Si Pelaku membawa sebuah tas
hitam besar ke tempat persembunyiannya, apakah isi tas itu? Apakah kini modus penculikannya
tidak lagi menggunakan kulkas melainkan menggunakan tas besar. Si anak
perempuan tadi pun tidak kembali lagi ke taman.
Ternyata isinya bukan tubuh si
anak tadi melainkan peralata baru untuk melakukan operasi. Si Pelaku tertawa
bahagia karena dia mendapatkan peralatan barunya. Lalu dimanakah si anak
perempuan tadi? Dia malah tengah asyik memakan es krim dan snack yang di
belikan si Pelaku untuknya. Jadi, anak perempuan itu bukan korban selanjutnya.
Shi Woo masuk ke ruangan saat
melihat Tae Kyung mengangkat rambutnya karena kepanasan. Shi Woo langsung gugup
melihat hal itu, dia pun mengeluarkan sebuah ikat rambut dari saku nya. Tanpa
banyak bicara dia menyodorkannya pada Tae Kyung.
“Apa ini?” Tae Kyung merasa
bingung karena Shi Woo memberikannya secara tiba-tiba. Shi Woo berkata dia
membelinya saat dalam perjalanan pulang. Gadis-gadis berambut panjang sering
terlihat kepanasan. Tae Kyung menerimanya dengan senang dan berterimakasih. Tae
Kyung bertanya apakah Shi Woo sengaja membelikannya untuknya? Ya, itu jawaba
awalnya, namu Shi Woo langsung meralatnya, “Tidak, itu... Aku... Aku mau
memberikannya pada kakakku...”
Tae Kyung tampak kecewa, padahal
dia sudah merasa senang karena berpikir Shi Woo membelikan ikat rambut itu
untuknya. Tapi bagaimanapun benda itu sangat bermanfaat, jadi dia sangat
berterima kasih. Tae Kyung kemudian pergi menuju ruangan lain, sementara Shi
Woo tidak melepaskan pandangannya dari Tae Kyung.
Sejak tadi Jin Woo memperhatikan
tingkah Shi Woo dari luar, setelah Tae Kyung pergi, barulah Jin Woo masuk dan
menyapa Shi Woo, “Han-gun. Aigoo,
sekarang kau memberikan hadiah pada orang yang kau suka, apa penyelidikanmu
sudah selesai?” Shi Woo tampak bingung, hadiah apa maksudnya? Tapi kemudian dia
tersadar dia harus menyerahkan laporan pada Jin Woo.
Jin Woo kemudian protes, Shi Woo
bahkan tidak membelikan hotbar untuknya, tapi dia malah memberikan hadiah pada gadis
yang di sukainya. Jin Woo lalu mengeluh, “Hidup macam apa yang ku impikan
dengan mendidik murid yang tidak tahu berterima kasih...” Shi Woo langsung
membantah, dia sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik kok. Jin Woo tidak
ingin mempermasalahkannya lagi, karena sebenarnya sejak tadi dia hanya menggoda
Shi Woo saja.
Jin Woo memeriksa laporan yang di
berikan Shi Woo, dan menemukan sebuah kejanggalan, “Aciclovir?”
Aciclovir merupakan obat anti-virus
yang menghambat dan me-non aktifkan polimer DNA dan membentuk virus di rantai
DNA. Efek sampingnya, gangguan panik, gangguan emosi, rambut rapuh. Dari
penggunaan obat ini dan efek sampingnya, Jin Woo membuat sebuah kesimpulan.
Apakah si pelaku penderita *Sindrom Cotard?
*Sindrom Cotard: sekumpulan
gejala penampakan depresi yang sangat rumit yang berpusat pada
delusi dari penyangkalan penderitanya
percaya bahwa dirinya sudah mati atau abadi
Dalam rapat, Jin Woo menyampaikan
dugaannya ini, apa yang akan disampaikannya kemungkinan hanyalah sebuah
hipotesis.Dari semua kemungkinan teori yang terkumpul, Jin Woo akhirnya
menyimpulkan pada satu teori tunggal. Apakah itu?
Pelakunya kemungkinan penderita Sindrom Cotard. Kyung Hee sepertinya pernah mendengar nama penyakit itu di
televisi. Yups, memang benar pernah muncul di TV beberapa kali. Sindrom ini
disebut juga sindrom mayat berjalan.
Penyakit ini adalah penyakit mental
langka dimana penderitanya mengalami delusi kalau dirinya sudah mati, tidak ada
di dunia ini, tubuh telah membusuk atau merasa kehilangan darah atau organ
internalnya. Penderita penyakit tersebut, percaya kalau mereka adalah abadi. Gejala
ini dapat muncul pada penderita schizofrenia atau sindrom bipolar, dan
gejalanya dapat didiagnosa melalui penyakit sistem saraf.
Chief Jo mempertanyakan apa dasar
hipostesis Jin Woo. Dasarnya adalah Gejala sindrom Cotard, alasan seseorang
mendapatkan penyakit itu bisa berbagai macam dan salah satu nya adalah efek
samping dari sebuah obat bernama Aciclovir yang telah di cari oleh Han Shi Woo.
Shi Woo pun menjelaskan, Aciclovir digunakan untuk mengatasi
Ensefalitis herpes simplex, cacar air dan shingles (cacar api). Ada efek samping
lainnya, bisa membuat rambut rapuh karena dosis berlebihan. Jadi Jin Woo
menyimpulkan bahwa pelaku adalah penderita penyakit ensefalitis herpes simplex.
Lalu apakah motif dari tindakan
kriminalnya juga telah terungkap? Tentu saja. Jin Woo menjelaskan, Pelaku
mengambil liver dan usus dari orang yang sehat karena dia merasa setelah
mengambil organ dalam dari ornga sehat dia berdelusi bahwa organ dalam miliknya
pun menjadi seperti baru.
Lalu mengapa Lee Yoon Hee di
bunuh tanpa diambil organ dalamnya? Dalam kasus Lee Yoon Hee, dia pernah
menjalani operasi bedah jantung. Pelakunya baru tahu kondisinya setelah
menculiknya. Dia menganggap tubuh Lee Yoon Hee sudah kotor karena telah
disentuh orang lain. Jadi dia hanya membunuhnya saja tanpa mengeluarkan organ
tubuhnya.
Kalau begitu mereka bisa mencari
tersangkanya dengan mencari pasien penderita sindrom Cotard di dalam database.
Tapi… sayangnya si pelaku tidak terdaftar dalam database. Hanya ada dua pasien
yang terdaftar. Seorang wanita dan orang tua. Pasien yang orang tua sudah
meninggal tiga tahun lalu. Itu karena pelaku tidak tahu apa penyakitnya jadi ia
tidak memeriksakan diri ke rumah sakit.
Akan sulit mencari seseorang
hanya berbekal penyakit ensefalitis herpes simplex. Terlalu banyak pasien. Shi
Woo mengusulkan dia akan mencari semua pasien di Korea, seorang pria yang
menggunakan obat Aciclovir. Setidaknya mereka punya dua faktor tersebut. Jin
Woo pun memuji Shi Woo, “Bagus sekali. Mental buldoser seperti itu sangat
hebat!”
Jin Woo mempelajari tentang
sindrom Cotard secara lebih mendalam. Mayoritas
pasien penderita sindrom Cotard, Jika ia mendambakan tubuh yang murni dan
bersih seperti bayi, diantara semua organ tubuh, dia akan mencari pusat dari
kehidupan, jantung, menjadi yang terpenting dan suci. Sebagai tambahan, saat
pasien tidak menyadari gejalanya berkaitan dengan sindrom Cotard, ia cenderung
mengandalkan pada hemodialisis (cuci darah) yang merupakan metode sederhana
pemurnian daripada transplantasi organ.
Detektif Nam bertanya apakah
sudah ada hasil dari pemeriksaan medis? Kyung Hee menjawab butuh waktu agak
lama karena ini adalah penyakit langka. Detektif Nam mengeluh, Kenapa selalu
butuh waktu yang lama? Kyung Hee berpendapat setidaknya tim forensic memiliki sedikit petunjuk yang
tidak dimiliki oleh mereka.
Detektif Nam jadi emosi, “Hei,
Detektif Kang, kau itu polisi atau pegawai kantor forensik? Kenapa kau terlalu
berkonsentrasi pada sisi mereka?” Kyung Hee berkilah setidaknya tim forensic
melakukan pendekatan dengan cara rasional. Detektif Nam semakin kesal, “Hei,
suruh orang-orang berpendidikan itu untuk menentukan. Aku dan tim-ku punya cara
sendiri dalam menangani masalah!”
Kyung Hee mempertanyaan, cara
seperti apa yang di maksud Detektif Nam? Melihat reaksi Detektif Nam, Kyung Hee
lalu berkata, “Sunbae,Kau tidak ada bedanya dengan kau yang dulu” Detektif Nam
kesal mengapa Kyung Hee terus mengungkit masa lalu?
Detektif Gu dan Chung yang ada di
ruangan itu jadi tidak enak melihat perseteruan mereka, tadinya mereka berniat
pergi namun Detektif Jang datang membawa beberapa orang pelaku kejahatan. Detektif
Nam bertanya siapa mereka? Detektif Jang berkata, mereka adalah tersangka
Smishing (SMS pishing = SMS penipuan). Detektf Nam yang sedang kesal
mempertanyakan mengapa mereka dibawa ke sana? Bukan kah itu harusnya di tangani
divisi yang lain? Detektif Jang menjawab jika divisi yang seharusnya tiba-tiba
meminta bantuan.
Detektif Jang pun mengurus kasus
itu dan mengeluarkan belasan ponsel sebagai barang bukti. Sebagian ponsel itu
asli dan sebagiannya palsu. Kyung Hee melihat barang bukti itu dan memikirkan
sesuatu yang mungkin berhubungan dengan pergantian provider Jang Man Yong.
“Ponsel Duplikat”
Kyung Hee pun meminta detektif
Jang untuk bertanya pada Jang Man Yong dimana dia mengganti ponselnya.
Setelah mendapat telepon dari
Kyung Hee, Jin Woo baru tersadar, kenapa tidak terpikir olehnya, jika itu
ponsel duplikat, memang sangat mungkin dia mengirimkan SMS pada korban dan
pusat penampungan. Kyung Hee bertanya tentang penyakitnya, belum ada hasilnya
hingga sekarang tapi mereka akan segera mengetahuinya.
Jin Woo meminta Shi Woo untuk
mempersempit pencarian pasein pengguna Aciclovir, tapi masih ada 47 pasien pria
yang menggunakan obat itu. Mereka perlu sesuatu yang lebih khusus agar
bisamempersempit pencarian. Jin Woo teringat tentang kecenderungan penderita
Sindrom Cotard untuk melakukan cuci darah. Sehingga dia pun meminta Shi Woo
mencari seseorang yang sering melakukan cuci darah dari ke 47 pasien itu.
Polisi mendatangi tempat Jang Man
Yong mengganti ponselnya, pemiliknya berkata dia tidak pernah melakukan
tindakan yang illegal apa maksudnya menduplikasi ponsel? Apakah si pemilik
kerja sendirian? Tadinya dia memiliki pekerja paruh waktu tapi dia sudah
berhenti
Pekerja paruh waktu? Apa dia juga
menjual ponsel? Ya, dia hanya bekerja 2 minggu, dia cepat akrab dengan orang
sekitar sini, jadi berhasil menjual banyak ponsel. Bahkan si pemilik telah
menaikan gajinya, namun kemudian dia berhenti tanpa alasan.
Kyung Hee memastikan, apakah
pekerja paruh waktunya terlihat seperti penderita cacat? Kadang dia terlihat
sering melamun, sesekali berbicara sendiri dan tubuhnya juga gemetar. Detektif
Nam meminta CV si pekerja paruh waktu, pemilik pun mencarinya karena merasa
memilikinya.
Shi Woo akhirnya menemukan orang
yang sesuai dengan yang mereka cari, dari 47 orang, ada satu orang yang
melakukan cuci darah 19 kali di rumah sakit spesialis cuci darah.
Di tempat penjualan ponsel, CV si
pekerja paruh waktu ternyata sudah hilang. Kyung Hee menduga jika si pelaku
telah melenyapkan identitasnya saat dia berhenti. Kyung Hee merasa gila karena
kasus ini, namun dia mendapat telepon dari Jin Woo yang mengatakan bahwa dia
baru mengirimkan berkas tentang tersangka.
Kyung Hee membuka foto yang
dikirimkan Jin Woo dan memperlihatkannya pada pemilik toko ponsel, apakah itu
adalah orang nya? Ya, benar dia orangnya. Sepertinya si pelaku memilih target
yang ponselnya akan di duplikasi saat berkenalan orang-orang. Dia memilih orang
yang cocok untuk menjadi kambing hitam dari kejahatannya. Untuk berhati-hati
mereka harus mengecek apakah ada penduplikasian ponsel yang lain selama dua
minggu itu selain dari Jang Man Yong.
Nama si pelaku adalah Lee Jong
Suk, dia kembali menyamar sebagai pegawai real estate dan menelpon
calon korbannya. Setelah mengkonfirmasi kepulangan si calon korban ke rumahnya
dia berkata jika dia akan datang sekitar jam 9. Lee Jong Suk mempersiapkan
peralatannya dan pergi dari tempat persembunyiannya menuju rumah calon
korbannya.
Detektif Nam dan Kyung Hee
menggeledah rumah Lee Jong Suk, namun mereka tak menemukan apapun. Itu hanyalah
rumah yang dihuninya, dia tidak melakukan kejahatan di rumah itu. Kyung Hee
tetap gigih mencari bukti dan dia menemukan tagihan telepon untuk alamat lain.
Apakah tempat itu adalah tempat persembunyiannya?
Jin Woo ikut serta dalam
penyergapan Lee Jong Suk ke tempat persembunyiannya, dia memastikan pada Kyung
Hee apakah benar itu gedungnya? Kyung Hee mengangguk pasti. Mereka pun masuk ke
gedung itu dan menemukan kenyataannya, tempat itu memang persembunyian Lee Jong
Suk dan tempat dia melakukan kejahatannya selama ini, bau busuk tersebar disana
dan mereka menemukan awetan organ liver dan usus yang diambilnya dari tubuh
korban.
Tempat itu sangat berantakan, jin
woo menemukan beberapa peraatan bedah yang berserakan, itu adalah peralatan
bedah baru karena labelnya masih ada. Jin Woo tercengang saat melihat peralatan
bedah itu. Kyung Hee bertanya, kenapa? Apakah ada malasah?
“Target pelaku berikutnya adalah
jantung” Jin Woo cemas karena hal ini, semua peralatan bedah itu adalah untuk
bedah jantung. Dia tidak mungkin mengeluarkan jantung tanpa dibedah, Karena
penderita sindrom Cotard percaya bahwa jantung adalah bagian yang terpenting
dan sakral. Agar menjaga jantungnya dalam kondisi sempurna, dia menggunakan
peralatan ini.
Kyung Hee berinisiatif untuk
berjaga di tempat itu karena dia pasti akan membawa korbannya kesana setelah di
bius. Mereka bisa menangkapnnya saat dia datang.
Mobil Lee Jong Suk tiba-tiba
berhenti, dia menatap ponselnya dan melihat polisi dan Jin Woo berkumpul di
tempat persembunyiannya. Menyadari
kejahatannya telah diketahui polisi dia berteriak histeris membuat
orang-orang yang lewat melihat heran pada mobilnya.
Mengapa Lee Jong Suk bisa
mengetahui keberadaan mereka di tempat persembunyiannya? Karena dia memasang
web cam di tempat itu, Kyung Hee menemukan kamera kecil itu dan menyadari jika
mereka tidak bisa menangkap Lee Jong Suk di tempat itu
Detektif Gu dan Chung datang dan
melaporkan mereka menemukan duplikasi ponsel lainnya. Ponsel itu atas nama Seo
Il Gu, seorang pegawai real estate. Apa ada pesan pembatalan pada si pegawai
real estate itu? Belum ada. Melihat modus sebelumnya, mereka sudah mempersempit
nomor kontak wanita yang tinggal sendirian semuanya ada 3 orang. Mereka sudah memperingatkan ketiganya untuk
berhati-hati bahkan mengirimkan personel polisi ke tempat ke tiga wanita itu
Jin Woo merasa targetnya bukan
lagi wanita yang tinggal sendirian. Apa maksudnya? Jin Woo teringat pada apa
yang dia baca, Jantung yang bersih yang dicari pelaku kemungkinan adalah
jantung bayi. Si pelaku membutuhkan jantung bayi karena dia percaya jika
jantung itu bersifat sakral dan merasa yakin jika jantung bayi adalah yang
terbaik. Kalau begitu mereka harus
mencari wanita yang memiliki bayi.
Lee Jong Suk telah tiba di rumah
targetnya, dengan menyamar sebagai petugas real estate. Si ibu membuka kan
pintu rumah dan mempersilahkannya masuk. Dia merasa heran mengapa Lee Jong Suk
tidak datang dengan orang yang mau melihat-lihat rumah? Bukannya menjawab, Lee
Jong Suk
malah memukul si ibu dengan palu
hingga dia tak sadarkan diri.
Setelah melumpuhkan sang ibu, Lee
Jong Suk menatap si bayi dan mengatakan dia sangat cantik. Lee Jong Suk telah
menemukan korban kejahatan selanjutnya.
Dalam perjalanan untuk menangkap
Lee Jong Suk, Kyung Hee mendapat telepon dari detektif Gu bahwa mereka sudah
menemukan kemungkinan targetnya. Ada dua wanita yang memiliki bayi, namun ada
satu yang kemungkinan besar jadi targetnya. Wanita yang sedang ditinggal pergi
suaminya tugas diluar kota. Kyung Hee meminta detektif Gu untuk mengsms kan
alamatnya dengan segera.
Jin Woo tampak cemas, Kyung Hee
bertanya Lee Jong Suk akan menggunakan kulkas lagi kan? Tidak. Metode
kejahatannya sudah ketahuan, dia tidak bisa kembali ke tempat persembunyiannya.
Bisa jadi… dia langsung melakukannya disana. Kyung Hee pun jadi ikut cemas
mendengar kemungkinan itu.
Benar saja dugaan Jin Woo, Lee
Jong Suk menidurkan bayi itu dan berkata si bayi harus berterima kasih padanya
karena dia akan pergi ke surge dan menjadi malaikat yang paling cantik. Lee
Jong Suk sudah mengeluarkan peralatan bedahnya dan bersiap melakukan pembedahan
pada si bayai.
Namun Polisi dan Jin Woo sudah
datang dan mengepungnya, “Jangan bergerak. Buang pisaumu dan angkat tangan
diatas kepalamu!” Lee Jong Suk yang dilanda kepanikan malah menyandra si bayi,
Detektuf Nam melarang melakukan penembakan pada anak buahnya karena itu akan
membahayakan si bayi.
Jin Woo mencoba berbicara dengan
Lee Jong Suk, dia memohong agar pria itu melepaskan pisaunya. Dia adalah
seorang dokter, dia akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit Lee Jong Suk.
Tawaran Jin Woo sama sekali tidak
digubris, dia tetap menyandra sang anak.
Si ibu terbangun dari pingsannya, dan saat Lee Jong Suk lengah dia
segara mengambil si bayi dan menyelamatkannya. Kyung hee tidak membuang
kesempatan itu dan menembak lengan Lee Jong Suk untuk melumpuhkannya. Kyung Hee
snagat marah dan dia hampir kembali menembakan peluru pada Lee Jong Suk jika
saja Jin Woo tidak menahannya.
Jin Woo mencoba menenangkan Kyung
Hee yang masih emosi, “Detektif Kang,
tidak apa-apa. Semuanya sudah berakhir”
Lee Jong Suk pun akhirnya
diborgol dan segera diamankan.
Detektif Nam membukan identitas
dan sejarah hidup Lee Jong Suk di ruang interogasi.,
“Kau hidup sendirian setelah kedua orangtuamu
tewas dalam sebuah kecelakaan saat usiamu 10 tahun. Duatahun lalu, kau
ditangkap karena membuat kekacauan di sebuah TK dengan menggunakan senjata
tajam. Kau didiagnosa dengan gangguan kepribadian. Lalu divonis 3 tahun penjara
dengan pengawasan protektif”
“Kau masuk penjara dan saat
dirawat di rumah sakit karena ensefalitis herpes simplex, kau kabur dari rumah
sakit. Dan disinilah kau sekarang”
Lee Jong Suk menyangkal dia
berkata dia tidak gila. Apakah mereka tahu bagaimana rasanya seperti ada
belatung yang merayap di seluruh tubuh? Bagaimana rasanya mencium bau busuk
dari tubuh sendiri yang mulai membusuk.
Kyung Hee sangat geram dan
berkata dia sama sekali tidak mencium bau busuk dari tubuh Lee Jong Suk. Itu
semua hanya halusinasi. Lee Jong Suk terus menyangkal dan
melarang mereka untuk berbohong, mereka sebenarnya tahu kan?
Saat menatap cermin Lee Jong Suk melihat wajahnya pun membusuk, dia menjadi histeris, “Tidak bisakah kalian lihat tubuhku membusuk? Meskipun tahu, kenapa kalian berlagak tidak tahu? Lihat wajahku!”
Detektif Nam meminta Lee Jong Suk
untuk sadar dia mulai frutasi menghadapi penjahat gila ini. Lee Jong Suk
berkata dia hanya berusaha menyembuhkan dirinya. Karena orang yang bisa
menyembuhkan penyakitnya hanya dirinya sendiri. Kyung Hee berpendapat bahwa Lee
Jong Suk harus mendapat pertolongan dari orang lain. Penyakitnya tidak bisa
dijadikan alasan.
Lee Jong Suk masih saja
bersikeras jina seseorang berhak menyembuhkan penyakitnya sendiri. Dengan cara
membunuh orang dengan cara brutal? Masih saja dia melakukan pembelaan atas
tindakannya, Pada akhirnya mereka tetap akan membusuk juga. Lebih baik kalau terjadi
lebih awal.
Detektif Nam benar-benar dibuat
kesal dengan kata-kata Lee Jong Suk yang tidak masuk akal. “Apa kau serius!
Aigoo, aish”
“Kalian tidak bisa
menghentikanku. Mau kalian lakukan apapun padaku, aku akan membuat tubuhku
menjadi lengkap. Tidak peduli apapun!” Lee Jong Suk sama sekali tidak menyesali
perbuatannya karena dia sama sekali tidak merasa besalah.
Melihat sikap Lee Jong Suk yang
keras kepala Jin Woo yang berada di ruangan lain seperti biasanya berkata pada
psyco itu, “Baiklah, kami percaya padamu. Kau benar. Kau membusuk, baunya
sangat menyengat. Tapi kau salah mendiagnosis. bukan tubuhmu yang membusuk tapi
jiwamu”
“Seharusnya kau lebih bercermin
pada orang lain daripada dirimu sendiri. Yang terlihat bukan orang yang tidak
peduli dengan penderitaanmu, tapi orang yang lebih menderita darimu tapi dengan
jiwa yang utuh”
Meskipun Lee Jong Suk penderita
penyakit cacat mental dia akan tetap ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Jin Woo menatap ruangan tempat
Lee Jong Suk melakukan kejahatannya, “Ruangan ini bukan tempat pelaku melakukan
kejahatan, melainkan seperti sebuah dunia. Dunia gelap yang dihuni oleh
kejahatan, penuh dengan orang yang berpikir
kalau mereka tidak berguna. Tapi, itu bukan salah mereka.
Dunia yang berliku-liku membuat semua orang merasa kekurangan, dan manusia, agar dapat memenuhi kekurangan itu, merampas apa yang menjadi milik orang lain. Selama penyakit itu hidup didalam diri kita, kita juga seperti mayat yang berjalan”
Dunia yang berliku-liku membuat semua orang merasa kekurangan, dan manusia, agar dapat memenuhi kekurangan itu, merampas apa yang menjadi milik orang lain. Selama penyakit itu hidup didalam diri kita, kita juga seperti mayat yang berjalan”
“Da Mi-ya, Jika temanmu punya
barang yang bagus apa kau ingin juga?” Jin Woo bertanya pada gadis kecil itu
saat mereka berbincang di taman RS. “Tentu saja. Siapa yang tidak mau?” Da Mi
menjawab dengan jujur.
“Lalu apakah kau pernah mengambil
barang milik teman mu itu?” Da Mi menunduk dan berkata, dia ingin tapi dia
tidak bisa. Kenapa? Apakah karena Da Mi merasa itu adalah perbuatan buruk?
“Memang buruk, tapi nanti rasanya
tidak lagi menyenangkan” Jin Woo bingung dengan jawaban Da Mi, kenapa tidak
lagi menyenangkan? Da Mi tertawa dengan ceria, dan berkata dia akan kehilangan
rasa ingin memiliki barang itu.
“Aku merasa sangat senang saat
ingin sesuatu. Jika ada barang lain yang lebih bagus lagi dan aku melupakan apa
yang kuinginkan sebelumnya. Maka aku akan merasa lega tidak mendapatkan barang
tersebut. Kurasa pada saat itu pasti tidak akan menyenangkan, jika aku telah
mendapatkan barang itu”
Jin Woo memahami pemikiran Da Mi
dan bertanya pada gadis kecil itu, “Da Mi-ya, apa ada yang kau inginkan? Beri tahu
dan akan kudapatkan untukmu” Tapi Da Mi tidak menginginkannya, dia mengaku
bahwa dirinya adalah anak yang memiliki harga diri dan rasa malu. Jin Woo
tersenyum mendengarnya dan menghormati keputusan Da Mi.
Malah hari, Jin Woo dan Kyung Hee
berjalan bersama, Jin Woo merengek meminta Kyung Hee menemainya untuk makan
hotbar. Kyung Hee tak habis pikir, Jin Woo sudah makan banyak hingga 5 porsi
tapi dia masih ingin makan lagi.
Si Pria bertato melihat Jin Woo
dan Kyung Hee yang sedang berjalan bersama. Dia menelpon seseorang dan
bertanya, “Apa yang kau lakukan? Aku mendapat perintah untuk menyingkirkan
Detektif Kang Kyung Hee” Orang yang ditelponnya ternyata Jae Joon, jaksa Oppa
nya Kyung Hee.
Jae Joon berkata agar si pria
bertato berpura-pura saja tidak ada yang terjadi, “Jangan sentuh Detektif Kang
Kyung Hee” itu permintaan Jae Joon, si Pria bertato mengingatkan Jae Joon lah
yang membuat rencana. Bos nya akan tahu jika Jae Joon telah menganggalkan
rencananya sendiri.
Jae Joon jadi kesal dan berteriak,
“Kalau kubilang jangan menyentuhnya, maka laksanakan!” Si Pria bertato tidak
senang dengan sikap Jae Joon. Untuk kali ini dia akan membiarkan Kyung Hee,
namun dia hanya akan menuruti perintah atasan Jae Joon, jadi dia akan bertanya
lagi. Si Pria bertato mengingatkan Jae Joon untuk tidak menggangginya, dia akan
membungkam apapun yang mengganggunya.
Kyung Hee heran mengapa Jin Woo
terlalu fokus pada makanan akhir-akhir ini, Tentu saja, dia harus banyak makan
setelah tidur selama setahun.
Jin Woo kemudian melihat pria bertato yang memperhatikan mereka di dalam mobilnya. Mata nya sempat beradu pandang dengan si pria bertato yang segera pergi dengan mobilnya.
Jin Woo kemudian melihat pria bertato yang memperhatikan mereka di dalam mobilnya. Mata nya sempat beradu pandang dengan si pria bertato yang segera pergi dengan mobilnya.
“Ada apa?” pertanyaan Kyung Hee
menyadarkan Jin Woo, karena merasa tidak yakin, Jin Woo berkata tidak ada
apa-apa dan mengajak Kyung Hee melanjutkan perjalanan lagi. Namun tetap saja
dalam hatinya Jin Woo merasa tidak tenang, dia kembali menoleh ke arah si pria bertato pergi. Siapakah pria itu?
***
Epilog
Jin Woo sedang mempelajari sebuah
kasus, Shi Woo datang dan memanggilnya “Profesor” Jin Woo merasa heran mengapa
Shi Woo tersu memanggilnya Profesor padahal dia hanya setahun lebih muda
darinya, apakah Shi Woo ingin membuat Jin Woo merasa tua?
“Tidak, itu cuma penghormatan
untukmu” Meskipun Shi Woo berkata seperti itu, Jin Woo tetap merasa tidak
nyaman.
“Panggil saja aku 'Hyung' kalau
kita cuma berdua” tapi Shi Woo merasa tidak enak jika harus melakukan hal itu.
Tapi kemudian Shi Woo memikirkan, “Han Jin Woo, Han Shi Woo. Nama kita
terdengar seperti saudara, Aku jadi senang”
“Benar, kan? Kita memiliki asal
usul keluarga yang sama. 'Woo' mu maknanya apa?”
“Woo-ku bermakna 'rumah'”
“Sama denganku! Aku juga Woo
'rumah'!”
Dengan kesamaan nama depan dan
arti kata Woo diantara mereka Jin Woo merasa Shi Woo lebih baik memanggilnya
dengan sebutan hyung. Shi Woo masih saja beralasan, “Sekarang tidak bisa, tapi
saat waktunya tepat aku akan memanggilmu hyung” Jin Woo tidak mengerti mengapa
Shi Woo butuh waktu yang tepat segala, jika diperhatikan Shi Woo itu sangat
keras kepala.
“Walau aku masih jauh dari dari
levelmu, aku pasti akan berhasil mendekati level itu.Dan, Terima kasih. Telah
berada disisiku” Shi Woo mengucapkan itu dengan tulus pada Jin Woo,
“Apa ini? rasanya seperti
pernyataan cinta. Aku yang berterima kasih padamu karena sangat mempercayaiku”
Meski Jin Woo merasa merinding mendengar ketulusan Shi Woo padanya, namun dia
juga benar-benar beterima kasih pada hobae-nya yang selama ini tak pernah
meragukannya.
***
Uhm… saat melihat epilog episode
ini kok aku jadi cemas ya dengan ending season 4 ini, apa mungkin… Akh… jangan
dong, jika God’s Quiz ada season 5 nya, pengennya tetep Han Jin Woo yang jadi
karakter utamanya, jangan sampe diganti deh, huhuhu… dr. Han.. kau membuatku
cemas.
Jawaban Da Mi untuk pertanyaan
Jin Woo makjleb banget dah… tapi bener juga sih, aku juga pernah merasakannya,
sangat menginginkan sesuatu yang sebenarnya mungkin tidak aku butuhkan, tapi
saat aku mendapatkannya, aku jadi kehilangan rasa excited ku saat menginginkan
barang itu, apalagi setelah aku sadar aku tidak terlalu membutuhkannya. Rasanya
jadi hampa, belum lagi jika ada barang lebih baik dari apa yang aku dapatkan.
Mungkin itu sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, namun rasa syukur akan
membatasi sifat itu^^
Serem juga yah kalau punya
penyakit seperti Lee Jong Suk, awalnya gara-gara efek samping obat herpes, jadi
punya kelainan jiwa gitu yah, jadi kudu mesti hati-hati nih saat mengkonsumsi
obat. Jangan abaikan efek samping sebuah obat. Penyakit satu sembuh, malah
muncul penyakit lain yang lebih berbahaya.
Detektif Kang bener-bener jadi
incaran nih, siapa sebenarnya Bos si jaksa Oppa? Kenapa dia ingin melenyapkan
Det. Kang? Apa salah detektif Kang? Apakah karena jaksa oppa memberikan file
tentang keracunan limbah itu yah?
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Belum ketauan ya Si Da Mi sakit ap mbak??
BalasHapusAnnyeong :) maap baru komen di part ini, selama ini aku jd siders krna gak tau cara comment nya gimana :D
BalasHapusAnw aku baca sinopsis ini krna tau donghae maen di dalamnya :D belom baca god's quiz season sebelumnya jugaa..
Keep fighting yaa chingu ;) next part-nya aku tunggu ..