Selasa, 26 Mei 2015

Let's Eat 2 Episode 13 part 1



 
Joo  Seung masuk ke dalam hutan sambil membawa koper besar. Dia pun mulai menggali lubang besar untuk mengubur koper itu. Apa sebenarnya isi koper yang di bawanya? 


Joo Seung teringat saat Nenek Lee menemukan tumpukan uang di bawah tempat tidurnya. Joo Seung panik dan menatap tajam pada Nenek, dia langsung menurunkan kembali kasurnya dan berkata jika itu adalah uang asurasi orang tuanya, bukan kah Nenek sudah tahu tentang hal itu?

Mengapa Joo Seung tidak menyimpannya  di Bank? Joo Seung menerima semua uangnya secara kes, dan dia merasa merepotkan jika dia harus bolak balik mengambilnya ke Bank. Sigh, jika itu saja menyulitkan apakah bernapas jga sulit bagi Joo Seung? Nenek menyarankan agar Joo Seung segera menyimpannya di Bank, bagaimana jika ada orang yang melihat? Jika Nenek tidak seenaknya masuk ke kamarnya, pasti tidak aka nada yang tahu.

Nenek tidak mau tahu. Sebaiknya Joo Seung segera menyimpannya di Bank dan dia juga harus lebih serius lagi belajar. Nenek sudah membersihkan kamar Joo Seung agar dia lebih konsentrasi untuk belajar. Setelah Nenek keluar dari kamarnya Joo Seung berpikir sejenak sambil duduk di atas tempat tidurnya dan akhirnya dia mengunci pintu juga menutup gorden dengan rapat memastikan tidak ada orang yang melihat. Joo Seung mengambil koper besar, dan memasukan semua uang itu kedalamnya.

Jadi karena ketahuan Nenek, Joo Seung terpaksa mengubur uang itu di dalam hutan.

Soo Ji menghitung sisa uang yang dimilikinya untuk bertahan hidup hingga akhir bulan. Sisannya adalah 17620 won. Masih ada sisa waktu 15 hari hingga akhir bulan. Soo Ji menghitung biaya pengeluaran hariannya. Dia kaget saat mengetahui dia hanya bisa menggunakan uang 1174 won per hari, bahkan tidak sampai 1200 won? Sekarang ini harga kimbab segulung saja sudah 1500 won dan ongkos bis lebih dari 1000 won.

Lalu bagaimana dia akan pergi bekerja besok? Soo Ji merasa frustasi karena hal ini, haruskan dia menumpang pada Dae Young? Tidak. Dae Young pasti akan sibuk berpacaran. Soo Ji harus mencari cara lain, dia teringat pada sepedanya. Aha! Benar juga, dia bisa menghemat ongkos dan sekaligus melakukan diet, dia akan pergi ke kantor menggunakan sepeda. Soo Ji pun segera membereskan sisa uangnya setelah mendapatkan solusi.

Sekembalinya dari hutan, Joo Seung langsung merebahkan diri di atas tempat tidur dan dia mendapat pesan dari Hye Rim yang bertanya apakah Joo Seung punya waktu? Tentu saja. Tapi ternyata Hye Rim mengundang Dae Young dan Soo Ji juga dalam percakapan itu. Hye Rim mengajak mereka semua makan masakan Thailand, bayar-bayar masing. Dae Young langsung setuju, dan bertanya jadi sekarang Joo Seung sudah memiliki ponsel. Joo Seung kesal, itu bukan urusan Dae Young! Bahkan saat chatting pun Joo Seung tetap galak pada Dae Young ;p

Bagaimana dengan Nenek? Hye Rim menjawab Nenek sudah tidur sejak tadi. Soo Ji? Bagaimana apakah dia mau ikut? Soo Ji sangat bersemangat, makanan Thailand? Pu pad porng curry, tom yum gong… Tentu saja Soo Ji ingin ikut makan, tapi kemudian dia teringat, jika bayar masing-masing setidaknya dia akan menghabiskan uang 10,000 won. Akhirnya Soo Ji beralasan dia sedang diet, jadi tidak bisa ikut. Hye Rim merasa sedih, kalo Soo Ji ikut pasti lebih menyenangkan.

Dae Young mengejek tentang diet Soo Ji, membuat Soo Ji kesal dan berkomentar, “Mungkin pacarmu juga sedang diet!!”  Dae Young tertawa membaca pesan terakhir Soo Ji. 

Tak lama dia mendengar ketukan pintu yang terburu-buru. Hye Rim yang datang, masih dengan menghilang komedo di hidungnya. Hye Rim buru-buru datang hanya untuk bertanya, “Oppa, aku sudah punya pacar?” Dae Young tak menanggapi, dia melepas penghilang komedo di hidung Hye Rim dan berkata sebaiknya mereka pergi untuk makan.

Tiba di restoran, Hye Rim sangat penasaran tentang pacar Dae Young. Berapa umurnya? Dari keluarga mana? Apakah Dae Young punya fotonya? Hye Rim meminta Dae Young menunjukkan fotonya. Dae Young meminta Hye Rim untuk berhenti merasa penasaran, apalagi dia melihat tatapan tidak senang Joo Seung atas rasa penasaran Hye Rim.

Setelah beberapa saat Hye Rim kemudian berkata, mulai sekarang Dae Young hanyalah Oppa tetangga baginya, tidak lebih dan tidak kurang, “Seperti pernah aku katakan sebelumnya, aku tidak pernah menyentuh milik orang lain walaupun aku sangat menginginkannya” Joo Seung tersenyum mendengar ucapan Hye Rim tersebut. Dae Young tidak menanggapi, bahkan saat Hye Rim terlihat sedih, dia memanggil pelayan untuk memesan.

Makanan pun datang, berbagai masakan Thailand yang menggiurkan. Dae Young dan Hye Rim mulai mencicipi makanan mereka, sementara Joo Seung hanya menatapnya ragu-ragu. Dae Young jadi bertanya, mengapa Joo Seung tidak makan? Apakah ini pertama kalinya Joo Seung makan masakan Thailand? Joo Seung gengsi dan langsung mencicipi salah satu masakan yang terlihat familiar di matanya.

Tapi ternyata rasanya tidak sesuai dengan lidahnya, Joo Seung langsung berkomentar mereka harus melakukan complain. Memangnnya kenapa? Joo Seung merasa mereka tidak mencuci wadahnya dengan bersih, ada rasa logam di dalam makanan itu. Dae Young tersenyum dan berkata itu pasti karena lemon dan ketumbarnya. Joo Seung kaget, apakah rasanya selalu seperti itu? Dae Young membenarkan. Joo Seung pun berkata, itu makanan atau alat kosmetik?

Jiwa shiksa-nim Dae Young lansung tergugah, “Apa? Alat kosmetik? Aroma tidak hanya diperlukan dalam kosmetik. Makanan juga perlu aromanya. Kenapa? Karena kita tidak makan makanan hanya dengan mulut kita.”

“Pertama-tama, kita makan warna yang cerah dan tampilan yang cantik dengan mata kita. Kemudian, kita makan kehangatan tanah dan rasa laut yang menyegarkan dengan hidung kita. Dan terakhir, ketika kita memakannya dengan mulut kita, semua rasa itu tadi akan menyatu dan menjadi satu di dalam tubuh”

 “Seperti inilah kenapa makanan Thailand membuat semua orang menikmati tampilan, aroma dan rasa, dan menjadi salah satu makanan yang disukai seluruh dunia”

Joo Seung dan Hye Rim hanya bengong setelah mendengar penjelasan Dae Young, entah mereka mengerti atau tidak. Dae Young pun langsung mengajak mereka untuk makan saja, “Kau akan berakhir dengan mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena kau bisa memakan makanan ini” Dae Young lalu mengucapkan terimakasih dengan bahasa Thailand membuat Hye Rim tertawa mendengarnya.


Dae Young mulai mencoba masakan pertama, Pu pad porng curry (Ikan campur kari). Rasanya sangat lezat, Dae Young menyukainya dan membuatnya ketagihan untuk memakannya. Hye Rim juga menyukainya, hanya Joo Seung yang masih ragu, namun akhirnya mencoba juga, dia kaget karena rasanya ternyata sangat enak.

Masakan selanjutnya, Mie Beras ala Thailand. Melihat Dae Young sangat menikmatinya, Joo Seung jadi ingin mencobanya, tentu saja Dae Young mempersilahkannya dengan senang hati, dan sepertinya Joo Seung juga menyukai rasa Mie beras itu.

Dae Young mengambil sup yang ada di tengah, itu adalah Tom Yam Goong (Sup yang dibuat dengan udang, perasan lemon, daun jeruk dan bawang), itu adalah makanan yang tadi tidak sesuai dengan lidah Joo Seung, tapi Dae Young sangat menyukainya dan merasa puas dengan rasanya.

Hye Rim menikmati sajian mie Thailand yang lainnya, dan dia sangat menyukainya, itu terasa sangat lezat di mulutnya. Dae Young mengatakan agar Hye Rim makan yang banyak dan coba juga makanan lainnya, Hye Rim mencibir mendengar perhatian Dae Young, dia tidak membutuhkannya lagi.

Masakan yang selanjutnya di makan Dae Young adalah Yamusal, rasanya serupa dengan salad seafood. Sangat menyegarkan di dalam mulut.

Joo Seung mengambil irisan serai, dan mencobanya, ternyata tidak enak! Dia langsung mengeluarkannya lagi dan minum yang banyak. Dae Young baru memberitahunya, jika aromanya sangat kuat, seharusnya Joo Seung tidak langsung memakannya seperti itu. Joo Seung tampak tidak peduli dan memilih mengambil makanan lain.
 
Mereka terus makan hingga hidangan di meja habis. Dae Young menyedot minumannya dengan puas setelah selesai makan. Malam ini makan malamnya terasa sangat nikmat.

Mereka bertiga pergi untuk membayar, totalnya 75000 won, jika di bagi tiga maka masing-masing membayar 25000 won, tapi Joo Seung langsung berkata dia yang akan membayarnya. Dae Young bertenya darimana Joo Seung punya uang untuk membayarnya? Karena itulah, Dae Young bayar saja bagiannya, dia hanya akan membayarkan bagian dirinya dan Hye Rim. Joo Seung pun memberikan uang 50000 won pada Dae Young. Hye Rim berterimakasih pada Joo Seung dan keluar duluan, sementara Joo Seung pamit ke toilet dulu.

Hye Rim bertanya dimana Joo Seung saat Dae Young keluar sendirian. Dia ke toilet, Dae Young jadi penasaran mengapa Hye Rim tidak lagi bertemu dengan para pria dalam tangki ikannya dan hanya menempel saja pada Joo Seung. Mereka semua meninggalkan tangki nya, sejak Hye Rim tinggal di rumah Nenek, dia jadi jarang mengecek akun SNS nya, dan saat itulah mereka semua pergi, para pria itu terlalu pengecut.

Bagaimana jika Joo Seung yang tertinggal di tangki ikannya. Mungkin saja itu bisa terjadi. Dae Young kaget mendengarnya, Hye Rim lalu berkata, Soo Ji dan Dae Young sudah punya pacar, rasanya Hye Rim juga jadi ingin berkencan. Dae Young memperingatkan Hye Rim untuk tidak bermain dengan pria lugu seperti Joo Seung. Hye Rim tidak pernah bermain-main kok! Hye Rim menyukai keluguan Joo Seung yang tidak seperti pria jaman sekarang. Dan Joo Seung juga baik padanya.

Dae Young sih tidak meragukan perasaan tulus Joo Seung pada Hye Rim, jadi sebaiknya Hye Rim memperlakukan Joo Seung dengan baik. Hye Rim membalas, agar Dae Young mengurus pacarnya saja. Hye Rim yakin jika pacar Dae Young tidak tahu dia suka memakai training saat keluarkan? Benar sekali dia tidak tahu. Sebaiknya Dae Young jangan memperlihatkannya. Kenapa? Karena itu akan merusak image Dae Young.

Apakah Hye Rim sedang mengkritiknyanya karena sekarang dia sudah tidak suka lagi pada Dae Young? Bukan begitu, itu semua demi kebaikan Dae Young. Menurut Dae Young mengapa Colin Firt masih membuat para wanita berdebar-debar di usianya yang sekarang? Mungkin jika dia keluar dengan training untuk keluar dia tidak akan terlihat tampan saat bermain film. Dae Young membenarkan juga pada akhirnya, Pria memang lebih tampan saat memakai setelan jas.

Joo Seung yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka tentang bahwa pria lebih tampan dalam setelan jas langsung merasa minder, karena dia tidak pernah memakai jas di hadapan Hye Rim.

Hong In Ah kaget saat melihat suaminya kembali, itu adalah keputusan yang tepat. Tapi tentu saja, tujuan suaminya bukan untuk kembali padanya, dia memperlihatkan foto In Ah dan Taek Soo yang  tertangkap kamera di depan sebuah hotel. Jadi sebaiknya mereka bercerai saja. Apakah suaminya selama ini sengaja menunggunya untuk berselingkuh? In Ah tidak gentar, dia mengambil sesuatu di dalam laci dan melemparkannya pada sang suami,, itu adalah foto-foto saat suaminya berselingkuh. In Ah melakukannya, karena suaminya yang melakukan hal itu lebih dulu. In Ah berteriak, dalam hidupnya tidak ada kata bercerai!

In Ah pergi keluar dan berkendara dengan mobilnya. Dia menghentikan mobilnya di tempak sepi dan mulai menangis, dia merasa frustasi dengan hidupnya, dia ingin berbicara dengan seseorang. Dia menatap ponselnya dan menimbang siapa yang akan di teleponnya. Ada nama Taek Soo disana, tapi dia memilih menghapusnya dan menangis lagi seorang diri di belakang kemudi.

Di sebuah kedai minum, Taek Soo juga merasa kesepian, dia menatap ponselnya dan melihat nama Hong In Ah, dia tampak ingin menelponnya, namun akhirnta memilih menelpon Yerim, putrinya. Saat mendengar putrinya sedang sibuk, dia meminta waktu 10 menit, atau 5 menit saja untuk bicara dengan putrinya. Taek Soo sepertinya benar-benar sangat kesepian.

Soo Ji mulai pergi kerja dengan sepeda, dia sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Mengunci sepedanya di tempat parkir dan segera pergi ke toilet untuk berganti baju. Soo Ji juga membersihkan keringat dan minyak di wajah dan bagian tubuh lainnya sebelum dia bergantu baju dan kembali menyempurnakan make up nya.

Selesai berganti baju, Soo Ji menyimpan tas ransel yang dia pakai untuk menyimpan pakaian ganti di dalam loker dan berjalan dengan percaya diri menuju lift. Saat masuk Lift dan dia hanya sendirian, Soo Ji langsung bersorak riang karena berhasil berangkat kerja dengan sepeda tanpa terlihat lusuh. Tapi, sebelum pintu lift tertutup sempurna, seseorang menahannya, itu adalah Sang Woo.

Soo Ji kaget melihat Sang Woo masuk ke dalam Lift, dia jadi gugup, tapi juga senang. Sang Woo kemudian menyapanya dan karena tidak ada orang lain, Sang Woo pun menggenggam tangan Soo Ji, dia kemudian bertanya apakah Soo Ji alergi pada kerang? Soo Ji berkata tidak, Sang Woo merasa lega karenanya. Soo Ji bertanya, memangnya kenapa? 

Sebelum sempat Sang Woo menjawab, ada pegawai lain yang masuk lift dan dengan refleks Soo Ji dan Sang Woo melepaskan tangan mereka dan pura-pura bersikap cuek. Duh… resiko pacaran diam-diam nih…

Taek Soo mencari Dae Young  ke Villa Sejong, tapi Dae Young tidak ada di rumah, jadi Taek Soo akan menunggu di atap saja sambil menghirup udara segar. Taek Soo tertidur di atas di dipan saat Joo Seung berniat keluar dari container nya. Joo Seung agak ragu, namun akhirnya keluar dengan mengendap-ngendap. Taek Soo langsung menghentikan langkah Joo Seung, saat dia bertanya mengapa Joo Seung tidak menyapanya? Apakah Joo Seung tidak menyukai Taek Soo? Padahal mereka hanya bertemu beberapa kali, bukan begitu… baguslah, Taek Soo berkata Joo Seung tidak boleh tidak menyukainya.

Joo Seung merasa tidak nyaman pada Taek Soo yang bertanya tentang proses belajarnya untuk masuk akademi polisi, melihat jawaban Joo Seung yang ragu-ragu, Taek Soo menebak pasti tidak terlalu baik yah? Lagi pula untuk apa Joo Seung jadi polisi, itu pekerjaan yang tidak menyenangkan. Saat ada kasus pembunuhan, dia harus mengintai selama 3 bulan dan juga di omeli atasannya.

Taek Soo terus mengoceh, sementara Joo Seung sudah ingin pergi, akhirnya dia pamit saja karena harus pergi ke suatu tempat. Setelah Joo Seung pergi, Taek Soo bertanya pada dirinya mengapa semua orang tidak ingin berbicara lama dengannya?

Sang Woo mengajak Soo Ji makan di restoran mewah, Sang Woo ingin memastikan Soo Ji makan di waktu yang tepat, dia sudah membuat reservasi dan meminta menghidangkan makanannya langsung saat mereka datang.

Ternyata menu makan mereka adalah Lobster dan beberapa makanan laut lainnya. Yang ada di pikiran Soo Ji saat melihat makanan itu adalah, berapa harga makanan tersebut. Maka saat Sang Woo mulai memakannya, Soo Ji terlihat enggan dan tidak berselera. Sang Woo bertanya mengapa Soo Ji tidak memakannya? Soo Ji berpikir, karena mereka pasangan kekasih, Soo Ji mencoba untuk tidak mempermasalahkan Sang Woo yang membelikan makanan untuknya. Dia mencoba untuk lebih percaya diri dan tidak merasa terbebani.

Soo Ji mulai memakan lobster nya, awalnya terasa enak, tapi sepertinya itu tidak seenak pikirannya. Namun saat Sang Woo bertanya apakah rasanya enak? Soo Ji mengiyakan saja seperti biasanya. Padahal sepertinya Soo Ji bahkan kesulitan untuk menelan makan itu karena tampaknya Soo Ji merasa terbebani.

Sepulang makan lobster bersama Sang Woo, Soo Ji merasa perutnya begah dan mual, tapi dia mengatakan pada Sang Woo di telepon, dia sangat menikmati makan malam mereka. Setelah memutuskan sambungan teleponnya dengan Sang Woo, Soo Ji mencari tahu tentang penyakitnya, apakah dia mengalami gangguan pencernaan? Soo Ji  tidak punya obat apapun, dan jika membeli sekarang, dia tidak punya uang.

Akhirnya Soo Ji mendatangi Dae Young untuk meminta obat gangguan pencernaan itu. Sayangnya Dae Young tidak punya obat juga. Soo Ji berkata akan bertanya pada Nenek, tapi Dae Young mengusulkan cara lain untuk mengobati gangguan pencernaan itu. Cara itu lebih efektif dari obat.

Dae Young mulai memijat lengan Soo Ji untuk melancarkan peredaran darahnya. Kemudian Dae Young mengikat ibu jari Soo Ji dengan benang untuk menekan aliran darah disana. Dae Young bertanya apa yang Soo Ji makan? Dia makan lobster, Akh sejak berkencan, Soo Ji jadi sering makan makanan mahal. Tapi Soo Ji merasa aneh karena sepertinya perutnya tidak bisa mencerna makanan tersebut. Soo Ji pernah bilang dia tidak pernah kena gangguan pencernaan, Soo Ji bohong ya? Tentang mual karena makan Ddeokbokki pun Soo Ji berbohong, sekarang Soo Ji jadi pandai berbohong.

Soo Ji kesal karena Dae young menuduhnya pembohong, karena semua itu adalah kenyataan. Perhatian Soo Ji teralihkan karena amarahnya pada Dae Young, jadi dia tidak menyadari saat Dae Young menusuk ibu jarinya dengan jarum. Soo Ji berteriak kesakitan, tapi secara menakjubkkan, begah dan mual di perutnya menghilang. Dia bahkan bersendawa tanpa tahu malu di depan Dae Young.

Soo Ji senang luar biasa karena cara Dae Young benar-benar efektif. Itu semua karena Dae Young sangat berbakat. Baiklah… pacar Dae Young pasti merasa beruntung karena punya pacar yang berbakat seperti Dae Young. Eh, Dae Young malah bilang, sebelumnya dia tidak akan mengajak pacarnya untuk makan makanan seperti itu. Yah.. yah… Dae Young melakukan yang terbaik.

Selesai membuka ikatan di jempolnya, Soo Ji berniat pulang tanpa mengucapkan terima kasih. Dae Young lalu bertanya,  Apakah Soo Ji tidak mengucapkan terimakasih? Soo Ji terdiam sejenak, lalu dia mulai berakting memberikan ucapan terimakasih dengan penuh hormat pada Dae Young membuat tersenyum melihat tingkah Soo Ji.

Joo Seung mengambil uang dari dalam koper di hutan, dia sangat kaget karena Happy ada disana. Dia mengusir Happy dan mengancam jika dia tidak pergi. Setelah Happy pergi Joo Seung kembali mengubur kopernya sambil melirik kanan kiri karena takut ada yang melihat.

Saat Nenek sedang tertidur lelap, Hye Rim mengambil beberapa foto untuk mereview produk kecantikannya. Hye Rim menggunakan Blitz saat mengambil foto, membuat Nenek terbangun dan bertanya mengapa Hye Rim belum tidur? Nenek bahkan tidak bisa tidur nyenyak karena cahaya Blitz dari ponsel Hye Rim. Hye Rim minta maaf dan menghentikan pekerjaannya. 

Hye Rim pergi keluar dan merasa kesal, apanya yang tidak bisa tidur nyenyak? Nenek bahkan sempat mendengkur sebelumnya. Hye Rim melihat Soo Ji sedang melakukan skipping dan pergi menyapanya. Apakah Soo Ji melakukan itu karena dietnya? Hye Rim tampak sebal karena berapa banyak makanan yang dia makan, berat badannya tidak pernah bertambah, dia malah lebih takut menjadi terlalu kurus.

Soo Ji tampak sebal mendengarnya dan dia terus melakukan skipping hingga Hye Rim ribut saat melihat kalung yang dipakainya. Hye Rim berkata kalung itu sangat mahal, apakah pacarnya yang membelikannya? Soo Ji membenarkannya dan jadi penasaran apakah kalung itu sangat mahal? Tentu saja dari merk nya saja sudah keliatan, di pasar harganya berkisar 1.200.000 won. Jika dia membelinya di Supermarket kira-kira berapa harganya yah?

Soo Ji syok mendengar harga kalung itu, 1.200.000 won?  Hye Rim heran mengapa Soo Ji tampak tidak senang mendapat hadiah mahal? Itu karena dia merasa tidak enak. Apa yang harus dia berikan pada Sang Woo sebagai hadiah, padahal dia sedang tidak punya uang? Apakah Sang Woo berasal dari keluarga kaya raya? Bukan! Soo Ji berkata jika Sang Woo hanya seorang PNS. Jadi mengapa Soo Ji harus menggantinya? Terima saja dengan senang hati, dengan begitu orang yang memberikannya akan merasa senang. Tunjukan kalau Soo Ji bahagia menerima pemberiannya.

Tapi tetap saja, Soo Ji merasa tidak enak menerimanya. Jika dia merasa tidak enak hati seperti itu, Apakah itu yang disebut pacaran? Hye Rim bertanya, apakah Soo Ji tidak pernah berdebar-debar saat beresamanya? Tentu saja, dia berdebar-debar! Dia juga sangat baik padanya. Tidak ada yang yang disebut baik hati dalam pacaran, apa sebenernya alasan untuk berpacaran? Hye Rim memeluk dirinya sendiri dan berkata, “Untuk mendapatkan cinta. Aku merasa baik-baik saja karena ada seseorang yang mencintaiku” Bukankah untuk merasakan perasaan bahagia seperti itu? Soo Ji terpana mendengar kata-kata Hye Rim, karena dia sama sekali tidak merasakan hal itu.

Joo Seung datang menyapa Hye Rim, melihat pakaian Joo Seung kotor, Hye Rim bertanya mengapa ada noda disana dan membersihkannya. Joo Seung beralasan dia pergi ke gunung untuk mencari udara segar. Harusnya Joo Seung memberitahu Hye Rim, jadi dia bisa menemaninya. Saat Joo Seung hendak masuk ke dalam vila, Hye Rim menggandeng tangan Joo Seung dan berkata dia sangat menyukai ponsel pemberian Joo Seung. Sebelum masuk, Hye Rim memberi kode pada Soo Ji agar dia melakukan hal seperti itu juga.

Sayangnya Soo Ji tidak bisa berpikiran seperti Hye Rim, dia terus memikirkan betapa mahalnya hadiah dari Sang Woo, bahkan dia melepaskannya dan mengembalikannya ke dalam kotak. Soo Ji semakin merasa tidak enak, karena dia juga di traktir makan sebelumnya. Bisa saja sih Soo Ji mentraktir Sang Woo makan juga setelah dia gajian, tapi dia tidak bisa membawa Sang Woo ke restoran Cina. Soo Ji teringat bahwa dia memiliki Nori (rumput laut) yang dia dapatkan sebagai upah menulisnya, dia pun mendapatkan ide. Soo Ji akan membuatkan bekal makan siang untuk Sang Woo, harga bahan-bahan untuk membuat kimbab hanya 3000 won.

Pagi-pagi sekali, tidur Dae Young sudah terganggu dengann bunyi bel, siapa sih itu? Dae Young memaksakan diri untuk bangun dan membuka pintu, ternyata itu Soo Ji yang datang-datang menyuapkan kimbab padanya. Soo Ji bertanya apakah rasanya enak? Apakah itu terlalu lembek? Dae Young mengunyahnya dan berkata rasanya baik-baik saja. Soo Ji merasa senang dan kembali ke dalam rumah.

Dae Young mengikutinya dan bertanya apa yang sedang Soo Ji lakukan? Apakah Dae Young tidak melihat? Soo Ji sedang membuat kimbab. Maksudnya untuk apa? Untuk dimakan saat makan siang bersama Sang Woo >.< Soo Ji sangat bahagia melakukannya, namun sayang dia tidak berhasil menggulung nya dan membuat Nori nya rusak lagi.

Soo Ji merasa kesal karena hal itu kenapa terus rusak? Dae Young berinisiatif untuk mengambil alih, Soo Ji menurut saja walau dia terus mengomel dan sangsi dengan kemampuan Dae Young, memangnya dia bisa membuat kimbab? Soo Ji terus mengeluh ternyata membuat Kimbab itu sangat sulit, tapi dia sangat kaget melihat Dae Young sudah berhasil menggulung Kimbabnya tanpa rusak

Bagaimana Dae Young melakukannya? Dae Young mengingatkan Soo Ji jika dia adalah anak pemilik restoran, jadi sejak umur 3 tahun dia sudah belajar membuat Kimbab. Soo Ji merasa itu konyol, bicara apa sih Dae Young itu? Soo Ji malah teringat, selain ddeokbokki yang sangat lezat, kimbab buatan Ibu Dae Young juga sangat enak.

Saat Soo Ji mengenang rasa masakan ibu Dae Young, Dae Young mengingatkan apakah Soo Ji tidak terlambat? Soo Ji melihat jam dan kaget karena ternyata sudah jam segitu, padahal dia sengaja bangun jam 5, tapi semua kimbab buatannya rusak. 

Dae Young pun memberitahu Soo Ji bagaimana caranya menggulung kimbab agar Nori nya tidak rusak. Dae Young menempatkan nori di atas nori secara diagonal agar nori lapisan luarnya tidak rusak saat digulung, bahkan hasilnya akan menjadi bagus.


Soo Ji mencoba pada lapisan nori yang dipersiapkan Dae Young sebelumnya, dia menempatkan nasi dan bahan-bahan lainnya, dia mencoba menggulungnya dengan penuh semangat hingga sempat menyeka keringat yang ada di dahinya, dan itu berhasil! Soo Ji berhasil menggulung kimbabnya tanpa membuat Nori nya rusak. Soo Ji merasa sangat senang.


Tiba-tiba Dae Young meniup kehing Soo Ji dan mengambil nasi yang tertempel disana. Dae Young berkomentar, “Apakah kau juga akan berbagi itu dengan Hyung?” Dae Young mengambil nasi tadi dan memakannya. Dia menyuruh Soo Ji untuk menggulungnya dengan benar dan pergi dari rumah Soo Ji.

Untuk sesaat Soo Ji terpaku, apa yang terjadi barusan? Dia merasa aneh dengan hatinya, namun Soo Ji berusaha untuk mengabaikannya.

***

Yah… yah… Soo Ji mulai merasakan perasaan aneh pada Dae Young deh… itu tidak membuatku nyaman karena dia masih berkencan dengan Sang Woo walau dalam keadaan terintimidasi.

Tapi memang benar kata Hye Rim, apa sebenernya tujuan Soo Ji berkencan dengan Sang Woo, untuk merasa bahagia bukan? Tapi pada kenyataannya Soo Ji tidak merasa bahagia sama sekali dan hidupnya malah semakin menderita karena karakternya yang merasa kurang di depan Sang Woo. Intinya, Soo Ji merasa tidak percaya diri di depan Sang Woo jadinya hubungan mereka malah semakin tidak sehat. Sementara Sang Woo ingin memberikan yang terbaik pada Soo Ji, tanpa tahu jika Soo Ji selalu merasa tidak enak hati menerimanya.

 *written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^