Jam kerja Yoon Seo telah
berakhir, dia pamit untuk pulang ke rumah. Shi On menanggapi dengan biasa saja.
Ternyata Shi On yang berpikir Yoon Seo marah karena dirinya mengikutinya
diam-diam. Mungkin Shi On khawatir terjadi sesuatu di jalan.
Yoon Seo yang menyadari hal itu,
menguji seberapa jauh Shi On bisa menyembunyikan diri dari nya. Tapi Yoon Seo
kesal juga dan akhirnya memergoki Shi On, “Park Shi On, apa kau penguntit?”
Mengapa Shi On mengikuti Yoon
Seo? Shi On berpikir Yoon Seo marah, jadi dia ingin meredakan amarahnya. Kapan
Yoon Seo marah? Shi On yakin jika tadi Yoon Seo marah padanya, karena nada
bicaranya tinggi, bahkan sampai sekarang pun masih tetap tingi. Yoon Seo
akhirnya mengakuinya, lalu bagiamana Shi On akan meredakan amarahnya?
Yoon Seo duduk di bangku taman
sementara Shi On meliuk-liuk an tubuhnya, menari ditemai dua patung mainan yang
bisa digetarkan Dia memukul kedua mainan itu hingga beretar dan mengatakan dia
tak menyukainya, dia kembali menari tanpa tahu malu hanya dengan meliuk-liukan
tubuhnya ke kiri dan ke kanan saja.
Yoon Seo merasa tindakan Shi On
sangat konyol, “Kau mencoba membuatku tertawa dengan tindakan konyol itu?” Shi
On malah tampak senang melihatnya karena akhir dia bisa meredakan amarah Yoon
Seo dengan melihat tawa di wajahnya.
Yoon Seo lalu bertanya, apa Shi
On tahu apa yan sebenarnya membuat Yoon Seo marah padanya? Dengan polos Shi On
mengatakan, “Aku melihatnya di internet. Pertanyaan tersulit yang diajukan
wanita kepada pria sejak awal peradaban adalah,"Apa kau tahu kenapa aku
marah?" Katanya begitu”
Yoon Seo makin tersenyum
mendengarnya. Shi On benar, Yoon Seo bahkan tidak tahu mengapa dia marah. Jika
Yoon Seo saja tidak tahu, lalu siapa yang tahu? Tapi bagaimanapun, Shi On
merasa yakin yang dia adalah penyebab marahnya Yoon Seo da dia meminta maaf
untuk hal itu.
Yoon Seo mengerti, kemudian dia
mengingatkan Shi On, “Bukankah kau harus kembali ke RS?” Yoon Seo benar. Shi On
pun bergegas kembali ke RS. Yoon Seo tesenyum melihat kepergian Shi On yang
terburu-buru. Hatinya sudah cukup tenang saat ini.
Kim Do Han menemui Chae Kyung yang hendak pulang,
dia mendengar dari Direktur Choi jika Chae Kyung sudah mengaku pada Presdi Lee.
Bermaksud menghibur Chae Kyung Kim Do Han berkata, “Ayo kita pergi. Mari kita
mati bersama”
Ternyata yang dimaksud mati oleh
Kim Do Han adalah pergi mabuk bersama di tempat “Samchoon” yang kaget melihat
Kim Do Han dan Chae Kyung mabuk bersama.
Samchoon berkata, ini pertama kalinya dia melihat Chae Kyung mabuk,
kenapa? Apakah dia tak boleh mabuk? Samchoon berkata kenapa tidak boleh, lagi
pula Kim Do Han ada disana, jadi Chae Kyung tidak perlu menahan diri.
Setelah samchoon pergi melayani
tamu lain, Chae Kyung berkeluh kesah pada tunangannya. Selama dia pikir dirinya
cerdas. Kim Do Han mengataka Chae Kyung cerdas, bahkan lebih cerdas dari
dirinya. Tapi apa gunanya? Presdir Jung pada akhirnya membodohinya, dia merasa
benar-benar bodoh.
Di mata Kim Do Han, bukahkah Chae
Kyung pun tampak menyedihkan? Selalu sesumbar akan menanganinya sendiri tapi
pada akhirnya dia tak pernah melakukan segalanya dengan benar. Kim Do Han
membenarkan, Chae Kyung memang tukang sesumbar, tapi,,,, banyak hal yang sudah dilakukan Chae Kyung
dengan benar.
Chae Kyung merasa terharu, namun
dia berkata pada tunangannnya itu “Oppa! Kenapa mendadak kau bertingkah seperti
seorang kekasih?” Kim Do Han tersenyum mendengarnya. Tentu saja dia dalah
kekasih Chae Kyung, memangnya dia orang asing? Chae Kyung haya merasa takut,
jika Kim Do Han tiba-tiba bertingkah seperti itu, dia akan berubah dingin lagi.
Chae Kyung takut, Kim Do Han akan
sendirian lagi. Park Shi On mengatakan jika Kim Do Han selalu makan sendirian
dan jarang tersenyum. Chae Kyung juga seperti itu. Chae Kyung berharap semua
kenangan indah akan segera kembali. Saat-saat dimana dia menyukai semua orang.
Kim Do Han merasa miris dengan kata-kata Chae Kyung, dia pun merengkuh Chae
Kyung ke dalam pelukannya.
WaPresdir Kang menemui Yoon Seo
dan Kim Do Han, dia ingin mengatakan pendapatnya tentang operasi anaknya. DIa
menginginkan salah satu diantara Kim Do Han dan Yoon Se pergi ke Boston. Kim Do
Han mengerti maksud WaPresdir Kang, tapi pihak RS Boston memutuskan untuk tidak
melakukan operasi itu. Dan mereka bukan partisipan, mereka hanya bisa memberi saran.
Kim Do Han berkata, “Bawalah dia
ke RS kami” Meski Kim Do Han tahu bahwa WaPresdir Kang tidak mempercayai
Departemen Pediatri mereka. WaPresdir Kang sendirilah yang menentukannya.
Bukanya dia tidak mepercayai departemen Pediatri RS Sung Won, hanya saja dia
lebih mempercayai RS Boston.
Kemampuan Departemen Pediatri RS
Universitas Sung Won, WaPresdir Kang sangat tahu lebih dari siapapun. Tapi
terlalu dini untuk mempercayai mereka sepenuhnya. Itulah sebabnya dia ingin
mereformasinya. Menciptakan RS yang bisa dipercaya lebih dari 100 %.
Apakah kepercayaan pasien dapat
diperoleh dengan investasi dan reformasi? Apa gunanya memiliki sistem dan fasilitas yang bagus jika harus menolak
melakukan operasi pada saat paling
diperlukan?
Kim Do Han juga tidak berniat
melakukan operasi tanpa kepercayaan wali. Semua diti diluar kendalinya, jadi
dia hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk WaPresdir Kang.
Di kantin, Shi On melihat ibunya menjatuhkan tumpukan gelas-gelas. Dengan sigap, Shi On membantunya tanpa berkata apapun. Namun ibunya tahu, Shi On mulai menerima dirinya. Shi On pun melihat keadaan Ayahnya yang sedang tertidur diam-diam. Mungkin perkataan Yoon Seo akan segera menjadi kenyataan, bahwa Shi On akan menyadari betapa beruntungnya dia memiliki Ayah dan Ibunya.
Di lorong RS, WaPresdir Kang
bertemu dengan Shi On yang berkata padanya, “Wakil Presdir, Anda jahat. Aku sudah
mendengarnya. Bahwa Anda ingin mengubah RS kami menjadi RS Komersial. Aku juga tahu apa
artinya. Itu akan membuat kehidupan anak
dan orang tua lebih sulit. Jika mereka tak punya uang,
mereka tak bisa dioperasi dengan
layak”
WaPresdir Kang membela diri,
setiap hal selalu memiliki dua sisi. Begitu juga masalah reformasi itu untuk
para dokter. Tidak, meskipun RS memeliki perlatan dan fasilitas yang baik, Jika
pasien tak bisa datang, maka tak ada
gunanya. Semakin menyedihkan jika mereka mati karena mereka tak bisa datang. Ketika
kesempatan hidup direnggut, Itu akan lebih menyedihkan.
In Hae memastikan sekali lagi
pada In Young, apakah benar donor usus halusnya itu adalah In Young? Diamnya In
Young membenarkan pertanyaan In Hae. Berarti In Young memberkan usus halusnya
untuk In Hae? In Young mengatakan, dokter bilang itu adalah cara teraman.
In Hae tidak senang mendengarnya…
In Young sudah bekerja keras untuknya, dan sekarang dia juga harus mendonorkan
ususnya? In Young merasa tidak masalah dengan itu. Dia meminta pengertian In
Hae.
Sayang nya In Hae tidak bisa
mengerti. Dia meminta In Young melupakan niatnya itu, In Hae tidak membutuhkan
operasi apapun. Lebih baik In Hae mati saja. In Hae menangis karena hal itu,
dia tidak ingin In Young terlalu banyak berkorban untuk dirinya. In Hae pun
memutuskan berlari keluar dari kamarnya.
In Young berusaha mencegah dengan
memanggilnya, tapi In Hae tetap pergi.
Shi On melihat kejadian itu. Dia
melihat In Hae sedang ada di tempat favoritenya. In Hae terlihat sangat sedih.
Shi On ingin menghiburnya, tapi In Hae melarang, dia sedang ingin sendirian.
Han Jin Wook juga merasa kecewa
pada In Young, karena tidak mengatakannya sejak awal. Jin Wook berpikir
donornya adalah orang lain. Operasi In Hae bukan operasi mendesak, mereka bisa
menunggu sampai ada donor yang bersedia. In Young tidak ingin mendengar apapun
lagi. Itu sudah menjadi keputusannya.
Yoon Seo masuk ke ruangan Kim Do
Han, dia memberitahukan bahwa operasi In Hae telah dijadwalkan. Kim Do Han
kaget mendengarnya, “Apa maksudmu?” dr. Kim dari departemen HPB lah yag telah
menjadwalkannya. Kim Do Han merasa semakin bingung karena hal itu, dr. Kim?
Kim Do Han pun pergi menemui dr.
Kim dia bertanya mengapa dr. Kim tidak memberitahu apa-apa pada departemen pediatri?
Na In Young yang ingin merahasiakannya.
Setidaknya dr. Kim harus memberi tahu kan jadwal operasinya. dr. Kim mencibir,
toh pada akhirnya Kim Do Han tahu juga jadwal operasinya.
In Hae adalah pasien yang terus
dipantau oleh departemen pediatric, Jadi mereka juga harus berpartisipasi dalam
operasinya. Tapi Kim Do Han tidak berpengalaman dalam operasi tranplantasi usus.
Mereka belum berpengalaman, tapi mereka tidak pernah gagal.
dr. Kim bersikeras, mereka tak
akan bisa melakukannya bahkan jika telah melakukan beberapa operasi. dr. Kim
harus bertanggung jawab penuh pada operasi itu. Jika mereka bergabung dengan
departeman pediatri, dia merasa akan sangat terganggu dan itu tidak boleh
terjadi.
Tapi, Kondisi In Hae berbeda
dengan sindrom usus pendek lainnya. Usus
nyaris tak ada, Dia membutuhkan prosedur bedah lain hingga transplantasi dilakukan. dr. Kim tidak
senang mendengar penjelasan Kim Do Han, apakah dia sedang mengguruinya? Apa Kim
Do Han berpikir bahwa dia aka melakukan operasi tanpa mengatahui hal itu
sebelumnya? Apapun yang terjadi, dr. Kim sendiri yang akan mengurus operasi In
Hae. Dia meminta Kim Do Han untuk tidak ikut campur.
WaPresdir Kang dikejutkan dengan
kedatangan istrinya yang membawa Joon Yeon ke RS Sung Won. Istrinya minta maaf
karena tak ada yang bisa mereka lakukan disana. Lagipula Joon Yeong ingin
pulang ke Korea. Tapi seharusnya istrinya itu menghubunginya saat di bandara,
bukan setelah tiba di RS.
WaPresdir Kang menemui Joon Yeong
yang terbaring lemah. Dia menyapa putranya dan menunjukan kasih sayangnya. Joon
Yeong berkata, “Ayah. Kudengar mereka bisa menyembuhkanku di sini. Kuharap itu benar. Agar
aku bisa bermain bisbol lagi”
WaPresdir Kang melihat Kim Do Han
dan Yoon Seo yang baru saja datang. Dia berkata pada
putranya, jika dia akan mewujudkan harapan Joon Yeong.
WaPresdir Kang berkata pada Kim
Do Han, sebelum dia menemukan cara lain dia akan membiarkan Joon Yeon di rawat
di RS Sung Won untuk sementara. Kim Do Han menyerahkan semua keputusan pada
WaPresdir Kang.
Ada satu hal yang ingin
ditanyakan Kim Do Han. WaPresdir Kang
telah melihat Departemen pediatri melakukan operasi. Kim Do Han berpikir
WaPresdir Kang telah menyadari sepenuhnya kemampuan mereka. Dia bahkan berkata
mempercayai mereka. Kim Do Han jadi tidak mengerti, mengapa sekarang WaPresdir
Kang bersikap seperti itu.
“Alasannya sederhana. Karena aku
ayahnya. Tak seorang ayah pun di dunia ini yang akan mengambil resiko tak pasti untuk anaknya”
Istri WaPresdir Kang berniat
memberikan pendapatnya, namun suaminya menyuruhnya diam dan tidak ikut campur
dalam mengambil keputusan untuk masalah ini.
Joon Yeong bertanya pada Yoon
Seo, “Apa kau Dr. Cha Yoon Seo?” Yoon Seo kaget, apa dia mengenal Yoon Seo. Ya…
Joon Yeong mengenalnya. Ibunya menunjukan surel yang Yoon Seo kirimkan tentang
cara melakukan operasi. Joon Yeong berkata, Yoon Seo lebih cantik dari yang dia
bayangkan. Yoon Seo berterimakasih atas pujian Joon Yeong.
Apakah Yoon Seo adalah Dokter
yang akan mengoperasi Joon Yeong? Dia meminta Yoon Seo berjanji melakukan hal
itu. Setelah melihat surat Yoon Seo, Joon Yeong memaksa ibunya untuk kembali ke
Korea. Yoon Seo hanya bisa tersenyum miris, karena dia tidak bisa menjanjikan
apapun.
Yoon Seo menjadi kesal, karena
kasus Joon Yeong. Seharusnya jika ada solusi yang lebih baik mereka harus
memilihnya. Jika terjadi sesuatu dengan Joon Yeong mereka pasti tidak mau
disalahkan. Tak ada yang bisa mereka lakukan. Masing-masing orang selalu
berpikir bahwa keputusannya lah yang paling tepat.
Shi On mengeluh, “Semakin
kupelajari semakin banyak hal yang tak
kupahami di dunia ini” Yoon Seo juga merasakan hal yang sama. Seiiring
bertambah usianya, dia tak mengerti mengapa orang-orang percaya pada pikiran
mereka dan tak mau mendengarkan orang lain.
Shi On berpendapat. “Bukan
penyakit yang menyakiti seseorang, Tapi seseorang lebih menyakiti orang lainnya,
itu menurutku” Jika sudah begitu, dokter
pun tak bisa menyembuhkannya.
“Untuk virus, ada vaksin, dan
untuk tumor, ada agen anti-tumor. Tapi
tak ada obat untuk orang yang menyakiti orang lain”
Shi On memang benar, namun
menurut Yoon Seo, satu-satunya obat untuk orang yang menyakiti orang lain,
adalah orang lain juga. Yoon Seo
berharap dokter bisa memperbaiki penyakit
dan orang-orang.
Menurut Yoon Seo, Shi On telah
melakukan itu, “Anak-anak terluka yang kita lihat Mereka semua bisa keluar
karena hati mereka telah disembuhkan. Bukan
karena pengobatan tapi karena kau mengurangi
rasa sakit mereka dengan cinta”
Shi On termenung, “Cinta...
Mengurangi... Rasa sakit”
Yoon Seo memuji Shi On, “Itu
sebabnya kau adalah Dokter yang baik”
Shi On merasa dirinya masih belum
tahu apa sebenarnya dokter yang baik itu Orang yang baiklah yang menjadi Dokter
yang baik. Itu sebabnya Yoon Seo adalah Dokter yang baik.
Yoon Seo menyangkal, dia merasa
dia masih harus menjadi dokter yang lebih baik. Shi On berpendapat lain. Yoon
Seo jadi ingin menggoda Shi On, “Apa kau pimpinan fan club-ku? Pujianmu
berlebihan”
“Aku fans beratmu. Fans berat Cha Yoon Seo.”
Yoon Seo menlarang Shi On untuk
menghabiskan waktu nya untuk berinternet, karena semakin hari bicaranya semakin
aneh. Shi On dan Yoon Seo pun tertawa bersama.
In Hae tiba-tiba hilang dari
kamarnya. Jin Wook bertanya apakah Shi On melihatnya? In Hae pergi ke kamarnya
saat In Young tak ada. Dia pasti mengganti baju lalu pergi. Shi On jadi ikutan
panik dan bersama-sama In Young dan Jin Wook pergi mencari In Hae.
Saat perjalanan pulang, Yoon Seo
melihat In Hae sedang merenung sendirian. Yoon Seo bertanya apa yang sedang In
Hae lakukan disana? Apakah In Hae pergi tanpa izin lagi? Yoon Seo mengingatkan
In Hae tidak boleh ada di tempat itu, In Hae harus kembali ke RS. Tapi… In Hae
memelas, saat ini dia benar-benar sedang tidak ingin berada di RS.
Yoon Seo pun memberi tahu Shi On,
jika dia membawa In Hae pulang ke rumahnya dan akan mengembalikannya ke RS
besok pagi. Jin Wook dan In Young sedikit merasa lega mendengar hal itu. Namun
In Young tetap merasa cemas, Jin Wook mencoba menenangkannya, “Jangan terlalu
cemas, In Young-ssi”
Yoon Seo memamerkan Apartemen
yang ditinggalinya pada In Hae. Dia menunjukkan kamar mandinya agar In Hae
segera pergi mandi dan membersihkan diri. Di dalam kamar mandi ada disinfektan.
In Hae berjalan menuju kamar
mandi, dan melihat mawar Shi On, yang ternyata belum dibuang oleh Yoon Seo, dia
jadi penasaran bagaimana perasaan Yoon Seo pada Shi On.
Shi On sedang bersama In Young di
kamar nya In Hae, Shi On mengatakan bahwa dr. Cha akan menjaga In Yong dengan
baik. In Young tahu itu, hanya saja In Young merasa sangat bersalah pada In
Hae. Saat ini dia pasti marah dan terluka.
Tapi Shi On yakin, In Hae akan
mengerti perasaan Kakaknya, In Hae bahkan tampak lebih dewasa dari Shi On. Dia
seorang anak yang berjiwa besar. “ Dan,,, Eonnie-nim…” In Young memotong
perkataan Shi On, dia merasa tidak enak karena Shi On memanggilnya Eonnie-nim,
dia meminta Shi On untuk memanggilnya In Young saja. Shi On pun mengerti.
“In Young-ssi, Dr. Han Jin Wook sangat menyukaimu. Dia tidur
di tempat tidur tingkat di atasku di
ruang jaga. Dia gelisah setiap malam. Aku tak bisa tidur karenanya. Jadi aku
juga tetap terjaga sepanjang malam. Kupikir
aku yang paling bodoh di RS ini... Tapi Dr. Han lebih bodoh dariku. Dia
benar-benar bodoh”
In Young terlihat tidak nyaman karena
Shi On tiba-tiba membicarakan Jin Wook, namun Shi On tetap meneruskan.
“Dr. Han berkata seperti ini : ‘Tak
ada kualifikasi untuk mencintai seseorang, dan jika kau mencintai orang itu tanpa syarat,
Kau memperoleh satu-satunya lisensi untuk mencintai orang itu.’ Jadi, Eonnie-nim maksudku, In Yeong-ssi, Kuharap
kau memberikan lisensi itu pada Dr. Han”
“Jadi dia bisa membawanya di
dalam hatinya, bukan di dalam dompetnya”
In Young tidak bisa berkata
apa-apa setelah mendengar perkataan Shi On. Dia tahu perasaan Jin Wook padanya,
tapi tak tahu jika perasaannya sudah menjadi sedalam itu.
Yoon Seo berbaring bersama In Hae di
tempat tidurnya, mereka berbincang sebelum tidur. Yoon Seo bertanya apakah In
Hae tidak berpikir bahwa kakaknya akan senang jika In Hae di operasi? In Hae
bilang, kakaknya tidak mungkin bahagia, karena setelah operasi itu, mungkin
kakaknya tidak bisa jatuh cinta dan menikah.
In Young tetap bisa melakukan
keduanya, karena operasinya tidak seserius yang dibayangnya In Hae. Yoon Seo
meminta In Hae untuk percaya padanya, karena
Yoon Seo adalah dokter In Hae. Yoon Seo berkata, jika In Hae dan In
Young sama-sama memiliki hati yan cantik.
In Hae teringat pada mawar Shi
On, dia penasaran dengan perasaan Yoon Seo pada Shi On, “Dokter, Bukankah
Dokter menolak pengakuan cinta Dr. Park?
Kenapa mawarnya masih tergantung di sana? Jika Dokter tak menerima cintanya, Dokter pasti sudah membuangnya. Aneh.”
Yoon Seo langsung gelagapan.
Bagaimana In Hae bisa tahu? In Hae bercerita bahwa dia adalah penasihat cinta
Shi On saat dia mengatakan dia sedang menyukai seseorang. Tapi Shi On tak
pernah mau mengatakan siapa yang disukainya. In Hae akhirnya tahu orang itu
adalah Yoon Seo, saat melihat foto mawar yang diberikan Shi On di ponsel Yoon
Seo, karea itu adalah cara yang diajarkan In Hae pada Shi On.
Yoon Seo jadi merasa geram. In
Hae bertanya, mengapa Yoon Seo merasa malu? Tidak… dia sama sekali tidak malu.
Lalu mengapa mawar itu tidak dibuang adalah karena pengakuan Shi On begitu
tulus jadi Yoon Seo tidak bisa mengabaikannya.
“Jadi Dokter tetap menyimpan
mawarnya bukan karena Dokter menerima cintanya? Tapi karena dokter tak bisa mengabaikan
perasaannya?”
Yoon Seo membenarkan sambil
tersenyum. Dia mengakui jika Shi On sudah dewasa. In Hae mencoba memahami perasaan Yoon Seo, tapi Dr. Park benar-benar
pria yang baik. In Hae berharap tidak ada satupun pria baik di dunia ini harus
terluka. Yoon Seo hanya bisa merenung mendengar kata-kata In Hae.
Setelah In Hae tertidur, Yoon Seo menatap mawar pemberian Shi On dan mengenang semua kebersamaannya berama Shi On, sepertinya Yoon Seo mulai menelaah perasaannya, apakah benar dia tetap menyimpan mawar itu karena merasakan ketulusan Park Shi On, atauka ada alasan lain.
Di RS, Shi On berguman dalam
hatinya. “Dokter Cha… Arti dari kalimat ‘Cinta adalah sesuatu yang meredakan penderitaan
manusia.’ Tadi aku belum memahaminya dengan baik. Tapi setelah kupikirkan lebih
mendalam, Tampaknya tak ada obat penghilang rasa sakit yang sesempurna ini. Terima
kasih, Dr. Cha. Mimpi yang indah”
Shi On terlelap, namun dia malah
memimpikan In Hae dalam pakaian serba putih tersenyum di sebuah taman. Shi On
langsung terbangun, karena itu sudah pagi. Tapi… apa maksud dari mimpinya?
Yoon Seo membangunkan In Hae yan
masih terlelap di atas tempat tidur. In Hae harus segera bangun dan berbegas ke
RS untuk mendaparkan infus dan disinfektan. In Hae menjawab, dia ingin tidur
sebenatar lagi, tapi suarang terdengar tidak baik-baik saja.
Shi On datang ke apartemen Yoon
Seo dan mengatakan dia datang untuk menjemput In Hae. Seharusnya Shi On jangan
cemas, karena dia akan menantar In Hae. Melihat wajah Shi On yang kusam Yoon
Seo bertanya, apakah Shi On datang tanpa mencuci muka?
Saat Yoon Seo dan Shi On
berbincang, In Hae terbangun dan memanggil keduanya, “Dokter… Aku…” Shi On dan
Yoon Seo menoleh, mereka kaget saat melihat keluar darah dari hidung dan mulut
In Hae, apalagi In Hae tiba-tiba tak sadarkan diri. Apa yang terjadi pada In
Hae?
***
Huaaaahhh,,, In Hae kenapa
ini????
Suka deh sama Do Han,,, akhirnya
dia bisa juga berperan sebagai kekasih Chae Kyung, jadi makin seneng liat scene
nya mereka^^
Haduh~~~ itu Shi On nari-nari
buat ngehibur Yoon Seo, lucu banget,,, hahahaha….
*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Image by Deekutudrama
gomawo sinopsisnya mbak..................di tinggu episode 17
BalasHapusThanks yah sinopsisnya... Keep fithing.... Aku termasuk fans joon woon loh...
BalasHapustengkyu mbak, tak tggu episode selanjutny.
BalasHapusin hae meninggal ya, kacian...
ditunggu part selanjutnya.....
BalasHapusmakasih ya mba irfa. semangat!!
BalasHapusaq jg sk chae kyung....
BalasHapusJgn2 tu in hae meninggal nanti...
Di tunggu postingan selanjut@...
Suka deh, klo sinop nya di posting tiap hari, jd ngk terlalu penasaran. Kekeke hwaiting eonni :)
BalasHapuspart 2 nya adegannya sedih semua yg lucu cuman aksi menarinya shi on
BalasHapusnarinya shi on lucu bikin ngakak
Makasih makasiih makasiihh..daebak Ɓȃήƍέєë† ..jdi Ǧά̲κ̣̇ sbaraan Ɓȃήƍέєë† nh nunggu next episode...wwhhuuuaaahhh :D
BalasHapuspasti mimpi shi on itu tanda2 in hae yg sakit lagi...
BalasHapusish....
tiap ending episode kok selalu di adegan saat pasiennya kritis sih??
Huaa..daebak mba..bagus bgt sinopsisnya..makash ya mba..salam kenal..^^
BalasHapusdtunggu eps selanjutnya eonnie..
BalasHapusGomawo^^
mbak tdk sabar nunggu episode selanjutnya
BalasHapus