Minggu, 29 Juni 2014

Endless Love Episode 1




Episode pertama drama ini cukup menguras air mata, dari judulnya saja sudah ketahuan bakalan sedih ya ceritanya,, huhuhu…

Di buka dengan Han Kwang Chul (Jung Kyung Hoo) mengejar mobil polisi yang menangkap Seo In Ae (Hwang Jung Eum) dengan menggunakan sepeda motornya. Dia bahkan tidak mempedulikan ada mobil jeep yang sangat bernafsu mencelakainya di belakang. In Ae memperingatkannya berkali-kali, namun Kwang Chul tidak mempedulikannya dan terus meminta mobil polisi itu berhenti.


Mobil jeep di belakang Kwang Chul juga tidak menyerah dan terus menabrak motor Kwang Chul hingga akhirnya mereka berhasil membuat Kwang Chul dan motornya terlempar,  Kwang Chul terjatuh ke depan dan bertanya siapa orang dalam Jeep itu, namun bukan jawaban yang di terimanya, tubuh Kwang Chul terlempar dari mobil. Kwang Chul tersungkur dengan luka yang berdarah-darah, dari dalam mobil In Ae berteriak histeris.

Karena tertabrak mobil jeep , mobil polisi itu akhirnya berhenti, In Ae keluar dari mobil dan berusaha mendekati Kwang Chul, namun mobil jeep yang tadi menabrak Kwang Chul berniat juga menabrak In Ae. Kwang Chul mencegah In Ae untuk medekat, saat mobil Jeep itu semakin dekat, Kwang Chul mendorong In Ae ke pinggir jalan dan membiarkan dirinya sendiri tertabrak mobil.

Tubuh Kwang Chul terseret mobil itu dan akhirnya terlempar ke laut lepas. In Ae hanya bisa berteriak histeris melihat peristiwa mengerikan tersebut.

Flash Back beberapa tahun sebelumnya.

Seorang wanita sedang merawat seorang anak perempuan yang sakit, namun sesuatu yang tidak terduga terjadi begitu saja. 

Bibi Kyung Ja membawa In Ae kecil pulang dari gereja. Dia melihat sebuah mobil Jeep melintas dari rumah anak yang dibawanya. Bibi Kyung Ja mengajak  In Ae kecil bersembunyi, sementara In Ae kecil melihat cincin supir Jeep itu sebuah cincin singa yang baru pertama kali di lihatnya.

Saat tiba di rumah,  Wanita yang tadi tinggal di rumah sudah tergeletak berlumuran darah. Dia adalah Ibu In Ae, Bibi Kyung Ja mencoba berbicara dengan Eonnie yang masih bernafas lemah, Ibu In Ae mengacungkan tangannya, Bibi Kyung Ja pun paham apa yang dimaksud Ibu In Ae. Dia ke atas dan menemukan putrinya meninggal.

In Ae menangisi ibunya yang menghembuskan nafas terakhir. Di lantai, tertulis sebuah kata pesan kematian sang Ibu dengan darah, kata itu adalah “Kupu-kupu”

Tahun 1982

Kwang Chul membonceng seorang anak lelaki bernama In Chul, sambil mengendarai motornya Kwang Chul menatap In Ae yang juga sedang menggendarai sepeda motornya sendirian, dia bertanya apakah In Ae tidak takut mati?  In Ae mengabaikannya, sementara Kwang Chul memberinya semangat.  

Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, In Ae mengajak In Chul  untuk masuk ke dalam sebuah gedung. In Ae memberinya semangat dan kekuatan untuk masuk.

In Chul adalah anak gelap dari seorang anggota konres yang sedang mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Kongres Jang kaget melihat kedatangan In Ae dan In Chul, tanpa basa basi In Ae melabrak Kongres Jang karena memberikan uang pada In Chul dan keluarga  agar tidak meminta hak untuk diakui anak. 

Kongres Jang bertanya apakah itu kurang. In Ae makin marah dan menghamburkan uang yang di berikan Kongres Jang di atas meja. Tentu saja itu kurang, itu tidak sebanding dengan kelakuan Kongres Jang dan akhirnya In Ae membakar uang yang ada di atas meja itu.

In Ae mengajak In Chul keluar dan sudah ada anak buah Kongres Jang yang mengejar mereka. In Ae melawan orang-orang itu dan menyuruh In Chul lari, namun In Chul tertangkap. Saat In Ae juga terdesak, Kwang Chul datang dan melawan mereka semua dengan keahlian bela dirinya (Parksa dilawan nih, *eh salah drama) Kwang Chul hampir saja tertangkap, namun In Ae datang dengan motornya dan meceburkan para petugas keamanan ke dalam laut.

Setelah ketiganya berhasil melarikan diri, Kwang Chul berkata pada In Ae, “In Ae-ya… aku kita menjadi kaya dengan menghasilkan banyak uang. Kemudian kita bisa membeli Kapal yang besar dan pergi melihat dunia”

Tiba di toko Kwang Chul dan In Ae mendapat kabar tentang sepupu temannya yang menjadi pelaku kasus terbakarnya pusat kebudayaan AS, saat ini sepupunya itu sedang dalam masalah untuk menghindari polisi. Temannya menjadi sangat cemas, In Ae yang memiliki loyalitas tinggi, mengusulkan untuk membantu mereka. In Ae bertanya apakah Kwang Chul bisa mengemudikan perahu Ayahnya? Tentu saja, kalau begitu, mari bantu mereka.

Masuk ke dalam toko, In Ae mendapat omelan dari bibi Kyung Ja. Ibunya In Chul. Karena dia telah mengembalikan uang yang mereka terima dari Kongres Jang.  Dia memukuli In Ae dan menggiringnya ke kamar mereka.


Kwang Chul bertanya pada Ayahnya apakah malam ini Ayah menggunakan perahunya?  Ayah malah bertanya apa yang dilakukan In Ae dan Kwang Chul. Apakah benar mereka mengambil uang itu? Ayah kan tau In Ae, jika dia bilang tidak maka tidak. Dia mengembalikan uang itu pada Ayah In Chul dan membakarnya.

Ayah takut mereka mendapat masalah, saat ini yang seharusnya takut adalah kongres Jang karena dia akan mencalonkan diri sementara dia membuang anak hasil hubungan gelap. Ayah jadi kesal, harusnya In Ae dan Kwang Chul memikirkan hidup mereka, mau jadi apa mereka berdua jika setiap hari hanya motor-motoran saja.


Dengan bangga Kwang Chul malah berkata, “Kakak yang jenius menggunakan otaknya, dan adik yang bodoh akan menggunakan kekuatannya”

Terdengar teriakan bibi Kyung Ja yang sedang mengomeli In Ae, dia marah mengapa In Ae mengembalikan uang itu. In Ae heran mengapa uang itu begitu berarti bagi bibinya? In Ae tidak sudi hidup dengan uang hasil menjual adiknya, bibi Kyung Ja semakin marah dan kesal, uang itu tadinya untuk biaya pendidikan In Chul dan operasi ibunya. In Ae bilang dia yang akan membayar semua itu. Bagaimana caranya? In Ae seharian hanya motor-motoran saja.

Bibi Kyung Ja merasa putus asa dan mengingatkan In Ae tentang pengorbanannya, dan bagaimana putrinya mati demi gadis itu. In Ae sadar benar, dia tahu kematian putri bibi Kyung Ja yang juga menewaskan ibunya, dan karena itu, sekarang In Ae hidup dengan nama putri bibi Kyung Ja.

In Ae kembali ke toko dan memberi kode pada Kwang Chul untuk melakukan rencana mereka. Ayah malah bertanya tentang Nilai In Ae yang menurun. Kwang Chul meminta ayahnya  untuk merahasiakan hal itu dari kakaknya. In Ae melakukan beberapa balapan untuk mengumpulkan uang. Nanti juga nilainya bisa naik lagi.

Ayah kemudian memberitahu jika Kwang Hoon akan pulang. In Ae langsung berbinar-binar dan duduk di depan Ayah. Kwang Chul mengejeknya, apakah In Ae begitu tertarik mendengar kakaknya mau pulang? In Ae menginjak kaki Kwang Chul.

Apakah Kwang Hoon menelpon? Ayah berkata Kwang Hoon bilang In Ae menulis surat padanya. Ah.. itu.. karena Ayah akan berulang tahun yang ke 60 jadi In Ae berharap Kwang Hoon bisa pulag. Kwang Chul lagi-lagi mengejek In Ae, sekarang In Ae sedang bertingkah seperti seorang menantu di depan Ayah. Lagi-lagi In Ae menginjak kaki Kwang Chul hingga dia merasa kesakitan.

Ayah berkata agar jangan terlalu sering memintanya pulang, dia kan sedang belajar. Tapi ini ulang tahun Ayah yang ke -60, lalu apa istimewanya dengan hal itu? Kwang Chul lagi-lagi mencibir, In Ae itu selalu merindukan kakaknya dan dia sedang memenuhi tugasnya sebagai menantu yang baik. In Ae menatap kesal pada Kwang Chul sementara Ayah tersenyum saja.

Di dalam kereta, Han Kwang Hoon (Ryu Soo Young) menghabiskan waktunya sambil membaca buku, dia melihat seorang anak kecil tersedak makanan, Kwang Hoon memberikannya minum. Melihat anak itu, Kwang Hoon teringat pada pertemuan pertamanya dengan In Ae.

Kwang Hoon dan Kwang Chul kecil di tugaskan oleh Ayahnya untuk menjemput seorang nenek di stasiun Kijang. Itu adalah Nenek nya In Ae, Kwang Hoon ternyata masih kenal dengan baik wajahnya. Nenek pun mengenalkan bibi Kyung Ja dan In Ae pada cucu temannya itu.

Kwang Chul melihat In Ae yang berwajah murung dengan air mata yang menetes. Dia pun mengejek In Ae cengeng, makin lah In Ae ingin menangis. Nenek berkata In Ae itu sedang sakit. Kwang Hoon menawarkan untuk menggendongnya di punggung. Malah Kwang Chul yang bersiap-siap, tapi Kwang Hoon mendorongnya dan berkata Kwang Chul tidak akan bisa.

In Ae awalnya tidak mau, namun setelah Kwang Hoon membujuknya akhirnya dia mau juga di gendong di punggung Kwang Hoon, itulah pertemuan pertama mereka. Kwang Hoon tersenyum mengingatnya.

In Ae menjemput Kwang Hoon ke stasiun dan saat melihatnya dia malah mencari tempat persembunyian. Dia bersembunyi di belakang petugas stasiun meminta Ahjussi itu menutupinya. Petugas itu tahu siapa yang akan ditemui In Ae, saat Kwang Hoon datang dia memberi kode jika In Ae ada di belakang dirinya.

Petugas itu pun pergi dan In Ae kehilangan tempat persembunyiannya. Kwang Hoon tertawa melihat tingkah In Ae, dan melihat tawa Kwang Hoon, In Ae pun akhirnya tertawa. Kwang Hoon mendekat dan berkata. “Gadis cengengku sudah tumbuh besar sekarang” dia pun menyentuh kepala In Ae. Sementara In Ae menganggumi pakaian dinas yang dipakai Kwang Hoon, dia sangat keren dengan seragam itu.

Sementara In Ae dan Kwang Hoon berkencan di pantai untuk saling melepas kerinduan mereka, Kwang Chul sedang mempersiapkan rencananya dengan In Ae untuk membantu sepupu temannya itu. Sepupu temannya itu berterimakasih atas bantuan yang di berikan Kwang Chul, dia memastikan sekali lagi apakah Kwang Chul bisa mengendarai kapalnya? Temannya berkata Kwang Chul telah menjadi pelaut sejak kecil. Kemanakah tujuan mereka setelah berada di pulau Namo? Mereka akan bersembunyi di Gereja.

Menjelang senja, Kwang Hoon dan In Ae masih menghabiskan waktu bersama di pantai. Kwang Hoon memberikan hadiah pada In Ae, sebuah kalung salib emas. In Ae sangat senang apalagi saat tahu itu adalah emas 18 karat. Kwang Hoon menghabiskan uang hasil kerja part time nya untuk membeli kalung itu. Dia pun memasangkan kalung tersebut pada In Ae.

Kalung itu sangat untuk In Ae, Kwang Hoon kemudian bertanya, “In Ae-ya… mengapa kau tidak terbang seperti burung-burung disana?” Kwang Hoon menunjuk kea rah lautan. In Ae tersenyum mendengarnya, dan dia memanggil Kwang Hoon, “Oppa” Kwang Hoon langsung menghadap pada In Ae dan  berkata dia sangat merindukan In Ae kemudian mencium keningnya.

Malam hari In Ae dan Kwang Chul mengantar para mahasiswa yang melakukan pembakaran ke pulau Namo. Kwang Chul marah pada In Ae karena gadis itu ikut naik bersamanya naik kapal, In Ae punya alasan untuk itu, dia membawa kunci gudang gereja untuk memberikan tempat persembunyian pada para mahasiswa. Kwang Chul kaget dan bertanya apakah Romo Stefano tahu? Tentu saja tidak, In Ae mengambilnya diam-diam.

In Ae sudah membuat alasan pada Kwang Hoon, malam ini dia ada kelas malam sehingga akan pulang terlambat. Apakah Kwang Hoon akan percaya dengan alasan itu?



Ayah terlihat sangat senang saat menyiapkan makan malam, Bibi Kyung Ja tahu jika Ayah pasti senang karena anak tertuanya pulang ke rumah. Han Gap Soo sangat menyayangi anak-anaknya dia pasti tidak akan rela menukar anaknya dengan appaun. In Chul jadi penasaran apakah Kwang Hoon benar-benar akan jadi Presiden? Tentu saja. Ayah yakin dengan hal itu, dan In Chul pun harus cepat besar.


Nenek menitipkan In Ae pada Kwang Hoon, dia orang yang tahu melebihi siapapun betapa banyak masa sulit yang sudah di lewati gadis itu. Nenek meminta Kwang Hoon untuk melindungi In Ae dan terus menjaganya. Kwag Hoon menyanggupinya sambil tersenyum pada Nenek.


Saat kembali dari mengantar para mahasiswa, Kwang Chul merasa tidak tenang, apakah yang mereka lakukan ini benar?  Kwang Chul merasa melakukan sesuatu yang besar, apakah tidak akan terjadi sesuatu setelahnya? In Ae juga khawatir dan meminta Kwang Chul untuk merahasiakannya, In Ae hanya harus mengkhawatirkan mulutnya.

Kwang Chul melihat kalung di leher In Ae, apa itu rantai besi? Itu emas, 18 karat. Bagaimana bisa kalung itu terlihat seperti rntai besi di mata Kwang Chul, padahal Kwang Hoon membelikannya dengan semua uang hasil kerja part time nya selama sebulan. Aisshh,,, bukan kah dia datang untuk ultah ke-60 Ayahnya? Tentang saja, Kwang Hoon juga sudah membelikan baju untuk Ayahnya. Tetap saja Kwang Chul merasa kesal.


 In Ae meminta Kwang Chul secepatnya menjalankan kapal, ada yang sudah menunggunya di rumah. Siapa? Hyung? Pacar In Ae?  Seharusnya In Ae diam saja di rumah menamani kakaknya. Huh.. In Ae tidak bisa menyerahkan tugas ini pada orang bodoh seperti Kwang  Chul… Ya… ya.. dia selaly jadi orang bodoh dan Kakaknya akan menjadi Presiden. Aigoo… Saat Kwang Hoon jadi Presiden, In Ae akan menjadi ibu negaranya, apa In Ae puas? Sangat puas.

Ayah dan Kwang Hoon makan bersama, sudah berapa lama mereka tinggal bersama keluarga In Ae? Sejak In Ae berumur 5 tahun, dulu dia adalah gadis yang cengeng dan lemah, sekarang ini dia tumbuh menjadi gadis cantik. Apakah Ayah juga berpikir In Ae cantik? Lha memangnya Kwang tidak berpikir seperti itu? Dengan malu-malu Kwang Hoon mengakui In Ae memang cantik. 

Apakah In Ae masih ingin pergi ke AS? Tentu saja, dia sangat ingin meninggalkan negara yang sudah membuatnya yatim piatu. Ayah juga sangat mencemaskan Kwang Chul, setiap hari kerjanya berkelahi saja, dia meminta Kwang Hoon memberintya nasihat sebelum dia kembali ke untuk belajar.

Kwang Hoon menonton berita tentang mahasiswa pelaku pembakaran yang melarikan diri. Pemerintah akan menangkap mahasiswa itu dan juga orang-orang yang membantu dan menyuruh mereka melakukan pembakaran puast kebudayaan AS itu. Kwang Hoon merasa cemas karena In Ae dan Kwang Chul belum pulang juga.

Saat menunggu di luar, dia melihat Kwang Chul dan In Ae malah sedang memainkan gunting, batu, kertas saat menuju ke rumah. Kwang Hoon mencegat mereka berdua, dia bertanya dari mana saja mereka itu? Kwang Chul berkata mereka melakukan hal yang baik, mereka ada kelas malam, tentu saja Kwang Hoon tidak percaya.

Dengan kesal Kwang Hoon berkata, jka Kwang Chul ingin hancur jangan bawa-bawa In Ae. Apakah dia ingin merusak masa depan In Ae juga? Kwang Chul jadi kesal mendengarnya, mereka pun bertengkar, bagaimana seorang kakak bisa menyuruh adiknya untuk hancur.  Kwang Hoon tersulut emosi dan berniat memukul Kwang Chul, namuan In Ae mencoba melerai, Kwang Chul sangat kesal dan berkata memukul itu tidak pantas untuk semua orang sambil menahan tangan kakanya. Saking kesalnya Kwang Chul masuk ke dalam rumah.

Di rumah, Kwang Chul pun disambut oleh omelan ayahnya, darimana Kwang Chul dan In Ae, apakah mereka memakai kapalnya? Keduanya menyangkal. Kwang Chul berkomentar, Kwang Hoon pasti tidak akan melakukan demo mahasiswa kan? Cita-citanya adalah menjadi Presiden, jadi sebabaiknya Kwang Hoon berhati-hati. Ah… Kwang Chul juga ingin jadi Presiden, tapi Presiden para gangster. Kwang Hoon tidak ingin melayaninya dan menyuruh mereka untuk tidur karena itu sudah malam.

Saat In Ae mengendari motornya menuju gereja dia berpapasan dengan sebuah mobil jeep yang di kendarai oleh orang yang memakai cincin singa yang pernah dilihatnya saat dia masih kecil. Sesaat In Ae hilang kendali dan motornya hampir jatuh. In Ae menatap mobil Jeep itu, dia merasakan firasat tidak enak.

In Ae menemui Bapak Stefano dan mengundangnya datang untuk datang ke acara makan pagi karena ulang tahun Han Gap Soo, Bapak Stefano langsung menebak, apakah Kwang Hoon pulang? Ya, Hmm,,, pantaslah In Ae senang. Benar sekali perasaannya seperti burung yang berjalan di atas air. Saat bapak Stefano memintanya menyebutkan salah satu Ayah favorite nya In Ae berkata. Cinta lebih kuat dari pada kematian.

Saat berada di tempat latihan tinju, In Ae menonton tv dan melihat berita pencarian mahasiswa yang membakar gedung kebudayaan AS. Yang menemukannya akan diberi hadiah dan yang membantunya kabur akan di hukum, di duga mereka adalah mahasiswa yang terdoktrin oleh Korea Utara. In Ae jadi cemas, namun dia melampiaskannya dengan mulai berlatih tinju.

Pelatih Jo datang dan membantunya latihan. Pelatih bertanya semalam para pembalap pergi kemana? Mereka ada di pelabuhan. Siapa yang bilang? Pelatih Jo mendengarnya dari tempat latihan. Pelatih menyarankan agar In Ae meninggalkan para pembalap dan fokus pada sekolahnya. In Ae mengalihkan pembicaraan dengan mengundang pelatih ke acara Ultah Ayah Kwang Hoon. Akh… Kwang Hoon pulang ya? Pantas saja In Ae terlihat senang.

Acara makan pagi sebagai perayaan Ultah Han Gap Soo pun dimulai dengan Do’a yang khidmat dipimpin oleh Bapak Stefano. Kwang Chul mengeluh mengapa do’anya begitu panjang, sup rumput laut nya pasti jadi dingin. Kwang Hoon menyurihnya diam. Kwang Hoon mengucapkan selamat ultah pada Ayahnya dan berjanji akan membuat pesta perayaan yang lebih besar tahun depan. Ayah berterimakasih dan mempersilahkan semua orang untuk makan.

Di sekolah, In Ae mengerjakan soal matematika dengan menakjubkan, teman-temannya berteriak bahwa dia ahli matematika, dia juga ahli Bahasa Inggris dan juga… Ahli Cinta? In Ae menjadi kesal dan melempar kapur pada teman pria yang menyebutnya ahli cinta.

Saat melihat keluar, murid-murid menjadi ribut karena bintang sekolah Busan alias Kwang Hoon, datang ke sekolah dengan mengendari motor. Kwang Chul melihat hal itu dari kursinya dan dia hanya mencibir saat semua orang heboh melihat kakaknya. 

In Ae langsung bahagia mendengar kedatangan Kwang Hoon, dia langsung membereskan barang-barangnya dan berlari ke luar kelas. Pergi ke lapangan dan langsung naik ke boncengan Kwang Hoon. Murid yang lain berkata, mereka pasti saling mencintai. Kwang Chul melihat mereka dengan padangan tidak senang, Heu… Guru bertanya pada nya apakah dia juga tidak pulang? Bukan kah hari ini adalah pesta perayaan Ultah Ayahnya? Kwang Chul bergunam, Anak nakal sepertinya tidak pantas datang.

Inspektur Jenderal Park Young Tae datang ke sebuah gudang di dekat pelabuhan, anak buahnya melapor jika ada yang melihat kapal Kapten Han Gap Soo pergi tadi malam, sementara Han Gap Soo sendiri sudah babak belur di siksa karena tidak mau mengaku. Park Yong Tae bertanya kemana Han Gap Soo membawa para mahasiswa itu? 



Setelah di dudukan, Han Gap Soo berkata, jika Inpekstur Jendral datang sendiri pasti ada masalah besar. Tapi kali ini Park Young Tae salah besar. Dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Namun Park Young Tae tetap berkeyakinan bahwa Han Gap Soo lah yang membantu mereka lari, dan berteriak meminta Han Gap Soo mengatakan dimana dia menyembunyikan para mahasiswa itu. Apakah Han Gap Soo disuruh oleh pemimpin salah satu partai oposisi? Han Gap Soo teguh dengan pendiriannya dia tidak tahu apa-apa.

Kwang Hoon membawa In Ae ke tempat dia membeli baju untuk Ayahnya, mereka berdua sangat puas dengan hasilnya, pasti akan terlihat bagus jika dipakai Han Gap Soo. Tapi Kwang Hoon heran mengapa Ayahnya belum pulang biasanya beliau tepat waktu. In Ae pun berinisiatif dia akan menjemputnya di Kapal.

Han Gap Soo masih disiksa habis-habisan oleh Park Young Tae dan anak buahnya. Dia tetap menuduh bahwa Han Gap Soo pasti telibat dalam pelarian mahasiswa komunis itu. Park Yong Tae kemudiana berkata dia mendengar bahwa anak pertama Han Gap Soo, Han Kwang Hoon baru saja datang, dia pasti terlibat dalam pelarian itu yah? 

Jika Han Gap Soo adalah tersangka utamanya, maka anaknya juga. Han Gap Soo paling tahu ada beribu cara untuk membuat mereka menjadi tersangka dan menjeblosakan Kwang Hoon ke penjara. Han Gap Soo menjadi emosi dan berkata agara Park Young Tae tidak menyentuh putranya.

Han Gap Soo mengingatkan Park Young Tae, tentang Park Young Tae yang memintanya menjadi pembunuh. Dia lah yang memberi perintah untuk membunuh dua orang ketua partai oposisi yang menjadi ancaram pemerintahan militer yang baru. Park Yong Tae lah yang menjadi pembunuh untuk mempertahankan kehidupannya. 

Park Yong Tae jadi marah mendengar hal itu dan bersiap menembak Han Gap Soo, namun anak buahnya datang dan melaporkan sesuatu. Park Yong Tae pun menyuruh mereka membawa Han Gap Soo ke kapalnya.

In Ae tiba di pelabuhan dan melihat Jeep dan beberapa mobil ada disana.  Lalu beberapa petugas berjaga di kapal milih Han Gap Soo, ada apa sebenarnya?

Park Young Tae kini menginterogasi Han Gap Soo di dalam kapalnya. Anak buah Park Young Tae melapor bahwa para mahasiswa telah tertangkap di sebuah gereja di pulau Namo. Han Gap Soo langsung teringat pada Kwang Chul dan In Ae, apakah mereka yang melakukannya? Park Young Tae mengejek, sebagai mantan agen rahasia Han Gap Soo sungguh bodoh membawa mereka ke pulau yang dekat, dia pikir Han Gap Soo akan membawanya ke Jepang.

Teringat pada nasib Kwang Chul dan In Ae,  Han Gap Soo akhirnya mengaku bahwa dia yang membawa  mereka dengan kapalnya. Tapi dia melakukannya sendirian tanpa bantuan siapapun. Dia janji akan merahasiakan semuanya. Park Young Tae mendekat dan berkata, masalah ini menjadi tidak mudah karena Han Gap Soo telah berani mengancam Park Young Tae demi putranya. Dia telah melakukan kesalahan besar. Han Gap Soo jadi ketakutan, apa yang akan di lakukan Park Young Tae?

In Ae berjalan ke pelabuhan dan menatap nomor polisi mobil-mobil yang terparkir disana. Tak lama  Park Young Tae dan anak buahnya meninggalkan kapal Han Gap Soo, dia naik ke dalam Jeep nya sementara In Ae pura-pura tak melihat, namun dia melihat cincin singa yang di pakai Park Young Tae, dia pun menatap wajah Park Young Tae lekat-lekat, membuat Park Young Tae juga menatap In Ae, akhirnya In Ae tersenyum bodoh seperti orang gila dan membuat Park Young Tae tak peduli padanya dan memerintahkan pada anak buahnya agar mereka semua pergi dari sana.


Tanpa membuang waktu, In Ae langsung masuk ke dalam kapal dan menemukan Han Gap Soo yang babak belur, dia segera menelpon Kwang Hoon yang berada di toko pakaian.

Park Young Tae mendapat laporan jika yang mengendari kapal bukanlah Han Gap Soo. Dia sudah tahu itu, karena Han Gap Soo tidak akan sebodoh itu. Lalu apa yang harus mereka lakukan? Park Young Tae lupa satu hal, jika Han Gap Soo akan melakukan apapun untuk bertahan, jadi singkirkan saja dia.

Kwang Hoon datang ke kapal dan mengobati luka ayahnya, In Ae tidak tahu apa yang terjadi, namun dia mendengar berita di radio tentang penangkapan para mahasiswa yang kabur.

Kwang Chul datang dan mencemaskan ayahnya, Kwang Hoon langsung emosi dan bertanya apa yang dilakukan Kwang Chul? In Ae membelanya dan berkata Kwang Chul hanya melakukan apa yang disuruhnya. Kwang Chul sudah siap ditangkap, dialah yang melakukan kesalahanya. Tapi yang terjadi bukan seperti itu, mereka mengincar untuk menangkap Ayah.

Ayah berkata dia tidak akan membiarkan dirinya ditangkap, bagaimanapun juga dirinya adalah bagian dari badan intelejen Negara. Semuanya berawal dari paman Kwang Chul dan Kwang Hoon yang tinggal di Korut atas perintah Korsel. Dia menginap semalam dirumah mereka, dan sejak itu Ayah diseret kemana-mana untuk melakukan segala kejahatan. Kwang Hoon juga kesulitan untuk mengejar cita-citanya karena hal ini.

Kwang Hoon jadi semakin kesal pada Kwang Chul dan memintanya bertanggung jawab. Dia mengancam, jika terjadi sesuatu pada Ayahnya dia tidak akan mengakui Kwang Chul lagi sebagai adiknya. Kwang Chul pun tersulut emosi dan berkata sepertinya Kwang Hoon sudah sejak lama ingin mengatakan hal itu. In Ae mencoba melerai dan berkata dirinya dan Kwang Chul akan bertanggung jawab atas kesalahan mereka. Kwang Hoon pun marah pada In Ae karena telah melakukan hal bodoh dengan mengikuti Kwang Chul.

Bapak Stefano di tangkap polisi karena para mahasiswa itu ditemukan di pulau Namo di gereja. Mereka ingin mengajukan beberapa pertanyaan padanya. In Ae mendapat kabar dari Bibi Kyung Ja tentang penangkapan Bapak Stefano, dia kaget mendengarnya. Apakah itu ada hubungannya dengan kunci  gudang gereja di pulau Namo yang dia ambil diam-diam?

Ayah menyerahkan sebuah kotak pada Kwang Hoon itu adalah uang untuk Kwang Hoon sekolah di Amerika. Apakah itu warisan untuk Kwang Hoon dan Kwang Chul? Ayah mengehela nafas, Kwang Chul tidak pandai di Sekolah, bagaimanapun dia adalah adiknya, jadi Kwang Hoon harus melindunginya. Kwang Hoon tidak ingin mendengar lagi itu seperti pesan terakhir ayahnya.

Selain buku tabungan dan stempel pribadinya, Ayah juga menyerahkan beberapa buku catatan rahasia pada Kwang Hoon dan meminta putranya itu menjaganya baik-baik. Ayah menyuruh Kwang Hoon untuk pulang, namun Kwang Hoon ingin mereka pulang bersama. Ayah tidak bisa, dia harus menyelesaikan sesuatu dulu.

In Ae pergi ke gereja menemui Bapak Stefano. In Ae meminta maaf, masalah kunci itu, dia tidak menyangka masalahnya akan menjadi sebesar ini. Dia sudah mengembalikan kunci itu ke tempatnya. Bapak Stefano berkata bahwa dia telah di hubungi oleh Bapak Andrew seorang pendeta di Seoul yang mengatakan bahwa dia bisa membantu In Ae untuk pergi ke Amerika secepatnya.

Kwang Chul memerintahkan tema-teman geng motornya untuk pergi kejauh yang mereka bisa. Masalahnya menjadi lebih besar dari yang dia perkirakan.

Kwang Hoon pergi ke gereja dan bertemu In Ae yang bertanya tentang Ayahnya. Kwang Hoon berkata Ayahnya ada di Kapal, apakah Kwang Hoon meninggalkannya senidrian? In Ae juga tidak bisa ditinggalkan sendirian. In Ae merasa bersalah karena telah membuat Bapak Stefano dipanggil polisi karena ulahnya. Kwang Hoon tahu masalahnya sudah menjadi semakin gawat. Kwang Hoon meminta In Ae menunggunya dia akan menemui Bapak Stefano.

Kwang Hoon menitipkan uang tabungan Ayahnya pada Bapak Stefano dan mengurus kepergian In A eke Amerika secepatnya. Apakah masalahnya lebih besar yang diperkirakan Bapak Stefano? Kwang Hoon juga tidak tahu, tapi sepertinya orang-orang yang sedang mengincar mereka adalah orang yang kebal hukum dan mudah membolak balikan fakta, mereka seperti sedang di kejar anjing pemburu. Kwang Hoon juga menitipkan catatan rahasia  Ayahnya pada Bapak Stefano karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa dipercaya Kwang Hoon.

In Ae dan Kwang Hoon duduk di tepi pantai, Kwang Hoon menyuruh In Ae segera pergi ke Amerika setelah ada kabar dari Bapak Andrew. In Ae harus kembali setelah dia sukses, mengapa? Mengapa dia harus kembali setelah sukses? Tentu saja untuk membalas dendam. In Ae menghela nafas.

Mobil yang ada di pelabuhan hari ini sama dengan mobil yang In Ae lihat di hari kematian ibunya. Kwang Hoon berkata ada banyak mobil seperti itu, tapi… Pria yang ada di mobil itu sepertinya tidak asing lagi bagi In A, apakah tidak akan terjadi sesuatu yang buruk? Kwang Hoon cemas dan bertanya apakah In Ae tahu makna pembakaran di pusat kebudayaan AS? In Ae sama sekali tidak tahu, yang dia tahu Komandan Amerika menyebut rakyat Korea seperti tikus liar, maka Demokrasi yang sedang mereka perjuangankan itu tidak ada gunanya, komentar macam apa itu?

Kwang Hoon semakin kalut dan meminta In Ae untuk diam, tidak seharusnya In Ae berbicara seperti itu. Mengapa? Apakah Kwang Hoon takut? In Ae sama sekali tidak takut. Kwang Hoon mengingatkan In Ae semua ucapan itu palsu. In Ae tahu itu, tapi dia membuat alasan dengan berkata supir taksi yang mengatakannya. Masa iya seorang duta besar menilai sebuah Negara hanya karena komentar supir taksi.

In Ae hanya ingin menolong Keun Tae Oppa saja, bukankah dia teman Kwang Hoon. Keu Tae buka lagi temannya, karena di telah memanfaatkan adiknya demi keselamatannya. Dan juga… sebaiknya In Ae berhenti berbicara seperti itu. Mereka tidak hidup di Dunia yang bebas. Benar. Dunia ini mengerikan telah membunuh ibunya. Jadi In Ae tidak peduli lagi, meskipun dia berbicara ngawur dia tidak takut mati. 

In Ae sangat emosional, namun akhirnya dia menangis dan berkata bahwa ini semua tidak adil. Kwang Hoon menenangkannya, dia meminta In Ae berjanji untuk tidak berkata seperti itu lagi merak tidak tahu apa yang akan terjadi. In Ae tidak menjawab, Kwang Hoon meminta In Ae untuk berjanji, akhirnya In Ae mengangguk. Kwang Hoon menghapus air mata In Ae kemudian memeluknya erat.

Kwang Chul pulang ke rumah, namun dia melihat Kwang Hoon dan In Ae baru pulang. Mereka pulang bersama dan membuat Kwang Chul memilih bersembunyi dulu. Kwang Hoon berkata saat dia pergi ke Seoul dia akan berbicara dengan Bapak Andrew dan In Ae harus segara pergi ke AS setelah semua persiapannya selesai. Apakah Kwang Hoon akan membiarkan In Ae pergi sendirian? Apakah Kwang Hoon akan menjaga keluarganya? In Ae tidak usah khawatir tentang hal itu.

Tapi In Ae tidak mau pergi sendirian, kenapa? Karena dia ingin pergi bersama Kwang Hoon. Apakah Kwang Hoon menginginkan In Ae pergi sendirian? Sebenarnya tidak. Karena itu berjanjilah supaya mereka pergi kesana bersama. Kwang Hoon mengerti dan meminta In Ae masuk dulu.

 Di balik tembok, Kwang Chul mendengarkan semua itu dengan hati terluka.

Setelah In Ae masuk, Kwang Chul akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Kwang Hoon kemudian bertanya apakah Ayahnya belum pulang? Kwang Chul balik bertanya bukan kah Ayah bersama Kwang Hoon? Situasi diantara mereka pun mendadak canggung. Kemana Ayahnya? Mengapa dia belum pulang?

Pagi hari, Pelatih Jo datang menjemput In Ae dan Kwang Chul di sekolah. Dia tak mengatakan apapun saat membawa mereka dengan mobilnya. Ada apa sebenarnya? Apakah Kwang Chul dan In Ae akan di tangkap? Pelatih Jo tidak menjawab apapun. Di tempat lain, Kwang Hoon berada di dalam mobil polisi dia tampak sangat cemas.

Pelatih Jo membawa Kwang Chul dan In Ae ke Pelabuhan. Kwang Chul panik ada apa sebenarnya? Pelabuhan tampak ramai, ada ambulans dan banyak polisi. Kwang Chul bertanya apa yang terjadi? Seorang pria tua berkata bahwa Ayah Kwang Chul tenggelam di laut dan Kwang Chul pun melihat tubuh Ayahnya terombang ambing di lautan.

Kwang Chul langsung berlari ke lautan dan mengabaikan orang-orang yang mencegahnya. Kwang Chul pergi berenang menuju tubuh Ayahnya yang terombang ambing di lautan. Padahal In Ae dan Polisi mengatakan itu berbahaya, namuan Kwang Chul tidak mendengarkan mereka.

Kwang Hoon tiba di pelabuhan, dia juga berlari menuju lautan namun tidak serta merta menceburkan dirinya untuk berenang apalagi dia melihat tubuh Ayahnya sudah diangkat ke kapal penyelamat. Kwang Chul pun di naikan ke kapal itu. Kwang Chul memeluk ayahnya meminta Ayahnya untuk bangun, “Ayah… Bangunlah.. mengapa tubuh mu sangat dingin” Ayah sudah tak bernyawa lagi, Kwang Chul menangis sejadi-jadinya. 

Di tepi pelabuhan Kwang Hoon pun meraungkan tangis nya saat menyadari Ayahnya telah tiada. In Ae bingung, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Secara tidak langsung, kematian Kapten Han Gap Soo adalah kesalahan dirinya dan Kwang Chul.

Bersambung ke episode 2 di berbagisinopsis

***

Berniat menonton karena ingin melihat Om Cha In Pyo ternyata si Om belum ada nih, hehehe… baru nongol di episode 2.

Genre drama ini jelas melodrama, sejak awal tidak berharap banyak pada endingnya namun ceritanya tampak menjanjikan. Sejauh ini entah kenapa aku lebih suka Chemistry antara Kwang Chul dan In Ae, padahal kan In Ae sepertinya negebet berat sama Kwang Hoon, nggak tau kenapa scene dia sama Kwang Chul terasa lebih natural. Dan entah kenapa aku juga lebih suka karakter nya Kwang Chul di banding Kwang Hoon *Mungkin ada sedikit faktor pemain, Ups* Jadi walaupun di sini Jung Kyung Hoo bisa jadi hanya  jadi SLM, tapi aku lebih suka pas scene dia muncul karena karakternya lebih kece aja di banding mas Kwang Hoon. Tapi sih di episode 2, Kwang Hoon juga mulai OK kok karakternya.

Paling sebel sama Kwang Hoon, kok sepertinya dia dibutakan cinta dia sama In Ae yah? Apa-apa yang Kwang Chul yang disalahkan, padahal In Ae udah bilang jika dia juga ikut bersalah, tapi secara sepihak dia men-judge Kwang Chul lah yang merusak In Ae, heuuu…

Yah… siapa sangka ya, tindakan Implusif Kwang Chul dan In Ae menolong teman Kwang Hoon itu malah membuat hidup mereka runyam sampai Ayah dua bersaudara Han harus menghembuskan nafas terakhirnya.

Park Young Tae kejam banget yah tampaknya, dia sepertinya tidak segan-segan membunuh orang demi kepentingannya. Pertanyaan terbesarku, mengapa Park Young Tae membunuh Ibu In Ae??? Apa maksud dari pesan kematian Ibu In Ae? Kupu-kupu? Apa maksudnya yah?

Note:
Merecaps drama ini adalah project santaiku dengan mba mumu, jadi harap tidak bertanya kapan episode selanjutnya. Aku membuat recaps nya untuk menjaga mood ku agar tetap menontonnya sampai akhir, jadi harap para reader menjaga mood kami juga ya ^^Terimakasih sebelumnya^^

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

5 komentar:

  1. SIPPO MBAK IRFA MA MBAK MUMU CANTIK XD
    hahahaha sungguh gak ngareppertamanya bakal ada yang nyinop drama ini...
    seneeeeeeeeeeeeeng banget hehe
    makasih banyak ya mbak^^

    BalasHapus
  2. Wah mbak irfa sama mbak mumu ngerecap drama ini. Semangat ya mbak ^^ aku tunggu sekali

    BalasHapus
  3. Kok kayak liat hjm ya pas bc recap EL.... lama2 hje jd kyk kembar ma hjm.. mirip banget... @irfa smangat......

    BalasHapus
  4. salam kenal mbak,, slama ni saya slalu jadi silence reader setianya mbak,,
    mbak saya mau minta tolong ni pleaseee,, ni masalah lokorn sawan biang, saya dah cari dvd a kmn2 tp g nemu trus coba download di youtobe yang sub eng a g lengkap,, tulungin saya dunk mbak, tolong kirim capyan file a sawan biang ke email saya, pleasee mbak, saya dah putus asa sekali, mau nonton tapi g bisa,, please mbak, saya merayu dengan mbak,, pleaseee,,
    emailnya arianakamil90@gmail.com,,
    makasih ya mbak,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. gimana kalo minta alamatnya mbak irfa aja buat dikirimin flashdisk, tapi lewat email kontaknya :P
      *ngrusuh aja nih sayanya, mian, mian hanya ide...
      habisnya juga pernah sampe mikir minta OWW tapi ternyata udah jodoh
      mau minta yang lain, tapi flashdisknya yang belum ada LOL

      Hapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^