Minggu, 02 Maret 2014

[Sinopsis] Love In Memory Episode 3


Love In Memory Episode 3: Confession

Apa yang diperlukan selama minum di siang hari?

Untuk melihat keindahan seseorang, kita harus melihat mereka lebih dekat. Untuk jatuh cinta, seseorang harus mengenal kita untuk waktu yang lama, begitu pun sebaliknya.

Hyun Joo dan Man Se berdiri bersama di pinggir jalan. Hyun Joo bertanya apa yang dilakukan Man Se dengan menyalakan kembang api di malam hari? Hyun Joo sangat terkejut. Man Se menjawab itu adalah cara yang dia lakukan untuk melupakan sesuatu.

Hyun Joo penasaran apa yang ingin Man Se lupakan? Man Se menatap Hyun Joo canggung kemudian berkata, “Itu rahasia”


Hyun Joo merasa Man Se keterlaluan, bukan kah hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu setelah sekian lama. Man Se bertanya, berapa lama mereka tidak bertemu? Apakah sudah sekitar 5 tahun? Hyun Joo tidak yakin mungkin saja sudah selama itu.

Dalam hati Hyun Joo berkata, “Sudah 7 tahun sejak kami terakhir kali melihat satu sama lain” Hyun Joo tidak mengatakannya. Dia ingin membuat pertemuannya kembali dengan Man Se tidak sia-sia.

Man Se mengajak Hyun Joo minum. Di siang hari seperti ini? Melihat Hyun Joo, Man Se berpikir tentang Soju. Hyun Joo tidak keberatan, dia setuju saja minum Soju di siang hari. Apakah Man Se tahu tempat yang paling dekat? Man Se tahu, tempat dimana mereka bisa memainkan piringan hitam juga.

Tanpa Hyun Joo sadari, di belakan mereka Gi Soo melihat tawa Hyun Joo saat bersama Man Se, tawa yang tidak pernah dilihatnya selama Hyun Joo bersama nya, dan itu membuat hati Gi Soo lebih terluka.

Hyun Joo dan Man Se pun minum di tempat yang maksud Man Se sambil mendengarkan sebuah lagu dari piringan hitam. Hyun Joo tampak senang karena bisa duduk bersama  Han See seperti ini lagi. Dia bahkan tidak sadar bahwa sebenarnya sejak tadi Gi Soo mengikuti mereka, bahkan datang ke tempat itu juga.

Gi Soo duduk jauh di belakang dari tempat Hyun Joo dan Man Se duduk bersama. Dia menatap kekasihnya yang tertawa bahagia bersama cinta pertamanya.

Hyun Joo berkata bahwa Man Se sama sekali tidak berubah sedikit pun. Benarkah? Apakah Hyun Joo berubah banyak? Hyun Joo tersenyum dan berkata seharunya bukan itu yang Man Se katakan. “Oppa, bukan itu yang seharusnya kau katakan. Oppa seharusnya mengatakan, Kau juga tidak berubah banyak” Man Se tidak tahu, apakah seharusnya memang begitu? 

Hyun Joo kembali bertanya, bagaimana kabar Man Se? Apakah dia makan dengan baik? Man Se menjawab dia makan dengan baik.

Man Se kemudian sibuk menggambar domba-domba di buku catatannya. Hal itu membuat Hyun Joo terkenang pada masa lalu.

Flash back

Hyun Joo datang dengan belanjaannya ke studio Man Se saat lelaki itu sedang terlelap sambil terduduk dan kepalanya berada di atas meja.

Hyun Joo menyimpan belanjaannya dan memberekan gelas-gelas kertas kopi yang berserakan. “Apa ini? Apakah dia hanya minum kopi dan tidak makan apa-apa? Apakah kopi itu makanan?”

Flash back end

Hyun Joo berkata pada Man Se bahwa Man Se adalah seseorang yang membutuhkan perhatian dan perawatan dari seseorang. Apakah dia begitu?

“Aku merasa nyaman karena tidak ada orang yang merengek padaku” Hyun Joo tercengang, “Apakah Oppa merasa, dulu aku sangat mengganggu?” Man Se hanya menatap Hyun Joo yang terlihat kecewa, dia tidak tahu apakah yang dia katakana salah atau tidak. Tapi kenyataannya, Man Se pernah merasa bahwa Hyun Joo sangat mengganggunya.

Flash Back

Hyun Joo datang ke studio Man Se yang berantakan. Dengan kesal Hyun Joo merapikan kertas-kertas berserakan dan mulai mengomel saat melihat Man Se hanya tertidur sambil duduk di sofa.
“Bagaimana Oppa bisa membuat rencana masa depan? Oppa tidak pernah berencana karena kau pemalas seperti itu. Bukan kah kau bilang kau memiliki tunggakan 6 bulan sewa tempat ini? Tidak bisakah Oppa merencanakan anggaran untuk itu? Jika Oppa tidak dapat membuat rencana jangka panjang, setidaknya buatlah beberapa rencana jangka pendek!”

Man Se yang sejak tadi terbangun karena omelan Hyun Joo merasa sangat kesal dia menahan diri hingga Hyun Joo selesai berbicara dan akhirnya berkata, “Bisakah kau keluar dari studioku sekarang ini?” 

Hyun Joo bahkan kaget mendengar nada marah pada suara Man Se dia hanya menatap Man Se dengan tatapan tidak percaya. Apakah dia adalah Lelaki yang dicintainya selama ini? Lelaki ini berani mengusirnya?

Setelah Hyun Joo pergi, malam itu Man Se hanya duduk di tangga studionya sambil menggambar banyak domba di buku sketsanya. Man Se juga terluka, dia hanya tidak tahu bagaimana harus mengatasi keadaan ini.

Flash Back End

Man Se bertanya pada Hyun Joo, “Apakah kau tahu apa artinya minum di siang hari?” Hyun Joo tidak tahu, memang apa artinya?

Man Se beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pengeras suara. Man Se duduk disana dan berkata, “Sebuah kesempatan. Sebuah kesempatan untuk duduk disini dan berbiacara”

Man Se pun mulai berbicara, “Seorang teman perempuan yang  tidak bisa aku lupakan telah datang hari ini. Kami berbai banyak kenangan indah bersama juga kenangan menyakitka. Dia melihatku saat aku masih berada di bawah seperti batu. Dia melihat sisi diriku yang jelek dan tertindas, sisi diriku yang sebenarnya.”

“Alasan kami bertemu secara kebetulan hari ini, setelah sekian lama… Aku pikir adalah agar aku bisa menghapus image buruk ku darinya. Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk menghapus semua kenangan menyakitkan yang kami miliki dan aku ingin menggantinya hanya dengan kenangan baik tentang diriku”

Di kursi belakang, Gi Soo mendengarkan semua itu sambil minum, dia juga melihat betapa antusiasnya Hyun Joo mendengarkan semua perkataan Man Se. Gi Soo tidak tahu apa yang dirasakannya. Dia hanya ingin bertahan hingga akhir.

 Kini giliran Hyun Joo yang berbicara, “Aku tahu tidak ada gunanya aku mengatakan semua ini setelah sekian lama. Tapi bukan dia yang telah mencapai titik terendah. Aku tidak tahu kapan semuanya di mulai, tapi aku selalu merasa marah padanya.”

“Setelah mendapatkan pekerjaan baru dan bertemu dengan orang-orang baru, Aku merasa tidak tahan dengan orang yang tidak berpindah seperti dinding. Jadi aku terus mendorongnya ke tepi. Aku terus mendorongnya ke tepi sampai… akhirnya dia lah yang mendorong ku untuk pergi. Ini adalah kebenaran yang tidak pernah aku akui pada siapapun. Jika aku punya penghapus, aku ingin sekali menghapus kenangan itu”

Gi Soo teringat perbincangannya dengan temannya hari itu. Jadi lelaki itu adalah cinta pertama Hyun Joo? Tampaknya memang seperti itu. Gi Soo merasa kesal mengetahui hal itu. Temannya berusaha menenangkan Gi Soo.

“Tenanglah, Oke? Hyung juga memiliki cinta pertama saat kau berada di SMA. Siapa itu namanya,,, Akh,, Mi Jin. Cinta pertama tidak pernah berhasil”

Gi Soo berpendapat, jika tidak pernah berhasil, seharusnya semuanya sudah berakhir, jadi mengapa mereka bertemu lagi sekarang? Temannya bertanya, “Hyung… menurutmu mengapa cinta pertama tidak pernah berhasil? Mengapa Kau dan Mi Jin putus?”
 
Gi Soo mencoba mengingatnya, dan dia tidak tahu. Dia bahkan tidak bisa memikirkan satu alasan pun, mengapa dia putus dengan cinta pertamanya itu. Itulah alasannya, bahwa mereka tidak dapat memikirtkan alasan mengapa mereka putus dengan cinta pertamanya.  Alasannya tidak jelas dan putus begitu saja. Setelah bertahun-tahu lamanya, setelah banyak waktu yang terlewat, barulah,,, Mereka bisa sadar apa alasan mereka putus yang sebenarnya. Alasan mengapa mereka tidak berhasil untuk bersama.

Hyun Joo menghabiskan minumannya dengan satu tegukan, dan bertanya pada Man Se, “Oppa, apa yang kau lakukan sekarang? Apakah kau merindukanku? Bahkan satu kalipun?” Man Se menatap Hyun Joo sekilas dan berkata dia tidak pernah merindukan Hyun Joo, lalu bagaimana dengan Hyun Joo?

Hyun Joo sebenarnya sangat kecewa mendengar jawaban Man Se, namun dia juga menjawab, bahwa dia juga tidak pernah merindukan Man Se. Tapi kemudian Hyun Joo melihat Man Se sedang mengambar domba-domba.

Hyun Joo tersenyum dan bergunam dalam hatinya, “Ketika Oppa berbohong, dia akan menggambar domba. Berpura-pura bahwa dia sedang tidak berbohong”

Akhirnya, Hyun Joo pun mengakuinya, “Aku rindu padamu. Aku… merindukanmu” Hyun Joo menatap Man Se yang kaget mendengar pengakuan Hyun Joo. 

Di bangku belakang, Gi Soo merasa putus asa, inikah akhirnya? Haruskah dia merelakan Hyun Joo kembali pada Man Se, cinta pertamanya?

***

Arrgghhh.... Poor Gi Soo, akan sejauh apakah Hyun Joo melangkah menuju kenangan masa lalunya bersama Man Se? 

Ehm,, punya pacar kayak Man Se pasti bikin frutasi yah, 'don't have a plan?' Pria seperti itu harusnya ketemu dengan wanita yang bisa membuatnya berrtanggung jawab. Aku pikir sih, Hyun Joo terlalu ngemong Man Se saat mereka pacaran, hingga akhirnya Hyun Joo tidak tahan dengan kelakuan Man Se yang sering tidak memikirkan perasaannya.

Cinta pertama tidak akan berhasil, karena itu adalah yang pertama. Lain halnya jika cinta pertama itu sekaligus juga adalah cinta terakhirnya, hehehe. Tapi,,, tetep sih yah, kadang kenangan cinta pertama itu tidak terlupakan karena satu dan lain hal^^

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

1 komentar:

  1. betul mb...cinta pertama kadangmmg tidak berakhir baik...tapi cukup buat dikenang saja....

    cuman ada temen saya yg sampe skrg sama cinta pertamanya malah sampe punya anak 3....haha....

    cinta pertama memang ga pernah mati yah...

    san

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^