Minggu, 01 November 2015

D-day Episode 4



RS Hangkang Mirae ambruk setetika dan tinggal menjadi seoonggok reruntuhan bangunan. Hae Sung syok melihatnya, dia mendengar suara kakek yang tertimbun reruntuhan, Hae Sung mencoba menolongnya, pasien lain dan Ayah bayi kembar datang membantunya, namun bangunan itu kembali runtuh hingga tak ada kesempatan Hae Sung dan yang lainnya untuk menolong si kakek. Hae Sung bersikeras, namun Ayah si Kembar memintanya memikirkan pasien lain. 


Para pemadam kebakaran sibuk menyelamatkan orang-orang dan seorang Nenek meminta mereka menyelamatkan cucunya yang terkurung dalam sebuah bangunan. Mereka dengan sigap melakukan segala cara untuk bisa menyelamatnya, tapi betapa kagetnya Chief Choi ternyata yang dimaksud cucu oleh si Nenek adalah seekor anjing kecil yang lucu. Chief Choi dan para pemadam kebakarannya yang lain hanya bisa ikut tertawa bahagia melihat betapa bahagianya si Nenek bisa bertemu kembali dengan anjing kesayangannya.

Chief Choi mendapat kabar dari markas pusat jika RS Hangkang Mirae telah runtuh. Woo Sung yang ada disana kaget mendengarnya, dia langsung teringat pada Ibu dan kakaknya? Apakah Ibunya ikut menjadi korban runtuhnya RS Hangkang Mirae? Woo Sung mencoba menghubungi Hae Sung dengan ponselnya, namun percuma saja, semua jalur telekomunikasi lewat telepon seluler terputus.

Dengan langkah gontai akhirnya Hae Sung pun kembali memimpin rombongan menuju pelabuhan. Setelah semua pasien masuk ke dalam kapal, Hae Sung dan Ayah si Kembar mencoba menyalakan perahu, namun gagal. Hae Sung memberikan dukungan agar mereka mencoba sekali lagi, dan akhirnya berhasil. Ada harapan untuk mereka tiba di RS yang lebih baik.

Ddol Mi menemukan minuman untuk dibagikan pada pasien, dan dia pun teringat pada Hae Sung, dia melihat Hae Sung ada di dek kapal dan memberikan minuman padanya. Tapi Hae Sung diam saja, ternyata Hae Sung sedang melihat jembatan yang terputus karena gempa dan ada bis yang terjebak disana. Sehancur itukah kota Seoul akibat gempa? Ddol Mi pun jadi tepaku melihatnya. Hae Sung merangkul pundak Ddol Mi, mereka pasti bisa melewati bencana ini dan membawa para pasien untuk mendapatkan pengobatan.

Keadaan Seoul pasca gempa memang sangat parah. Banyak bangunan yang runtuh dan hanya beberapa saja yang masih berdiri tegak. Presiden Korea yang melihat keadaan ini merasa sangat miris. Presiden mengadakan rapat darurat, namun para Pejabat tampak tidak siap siaga di ajak untuk mengatasi bencana ini. Presiden tampak kecewa dan mengataka dia telah menunjuk seseorang untuk menjadi Kepala penanggulangan Bencana dan mempersilahkan orang tersebut masuk. Dia adalah Go Ja Hyuk.

Para menteri dan pejabat lainnya tampak tak suka dengan keputusan Presiden. Namun Go Ja Hyuk telah siap siaga membawa data-data untuk menanggulangi bencana ini. Bahkan jika mereka membencinya sekali pun, mereka harus bisa bekerja sama dengan baik untuk mengatasi bencana ini dan mengikuti kebijakannya.

RS Mirae yang masih kokoh berdiri menjadi harapan para korban untuk berobat malah memutuskan menutup RS, Direktur hanya bersedia membuka layanan UGD dan hanya melayani pasien di satu titik saja. Para korban pun mulai mengantri untuk mendapat penanganan. Namun mereka menolak menangani pasien yang tidak sesuai dengan spesialisasi mereka, seperti seorang ibu yang hendak melahirkan. 

Keadaan RS Mirae semakin kisruh, bahkan mereka kekurangan orang yang bisa mengambilkan peralatan medis dan selimut. Seorang suster meminta Intern Ahn Dae Gil untuk mengambilkan selimut. Terpaksa Intern Ahn melakukannya walo dengan kesal, dia beristirhat sejenak di ruang penyimpanan. So Yool yang melihat Intern Ahn kesal datang menemaninya dan membantunya, dia juga menghiburnya. Intern Ahn bertanya mengapa So Yool tidak pulang? Dia tidak bisa pulang dan merasa lebih aman berada di RS pada saat seperti ini. Tapi karena dirinya seorang Psikiater, dia merasa tidak bisa membantu banyak untuk menangani pasien, jadi dia lebih memilih membantu Intern Ahn.

Hae Sung dan rombongan tiba di Seoul, mereka melihat dengan jelas seberapa parah rusaknya kota tersebut, mereka sudah berjalan sangat jauh. Apakah mereka masih bisa bertahan untuk mencapai RS yang memiliki incubator? Hae Sung pun merasa putus asa, dia kembali teringat kejadian runtuhnya RS Hangkang Mirae, dan dia tidak berhasil menyelamatkan si kakek yang meminta tolong padanya. Kondisi pasien robek ginjal dan ibu si kembar semakin memburuk, persediaan obat mereka semakin terbatas, apa yang harus mereka lakukan.

Keadaan ini sangat membuat Hae Sung frustasi, dia ingin menyerah dan meluapkan rasa frustasinya. Suster Kim mencoba menenangkannya dan berkata jika dia percaya pada Hae Sung karena itulah dia mau jauh-jauh datang ke Seoul untuk menyelamatkan para pasien tersebut dan mengirim mereka ke RS yang bisa memberikan mereka perawatan. Semua pasien yang ikut pun, berjalan hingga sejauh ini karena percaya pada Hae Sung. Jadi mereka tidak boleh menyerah sampai disini saja.

Tersadar dengan kondisi yang ada, Hae Sung pun meneruskan perjalanan, namun dia akan membawa para pasien ke RS Mirae, karena RS lain terlalu jauh, tidak masalah jika RS tersebut tidak memiliki incubator, yang terpenting adalah bisa menyelamatkan para pasien terlebih dahulu.

Tiba di RS Mirae, Hae Sung dan yang lainnya merasa miris melihat antrian pasien yang sangat panjang. Hae Sung meminta masuk, tapi petugas keamanan melarangnya, Hae Sung meminta petugas keamanan mengatakan pada Direktur bahwa dia membawa pasien robek ginjal. Direktur kaget mendengar Hae Sung datang dengan suka rela bersama Pak Menteri yang masih tidak sadarkan diri tersebut. Direktur mengatakan agar mengijinkan mereka masuk, tapi pasien yang akan mereka terima hanya Pak Mentri saja. 

Direktur telah memutuskan untuk menutup RS dan fokus pada pasien yang mereka miliki sekarang. Untung lah Chief Kang datang ke RS meskipun dia masih syok karena kehilangan Dong Ha, namun sebagai dokter dia tidak bisa membiarkan Direktur RS menutup RS Mirae begitu saja. 

Chief Kang mengatakan agar Direktur memikirkan reputasi RS Mirae ke depannya. RS mereka sudah mendapat citra buruk karena penolakan pasien robek ginjal saat itu, jadi ini adalah kesempatan untuk memperbaiki citra RS mereka. 
  
Pak Menteri segera mendapat penangan khusus sementara pasien lain di tahan diminta untuk menandatangani surat pernyataan, namun setelah berdiskusi dengan Chief Kang dan Woo Jin, Direktur RS malah memutuskan untuk tidak menerima para pasien yang di bawa Hae Sung dan meminta mereka mencari RS lain. Para pasien protes, terutama Ayah si Kembar, namun Direktur RS sudah mengambil keputusan final karena Hae Sung bukan dokter di RS mereka, jadi RS Mirae tidak ingin mengambil resiko.

Para pasien kecewa karena di tolak, Hae Sung pun sudah akan pergi, namun dia akhirnya membuang ego nya dan berlutut di hadapan Direktur. Dia meminta Direktur menerima para pasien, Hae Sung yang akan mengurus mereka dan Hae Sung berjanji tidak akan melakukan tindakan tanpa persetujuan Direktur. Chief Kang memberi saran pada Direktur untuk menerima para pasien yang di bawa Hae Sung, karena tak ada ruginya untuk RS, dan mereka bisa mendapatkan tambahan tenaga dokter juga. Chief Kang mau bertanggung jawab, jika di kemudian hari ada masalah, maka Direktur pun menerima mereka semua.

Direktur memanggil Hae Sung dan Ayah si Kembar untuk menandatangi surat perjanjian yang berisi pernyataan bawa mereka tidak akan menyalahkan RS Mirae jika terjadi sesuatu di kemudian hari. Apalagi RS Mirae tidak memiliki incubator untuk kedua bayi kembar. Hae Sung pun menandatangi surat bahwa dialah yang akan bertanggung jawab jika kelak terjadi sesuatu. Dia bahkan menandatanginnya tanpa melihat dulu isi perjanjiannya. Dan tidak menjawab apapun saat Direktur menanyakan kesungguhan janjinya untuk tidak berbuat seenaknya dan melakukan operasi tanpa ijin.

Woo Jin mengomentari tindakan Hae Sung yang berlutut di depan Direktur, seperti bukan Lee Hae Sung, saat ini yang ada di pikiran Hae Sung adalah menyelamatkan pasien, dia bukan tipe orang yang akan mengirim pasien ke RS lain hanya karena pasien itu bukan spesialisasinya. Woo Jin merasa kesal karena Hae Sung menyindirnya dan menjadi terbawa emosi. 

Chief Kang datang dan melerai perdebatan mereka, namun sepertinya Hae Sung tampak kecewa juga pada Cheif Kang. Hae Sung memilih pamit pergi.

Hae Sung bertemu dengan Park Jina yang bertanya apakah Hae Sung tidak cemas pada ibunya? Hae Sung baru ingat, Park Jina membawa Hae Sung ke bangsal ibunya di tempatkan. Hae Sung berterima kasih pada Park Jina yang telah merawat ibunya dengan baik, dia bahkan menggoda Park Jina untuk melihat ada apa di balik punggung temannya itu, mungkin sayap? Akh... Angel?  Ibu masih dalam keadaan vegetatifnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu Hae Sung? 

Setelah di operasi oleh Han Woo Jin beberapa tahun lalu, Ibu Hae Sung tidak juga sadarkan diri hingga sekarang. Woo Sung menduga adanya maal praktek, dan Hae Sung pun mencurigai hal itu, karena itu dua bertanya pada Woo Jin, tapi Woo Jin mengatakan tidak ada yang terjadi, dan Hae Sung memilih mempercayainya karena hubungan persahabatan mereka. Namun tak bisa dipungkiri, sejak kejadian tersebut hubungan Hae Sung dan Woo Jin merenggang,tidak se akrab dulu.

Ayah si kembar merasa bersalah pada Hae Sung karena demi mereka Hae Sung harus menandatangi surat pernyataan tadi, dia jadi merasa lega sekaligus merasa bersalah. Hae Sung tampak tidak keberatan dan mengatakan agar Ayah si Kembar segera mencari bahan bakar untuk kapal, bagaimanapun juga si kembar membutuhkan RS yang memiliki incubator.

Ddol Mi dan Suster Kim sibuk kasak kusuk, mereka ingin meminta ijin pada Hae Sung untuk pulang, namun Hae Sung tidak berniat melepas mereka dan meminta mereka berdua membantunya merawat pasien yang dia bawa dari RS Hangkang Mirae. Kemudian Chief Kang mengumumkan status RS Mirae selama masa penangangan bencana. Ddol Mi dan Suster Kim pun akhirnya tidak punya alasan untuk pulang.
 
Dengan mempertimbangkan citra RS Mirae dan keselamatan korban gempa, berdasarkan hasil rapat antara direktur, Chief Kang dan Woo Jin, Direktur memutuskan untuk membuka RS dan memulangkan pasien-pasein kangker yang sedang dalam masa penyembuhan. Direktur menyetujui hal tersebut karena Chief Kang mau bertanggung jawab penuh atas kondisi penangan bencana ini dan mau menanggung semua resiko nya kelak.

Banyak pasien kanker yang merasa kesal dan tidak terima. Namun Chief Kang tidak punya pilihan lain, karena mereka bisa sembuh tanpa harus di rawat di RS, sementara di luar sana banyak korban yang membutuhkan perawatan karena bencana gempa yang menimpa kota Seoul. Dengan berat hati Chief Kang memohon maaf pada para pasien yang harus di pulangkan. Chief Kang pun memutuskan untuk menghemat pasokan listrik RS dengan memadamkan lampu-lampu yang tidak benar-benar dibutuhkan agar para pasien yang membutuhkan alat-alat medis yang membutuhkan listrik bisa mendapatkan perawatan.

1 komentar:

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^