung Do menulis
Autobiografinya, sebelum Bung Do mati. Soo Kyung bertanya apa maksud Hee Jin,
tapi Hee Jin mengabaikan pertanyaan Soo Kyung dan terus mengoceh. “Orang yang
bertanggung jawab atas penerbangan pertamanya, Namaku harus dicatat” Soo Kyung tak
mengerti apa yang sedang dibicarakan Hee Jin dan mengabaikannya.
Ternyata di pesawat yang sama ada Han Dong Min juga, dia pun
sedang dalam perjalanan pulang menuju Seoul setelah pemotretannya. Saat
Pramugari datang dan bertanya apa ada yang bisa dibantunya, Dong Min meminta
sesuatu yang mustahil dengan memindahkannya ke kelas Eksekutif. Manajernya
langsung turun tangan dan mencoba menghentikan ocehan Dong Min yang kesal
karena dia harus terbang dengan penerbangan kelas ekomomi.
Setelah pramugari
pergi, Dong Min mengoceh ke manajernya dengan kesal, manajernya berkata mengapa
Dong Min begitu rebut sementara Yoon Na Jung pun tak mempermasalahkan hal ini
sama sekali. Dong Min berkata Na Jung adalah Na Jung.
Dong Min melihat ke belakang dan melihat Bung Do sekilas.
Dia kembali berbalik dan melihatnya
dengan seksama, dia bergunam, sepertinya dia pernah melihatnya, Dong Min pun
ingat insiden stalker di kamar Hee Jin.
Don Min menyadari bahwa Bung Do adalah
stalker yang ada di kamar rumah sakit Hee Jin. Dia mengatakan hal itu pada
Manajernya dan menyuruhnya manajernya melihat orang itu juga. Manajer Dong Min
melihatnya dan merasa lebih kaget saat tahu Hee Jin dan Soo Kyung pun ada
dipesawat itu. Dong Min bertanya, itu benarkan orangnya. Manajernya
membenarkan dan berkata bahwa Hee Jin pun ada dalam pesawat ini. Dong Min kaget
dan mengeceknya sendiri. Dia melihat Hee Jin yang sedang membaca sesuatu. Dong
Min jadi bingung, mengapa Hee Jin ada di pesawat. Manajernya berpraduga bahwa
stalker itu sedang menguntit Hee Jin. Dong Min dan manajernya sama-sama kaget.
Manajernya berkata mereka harus memberitahu Hee Jin untuk menyingkir dari orang
itu. Dong Min menghentikannya dan berkata jika manajernya kesana orang itu akan
tahu. Manajernya bingung apa yang harus mereka lakukan. Dong Min pun mendapat
ide dengan memberitahu crew kabin tentang keberadaan Bung Do sebagai stalker.
Saat pramugari melewati Bung Do, dia menatap Bung Do dengan
ketakutan, ini membuat Bung Do heran dan menatap ke depan. Saat itu Dong Min
pun sedang melihat kebelakang dan mencoba mengancam Bung Do dengan bahasa
isyaratnya. Bung Do menatap Dong Min dan ingat pada orang yang telah
mengurungnya di ruang kaca di toilet.
Dong Min merasa puas setelah mengancam Bung Do. Dia berkata
bahwa kali ini Bung Do pasti tidak bisa kabur karena mereka sedang ada lama
pesawat. Crew kabin yang diberitahu Dong Min datang lagi dan berkata dia sudah
menelpon polisi yang akan segera datang saat mereka mendarat nanti. Manajer
Dong Min memperingati bahwa mereka harus bergerak cepat untuk menangkapnya,
karena Bung Do bisa menghilang seperti hantu.
Bung Do menyadari dirinya akan berada dalam masalah. Dia
melepas sabuk pengamannya dan berjalan menuju Hee Jin. Dong Min yang melihat
hal tersebut jadi kalap dan berpikir Bung Do akan melakukan sesuatu pada Hee Jin,
dia sudah ingin menyergap Bung Do namun ditahan oleh manajernya. Bung Do
berkata pada Hee Jin, dia harus segera menghilang, apakah ada tempat untuk
bersembunyi? Hee Jin bilang hanya di kamar mandi. Bung Do mengambil sesuatu
dari sakunya, dan itu membuat Dong Min berpikiran buruk, padahal Bung Do hanya
ingin mengembalikan ID Card yang
dipinjamkan Hee Jin.
Dong Min menjadi semakin kalap dan langsung menerjang Bung
Do tanpa pikir panjang, membuat semua penumpang termasuk Hee Jin panik. Untung
saja Bung Do segera menghindar. Jadi Dong Min gagal menendang Bung Do. Bung Do
berkata pada Dong Min, untuk tidak membuat keributan disini dan mengajaknya
berbicara. Tapi Manajer Dong Min panik dan meminta bantuan crew kabin untuk
menangkap Bung Do. Merekapun menangkap Bung Do. Crew kabin mencoba menenangkan
penumpang yang panik dengan kejadian ini.
Dengan gaya sok pahlawan, Dong Min bertanya pada Hee Jin
apakah Hee Jin baik-baik saja? Hee Jin kaget melihat Dong Min. Soo Kyung yang
terbangun dari tidurnya bertanya, sedang apa Dong Min disini? Dong Min bilang
beruntung dia ada dipesawat ini, kalau tidak Hee Jin sudah dilecehkan oleh
seorang stalker. Hee Jin kesal mendengar kata-kata Dong Min, sementara Soo
Kyung kebingungan. Dong Min pun menunjuk Bung Do sebagai Stalker.
Penumpang lain mulai mengenali Han Dong Min. Dong Min
berdiri dengan gaya elegannya. semakin banyak penumpang yang mengenali Dong
Min, mereka bahkan mengenali Hee Jin juga, suasana kabin menjadi semakin ricuh.
Crew kabin mencoba menjelaskan insiden ini karena kelakukan seorang penumpang
saja, dan mencoba penumpang lain untuk tenang.
Hee Jin menjadi panik mendengar perkataan Dong Min yang menuduh Bung Do sebagai stalker didepan banyak orang. Dong Min bertanya pada semua orang, bagaimana aksinya itu. Semua orang bertepuk tangan dan berkata bahwa Dong Min hebat. Semua orang memuja Dong Min, Hee Jin merasa tak senang karena Bung Do dirugikan disini.
Crew kabin menjelaskan bahwa setelah mendarat Bung Do akan
diserahkan pada polisi, jadi para penumpang tidak perlu khawatir. Hee Jin kaget
mendengar hal ini. Bung Do cemas karena hal ini. bung Do diseret untuk dibawa
ke ruangan berbeda. Hee Jin panik, “Polisi?”
Soo Kyung bertanya, “Jadi dia
adalah stalker? kenapa kau tidak mengatakannya padaku?”. Hee Jin mengabaikan pertanyaan Soo Kyung dan
mencemaskan Bung Do, Hee Jin berkata, akan menjadi masalah besar jika dia
sampai ditangkap Polisi. Hee Jin langsung berdiri dan berkata dengan lantang, “Tunggu
sebentar”
Crew kabin, manajer Dong Min dan Bung Do berhenti dan
menoleh kearah Hee Jin. Bung Do menatap Hee Jin yang bertanya pada Crew kabin
mengapa dia menelpon Polisi? Na Jung tertarik mendengar suara Hee Jin, dia pun berdiri.
Dong Min tampak bingung. Hee Jin lalu berkata, “Orang itu bukan stalker. Aku
mengenalnya”.
Dong Min bingung, semua penumpang pun terlihat bingung. Hee Jin melanjutkan perkataanya, “Dia bukan
Stalker, dia naik pesawat bersamaku, Aku yang membelikannya tiket, dia
bersamaku. Jadi,, tolong jangan memanggil Polisi” Soo Kyung panik mendengar hal
ini dan menyuruh Hee Jin untuk berhenti, namun Hee Jin tak peduli. Dong Min
bertanya mengapa Hee Jin membelikan tiket untuknya.
Hee Jin menghela nafas dan
menjawab, “Itu karena,, dia adalah kekasihku” . Bung Do menatap Hee Jin yang
masih gugup memberikan pernyataan itu.
Hee Jin memejamkan mata mencoba menetapkan hati untuk mengulang pernyataannya, “Dia bukan Stalker, dia bersamaku. Aku menggunakan credit cardku untuk membelikan tiket untuknya. Kalian bisa memeriksanya. Kami duduk terpisah karena kami takut ketahuan. Kalian harusnya mengerti sekarang kan? Jadi, cepat katakan pada polisi semua ini hanya salah paham. Atau kami akan balik mengatakan pada polisi, bahwa kami adalah korban. Ini adalah pelanggaran terhadap privasiku, maka kalianlah yang akan ditangkap”
Bung Do hanya bisa menatap Hee Jin yang begitu berani
mengakuinya sebagai kekasihnya. Dong Min masih bingung. Na jung tertawa
mengejek melihat kejadian yang menurutnya konyol ini. Soo Kyung stress, apalagi
saat dia melihat Hee Jin berjalan dengan mantap menghampiri Bung Do dan
menggenggam erat tangannya.
Para penumpang mulai berkomentar, “Apa ini sebuah lelucon?
tadi suasanya sangat berbeda, Han Dong Min ternyata seorang penipu, bagaiamana
bisa dia memukul kekasih orang lain?”
Na Jung melihat Dong Min yang kaget
melihat kelakukan Hee jIn, dan berkomentar, “Benar-benar bodoh”
Para penumpang mulai sibuk memfoto Hee Jin dan Bung Do yang
kini saling bertatapan. Hee Jin berkata pada Bung Do: “Aku bukan orang yang
pintar. Jadi, bisakah kau memberitahuku apa yang akan menjadi akibatnya jika kita menjadi sepasang kekasih?” Bung Do tak menjawab, dia hanya menatap Hee
Jin yang juga sedang menatapnya. Lalu tersenyum mendengar pertanyaan Hee Jin.
bersambung ke episode 7
Huah,,, akhirnya beres juga nulis Recaps nya,, maaf ya lama,,, kemaren-kemaren aku masih galau tingkat tinggi menebak-nebak bagaimana endingnya drama ini. Setelah tahu Endingnya aku merasa sangat lega, jadi aku bisa melanjutka Recapsnya dengan hati tenang menuju Ending yang bahagia.
Di episode ini Bung Do mulai menjelaskan hubungan sebab-akibat seperti yang dia tulis dalam suratnya untuk Hee Jin di episode 15 kelak,,, Sepertinya Hee Jin terlihat sangat pusing mendengarkan ocehan Bung Do. Tapi tetep ya,,, Hee Jin masih mikir Bung Do itu Playboy,, hohoho,,
Ending episode ini menunjukkan betapa Implusifnya Hee Jin, yang tak memikirkan akibat yang akan dia tanggung dengan mengakui Bung Do sebagai kekasihnya. (Kalo di dunia nyata,,, Ji Hyun Woo nya yang Implusif,,, kayaknya Ji Hyun Woo udah bener-bener ketularan sifat Hee Jin yuah)
Kesian banget nih si Dong Min, niat hati menjadi pahlawan, tapi harus menanggung malu berat karena kelakuan kalapnya,, padahal Manajernya kan udah bilang biar ditangani polisi aja,, tapi dasar Dong Min hobi sok pahlawan,, jadi berakhir dengan patah hati dan memalukan deh,,,
BTW aku suka banget sama reaksi Na Jung, dia terkesan tak peduli,, tapi kayaknya yang paling memperhatikan hubungan Hee Jin dan Dong Min.
owh,,owh,,
BalasHapusbikin aq tambah cinta nieh kak ama bung do
lanjutkan yaa kak
SEMANGATTTTTT
-fiie
huaaahaha akhirnya lanjuttttt >.<
BalasHapusditunggu terus kak recapsnya..
kak irfa nih sama kyak aku ya,, pinginnya sama yang happy ending hahahha..
woww kren kak irfa,,, bagaimana akibat nya setelah pernyataan Hee Jin klo Bung Do adalah kekasihnya jd penasaran sm kelanjutannya...
BalasHapusya ampun senyum Bung Do yg lg dengeri Hee Jin bercerta tentang sebab akibat ga kuat lihatnya hehehehe
lnjut yach mba irfa episode 7
SEMANGAT :D
wah keren banget ceritanya lanjutkan.....
BalasHapuspadahal kalau pakai Foam kiss lebih seru ya... tapi takut disebut ngejiplak hahaha
BalasHapusSoo kyung lucu bgt ya, suka deh ma semua pemain di QIHM, mreka punya karakter nya masing2,, kek dong min sm na jung nya jg, smua ga sama karakter tokohna..
BalasHapusUntung bung doo pinter ky man bo RTP, ga kbayang klo bung doo nya kaya young sul yg polos ato chi san yg femi, kayanya kacau abis deh yg ada malah bikin pusing hee jin, hehe..
Ji Hyun Woo benar2 keren ^^ tapi lebih keren pengakuan Cintanya ke Yoo In na ^^ Terlalu nekat abang satu ini :)
BalasHapus