Sejabin kaget saat mengetahui Kim
Sanggung tewas di luar istana, bagaimana bisa? Kasim Koo (Kasimnya Seja)
mengatakan kemungkinan besar Kim Sanggung adalah orang yang mengambil surat
milik Sejabin. Mendengar hal itu, Sejabin semakin kaget, dan kini dia
ketakutan. Bagaimana semua ini bisa terjadi?
Melihat Kasim mengetahui tentang
suratnya yang hilang, Sejabin bertanya seberapa jauh Kasim mengetahui masalah
ini. Siapa sebenarnya wanita yang telah mengambil suratnya itu? Sejabin tidak mencari
tahu karena Seja terlihat tidak senang, tapi kini dia tidak bisa mentolerirnya
lagi, dia ingin Kasim Koo mengatakan kebenarannya. Siapa sebenarnya wanita itu?
Dengan ragu-ragu, Kasim Koo
akhirnya mengatakan, “Dia adalah Mi
Ryung” Siapa itu? Putri Menteri Yoon yang terpilih untuk menjadi istri Seja
sebelum Sejabin. Sejabin tidak bisa menyembunyikan wajah kagetnya, bagaimana
bisa? Bukan kah dia sudah meninggal, itulah sebabnya dia terpilih untuk
menggantikannya.
Seharusnya memang begitu, tapi
ternyata Mi Ryung masih hidup. Sejabin tidak mengerti, dia mendengar putri
menteri Yoon meninggal karena menggantung dirinya, apakah semua itu bohong?
Putri Menteri Yoon, Mi Ryung memang ditemukan tewas, namun… Pelayan Mi Ryung
yang menggantikannya selama ini masih hidup. Hyang Sun adalah nama aslinya,
tapi semua orang mengenalnya sebagai Mi Ryung. Sejabin bingung dan kaget
bersamaan, apa maksud semua itu.
Mi Ryung cemas menantikan
kedatangan Seja, setelah sekian lama mereka tak pernah saling berbicara, kini
mereka akan bertatap muka? Kecemasannya tiada terkira. Dan pintu itu terbuka.
Seja datang dan Mi Ryung berbalik padanya. Seja menatapnya dengan penuh
kerinduan tampak begitu tenang dan berkata, “Sudah
lama tidak bertemu, Bagaimana kabarmu?”
Mi Ryung terpaku, namun dia
kemudian tersadar siapa pria di hadapannya itu. Dengan sinis Mi Ryung bertanya,
“Bagaimana kabarku? Menurutmu bagaimana
kabarku?” Seja terdiam, dia hanya mendengarkan berbicara. Mi Ryung kembali
bertanya apa yang sebenaranya Seja ingin tahu? Bagaimana kehidupannya selama 5
tahun ini? Atau bagaimana dia lolos dari kematian 5 tahun lalu? Dua-duanya.
Seja ingin tahu semuanya.
“Aku mendengar kau menggantung diri malam itu” Mi Ryung
membenarkan,dua orang pelayan memaksanya melakukan itu disaksikan Kasim Koo,
mereka berkata itu adalah perintah Seja. Mi Ryung meminta Kasim
mempertemukannya dengan Seja, namun Kasim tampak tak peduli dan memberi
perintah pada pelayan untuk menggantungkan Mi Ryung dan membakar kamarnya.
Kasim keluar dan memastikan Mi Ryung terganrung di kamarnya yang terbakar,
kemudian dia berteriak terjadi kebakaran.
Semua orang meninggalkan Mi
Ryung, tapi ada seorang pelayan yang menyelamatkannya. Namun ternyata pelayan
itu memiliki maksud lain. Dia ingin memiliki tubuh Mi Ryung. Atau Hyang Sun
tepatnya. Pelayan itu sudah menyukai Hyang Sun sejak lama, dia begitu kesal
saat melihat Hyang Sun berpura-pura menjadi Mi Ryung, putri majikan mereka dan
berkencan dengan Seja.
Si pelayan tahu hari ini akan terjadi, Hyang Sun tidak
ditakdirkan untuk mencintai pria yang tidak sederajat dengannya, tapi mereka.
Hyang Sun dan si pelayan memiliki derajat yang sama. Melihat si pelayan begitu
bernafsu, Hyang Sun ketakutan dan dia meminta si pelayan tidak menyentuh
tubuhnya, namun si pelayan tidak mendengarkannya.
Saat itu dia menyadari, bahwa
semua pria sama saja, mereka berpura-pura tulus, namun mereka tetap fokus pada
tujuan mereka. Entah itu Pelayan atau pun Seja, semuanya sama saja. Maka saat itu Hyang Sun membunuhnya dan
membuatnya tampak seperti bunuh diri sekaligus menutup mulut orang yang
mengetahui dirinya masih hidup. Entah itu sebagai Hyang Sun ataupun sebagai Mi
Ryung.
Mi Ryung berkata pada Seja, dia
sama sekali tidak merasa bersalah. Dia tidak melakukan kesalahan, mereka semua
memanfaatkannya, dia tidak pernah meminta untuk menjadi Mi Ryung, mereka
menekannya hanya karena Hyang Sun itu seorang budak. Tentu saja Mi Ryung tidak
ingin mati, dia berusaha keras untuk keluar dari Joseon bagaimanapun caranya.
Dengan penampilan lusuhnya, Hyang
Sun kabur hingga dia bertemu dengan yang
menawarkannya untuk ikut bersamanya pergi ke Cina, dia tidak memerlukan uang
karena tahu gadis itu tidak memilikinya, tentu saja yang dia inginkan adalah
tubuhnya.
Sejak saat itu Mi Ryung tahu bagaimana mengendalikan seorang pria.
Dengan cara itu dia bahkan berhasil menjadi istri ke enam seorang bangsawan
Manchu setelah lama dia hidup di Manchu. Mi Ryung merasa bersyukur karena
suaminya itu meninggal cepat. Alasannya? Mi Ryung membunuhnya dengan jarum
beracun. Ugh, tapi tak ada yang tahu tentang hal itu. Dengan kematian suaminya
itu, Mi Ryung mendapatkan bagian harta warisannya.
Setelah mendapatkan banyak
uang, Mi Ryung jadi teringat pada Seja. Pria pertama yang membuat dirinya
menjadi dirinya yang sekarang. Itulah mengapa dia bertemu dengan
Kim Ja Jum. Mi Ryung membutuhkan orang yang memiliki koneksi dengan Seja dan
Kim Ja Jum membutuhkan mmata-mata yang
bisa berkomunikasi dengan Manchu. Mereka pun memutuskan untuk bekerja sama.
Tapi… Mi Ryung tidak sangka jika
dia dan Seja akan bertemu begitu mudah malam itu. Tadinya Mi Ryung berencana
mendekati Seja secara perlahan-lahan dan diam-diam.
“Pasti itu sangat mengerikan untukmu. Wanita yang kau pikir sudah mati
ternyata masih hidup”
“Tidak. Aku senang melihat kau masih hidup. Selama 5 tahun ini, setiap
hari aku menyesali, karena memerintahkan kematianmu dengan cara seperti itu”
Seja jujur dengan penyesalannya,
dia benar-benar terlihat lega melihat Mi Ryung masih hidup meskipun harus
mengalami hidup yang berat untuk sampai di hari ini. Mi Ryung menatap Seja, dia
tidak percaya dengan kata-kata Seja, “Bohong!” Namun matanya mengatakan bahwa
dia tahu Seja berkata jujr, namun Mi Ryung menyangkalnya.
“Kau kesini untuk membalasku? Baiklah. Ini adalah kesempatanmu”
Seja begitu pasrah, seolah dia
sedang melakukan penebusan dosa atas apa yang dia lakukan pada Mi Ryung 5 tahun
lalu. Mi Ryung tertawa sinis mendengarnya, apakah Seja pikir dia masih Mi Ryung
yang lugu? Apakah Seja tahu bagaimana Mi Ryung akan membalasnya? Tidak ada yang
bisa Seja katakan pada Mi Ryung dia hanya akan menerima apapun pembalasan
dendam Mi Ryung padanya.
“Baiklah. Jadi, kau tidak apa-apa dengan apapun itu?”
Mi Ryung mendekat kea rah Seja,
dan melakukan pembalasan dendamnya, “Kau
akan menyesali ini” tekadnya, dan ‘JLEB’ sebuah pisau menusuk dada Seja.
Dengan Refleks Seja terdorong hingga mendekati dinding karena tekanan Mi Ryung
dan untuk menyanggah tubuhnya Seja menahan Tubuh Mi Ryung seolah dia memeluknya
agar mereka berdua tidak jatuh.
Tepat disaat itu, Dal Hyang masuk
dan melihat Seja yang seolah tampak sedang berpelukan dengan Mi Ryung, dia
memalingkan wajahnya merasa tidak benar sudah melihat hal itu, namun… dia sadar
bukan itu yang sebenarnya terjadi. Dia melihat dada Seja berlumuran darah dan
sebuah pisau dari tangan Mi Ryung tertancap disana.
Dal Hyang berniat membantu Seja
(untuk menyingkirkan Mi Ryung?) tapi No Soo menahannya, begitu pun Seja yang
menyuruhnya untuk berhenti dan keluar. Bagaimana bisa? Dal Hyang tidak mungki
tidak membantu Seja dalam keadaan seperti itu. Seja juga punya pedang (jika dia
memang ingin melawan) Jadi sebaiknya Dal Hyang pergi saja dan tidak mengganggu.
Ini adalah masalah diantara Seja dan Mi Ryung.
Seja menatap Mi Ryung penuh
penyesalan, sementara Mi Ryung pun menangis menatapnya.
Setelah Dal Hyang dan No Soo
pergi. Mi Ryung bertanya dengan berurai air mata, “Apakah sakit? Apakah sakit sekali? Seberapa Sakit? Sangat? Apakah sama
seperti saat aku mengantung diri? Tidak sebesar itu, 'kan?”
Seja menghapus air mata Mi Ryung
kemudian berkata, “Aku merindukanmu” Apakah Mi Ryung harus mempercayai pria di depannya itu? Dalam hati dia tahu Seja benar-benar menyesal pada apa yang telah dia lakukan padanya 5 tahun lalu.
Mi Ryung melepaskan pisaunya
hingga terjatuh ke lantai. Darah segar mengalir dari dada Seja hingga menetes
di tangannya. Ini kali keduanya dia terluka di luar Istana karena Mi Ryung,
wanita cinta pertamanya, yang mungkin belum bisa dia lupakan.
Kim Ja Jum menanti jawaban Seja
atas proposalnya, namun belum ada jawaban apapun, tapi Kim Ja Jum memberinya
waktu hingga mala mini. Pengawalnya bertanya haruskah mereka mempersiapkan
rencana cadangan? Kim Ja Jum hanya berdehem dan bertanya, Apakah pengawalnya
terus mengawasi Perpus Seja di istana? Ya mereka selalu mengawasinya, Yong Gol
Dae masih terkurung disana. Seja belum kembali ke istana sejak dia bertemu
dengan Kim Ja Jum. Mendengar hal itu Kim
Ja Jum merasa berada di atas angin, dia berpikir Seja tidak punya pilihan lain,
bagaimanapun Seja pasti datang padanya.
Malam pun tiba, Dal Hyang merasa
cemas dengan keadaan Seja di bawah sana yang masih bersama Mi Ryung. Tak lama
Seja keluar seorang diri, Dal Hyang bertanya apakah Seja baik-baik saja? Seja
tidak menjawab dan berbicara dengan No Soo. Dia menyuruh No Soo untuk membawa
Mi Ryung pergi dari tempat itu, karena Kim Ja Jum sebentar lagi akan menyerang
mereka. Pergilah sejauh mungkin, jangan berhenti hingga tiba di perbatasan. Dan
setelah itu, sebaiknya mereka tidak kembali lagi ke Joseon. Seja pun mengajak
Dal Hyang untuk pergi.
No Soo tampak tak senang, dia
langsung mendatangi Mi Ryung yang masih melamun, dia bertanya apa maksud Seja
bahwa Kim Ja Jum akan menyerang mereka? Apa yang sebenarnya sedang di
rencanakan Mi Ryung. Tak ada jawaban, Mi Ryung hanya terdiam dengan tatapan
kosong, menyesalkah dia menusuk Seja? Ataukah ada hal lain yang dia sesalkan?
Seja dan Dal Hyang keluar dari
tempat itu, Dal Hyang berkata sebaiknya mereka segera mendatangi tabib, karena
luka Seja sudah terlalu lama. Seja berkata agar Dal Hyang tidak usah khawatir,
pendarahannya sudah berhenti. Dal Hyang meminta Seja menunggunya sebentar,
namun Seja melarangnya, dia tahu Dal Hyang bermaksud menangkap Mi Ryung dan No
Soo. Seja mencegahnya dan meminta Dal Hyang untuk membiarkan mereka pergi.
Tapi Dal Hyang tidak bisa
membiarkan mereka begitu saja. Mi Ryung sudah membunuh seorang dayang istana
dan No Soo telah membunuh Kim Sanggung, lalu mereka juga sudah membuat Seja
terluka dua kali. Seja berkata agar Dal Hyang tidak melibatkan Mi Ryung dan
melepaskannya, dia mengeluarkan sebuah kertas, itu adalah surat Yoon Seo untuk
Dal Hyang, dia sudah mendapatkan kembali surat itu, jadi biarkan pihak berwajib
(polisi) yang menangani kasus pembunuhan itu.
Seja memberikannya pada Dal Hyang. Dal Hyang mengklaim surat itu adalah
miliknya, jadi Seja mengembalikan surat itu padanya.
Dal Hyang terpaku menerima surat
itu. Apa yang harus dia lakukan pada surat itu? Seja pergi menuju kudanya, saat
dia berbalik pada Dal Hyang, Seja melihat Dal Hyang melemparkan surat itu ke
dalam api. Apakah itu artinya Dal Hyang kini telah mengubur cinta pertamanya?
Seja menaiki kudanya sambil menahan
rasa sakit, Dal Hyang menghampirinya dengan cemas. Seja berbicara pada Dal
Hyang, “Sekarang kau sudah belajar
tentang Hanyang. Di kota ini, kau tidak boleh mengenang cinta pertamamu.
Lihatlah apa yang terjadi padaku karena melakukan itu”
Dal Hyang cemas dan bertanya Seja
mau pergi kemana? Dia akan pergi ke rumah gurunya, Choi Myung Gil. Kini Dal
Hyang sudah menyelesaikan misinya, dia melakukannya dengan baik dan lebih cepat
dari perkiraannya. Tadinya Seja berniat memasukan Dal Hyang ke dalam timnya
setelah dia menyelesaikan misi ini, namun sepertinya takdir berkata lain,
mereka harus mengakhirinya disini. Sayang sekali. Seja berkata pada Dal Hyang,
bahwa sebenarnya Sejabin memintanya untuk menjauhkan Dal Hyang dari mereka,
meskipun dia tidak yakin itu untuk kebaikan siapa (Seja atau Dal Hyang?)
Seja mengucapkan selamat tinggal
pada Dal Hyang, namun Dal Hyang menawarkan diri untuk mengantarkan Seja ke
rumah Choi Myung Gil, namun Seja menolak karena dia sedang ingin sendirian.
Saat Seja pergi, Dal Hyang hanya bisa menatap dari kejauhan.
Dalam bukunya, Dal Hyang
menuliskan tentang hari itu, sementara Dal Hyang tidak bisa membiarkan Seja
pergi sendirian. Dari kejauhan dia mengikuti Seja yang berkuda sendirian dengan
perlahan menuju rumah Choi Myung Gil.
“Kata-kata Putra Mahkota semuanya benar. Perintah Raja hanyalah sebuah
alasan. Aku tidak menyukai dia sejak awal. Aku marah karena dia mengambil
wanitaku. Dan dia bahkan tidak membuatnya bahagia. Kelihatannya dia tidak
pantas mendapatkan kesetiaanku atau pengabdian dari wanitaku”
Dal Hyang terus mengikuti Seja,
gang demi gang mereka lewati, dia menatap Seja dari kejauhan dengan perasaan
khawatir luar biasa.
“Tapi hari itu… aku berubah pikiran. Melihatnya bersimbah darah. Aku
tahu bahwa cinta pertamanya, seperti hal aku, ada di dalam hatinya. Mungkin wanita itu, Mi Ryung.
Hatinya juga sama terlukanya”
Seja tiba di depan rumah Choi
Myung Gil. Kudanya berhenti, dan Dal Hyang pun hendak pergi. Namun… dia melihat
Seja jatuh di atas kudanya, dia tak sadarkan diri. Dal Hyang segera menuju Seja
dan mencemaskannya, “Jooha!!” Sebuah
kertas terjatuh dari tubuh Seja, Kertas itu sudah bercampur dengan darah Seja.
Sebenarnya kertas apakah itu?
Dal Hyang membawa Seja ke rumah
Menteri Choi saat Seung Po dan Min Seo ada disana. Min Seo yang pertama melihat
kedatangan Dal Hyang yang membawa Seja, dia panik, Seung Po menyusul dan lebih
panik. Menteri Choi keluar dan bertanya apa yang terjadi pada Seja? Dal Hyang
berkata dia ditusuk saat berada di luar istana. Seung Po dan Min Seo langsung
membawa Seja ke ruangan Menteri Choi.
Malam semakin larut, Kim Ja Jum lelah menanti dia memutuskan untuk pergi ke istana karena merasa Seja telah menolak tawarannya. Pengawalnya bertanya apakah mereka juga akan membuang Yong Gol Dae juga, tentu saja tidak. Tapi mereka harus meninggalkan Seja, secepatnya dan dia tahu bagaimana caranya. Rasa Curiga adalah sahabat Raja, apalagi Kim Ja Jum telah memberi peringatan.
Raja kembali membaca laporan yang ditulis Kim Ja Jum malam itu dengan perasaan cemas, pengkhinat negara nya ada di dalam ruangan pertemuan saat Kim Ja Jum melapor? Raja turun dari singgasananya dan mulai membayangkan para menterinya berdiri di posisi masing-masing. Dia menduga-duga kemungkinan siapa yang bisa berkhianat, tapi semua nama itu pupus. Hingga dia menatap tempat Choi Myung Gil biasa berdiri, mungkin kah itu Choi Myung Gil. Tidak. Bagi Raja dia terlalu lurus.
Memikirkan semua ini, Raja jadi stres sendiri, dia meminta kasim untuk memanggilkan Seja, tapi... kemudian dia teringat saat dia mencari Seja di malam itu. Bukan kah malam itu dia juga mencari Seja dan Seja tidak datang juga. Itu adalah malam kejadian insiden yang di laporkan Kim Ja Jum. Raja berbalik dan menatap tempat duduk Seja. Dia membayangkan Seja sedang menatapnya, mungkinkah Seja adalah pengkhianatnya?
Sejabin sedang menyulam, namun
dia teringat pada cerita Hyang Sun dari Kasim, dia pun teringat saat dia
bertemu dengan Istri Menteri Yoon (Ibu
Mi Ryung yang asli) berlutut di hadapannya, dia memohon ampun pada Sejabin.
“Ini semua salah hamba! Hamba seharusnya mati... tapi sebagai gantinya
malah putri hamba yang mati! Hyang Sun akan menjadi... luka hamba selamanya!”
Sejabin jadi setengah melamun
mengingat hal itu, hingga jarinya tertusuk dan berdarah. Ups! Apakah Sejabin
menerima pertanda jika suaminya terluka di luar istana?
Kasim Koo datang menemuinya,
Sejabin bertanya apakah Seja sudah pulang? Belum. Sejabin meminta Kasim untuk
tidak mengatakan pada Seja apa yang sudah dia ketahui, sepertinya Seja tidak
ingin Sejabin tahu tentang Hyang Sun. Kasim Koo mengerti hal itu.
Kasim mengatakan jika Raja
mencari Sejabin, Mengapa? Tadinya Raja mencari Seja, namun saat diberitahu Seja
sedang ke rumah Choi Myung Gil, sebagai gantinya Raja mencari Sejabin. Ada apa
ya? Seja bin juga bingung mengapa Raja mencarinya.
Dal Hyang galau dan cemas karena
tidak tahu bagaimana keadaan Seja di dalam ruangan Menteri Choi, mereka sudah
memanggil tabib yang kini sedang menangani luka Seja.
Tabib berkata bahwa mereka harus menghubungi
istana. Lukanya memang tidak dalam, namun Seja terlalu banyak kehilangan darah,
jika tidak ditangin Tabib istana mungkin akan berbahaya bagi Seja. Menteri Choi
panik, ini akan menjadi kesalaha terbesar yang dia lakukan selama sejarah
hidupnya. Menteri Choi memerintahkan Seung Po dan Min Seo untuk membawa Seja ke
istana dan memanggil Tabib secepatnya.
Seung Po bingung bagaimana
melaporkan hal ini, Seja akan dicurigai sebagai pengkhianat Negara karena
lukanya dan saat ini Kim Ja Jum pasti sedang dalam perjalanan menuju istana.
Baginda pasti langsung mencurigai Seja. Min Seo berkata, sebelum mereka
menyelamatkan Yong Gol Dae, maka mereka akan kehilangan kepala mereka duluan.
Menteri Choi membenarkan pendapat
Min Seo, kalau begitu satu-satunya harapan mereka hanya Kim Ja Jum. Bahkan jika
mereka harus berlutut padanya, kita tidak punya pilihan. Saat ini yang
terpenting mereka harus selamat dulu. Tapi, Seja mengatakan dia tidak ingin
bekerjasama dengan Kim Ja Jum, dia bahkan ingin menghukumnya. Tapi mereka tidak
punya pilihan lain, Seja sekarang dalam bahaya!
Dal Hyang sedang menatap kertas
yang tadi terjatuh dari tubuh Seja, Menteri Choi keluar ruangan menemuinya, Dal
Hyang langsung menutup kertas itu. Menteri Choi bertanya kemana mereka pergi
dan siapa yang melakukan itu pada Seja dan kenapa mereka hanya pergi berdua
saja. Dal Hyang meminta maaf karena dia tidak bisa mengatakannya, itu adalah
perinta Seja. Menteri Choi jadi geram dengan jawaban Dal Hyang.
“Apa kau mengerti situasinya? Calon raja berikutnya sedang dalam
bahaya! Setelah pergi bersamamu dia bersimbah darah tanpa penjelasan!”
Menteri Choi meminta Dal Hyang untuk mengatakan semua
yang dia ketahui, siapa yang sebenarnya melakukan ini pada Seja? Alih-alih
memberikan penjelasan, Dal Hyang malah memberikan kertas yang dia pegang dan
berkata jika Seja mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan kertas itu. Menteri
Choi membacanya dan tampak kaget. Dia bertanya bagaimana mereka bisa
mendapatkan informasi itu? Apakah mereka membeli orang Kim Ja Jum?
Lagi-lagi Dal Hyang tidak
menjawab dan malah bertanya tentang bagaimana cara melindungi negera yang
pernah di bicarakan Choi Myung Gil sebelumnya. Dia memikirkan ini dengan cukup
lama, namun dia tidak mendapatkan jawabannya. Dal Hyang tahu bahwa pemerintahan
penuh dengan orang yang mementingkan dirinya sendiri. Tapi.. Dal Hyang tidak
tahu apa yang benar. Apakah yang dilakukan Seja itu benar? Apakah melindungi
Yong Gol Dae senilai dengan nyawa Seja? Meskipunn itu mencegah perang, tapi itu
juga membohongi Raja.
“Sejarah akan menilai apakah pilihan kita benar atau tidak. Tapi kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka
yang membiarkan orang lain mati tindakan mereka adalah juga benar. Aku tidak
akan memaafkan mereka. Itu adalah jawabanku”
Bahkan jika orang itu Baginda
Raja? Itu adalah pertanyaan yang harus di jawab Dal Hyang. Menteri Choi sudah
memiliki jawabannya, Dal Hyang pun harus memiliki jawaban nya sendiri. Dal
Hyang punya pilihan.
Jika Dal Hyang membenarakan
alasan para pejabat pemerintahan yang ingin mengambil keuntungan untuk diri
sendiri, Dal Hyang bisa mengabdi pada pemerintahan, sama seperti yang di
lakukan Kim Ja Jum, dan mungkin Dal Hyang akan menjadi orang sukses.
Jika Dal Hyang memilih
kepraktisan dan memikirkan nasib rakyat, Dal Hyang bisa membantu mereka (Seja,
menteri Choi dan 2 musketeers)
Jika Dal Hyang tidak ingin
mennginginkan keduanya, dia bisa menjadi rakyat biasa saja.
Seung Po dan Min Seo keluar dan
menanyakan apa yang terjadi? Menteri Choi memperlihatkan kertas yang di berikan
Dal Hyang pada Seung Po, dan dia pun terkejut membacanya. Menteri Choi berkata,
kini mereka punya jalan keluar untuk menyelamatkan Seja dari tuduhan. Seung Po
dan Min Seo harus di hukum karena tidak melindungi Seja. Menteri Choi bertanya
sekali lagi pada Dal Hyang, apa pilihannya? Dal Hyang harus memutuskannya
sekarang juga. Dal Hyang pun membuat keputusannya saat itu juga.
Seja masih berada dalam perawatan
tabib saat Min Seo datang dan menuangkan arak ke tubuh Seja, Tabib kaget
mengapa Min Seo melakukan itu? Seja masih dalam masa pemulihan. Ini adalah
satu-satunya cara untuk menyelamatkan Seja. Tabib bisa berkemas, mereka harus
segera memindahkan Seja ke tempat lain.
Seung Po mengajak dua pelayan nya
untuk mengambil senjata di gudang. Seung Po memilih sebuah senjata api laras
panjang dan sebuah Kapak. Pan Se dan pelayan satu laginya bingung mengapa
tuannya mengajak mereka pergi sambil membawa senjata? Apakah aka nada perang?
Seung Po hanya berkata dia membutuhkan lebih banyak orang.
Sebelum pergi, Seung Po teringat
sesuatu, apakah istrinya sudah tidur? Seung Po menemui istrinya yang sedang
tidur, dia membangunkan istrinya dengan panggilan sayang. Sang istri terbangun
dan menyambutnya setelah membersihkan hmm *iler* dari mulutnya (hahaha) Dia
tampak senang melihat Seung Po pulang, apalagi Seung Po mulai merayunya dengan berkata dia semakin cantik bagai Dewi
(wkwkwk)
Tapi… kemudian Seung Po berkata
dia ada masalah penting, bisakah dia meminjam uang? 300 Nyang sepertinya cukup.
Istrinya langsung ngamuk, setelah sekian lama tidak pulang, hal pertama yang
dibicarakan Seung Po adalah meminjam uang?
Istrinya mulai memukul-mukul Seung Po. Tentu
saja Seung Po mencoba menenangkannya, dia menyentuh bibir sang istri dengann
caranya dan berkata bahwa dia terlihat semakin seksi (halah rayuannya) Seung Po
mendekat dan berkata biarkan dia memeluknya dan lagi, untuk sementara mereka
mungkin tidak akan bertemu, jadi lebih baik istrinya itu meminjamkan uang
padanya.
Seung Po bertemu Min Seo bersama
pelayannya yang sudah bersiap dengan menumpahkan arak ke tubuhnya, Min Seo
memberikan botol arak itu pada Seung Po dan berkata bahwa pihak polisi akan
segera datang setelah mendengar suara tembakan mereka.
Seung Po meminum araknya dan membuat dirinya
benar-benar seperti orang mabuk. Pan Se menggerutu ada apa sebenarnya, jika
tahu akan begini dia ikut Tuan Dal Hyang saja. Dengan santai Seung Po berkata, disana
atau disini sama saja. Dal Hyang juga terlibat dalam rencana ini, Pan Se kaget,
wkwkwkwk (haduh… ini Pan Se lucu kali lah >.<)
Dal Hyang menemui Kim Ja Jum
tepat saat Kim Ja Jum menuju istana. Dia berkata dia adalah orang suruhan Seja
untuk menyampaikan surat balasannya pada Kim Ja Jum. Ha! Kim Ja Jum tampak
senang, akhirnya Seja menentukan pilihan juga, mengapa Seja begitu terlambat,
dia hampir saja menemui baginda.
Kim Ja Jum menerima surat yang di
bawa Dal Hyang, namun kemudian menyadari sesuatu, siapa Dal Hyang ini? Dia
tidak pernah melihatnya sebelumnya. Dal Hyang mengenalkan dirinya sebagai Park
Dal Hyang dari Gangwo-do. Bukan itu yang Kim Ja Jum ingin tahu, maksudnya
jabatannya? Dal Hyang tidak punya jabatan untuk saat ini. Lalu… bagaimana bisa
dia mengantarkan surat ini? Apakah itu penting sekarang? Lebih baik Kim Ja Jum
membaca suratnya terlebih dahulu.
Saat membuka surat tersebut Kim
Ja Jum kaget bukan main, itu bukan tulisan Seja? Memang. Menteri Choi Myung Gil
yang menulisakan surat itu untuk Seja. Kim Ja Jum tampak tak senang, mengapa Choi
Myung Gil terlibat dalam masalah ini.
“Aku punya daftar seluruh nama dan sumber dana yang menjanjikan
kesetiaan mereka kepada Dinasti Qing.
Siapa yang berada di atas angin sekarang? Sekarang kita sama-sama tahu
kelemahan masing-masing. Jadi mari kita tetap diam. Seja secara sopan menolak
tawaranmu. Ini adalah jawaban beliau”
Kim Ja Jum mencibir, jadi Seja
menghabiskan waktunya untuk melakukan ini? Apakah Seja berpikir bisa
mengancamnya? Bagaimana itu bisa menjadi sebuah bukti, itu hanya salinan. Kim
Ja Jum merobek kertas itu. Tentu saja itu salinan, makanya mereka memberikan
itu pada Kim Ja Jum, yang aslinya yang ada tanda tangan Kim Ja Jum nya ada di
tangan Seja.
Seung Po, Min Seo dan para
pelayan datang ke kediaman Kim Ja Jum, mereka meracau bahwa mereka ingin
mencari uangnya yang hilang. Penjaga menyadari Seung Po mabuk tapi tidak bisa
menahan mereka untuk masuk dan mengacau. Apalagi Seung Po menembakan senjatanya
dan membuat para penjaga Kim Ja Jum ketakutan.
Terjadi perkelahian sengit dan
lucu antara para pelayan yang dibawa Seung Po dan penjaga Kim Ja Jum, hahaha.
Sementara para pelayan sedang sibuk berkelahi, Min Seo memberi jalan pada Seung
Po untuk pergi ke kamar Kim Ja Jum dan mencari tempat lemari tersembunyi Kim Ja
Jum yang di gembok.
Seung Po menggunakan kapak nya untuk membuka gembok itu dan mengambil bukti yang asli. Polisi datang ke kediaman Kim Ja Jum karena mendengar suara tembakan, Seung Po menemui Pan Se yang bingung dan ketakutan. Seung Po berkata pada Pan Se untuk memberikan kertas yang dia ambil dari kamar Kim Ja Jum ke Menteri Choi, jika kertas itu hilang maka Pan Se tidak akan selamat. Pan Se merasa frustasi tapi dia tidak punya pilihan.
Seung Po mengeluarkan uang 300 Nyang yang dia pinjam dari istrinya dan berkata bahwa dia sudah mendapatkan kembali uangnya. (Aha! Jadi dia butuh uang itu untuk ini wkwkwk)
Seung Po menggunakan kapak nya untuk membuka gembok itu dan mengambil bukti yang asli. Polisi datang ke kediaman Kim Ja Jum karena mendengar suara tembakan, Seung Po menemui Pan Se yang bingung dan ketakutan. Seung Po berkata pada Pan Se untuk memberikan kertas yang dia ambil dari kamar Kim Ja Jum ke Menteri Choi, jika kertas itu hilang maka Pan Se tidak akan selamat. Pan Se merasa frustasi tapi dia tidak punya pilihan.
Seung Po mengeluarkan uang 300 Nyang yang dia pinjam dari istrinya dan berkata bahwa dia sudah mendapatkan kembali uangnya. (Aha! Jadi dia butuh uang itu untuk ini wkwkwk)
Park Dal Hyang pamit pergi dari
hadapan Kim Ja Jum, namun Kim Ja Jum menghentikannya, dia mengakui dia memang
miliki surat itu, tapi… siapa yang memberikan informasi itu pada Seja. Park Dal
Hyang tersenyum dan berkata, “Ayahku yang ada di desa berpesan, hati-hatilah
terhadap wanita” Park Dal Hyang pun pergi.
Kim Ja Jum langsung teringat
Hyang Sun. Wanita itu pernah melihatnya mengambil surat yang berisi daftar
orang yang menjanjikan kesetiannya pada Qing. Mereka bertemu untuk menyusun
rencana terhadap putra mahkota. Kim Ja Jum tidak menyangka jika Hyang Sun aka
mengkhianatinya. Kim Ja Jum bertanya pada pengawalnya, dimana Hyang Sun tinggal
saat ini.
Sejabin menghadap Raja dan
memberikan penghormatannya. Raja langsung to the point mempertanyakan Seja yang
tidak ada di kediamannya. Sejabin berkata Seja sedang ke rumah Menteri Choi.
Sejabin sudah menyuruh orang untuk memberi tahu Seja jika Raja mencarinya, maka
Seja akan segera kembali.
“Apakah kau mengatakan yang sebenarnya?”
Sejabin kaget dan bingung. Raja
mendesak Sejabin untuk berkata jujur, juga tentang malam saat Raja mencari Seja
hingga harus menyusul ke kediamannya. Semua orang berkata Seja mabuk dan
tertidur sangat lelap. Apakah itu yang sebenarnya? Bukan kah Seja masuk tepat
sebelum Raja tiba di kamarnya? Sejabin menjadi gelisah. Raja tahu menantunya
itu sedang menyembunyikan sesuatu dan memaksanya untuk mengatakan yang
sebenarnya.
“Apa dia benar-benar bagian dari konspirasi?” Mendengar pertanyaan
Raja, Sejabin bingung tidak mungkin seperti itu. Namun Raja begitu khawatir,
dia tidak ingin mencurigai putranya tapi sikap Sejabin yang ragu-ragu
membuatnya sedih. Mengapa Sejabin tidak membantahnya dan membuat alasan. Apa
yang sebenarnya terjadi malam itu? Sejabin bingung dan hampir menangis, karena
tidak tahu harus berkata apa.
Kasim melapor jika Kepala
Pengawal datang menghadap, Raja mempersilakan masuk. Kepala pengawal melapor
ada seseorang yang datang untuk melaporkan tentang Seja yang dalam bahaya tapi
dia ingin melaporkannya secara langsung pada Raja, karena ini rahasia. Sejabin
kaget mendengarnya, Seja sedang dalam bahaya?
Raja pun mempersilahkan orang itu
masuk, dia adalah Park Dal Hyang, Raja bahkan mengenalinya sebagai orang yang
membuat kerusuhan saat ujian. Sejabin kaget dengan kedatangan Park Dal Hyang,
ada apa sebenarnya? Namun dia tidak berani bersuara. Apa yang sebenarnta ingin
di laporkan Dal Hyang pada Raja?
“Putra Mahkota di tusuk dan mengalami luka parah”
Raja dan Sejabin sangat kaget
mendengar laporan Dal Hyang. Seja ditusuk. Bagaimana bisa?
Kim Ja Jum mendatangi tempat
Hyang Sun tinggal, saat masuk ke ruangan rahasia, tempat itu begitu
acak-acakan. Sepertinya terjadi perkelahian. Lalu Kim Ja Jum menemukan pisau
berdarah dan mengambilnya.
Pengawalnya menemukan seseorang
yang sedang terbaring di sudut lain ruangan itu. Kim Ja Jum mengeceknya, bukan
kah itu Seja? Mereka membuka selimut yang menutupi tubuh Seja dan melihat baju
Seja berdarah karena di tusuk. Apakah
dia sudah mati? Pengawalnya mengecek nadi Seja. Dia masuh hidup? Mengapa Seja
berada disana?
Belum sempat Kim Ja Jum berpikir
lebih lanjut, Polisi datang ke ruangan rahasia itu dengan membawa Dal Hyang
sebagai penunjuk jalan. Polisi melihat Kim Ja Jum ada disana dengan pisau di
tangannya dan Seja yang terluka. Polisi pun menyimpulkan sesuatu, namun sebelum
melakukan interogasi pada Kim Ja Jum dokter dan Kasim dengan sigap menangani
Seja yang terluka terlebih dahulu.
Kim Ja Jum merasa bingung dengan
keadaan ini, apalagi Dal Hyang dengan polosnya bertanya mengapa Kim Ja Jum ada
disana, seingatnya dia ada di kamar tamu. Kim Ja Jum sadar Dal Hyang sedang
menjebaknya. Apa yang sebenarnya dikatakan Dal Hyang pada Raja?
Raja kaget saat mendengar laporan
Dal Hyang bahwa Seja terlibat perkelahian setelah berjudi.
“Putra Mahkota berjudi akhir-akhir ini tak seorangpun bisa
menghentikannya. Dia membuat ruang rahasi dan menggunakannya untuk permainan
besar. Malam ini ada taruhan besar juga dan terjadilah perkelahian. Tapi orang
itu tidak mengenali Putra Mahkota dan dia menusuknya...”
Raja syok mendengarnya, Sejabin
sangat kaget dan menatap Dal Hyang tidak percaya. Bagaimana bisa suaminya
tiba-tiba menjadi tukang judi?
Siapa yang menusuk Seja? Raja
sangat penasaran, Dal Hyang tidak tahu karena mereka tidak saling bertukar
nama. Namun yang dia tahu orang itu adalah seorang pria kaya. Heo Seung Po
mengejarnya untuk mengambil uang yang diambil, sementara Seja tetap berada
disana dan berkelahi hingga ditusuk
Raja mengambil kesimpulan, Jadi
malam itu pun… Dia keluar istana untuk berjudi yah? Raja bertanya pada
menantunya, pasti Sejabin juga tahu tentang hal ini kan? Dal Hyang memberi kode
pada Sejabin dan akhirnya Sejabin meminta maaf pada Raja. Berkata jika dia
tidak bisa menghentikan suaminya.
Raja memerintahkan pengawal untuk
segera membawa Seja ke istana. Raja merasa frustasi dengan keadaan ini,
Bagaimana bisa Seja melakukan hal itu, disaat Negara sedang begitu kacau, dia
malah sibuk berjudi?
Kepala Polisi melapor pada Raja
jika anak buahnya menemukan Heo Seung Po dan Min Seo yang membuat masalah dan
meracau untuk mengambil kembali uang mereka yang hilang. Dimana polisi
menemukannya? Di rumah kediaman Kim Ja Jum.
Kembali ke ruangan rahasia Mi
Ryung, melihat keadaan Kim Ja Jum dan putra mahkota, polisi langsung
berkesimpulan bahwa mereka harus membawa Kim Ja Jum. Kemana? Kim Ja Jum
menantang dengan marah. Saat ini Raja sangat marah dan semua orang yang
terlibat dalam masalah ini akan dihukum, jadi mau tak mau mereka juga harus
membawa Kim Ja Jum. Dia harus menjelaskan mengapa dirinya berada di tempat itu.
Kim Ja Jum pun di tangkap dan di
bawa keluar bersama Dal Hyang untuk diserahkan pada pihak berwenang. Kim Ja Jum
bertanya siapa Dal Hyang? Dengan cara yang sama Dal Hyang mengenalkan dirinya, “Saya adalah Park Dal Hyang dari Gangwon-do”
Park Dal Hyang. Kim Ja Jum akan
mengingat namanya. Tenyata Seja memiliki banyak pengikut rahasia yang tidak
terlihat olehnya. Hyang Sun dan juga Park Dal Hyang. Ini semakin menarik. Dan
Seja memang seperti itu, dia tidak bisa bertindak sendirian, dia membutuhkan
pengikut bersamanya. Kim Ja Jum tertawa kecil dan berkata pada Dal Hyang jika mereka akan
bertemu lagi nanti. Saat polisi memaksanya pergi, Kim Ja Jum minta di lepaskan,
dia bisa pergi sendiri.
Seja terbangun saat dia akan
dipindahkan ke istana. Kasim dan para tabib langsung bertanya apakah Seja
baik-baik saja? Seja bertanya apa yang terjadi? Kasim membisikan sesuatu dan
Seja hanya terdiam. Dia juga tidak tahu harus berkata apa, kondisinya juga
tidak memungkinkannya untuk berpikir lebih keras.
Dal Hyang masih ada di luar saat
Seja di keluarkan dari tempat itu. Seja melihat Dal Hyang dan meminta mereka
untuk menunggu, Seja ingin berbicara pada Dal Hyang.
Dal Hyang mendekat pada Seja dan
bertanya bagaimana keadaannya? Seja malah bertanya mengapa Dal Hyang masih di
Hanyang? Dengan percaya diri Dal Hyang berkata jika dia tidak akan pulang. Dal
Hyang tidak bisa pulang. Lagi pula, Dal Hyang mendengar Seja memenangkan
pertarungan itu dengan cara licik jadi taruhan itu tidak di hitung. Setelah
Seja sehat mereka bisa mengulanginya.
Berani sekali Dal Hyang menantang
Seja, padahal mungkin Dal Hyang akan di penjara seumur hidupnya. Da Hyang yakin
Seja akan melepaskannya, karena sekarang ini Dal Hyang adalah ‘orangnya’ (baca:
pengikutnya) Siapa yang bilang? Semua orang berpikir begitu, Mi Ryung, Kim Ja
Jum dan Raja berpikir Dal Hyang adalah pengikut Seja, jadi Seja tidak punya
pilihan selain mengakuinya.
“Saya bukan orang yang fleksibel. Jadi jika saya memutuskan satu jalan,
saya hanya melihat jalan itu. Jadi silahkan buktikan. Kalau pilihan saya adalah
benar”
Seja memahami maksud Dal Hyang
dan mereka saling bertatapan. Tatapan saling percaya.
Tabib sangat cemas dengan kondisi
Seja dan meminta mereka untuk segera pergi ke istana. Tandu Seja pun di bawa
pergi, dia menatap Dal Hyang dan mereka saling bertukar senyum kecil
menunjukkan bahwa kini Seja mengakui Dal Hyang sebagai orangnya dan Dal Hyang
pun mengakui bahwa dirinya telah menjadi pengikut Seja.
***
Kaget sama cerita Mi Ryung, tapi
masih menyisakan misteri nih. Apa alasan keluarga Menteri Yoon memaksa Hyang
Sun untuk berpura-pura jadi Mi Ryung? Pasti ada alasannya kan? Lalu kapan
sebenarnya Mi Ryung mati? Setelah terpilih jadi Sejabin ataukah sebelumm
terpilih? Karena jelas sekali jika Mi Ryung yang datang menghadap ratu 5 tahun
lalu adalah Hyang Sun yang berpura-pura jadi Mi Ryung.
Seja jelas tahu tentang masalah
ini, itulah mengapa dia bilang pada Dal Hyang bahwa mungkin Mi Ryung menyebut
dirinya Hyang Sun, karena itu adalah nama aslinya. Tapi 5 tahun lalu, Hyang Sun
dikenal semua orang sebagai Mi Ryung, dan hanya keluarga Menteri Yoon dan para
pelayannya saja yang tahu bahwa orang yang dibawa ke istana sebagai calon
Sejabin itu sebenarnya Hyang Sun, bukan Mi Ryung.
Dan lagi, kenapa Ibunya Mi Ryung
asli, alias istrinya Menteri Yoon memohon ampun pada Seja bin tentang Hyang
Sun. Dia berkata semua itu salahnya, seharusnya dia yang mati, tapi malah
putrinya yang mati, apakah Mi Ryung baru mati setelah Hyang Sun menggantikannya? Yang aku bingungkan lagi... kapan Sejabin menemui Ibu Mi Ryung? Setelah tahu tentang Hyang Sun, ataukah Ibu Mi Ryung sengaja menemuinya untuk memohon ampun? Melihat Sejabin menggunakan pakaian biasa, aku menyimpulkan Sejabin sengaja menemuinya untuk bettanya tentang Hyang Sun, setelah dia tahu masalah Hyang Sun dari Kasim Koo.
Alasan keluarga Menteri Yoon
tidak di hukum karena sudah menipu keluarga kerajaan, mungkin karena hanya Seja
yang tahu tentang masalah ini. Dan demi menghindari skandal kerajaan, Seja
memutuskan menyembunyikan masalah ini dan menyuruh Hyang Sun bunuh diri. Kejam
memang… tapi Seja menyesali keputusannya itu selama 5 tahun ini, bahkan dia
menutup hatinya untuk semua perempuan karena luka cinta pertamanya.
Bagaimanapun, karena statusnya, Seja tidak bisa menjadikan Hyang Sun istrinya
meskipun dia sangat mencintainya. Penasaran juga nih, gimana Seja bisa tahu
tentang Hyang Sun yang berpura-pura jadi Mi Ryung^^
Semoga masalah Mi Ryung ini masih
di bahas di episode mendatang yah, karena sepertinya… meksi Seja sudah menyuruh
No Soo membawa Mi Ryung pergi dia sama sekali tidak menurutinya, di Preview
episode 8, Mi Ryung malah nekad datang ke istana dan menyamar sebagai dayang
istana. Tapi Sejabin jeli sekali bisa mengenali Hyang Sun^^ *Insting istri
sepertinya haha*
Sepertinya, aku akan tetap
memanggil karakter Yoo In Young dengan nama Mi Ryung meskipun nama aslinya
Hyang Sun, dan dia mengenalkan dirinya sebagai Hyang Sun pada Kim Ja Jum dan
Yong Gol Dae. Tapi mungkin sesekali aku akan memanggilnya Hyang Sun jika ada
flashback lagi. Entah kenapa lebih suka nama Mi Ryung di banding Hyang Sun
(Hmmm… Mi Ryung agak mengingatkanku pada Min Young #plak)
Untuk pertama kalinya selama
nonton Samchongsa akhirnya aku menangis juga di episode ini. Ugh… Sedih banget
itu pas Seja berkuda sendirian menuju rumahnya Menteri Choi, Dal Hyang so sweet
banget ngikutin Seja dari belakang, tapi wajah Seja sedih makjleb banget itu
ekspresinya.
Saat menonton episode 7 untuk
kedua kalinya, aku juga menangis pas melihat Scene Mi Ryung menusuk Seja,
mereka itu yah… Ugh… Saat Seja menghapus air mata Mi Ryung dan mengatakan bahwa
dia merindukan Mi Ryung… itu adalah akhir dari segala rasa bersalahnya dan
cintanya untuk Mi Ryung. Berharap Seja bisa membuka hatinya untuk Seja-bin.
Huhuhu…
Suka banget dengan episode 7 ini,
walao hampir setengah episode Seja cuman tidur doank hahahaha. Aksi Min Seo,
Seung Po dan Dal Hyang di episode ini mantap sekali >.< Idenya Menteri
Choi tentang gambling awesome sekali, memang butuh sesuaru yang kotor seperti
ini untuk meyakinkan raja bahwa Seja bukan pengkhianatnya, dan timingnya pas
banget sih ini, kerenn rencananya^^
Kasian liat Raja di episode ini,
dia dikibulin sama Dal Hyang dkk dan juga menantunya, tapi yah… mau gimana
lagi, ini demi keselamatan Seja juga. Lebih baik raja menganggap Seja sebagai
penjudi daripada sebagai pengkhianat Negara.
Di Preview episode 8 sepertinya
Raja murka banget sama Seja tuh karena masalah gambling itu, trus katanya
disuruh jangan datang ke depan Raja kecuali di panggil. Ugh.. tapi Menteri Choi
tampaknya puny aide untuk mengembalikan reputasi Seja di depan Raja, dan hanya
Sejabin yang bisa membantu. Aku hanya menebak, Menteri Choi meminta Sejabin
memberikan pewaris untuk Seja.. hahaha.
Meskipun tidak ada Scene nya Seja
dan Sejabin di episode 7 ini, tapi tetap ada OTP di episode kali ini, siapa
lagi kalau bukan Seja dan Dal Hyang, hahaha… haduh… itu mereka so sweet banget
gitu. Pas Seja nyegah Dal Hyang ngejar No Soo dan Mi Ryung, trus pas ngasiin
surat Yoon Seo yang dia ambil dari MI Ryung, trus Dal Hyang ngikutin Seja diam-diam
hingga tiba di depan rumah Menteri Choi, lalu Scene terakhir yang mereka saling
senyum mesra, OMG So Sweet sekali Seja dan Dal Hyang ini, dan sekarang mulai
banyak yang nyiperin mereka hahaha…
Seja dan Dal Hyang sudah
benar-benar saling memupuk kepercayaannya sekarang. Dal Hyang jujur bahwa
dirinya sejak awal membenci Seja dan tidak ingin mengabdikan diri padanya. Dia
bahkan tidak rela Yoon Seo menjadi istrinya, namun setelah dia melihat sisi
lain Seja, dia mulai paham mengapa Seung Po dan Min Seo begitu setia pada Seja
dan Menteri Choi memilih mendukung Seja bahkan jika itu menentang Raja. Dal
Hyang memilih jalannya untuk mengikuti Seja, namun dia tidak ingin di
kecewakan, jadi mari kita lihat apa yang akan Seja buktikan pada Dal Hyang,
agar dia tidak menyesali piilhannya^^
Aku suka chemistry Sohyun Seja dengan semua karakter di drama ini, tentu saja ini tak lepas dari usaha Lee Jin Wook yang memerankannya. Meskipun karakter Sohyun Seja kadang menyebalkan, bahkan banyak yang bilang Sohyun Seja nya Samchongsa itu great person but he is jerk, intinya sih karakternya memang dibuat untuk dicintai sekaligus di benci wkwkwk. Dan aku senang melihat Lee Jin Wook memerankan karakter seperti ini, meskipun yah... kadang aku merasa Sohyun Seja ini kurang ekspresif, mungkin memang sengaja di buat begitu untuk menyembunyikan karakter dia yang sebenarnya.
Aku suka chemistry Sohyun Seja dengan semua karakter di drama ini, tentu saja ini tak lepas dari usaha Lee Jin Wook yang memerankannya. Meskipun karakter Sohyun Seja kadang menyebalkan, bahkan banyak yang bilang Sohyun Seja nya Samchongsa itu great person but he is jerk, intinya sih karakternya memang dibuat untuk dicintai sekaligus di benci wkwkwk. Dan aku senang melihat Lee Jin Wook memerankan karakter seperti ini, meskipun yah... kadang aku merasa Sohyun Seja ini kurang ekspresif, mungkin memang sengaja di buat begitu untuk menyembunyikan karakter dia yang sebenarnya.
Arrgghhh gak sabar nunggu episode
8, pengen liat Seja dan Sejabin >.< Apakah akhirnya Pangeran Sukchul akan
segera datang #ngarep
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
makasih mbaa...
BalasHapusahh sayang bgt yaa , ga ad asa interaksi seja sama sejabin... hmmmm...
Besok di episode 8 terbayar kok^^ walo mungkin SWnim nya cuman godain penonton aja, tp masih ada harapan lah^^
Hapusthanks ya mba irfa recap plus komentarnya liat episode ini jadi pengen liat scene seja sama mi ryung waktu masih remaja,emangnya mi ryung tuh gimana sih dulunya sampe bikin seja susah berpaling ke seja bin, rela ditusuk pula. efek scene seja sama mi ryung jadi ngebuat aku berpaling dari seja-seja bin hehe. padahal nonton ini cuma mau liat seja-seja bin doang haha
BalasHapusSebenernya aku tadinya nyiperin Seja ma Miryung, entah kenapa emang tatapan mereka lebih intens aja sih, mungkin karena saling cinta juga, tapi Seja dan Sejabin itu hiburan banget hahaha, dan keknya aku masih lebih suka yang menghibur, lagian kalo sama Miryung, Seja bakal menderita dan gak bisa melakukan apapun untuk perbaikan Joseon
HapusDi episode ini aku suka banget sama dal hyang^^
BalasHapusMakasih mba sinop nya
aku juga suka dalhyang di episode ini^^
HapusYong Hwa keliatan Improve nya, dan karena Seja kebanyakan tidur di episode ini, aku jadi lumayan perhatiin Dal Hyang hahaha
Lihat episode 7 tuh rasanya campur aduk...
BalasHapusBener kata irfa,masih banyak misteri soal miryung.
Ngakak lihat scene seung po n istrinya...
Mentri choi keren banget deh idenya....
Bromance akhirnya muncul jg,,
awal2 nonton drama ini feelingku ga menarik sama sekali aku bela2in nonton karna ada yong hwa ,soalnya pas awal2 episode gambarannya rajanya agak kocak gitu beda sama raja yg biasanya tegas..lama2 aku tertarik sama kisah pangeran sm istrinya putri mahkota dan ternyata semakin lama episodenya semakin menarik jujur aku suka kekocakan putri mahkota,hehe
BalasHapusMasih bingung sama perasaan Seja.
BalasHapusMasih bingung juga sama siapa sebenarnya Miryung.
tapi lega, setelah melihat Mi Ryung dan Seja, akhirnya Dalhyang ngerelain cinta pertamanya. beruntung dia engga ngalamin kejadian kayak MiRyung, dan setelah kejadian kemarin kayaknya dia lega.