Minggu, 20 April 2014

[Sinopsis] Witch's Love Episode 2 part 1

Yong  Soo Chul membawa Ji Yeon ke atas panggung. MC meminta pengunjung untuk memberi mereka tepuk tangan.

Setelah keduanya berdiri di atas panggung MC bertanya apakah mereka berkencan. Ji Yeon menggeleng sementara Soo Chul bilang ‘belum’ Dia akan membuat pengakuan hari ini. MC takjub dan mendoakan semoga Soo Chul berhasil. 

Dong Ha menatap keduanya dari jauh, dia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan Soo Chul.

Sekali lagi, MC meminta pengunjung bertepuk tangan, kali ini untuk keberanian Soo Chul. MC pun meninggalkan Soo Chul dan Ji Yeon di atas panggung.


Soo Chul meminta Ji Yeon untuk menutup matanya, entah apa yang merasukinya, Ban Ji Yeon menutup matanya begitu saja dalam hati dia bergunam, “Kenapa aku melakukan ini? Aku pasti sudah lupa, jika dunia ini penuh dengan pria ba*jingan”

Soo Chul mendekatkan wajahnya bersiap untuk memberi ciuman pada Ji Yeon, tapi kemudian dia berhenti dan tidak jadi melakukannya. MC bertanya apakah ada yang salah? Ji Yeon sadar Soo Chul tidak jadi menciumnya dan langsung membuka mata.
 
Soo Chul menahan tawa dan berkata, “Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa. Melihatnya lebih dekat, dia terlihat benar-benar seperti Ahjumma” Ji Yeon syok mendengarnya, para pengunjung pun tidak senang mendengarnya kecuali trio BRC (Byun Suk Ki, Oh Rin Ji dan Nam Chang Min). Young Shik yang sangat loyal pada Ji Yeon tentu saja syok juga melihat Ji Yeon diperlakukan seperti itu.

Dong Ha menatap kecewa pada kelakuan temannya, dia tidak percaya Soo Chul tega melakukan itu. Meskipun Ji Yeon bukan orang baik di mata Dong Ha, tetap saja… Dong Ha merasa apa yang dilakukan Soo Chul salah.

Soo Chul berkata pada Ji Yeon, “Ini tidak menyenangkan karena kau mudah di rayu, Ahjumma.” Soo Chul mengatakan pada MC bahwa dia tidak bisa melakukannya, Ji Yeon sama sekali tidak sesuai dengannya. MC bingung, para pengunjung terlihat tidak senang. Byun Suk Ki yang terlihat paling senang dia dan Soo Chul bahkan melakukan Toss sambil mentertawakan Ji Yeon yang mematung di atas panggung dan terlihat merasa di permalukan.

Byun Suk Ki berteriak, “Itu benar, dia mempermainkanmu! Bahkan untuk penyihir yang sangat hebat, sangat sulit untuk telihat cool” Ji Yeon merasa semakin tersudut, dia tidak tahu apa yang harus di lakukannya di atas panggung.

Soo Chul merasa puas dan ingin pamer pada Dong Ha, namun Dong Ha malah mengabaikannya dan berjalan kearah Ji Yeon. Soo Chul memanggilnya, namun Dong Ha mengabaikannya dan terus berjalan menuju panggung.

Dong Ha berdiri di depan Ji Yeon dan berkata padanya untuk diam sebentar, “Kau pasti wanita yang aneh. Ketika aku melakukan ini, Itu tidaklah sungguh-sungguh” Dong Ha menyentuh pipi Ji Yeon dengan lembut sebelum dia mencium Ji Yeon di hadapan semua orang yang kaget melihat apa yang dilakukan Dong Ha.

Ji Yeon yang bingung hanya bisa bertanya-tanya di dalam hati, “Siapa orang ini?” Ji Yeon sudah 6 tahun tidak berciuman, tapi rasanya tidak benar. Ada sesuatu yang salah… tapi apa ini? Ji Yeon sama sekali tidak memiliki perasaan buruk.

Dong Ha menghentikan ciumannya dan menatap Ji Yeon dengan lembut. “Jika kau merasa buruk, aku minta maaf” Kemudian Dong Ha memeluk Ji Yeon. Tapi apa yang Ji Yeon rasakan? Dia sama sekali tidak merasa buruk.

“Tapi ini jauh lebih baik daripada berdiri di panggung sendirian” Dong Ha mengatakan itu sambil menatap Ji Yeon setelah melepaskan pelukannya. Ji Yeon berspekulasi, ‘Lalu… apa ini… hanya semacam “bantuan”? Apakah dia memberikan bibirnya dengan suka rela?’

MC bertepuk tangan untuk pasangan Dong Ha dan Ji Yeon, dan dia pun mengajak semua pengunjung untguk mengucapkan selamat pada mereka berdua dan memberikan anggur yang sudah di sediakan sebagai hadiah untuk pasangan hari itu. Ji Yeon hanya diam, sementara Dong Ha berterimakasih pada MC dan semua pengunjung.

Dong Ha berbisik pada Ji Yeon, lebih baik mereka pergi dari tempat itu. Dong Ha menuntun Ji Yeon untuk mengambil barang-barang di kursinya dan berjalan menuju pintu keluar.

Di dekat meja bar, Soo Chul langung merasa ketakutan karena Ji Yeon yang menatapnya tajam. Soo Chul mundur hingga membentur meja bar dan terduduk, dia mencoba mengelak bahwa dia hanya menuruti perintah saja, Ji Yeon tampak tidak peduli dan tetap mendekatinya dengan tatapan mengintimidasi. Setelah menitipkan tas dan jaketnya pada Dong Ha, Ji Yeon menatap Soo Chul untuk membuat perhitungan dengannya.

“Dengarkan aku, Baby..” Soo Chul ketakutan, dia menatap Dong Ha meminta bantuan, tapi Dong Ha tdak peduli dan membiarkan Ji Yeon melakukan apapun yang diinginkannya.

“Kau menyebutkan semua hasil editorial ku… Tapi kau jelas tidak tahu tahu tentang hidupku. Apa kau tahu apa yang menjadi tujuan hidupku?” Ji Yeon bertanya pada Soo Chul yang ketakutan dan bertanya balik “Apa itu?”

Dengan tegas Ji Yeon berkata bahwa tujuan hidupnya adalah Jangan pernah membuat tekanan darahnya naik hanya karena gara-gara pengecut seperti Soo Chul. Tapi… Ji Yeon tetap harus melakukan balas dendam atas apa yang dilakukan Soo Chul padanya. Mendengar hal itu Soo Chul  semakin ketakutan.

“Kau bilang padaku tadi kalau aku terlihat seperti ahjumma kan? Kelihatnya kau tidak punya kaca di rumah. Apa kau ingin aku memberitahumu seperti apa penampilanmu?” Ji Yeon bertanya dengan kejam.

Soo Chul ketakutan dan berkata itu tidak perlu. Tapi Ji Yeon tidak peduli, dia ingin mengatakan apa pikirannya tentang Soo Chul.

“Apa kau pernah melihat bayam yang direbus selama 30 menit? Itu persis seperti wajahmu. Roti yang 3 bulan lewat dari masa kadaluarsanya dengan jamur dimana-mana? Pikirlah kalau itu persis seperti dirimu. Dan juga... Kimchi mentimun yang dikunyah kemudian di muntahkan kembali… Itu juga persis seperti dirimu”

Soo Chul Syok mendengar apa yang dikatakan Ji Yeon. Bayam rebus? Roti kadaluarsa? Muntahan Kimchi?

Sebelum meninggalkan Soo Chul, Ji Yeon berkata, “Bercermin dulu sebelum melakukan ini”

Dong Ha yang menyaksikan temannya diintimidasi oleh Ji Yeon hanya tertawa saja. Dong Ha merasa Soo Chul pantas mendapatkannya.

Ji Yeon pun mengajak Dong Ha pergi, sebelum mereka pergi. Dong Ha memakaikan jaket pada Ji Yeon (aduh,,, ini Dong Ha kok baik banget sih~~~)

Ji Yeon pun merangkul Dong Ha saat mereka berjalan keluar dari tempat itu, seolah mereka adalah pasangan.

Setelah tiba di luar, Ji Yeon langsung melepaskan rangkulannya dan bertanya tanpa basa basi pada Dong Ha, “Sekarang, katakan padaku! Kenapa membantuku dengan cara seperti itu?” Ji Yeon sangat kesal pada Dong Ha.

Dong Ha malah balik bertanya, “Siapa yang menurutmu yang harusnya marah sekarang?” tentu saja itu semakin membuat Ji Yeon kesal, apa maksudnya itu?

“Aku orang yang tidak menerima biaya paruh waktuku, karena kau mencuri sepeda itu, Dan karena itu aku tidak bisa membyar sewa dan diusir keluar” Dong Ha menjelaskan situasi sulitnya karena ulah Ji Yeon tempo hari.

Ji Yeon bertanya, apakah Dong Ha sedang mengatakan itu adalah salahnya? Dong Ha berpikir secara logika, itulah kebenarannya. Ji Yeon kemudian bertanya, “Lalu kenapa kau menolongku? Apa hobimu itu berbagi, menolong dan mengorbankan diri?”

“Ah, karena kau pikir kalau aku begitu menyedihkan ditolak dari ciuman dari pria itu. Kau meminjamkan bibirmu untuk menyelamatkanku kan ? Lalu kau membantuku dengan memberiku, "Lip Service" ?” Ji Yeon benar-benar kesal.

Dong Ha tak habis pikir, apakah Ji Yeon berpikir itu adalah pelecehan seksual. Ji Yeon membenarkan, dan berteriak, “Kita bukan pasangan!”  
Dong Ha ikutan protes, “Tentu saja bukan! Kau bukan tipe ku” Ji Yeon makin kesal mendengarnya dan menuduh Dong Ha menikmati ciuman tadi. Dong Ha tertawa mendengarnya, “Aku rasa “Lip service” ku bagus. Kau pasti menyukainya” Ji Yeon jadi kikuk mendengar kata-kata Dong Ha.

Ji Yeon mencoba menyangkal, namun dia malah berkata,”Lagipula, aku mengatakan ini karena
aku tidak butuh bantuan dari bibirmu itu. Bahkan jika kau tidak membantuku, aku akan tetap turun dari panggung. Dan Si muka bayam itu akan aku marahi!”

Dong Ha bertanya, apakah si muka bayam (alias Soo Chul) benar-benar serius ingin mendekati Ji Yeon? Orang yang memiliki dendam pada Jin Yeon lah yang menyuruhnya melakukan hal itu untuk menghina Ji Yeon.

Ji Yeon tidak mengerti, siapa orang yang menyuruh Soo Chul?

Soo Chul minum di hadapan para rekan kerja Ji Yeon, dia kesal karena sudah di permalukan oleh Ji Yeon dan sekarang, Ketua Tim Byun, Rin Ji dan Chang Min malah meminta uang mereka di kembalikan. Young Shik kaget mendengar kenyataan itu, mereka memberi uang pada Soo Chul? Kenapa?

“Aku.. melakukan semua yang kalian suruh kepadaku. Dengan usaha terbaikku, aku menggodanya, dan dengan usaha terbaikku, aku sudah menghinanya. Tapi... Apa pengembalian dana masuk akal bagi kalian?” Soo Chul merasa frustasi mendengar tuntutan orang-orang yang memberinya pekerjaan tersebut.

Ketua Tim Byun berkata itu adalah pertanyaan bagus, Soo Chul harus menerima kenyataan, bahwa orang yang di permalukan itu bukan Ban Ji Yeon, melainkan dirinya.

“Kau dibilang kalau kau 30 menit apa, apa, apa?”

“Bayam…”

“3 bulan kadaluarsa...”

“Roti… Roti!”

“Akhirnya, kau seperti kimchi timun yang dikunyah dan diludah kembali”

Soo Chul semakin terpuruk dan Ketua Tim Byun, Rin Ji dan juga Chang Min merasa sangat kesal dengan keadaan ini.

Rin Ji bekata dengan kesal, “Ah... Penyihir itu, dia pasti sangat puas!”

Young Shik sepertinya masih bingung, dan mengambil kesimpulan, “Tunggu! Jadi kau mengatakan... Kalian bertiga memberi uang, dan menyewa dia untuk merayunya... Wow! Bagaimana bisa kalian melakukan itu pada rekan kerjamu sendiri?” Young Shik sangat kesal mengetahui kenyataan ini.

Sementara itu Ji Yeon yang di beritahu Dong Ha jika yang mempekerjakan Soo Chul adalah para rekan kerjanya malah mencibir sebal, “Rekan kerja! Yang benar saja!  Hanya karena kami bekerja diperusahaan yang sama, kami harus saling memanggil rekan kerja dan harus dekat... Aku melihat mereka sebagai orang yang munafik!”

“Mereka bukan rekan kerja… Tapi Rival!”

Melihat cara Ji Yeon bereaksi, Dong Ha pun mengerti mengapa dia dimusuhi oleh rekan kerjanya. Ji yoen tidak bisa berbaur dengan mereka. “Kau pasti telah sangat mengganggu mereka, sampai mereka semua mau memusuhimu!”

Ji Yeon kembali menjadi kesal, “Apakah kau berpikir akulah yang harus merenungkan hal ini?” Dong Ha berpikir itu akan lebih baik. Ji Yeon sebaiknya bercermin dan merenungkan mengapa mereka tidak menyukainya.

“Wow… Inilah kenapa aku menjadi reporter, karena orang-orang selalu seperti ini!” Ji Yeon berdecak kesal mendengar pendapat Dong Ha.

“Kenapa kau menyalahkan korban?! Perumahan kumuh... orang miskin... pendidikan yang buruk! Apa kau pikir akan muncul masalah karena kemalasan dan tidak berkompeten? Inilah masalah yang terjadi di masyarakat! Bukannya memperbaiki system, Bisakah kau memberitahu mereka!”

Dong Ha bingung, mengapa Ji Yeon membicarakan hal itu sekarang? Ji Yeon tidak peduli dan terus mengomel.

“Dunia gila ini selalu menyalahkan korban! Aku adalah korban dan sudah merasa kesal disalahkan!”
Ji Yeon mengatur nafas nya yang menjadi semakin cepat karena amarah yang meledak. Ji Yeon berbalik membelakangi Dong Ha dan bercerita dengan menahan emosi.

“Sebelum menikah... Ada pria yang tiba tiba menghilang. Besok adalah hari pernikahan mereka tapi pria itu tidak datang. Namun, wanita itu terus menunggu. Menurutmu apa yang dirasakan wanita itu?”

Dong Ha bingung dengan apa yang dibicarakan Ji Yeon.

Ji Yeon berbalik dan menatap Dong Ha, “Apakah… Kau akan mengatakan hal yang sama pada wanita itu? Harus bercermin pada dirimu sendiri?”

Dong Ha mencoba menjawab, “Bagaimana bisa pria melakukan itu tanpa ada alasannya...”

Ji Yeon langsung memotong ucapan Dong Ha dengan penuh emosi, “Aku juga penasaran apa alasannya melakukan itu!”

Ji Yeon mencoba menenangkan diri dan bertanya, “Jadi... Katakan padaku apa alasannya. Kenapa mereka mau menyiksaku! Dan kenapa kau terus ikut campur!”

“Mereka melakukan hal itu, mungkin karena mereka tidak menyukaimu. Alasanku menolongmu…  Pertama, Aku menentang sekumpulan orang yang memusuhi satu orang! Kedua, tidak ada orang yang disekitarmu yang mau menolongmu. Ketiga, kau mungkin tidak pernah mempunyai teman yang mau minum denganmu setelah ini. Itulah kenapa aku akan pergi minum denganmu, OK?” Dong Ha menjelasakan situasinya dan berbaik hati mengajak Ji Yeon minum bersamanya.

Ajakan Dong Ha malah membuat Ji Yeon lagi-lagi merasa kesal, “Mengapa bisa tidak punya seorang teman?” Ji Yeon menunjukan ponselnya pada Dong Ha, “Apa kau tahu ada berapa banyak temanku disini? Semuanya ada 1000 orang” Ji Yeon berbangga diri.

Dong Ha bertanya, diantara orang-orang di ponsel itu, apakah kau mempunyai orang yang akan minum dengan mu malam ini? Ji Yeon mencibir, apakah Dong Ha bercanda?

“Aku diberkati dengan orang-orang baik di sekitarku sejak aku lahir”

Dong Ha menantang, “Lalu teleponlah orang itu, berapa lama aku harus menunggu. Satu menit sudah cukup sepertinya”

Ji Yeon panik dengan permintaan Dong Ha, dia menawar dia butuh waktu 10 menit, delivery service saja butuh waktu 10 menit. Dong Ha setuju, dia akan memberi waktu 10 menit, atau.. Ji Yeon bisa memanggil delivery service?

Ji Yeon jadi sebal, 10 menit? Ji Yeon bisa melakukannya kurang dari itu, “Coba kau nyanyikan syair pertama dari lagu korea…. Mereka akan datang ketika kau selesai bernyanyi!”

Ji Yeon mencari nomor kontak orang yang bisa dia hubungi, Lee Yoo Lee, Lee Ji Yeun… tapi tak ada yang bisa dia hubungi. Lalu dia melihat nama Kim Yoo Ra. Apakah dia orang yang bisa dia hubungi?

Ji Yeon mengajak Dong Ha mendatangi Kim Yoo Ra di apartemennya. “Yoora, ini dia, Ji Yeon” Ji Yeon memanggil Yoo Ra setelah membunyikan bel. Ji Yeon menanti dengan penuh senyuman, tapi saat Yoo Ra membuka pintu Yoo Ra malah menyiram mereka berdua dengan garam. Lebih tepatnya  menyiram Dong Ha, karena Ji Yeon langsung bersembunyi di balik tubuh Dong Ha.

Dong Ha bertanya, “Siapa dia?” Dengan tenang sambil membersihkan butiran garam dari rambutnya Ji Yeon menjawab, “Dia hoobae di perusahaanku, Tapi aku memecatnya 3 tahun yang lalu”

Tidaaaakkk. Ji Yeon tidak bisa menghubungi Kim Yoo Ra, karena gambaran itulah yang akan terjadi jika dia mengajak Dong Ha menemui Yoo Ra.

Ji Yeon berbohong, bahwa orang yang akan dihubunginya sedang berada di New York. Saat mencoba mencari nomor lain, sebuah panggilan masuk ke ponsel  Ji Yeon, “Ny. Choi Jeong Sook” Itu adalah ibu Ji Yeon.

Ji Yeon pun memanfaatkan hal ini. Dia mengangkat telepon ibunya dan berpura-pura bahwa yang menelpon adalah sahabatnya, “Oh, Jeong Sook-ah… Hallo? Ya.. Ini aku. Ada apa menelpon malam-malam begini?”

Di sebrang sana Ibu kebingungan dengan tingkah putrinya, “Gadis ini... Apa kau gila? Apa kau sudah lupa dengan suara ibumu sendiri?”

“Aigoo. Bagaimana bisa aku melupakan suara mu? Kau menelponku setiap hari”

Ibu semakin cemas dan bertanya, “Kenapa kau bertingkah seperti ini?! Apa kau sedang berada dibawah pengaruh obat?! Apa kau sedang minum alkohol?”

Ji Yeon tidak menjawab dan malah bertanya hal lain, “Apakah kau sudah pergi kesana? Kau bilang kau akan pergi ke suatu tempat pagi ini?”

Ibu memang menelpon untuk membicarakan hal itu pada Ji Yeon dan bertanya dimana Ji Yeon sekarang, dia akan segera kesana.

Ji Yeon malah bertanya, “Kalau kau tahu dimana aku, apa kau akan datang kesini?”

“Tentu saja, aku harus, aku kan ibu mu. Apa yang terjadi hingga kau seperti ini ? Apa ini benar benar dirimu? Kau tidak punya siapapun yang dekat denganmu? Dimana kau? Ibu akan datang.” Ibu semakin cemas dengan cara bicara Ji Yeon.

“Aigoo, Kau tidak usah melakukannya. Kau kan belum lama operasi kanker. Bagaimana bisa kau datang kesini? Kau kan tidak boleh minum”

Ibu semakin merasa frustasi, “Apa yang harus aku lakukan? Peramal itu memberitahuku... Kalau kau tinggal sendirian seperti ini, kau akan menjadi gila. Ini semua karena kau kekurangan Yanggi ( energi Yang)”

Ji Yeon sebenarnya kesal saat mendengar peramal mengatakan dia akan menjadi gila, tapi dia menahannya dan berkata, “Omo, kau akan datang kesini dengan Yanggi? Aigoo, tidak jadi”

Ji Yoen pun memutuskan telepon ibunya dengan berkata, “Karena aku bersama dengan Na Rae sekarang.. Jangan khawatirkan aku dan tidurlah” Ji Yeon bahkan tidak peduli, Ibunya masih memanggil-manggil dia. Dia hanya berkata, “Oh benar… baiklah… baiklah”
Ji Yeon menutup teleponnya dan berkata bahwa itu adalah orang yang dia kenal sejak lahir (ya iyalah itu ibunya hahahaha) “Dia menelponku setiap hari sehingga rasanya mau membunuhku”

Dong Ha tidak ingin peduli, dia hanya ingin tahu apakah dia akan datang atau tidak? Ji Yeon kesal dan berkata orang itu tidak janji. Ji Yeon mencari nomor lain di ponselnya. Dia menemukan kontak,

“Pengkhianat” Ji Yeon langsung mendapat ide.

“Ayo pergi! ada seseorang yang  sangat dekat denganku tinggal di sekitar sini. Ikut aku” Ji Yeon mengajak Dong Ha untuk bertemu di pengkhianat.

Ternyata Ji Yeon membawa Dong Ha ke toko kue Ikan, pemiliknya menyambut mereka dan bertapa terejutnya si pemilik toko saat tahu yang datang adalah Ji Yeon.

“Ji Yeon-na! Apa yang terjadi? kau tidak pernah menelpon. Mimpi yang aku mimpikan tadi malam sangat pasti indah. Ini adalah hari keberuntungan!” Pemilik toko itu adalah Na Rae yang  menyambut Ji Yeon dengan suka cita.
“Min Goo! Min Goo!”  Na Rae memanggil suaminya untuk memberitahu jika Ji Yeon datang ke toko mereka. Min Go tampak tak senang dengan kedatangan Ji Yeon dan menyapanya seadanya saja.

Ji Yeon memperhatikan toko itu dan langsung mengejek, “Toko ini benar-benar kecil. Bagaimana bisa kau menjalankan bisnis di toko sekecil ini? Baunya...”  Dong Ha kaget dengan sikap Ji Yeon, tapi Na Rae tampak tidak masalah dengan kata-kata Ji Yeon.

Ji Yeon melihat baju Na Rae dan dia kembali berkomentar, “Ada apa denganmu dan pakaian mu? Kau menjadi wanita tua yang norak dalam 6 bulan ini karena memakai baju itu”

Ejekan Ji Yeon sama sekali tidak membuat Na Rae teseinggung dia malah membenarkan, tapi memberikan alasan bahwa baju itu sangat nyaman di pakai.

Ji Yeon benghela nafas dan kembali mengejek kehidupan Na Rae, “Pada akhirnya, kau bersama pria seperti itu, Untuk hidup seperti ini, Kau menipuku dan kawin lari dengannya?”

Na Rae membela diri. Dia tidak menipu Ji Yeon, hanya menyembunyikannya agar Ji Yeon tidak marah. Ji Yeon mencibir, Marah? Dia sepertinya lebih marah karena Na Rae menyembunyikan kebenaran darinya.

Melihat situasinya, Dong Ha jadi ragu dan berbisik pada Ji Yeon, apakah Na Rae itu benar-benar temannya?

Melihat Dong Ha, Na Rae jadi tertarik, siapa pria muda yang datang bersama Ji Yeon itu? Dong Ha memperkanalkan dirinya, begitupun Na Rae yang emngaku sebagai teman satu-satunya Ji Yeon yang dibalas dengan tatapan tajam dari Ji Yeon.

Na Rae bertanya apa hubungan Dong Ha dengan Ji Yeon? Dong Ha berniat menceritakan pertemuan mereka kemarin, tapi Ji Yeon memotong bahwa mereka baru saling kenal hari ini.

Na Rae dan Min Go pun menjamu Ji Yeon dan Dong Ha dengan menghidangkan kue ikan dan mereka mengobrol bersama dalam satu meja dengan menyajikan menu terbaik di toko mereka. Min Go berkata dia sendiri yang membuat menu tersebut. Seperti biasa, Ji Yeon hanya mengejek dengan berkata kue itu tidak special.

Lain halnya dengan Dong Ha yang memuji bahwa kue ikan itu snagat enak dan suasana toko pun sangat baik.


Ji Yeon lagi-lagi mencibir, Min Go memang orang yang berhasil dari pemilik tenda makanan menjadi pemilik toko. Takdirnya berubah karena dia bertemu dengan gadis yang tepat. Dong Ha heran mengapa Ji Yeon berkata seperti itu?

Min Go membenarkan perkataan Ji Yeon dan menggenggam tangan Na Rae, “Na Rae adalah hidupku. Seperti Camille Claudel bagi Rodin. Dia selalu memberinya inspirasi”

Na Rae berkata bahwa suaminya selalu mempersiapkan dirinya menjadi penyair dadakan sejak menyewa tenda makanan dulu. Sebelum menjadi penulis berita, Na Rae juga menulis novel. Dong Ha memuji pasangan itu sangat romantis.
Lagi-lagi Ji Yeon mencibir, “Romantis apanya?! Mereka dua seperti Ghetto!”

“Apa kau tahu betapa malangnya Rodin itu? Dan juga... Camille Claudel adalah pematung terkenal. Tapi dia merusak hidupnya sendiri karena Rodin. Rodin menjadi sangat terkenal, tapi dia menghabiskan seluruh hidupnya”

Min Go dan Na Rae tampak tidak nyaman setelah mendengar perkataan Ji Yeon. Dong Ha menegur Ji Yeon, bagaiamana bisa Ji Yeon berkata seperti itu?

 Dong Ha melihat makanan Ji Yeon dan berkata, “Kau bilang tidak enak, tapi kau makan sangat banyak. Berapa banyak yang sudah kau makan?” Ji Yeon kesal dan berkata dia tidak makan banyak.

Tapi kemudian Ji Yeon mengakui sebuah kehebatan Min Go, “Baek Na Rae, kau tidak akan mati kelaparan hidup dengannya” Min Go membenarkan, bahkan jika dia kelaparan dia tidak akan membiarkan Na Rae kelaparan.

Melihat bertapa mesranya Na Rae dan Min Go, Dong Ha pun bertanya pada Ji Yeon, “Kau iri kan?” Ji Yeon mendesis apa yang harus diirikan dengan seorang pepbuat kue ikan itu?

Na Rae tidak enak dengan suasana ini dan mengalihkan pembicaraan tentang masa lalunya bersama Ji Yeon.

“Oh, benar! Apa kau masih ingat? Ketika kita menjadi senior di SMA, Apa kau ingat kita ketahuan makan siang didalam kelas?”

Ji Yeon mencegah Na Rae untuk bercerita, tapi Na Rae tetap melanjutkan

“Aku satu satunya yang ketahuan oleh guru, jadi betisku dipukul, dan Kau tiba tiba pingsan di lantai”

Ji Yeon mengelak dan berkata dia tidak ingat, dia ingin menghentikan Na Rae untuk bercerita, namun semua itu percuma.

“Guru menjadi sangat syok jadi guru melakukan CPR...”

Ji Yeon tak ingin lagi Na Rae meneruskan ceritanya, namun Na Rae teak peduli, sambil menahan tawa Na Rae pun berkata, “Jadi dari mulutnya... Bakso keluar dan menbentur guru tepat di dahinya!” Semua orang tertawa mendengarnya.

“Itulah kenapa Nama julukannya… “Ji Yeon sebal meminta Na Rae untuk tidak meneruskan tapi Na Rae tak bisa lagi di hentikan.

“Ddang Ja!” Semua orang tertawa mendengar nama julukan itu, Ddang Ja? Min Go dan Dong Ha tertawa sangat keras.


“Ban Ddang Ja” Na Rae melengkapi, Ji Yeon yang tadinya kesal pun jadi ikut tertawa mengingat kenangan itu. BahkN Ji Yeon dan Na Rae ber-tos ria karena kenangan lucu tersebut.

Melihat Min Go tertawa, Ji Yeon jadi kesal dan melarangnya tertawa. Min Go menahan tawanya, tapi tetap saja mereka berepat tertawa karena julukan itu.


Dong Ha melihat tawa Ji Yeon, kemudian berkata, “Ternyata kau tahu caranya tertawa Ddang Ja-ssi” kemudian Dong Ha tersenyum pada Ji Yeon.

Alarm di ponsel Dong Ha berbunyi, dia melihat apa yang harus di lakukannya. Dong Ha pun pamit untuk pergi duluan. Dia berkata sangat senang bisa bertemu dengan Na Rae dan Min Go.


Dong Ha juga pamit pada Ji Yeon dan berkata, “Jika ditakdirkan, mari kita bertemu lagi” Ji Yeon mengiyakan saja dan Dong Ha pun pergi dari toko kue ikan.

Dong Ha barus saja selesai mengganti baju saat Soo Chul kemudian meributkan tentang hubungannya dengan Ji Yeon, jangan-jangan Dong Ha sudah bersama Ji Yeon selama ini? Dong Ha membantah, dia baru saja mengenal Ji Yeon.

Soo Chul memanggilnya pengkhianat, karena setelah apa yang terjadi pada Soo Chul, Dong Ha malah pergi bersama Ji Yeon, apakah Dong Ha benar-benar ingin bersama Ji Yeon. Lagi-lagi Dong Ha membantah dan berkata dia menganta Ji Yeon ke tempat temannya.
Dong Ha mengingatkan Soo Chul, bahwa dial ah yang mempermalukan Ji Yeon, tapi…  Soo Chul protes bagaimana bisa dirinya menjadi bayam yang telah dikukus 30 menit. Dong Ha mengejek dan membenarkan memang Soo Chul seperti itu, hahaha.

Tetap saja Soo Chul merasa dirinya lebih hebat dari Dong Ha, bibirnya lebih baik dari Dong Ha. Dong Ha tidak tahu, karena kenyataannya tidak seperti itu, Dong Ha pun berlari menghindari Soo Chul yang masih ingin adu hebat dengan Dong Ha.

Dong Ha dudukdi sofa sebuah apartemen, dia menatap sebuah pot dengan tanaman yang mati. Dia bertanya pada Pot itu, “Apakah kau masih marah?”

[Flash back]

Dulu Dong Ha pernah menanyakan hal yang sama pada kekasihnya, Sa Rang, saat tanaman itu pertama kali layu karena Dong Ha lupa menyiramnya. Sa Rang menjawa ,

“Tentu saja aku masih marah. Siapa orang yang begitu yakinnya mengatakan kalau kau akan membesarkannya dengan baik”
Dong Ha beralasan dia hanya tidur selama dua jam kemarin dan hari ini dia seperti tinggal di perpustakaan. Dong Ha menatap tanaman itu dan bertanya sepertinya sudah tidak ada harapan tumbuh lagi ya? Sa Rang berkata tanaman itu belum mati, walaupun kelihatannya seperti itu, suatu hari pasti akan tumbuh bunga.

Dong Ha mempercayai kata-kata  Sa Rang dan berjanji bahwa dia akan melakukan yang terbaik dan menyiramnya terus menerus. Dong Ha pasti akan menyelamatkan tanaman itu. Sa Rang senang mendengarnya dan dia pun menyandarkan kepalanya di dada Dong Ha.

[Flash Back End]

Dong Ha menatap tanaman tadi dan berkata, “Aku menyirammu dengan rajin, Dan mengamatimu setiap hari. Tapi kenapa kau tidak kembali hidup?”  Entah pada siapa Dong Ha mengatakannya pada si tanaman apakah pad Sa Rang.

Ji Yeon pun sudah tiba di rumah dan bersiap untuk tidur. Ji Yeon menatap tanggal di ponselnya, satu tahun telah berlalu lagi. Tanggal 15 Maret adalah hari terberat yang harus di lalui Ji Yeon di setiap tahunnya karena sebuah kenangan buruk yang menghantui.


Paginya Ji Yeon sudah tiba di kantor dan berjalan dengan penuh percaya diri. Young Shik memanggilnya sambil mengejar Ji Yeon yang tampak tak peduli

 “Sunbae-niem… Kau percaya padaku kan? Aku benar-benar tidak bersalah”

Ji Yeon bertanya apakah ada yang seseorang yang mengatakan sesuatu? Young Shik tahu Ji Yeon percaya padanya, tapi dia jadi penasaran pencium yang membantu Ji Yeon semalam, siapa pria itu?

Ji Yeon berhenti dan berbalik pada Young Shik, dia pun bertanya, “Selama kau bekerja denganku, apa aku pernah memberitahumu masalah pribadiku?” Young Shik menjawab tidak pernah. Nah kan, lalu mengapa Young Shik bertanya sesuatu yang sudah diketahuinya. Seperti orang bodoh saja.

Young Shik tampak tak terganggu dengan perkataan Ji Yeon barusan, saat Ji Yeon pergi lebih dahulu, Young Shik malah mengajaknya pergi bersama dan mengikutinya di belakang (Young Shik ini sangat loyal pada Ji Yeon^^)

Trio BRC sedang berkumpul saat Ji Yeon tiba di kantor Trouble Maker, melihat Ji Yeon mereka langsung pura-pura sibuk menenrima telepon dan melakukan macam-macam. Ji Yeon mendekati mereka dan bertanya, “Apa kau tidak ada sesuatu yang oingin dikatakan padaku?” Mereka langsung gelagapan dan berkata tidak ada yang harus di katakan dan menyangkal apapun yang sedang dipikirkan Ji Yeon tentang mereka.

Begitukah? Ji Yeon melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul 9, jadi sudah 13 jam sejak insiden itu terjadi, mengapa mereka tidak minta maaf pada Ji Yeon? Ji Yeon mendengar bahwa untuk mempermalukan Ji Yeon mereka bertiga telah menyewa seseorang.

Ketua Tim Byun kaget dan bertanya, “Si-si-si-siapa yang melakukannya?”

“Kalian bertiga…” Ji Yeon menjawab dengan tenang. Ketiganya saling berpandangan dan menyangkal hal itu dengan isyarat.

Ji Yeon yakin dengan apa yang dikatakannya, dia pun memberi ultimatum, “Aku akan mengampuni kalian semua. Tapi, Kalian harus minta maaf padaku, sebelum 24 jam.”

Young Shik melihat jam tangannya langsung menimpali, “Sekarang, tinggal 10 jam lagi”

Ketuan Tim Byun, Rin Ji dan Chang Min hanya bisa bengong mendengar Ulimatum itu, dan menatap kepergian Ji Yeon ke ruangannya dengan hati cemas. Apa yang harus mereka lakukan? Mereka sudah tertangkap basah seperti ini.

Kim Jeong Do melihat artikel yang ditulis Ji Yeon tentang dirinya, tentu saja artikel itu menghancurkan reputasinya. Dia merasa sangat kesal karena hal itu.

Kim Jeong Do menemui Soo Jeong (istri sirinya) dengan memanggilnya ke tempat parkir dan mereka berbicara di dalam mobil. Kim Jeong Do bertanya tentang Reporter yang menulis artikel itu, Soo Jeong bilang dia adalah hobae nya. Apakah Soo Jeong sengaja melakukan hal ini? Soo Jeong berkata dia bahkan tidak pernah bertemu lagi dengan Ji Yeon sejak dia lulus dari universitas.

Kim Jeong Do menyerahkan sebuah tiket pesawat pada Soo Jeong. “Ambil ini. Mulai sekarang, pergilah keluar negeri. aku akan mengurusi ini semua” Soo Jeong tampak ragu mengambil tiket itu, namun dia merasa tidak punya pilihan lain.

Ji Yeon, Young Shik dan Trio BRC sedang menonton wawancara Kim Jeong Do tentang skandalnya, Kim Jeong Do telah menyangkal hal itu dan host acara ingin mendiskusikan penyangkala tersebut.
“Kau mengatakan kalau skandal perselingkuhan yang mengejutkan seluruh bangsa kemarin. Itu tidak benar?”
“Tentu saja. tidak ada sedikit pun dari berita itu yang benar. Sungguh menyakitkan melibatkan
seorang guru yang hebat dan anak kecil, Mendapatkan rasa sakit seperti ini karena aku”

Host bertanya apa rencana Kim Jeong Do ke depannya?
“Aku akan membuat majalah yang pertama kali menerbitkan hal ini untuk bertanggung jawab secara hukum. Agar ke depannya tidak ada lagi korban karena hal serupa. Ini merusak repurtasiku, aku akan mengungkapkan kebenaran”
Ji Yeon kesal mendengarnya dan langsung mematikan televise, “Korban?”  Young Shik bertanya apa yang harus mereka lakukan? Tentu saja melakukan yang seharusnya di lakukan. Ji Yeon langsung mengambil tas tangannya dan pergi keluar kantor. Young Shik bertanya kemana Ji Yeon akan pergi dan merengek minta ikut, tapi Ji Yeon tidak mendengarkannya dan pergi sendirian.

Ketua Tim Byun bertanya kemana Ji Yeon akan pergi setelah menimbulkan keributan ini? Penyangkalan Kim Jeong Do menimbulkan reaksi protes dari berbagai pihak dan membuat telepon di Trouble Maker pun berdering tak henti-hentinya, Rin Ji, Chang Min dan Ketua Tim Byun mengangkatnya satu persatu dan menjelaskan tentang bahwa cerita mereka tidak palsu.

Ketua Tim Byun yang sedang menerima telepon melihat CEO Kwon datang, dia pun menutup telepon itu dan menemui CEO Kwon, “CEO kau disini, seperti yang kau lihat, disini sangat kacau karena panggilan tentang artikel Kim Jeong Do”

CEO tampak tidak kesal sama sekali, dia malah berkata, “Setiap hari adalah hari yang seksi. Kerja Bagus!” Ketua Tim Byun bingung dengan reaksi CEO dan berkata bahwa Kim Jeong Do mengatakan bahwa dia akan menuntut mereka.

CEO malah berkata, “Itu terdengar seperti suara uang yang akan masuk. Kita akan memperluas kantor kita” Ketua Tim Byun makin bingung. CEO bertanya, “Dimana Ketua Ban?” Akh itu pertanyaan yang bafus, orang yang membuat perusahaan menjadi kacau seperti ini, dia malah pergi.

CEO hanya berkomentar, “Itu Cukup. Bekerja keraslah” kemudian CEO pun pergi menuju ruangannya meninggalkan Ketua Tim Byun yang kebingungan dan para pegawai lain yang sibuk menerima telepon.

Kemana Ji Yeon pergi? Dia mendatangi rumah Soo Jeong, dia mengetuk pintu gerbang dan mulai berteriak-teriak saat tidak ada reaksi dari dalam, “Soo Jeong Sunbae! Aku tahu kalau kau didalam! Ayo bertemu sebentar. Aku punya sesuatu untuk dikatakan” Tetap tak ada reaksi, mungki Soo Jeong telah pergi ke luar negeri sesuai arahan Kim Jeong Do?

Tapi Ji Yeon tidak menyerah, dia kembali menggedor pintu gerbang dan memanggil-manggil Sunbae nya itu, “Soo Jeong Sunbae! Ayo bertemu! Soo Jeong Sunbae! Tidak apa apa kalau cuma sebentar”
Sayangnya sama sekali tidak ada respon dari dalam. Ji Yeon merenung di depan pagar rumah Soo Jeong, apa yang harus dilakukannya sekarang?

bersambung ke part 2

***

Komentar:

Aku jadi ikutan manggil Trio BRC nih ke rekan kerjanya Ji Yeon, hahahaha... Meski mereka nyebelin, sebenernya sih bener kata Dong Ha, mereka gak akan kayak gitu jika Ji Yeon memperlakukan mereka dengan lebih baik. Tapi sih,, salah mereka juga sering ngomongin Ji Yeon di belakang, bikin Ji Yeon bete, jadi tega bener kasih kerjaan yang gak kira-kira.

Ekspresi Rin Ji pas liat Dong Ha nyium Ji Yeon epik banget, hahaha... Seolah berkata, bagaimana si Repoter penyhir itu di cium pria tampan? Lalu aku??? Aku?? Ada Bang Chang Min disamping mu neng pacarin aja, hahaha... OTP pertama ku di drama ini adalah Rin Ji dan Chang Min, mereka kocak sih soalnya, Chang Min nya mupeng gitu sama Rin Ji, tapi Rin Ji nya ogah-ogahan, wkwkwkwk

Yang jadi Sa Rang siapa yah? gak jelas sih wajahnya, mirip si Gi Saeng yang di Queen In Hyun Man, tapi juga kayak bukan dia, mungkin nanti bakal ada flash back yang lebih jelas kali ya^^

Baru ngeh, banyak yang reuni di drama ini, Kim Jeong Do dan Istri sirinya sebelumnya maen bareng di Nine, trus,,, Ketua Tim Byun sam CEO Kwon barengan juga maen di God's Gift, dan... eeehh,, dua-duanya drama Time Travel?? *gak ada hubungannya sih*

Ji Yeon beneran gak punya teman selain Na Rae yah sepertinya, pribadi dia yang keras itu hanya sanggup ditaklukan oleh Na Rae yang nerima apa adanya. Sayang banget tuh, sepertinya persahabatan mereka tidak lagi terjalin setelah Na Rae menikah, sampa Ji Yeon manggil Na Rae pengkhianat. Untungnya Na Rae nya gak dendam, jadi pas Ji Yeon datang dia masih menyambut sahabatnya itu dengan tangan terbuka^^

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

5 komentar:

  1. huwaaaa bagus, Dong Ha baik bangeet, ditunggu lanjutannya mbak Irfa, makasi :D

    BalasHapus
  2. hahaha kl liat na rae sm ji yoon ni jd ingt bok ja sm song...ji yoon ni ky song yi mungkin emang udh sifat'y ji yoon ky gitu jd meski ji yoon kata"y kasar na rae g bakln tersinggung ato skt hati krn udh tau emang sifat asli'y ji yoon y memang seperti itu...trus tu si young shik nyata'y dia jg g ambil pusing dg kata" sunbae'y mungkn sudh terbiasa...hmm sayangnya trio BCR,kata" ji yoon sllu di masukn dlm hati...ji yoon sendiri jg g mau mengerti rekan"y...mungkin krn dia pernh sakit hati jd dia seperti itu...g peduli dg org" di sekitr'y apkh memg seperti itu...nan molla..???

    BalasHapus
  3. Kocak,,,,d tggu part 2 nya mbak irfa....tenkyu ..

    BalasHapus
  4. Wkwkwkwk....baru bca nya doang aja udh ngakak...seruuu dan kocakkk

    BalasHapus
  5. Selain yg di drama Nine di drama ini juga ada yg reunian...
    Park Seo Joon dan Jung Yeon Joo di drama Dream High 2, dramanya bagus.
    Trima kasih utk sinopsisnya, ditunggu kelanjutannya... ^_^ HWAITTING!!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^