Kecelakaan yang dialami Kapten Han, akhirnya merenggut nyawanya. Sekali lagi Han Da Jin harus kehilangan orang yang dicintainya.
Upacara pemakaman Kapten Han berlangsung dengan penuh
penghormatan. Sekali lagi Da Jin kehilangan orang yang disayanginya, dia sama
sekali sudah tidak bisa menangis saat jasad Sang Ayah dimasukan kedalam tungku
pembakaran.
Di Hari pemakaman Kapten Han, Yun Seong yang tak mengetahui
kabar kematian Han sedang berada di bandara untuk meninggalkan Korea, setelah
mengundurkan diri dari Mirae Air dan melepas seragam Co-pilotnya. Sebelum pergi Kim Yun Seong tampak ingin menelpon seseorang, namun tidak dia lakukan dan memilih untuk segera pergi.
Sesuai keinginan Kapten Han, Da Jin membawa abu sanga Ayah
ke ruang Kokpit, Da Jin berkata, dia berharap bisa mempercayai pilihan Ayahnya,
karena itu dia akan menjadi Pilot seperti Ayahnya, sehingga dia bisa membuat
keputusan yang sama seperti yang dipilih Ayahnya.
Australia, 7 Tahun
Kemudian
Han Da Jin berlari-lari menuju taman bermain yang hampir
tutup. Sayangnya dia terlambat karena taman bermain tersebut sudah waktunya
untuk tutup. Namun Da Jin membujuk penjaganya untuk mengijinkannya masuk untuk
bermain dan mengambil beberapa foto di dalam. Dia ingin menunjukkan foto-foto
itu pada adiknya, dan berjanji akan membawa adiknya datang kesini jika Adiknya
sudah sehat. Penjaga taman bermain tersentuh dan dia mengijinkan Da Jin untuk
masuk dan mendo’akan semoga adiknya cepat sembuh.
Da Jin pun bermain sepuasnya dalam taman bermain itu, dan
mengakhiri perjalannya dengan mengambil sebuah bola ramalan. Dan isinya ramalan
itu adalah “Climb Your Life” Da Jin takjub dengan kata-kata itu dia pun tertawa.
Da Jin memainkan bola ramalannya dengan melempar-lemparkannya ke atas dan kembali
menangkapnya. Namun Da Jin melemparkannya terlau jauh dan membuat Da Jin
terjatuh saat mencoba menangkap Bola itu. Bola tesebut menggelinding jauh, dan
Da Jin meringis kesakitan karena terjatuh. Seseorang menahan bola itu agar tak
menggelinding semakin jauh.
Orang tersebut mengambilkan Bola itu dan
mengembalikannya pada Da Jin yang masih terjatuh, tapi dia sama sekali tak
menolong Da Jin untuk bangun. Da Jin bingung, dia pun bergunam pada dirinya
sendiri, “Mungkin dia bukan orang Korea”. Tapi orang itu sebenarnya orang Korea. Dia adalah Kim
Yun Seong.
Pagi yang cerah di Australia, Da Jin memanjat sebuah
Jembatan yang berada di dekat Opera House Australia karena inspirasi yang
dia dapatkan dari bola ramalan. Da Jin menikmati pemandangan Indah Kota Sydney
dari atas Jembatan itu dengan perasaan yang begitu bahagia.
Sementara itu, di Taman yang berada di Bawah Jembatan yang
sedang di panjat Da Jin, Kim Yun Seong sedang memfoto pasangan yang berbaju
pengantin (Wah,, jadi inget Ji Jin Hee waktu jadi Park Mu Yul di drama Miss Kim
nih… Ji Jin Hee jadi fotografer lagi,,,)
Da Jin sudah sampai dipuncak jembatan, dia tampak begitu
bahagia dan menerikan kata “Climb Your Life” dari atas Jembatan membaut
orang-orang yang berad di bawah Jembatan melihatnya, begitu juga Yun Seong yang
langsung mengabadikan semangat Da Jin tersebut dengan mengambil fotonya dan
mengenali Da Jin adalah gadis yang ditemuinya di taman bermain tadi malam.
Da Jin tiba di ke bandara Sydney dengan begitu semangat. Dia sangat gembira saat tahu dia akan
terbang bersama Kapten Kim Yun Seong yang telah menjadi legenda di TY Airlines.
Kim Yun Seong yang telah menyelamatkan ratusan penumpang Australia dalam
penerbangan berbahaya, hingga dia mendapatkan penghargaan dari pemerintah
Australia.
Kapten Kim Yun Seong datang, dengan penuh semangat Da Jin
memberi salam, namun dia kaget saat melihat siapa yang ada dihadapnnya, dia
adalah pria yang ditemuinya di taman bermain.
Breffing pra-penerbangan dimulai. Mereka memiliki seorang
penumpang yang merupakan pasien penderita penyakit jantung yang akan menjalani
operasi di Korea, sehingga penerbangan kali ini pun harus berjalan dengan aman
dan tepat waktu.
Saat di Kokpit, Da Jin mencoba mengakrabkan diri dengan Yun
Seong, dengan mengatakan pertemuan mereka sebelumnya seperti takdir saja, dia
juga berkata bahwa dia senang bisa terbang mendampingi Kapten bintang seperti
Yun Seong. Tapi Yun Seong hanya berkata “Chek” Da Jin bingung tapi menjawab
juga, “Yes” dengan ragu-ragu, saking kagetnya Yun Seong tiba-tiba
mengintruksikannya untuk melakukan “Chek”.
Masalahnya, Da Jin malah salah
menekan tombol dan membuat semua lampu pesawat mati. Penumpang panik dan
terjadi kekacauan di kabin.
Yun Seong bertanya, apa yang dilakukan Da Jin, dengan wajah
tanpa dosa, Da Jin juga kebingungan
dengan apa yang dilakukannya. Saat sadar, Da Jin minta maaf karena dia salah menekan tombol APU yang merupakan tombol lampu semua Kabin. ( -LOL- Saking gugupnya deket Pilot ganteng Da Jin jadi salah menekan Tombol).
Yun Seong menegurnya, dan memerintahkannya untuk menekan kembali tombol
APU- nya. Yun
Seong segera menelpon Kabin, dan menanyakan keadaan di Kabin. Pramugari
melaporkan bahwa memang terjadi kekacauan dan penumpang jadi panik dan
ketakutan. Yun Seong menenangkan bahwa mereka sedang menyalakn kembali sistem APU, jadi harap
menunggu sebentar agar keadaan kembali menjadi normal. Tak lama,, lampu pesawat
kembali menyala.
Yun Seong diam, namun dia terlihat menahan kemarahannya,
sementara Da Jin memasang wajah polos tanpa dosanya.
Yun Seong: “Keluar”
Yun Seong: “Keluar”
Da Jin: “Apa?”
Yun Seong: “Aku tidak bisa melakukan penerbangan dengan
Amatir sepertimu. Keluar!”
Da Jin: “Kapten?”
Pramugari melaporkan ada 311 penumpang di pesawat dan mereka
akan segera menutup pintu.
Yun Seong berteriak pada Da Jin: “Cepat turun sebelum pintu
ditutup”
Da Jin hanya bisa melongo, tak berpindah barang
sejengkalpun.
Da Jin: “Tapi jika kita membuang-buang waktu, pasien yang
akan melakukan operasi,,,”
Yun Seong: “Aku akan mengatasinya”
Da Jin menelan ludah melihat ketegasan Yun Seong. Pramugari
kembali bertanya, apakah dia sudah bisa menutup pintu.
Yun Seong mengecek daftar penumpangnya dan bertanya apakah
sudah memastikan ada 311 penumpang dipesawat. Yun Seong bertanya tentang
kondisi Jung Ji Hye, pasien yang akan akan melakukan operasi Jantungnya. Pramugari menjawab, baik-baik
saja, tapi penjaga pasien itu berkata, mereka harus tiba tepat waktu agar bisa
melakukan operasi jantung dengan sukses. Yun Seong mengerti.
Da Jin bertanya, apakah dia harus melaporkan persiapan lepas
landas. Yun Seong bilang, sebaiknya Da Jin berterimakasih pada Jung Ji
Hye dan mengintruksikannya melaporkan persiapan lepas landas. Da Jin bisa
bernafas lega. Yun Seong mempersiapakan pesawat untuk lepas landas sementara Da
Jin akan melaporkan keberangkatan mereka ke menara pengawas.
“Ruang Pengawas Sydney. Ini adalah Pesawat Wings 602,
meminta ijin untuk lepas landas menuju Incheon”
Di gedung perusahaan Wings Air, Hong Mi Joo, putri Wakil Direktur
perusahaan Wings Air memasuki gedung disambut dengan senyuman para karyawannya.
Hong Mi Joo diperkenalkan sebagai General Manajer baru Wings Air. Direktur
Wings Air berkata pada Hong In Tae,
bahwa dia beruntung memiliki putri yang cantik dan pintar seperti Hong Mi Joo. Hong In Tae pun tersenyum bangga melihat
kesuksesan putrinya.
Kini waktunya Diektur Wings Air yang memberikan sambutan.
Selesai memberi sambutan, Direktur menunjukkan foto Pilot baru mereka. Dia
adalah Kim Yun Seong, yang telah mendapatkan penghargaan dari pemerintah
Australia karena komitmen kerjanya. Dengan bangga Direktur mengumumkan mulai
hari ini Yun Seong memutuskan kembali ke Korea dan menjadi Pilot utama di
Maskapai Penerbangan Wings Air. Hong In Tae menatap foto Yun Seong dengan
kaget, dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia menatap Foto di layar
Proyektor itu dengan penuh kebencian.
Menara Pengawas, di bandara Incheon.
Kang Dong Soo, seorang petugas menara pengawas sedang
melakukan tugasnya dengan serius. Dia mencium bau kopi, dia membentak anak
buahnya yang berani membawa kopi ke ruangannya, dia bilang kopi itu bisa tumpah
dan itu akan membuat semua alat komunikasi di menara ini tak akan berfungsi.
Anak buahnya hanya tersenyum dan meminum kopi itu.
Kang Dong Soo melihat ada yang salah di area pendaratan
pesawat, sementara pesawat Wings 602 akan mendarat ditempat itu. Dong Soo
segera menghubungi Wings 602 untuk tidak langsung melakukan pendaratan, karena
mereka harus mengatasi masalah ini, dan meminta Wings 602 tetap terbang diketinggia
3000 kaki. Yun Seong menyuruh Da Jin mengatur ketinggian di 3000 kaki.
Dong Soo bertanya pada pesawat yang ada di area pendaratan.
Ternyata Pesawat itu mengalami kerusakan mesin. Dong Soo segera memerintahkan
teknisi untuk mengatasi hal ini. Maka mobil angkutan pun didatangkan untuk
memindahkan pesawat yang mengalami kerusakan mesin itu.
Da Jin meminta prioritas pendaratan karena mereka membawa
pasien yang akan melakukan Operaesi Jantung yang telah dijadwalkan. Dong Soo
menjawab, bahwa mereka sedang mengatasi masalah di area pendaratan dan telah
menyiapkan sebuah ambulance untuk mengangkut pesawat itu nantinya dan meminta
Wings Air tetap berada di ketinggian 3000 kaki.
Penumpang di kabin mulai panik, karena keterlambatan
pendaratan. Da Jin masuk ke kabin dan melihat langsung kondisi Jung Hye Jin,
penumpang yang akan melakukan operasi jantung. Da Jin melihat pasien semakin
kesulitan bernafas, hal ini membuat Da Jin semakin cemas.
Yun Seong bertanya bagaimana kondisi pasien. Da Jin
melaporkan, bahwa jika pendaratannya ditunda lebih lama lagi, pasien akan
semakin kesulitan untuk bernafas. Dia harus tepat waktu untuk melakukan operasi
jantungnya.
Yun Seong memerintahkan Da Jin untuk meminta pendaratan darurat
pada menara Pengawas. Tapi Dong Soo malah memerintahkan Wings 602 tetap terbang
sesuai petunjuk sebelumnya. Da Jin mulai kesal, dia bertanya apakah petugas
Incheon Tower tidak mengerti apa yang dimaksud dengan keadaan darurat? Da Jin
memaksa untuk diijinkan mendarat.
Dong Soo meminta maaf, karena tidak bisa mengijinkan hal itu,
karena ada masalah di area pendaratan dan mereka akan segera mengatasinya
secepatnya. Da Jin mulai naik pitam dan meminta alternatif lain. Tapi Yun
Seong berkata, bahwa mereka harus percaya pada Intruksi petugas penjaga menara.
Da Jin protes, tapi akhirnya mencoba mengerti dan meminta masalahnya segera diselesaikan,
karena mereka memiliki penumpang seorang pasien yang harus segera ditangani
petugas medis.
Dong Soo bertanya pada petugas lapangan, berapa banyak waktu
yang dibutuhkan untuk memindahkan pesawat itu. Petugas bilang mereka butuh
waktu 5 menit. Dong Soo memperhitungkan, jika itu hanya butuh waktu 5 menit,
maka Wings 602 bisa mempersiapkan diri untuk mendarat. Dong Soo pun menghubungi
Da Jin dan berkata mereka bisa memulai persiapan pendaratan.
Tapi saat Dong Soo melihat ke lapangan, pesawat itu belum
dipindahkan. Dong Soo bertanya lagi pada petugas lapangan, Petugas berkata
sepertinya mereka butuh waktu lebih lama. Dong Soo frustasi dan berkata pada Da
Jin untuk tetap berada di ketinggian 3000 kaki, karena masalahnya belum
teratasi. Da Jin kesal karena ke plin-planan Dong Soo. Mereka pun malah beradu
omong, karena Da Jin semakin emosi menanggapi hal ini.
Yun Seong memarahi Da Jin, karena sikap emosional Da Jin.
Yun Seong meminta Da Jin untuk tetap tenang dalam keadaan darurat seperti ini.
Da Jin menyatakan kekasalannya pada petugas menara dan merasa dipermainkan. Da
Jin berkata mereka tidak bisa terus seperti ini, karena pasien Jung Ji Hye
dalam bahaya. Da Jin mengusulkan untuk melakukan pendaratan di bandara Gimpo,
Yun Seong bilang cuaca di Gimpo tidak baik, dan memutuskan tetap menuruti
intruski petugas menara.
Da Jin bilang, mereka tidak boleh menyerah sebelum
mencobanya, karena mereka bisa melakukan pendaratan yang baik, pada waktu yang
tepat. ‘Waktu yang Tepat’ itulah yang dikatakan Da Jin, kata-kata yang sama yang
pernah dikatakan Yun Seong 7 tahun lalu saat dia mengusulkan pendaratan darurat
pada Kapten Han. Yun Seong jadi teringat akan kejadian 7 tahun lalu. Dia ingat
apa yang dikatakan Kapten Han saat itu, dan kini dia pun mengatakan kata-kata yang
sama pada Da Jin. Ya.. Kapten Han benar, Yun Seong akan memahami tanggung jawab
yang dia pikul sebagai Pilot saat dia telah benar-benar menjadi Kapten Pilot.
Dia tidak bisa membahayakan nyawa penumpang hanya karena sebuah perkiraan. Da
jin berkata, tapi pasien Jung Ji Hye dalam bahaya. Yun Seong mengingatkan,
apakah Da Jin hanya memikirkan nyawa seorang penumpang saja? Tidakkah Da Jin
memikirkan nyawa 300 penumpang yang lainnya. Yun Seong memutuskan tetap
mengikuti Intruksi dari Incheon Tower. Meski marah, Da Jin pun berusaha
memahami.
Dong Soo memastikan pesawat di area pendaratan telah
berhasil untuk segera dipindahkan. Dong Soo berkata pada dirinya,, sebenarnya
dia ingin membuat Wings 602 berputar-putar lebih lama, tapi karena keadaannya
Darurat, dia akan segera mengijinkan Wings 602 melakukan pendaratan. Dong Soo
menghubungi Wings 602 dan mengijinkannya untuk segera mempersiapkan pendaratan. Yun Seong mengintruksikan perintah pendaratan.
Apa penyebab radio pemanggilnya tidak berfungsi? Kopi yang tumpah ke perangkat
radio pemanggil utama dan langsung mempengaruhi radio pemanggil lainnya. Dong
Soo kesal bukan main pada anak buahnya, dan dia memukul kepala anak buahnya
dengan penuh emosi.
Dong Soo pun mengambil langkah terakhir untuk menghalangi
pendaratan pesawat Wings Air. Dia berlari ke atap menara dan membawa lampu
penunjuk tanda bahaya dan tidak. Wings 602 sudah ada di ketinggian 1000 kaki, mereka siap
untuk mendarat. Dong Soo segera menyalakan lampu merah untuk menghalangi
dilakukannya pendaratan. Yun Seong dan Da Jin menyadari hal ini. “Tanda Merah,
artinya kita tidak bisa mendarat” Yun Seong dan Da Jin bekerja sama untuk
kembali menaikan ketinggian pesawat. Dan berhasil,, Dong Soo bersorak, “OK…”
Petugas lapangan menghubunginya dan mengatakan semuanya sudah beres.
Da Jin berusaha menghubungi menara, namun tidak ada respon.
Da Jin semakin emosi, Yun Seong hanya melihat tingkah Da Jin dengan tatapan tak
senang.
Dong Soo segera menyorotkan Lampu Hijau pada Wings 602 yang berarti
mereka sudah diijinkan untuk mendarat (seperti lampu lalu lintas ya? Merah
untuk tidak, Hijau untuk Iya). Yun Seong dan Da Jin menerima sinyal itu, dan mereka pun
melakukan persiapan untuk pendaratan. Wings 602 berhasil mendarat dengan
selamat atas kerja keras petugas penjaga menara dan Pilot yang super sabar
seperti Kim Yun Seong.
Da Jin berjalan penuh amarah memasuki bandara. Di sisi lain
Dong Soo pun melakukan hal yang sama, kedua orang ini sama-sama kesal karena
insiden tadi. Da Jin merasa dipermainkan dan Dong Soo merasa
diremehkan.Keduanya bertemu, dan saling menatap penuh amarah. Tapi Da Jin lebih
emosional, dia segera menarik kerah baju Dong Soo dan bertetiak padanya, “Apa
kau bermain-main dengan Radio pemanggil?” Dong Soo menyangkal dan berkata
Radionya memang tidak berfungsi. Da Jin tak terima alasan itu, dia tetap marah.
Dong Soo pun jadi marah, mereka saling berteriak penuh amarah. Yun Seong yang melihat hal ini, berteriak menghentikan
tingkah mereka yang telah menjadi tontonan para calon penumpang. “Apa yang
kalian lakukan?” Tanya Yun Seong, Keduanya meoleh pada Yun Seong, dan baru
sadar mereka telah jadi Tontonan. Yun Seong menyuruh Da Jin melepaskan
tangannya dari kerah baju Dong Soo.
Da Jin diperingati bahwa tingkahnya tadi telah menodai nama
baik seorang pilot. Da Jin meminta maaf pada manajer personalianya, namun dia
berkata dia tetap merasa bahwa kejadian tadi adalah salah petugas menara. Yun
Seong yang mendampinginya menatap Da Jin tidak percaya, bahkan dalam keadaan
seperti ini pun Da Jin masih sempat menyalahkan orang. Manajer personalia ingin
marah pada Da Jin, tapi dia melihat Hong Mi Joo masuk ke kantor mereka. Manajer
personalia segera bangkit dan pergi menyambu GM Hong Mi Joo yang masuk dengan
berkata bahwa Da Jin telah merusak reputasi Pilot Wings Air sambil menunjukkan sebuah
artikel yang siap dicetak di Koran (apakah media massa disana secepat itu
membuat berita? Keprok,, ngasih applause,,,). Hong Mi Joo berkata, dia mengerti
jika Da Jin merasa marah pada petugas menara, tapi karena telah merusak Image
perusahaan penerbangan, apakah Da Jin ingin dipecat? Da Jin kaget mendengar
kata-kata terakhir Hong Mi Joo. Da Jin segera meminta maaf.
Hong Mi Joo segera mengubah nada bicaranya saat berhadapan
dengan Yun Seong dan meminta maaf karena bertemu dalam keadaan seperti ini. Yun
Seong malah meminta maaf juga, namun dia juga tak percaya bahwa Wings Air
mempekerjakan Pilot Amatir seperti orang yang ada disampingnya itu. Yun Seong
berkata: “Orang bilang, meraka menghukum 10 orang karena kesalahan 1 orang,
tapi aku sangat kecewa pada Pilot di Wings Air” sambil menunjuk Da Jin yang tak
berani menatap Hong Mi Joo ataupun Yun Seong yang berkata, "sepertinya system Wings Air perlu
diperbaiki"
Da Jin sebenarnya marah mendengar kata-kata Yun Seong, namun dia
berusaha menahannya dan hanya meminta maaf pada keduannya sambil membungkukan
badannya berkali-kali. Da Jin pergi, namun kembali berbalik dan marah-marah
pada Yun Seong, dia tetap bersikeras insiden ini sepenuhnya kesalahan Petugas
menara yang bisa mengancam jiwa seseorang.
Yun Seong kaget dengan tingkah Da
Jin. Dia mendekati Da Jin dan berkata: “Kau,,, dari semua Pilot yang pernah ku
temui, kau adalah yang terburuk. Paling buruk, sangat buruk. Pertama, karena
kau salah menekan tombol APU 300 penumpang merasa kesulitan dan bingung. Kedua,
Karena nada suaramu yang buruk, pesawat dan 300 penumpangnya bisa saja dalam
bahaya. Ketiga, Meskipun ada pasien gawat darurat, kau telah berani
meninggalkan Kokpit. Jika ada satu lagi Pilot yang sepertimu, Pesawat Wings 602
akan hancur berkeping-keping”
Da Jin menerima semua perkataan Yun Seong dengan menahan
amarah, Da jin pun berkata: “Baiklah aku mengakui kesalahanku. Kenyataan bahwa
aku tak bisa tetap tenang dan dingin. Aku mengakuinya. Tapi aku hanya ingin
menyelamatkan Pasien yang berada dalam keadaan darurat. Jadi, aku pun melakukan
yang terbaik yang aku bisa. Itu adalah yang terbaik dariku ”
Yun Seong bertanya: “Kau bilang, itu yang terbaik darimu?”
Yung Seong meraih seragam Pilot Da Jin dan melepaskan Tanda
3 strip yang terpasang dipundaknya. Dia menunjukkan itu pada Da Jin, kemudian
melepaskannya ke lantai. Hong Mi Joo dan Da Jin kaget melihat hal ini. Da Jin
masih menahan amarahnya. Dia membungkuk untuk mengambil tanda 3 strip
kuningnya.
Yun Seong: “Seragam itu. Lepaskan sekarang”
Da Jin sama sekali tak menggubris kata-kata Yun Seong. Dia
menatap Yun Seong penuh percaya diri dan kembali memasangkan tanda 3 strip
kuning di bahunya. Da Jin merapikan seragamnya. Dia bertanya, “Apakah aku
salah?”
Yun Seong sudah habis kesabaran, dia tertawa meremehkan kemudian
menendang tulang kering Da Jin, hingga Da Jin mengaduh kesakitan. Da Jin
terpincang-pincag, tapi dia tetap berusaha berdiri tegak dan menatap tajam pada
Yun Seong.
Komentar:
Hola,, akhirnya bisa posting juga setelah tertunda beberapa hari. Tegang banget deh,, pas aku nonton adegan Da Jin dan Yun Seong udah mau mendarat,, eh,, Dong Soo menyorotkan lampu merah,, tapi keren banget pas adegan itu,, aku sukaaaa...
Kaget banget lho,, pas Kim Yun Seong nendang kakinya Da Jin,, wah,, Pilot satu ini berani bener ya,, nendang kaki perempuan,, padahal Ji Jin Hee biasanya dapet peran karakter yang sangat mengahargai perempuan,, apa karena Yun Seong begitu marah, penulis menghadirkan scene menendang kaki ini??
Ppo Song belum muncul ya... Episode 2 sikecil Ppong Song akan membuat kita tersenyum takjub melihat tingkah laku-nya. Khas drama Korea deh,, kalo menampilkan artis cilik,, pasti lucu-lucu dan bikin jatuh cinta..
Sampai jumpa di episode 2,,,
Ralat:
Sebelumnya aku sebutkan bahwa Hong In Tae adalah Owner Wings Air, ternyata bukan. Hong In Tae adalah wakil Direktur Wings Air, aku sudah memperbaiki jabatannya di part ini, bila ada kesalahan lain akan aku perbaiki lagi.
Ralat:
Sebelumnya aku sebutkan bahwa Hong In Tae adalah Owner Wings Air, ternyata bukan. Hong In Tae adalah wakil Direktur Wings Air, aku sudah memperbaiki jabatannya di part ini, bila ada kesalahan lain akan aku perbaiki lagi.
sukkkkkkkkkkkkkkkkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa lanjuuuuuuuuuuuuuuuuttttttttttttttttt
BalasHapuslanjutkan....
BalasHapusaku suka gomawo eoooonni bwt sinopsisnya^0^
Lanjut!!!!! Semangat!
BalasHapusBagusss bikin tegaang kayany.....
BalasHapusBagusss bikin tegaang kayany.....
BalasHapuskeren, ditunggu kelanjutannya irfa...
BalasHapuskamsahamnida
Thanks buat semua yang udah baca,, akan aku lanjutkan kok,, makasih buat dukungan kalian ya,,
BalasHapuskeren-keren aku suka, ditunggu ya eps 2 nya mbak :)
BalasHapusSeru dramanya.
BalasHapusDilanjut terus yach sinopsisnya.
lanjut kak :)
BalasHapusperrmisssii....numpang baca buu...aq dulu pernh liat dvd dijual di lapak2 tp g tertarik, pas irfa bikin sinopnya jd pengn tau jalan ceritanya...
BalasHapusmb... Irfaaa... Ayooow..dunk di lanjut'in yg episode 11 nyaaa... Udah hiatuss lammaa bgeud..?
BalasHapusApa msh sibuk...?? :(
C4 di update yah.. Go go go cemungut :D !!!
iya,,, aku masih sibuk,,, bikin recaps Yes Captain agak bikin rempong karena banyak istilah penerbangan, jadi bener-bener harus dalam keadaan fresh recapsnya,, ga bisa sambil curu2 waktu kyk bikin recaps drama lain~~~
Hapusklo udah beres pasti aku posting kok~~~
bagussss
BalasHapus