Senin, 11 Mei 2015

Let's Eat 2 Episode 9 part 1



Soo Ji kaget melihat kedatangan Sang Woo yang membawakan sup penghilang mabuk dan obat. Bagaimana Sang Woo bisa tahu Soo Ji mabuk? Sang Woo tampak kecewa mendengarnya, ternyata Soo Ji tidak ingat apa yang terjadi? Soo Ji telah melakukan kesalahan besar padanya, semalam Soo Ji memukul dan menarik rambutnya. Soo Ji bingung, pasti Sang Woo bercanda kan? Sang Woo menegaskan hal itu dengan ekspresi lucunya.


Jadi itu benar? Soo Ji langsung syok mendengar kenyataan itu, dia merasa malu luar biasa, namun Sang Woo kemudian berkata, “Jadi… tolong perlakukan aku dengan baik saat kita berkencan nanti” Soo Jim akin bingung apa maksudnya itu? Sang Woo pun mempertegas, “Mari kita mulai berkencan” disaat yang tepat, Dae Young datang dengan membawa obat. Dia merasa canggung mendengar pernyataan cinta orang lain dan akhirnya segera pergi dari sana.

Soo Ji masih bingung dengan apa yang terjadi. Sang Woo bertanya apakah itu terlalu mendadak? Bukan itu masalahnya, tapi… bukan kah Sang Woo berkencan dengan adiknya Hong In Ah? Tidak. Mereka memang dikenalkan dan sempat bertemu beberapa kali  Akh… sepertinya Soo Ji salah paham. Meski sudah mendengar penjelasan Sang Woo tentang hubungannya dengan Min Ah, Soo Ji masih diam saja, tampak bingung dan pikirannya kosong. Sang Woo merasa Soo Ji benar-benar terkejut, jadi Sang Woo akan memberikan waktu pada Soo Ji untuk menjawab ajakan kencannya. 

Saat Sang Woo akan pergi, kesadaran Soo Ji langsung kembali dan dengan semangat 45 langsung menerima ajakan kencan Sang Woo, “Tidak. Aku suka itu! Mari berkencan. Mari kencan dua kali. Mari benar-benar berkencan”

Sang Woo tersenyum mendengar jawaban Soo Ji dan berkata, dia pikir Soo Ji menolaknya, sehingga Sang Woo merasa sedikit gugup. Soo Ji pun tersenyum pada Sang Woo yang pamit pergi dan meminta Soo Ji untuk istirahat karena bau alkoholnya masih menyengat.

Di luar Sang Woo bertemu Dae Young, “Hyung, Kau tertangkap! Lee Sang Woo dan Bek Soo Ji berkencan”  Dae Young menggoda Sang Woo dan mengatakan jika dia melihat semuanya. Sang Woo tidak menghindari hal itu, karena itu memang benar. Namun Dae Young merasa heran mengapa Sang Woo berubah pikiran dengan tiba-tiba? Sebelumnya dia menolak untuk melihat Soo Ji sebagai seorang wanita. Tentu saja Sang Woo punya alasan untuk itu

“Kemarin, aku dipukul olehnya”

Dae Young kaget mendengar jawaban Sang Woo, apakah Sang Woo setuju berkencan karena diancam oleh Soo Ji? Dae Young juga pernah dipukul Soo Ji dan rasanya menyakitkan. Apakah Dae Young mau mati? Lalu apa? Apakah Sang Woo menyukai Soo Ji setelah dipukul olehnya? Jangan bilang Sang Woo memang tipe yang seperti itu. Dae Young jadi agak waspada.

Sang Woo berpikir sejenak dan berkata itu sepertinya bagus, namun kemudian dia mengapit kepala Dae Young dengan tangannya dan memakinya, apakah Dae Young minta dipukul? Dae Young kesakitan dan minta di lepaskan.  Sang Woo pun melepaskannya dan mulai menjelaskan mengapa akhirnya dia mengajak Soo Ji berkencan.

“Bukan begitu. Aku hanya terus saja tersenyum karena Penulis Baek. Saat mendengarkan ceritanya, hatiku juga terasa sakit. Sampai di rumah pun, aku juga hanya memikirkannya”

Sang Woo sampai di rumah dalam keadaan lelah, dia duduk di kursi dan menemukan buku Soo Ji, dia mulai membacanya dan tersenyum karenanya. Kemudian Sang Woo membersihkan wadah bubur yang di berikan Soo Ji padanya, karena tidak fokus Sang Woo sempat terciprat air dan melihat wadah bubur itu langsung teringat pada Soo Ji, dia pun tersenyum bahagia.

“Setelah tinggal di sini, aku merasa sangat membosankan. Tapi itu menjadi menyenangkan saat bersama Penulis Baek. Dia membuatku bahagia”

Dae Young membenarkan. Soo Ji memang menyenangkan. Bersama dengannya, Sang Woo akan  100% bahagia. Jadi apakah akhir pekan ini adalah kencan pertama mereka? Tidak. Sang Woo harus ke Seoul dan Soo Ji juga sepertinya butuh istirahat. Sang Woo pamit pada Dae Young setelah bertanya apa yang akan dilakukan Dae Young dia akhir pekan? Dengan ringan Dae Young menjawab dia tidak akan melakukan apa-apa.

Dae Young masuk ke rumah Soo Ji dan menemukannya sedang berjongkok sambil melamun, entah ada dimana pikiran Soo Ji sehingga pandangannya tampak kosong seperti itu. Tampaknya dia masih syok dengan apa yang terjadi. Dae Young berkata, “Yak! Itu bukan mimpi, kau benar-benar berkencan dengan Sang Woo-hyung” Dae Young menggeplak kepala Soo Ji pelan, tapi dia malah berguling di karpet rumahnya dan menari-nari sambil berbaring karena kegirangan

Melihat kelakuan Soo Ji, Dae Young merasa tak habis pikir, dia menyimpan obat anti mabuk di meja dan berkata seharusnya dia membelikan obat yang lain untuk mengembalikan kesadaran Soo Ji, hahaha. 

Soo Ji yang masih eforia sama sekali tidak memperhatikan gurauan Dae Young hingga Dae Young pamit dan berkata, sejujurnya dia pikir Soo Ji dan Sang Woo tidak akan berhasil.
 
“Sang Woo-hyung tidak suka jadi bahan gossip, itulah mengapa dia tidak main mata dengan rekan kerjanya. Tapi.. bagaimanapun selamat”

Soo Ji langsung berhenti menari-nari dan memikirkan kata-kata Dae Young.

Sang Woo pergi menemui Min Ah yang kegirangan karena Sang Woo menelponnya duluan. Namun Sang Woo malah meminta maaf pada Min Ah, sebaiknya mereka tidak usah bertemu lagi. Ada orang lain yang menarik hatinya dan merasa akan lebih baik jika dia mengatakannya secara langsung pada Min Ah. Tentu saja Min ah sangat syok dan bertanya siapa wanita itu? Sang Woo tidak bisa mengatakan karena itu adalah urusan pribadinya.

Seumur hidupnya, Min Ah tidak pernah di tolak, jadi ternyata begini rasanya. Min Ah terlihat sangat kecewa dan berniat untuk pergi, namun dia tiba-tiba saja pingsan dan terjatuh ke arah Sang Woo yang dengan sigap mengangkatnya ke dalam mobil .

Sang Woo berniat membawa Min Ah ke RS, dia tampak terihat panik bahkan tidak sadar jika Min Ah sejak tadi sudah sadar atau sebenarnya hanya pura-pura pingsan?  Min Ah terbangun dan bertanya dimana dia berada? Min Ah tiba-tiba pingsan, jadi dia akan membawanya ke RS. Min Ah langsung meminta Sang Woo menghentikan mobilnya, dia tidak apa-apa, dia yang paling tahu dengan tubuhnya. Setelah Sang Woo menghentikan mobilnya Min Ah langsung keluar dan berlari karena malu.

Joo Seung sedang mengepel lantai di resto tempat Hye Rim bekerja. Hye Rim datang dan berterimakasih karena telah membantunya. Tiba-tiba saja Hye Rim mematikan lampu dan menyudutkan Joo Seung ke dinding. Joo Seung sangat kaget apalagi Hye Rim berkata mengapa Joo Seung tidak punya keberanian? Dia pikir Joo Seung akan mengatakan perasaannya. Joo Seung begitu gugup dengan tatapan menggoda Hye Rim apalagi saat gadis itu berkata jika dia juga menyukai Joo Seung dan akan menjadikan prianya. Hye Rim mulai membuka kancing baju Joo Seung dan mendekati wajahnya untuk menciumnya.

Tapi… semua itu hanya mimpi. Joo Seung merasa kesal saat terbangun apalagi saat menyadari celananya basah. “Yang benar saja!”

Dae Young terbangun karena dering ponselnya yang tidak berhenti. Ternyata Soo Ji yang menelpon memintanya untuk datang ke rumahnya sebentar saja. Dae Young merasa kesal dan terpaksa bangun untuk datang ke rumah Soo Ji.

Soo Ji sedang memilih baju untuk pergi kerja dan dia ingin meminta pendapat Dae Young mana baju yang lebih pantas untuk di pakai. Memangnya Soo Ji mau kemana? Kerja. Oh… ada acara yah di kantor pemerintahan. Tidak ada. Dia memilih baju untuk bertemu dengan Sang Woo. Hah?

Ini kan bukan pertama kalinya Soo Ji bertemu dengan Sang Woo? Memang iya, tapi selama ini mereka bertemu hanya untuk bekerja. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu sebagai sepasang kekasih. Soo Ji langsung tersipu malu memikirkannya >.< Kemudian Soo Ji merasa kesal, seharusnya dia pergi belanja, tidak ada baju yang pantas untuk di pakai. Soo Ji merasa tidak bisa hidup seperti ini!

Dae Young yang bingung hanya berkata, “Pakai saja yang ada dan pergi” tapi Soo Ji sama sekali tidak mendengar dan terus memilih-milih.

Soo Ji pergi bekerja dengan perasaan bahagia luar biasa. Jantungnya berdebar-debar seperti baru akan pertama kali bertemu dengan Sang Woo. Tapi, memang ini pertemuan pertamanya dengan Sang Woo sebagai pacarnya. “Namjachinggu…. DAEBAK” Soo Ji merasa itu sangat menakjubkan.

Ketika melihat Sang Woo, Soo Ji langsung tersenyum cerah, tapi Sang Woo menyapa dua pegawai yang berada di depan gedung pemerintahan. Lalu Soo Ji teringat pada kata-kata Dae Young tentang Sang Woo yang tidak suka di gosipkan, jadilah Soo Ji masuk ke kantor pemerintahan dengan mengabaikan Sang Woo, bahkan saat pria itu menyapanya dengan ceria. Sang Woo dan dua pegawai lainnya bingung dengan sikap Soo Ji, dan Sang Woo memutuskan untuk mengikuti Soo Ji.

Soo Ji masih bersikap dingin saat Sang Woo mencoba menyapanya ketika mereka berdua sudah ada di dalam lift. Saat pintu lift tertutup, barulah Soo Ji mendekat pada Sang Woo dan berkata,  Kau kaget karena aku bersikap dingin seperti itu kan?” Sang Woo kaget dan tentu saja seidkit bingung. Soo Ji menegaskan itu bukan karena dia tidak lagi menyukai Sang Woo lagi. Tapi… Soo Ji berpikir sebaiknya mereka merahasiakan hubungan mereka di lingkungan yang kecil itu.

Sang Woo tersenyum dan berkata, “Soo Ji-ssi, kau sangat  perhatian pada orang lain” mendengar Sang Woo memanggilnya Soo Ji-ssi, Soo Ji langsung kegirangan, bahkan dia tidak mendengarkan pertanyaan Sang Woo tentang kemana mereka akan berkencan. Apakah saat makan malam nanti Soo Ji ada waktu? Soo Ji masih terbuai hingga Sang Woo mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Soo Ji, barulah Soo Ji sadar dan berkata dia menyukai semuanya. Bagaimana dengan menonton film? Iya Soo Ji suka >.<

Seorang pegawai masuk ke dalam lift, secara refleks Soo Ji langsung menjauh dari Sang Woo dan berpura-pura melihat ponselnya serta bersikap dingin. Tingkah Soo Ji ingin membuat Sang Woo tersenyum geli, membuat si pegawai yang masuk menjadi bingung. Sang Woo pun menyapa pegawai tersebut dan Soo Ji menyapanya juga dengan dingin.

Nenek Lee menegur Joo Seung yang sarapan dengan makan roti lagi, Joo Seung bilang rasanya enak. Joo Seung kaget melihat celananya yang basah tadi pagi ada di jemuran. Nenek berkata kenapa dia membuangnya? Joo Seung bisa mencucinya dan memakainya lagi. Lain kali Joo Seung bisa meninggalkannya di depan pintu dan Nenek akan mencucikannya.

 Joo Seung merasa kesal dan berteriak  membentak Nenek. Kenapa? Apakah Joo Seung merasa malu? Nenek adalah seorang ibu yang membesarkan anak lelaki, dia tidak merasa aneh dengan hal itu. Tapi kenapa Joo Seung masih seperti itu di usianya yang sudah 30 tahun? Putranya berhenti setelah usianya mencapai 20 tahun. Joo Seung merasa kesal dan marah dan mengambil celananya lalu masuk ke rumah dengan mengabaikan pertanyaan Nenek.

Di ruang meeting, Sang Woo telah selesai memeriksa sebuah berkas, dia pun mendekati Soo Ji bermaksud melihat ringkasan meeting hari ini. Soo Ji salah yang salah paham menghindarinya karena Hong In Ah ada disana dan terus mengawasi mereka. Sang Woo tidak tidak menyerah dan terus merapat, Soo Ji semakin menghindar bahkan memindahkan Laptopnya. 

Sang Woo yang menyadari tingkah aneh Soo Ji mengatakan dia ingin memeriksan ringkasan rapat hari ini. Sepertinya Soo Ji belum selesai menulisnya. Oh itu… Soo Ji berkata dia sedang mengeditnya. Soo Ji menatap Hong In Ah yang merasa aneh dengan tingkahnya. Tak lama Soo Ji memperlihatkan ringkasan rapat yang diketiknya dan Sang Woo mengatakan semuanya bagus. Jadi apakah Soo Ji bisa pergi dengannya untuk melihat lokasi? Soo Ji kaget, bersama-sama? 

Dengan gugup Soo Ji berkata, sebaiknya Nona Hong juga ikut, karena semakin banyak orang yang memberikan pendapat semakin baik. Tentu saja, Hong In Ah juga bisa ikut. Akh… ternyata Soo Ji salah paham. Sejak tadi Hong In Ah hanya memperhatikan tingkah Soo Ji yang berlebihan dan tampak tidak senang melihatnya.

Seorang pegawai datang dan mengatakan jika Sang Woo menerima sebuah paket, tapi dia harus mengambilnya langsung. Sang Woo merasa bingung, tapi dia pamit untuk ke bawah dulu. Saat Sang Woo berjalan keluar ruangan mata Soo Ji  tidak lepas dari Sang Woo dan tersipu kemudian.

Hong In Ah berkata, “Penulis Baek, Terlihat” Soo Ji kaget, apa sebegitu terlihatnya? Soo Ji meminta Hong In Ah merahasiakannya. Tentu saja apakah dia harus menyebarkannya? Soo Ji merasa lega, tapi kemudian Hong In Ah berkata, “Itu bukanlah hal yang harus diberi ucapan selamat jika kau mempunyai cinta sepihak kepada Kepala Administrasi” Soo Ji menyadari ternyata bukan hubungan mereka berdua yang tercium oleh Hong In Ah.

Menurut Hong In Ah sebaiknya Soo Ji bersikap biasa aja meskipun dia memiliki perasaan pada Sang Woo, lagi pula Soo Ji harus segera melenyapkan perasaannya itu. Min Ah dan Sang Woo sedang berkencan. Soo Ji langsung protes, dia dengar mereka tidak berkencan? Darimana Soo Ji tahu. Soo Ji mencoba mencari alasan dan berkata jika Sang Woo dan Dae Young berteman baik. Dae Young bilang Sang Woo tidak berkencan dengan Min Ah.

Hong In Ah tertawa mengejek, agar Soo Ji tidak mendengarkan pendapat orang ketiga tentang hubungan antara pria dan wanita. Dalam hal ini, bukan kah Hong In Ah juga orang ketiga diantara Sang Woo dan Min Ah. Keduanya saling menatap sinis.

Sang Woo datang untuk mengambil paketnya, tapi yang muncul adalah Min Ah yang melakukan delivery servis. Sang Woo sangat kaget dengan kehadiran Min Ah yang berkata dia datang untuk memberikan kejutan setelah dia salah mengirimkan bubur, sekarang dia ingin mengirimkan snack pada Sang Woo secara langsung.

Dengan bersikap seperti ini Min Ah menempatkan Sang Woo dalam keadaan yang sulit, bukan kah sebelumnya Sang Woo sudah mengatakan jika dia sudah memiliki wanita yang menarik hatinya. Min Ah bertanya, Kapan Sang Woo mengatakannya? Dia tidak ingat. Baiklah jika Min Ah tidak mendengarnya, Sang Woo akan mengatakannya sekali lagi. Belum selesai Sang Woo berkata agar mereka tidak bertemu lagi, Min Ah tiba-tiba pingsan dan membuatnya panik.

Sang Woo membawa Min Ah ke pos satpam dan mendudukannya di kursi. Sang Woo berkata biarkan dia berbaring disana sebentar, Min Ah pasti akan segera bangun, karena itu pernah terjadi sebelumnya. Pak Satpam khawatir, bagaiamana jika kondisinya serius? Bukahkan sebaiknya  mereka membawa nya ke RS? Sang Woo mengecek nafas Min Ah, dan terasa normal, dan akhirnya Sang Woo menyadari jika Min Ah sebenarnya hanya pura-pura pingsan. Sang Woo pun berkata dia akan memanggil kakaknya, dan meminta Pak Satpam untuk menjaganya sementara waktu.

Tiba-tiba saja Min Ah terbangun dan bertanya dimana dia berada? Min Ah merasa malu dan berkata dia pasti kehilangan pikirannya, Sebenarnya Min Ah datang untuk mengatakan pada Sang Woo, jika Sang Woo itu bukan tipenya, jadi sebaiknya Sang Woo tidak menelponnya lagi. Min Ah langsung kabur setelah mengatakan hal itu membuat Pak Satpam bingung mengapa Min Ah bersikap seperti itu. Sang Woo juga tidak mengerti.

Dae Young bertanya pada Taek Soo apa yang sedang dilakukannya dengan serius? Taek Soo sedang mengecek rekening bank nya yang mnus terus. Andai saja dia bisa mendapatkan bonus lebih cepat. Apakah dengan Taek Soo berandai-andai uang akan jatuh dari langit? 

Lebih baik Taek Soo pergi makan dengannya, Dae Young yang akan membayar, Taek Soo bisa minum sepuasnya. Taek Soo heran, ini pertama kalinya Dae Young mengajaknya untuk makan. Kenapa hyung PNS nya Dae Young yang suka bermain bola dengannuya? Dia sekarang sedang berkencan. Lalu… Penulis yang ingin Dae Young bayar hutang padanya di masa lalu? Dae Young juga sudah membayar lunas. Mengapa Taek Soo bersikap seperti itu? Jika memang tidak mau yak sudah.

Taek Soo hanya bercanda, dia hanya ingin membalas dendam sedikit saja. Dimana mereka akan makan?

Ponsel Taek Soo beredering, putrinya menelpon dan berkata sedang ada di Terminal. Dia baru pulang dari bermain dan akan menonton BEAST (hahaha, itu wajahnya Dae Young lucu saat Sang Woo mengatakan nama grup bandnya) Yae Rim merasa buang-buang uang jika dia datang menemui Taek Soo, tenang saja Taek Soo yang akan menjemputnya juga akan memberikan uang apakah 50 dolar cukup? Yae Rim minta 100 dolar dan Taek Soo akan memberikannya. Taek Soo berjanji pada Yae Rim jika dia akan menjemput Yae Rim di terminal.

Dae Young bingung apakah Taek Soo akan memberikan Yae Rim uang, sementara saldo rekeningnya minus? Anak-anak adalah investasi, dia tidak ingin anaknya menderita seperti dirinya saat mereka tumbuh menjadi dewasa nanti. Taek Soo pun pamit pergi dan minta maaf karena tidak bisa makan bersama Dae Young. Mau bagaimana lagi, semua orang kini meninggalkannya.

Joo Seung memesan mie pedas di restoran tempat Hye Rim bekerja, Dae Young datang dan memesan menu yang lain, dia langsung duduk bersama  Joo Seung dan merasa bersyukur dia jadi dapat teman makan. Joo Seung yang kesal berniat pindah tapi tidak ada meja yang  kosong, dia pun  duduk lagi.

Pesanan Mie mereka akhirnya datang, Dae Young menyukai wanginya. Hye Rim minta ijin ikut makan juga karena pelanggan sedang sepi. 


Hye Rim duduk di samping Dae Young dan memamerkan senyumnya pada Joo Seung sehingga pria itu yang tadinya tampak kesal jadi tersenyum juga. Hye Rim makan mie campur kerang dan mulai memisahkan kerangnya. Tiba-tiba saja Dae Young teringat saat Soo Ji menentangnya tempo hari jika mereka memisahkan kerangnya dulu mie nya akan mengembang. Dae Young pun nyeletuk, “Baek Soo Ji pasti akan mengatakan hal itu” Hye Rim bingung dan Dae Young berkata bahwa Hye Rim menggunakan cara yang sama dengan Dae Young untuk makan mie kerang.

Dae Young, Hye Rim dan Joo Seung menikmati mie nya masing-masing dengan lahap. Mie nya terasa kenyal dan tidak lengket sangat nikmat. Selama makan Joo Seung tidak hanya fokus pada makanannya tapi juga terus melirik Hye Rim yang menikmati makanannya. 

Dae Young ingin mencoba Mie pedas Joo Seung, awalnya Joo Seung merasa kesal tapi saat melihat senyuma Hye Rim dia membiarkannya. Dae Young mencoba mie pedas itu dan rasanya benar-benar luar biasa, sampai dia mencobanya dua kali membuat Joo Seung jadi sebal.

Hye Rim malah dengan sukarela menawarkan mie nya pada Dae Young, langsung saja Dae Young mencobanya dan rasa mie kerang Hye Rim pun sangat nikmat di mulut Dae Young. Mereka meneruskan makan mie masing-masing sampai Dae Young menyeruput kuahnya langsung dari mangkoknya dan tersenyum puas.

Hye Rim mencoba soba dadar dan menyukainya, dia menawarkan itu pada Joo Seung dan menyuapinya untuk memakan soba. Joo Seung senang dan berkata, ternyata begitu rasanya Soba, sangat enak, dia baru pertama kali merasakannya. Dae Young merasa heran mengapa Joo Seung baru merasakannya? Hye Rim berkata dia juga baru merasakan soba dadar untuk pertama kalinya. Hye Rim sih masih muda, tapi Joo Seung sudah 30 tahun, mengapa dia baru merasakan soba untuk pertama kali?

Joo Seung tampak gugup ditanya seperti itu, sebelum Dae Young semakin curiga ada pelanggan yang datang. Hye Rim berhenti makan dan menyambut mereka, beberapa orang pria dengan pakaian tentaranya, sepertinya para pria muda yang sedang wamil. Mereka senang melihat Hye Rim, bahkan ada yang meminta nomor ponselnya dan memesan menu yang paling mahal.

Dae Young berkomentar, saat pria menggunakan pakaian seragamnya mereka selalu begitu. Dae Young sudah menyelesaikan wamilnya, Joo Seung sepertinya belum yah? Dia terdaftar di divisi apa? Melihat posturnya dia tidak mungkin berada di divisi kelautan. Joo Seung gugup dan berpikir seolah sedang mencari alasan tepat. Kemudian Joo Seung berkata dia dibebas tugaskan. Dae Young kaget mendengarnya.

Hye Rim kembali membawa minuman ringan untuk mereka bertiga saat Dae Young memperjelas status wajib militer Joo Seung, mana mungkin Joo Seung dibebas tugaskan, bahkan jika Joo Seung dijadikan cadangan yang siap dipanggil kapanpun. Joo Seung kesal dan berteriak, bahkan Jika Dae Young sudah menyelesaikan wamillnya jangan bertingkah seolah dia tahu segalanya tentang aturan wamil! Joo Seung marah dan memutuskan pergi dari sana.

Dae Young hanya bisa melongo, begitu juga Hye Rim yang baru pertama kali melihat Joo Seung marah seperti itu. Dae Young menatap Hye Rim dan menyimpulkan sesuatu, sepertinya Joo Seung sangat menyukai Hye Rim, karena itulah dia marah saat membicarakan masalah wamil di depan Hye Rim. Dae Young mengambil jatah minuman ringan Joo Seung, membuat Hye Rim tertawa, apakah Dae Young akan membawa pulang minuman itu? Dia akan memberikan lebih banyak secara gratis karena mereka punya banyak stok, Dae Young mengembalikan jatah Joo Seung dan merasa lega ;p

Dengan pakaian mandinya Soo Ji menggalau menunggu Ahjuma Kim, dia segera menelpon Ahjuma dan bertanya kapan akan datang? Ternyata Ahjuma sudah tiba di depan rumah, Soo Ji segera membuka kan pintu tapi dia bingung karena Ahjuma tidak membawa tukang untuk membetulkan pemanas di rumahnya. Ahjuma bilang dia akan melihatnya dulu. Soo Ji mengeluh itu benar-benar rusak.

Ahjuma Kim heran mengapa pemanas air di rumah Soo Ji cepat sekali rusak? Itu sudah 10 tahun, Soo Ji mencoba bersabar. Tapi pemanas di rumah Ahjuma sudah 15 tahun dan belum rusak, akh anak muda jaman sekarang memang sembarangkan memakai barang, apalagi itu bukan rumahnya.

Pokoknya sih Soo Ji minta Ahjuma segera memperbaikinya, karena Soo Ji harus segera mandi dan pergi. Jika Soo Ji terburu-buru, rebus air saja. Bagaimana bisa dia merebus air untuk mandi? Kalau begitu pergi saja ke pemandian umum. Soo Ji menjadi sangat kesal dan berteriak, dia sudah tidak punya waktu lagi, jika Ahjuma tidak berniat membenarkannya dengan segera dia sudah pergi ke pemandian umum sejak tadi, tapi sekarang semua sudah terlambat.

Melihat ledakan amarah Soo Ji, ahjuma Kim merasa kaget, tapi bukan Ahjuma namanya jika dia tidak bisa membuat alasan. Bagaimanapun dia tidak bisa membetulkan pemanas airnya sekarang, lagi pula tidak ada salahnya jika Soo Ji tidak mandi beberapa hari. Ahjuma Kim bahkan hanya mandi 2 kali dalam seminggu selama liburan. Soo Ji langsung merinding, dan mencium bau tak enak saat Ahjuma Kim melewat di depannya untuk pergi.

Ahjuma Kim bahkan heran mengapa Soo Ji harus mandi air panas di bulan Mei seperti itu? Soo Ji tinggal mandi air dingin saja, itu akan membangungkannya. Ahjuma Kim pun pergi dari rumah Soo Ji, tinggalah Soo Ji yang kesal karena Ahjuma tidak pernah langsung membetulkan apapun. Kini Soo Ji bingung bagaimana dia harus mandi padahal dia akan pergi kencan dengan Sang Woo.

***

Apakah Sang Woo terkesan terlalu cepat menyukai Soo Ji? Sepertinya tidak. Maksudku saat dia membaca buku Soo Ji, Sang Woo sudah tertarik kan pada Soo Ji, dia bahkan minta tanda tangannya dan menantikan Novel selanjutnya. Mungkin awalnya dia nge fans aja pada tulisan Soo Ji, tapi dalam hati terdalamnya dia sudah tertarik pada Soo Ji, tapi berhubung Soo Ji itu rekan kerjanya, dia tidak berniat melihat Soo Ji sebagai wanita.

Namun kemudian, dia melihat Soo Ji terpuruk saat sedang mabuk. Melihat sisi lain penulis Baek yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Sang Woo merasa ikut sakit hati juga mendengar cerita Soo Ji, artinya dia memang sudah ada rasa kan saat itu? Dan kenyataan Soo Ji membuatnya bahagia itu… so sweet sekali >.< Apalagi dia bilang sama Dae Young, setibanya di rumah dia terus memikirkan Soo Ji… Akh… Sang Woo-ssi mengapa dirimu so sweet sekali~~~

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

2 komentar:

  1. emmm, masih berharap dae yong emang cuma jadi cupidnya soo ji di sini...
    dia bahkan memilih turun daripada masuk memberikan obat saat sang woo mengajak soo ji kencan,
    dae yong nggak ingin merusak suasana dan lebih suka menunggu di bawah untuk memastikan perasaan hyungnya yang mengajak soo ji kencan karena memang merasa bahagia bersama soo ji
    btw ini kenapa beast disebut 2kali? haha di episode pertama kan udah,
    atau emang suka ma beast nih? samchongsa disebut lagi gak yah #aduh mulai deh
    btw baca komennya mbak irfa jadi ngeh kalo mbak irfa pun seperti sang woo
    awalnya memang tertarik sama seo hyun jin sejak samchongsa dan mulai tuh ada rasa
    eh makin ke sini, mbak irfa jadi ikut ngerasain perasaannya soo ji yang kesenengan dating sama sang woo
    malah dibilang manis lagi? -.-

    BalasHapus
  2. it krna yg jadi dae young it merpakan salah satu personil beast

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^