Rabu, 16 Oktober 2013

[Sinopsis] Good Doctor Episode 16 part 2



Jam kerja Yoon Seo telah berakhir, dia pamit untuk pulang ke rumah. Shi On menanggapi dengan biasa saja. Ternyata Shi On yang berpikir Yoon Seo marah karena dirinya mengikutinya diam-diam. Mungkin Shi On khawatir terjadi sesuatu di jalan.

Yoon Seo yang menyadari hal itu, menguji seberapa jauh Shi On bisa menyembunyikan diri dari nya. Tapi Yoon Seo kesal juga dan akhirnya memergoki Shi On, “Park Shi On, apa kau penguntit?”

Mengapa Shi On mengikuti Yoon Seo? Shi On berpikir Yoon Seo marah, jadi dia ingin meredakan amarahnya. Kapan Yoon Seo marah? Shi On yakin jika tadi Yoon Seo marah padanya, karena nada bicaranya tinggi, bahkan sampai sekarang pun masih tetap tingi. Yoon Seo akhirnya mengakuinya, lalu bagiamana Shi On akan meredakan amarahnya?


Yoon Seo duduk di bangku taman sementara Shi On meliuk-liuk an tubuhnya, menari ditemai dua patung mainan yang bisa digetarkan Dia memukul kedua mainan itu hingga beretar dan mengatakan dia tak menyukainya, dia kembali menari tanpa tahu malu hanya dengan meliuk-liukan tubuhnya ke kiri dan ke kanan saja.

Yoon Seo merasa tindakan Shi On sangat konyol, “Kau mencoba membuatku tertawa dengan tindakan konyol itu?” Shi On malah tampak senang melihatnya karena akhir dia bisa meredakan amarah Yoon Seo dengan melihat tawa di wajahnya.

Yoon Seo lalu bertanya, apa Shi On tahu apa yan sebenarnya membuat Yoon Seo marah padanya? Dengan polos Shi On mengatakan, “Aku melihatnya di internet. Pertanyaan tersulit yang diajukan wanita kepada pria sejak awal peradaban adalah,"Apa kau tahu kenapa aku marah?" Katanya begitu”

Yoon Seo makin tersenyum mendengarnya. Shi On benar, Yoon Seo bahkan tidak tahu mengapa dia marah. Jika Yoon Seo saja tidak tahu, lalu siapa yang tahu? Tapi bagaimanapun, Shi On merasa yakin yang dia adalah penyebab marahnya Yoon Seo da dia meminta maaf untuk hal itu.

Yoon Seo mengerti, kemudian dia mengingatkan Shi On, “Bukankah kau harus kembali ke RS?” Yoon Seo benar. Shi On pun bergegas kembali ke RS. Yoon Seo tesenyum melihat kepergian Shi On yang terburu-buru. Hatinya sudah cukup tenang saat ini.

Kim Do Han menemui Chae Kyung yang hendak pulang, dia mendengar dari Direktur Choi jika Chae Kyung sudah mengaku pada Presdi Lee. Bermaksud menghibur Chae Kyung Kim Do Han berkata, “Ayo kita pergi. Mari kita mati bersama”

Ternyata yang dimaksud mati oleh Kim Do Han adalah pergi mabuk bersama di tempat “Samchoon” yang kaget melihat Kim Do Han dan Chae Kyung mabuk bersama.  Samchoon berkata, ini pertama kalinya dia melihat Chae Kyung mabuk, kenapa? Apakah dia tak boleh mabuk? Samchoon berkata kenapa tidak boleh, lagi pula Kim Do Han ada disana, jadi Chae Kyung tidak perlu menahan diri.

Setelah samchoon pergi melayani tamu lain, Chae Kyung berkeluh kesah pada tunangannya. Selama dia pikir dirinya cerdas. Kim Do Han mengataka Chae Kyung cerdas, bahkan lebih cerdas dari dirinya. Tapi apa gunanya? Presdir Jung pada akhirnya membodohinya, dia merasa benar-benar bodoh.

Di mata Kim Do Han, bukahkah Chae Kyung pun tampak menyedihkan? Selalu sesumbar akan menanganinya sendiri tapi pada akhirnya dia tak pernah melakukan segalanya dengan benar. Kim Do Han membenarkan, Chae Kyung memang tukang sesumbar, tapi,,,,  banyak hal yang sudah dilakukan Chae Kyung dengan benar.

Chae Kyung merasa terharu, namun dia berkata pada tunangannnya itu “Oppa! Kenapa mendadak kau bertingkah seperti seorang kekasih?” Kim Do Han tersenyum mendengarnya. Tentu saja dia dalah kekasih Chae Kyung, memangnya dia orang asing? Chae Kyung haya merasa takut, jika Kim Do Han tiba-tiba bertingkah seperti itu, dia akan berubah dingin lagi.

Chae Kyung takut, Kim Do Han akan sendirian lagi. Park Shi On mengatakan jika Kim Do Han selalu makan sendirian dan jarang tersenyum. Chae Kyung juga seperti itu. Chae Kyung berharap semua kenangan indah akan segera kembali. Saat-saat dimana dia menyukai semua orang. Kim Do Han merasa miris dengan kata-kata Chae Kyung, dia pun merengkuh Chae Kyung ke dalam pelukannya.

WaPresdir Kang menemui Yoon Seo dan Kim Do Han, dia ingin mengatakan pendapatnya tentang operasi anaknya. DIa menginginkan salah satu diantara Kim Do Han dan Yoon Se pergi ke Boston. Kim Do Han mengerti maksud WaPresdir Kang, tapi pihak RS Boston memutuskan untuk tidak melakukan operasi itu. Dan mereka bukan partisipan, mereka hanya bisa memberi saran.

Kim Do Han berkata, “Bawalah dia ke RS kami” Meski Kim Do Han tahu bahwa WaPresdir Kang tidak mempercayai Departemen Pediatri mereka. WaPresdir Kang sendirilah yang menentukannya. Bukanya dia tidak mepercayai departemen Pediatri RS Sung Won, hanya saja dia lebih mempercayai RS Boston.

Kemampuan Departemen Pediatri RS Universitas Sung Won, WaPresdir Kang sangat tahu lebih dari siapapun. Tapi terlalu dini untuk mempercayai mereka sepenuhnya. Itulah sebabnya dia ingin mereformasinya. Menciptakan RS yang bisa dipercaya lebih dari 100 %.

Apakah kepercayaan pasien dapat diperoleh dengan investasi dan reformasi? Apa gunanya memiliki sistem dan fasilitas yang bagus jika harus menolak melakukan operasi  pada saat paling diperlukan?

Kim Do Han juga tidak berniat melakukan operasi tanpa kepercayaan wali. Semua diti diluar kendalinya, jadi dia hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk WaPresdir Kang.

Di kantin, Shi On melihat ibunya menjatuhkan tumpukan gelas-gelas. Dengan sigap, Shi On membantunya tanpa berkata apapun. Namun ibunya tahu, Shi On mulai menerima dirinya. Shi On pun melihat keadaan Ayahnya yang sedang tertidur diam-diam. Mungkin perkataan Yoon Seo akan segera menjadi kenyataan, bahwa Shi On akan menyadari betapa beruntungnya dia memiliki Ayah dan Ibunya.

Di lorong RS, WaPresdir Kang bertemu dengan Shi On yang berkata padanya, “Wakil Presdir, Anda jahat. Aku sudah mendengarnya. Bahwa Anda ingin mengubah RS kami  menjadi RS Komersial. Aku juga tahu apa artinya. Itu akan membuat kehidupan  anak dan orang tua lebih sulit. Jika mereka tak punya uang,
mereka tak bisa dioperasi dengan layak”

WaPresdir Kang membela diri, setiap hal selalu memiliki dua sisi. Begitu juga masalah reformasi itu untuk para dokter. Tidak, meskipun RS memeliki perlatan dan fasilitas yang baik, Jika pasien tak bisa datang,  maka tak ada gunanya. Semakin menyedihkan jika mereka mati  karena mereka tak bisa datang. Ketika kesempatan hidup direnggut, Itu akan lebih menyedihkan.

In Hae memastikan sekali lagi pada In Young, apakah benar donor usus halusnya itu adalah In Young? Diamnya In Young membenarkan pertanyaan In Hae. Berarti In Young memberkan usus halusnya untuk In Hae? In Young mengatakan, dokter bilang itu adalah cara teraman.

In Hae tidak senang mendengarnya… In Young sudah bekerja keras untuknya, dan sekarang dia juga harus mendonorkan ususnya? In Young merasa tidak masalah dengan itu. Dia meminta pengertian In Hae.

Sayang nya In Hae tidak bisa mengerti. Dia meminta In Young melupakan niatnya itu, In Hae tidak membutuhkan operasi apapun. Lebih baik In Hae mati saja. In Hae menangis karena hal itu, dia tidak ingin In Young terlalu banyak berkorban untuk dirinya. In Hae pun memutuskan berlari keluar dari kamarnya.

In Young berusaha mencegah dengan memanggilnya, tapi In Hae tetap pergi.

Shi On melihat kejadian itu. Dia melihat In Hae sedang ada di tempat favoritenya. In Hae terlihat sangat sedih. Shi On ingin menghiburnya, tapi In Hae melarang, dia sedang ingin sendirian.

Han Jin Wook juga merasa kecewa pada In Young, karena tidak mengatakannya sejak awal. Jin Wook berpikir donornya adalah orang lain. Operasi In Hae bukan operasi mendesak, mereka bisa menunggu sampai ada donor yang bersedia. In Young tidak ingin mendengar apapun lagi. Itu sudah menjadi keputusannya.

Yoon Seo masuk ke ruangan Kim Do Han, dia memberitahukan bahwa operasi In Hae telah dijadwalkan. Kim Do Han kaget mendengarnya, “Apa maksudmu?” dr. Kim dari departemen HPB lah yag telah menjadwalkannya. Kim Do Han merasa semakin bingung karena hal itu, dr. Kim?

Kim Do Han pun pergi menemui dr. Kim dia bertanya mengapa dr. Kim tidak memberitahu apa-apa pada departemen pediatri? Na In Young  yang ingin merahasiakannya. Setidaknya dr. Kim harus memberi tahu kan jadwal operasinya. dr. Kim mencibir, toh pada akhirnya Kim Do Han tahu juga jadwal operasinya.

In Hae adalah pasien yang terus dipantau oleh departemen pediatric, Jadi mereka juga harus berpartisipasi dalam operasinya. Tapi Kim Do Han tidak berpengalaman dalam operasi tranplantasi usus. Mereka belum berpengalaman, tapi mereka tidak pernah gagal.

dr. Kim bersikeras, mereka tak akan bisa melakukannya bahkan jika telah melakukan beberapa operasi. dr. Kim harus bertanggung jawab penuh pada operasi itu. Jika mereka bergabung dengan departeman pediatri, dia merasa akan sangat terganggu dan itu tidak boleh terjadi.

Tapi, Kondisi In Hae berbeda dengan  sindrom usus pendek lainnya. Usus nyaris tak ada, Dia membutuhkan prosedur bedah lain  hingga transplantasi dilakukan. dr. Kim tidak senang mendengar penjelasan Kim Do Han, apakah dia sedang mengguruinya? Apa Kim Do Han berpikir bahwa dia aka melakukan operasi tanpa mengatahui hal itu sebelumnya? Apapun yang terjadi, dr. Kim sendiri yang akan mengurus operasi In Hae. Dia meminta Kim Do Han untuk tidak ikut campur.

WaPresdir Kang dikejutkan dengan kedatangan istrinya yang membawa Joon Yeon ke RS Sung Won. Istrinya minta maaf karena tak ada yang bisa mereka lakukan disana. Lagipula Joon Yeong ingin pulang ke Korea. Tapi seharusnya istrinya itu menghubunginya saat di bandara, bukan setelah tiba di RS.

WaPresdir Kang menemui Joon Yeong yang terbaring lemah. Dia menyapa putranya dan menunjukan kasih sayangnya. Joon Yeong berkata, “Ayah. Kudengar mereka bisa  menyembuhkanku di sini. Kuharap itu benar. Agar aku bisa bermain bisbol lagi”

WaPresdir Kang melihat Kim Do Han dan Yoon Seo yang baru saja datang. Dia berkata pada putranya, jika dia akan mewujudkan harapan Joon Yeong.

WaPresdir Kang berkata pada Kim Do Han, sebelum dia menemukan cara lain dia akan membiarkan Joon Yeon di rawat di RS Sung Won untuk sementara. Kim Do Han menyerahkan semua keputusan pada WaPresdir Kang.

Ada satu hal yang ingin ditanyakan Kim Do Han. WaPresdir  Kang telah melihat Departemen pediatri melakukan operasi. Kim Do Han berpikir WaPresdir Kang telah menyadari sepenuhnya kemampuan mereka. Dia bahkan berkata mempercayai mereka. Kim Do Han jadi tidak mengerti, mengapa sekarang WaPresdir Kang bersikap seperti itu.

“Alasannya sederhana. Karena aku ayahnya. Tak seorang ayah pun di dunia ini yang akan mengambil resiko  tak pasti untuk anaknya”

Istri WaPresdir Kang berniat memberikan pendapatnya, namun suaminya menyuruhnya diam dan tidak ikut campur dalam mengambil keputusan untuk masalah ini.

Joon Yeong bertanya pada Yoon Seo, “Apa kau Dr. Cha Yoon Seo?” Yoon Seo kaget, apa dia mengenal Yoon Seo. Ya… Joon Yeong mengenalnya. Ibunya menunjukan surel yang Yoon Seo kirimkan tentang cara melakukan operasi. Joon Yeong berkata, Yoon Seo lebih cantik dari yang dia bayangkan. Yoon Seo berterimakasih atas pujian Joon Yeong.

Apakah Yoon Seo adalah Dokter yang akan mengoperasi Joon Yeong? Dia meminta Yoon Seo berjanji melakukan hal itu. Setelah melihat surat Yoon Seo, Joon Yeong memaksa ibunya untuk kembali ke Korea. Yoon Seo hanya bisa tersenyum miris, karena dia tidak bisa menjanjikan apapun.

Yoon Seo menjadi kesal, karena kasus Joon Yeong. Seharusnya jika ada solusi yang lebih baik mereka harus memilihnya. Jika terjadi sesuatu dengan Joon Yeong mereka pasti tidak mau disalahkan. Tak ada yang bisa mereka lakukan. Masing-masing orang selalu berpikir bahwa keputusannya lah yang paling tepat.

Shi On mengeluh, “Semakin kupelajari semakin banyak hal  yang tak kupahami di dunia ini” Yoon Seo juga merasakan hal yang sama. Seiiring bertambah usianya, dia tak mengerti mengapa orang-orang percaya pada pikiran mereka dan tak mau mendengarkan orang lain.

Shi On berpendapat. “Bukan penyakit yang menyakiti seseorang, Tapi seseorang lebih menyakiti orang lainnya,  itu menurutku” Jika sudah begitu, dokter pun tak bisa menyembuhkannya.

“Untuk virus, ada vaksin, dan untuk tumor,  ada agen anti-tumor. Tapi tak ada obat untuk orang yang menyakiti orang lain”

Shi On memang benar, namun menurut Yoon Seo, satu-satunya obat untuk orang yang menyakiti orang lain, adalah orang lain juga.  Yoon Seo berharap dokter bisa memperbaiki  penyakit dan orang-orang.

Menurut Yoon Seo, Shi On telah melakukan itu, “Anak-anak terluka yang kita lihat Mereka semua bisa keluar karena  hati mereka telah disembuhkan. Bukan karena pengobatan tapi karena kau  mengurangi rasa sakit mereka dengan cinta”

Shi On termenung, “Cinta... Mengurangi... Rasa sakit”

Yoon Seo memuji Shi On, “Itu sebabnya kau adalah Dokter yang baik”

Shi On merasa dirinya masih belum tahu apa sebenarnya dokter yang baik itu Orang yang baiklah yang menjadi Dokter yang baik. Itu sebabnya Yoon Seo adalah Dokter yang baik.

Yoon Seo menyangkal, dia merasa dia masih harus menjadi dokter yang lebih baik. Shi On berpendapat lain. Yoon Seo jadi ingin menggoda Shi On, “Apa kau pimpinan fan club-ku? Pujianmu berlebihan”

“Aku fans beratmu.  Fans berat Cha Yoon Seo.”

Yoon Seo menlarang Shi On untuk menghabiskan waktu nya untuk berinternet, karena semakin hari bicaranya semakin aneh. Shi On dan Yoon Seo pun tertawa bersama.

In Hae tiba-tiba hilang dari kamarnya. Jin Wook bertanya apakah Shi On melihatnya? In Hae pergi ke kamarnya saat In Young tak ada. Dia pasti mengganti baju lalu pergi. Shi On jadi ikutan panik dan bersama-sama In Young dan Jin Wook pergi mencari In Hae.

Saat perjalanan pulang, Yoon Seo melihat In Hae sedang merenung sendirian. Yoon Seo bertanya apa yang sedang In Hae lakukan disana? Apakah In Hae pergi tanpa izin lagi? Yoon Seo mengingatkan In Hae tidak boleh ada di tempat itu, In Hae harus kembali ke RS. Tapi… In Hae memelas, saat ini dia benar-benar sedang tidak ingin berada di RS.

Yoon Seo pun memberi tahu Shi On, jika dia membawa In Hae pulang ke rumahnya dan akan mengembalikannya ke RS besok pagi. Jin Wook dan In Young sedikit merasa lega mendengar hal itu. Namun In Young tetap merasa cemas, Jin Wook mencoba menenangkannya, “Jangan terlalu cemas, In Young-ssi”

Yoon Seo memamerkan Apartemen yang ditinggalinya pada In Hae. Dia menunjukkan kamar mandinya agar In Hae segera pergi mandi dan membersihkan diri. Di dalam kamar mandi ada disinfektan.

In Hae berjalan menuju kamar mandi, dan melihat mawar Shi On, yang ternyata belum dibuang oleh Yoon Seo, dia jadi penasaran bagaimana perasaan Yoon Seo pada Shi On.

Shi On sedang bersama In Young di kamar nya In Hae, Shi On mengatakan bahwa dr. Cha akan menjaga In Yong dengan baik. In Young tahu itu, hanya saja In Young merasa sangat bersalah pada In Hae. Saat ini dia pasti marah dan terluka.

Tapi Shi On yakin, In Hae akan mengerti perasaan Kakaknya, In Hae bahkan tampak lebih dewasa dari Shi On. Dia seorang anak yang berjiwa besar. “ Dan,,, Eonnie-nim…” In Young memotong perkataan Shi On, dia merasa tidak enak karena Shi On memanggilnya Eonnie-nim, dia meminta Shi On untuk memanggilnya In Young saja. Shi On pun mengerti.

“In Young-ssi,  Dr. Han Jin Wook sangat menyukaimu. Dia tidur di tempat tidur tingkat  di atasku di ruang jaga. Dia gelisah setiap malam. Aku tak bisa tidur karenanya. Jadi aku juga tetap terjaga  sepanjang malam. Kupikir aku yang paling bodoh di RS ini... Tapi Dr. Han lebih bodoh dariku. Dia benar-benar bodoh”

In Young terlihat tidak nyaman karena Shi On tiba-tiba membicarakan Jin Wook, namun Shi On tetap meneruskan.

“Dr. Han berkata seperti ini : ‘Tak ada kualifikasi untuk mencintai seseorang,  dan jika kau mencintai orang itu tanpa syarat, Kau memperoleh satu-satunya lisensi  untuk mencintai orang itu.’  Jadi, Eonnie-nim maksudku, In Yeong-ssi, Kuharap kau memberikan lisensi itu pada Dr. Han”

“Jadi dia bisa membawanya di dalam hatinya, bukan di dalam dompetnya”

In Young tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar perkataan Shi On. Dia tahu perasaan Jin Wook padanya, tapi tak tahu jika perasaannya sudah menjadi sedalam itu.

Yoon Seo berbaring bersama In Hae di tempat tidurnya, mereka berbincang sebelum tidur. Yoon Seo bertanya apakah In Hae tidak berpikir bahwa kakaknya akan senang jika In Hae di operasi? In Hae bilang, kakaknya tidak mungkin bahagia, karena setelah operasi itu, mungkin kakaknya tidak bisa jatuh cinta dan menikah.

In Young tetap bisa melakukan keduanya, karena operasinya tidak seserius yang dibayangnya In Hae. Yoon Seo meminta In Hae untuk percaya padanya, karena  Yoon Seo adalah dokter In Hae. Yoon Seo berkata, jika In Hae dan In Young sama-sama memiliki hati yan cantik.

In Hae teringat pada mawar Shi On, dia penasaran dengan perasaan Yoon Seo pada Shi On, “Dokter, Bukankah Dokter menolak  pengakuan cinta Dr. Park? Kenapa mawarnya masih tergantung di sana? Jika Dokter tak menerima cintanya,  Dokter pasti sudah membuangnya. Aneh.”

Yoon Seo langsung gelagapan. Bagaimana In Hae bisa tahu? In Hae bercerita bahwa dia adalah penasihat cinta Shi On saat dia mengatakan dia sedang menyukai seseorang. Tapi Shi On tak pernah mau mengatakan siapa yang disukainya. In Hae akhirnya tahu orang itu adalah Yoon Seo, saat melihat foto mawar yang diberikan Shi On di ponsel Yoon Seo, karea itu adalah cara yang diajarkan In Hae pada Shi On.

Yoon Seo jadi merasa geram. In Hae bertanya, mengapa Yoon Seo merasa malu? Tidak… dia sama sekali tidak malu. Lalu mengapa mawar itu tidak dibuang adalah karena pengakuan Shi On begitu tulus jadi Yoon Seo tidak bisa mengabaikannya.

“Jadi Dokter tetap menyimpan mawarnya bukan karena Dokter menerima cintanya? Tapi karena dokter tak bisa mengabaikan perasaannya?”

Yoon Seo membenarkan sambil tersenyum. Dia mengakui jika Shi On sudah dewasa. In Hae mencoba memahami  perasaan Yoon Seo, tapi Dr. Park benar-benar pria yang baik. In Hae berharap tidak ada satupun pria baik di dunia ini harus terluka. Yoon Seo hanya bisa merenung mendengar kata-kata In Hae.

Setelah In Hae tertidur, Yoon Seo menatap mawar pemberian Shi On dan mengenang semua kebersamaannya berama Shi On, sepertinya Yoon Seo mulai menelaah perasaannya, apakah benar dia tetap menyimpan mawar itu karena merasakan ketulusan Park Shi On, atauka ada alasan lain.

Di RS, Shi On berguman dalam hatinya. “Dokter Cha… Arti dari kalimat ‘Cinta adalah sesuatu yang meredakan penderitaan manusia.’ Tadi aku belum memahaminya dengan baik. Tapi setelah kupikirkan lebih mendalam, Tampaknya tak ada obat penghilang rasa sakit yang sesempurna ini. Terima kasih, Dr. Cha.  Mimpi yang indah”

Shi On terlelap, namun dia malah memimpikan In Hae dalam pakaian serba putih tersenyum di sebuah taman. Shi On langsung terbangun, karena itu sudah pagi. Tapi… apa maksud dari mimpinya?

Yoon Seo membangunkan In Hae yan masih terlelap di atas tempat tidur. In Hae harus segera bangun dan berbegas ke RS untuk mendaparkan infus dan disinfektan. In Hae menjawab, dia ingin tidur sebenatar lagi, tapi suarang terdengar tidak baik-baik saja.

Shi On datang ke apartemen Yoon Seo dan mengatakan dia datang untuk menjemput In Hae. Seharusnya Shi On jangan cemas, karena dia akan menantar In Hae. Melihat wajah Shi On yang kusam Yoon Seo bertanya, apakah Shi On datang tanpa mencuci muka?

Saat Yoon Seo dan Shi On berbincang, In Hae terbangun dan memanggil keduanya, “Dokter… Aku…” Shi On dan Yoon Seo menoleh, mereka kaget saat melihat keluar darah dari hidung dan mulut In Hae, apalagi In Hae tiba-tiba tak sadarkan diri. Apa yang terjadi pada In Hae?

***

Huaaaahhh,,, In Hae kenapa ini????

Suka deh sama Do Han,,, akhirnya dia bisa juga berperan sebagai kekasih Chae Kyung, jadi makin seneng liat scene nya mereka^^

Haduh~~~ itu Shi On nari-nari buat ngehibur Yoon Seo, lucu banget,,, hahahaha….

 *written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Image by Deekutudrama


13 komentar:

  1. gomawo sinopsisnya mbak..................di tinggu episode 17

    BalasHapus
  2. Thanks yah sinopsisnya... Keep fithing.... Aku termasuk fans joon woon loh...

    BalasHapus
  3. tengkyu mbak, tak tggu episode selanjutny.
    in hae meninggal ya, kacian...

    BalasHapus
  4. ditunggu part selanjutnya.....

    BalasHapus
  5. makasih ya mba irfa. semangat!!

    BalasHapus
  6. aq jg sk chae kyung....
    Jgn2 tu in hae meninggal nanti...
    Di tunggu postingan selanjut@...

    BalasHapus
  7. Suka deh, klo sinop nya di posting tiap hari, jd ngk terlalu penasaran. Kekeke hwaiting eonni :)

    BalasHapus
  8. part 2 nya adegannya sedih semua yg lucu cuman aksi menarinya shi on
    narinya shi on lucu bikin ngakak

    BalasHapus
  9. Makasih makasiih makasiihh..daebak Ɓȃήƍέєë† ..jdi Ǧά̲κ̣̇ sbaraan Ɓȃήƍέєë† nh nunggu next episode...wwhhuuuaaahhh :D

    BalasHapus
  10. pasti mimpi shi on itu tanda2 in hae yg sakit lagi...
    ish....
    tiap ending episode kok selalu di adegan saat pasiennya kritis sih??

    BalasHapus
  11. Huaa..daebak mba..bagus bgt sinopsisnya..makash ya mba..salam kenal..^^

    BalasHapus
  12. dtunggu eps selanjutnya eonnie..
    Gomawo^^

    BalasHapus
  13. mbak tdk sabar nunggu episode selanjutnya

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^