Mai yang tak sengaja lewat taman heran melihat Riko dengan
seorang lelaki di taman. Mai pun masuk ke Taman dan mendengar percakapan mereka
berdua tanpa di sadari keduanya. Dia semakin heran, mengapa Riko bisa
membicarakan hal-hal mengenai keluarganya pada lelaki asing, Bahkan ketika Riko
menceritakan bahwa dia tak lagi punya tabungan untuk menikah karena
tabunganorang tuanya sudah terkuras untuk membiayainya bermain biola selama
ini. Mai bahkan bergunam, bagaimana bisa Riko membicarakan hal yang bahkan
tidak pernah dibicarakan Riko pada Mai?
Naoki pun merasa tidak tertanggu dengan obrolan Riko, dia bahkan juga terlihat begitu santai saat menceritakan alasan pertamanya bermain basket. Naoki tiba-tiba melihat Mai yang baru dia sadari nampaknya memperhatikan mereka sejak tadi. Naoki melihat pada Mai dan Mai tersenyum padanya, Riko pun melihat ke arah Mai dan menyapanya. “Mai,,” Lalu Riko pun pamit pada Naoki dan mengajak Mai pulang ke apartement mereka.
Setelah sampai di apartement, Mai bertanya pada Riko tentang siapa lelaki
yang ditemuinya di taman. Dengan ringan menjawab, lelaki itu hanya orang asing
yang sering dia temui di taman, Riko penasaran apa dia masih seorang mahasiswa,
Riko bahkan tidak tahu nama orang itu. Mai semakin heran, bagaimana Riko bisa
membicarakn tentang keluarganya pada orang asing yang namanya bahkan tidak Riko
ketahui. Tanpa berpiki Riko hanya menjawab, “Aku juga tidak tahu, tapi dia itu
pendengar yang baik”. Mai semakin heran saja: “Pendengar yang baik?”. Riko
kemudian menambahkan, “Dia bahkan memberikan onigiri kepada ku”. Mai heran
lagi, “Onigiri?”. Riko kembali memuji Naoki, “Dia benar-benar pandai bermain
Basket, Dia sangat mengesankan”.
Dari Ekspresinya Riko tampak sangat kagum pada Naoki. Mai
mengkhawatirkan hal ini, dan mengatakan ini hal yang tidak baik. Riko berkata
lagi, “Nampaknya usia kami seumuran”. Mai bertanya pada Riko, “Jadi dia itu
hanya teman kan?”. Riko menjawab, “Bukan. Bukan teman. Dia hanya seseorang yang
pernah bertemu denganku beberapakali di taman itu”. Mai duduk di dekat Riko.
Riko mendapat ide,”apakah lain kali aku perlu mengenalkannya padamu?”. Mai
menjawab dengan tegas, “Tidak perlu, aku tidak tertarik pada anak muda yang tidak
punya pekerjaan tetap”. Lalu Mai mengingatkan, hari ini adalah hari penting
mereka, apakah Riko ingat hal itu. Riko pun mengangguk, dan berkata bahwa hari
ini mereka akan bertemu dengan pelatih Kawasaki dan temannya dan melakukan double
date.
Hari ini juga, adalah hari penting di rumah Naoki. Ibu
Naoki sedang sibuk menata meja untuk menyambut seorang tamu di rumah mereka.
Adik Naoki Yuri, keluar dengan penampilan “cute”nya dan bertanya pada ibunya
bagaimana penampilannya. Ibunya bertanya kenapa Yuri berpakaian seperti itu.
Dengan enteng dia menjawab, di ingin mengalahkan Natsuki dengan berpenampilan
lebih cantik dari Natsuki. (wah sepertinya adik Naoki tidak menyukai calon
kakak iparnya ini). Ibunya menasihatinya untuk tidak melakukan hal itu, dan
menyuruhnya berganti pakaian, namun terlambat. Naoki dan Natsuki terlanjur
datang.
Naoki mengucapkan terimakasih pada Natsuki, karena sudah
memperhatikan ulang tahun Yuri. Natsuki berkata, tidak masalah. Gadis itu pun
mulai mencari muka di depan calon mertuanya dan menawarkan diri untuk
bantu-bantu menyiapkan makan siang mereka hari ini.
Mai dan Riko sedang dalam perjalanan untuk bertemu Pelatih
Kawasaki. Riko memuji pakaian yang dipakai Mai (Style Mai di dorama ini memang
lucu, kayak gadis-gadis gipsi gitu, tapi pas sekali dengan karakternya, beda
sekali dengan style Riko yang selalu tampak modis dan segar). Riko mulai
berceloteh, bahwa di acara ini, dia berharap apapun, Karena Kawakaki hanya akan
menlihat Riko saja, dan dia hanya akan jadi pengganggu. Riko sepertinya tak
yakin, apa memang benar Kawasaki itu sedang memperhatika dirinya. Mai mulai
curiga, sepertinya Riko tidak menyukai hal itu. Riko menyangkalnya, lalu
melihat Kawasaki dari kejauhan.
Di rumah Naoki, keluarga Naoki dan Natsuki sedang makan
siang sambil berbincang-bincang. Ibu Naoki bertanya kapan terakhir kali Natsuki
ke rumah mereka sebelum hari ini, Natsuki mengingat-ingat. Sepertinya dua tahun
lalu, saat Naoki pertama kali memperkenalnyanya pada keluarganya untuk pertama
kali, jawab Natsuki. Gadis itu menambahkannya, karena sejak itu aku mulai sibuk
bekerja, dan sulit meluangkan waktu untuk mengunjungi rumah Naoki. Tiba-tiba
Natsuki mendapat panggilan, sepertinya dari Yoyogi dan dia tidak ingin
menangangkatnya dan mengatakan pada keluarga Naoki bahwa itu telepon dari teman
kuliahnya. Ponsel Natsuki berdering lagi, Ibu Naoki pun mempersilahkan Natsuki
untuk mengangkat teleponnya dan jangan merasa sungkan.
Akhirnya Natsukipun
mengangkat teleponnya yang benar adalah Yoyogi. Yoyogi bertanya, sekarang Natsuki ada dimana. Natsuki dengan
tegas menjawab bahwa dia sedang dirumah pacarnya dengan nada ketus. Yoyogi
sepertinya belum mau memperpanjang masalah dan mengatakan pada Natsuki,
“selamat berlibur” kemudian menutup telepon.
Riko, Mai, Kawasaki dan Utsu sedang menonton pertunjukan
biola di sebuah kafe. Kawasaki nampaknya sangat berniat menarik perhatian Riko.
Saat Riko menikmati pertujukan tersebut, Mai sepertinya lebih menikmati Utsu
yang ada dihadapanya. Selesai pertunjukan dan makanan mereka datang, keempanya
pun mulai makan setelah sebelummnya bersulang. Saat Riko dan Kawasaki menjauh
dari Mai Utsu untuk mengambil minuman lagi, Utsu menceritakan tentang Kawasaki
yang dulunya seorang pemain basket hebat, namun berhenti karena mendapatkan
cedera serius.
Kawasaki dan Riko yang sedang mengambil minuman lagi pun
berbincang. Kawasaki bertanya apakah Riko sudah punya pacar. dan berkata juga
jika belum, maka aku sangat beruntuk dan jika ada Kawaski berniat untuk
melenyapkannya (huah sadis,,). Riko tertawa mendengar kata-kata Kawasaki, lalu
berkata bahwa dia tidak punya pacar.
Kawasaki pun berkata, kalau begitu dia beruntung.
Natsuki baru saja keluar dari rumah Naoki diantar Naoki.
Saat Naoki berniat mengantarnya ke stasiun, Natsuki menolaknya dan mengatakan
bahwa dia bisa pulang sendiri. Naoki memberikan ciuman ringan di bibir Natsuki.
Saat Naoki melepaskan ciumannya, Natsuki menatapnya dan berkata apakah Naoki
bisa melakukannya sekali lagi. Naoki pun melakukannya, tapi masih hanya ciuman
ringan. Saat Naoki sudah mengakhiri ciumannya Natsuki masih memejamkan matanya,
lalu membukanya dengan wajah sedikit kecewa, Nampak tidak puas dengan ciuman
itu. (huahaha,, kayaknya si Natsuki pengennya ciuman Naoki itu lebih Hot,
seperti ciuman Yoyogi). lalu setelah saling melakukan salam perpisahan, Natsuki
pun pergi.
Di perjalanan menuju statsiun, Natsuki yang terlihat tidak
puas berhenti sejenak untuk merokok (ya ampyun,, nih cewek yah..). Saat Natsuki
sedang merokok, Mai dan Riko yang sedang berbincang melewatinya. Mai berkata,
meskipun Utsu gay, dia tetap memberikan dia tiket untuk menonton konsernya.
Lalu Riko mulai berkata, bahwa berkencan dengan pria dewasa benar-benar
menyenangkan berbeda sekali jika berkencan dengan mahasiswa. Mai pun
menyetujuinya. Natsuki yang melihat keceriaan Mai dan Riko nampak tidak suka,
namun hanya diam sambil tetap merokok. Riko dan Mai masih membicarakan bahwa
pria yang lebih tua akan lebih memperhatikan perasaan teman kencannya dan
selalu melindunginya, bagi mereka itu sangat menyenangkan. Natsuki sepertinya
tak senang dengan perbincangan mereka, dan berhenti merokok, lalu melanjutkan
perjalanannya.
Naoki sedang mandi, lalu ponselnya yang dibungkus plastic berdering.
(busyet,, mandi aja tuh ponsel dibawa-bawa,, mpe dibungkus pake plastic gituh).
Naoki mendapat pesan dari Natsuki yang mengatakan bawa Natsuki sudah sampai di
rumah.
Naoki bernarasi :”Sore itu, aku teringat sesuatu dari masa
kecilku.”
Naoki kecil sedang bermain basket, lalu berhasil memasukan
bola tepat dengan bel tanda pertandingan berakhir. Teman-temannya bersorak
“Buzzet beat,, buzzer beat,, buzzer beat” dan mengangkat Naoki kecil yang sudah
dianngap pahlawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^