Seorang penari melakukan sebiah
tarian di hutan dan dia terjerat beberapa akar pohon yang menggantung, beberapa
jam kemudian dua orang pendaki gunung menemukan sang penari tewas karena
terbelit akar-akar pohon besar itu.
Case 3: Serpentine Dance
Kyung Hee sudah merasa ada
seseorang yang sedang mengikutinya, dia mulai waspada dan saar orang itu
menyentuh pundaknya dengan refleks dia memelintir tangan orang itu dan
menariknya ke belakang punggungnya. Pria itu kesakitan dan memanggil namanya.
Kyung Hee penasaran mengapa pria itu mengenalinya, saat melihatnya lebih dekat,
ternyata dia adalah seseorang yang dikenal Kyung Hee, “Jae Joon Oppa!”
“Benar ini aku. Jaksa yang
bekerja dengan baik” Jae Joon pun meminta Kyung Hee melepaskannya. Tanpa pikir
panjang Kyung Hee melepaskan Oppa nya itu. “Kenapa kau ada disini?” Kyung Hee
bertanya karena merasa bingung. Jae Joon hanya ingin memberinya kejutan, tentu
saja dia tidak mendapatkan alamat Kyung Hee secara illegal.
“Wow, sudah lama ya? Sepertinya pertama kalinya sejak kau mengambil ilmu
hukum?” Kyung Hee mengingat-ingat, dia tampak bahagia karena bisa bertemu Jae
Joon malam ini. Jae Joon membenarkan dan memuji Kyung Hee menjadi semakin
cantik. Dengan malu-malu Kyung Hee berkata, “Ah, bukankah dari dulu aku sudah
cantik?” (OMG ternyata penyakit narsis Kyung Hee belum sembuh sejak season 1)
Sebelumnya Kyung Hee mendengara
bahwa Jae Joon di tugaskan di Busan? Kemarin dia baru di pindah tugaskan ke
Kantor Wilayah Pusat di Seoul. Kyung Hee sangat senang mendengarnya, “ Kalau begitu
kita bisa sering bertemu. Seharusnya telepon aku terlebih dahulu daripada
datang tengah malam begini”
Jae Joon hanya menatap Kyung Hee
penuh kekaguman dan berkata, “Aku sedang terkenang masa lalu. Mengingat saat di
depan perpustakaan SMA. Aku selalu mengejutkanmu seperti ini” Kyung Hee tertawa
mengingat kenangan itu. “Betul Betul. Saat itu aku sering menangis” Jae Joon
mengajak Kyung Hee untuk sering bertemu dan membicarakan masa lalu, dia juga
ingin tahu banyak tentang Kyung Hee saat ini. Tentu saja, Jae Joon bisa
menghubungi Kyung Hee jika ingin bertemu.
Di kantor tim forensik, Jin Woo
sedang sibuk dengan ramennya saat Tae
Kyung masuk dengan membawa setumpuk dokumen. Dengan sigap Jin Woo meletakan
ramennya dan berusaha membantu Tae Kyung dengan membawakan separuhnya karena
dokumen itu tampak sangat berat.
“Bagaimana bisa kau mengerjakan
semua tugas administratif yang berat sendirian?” Jin Woo tidak habis pikir. Tae
Kyung yang kelelahkan membenarkan, rasanya punggungnya mau patah.
Chief Jo datang dan bertanya
punggung siapa yang mau patah? Jin Woo mengeluhkan bukan hanya punggung Tae
Kyung yang akan patah, tapi mulutnya juga bisa salah urat karena saking
beratnya tugas yang dipikul Tae yung. Chief Jo malah tersenyum-senyum dan berkata,
“Supaya mulutnya tidak salah urat, aku punya orang baru”
Chief Jo mempersilahkan si orang
baru untuk masuk. Han Shi Woo masuk dengan penuh percaya diri dan langsung
memperkenalkan dirinya. “Halo, apa
kabar? Mulai hari ini, aku akan bergabung di Lab Forensik Universitas Han Guk.
Aku pemeriksa medis, Han Shi Woo”
Melihat tampannya Shi Woo, Tae
Kyung langsung bersiap memperkenalkan dirinya, “Senang jumpa denganmu. Namaku
Im Tae Kyung” namun Shi Woo mengabaikannya dan melah langsung menuju Jin Woo.
“Halo Professor” Jin Woo bingung
langsung di sapa oleh si orang baru. “kau kenal aku?”
“Aku lulusan angkatan ke 82. Aku junior
tepat satu tingkat dibawahmu. Aku mengikuti semua seminarmu. Sebuah kehormatan
dapat bertemu denganmu, Professor Han Jin Woo” Jin Woo jadi canggung di panggil
Profesor dan berkata agar Shi Woo tidak memanggilnya dengan hormat seperu itu.
Shi Woo mengabaikan kecanggungan
Jin Woo dan mengatakan bahwa dia melamar ke Lab Forensik Nasional karena
terinspirasi olehnya. Bagi Shi Woo, Han Jin Woo adalah mentornya. Jin Woo
bingung, “Mentor? Akh.. Apa karena aku mentornya dia memberi hormat...” Jin Woo
memastikan itu pada Chief Jo yang hanya tersenyum saja.
“Ah, senang jumpa denganmu. Sepertinya
klub penggemarku semakin banyak saat aku koma”
Tae Kyung yang sejak tadi
diabaikan merasa sebal, namun akhirnya Shi Woo mengenalinya juga saat dia
melihat Tae Kyung. Shi Woo kaget dan bertanya pada Jin Woo, “Dia Sara, kan? Dia
Sara dari Jade Girls, kan?” Jin Woo hanya meringis, sementara Tae Kyung sudah
mengibaskan rambutnya dan berkata, “Kau mudah sekali mengenaliku. Membuatku
malu”
Shi Woo langsung merasa gugup dan
sulit bernafas. Shi Woo mengambil tangan Jin Woo untuk disentuhkan di dadanya sehingga Jin Woo berkata, "Ya... Jantungmu berdetak sangat cepat, aku bisa merasakannya" Shi Woo benar-benar gugup
saking senangnya bisa bertemu dengan Sara.
Tae Kyung mendekat pada Shi Woo,
“Karena aku seniormu, aku akan bicara secara informal padamu” Shi Woo merasa
sangat takjub karena dia memiliki hubungan Sunbae dan Hobae dengan Sara. Shi
Woo bahkan dengan bangga mengatakan itu pada Jin Woo, “Katanya dia sunbae-ku”
Jin Woo malah tampak sedikit
kesal, “Kalau kau menyukainya, bicaralah padanya. Kesana dan bicara padanya.
Pergi sana” Shi Woo agak bingung dengan sikap Jin Woo. Bahkan Jin Woo merajuk,
“Aku bukan mentormu” (hahaha… masa iya Jin Woo udah cemburu aja karena Shi Woo
tampaknya lebih menanggumi Sara dibanding dirinya, ckckck)
Kyung Hee menjelaskan kasus yang
harus mereka tangani. Seo Yeon Joo, 47
tahun. Seorang Penari Modern. Ditemukan tewas di hutan. Ia meninggalkan sebuah
pesan di rumahnya, seperti pesan bunuh diri. Berdasarkan laporan forensik, dia
tewas karena asfiksia (kesulitan bernafas) Seperti yang terlihat di foto,
tampaknya dia gantung diri di tumbuhan merambat. Waktu kematian jam 6 pagi, dan
jasadnya ditemukan 5 jam kemudian, pada jam 11 siang di jalur pendakian.
Alasan kasus kematiannya di
limpahkan ke Kantor Forensik Universitas Han Guk adalah karena obat yang
ditemukan di rumah Seo Yeon Joo. Ada
banyak obat-obatan untuk sistem saraf pusat dan obat-obatan untuk sistem otot. Semuanya
ditemukan didalam tubuh mayat dan semuanya adalah obat-obatan yang diresepkan.
Hasil diagnosa obat belum keluar,
yang mengherankan bagaimana ia bisa memiliki obat-obatan yang memerlukan
pengresepan? Itu karena dia memiliki dokter pribadi. Jika mereka menyelidikinya
dengan cermat, pasti ada sesuatu. Ada kemungkinan penyakit langka yang
menyebabkan bunuh dirinya. Atau bisa saja… kasus ini berkaitan dengan
pembunuhan.
Mayat Seo Yeon Joo kembali di
otopsi oleh Tim Forensik, dan hasilnya sama dengan otopsi pertama, penyebab
kematiannya adalah Asfiksia. Tanda yang terdapat di leher sesuai dengan lebar
akar tumbuhan rambat. Apakah ada kemungkinan ada yang melilitkan akar rambat
itu di lehernya dan mencekiknya dengan akar tersebut?
Dari temuan awal, tidak ada
petunjuk kalau ada seseorang yang menarik akar rambat untuk mencekiknya. Di
lengannya terdapat bekas suntikan, tapi lab belum selesai menganalisanya. Zat
kimia yang ditemukan di tubuhnya tidak terdapat di bank data, jadi butuh waktu
menganalisanya.
Jin Woo hanya diam saja di
pojokan, Kyung Hee memperhatikannya dan bertanya, “Apa ada yang aneh?” Jin Woo
bertanya apakah semua orang melihat pesan bunuh dirinya? Ya. Itulah yang aneh.
Jin Woo bertanya pada Shi Woo, “Han Gun, Seseorang
yang menggunakan banyak obat-obatan untuk mengendalikan sistem saraf pusat dan
ototnya, kondisi apakah yang menimpa sistem sarafnya?”
Dengan lancar Shi Woo menjawab, “Kemungkinan
kondisi tidak terkontrolnya pergerakan otot atau paralisis”
“Yang artinya?” Jin Woo bertanya
untuk memastikan, “Yang artinya… “ Shi Woo terdiam sejenak dan menyadari
sesuatu, “Dia memiliki kesulitan menulis dengan benar” Benar sekali.
Artinya kemungkinan ada orang lain yang
menuliskannya. Kalau begitu mereka harus lakukan analisa tulisan tangan juga.
Kyung Hee dan Detektif Nam pergi
ke TKP. Akar itu lebih kokoh dari yang disangka. Sulit untuk menggantung diri
sendiri dengan akar itu, tapi jika dia digantung disini dan tercekik, pasti ada
bekas akar yang tertarik paksa. Tapi akarnya baik-baik saja, begitu juga di
area tempat korban tergantung dan sekitarnya.
Mereka kemudian melakukan
penyelidikan di rumahnya. Apakah pengurus
rumah atau pelayan dirumah ini? Tidak ada.
Jarak rumah itu bahkan jauh dari kediaman lain, dan mobil biasanya tidak
lewat sini.
Detektif Nam menatap foto Seo
Yeon Joo dan bertanya, “Hei, apa dia orang terkenal?” Detektif Gu menjawab, “Dia
adalah professor ketua jurusan tari di Universitas Wanita Shin Young. Di dunia
tari, ia sangat terkenal. Detektif Nam sangat takjub, Dia tinggal sendirian di rumah yang besar?
apa dia tidak punya keluarga? Detektif Jang menjawab bahwa Seo Yeon Joo memiliki
2 putri yang tinggal terpisah dan kedua suaminya sudah meninggal.
Detektif Nam cukup kaget mendengarnya, dua suami? Dia lalu menatap foto Seo
Yeon Joo.
Kyung Hee memperhatikan dapur dan
menemukan noda tercecer dia atas meja dapur. Dia juga menemukan tempelan kertas
warna yang berbeda-beda di beberapa alat elekronik yang ada di dapur. Dia juga
memeriksa ruang latihan tarinya dan memperhatikan begitu banyak foto penari dan
juga foto Seo Yeon Joo yang terpasang disana.
Pemutar video kasetnya terbuka,
Kyung Hee memasukan kaset itu dan menontonnya, itu adalah sebuah tarian klasik
yang pernah sangat terkenal di masanya. Apakah tarian ini bisa dijadikan sebuah
petunjuk?
Jin Woo sedang memperhatikan
foto-foto yang berkaitan dengan kasus Seo Yeon Joo saat Shi Woo dan Tae Kyung
datang. Melihat keakraban mereka berdua, Jin Woo langsung bertanya, “Apa yang
kalian berdua lakukan? Darimana saja kau pergi tanpa aku?” Shi Woo tampak kaget
dan dengan gugup berkata mereka baru saja makan jajanan hotbar.
“Hotbar... orang dewasa mana yang
masih makan jajanan hotbar seperti itu?” tapi kemudian Jin Woo menagih
bagiannya. Shi Woo meminta maaf karena dia tidak membelikannya, dia tidak tahu
jika Jin Woo ada di kantor. Jin Woo langsung kesal, “ Kau bilang aku mentormu,
Role model mu. Entah aku ada atau tidak ada, seharusnya kau tetap membelinya”
Shi Woo merasa bersalah.
Tae Kyung kemudian berkata, “Walaupun
dibeli dan kau tidak ada, jajanannya jadi dingin dan rasanya sudah tidak enak. Kami
tidak membelinya demi kebaikanmu” mendengar alasan Tae Kyung, seketika hati Jin
Woo luluh, “Benar. Oh, rasa perhatian dan kepedulianmu sungguh... Hatimu
benar-benar hangat, Tae Kyung-ssi” dia bahkan mengatakan itu sambil tersenyum
pada Tae Kyung. Shi Woo sampai bingung melihat kelakuan sunbae-nya itu, hahaha.
Tae Kyung melihat gambar-gambat
yang sedang diperhatikan Jin Woo, “Bukankah gambar itu diambil dari rumah Seo
Yun Joo?” Shi Woo pun memperhatikannya, melihat tanda di lantai dapurnya,
kondisi Seo Yeon Joo sudah bisa dipastikan. Dia menumpahkan makanan karena
kondisi fisiknya yang tidak stabil.
Mendengar pendapat Shi Woo, Jin
Woo langsung memujinya, “Bagus. Han-gun, bagus. Walaupun kau tidak membelikanku
Hotbar, sangat bagus!” Shi Woo berterima kasih atas pujian itu. Tae Kyung
kemudian tertarik pada kertas warna warni pada beberapa alat elektronik. Kenapa
ditempelkan disana? Apa fungsinya ya? Jin Woo menatap gambar kertas warna warni
itu, dia juga jadi penasaran.
Hasil biopsi Otak Seo Yun Joo
sudah keluar. Mereka bertiga bersama Chief Jo mendengarkan penjelasan
hasilnya. Terjadi degenerasi di
korteksnya dan kerusakan pada sel-sel saraf otak, dan hasil analisis genetik...
Jin Woo memotong penjelasan
petugas, “Terdapat kelainan genetik pada kromosom ke-4, 'kan?” benar sekali.
Ada kerusakan berat disana. Tae Kyung kemudian menebak, “Apa mungkin ini
penyakit *Huntington's Chorea?” (*Degenerasi sel-sel saraf otak dan gangguan
fungsi motorik)
Begitulah, yang terjadi pada Seo
Yeon Joo adalah pola klasik penyakit Hungtington. Kalau begitu, dia mengalami Koreoatetosis. Tidak
dapat mengontrol gerak lengan dan kakinya. Dengan kata lain, tangan dan kakinya bergerak sendiri diluar
kehendak.
Jin Woo kemudian berpikir,
“Tunggu sebentar…” Chief Jo langsung membuat praduga, “ Apa dia menggunakan
penyakitnya sebagai bagian dari koreografinya?” Benar… Jadi itu adalah gejela
penyakitnya, tapi orang lain berpikir itu merupakan gerakan koreografinya.
Shi Woo pun membuat kesimpulan,
bahwa yang Jin Woo katakan masuk akal,
kondisi Seo Yeon Joo tidak memungkinkan ia menulis sendiri pesan bunuh
dirinya.
“Professor, kau benar-benar
hebat” Shi Woo merasa sangat kagum. Jin Woo bahkan masih bingung dengan hasil
kesimpulannya, “Ya, kurasa aku memang benar-benar hebat. Darimana aku bisa
tahu?” semua orang menjadi tertawa karena kata-katanya.
Tae Kyung melaporkan, “Oh ya,
didalam database penyakit langka, ada data mengenai putri ke dua Seo Yeon Joo,
Ahn Hyo Yeon. Penyakit yang sama dengan ibunya. Terjadi 2 tahun lalu dan ada
rekam medis perawatan dan pengresepannya”
Chief Jo merasa heran karena
gejala penyakit Huntington biasanya terjadi pada usia sekitar 30-40 tahun.
Memang biasanya begitu, tapi di beberapa
kasus dapat terjadi pada usia remaja dan usia 20 tahunan. Anehnya Seo Yeon tidak
terdaftar dalam database pasien penyakit langka? Apa dia sengaja menyembunyikannya?
Jin Woo kembali berpikir, dia
kemudian menatap Shi Woo dan mengajaknya pergi, “Han-gun, Ayo ikut aku sebentar” Jin Woo berkata mereka
akan segera kembali.
JinWoo mengajak Shi Woo menemui
dokter pribadi Seo Yeon Joo, Spesialis Bedah Saraf Seo Cheol Joong. Jin Woo
bertanya mengapa dokter meresepkan sebuah obat terlarang pada Seo Yeon Joo. Shi
Woo langsung mengancam dokter Seo, “Pemberian obat terlarang, kau tahu itu
ilegal, kan?” Jin Woo kaget dengan sikap Shi Woo dan memintanya untuk santai,
dia juga meminta maaf pada dokter Seo.
Dokter Seo berkata, “Itu adalah
permintaan Preofessor Seo karena dia memiliki citra di luar sana” Tapi mengapa jumlah pemberian obatnya lebih sedikit
daripada yang biasanya. Seolah-olah untuk memelihara gejala penyakitnya. Apa
mungkin... lagi-lagi Shi Woo mengintimidasi dokter Seo, “Kau berusaha untuk
membuat gejala penyakitnya tampak seperti gerakan koreografi, kan?”
Sekali lagi, Jin Woo menenangkan
Shi Woo, “Han, pelan-pelan dan matamu jangan melotot begitu” Shi Woo pun minta
maaf. Dokter Seo tidak punya pilihan lain. Dia juga ingin menghentikannya, tapi
dia tetap memaksa.
Detektif Nam dan Kyung Hee pergi
ke pemakaman Seo Yeon Joo, dia menemui kedua putrinya dan menanyai kapan
terkahir kali mereka bertemu dengan ibunya. Putri pertama Seo Yeon Joo, Ahn Hee
Yeon menjawab dengan sangat tenang jika dia bertemu dengan ibunya sehari
sebelum kematiannya.
“Aku menjenguknya sebentar untuk
melihat keadaannya dan langsung pergi ke kantor sekitar jam 4 sore. Dan kerja lembur
bersama karyawan lainnya”
Kyung Hee melihat kondisi si
adik, Ahn Hyo Yeon yang tampak tak stabil, dia begitu gemetaran di pelukan
kakaknya. “Bagaimana dengan adikmu?”
“Seminggu yang lalu. Karena ia
tidak bisa jalan sendiri, aku yang mengantarkannya kesana”
Detektif Nam heran mengapa Hee
Yeon mengijinkan ibunya tinggal di
tempat terpencil. Seorang pria datang dan berkata dia memang selalu tinggal
sendirian seperti itu, khususnya pada hari menjelang konser. Seo Yeon Joo ada
jadwal konser untuk 2 minggu kedepan.
Kyung hee bertanya siapa pria
itu? dan apa hubungannya dengan Seo Yeon Joo? “Aku sutradara panggung untuk
konser Professor Seo” Pasti dia dekat dengannya ya? Sutradara itu adalah Kang
Min Chul, dia mengaku jika mantan suami Seo Yeon Joo yang meninggal adalah seniornya.
Seo Yeon Joo sudah seperti kakak iparnya sendiri.
“Kapan terakhir kali kau bertemu
Seo Yoon Joo?”
“Senin yang lalu. Aku datang
sendiri untuk melihat apa ada yang dirasa kurang”
Kyung Hee penasaran, apakah ada
alasan tertentu mengapa dia ingin mengakhiri hidupnya? Apakah terpikirkan
sebuah motif? Hee Yeon berkata dengan tenang, “Dia sering mengatakannya.
Dibandingkan dengan kematian itu sendiri, ia ingin tampil di tempat yang lebih
besar”
“Tempat yang lebih besar...”
Kyung Hee bingung namun dia sepertinya memikirkan sesuatu juga. Hee Yeon
membenarkan, “Ya, tempat seperti yang kau pikirkan. Surga”
Di dunia ini, Ada keluarga yang
tidak memiliki ikatan kesatuan yang kuat tapi keluarga Seo Yeon Joo lebih
parah. Saat sang ibu tewas, para putrinya sangat tenang... Kyung Hee merasa
benar-benar heran. Dia kemudian bertanya pada detektif Nam, “Ada informasi
mengenai kedua suami Seo Yoon Joo?”
Ayah dari kedua putrinya dan
suami pertama Seo Yoon Joo, tewas karena kecelakaan mobil 20 tahun lalu. Suami
keduanya juga meninggal 10 tahun lalu. Dia kehilangan pijakan dan tewas
terjatuh dari atap bangunan.
Mendengar jawaban detektif Nam,
Kyung Hee berbalik ke belakang, dia tampaknya mencurigai salah satu putri Seo
Yeon Joo, atau… bahkan keduanya? Atau kah Sutradara Kang Min Chul?
Jin Woo dan Shi Woo datang
bersama dan saat masuk ke ruang ganti, mereka melihat sesuatu yang seharusnya
tidak mereka lihat. Keduanya menutup pintu ruang ganti, namun tak lama pintu
itu kembali terbuka, Jin Woo dan Shi Woo mengintip dari balik pintu itu. Apa
yang mereka intip?
Im Tae Kyung yang sedang menari
dengan seksi sambil mendengarkan musik dengan headset nya. Jin Woo dan Shi Woo
tampak menikmati pemandangan mereka, hingga Kyung Hee datang dan bertanya pada
Jin Woo, “Boleh ikut nonton bareng?” Saat itu Shi Woo yang kaget dengan
kedatangan Kyung Hee sudah pergi duluan. Sementara Jin Woo masih terbuai.
“Ya, tentu saja. Yang bagus-bagus
harus ditonton bareng” Jin Woo kemudian
sadar suara siapa yang baru saja di dengarnya, dia langsung kaget dan refleks
berdiri. Tae Kyung mendengar kegaduhan di pintu dan menoleh ke belakang, Kyung
Hee mengisyaratkan tidak ada yang terjadi dan menutup pintu.
Kyung Hee langsung memberikan
tatapan tajamnya, Jin Woo mencoba menghindar dengan memanggil Shi Woo, namun
Kyung Hee tidak melepaskannya begitu saja. Dia segera menarik Jin Woo ke
seuatru tempat.
“Memangnya ini... seperti kisah
sang peri dan si penebang kayu. Sampai kau sangat menyukainya?” Kyung Hee mulai
mengomel. Jin Woo mencoba membela diri, “Aiyoo, suka...apa yang mau disukai?” Kyung Hee tidak percaya, namun Jin Woo terus
menyangkal dan akhirnya memberi alasan,
“Aku ada disana, karena memang mau lewat. Tadinya aku
cuma lewat saja tetapi, Aku mendengar suara, aku membuka pintu karena penasaran
suara apakah itu. Ternyata suara ia sedang mendengarkan headphone-nya. Oh, ini
suara headphone. hanya itu yang ku lakukan, sungguh”
Kyung Hee tak habis pikir, jika
memang seperti itu, seharusnya Jin Woo bisa langsung pergi saja. Jin Woo juga
memang berniat mau pergi, tapi Han-gun berkata ingin melihatnya. Sigh… sekarang
Jin Woo bahkan menyeret hobae-nya juga?
Shi Woo datang secepat kilat dan
melapor pada Kyung hee, “Aku benar-benar tidak melihat apapun. Silakan
lanjutkan lagi”
Jin Woo sudah tertangkap basah,
dia menunduk dan akhirnya meminta maaf. Di luar dugaan Kyung Hee hanya
tersenyum dan berkata jika hasil analisa selotip warna-warni yang ditempelkan
itu sudah keluar. Jin Woo merasa terselamatkan dan langsung bertanya, apakah
ada sidik jari di selotip itu? Hanya sidik jari Seo Yun Joo dan Ahn Hyo Yeon
yang ditemukan.
Seorang pertugas datang dengan
mengatakan, Hasil analisa tulisan tangan dari pesan bunuh diri Seo Yeon Joo
sudah tiba. Jin Woo semakin bersemangat, karena artinya dia kembali
terselamatkan, “Oh, sebaiknya kita segera melihatnya, kan? Ayo, cepat” Jin Woo
bahkan pergi mendahului Kyung Hee saking ingin melepaskan diri dari Kyung Hee.
Ahn Hee Yeon lah yang menulis
pesan bunuh diri ibunya. “Ya, benar. Aku yang menulisnya. Semenjak penyakit ibu
semakin parah, kondisinya memburuk hingga ia tidak bisa menulis sendiri. Itu
sebabnya aku yang melakukan segalanya yang berkaitan dengan dokumen”
Termasuk juga pesan bunuh dirinya?
Iya… tapi pesan itu telah ditulis setahun yang lalu. Hee Yeon menceritakan saat
ibunya memintanya menuliskan pesan bunuh dirinya tahun lalu. Saat itu Seo Yeon
Joo berpikir, jika kesehatannya memburuk, sepertinya pikirannya akan menjadi
suram. Jadi dia ingin menuliskannya lebih awal,
“Gravitasi di dunia ini, bagi
manusia, sangat kejam. Hukum alam yang membuat manusia terperangkap, di
kehidupan yang sempit ini membuatku tercekik. Di kehidupan berikutnya, dimana
hukum alam dan jasmani tidak dapat mengekangku. Aku... akan pergi”
Hee Yeon juga mengatakan jika Seo
Yeon Joo selalu tertidur dengan pesan bunuh diri disamping kepalanya. Lalu
tentang surat wasiat, itu tidak di sah kan oleh notaris, ada pengacara pribadi
keluarga mereka yang menananganinya. Apakah Hee Yeon juga yang menuliskan surat
wasiatnya? Ya, memang dia yang menuliskannya.
Ahn Hee Yeon kemudian menjadi
tersangka utama, jika kasus kematian Seo Yeon Joo adalah kasus pembunuhan.
Namun alibi Hee Yeon sungguh sempurna, tidak ada kesempatan baginya untuk
melakukan pembunuhan itu. Keterangan yang mengatakan dia pergi ke rumah ibunya
sehari sebelum insiden ternyata benar, kemudian dia pergi ke kantornya.
Apa pekerjaan Hee Yeon? Dia
direktur perusahaan konsultan diet. Perusahaannya cukup tenar secara online. Lalu
bagaimana dengan alibi adiknya, Ahn Hyo Yeon? Berdasarkan pemeriksaan CCTV, Hyo
Yeon tidak pulang hari itu.
Hyo Yeon Nampak resah dan
gelisah, dia juga ketakutan hingga gemetaran. Hee Yeon datang dan memeluknya
dari belakang. Dia mengatangan pada sang adik agar dia diam saja. Tidak usah
mengatakan apapun, “Eonni akan menangani segalanya. Segalanya”
Jin Woo melihat video Seo Yeon
Joo 3 bulan sebelum kematiannya. Wanita itu mulai mengalami kesulitan bergerak.
Dia bahkan menggunakan properti untuk menutupi fakta bahwa dirinya sulit untuk
berdiri. Jika kondisinya semakin memburuk pasti sangat sulit baginya untuk
berjalan sejauh 800 meter menuju hutan.
Kyung Hee kemudian ingin
menunjukkan sesuatu pada Jin Woo. Itu adalah video yang sangat tua. Video seorang penari Rusia, “Tunggu, videonya
membuatku sedikit marah. gadis yang merebut medali emas Kim Yuna, Sotnikova. Dia
melakukan hal serupa dengan ini saat ia tampil di acara gala” Kyung Hee hanya
tertawa mendengarnya, tidak sangka jika Jin Woo benar-benar sakit hati karena
Kim Yoona di kalahkan oleh Rusia.
Dibanding memperdebatkan tentang
hal itu, Kyung Hee kembali menunjukkan video yang selanjutnya terekam disana.
Seo Yeon Joon sedang latihan menari dan sebagai background nya ada suara orang
yang seperti sedang membaca naskah,
“Ular melintasi hutan menuju
Neraka. Tapi, ular tersebut pergi bukan
karena keinginannya. Ada kekuatan lain
yang menariknya.”
Suara siapa itu?
Seo Yeon Joo tampak marah di
Video itu dan berkata, “Bisakah kau membacanya dengan benar?” Si pembaca naskah
pun meminta maaf, “Maaf, Omma” Itu adalah suara putrid keduanya. Sepertinya Hyo
Yeon membantu ibunya untuk berlatih.
Jin Woo menggunamkan kata-kata
yang dia dengar dalam video itu, “Melintasi hutan menuju Neraka...”
Demi penyelidikan Jin Woo dan
Kyung Hee pergi menemui seorang Profesor di Universitas tempat Seo Yeon Joon
menjadi Profesor. Dosen itu mengatakan jika Serpentine Dance adalah nama
pertunjukan Profesor Seo. Pertunjukan paling terkenal yang ditampilkan balerina
legendaris asal Amerika Roy Fleur juga meiliki nama yang sama. Roy Fleur,
adalah orang yang sangat mempengaruhi Professor Seo
Dalam pertunjukan ini, seperti
Roy Fleur, dia ingin mengekspresikan alam sekitar dan memakai properti dan
beberapa obyek untuk menggambarkan keindahan alam. Dosen tersebut adalah
kolabolator Seo Yeon Joo dalam pertunjukkan ini, dia yang merencanakannya
bersama Seo Yeon Joo dan dialah yang membuat naskahnya.
Jin Woo penasaran, apakah si
Profesor tahu tentang putri kedua Seo Yeon Joo? Tentu saja, dia adalah orang
yang mengajari mereka sejak mereka kecil. Ahn Hyo Yeon mirip dengan ibunya dan
sangat pandai. Jika ia tidak sakit, mungkin dia akan menjadi balerina terhebat.
Dan kemampuan berceritanya sangat jenius.
Jika Hyo Yeon tidak dapat
melakukan balet karena penyakitnya, lalu mengapa putri pertamanya pun menyerah
pada balet? Saat SMP, Hee Yeon jatuh dari tangga dan pergelangan tangannya
cedera berat. Sejak itu dia menyerah pada balet. Dia selalu teliti dan tenang.
Setelah berbicara dengan professor
itu, Jin Woo merasa sangat heran. Pertunjukkan Seo Yeon Joo dirancang untuk
menggambarkan keindahan alam. Tapi dari latihan yang mereka lihat, naskahnya jauh
dari yang namanya keindahan. Di video itu, dia mengatakan kalau ia akan
melintasi hutan menuju neraka. Ceritanya berubah. Dan juga, didalam kisah itu
karakter utamanya digambarkan sedang menjelang kematiannya.
Detektif Nam menemui pengacara
Seo Yeon Joo, dia mempertanyakan tentang surat wasiat Seo Yeonnya. Pengacara
menceritakan jika surat wasiatnya dibuka kemarin dan akan berlaku sejak hari
ini. Seluruh aset milik Seo Yeon Joo akan diwariskan pada kedua putrinya.
Walaupun putrinya yang
menulisnya, Seo Yeon Joo tahu isinya. Bahkan ia menandatanganinya. Dan tentu
saja, pengacara juga menyaksikannya. Detektif Nam penasaran, sebenarnya berapa
banyak warisan yang ditinggalkan Seo Yeon Joon.
Totalnya 12.7 milyar won.
12.7 milyar? Bagaimana bisa ia
mengumpulkan harta sebanyak itu hanya dengan melakukan balet? Sebelumnya dia
memang sudah memiliki banyak uang, dan walaupun balet bukan hal yang umum, tapi
dia memang menghasilkn banyak uang sebagai ballerina. Apakah tidak ada sumber
pendapat lain? Sama sekali tidak ada.
Pengacara kemudian berkata, dua
minggu lalu, Kang Min Chul datang berkunjung. Kang Min Chul? Si sutradara
panggung? Benar sekali, Kang Min Chul bertanya, kapan wasiatnya akan dibacakan.
Jin Woo dan Kyung Hee pergi
bersama ke rumah terpencil Seo Yeon Joo. Jin Woo mengumpulkan foto-foto yang
ada di rumah itu, “Ini sangat aneh. Dia punya dua putri tapi tidak ada satupun
foto bersama mereka? Lihat. Lagi lagi foto sendirian” Kyung Hee pun berpikiran
sama, bahkan di ruangan lai, tidak ada foto putri-putrinya.
Lalu mereka menemukan sebuah buku
diari. Jin Woo memperhatikan tulisan Seo Yeon Joo, semakin lama isi diari itu
hanya beru[a sebuah coretan frustasi, nampaknya kemampuan menulis Seo Yeon Joo
semakin menurun.
Detektif Gu melaporkan sebuah
video CCTV yang menunjukkan pertemuan Ahn Hee Yeon dan Kang Min Chul. Sepertinya si sutradara panggung sangat
marah. Atmosfir mereka kelihatan aneh. Mereka menonton video CCTV itu
berulang-ulang dan kemudian terlihat gerakan mulut Kang Min Chul dalam video
itu.
“Tidak mungkin! Bagaimana bisa
wasiatnya berubah dalam sehari? Ini tidak mungkin terjadi! Dia sudah berjanji
padaku!”
Dengan tenang, Hee Yeon menjawab,
“Meskipun dia sudah berjanji padamu, wasiatnya masih tetap sama” Kang Min Chul
tidak terima, “Ada yang salah. Pasti ada yang salah” Hee Yeon memperingatkan
Kang Min Chul, “Kalau kau masih bersikeras seperti ini, jangan muncul lagi
dihadapanku”
Karena video CCTV tersebut, Jin
Woo dan Kyung Hee mendatangai Hee Yeon untuk mendapat keterangan. Mengapa Hee
Yeon tidak pernah mengatakannya pada polisi tentang Kang Min Chul yang
mendatanginya. Hee Yeon berpikir itu adalah masalah keluarga.
“Apa benar ibumu yang telah
menjanjikannya?” Itu Bukan janji. Tapi sesuatu yang terpikirkan olehnya. Dia
berpikir untuk meninggalkan seluruh kekayaannya, pada yayasan yang diketuai
oleh Sutradara Panggung Kang Min Chul, tentu saja untuk mengembangkan dunia
balet agar lebih maju. Namun pada akhirnya dia berubah pikiran. Bagaimanapun
juga ibu adalah seorang ibu. Ibu dari dua orang putri.
Jin Woo bertanya tentang Hyo
Yeon, Sepertinya sering membantu Seo Yeon Joo berlatih dan melakukan balet
bersama. Benar, Dia pergi membantunya seminggu sekali dan juga untuk saling
bertemu. Jin Woo penasaran dengan naskah pertunjukan Serpentine Dance, bolehkan
dia melihatnya? Hee Yeon tampak gugup
dan bertanya memangnya kenapa? Tidak ada alasan lain, Jin Woo hanya tertarik
pada bidang ini terutama naskah pertunjukkannya.
Jin Woo membaca naskah
pertunjukkan itu, “Ular berjuntai di tumbuhan menjalar, menggigit sebuah mawar,
dan menelan duri-durinya. Untuk menjadikan jiwa sang mawar menjadi miliknya”
Karena mencurigai sesuatu setelah
membaca naskah itu, Jin Woo menemui Profesor yang mengatakan jika Hyo Yeon
sangat pandai dalam bercerita, bahkan dia akan sukses jika menjadi penulis
naskah. Apakah Profesor memiliki salah satu karya Hyo Yeon? Jin Woo ingin
membaca salah satunya.
Jin Woo mendapatkan salah satu
naskah karya Hyo Yeon. Judulnya adalah “Buah terlarang” Jin Woo menbaca
beberapa bagian dari naskah itu dan tampaknya menemukan sesuatu.
Di rumahnya, Ahn Hyo Yeon menatap
beberapa bunga mawar, dia mengambil salah satunya yang paling merah lalu
meremasnya hingga tangannya berdarah-darah. Dia pun berkata dalam hati, “Ular
berjuntai di tanaman menjalar, menggigit mawar dan menelan duri-durinya,untuk
membuat jiwa sang mawar jadi miliknya”
Itu adalah kata-kata yang dalam
naskah Serpentine Dance. Apakah Hyo Yeon ada hubungannya dengan kematian sang
ibu?
bersambung ke part 2
***
Akhirnya bisa lanjut lagi^^ maaf yah lama... aku juga kangen banget nih sama dr. Han yang unyu^^ Haduh... di episode 3 ini, dr. Han tampak mesum yah, hihihi... mukanya pas ngintipin Tae Kyung itu lho, heuuu... ngakak dah >.<
Det. Kang makin mirip emak marahin anaknya nih, tapi sejak dulu nampaknya Kyung Hee memang tidak pernah mencemburui dr. Han sih, sejak kasus cinta pertamanya dr. Han muncul di season 2 pun, Det. Kang tetap percaya pada kekasihnya itu. Dia tidak menyalahkan dan sangat memahami posisi dr. Han, dia benar-benar berbeda dari LF drakor pada umumnya nih^^
Kehadiaran Shi Woo cukup memeriahkan suasana nih, ngepens berat tampaknya dia sama dr. Han sambil panggil Profesor terus, tapi... tetep sih, aku masih kangen sama Kim Sung Do, berharap dia nongol jadi cameo di salah satu episode di season 4 ini, nggak kangen apa itu Kim Sung Do sama soulmate nya, huhuhu...
Apakah Seo Yeon Joo benar-benar bunuh diri? Ataukah dia dibunuh oleh salah satu tersangka? Hee Yeon? Kang Min Chul? Hyo Yeon? Yang sudah menonton jangan kasih spoiler yah^^
Awalnya aku pikir kasus episode 3 ini agak membosankan, tapi... setelah ditonton hingga akhir. OMG,,, nyesek banget dah pas nontonnya, sedih aja sama background storynya~~~
Ini hanya perasaanku saja, ataukah memang di recaps episode 3 part 1 ini banyak sekali screencaps nya dr. Han yang aku tampilkan. Ada yang mau membantu menghitung ada berapa screencaps wajah Jin Woo di recaps ini, #abaikan pertanyaan tidak penting ini.
*Happy Reading*
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
gak sengaja nemu blognya, ternyata ada juga yang bikin sinopsis god's quiz *terharu*
BalasHapusTetep semangat mb lanjutin sinopnya^^
BalasHapusMianhe selama ini jdi silent reader^^'
^trie^
tetep ditunggu sinop selanjutnya. semangat mbak irfa ^^
BalasHapusoya follow twitter OL shop ku yaa @switlov_style jual baju dan dress berkualitas :)