Kim Do Han masih melakukan
operasi pada pasien yang sejak awal ditanganinya. Shi On menanti Kim Do Han
untuk menyelesaikan operasinya agar profesornya itu bisa mengoperasi pasien
yang di baru saja di bawanya.
Tapi pasien pertama Kim Do Han
tanda-tanda vitalnya menurun ada pendarahan di sekitar area hati. Kim Do Han
segera mengatasinya. Shi On bertanya bagaimana dengan pasien di ruang sebelah.
Kim Do Han membentak Shi On, memintanya untuk menunggu.
Kondisi pasien di ruangan operasi
sebelah pun menurun, anak itu harus segera di operasi. Shi On menjadi panik dan
tidak sabaran. Kim Do Han menjadi jengah, dia belum bisa keluar dari ruang
operasinya karena keadaan pasien pertamanya belum stabil.
Lalu apa yang harus di lakukan?
Kim Do Han mendapatkan sebuah solusi, “Park Shi On. Kau yang akan mengoperasi” Shi On kaget
mendengarnya, tapi tak ada pilihan lain.
Shi On merasa ragu, dia sedang
kehilangan kemampuan mendiagnosa nya, juga penglihatan 3 Dimensinya, apakah dia
bisa melakukan operasi ini? Kim Do Han kesal melihat sikap ragu-ragu Shi On,
“Kenapa kau tak segera bersiap?”
“Bagaimana aku akan
mengoperasinya?”
Kim Do Han tidak menerima alasan,
dia mengatakan pada Shi On jika Shi On tidak segera mengoperasi pasien itu
dalam 5 menit, pasien tersebut akan mati.
Kim Do Han masih sibuk
mengoperasi pasien pertamanya, sementara Shi On mengeluhkan ketidak layakannya
untuk melakukan operasi karena dia masih Residen tahun pertama.
Kim Do Han mengingatkan saat ini
adalah keadaan darurat, sama seperti di medan perang. Bukankah seharusnya Shi
On menyelamatkan pasien tanpa peduli apa posisinya? Saat ini, tidak ada orang
lain yang bisa mengoperasi pasien itu selain Shi On. Jika mereka harus menunggu
dokter lain, mereka akan kehilangan kesempatan. Masih ada waktu 3 menit untuk
menyelamatkan pasien itu.
Shi On semakin
cemas dan ragu, namun dia sangat ingin menyelamatkan pasien tersebut. Kim Do Han kembali mengingatkan Shi On, “Park
Shi On! Cepatlah!”
Shi On masih
meragu, namun akhirnya dia mengambil keputusan, “Aku akan melakukannya”
Shi On pun
pergi ke ruang operasi sebelah bersiap-siap untuk melakukan operasi pertamanya.
Hong Kil Nam
yang menyadari keraguan Shi On pada operasi ini, menawarkan diri pada Kim Do
Han untuk membantu Shi On. Tanpa pikir panjang Kim Do Han segera
mengijinkannya.
Hong Kil Nam
masuk ke ruang operasi sebelah dan memperhatikan Shi On yang masih merasa
gugup. Mereka harus segera memulai
operasinya. Hong Kil Nam pun meminta salah seorang perawat untuk mencari
tambahan orang di ruang operasi dr. Cha.
Shi On mencoba
meneguhkan hatinya untuk mengoperasi, setelah mendapatkan keyakinan, akhirnya
Shi On berani mengambil pisau bedah dan mencoba mengatasi luka yang sedang
dialami paseinnya.
Il Kyu
memberitahu Yoon Seo jika Park Shi On sedang mengoperasi di ruang sebelah. Yoon
Seo kaget mendengarnya, tapi dia harus fokus pada operasinya. Il Kyu memberi tahu, karena tidak ada ahli
bedah lain, Profesor Kim Do Han memintanya, dan mereka kekurangan orang. Yoon
Seo pun meminta Il Kyu untuk pergi membantu.
Saat Il Kyu
datang, Shi On sedang menemukan limpa dari pasien yang sedang dioperasinya.
Pasien itu sudah mengeluarkan banyak darah dan kondisinya semakin menurun. Shi
On mencoba menggunakan kemampuan 3D nya, namun tek berhasil. Keadaan menjadi
semakin kristis.
Shi On
kemudian teringat kata-kata Yoon Seo, bahwa semua perubahan yang terjadi pada
dirinya adalah karena dia sendiri. Bukan karena orang lain, sehingga Shi On
harus lebih percaya diri. Kemudian Shi On pun teringat pada perkataan Kim Do
Han. Shi On harus bisa bertahan pada skenario terburuk, jika Shi On terus
menerus kalah dapa situasi, Shi On bukan dokter bedah yang menyelamatkan pasien
dengan pisau bedah. Dia tak ada bedanya dengan seorang pembunuh yang memegang
pisau.
Shi On pun
kembali memfokuskan dirinya, agak sulit memang, namun akhirnya kempuan 3D nya
kembali. Shi On bisa melihat dimana letak limpa yang rusak.
Shi On pun
memulai untuk mengeluarkan limpanya, masih agak sedikit gugup, namun lebih
tenang dibanding
tadi. Setelah beberapa wakytu, Shi On berhasil mengeluarkan limpa pasien itu.
Kim Do Han
yang sudah menyeleasikan operasinya masuk ke ruangan operasi Shi On untuk
mengecek perkembangannya. Dia merasa bangga saat melihat Park Shi On telah
menyelesaikan tugasnya sebagai dokter bedah saat itu.
Shi On pun
melihat Yoon Seo dibalik jendela ruang operasi. Yoon Seo tersenyum padanya. Shi
On bergunam dalam hati seolah dia sedang berbicara pada Yoon Seo, “Aku
menyelesaikan operasinya
dengan baik,
Dokter Cha. Aku berhasil mengeluarkan limpanya”
Seolah bisa
mendengar ucapan dalam hati Shi On, Yoon Seo pun berkata dalam hati, “Aku
bangga padamu. Kerja bagus Shi On”
Lalu Yoon Seo
menatap Shi On dengan sedih, “Tampaknya kau sudah tak membutuhkanku lagi”
Shi On merasa
lega karena pasien pertama yang dia operasi berhasil di selamatkan. Shi On
bergegas ke luar ruang operasi untuk menemui orang tua Yoon Jung. Melihat Shi
On kedua orang tua Yoon Jung langsung berdiri dengan harap-harap cemas.
“Ayah Yoon
Jung. Operasi Yoon Jung berhasil. Yoon Jung sekarang baik-baik saja”
Kabar bahagia
itu disambut dengan tangisan haru dari Ibu Yoon Jung yang langsung memeluk sang
suami yang buta. Ayah Yoon Jung merasa sangat berterimakasih pada Shi On.
Shi On berkata
pada sang Ayah, ketika Yoon Jeong membaik dia bisa kembali menjemput Ayahnya
seperti biasanya, dia mampu pergi dalam kondisi sehat. Orang tua Yoon Jeong
terharu mendengarnya.
Kim Do Han
memanggil Park Shi On, dia bertanya mengapa Shi On tidak menghentikan
pendarahan dengan cepat pada operasi Yoon Jeong, bukan kah dia sudah
mempraktekannya dalam operasi khayalan. Shi On berkata butuh waktu agak lama
untuk mencari lokasi pendarahannya. Kim Do Han menyarankan agar lain kali Shi
On mengurangi waktu pencarian itu untuk bisa mengurangi waktu tanggap dalam
mengatasi variable tak terduga lainnya.
Selama situasi
darurat seperti ini tak terjadi, Shi On tak perlu mengoperasi selama 5 tahun,
hingga Shi On berada di tahun pertama
spesialis. Seharusnya Kim Do Han mengatakan hal ini 5 tahun yang akan datang,
Shi On terpana
mendengarnya. Namun Kim Do Han buru-buru menambahkan,
“Jika kau pamer
kemana-mana bahwa kau pernah mengoperasi, aku akan menghancurkanmu. Paham?”
Shi On mengerti
dengan baik ancaman profesornya itu. Lalu Han Jin Wook dan dokter lainnya
datang. Mereka berhambur pada Shi On dan membungkukannya untuk memukuli
punggungnya seperti saat pertama kali Shi On di jadikan residen tetap.
Shi On yang
mendapat serangan mendadak tidak bisa menghindar. Dia hanya bisa meringis
kesakitan. Kim Do Han tertawa melihat kelakuan anak buahnya. Sementara Yoon Seo
hanya tersenyum kecil lalu berlalu meninggalkan ruang staf pediatric. Kim Do
Han melihat hal itu, dia tahu ada yang salah dengan Yoon Seo.
Kim Do Han
mengumumkan pada para dokter asuhannya untuk meluangkan waktu malam ini, mereka
akan makan malam bersama. Tim Dokter Pediatri bersorak senang mendengar ajakan
Profesor mereka.
Presdir Lee dan
Direktur Choi masih dalam pertemuan dengan Presdir Jung. Baik 15 tahun yang
lalu atau sekarang Presdir Jung tidak berubah. Dia tetap melakukan hal yang
sama untuk mengusai Yayasan RS Sung Won.
Presdir Jung
membela diri, dia hanya ingin melakukan investasi secara resmi. Apakah seseorang
yang seharusnya berinvestasi, menekan dengan pengembalian pinjaman? Menurut
WaPresdir Kang Obligasi Yayasan Seung Won
sebagian besar buruk. Mereka sedang mencoba menyelamatkan Yayasan Sung Won.
Direktur kesal
dan meminta WaPresdir Kang untuk tidak menghina mereka. Presdir Lee menolk
pengambil alihan secara paksa itu, tapi mereka diingatkan bahwa mereka tidak
berada dalam kondisi menerima atau menolak.
Presdir Jung
berencana membeli RS Universitas Sung Won, termasuk juga Direktur. Mereka akan
menjadikan RS Universitas Sung Won sebagai pusat bedah anak. Dan syarat
terakhirnya… Presdir Lee harus mundur dari jabatannya.
Presdir Jung
hanya akan memantau dari jauh, dia akan menunjuk seseorang yang muda dan cerdas
untuk menggantikan posisi Presdir Lee.
Bagaimana jika
Presdir Lee menolak? Banyak perusahaan yang mengincar RS Sung Won, Presdir Jung
bisa dengan mudah menjual RS Sun Won kepada mereka dan mereka akan lebih
mengacaukan segalanya.
Presdir Lee
semakin kesal mendengarnya, “Suamiku meninggal karenamu. Kau pikir aku akan
tunduk pada rencanamu?”
Dengan enteng
Presdir Lee malah berkata, “Agar tragedi seperti itu tak terjadi lagi, kau harus memikirkannya baik-baik”
Presdir Lee dan
Direktur Choi makin tersulut emosinya, beraninya Presdir Jung berkata seperti
itu? Presdir Jung dan WaPresdir Kang tidak peduli. Mereka diberi waktu satu
bulan untuk mengembalikan pinjaman. Mereka harus menyelesaikannya dalam kurun
waktu tersebut.
Yoon Seo sedang
melamunkan Shi On yang berkata padanya jika Shi On jadi merasa tenang setelah
dia mengatakan perasaannya pada Yoon Seo. Meski dia kecewa karena Yoon Seo
menolaknya, tapi dia sudah merasa tenang.
Kim Do Han
datang dan bertanya apa lagi yang membuat hati Yoon Seo gundah gulana? Yoon Seo
menyangkal dan meminta Kim Do Han untuk tidak berspekulasi. Tapi Kim Do Han
tidak bisa dibohongi begitu saja, dia tahu ada sesuatu yang sedang membuat Yoon
Seo cemas.
Yoon Seo
akhirnya mengakui bahwa dia mencemaskan Park Shi On. “Kurasa aku melakukan
kesalahan. Aku terlalu memperlakukan dia seperti anak-anak”
Kim Do Han
mencoba menghibur, tak ada yang bisa dilakukan Yoon Seo, karena Shi Park Shi On
bersikap sangat kekanak-kanakan ketika dia pertama datang.
Awalnya memang
begitu,,, Yoon Seo berpikir Shi On akan seperti itu selamanya. Karena yang dia
tahu penyandang cacat biasanya seperti itu. Tapi dia bahkan tidak sadar, jika
Park Shi On juga pria dewasa yang memiliki perasaan.
Kim Do Han
bertanya, “Jadi itu sebabnya kau merasa terganggu?” Yoon Seo kesal dan merasa
bersalah. Kim Do Han menduga Shi On mengatakan sesuatu pada Yoon Seo… Tidak,
bukan begitu.
“Hanya saja,
karena harga dirinya semakin kuat,,, hatinya pasti terluka karena aku”
Kim Do Han
mengerti kecemasan Yoon Seo, itu memang sangat mungkin terjadi. Tapi, jika Yoon
Seo tidak memperhatikan Shi On selama ini, dia mungkin tidak akan menjadi yang
seperti sekarang ini. Karena kasih sayang Yoon Seo lah, Shi On jadi berubah.
Kim Do Han
menyarankan, Yoon Seo bisa merubah perlakuannya pada Shi On sedikit demi
sedikit, sambil tetap memperhatikannya. Tapi menurut Yoon Seo, Shi On sudah
bisa mandiri sekarang, bahkan jika tak ada Yoon Seo disisinya untuk
membantunya.
Kim Do Han tak
berkomentar lagi, dia berusaha untuk menghormati apapun keputusan Yoon Seo. Dia
pun memilih mengalihkan topic, “Nanti kita akan makan malam bersama, Kemana
kita harus pergi?”
Yoon Seo
memilih untuk tidak ikut, dia ingin beristirahat. “Pergilah tanpa Aku” Kim Do
Han kaget. Yoon Seo tak menghadiri makan malam bersama? Apakah itu sangat aneh? Yoon Seo hanya tersenyum dan meninggalkan Kim Do Han, yang menyadari ada yang salah dengan juniornya.
Chae Kyung
bertemu dengan WaPresdir Kang yang memberinya selamat, karena kemungkinan
sebulan lagi Chae Kyung akan menjadi Presdir dan WaPresdir Kang akan menjadi
bawahannya.
Chae Kyung
tersenyum dan berkata agar tidak melibatkan Kim Do Han dalam bisnis kotor
mereka. WaPresdir Kang membantah, dia bukan melibatkan Kim Do Han, hanya
menawarkan kerja sama. Chae Kyung dgn to
the point bertanya, “Kudengar kau berencana memanfaatkan Dr. Park Shi On untuk
publisitas”
Lagi-lagi
WaPresdir Kang membantah, dia hanya ingin memberdayakan Park Shi On demi masa
depannya Park Shi On sendiri. Tetap saja, menurut Chae Kyung itu rasanya kurang
pantas. WaPresdir Kang membalikan bukan kah Chae Kyung juga memanfaatkan
Presdir Jung untuk merembut kembali yayasan Sung Won dari tangan ibu tirinya?
WaPresdir Kang
menyarankan, karena mereka akan berkerja sama kedepannya, maka akan lebih baik
jika mereka menghilangkan perasaan negatif semacam itu.
WaPresdir Kang
menelpon seseorang yang mencemaskan sesuatu tentang seseorang yang sedang di
rawat di sebuah RS yang disuruh keluar oleh RS tersebut karena mereka sudah menyerah. Tak ada cara
lain lagi untuk melakukan operasi.
Untuk
sementara, WaPresdir Kang menyarankan agar mereka pindah dulu ke Boston dan dia
akan menyusul bulan depan. Tapi, perempuan yang diteleponnya ingin pulang saja
ke Korea, “Joon Yeong sangat menderita” WaPresdir Kang melarang, walaupun
mereka pulang RS di Korea tidak akan bisa melakukan apa-apa.
Tim Pediatri
minus Yoon Seo sedang makan malam bersama. Kim Do Han pun mengucapkan selamat
untuk operasi pertama Han Jin Wook, dan berterima kasih untuk kerja tim yang
kompak dan cepat tanggap. Namun ketidak hadiran Yoon Seo membuat acara mereka
terasa kurang. Padahal Yoon Seo itu terkenal sebagai Ratu Hwae RS Sung Won.
Kim Do Han merasa asing dengan julukan itu, “Apa itu Ratu Hwae?” Ratu makan malam bersama, para juniornya lah yang memberi julukan itu padanya.
“Bukankah
julukan Dr. Cha adalah shin-nae-ba?" Shi On bertanya dengan polosnya.
Jin Wook heran,
bagaimana Shi On bisa tahu? Sementara yang lain penasaran, apa itu shin-nae-ba?
Apakah itu nama tempat? Shi On juga bingung bagaimana menjelaskannya,
namun dia sedang berusaha. Jin Wook
melarangnya, namun akhirnya malah Kim Do Han yang menjelaskan julukan itu.
“Godiva, God
Give Body (Tubuh Augrah Dewa). Itu bukan julukan orang padanya. Tapi dia
sendiri yang menyebut dirinya seperti itu”
Semuanya
tertawa mendengar penjelasan Kim Do Han, julukan yang diciptakan sendiri Yoon
Seo untuk dirinya sendiri dirasa sangat menggelikan. Mereka pun kembali bersulang.
Sementara itu
Yoon Seo di kamarnya, merasa nyamuk terus mendengung di telinganya, dia tidak
sadar dirinya sedang dibicarakan oleh para junior dan Profesornya sendiri.
Yoon Seo berjalan kembali menuju kemeja belajarnya, dia melihat bunga pemberian Shi On, menatapnya lama, lalu mengambilnya. Yoon Seo kemudian membuang bunga itu ke tempat sampah. Namun sepertinya Yoon Seo tidak rela membuangnya, hingga dia berjongkok di depan tempat sampah itu.
Shi On memberikan minuman yang dibelinya dari toko pada Kim Do Han yang menunggunya di depan toko. Kim Do Han lalu bertanya, apakah
Shi On sudah menjenguk ayahnya? Shi On menjawab “Belum”
“Kau tidak
pergi atau kau tak bisa pergi?”
Shi On tidak
menjawab.
“Kau
tak suka harga dirimu terluka, atau dipermalukan, 'kan?” Shi On
membenarkan dengan semangat.
Kim Do Han kembali bertanya apakah Shi On Tahu apa yang benar-benar membuat harga diri seseorang dipermalukan? Tak pandai melakukan seuatu? Tak bisa menghasilkan uang? Bukan itu.
Kim Do Han kembali bertanya apakah Shi On Tahu apa yang benar-benar membuat harga diri seseorang dipermalukan? Tak pandai melakukan seuatu? Tak bisa menghasilkan uang? Bukan itu.
“Pernah takut
akan sesuatu, dan menjadi takut selamanya”
Itu berlaku
dalam pekerjaan mereka sebagai dokter juga dalam kehidupan mereka sehari-hari. Banyak orang salah
memahaminya. Mereka pikir tak merasa takut berarti mereka berani. Bukankah itu
namanya keberanian? Tidak.
“Keberanian
bukanlah bahwa kita tak merasa takut. Tapi jika kau mampu bertahan menghadapi
rasa takutnya”
Esok harinya
Yoon Seo keluar dari rumahnya dan menatap jendela kamar Shi On dari luar. Yoon Seo sepertinya lebih mencemaskan Shi On setelah dia menolak perasaan Shi On untuknya.
Yoon Seo datang saat Shi On sedang membersihkan tangannya sebelum dia masuk ke ruang operasi. Yoon Seo bertanya pada Shi On bagaimana makan malamnya? Apakah menyenangkan? Shi On menjawab, Profesor membelikan meraka daging sapi. Ternyata Profesor Kim Do Han menghabisakan banyak uang untuk mereka.
Yoon Seo datang saat Shi On sedang membersihkan tangannya sebelum dia masuk ke ruang operasi. Yoon Seo bertanya pada Shi On bagaimana makan malamnya? Apakah menyenangkan? Shi On menjawab, Profesor membelikan meraka daging sapi. Ternyata Profesor Kim Do Han menghabisakan banyak uang untuk mereka.
Yoon Seo
bertanya lagi, apa ada kejadian menarik? Shi On menjawab dengan engan-enggan.
“Tidak juga” situasi mereka menjadi sangat canggung dibanding biasanya.
Akhirnya Shi On pamit untuk pergi ke ruang operasi.
Kim Do Han
bertemu dengan Direktur Choi yang memberitahunya tentang Presdir Jung yang
ingin mengambil alih yayasan. Kim Do Han sepertinya mengenal sekilas tentang
pria itu sebagai Presdir dari Westhamos Fund, sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang investasi dan akuisisi.
Bukan kenyataan
dia adalah Presdir Westamos yang terpenting, Melainkan karena hubungannya
dengan Presdir Yayasan
Sung Won yang sebelumnya. Kim Do Han heran, apa hubungan Presdir Jung dengan
Ayah Chae Kyung itu?
Kira-kira 15
tahun yang lalu, Ketika Presdir Jeong menjadi Direktur Regional Westhamos Asia
Tenggara, Dia mencoba segala macam cara untuk mendapatkan Yayasan dan RS Sung
Won. Lebih agresif daripada saat ini.
Presdir Yoo sangat menderita untuk mencegah akuisisi. Pada akhirnya, dia
berhasil mencegah akuisisi, Tapi tak lama kemudian, dia terserang kanker hati.
Kim Do Han
kaget mendengar penjelasan gurunya tentang masa lalu Presdir Jung dengan Ayah
Chae Kyung.
Direktur Choi
mengatakan jika Presdir Jung telah memilih Presdir RS yang baru. Seseorang yang
masih muda dan memiliki kemampuan. Kim Do Han langsung teringat pada Chae
Kyung, dia pun bertanya,
“Apa Chae Kyung
juga tahu mengenai Presdir Jeong?” Tidak. Baik
Direktur Choi maupun Presdir Lee tak pernah menyebut tentang Presdir Jeong
kepada Chae Kyung. Mereka berpikir itu bisa menyakitinya.
Kim Do Han
kemudian teringat tentang ambisi Chae Kyung untuk menjadi Preside Direktur
dengan menurunkan ibu tirinya. Dan kenyataan bahwa Chae Kyung adalah dalang di
balik penarikan sejumlah dana dari para
perusahaan-perusahaan donator dan sponsor.
Kim Do Han pun
menemui Yoon Chae Kyung, “Apa bedanya kau dengan WaPresdir Kang?”
WaPresdir Kang
memang berada di pihak mereka, lalu bagaimana dengan Chae Kyung. Apa yang ingin
Chae Kyung capai dengan menentang keluarga sendiri?
Chae Kyung
tertawa miris, “Keluarga… Bisakah kau
berhenti mengatakan itu? Aku yang menentukan siapa keluargaku”
Kim Do Han
menyerah, dia tak mau tahu lagi dan akan membiarkan Chae Kyung untuk melakukan
apapun yang menurutnya benar. Tapi dia meminta agar Chae Kyung menghentikan
kerja samanya dengan Presdir Jung. Chae Kyung tidak bisa, karena mereka telah
membuat kesepakatan.
“Apa kau tahu
siapa Presdir Jeong sebenarnya?”
Yang jelas,
Chae Kyung lebih mengenal baik Presdir Jung dari pada Kim Do Han mengenalnya.
Bagaimana Chae Kyung mengenal Presdir Jung? Apa Chae Kyung harus mengatakannya?
Kim Do Han memaksa untuk mengatakannya.
Chae Kyung pun
bercerita bahwa dia dikenalkan oleh teman Ayahnya. Kim Do Han tak habis pikir
bagaimana bisa Chae Kyung mempercayai Presdir Jung dan bekerja sama denganya?
“Dia
satu-satunya yang mau mendengarku. Tak seorangpun peduli tentang kesulitan yang
kuhadapi, dan apa yang membuatku marah sekian lama. Semua orang percaya bahwa
suatu hari nanti
aku akan membiarkannya
berlalu. Kau pun begitu.”
Tapi Chae Kyung
tidak bisa membiarkannya berlalu begitu saja, dia tak sekuat yang Kim Do Han
pikir. Semua waktu yang dihabiskan Kim Do Han sendirian, akan sangat
menyenangkan jika Kim Do Han mau membagi sedikit waktunya untuk bersama dengan
Chae Kyung. Rasanya seperti seorang murid
bermasalah menyalahkan sang guru. Kim Do Han terlihat merasa bersalah mendengarkan keluhan Chae Kyung.
Namun Kim Do Han memilih mengatakan yang sebenarnya, dia
menatap Chae Kyung dengan serius, “Chae Kyung-a, dengarkan baik-baik” Kim Do han pun memberitahukan hal sangat
mengagetkan Chae Kyung.
Han Jin
Wook merasakan perubahan besar yang
terjadi pada Yoon Seo yang tampak murung akhir-akhir ini. Yoon Seo tak merasa, dia malah merasa
sikapnya itu membuatkan tampak lebih lembut? Tapi akan lebih baik jika Yoon Seo
tak lembut seperti biasanya, dia ingin mendengarkan teriakan Yoon Seo.
Bahkan
akhir-akhir ini, Yoon Seo tidak memperhatian Shi On lagi. Menurut Yoon Seo, Shi
On akan baik-baik saja tanpa dirinya sekalipun. Jadi tak ada gunanya menjaganya
lagi. Tapi…. walaupun Shi On memiliki ayah sekarang, tapi dia bukan ayah yang
penyayang. Selain itu mungkin juga ada insiden lain yang bisa menyakitinya
selain ayahnya.
Yoon Seo malah
berkata, “Dr. Han! Khawatirkan dirimu sendiri”
Chae Kyung
masih terpana mendengar informasi yang dikatakan Kim Do Han tentang siapa
sebenarnya Presdir Jung.
“Kau mengerti
sekarang? Manusia seperti apa Presdir Jeong itu? Kau bekerja sama dengan orang
yang bertanggung jawab atas kematian ayahmu”
Chae Kyung
merasa kesal sekaligus menyesal. Namun dia masih bingung langkah apa yang harus
diambilnya.
Shi On
menjenguk Yoon Jeong, menanyakan keadaannya. Yoon Jeong merasa dirinya sudah
lebih baik dibandingkan semalam. Yoon Jeong berterima kasih, berkat Shi On, dia
bisa membantu Ayahnya berjalan lagi. Tanpanya Ayahnya akan sangat sulit untuk
menyebrang jalan.
Shi On memuji
bahwa Yoon Jeong adalah anak yang baik. Yoon Jeong bertanya apakah Ayah Shi On
sehat? Shi On ragu menjawabnya, namun akhirnya dia berkata, “Ayahku sakit
keras”
Yoon Jeon kaget
mendengarnya, dia pun memberi saran pada Shi On, “Semakin parah sakitnya, Dokter
harus semakin mencintainya”
Cinta seperti
apa yang bisa menolongnya? Seperti yang dilakukan Yoon Jeong hari ini, “Dengan
mengingat bahwa jika aku mati, aku takkan bisa melihat ayahku”
Park Shi On
akhirnya menemui dokter yang menangani ayahnya untuk menayakan kondisi sang
Ayah. ternyata kankernya telah menyebar ke seluruh tubuh, dan itu sudah sangat
terlambat. Kemoterapi pun tidak aka membantu penyembuhannya. Yang bisa mereka
lakukan hanyalah penghilang rasa sakit.
Apakah ayah Shi
On meyadari kondisinya? Ya,, dia sudah tahu karena dia sudah melakukan tes 6
bulan yang lalu. Tapi dia tidak tahu jika kondisi nya sudah separah saat ini.
Setelah keluar dari ruangan dokter, Shi On mengumpulkan keberanian untuk menemui ayahnya. Dia teringat kata-kata Kim Do Han tentang menghadapi rasa takutnya. Akhirnya Shi On pun mau mencoba menemuinya.
Di dalam kamarnya, ayah Shi On sedang berteriak pada seorang perawat yang menyuntiknya
karena merasa kesakitan. Dia hanya bisa marah-marah dan membentak suster itu.
Bahkan setelah perawat menyelesaikan suntikannya. Ayah Shi On terus mengeluhkan
rasa sakit karena suntikan itu.
Shi On masuk ke
dalam kamar Ayahnya setelah perawat pergi. Melihat kehadiran Shi On Ayahnya tampak tidak senang, dia bahkan menyambut Shi On dengan tatapan penuh ancaman.
“Dasar bocah
tengik. Akhirnya kau muncul juga. Dasar bocah lemah, pingsan dan kehilangan kesadaran...
Cepat kemari!”
Shi On jadi
ketakutan, namun dia akhirnya mendekat. Ayahnya bertanya apakah Shi On sudah
tahu jika dia itu sakit parah? Tentu saja Shi On yang seorang dokter harus
menyembuhkannya.
Shi On
tidak menjawab, Ayah ya jadi kesal karena Shi On hanya diam saja. Hingga
memberanikan diri untuk mencoba berbicara pada Ayahnya, “Aku… aku bukan dokter
THT. Aku tak bisa mengobati ayah”
Medengar
hal itu Ayahnya menajdi kesal dan mengatai Shi On, “Tentu saja, bagaimana
mungkin makhluk sepertimu menjadi dokter”
Ayahnya
yakin Shi On ada di RS itu karena Direktur. Tapi… Shi On mendapatkan gaji kan?
Shi On membenarkan. Karena itu, Shi On harus membayar biaya RS dan merawat
ayahnya. Bagaimanapun juga, dia adalah
ayah yang memberi kan kehidupan dan membesarkan Shi On. Bukankah begitu?
“Benar atau
tidak?”
Dengan ragu dan
takut Shi On membenarkan perkataan Ayahnya, dan Ayahnya mulai tersenyum senang
dan puas.
“Tentu kau
harus merasa begitu. Kau anak yang baik dan cerdas. Tapi kenapa tenggorokanku
sangat sakit?”
Semakin hari
penyakit ayahnya semakin parah. *Ya iyalah, kejaannya teriak-teriak mulu*
Ibu Shi On datang melihat kejadian itu, dia tidak jadi masuk ke kamar Ayahnya. Dia geram pada suaminya karena tega memperlakukan seperti itu. Namun saat ini, dia belum bisa berbuat apapun, karena Shi On belum tahu bahwa dia adalah ibu Shi On.
Ibu Shi On datang melihat kejadian itu, dia tidak jadi masuk ke kamar Ayahnya. Dia geram pada suaminya karena tega memperlakukan seperti itu. Namun saat ini, dia belum bisa berbuat apapun, karena Shi On belum tahu bahwa dia adalah ibu Shi On.
Di ruang tunggu
Profesor Kim Do Han, duduk berjejer beberapa pasien mereka saling curhat karena
mereka membutuhkan banyak waktu untuk bisa membuat janji dengan profesor itu.
Dr. Go mendengar hal itu, dan menyadari ternyata Kim Do Han lebih populer
dibanding dirinya.
dr. Go merasa
kesal dan pergi membeli minuman, tapi mesinya tidak mau mengeluarkan
minumannya. Dia pun menjadi semakin kesa. Seorang anak kecil datang
memegang-megang jubah dokternya. Anak itu menyodorkan minuman. dr. Go terharu
dan mengambilnya. Tapi ternyata anak itu kembali meminta minumannya setelah dr.
Go membukanya. Anak itu hanya ingin dr. Go membukakan minumannya. Poor Dr. Go
~o~
Mengapa semua
orang memperlakukannya seperti itu?
bersambung ke
part-2
***
Untuk part-2nya
tunggu dua hari lagi ya,,, minggu kemarin aku benar-benar tidak ada waktu untuk
menonton drama apapun.
Wah^^ Chukae
Shi On-ssi, kau sudah melakukan Operasi pertamamu. Kemampuan Shi On sepertinya
sudah kembali walau belum sepenuhnya.
Seneng banget liat Shi On dan Do Han berbincang seperti kakak adik >.< karena kata-kata Do Han dan perbincangannya dengan Yoon Seo akhirnya Shi On berani menemui Ayahnya, tapi tetep aja tuh si Ayah tetep galak walo lagi sakit, bikin gemes aja ~.~
Seneng banget liat Shi On dan Do Han berbincang seperti kakak adik >.< karena kata-kata Do Han dan perbincangannya dengan Yoon Seo akhirnya Shi On berani menemui Ayahnya, tapi tetep aja tuh si Ayah tetep galak walo lagi sakit, bikin gemes aja ~.~
*posted by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*
Waah,,aq yg pertama komen..hihihi
BalasHapusGumawo unnie sinopsisnya bagus, ditunggu part 2 nya..
Semangat!!!
Waah,,aq yg pertama komen..hihihi
BalasHapusGumawo unnie sinopsisnya bagus, ditunggu part 2 nya..
Semangat!!!
yeeeeeeeeey.....
BalasHapusGo go go.... ditunggu part 2 nya ya unnie :-D
Part 2'a yaaa oenni...dtungguu... ‾̴̴͡͡‾̴̴͡͡.
BalasHapusditunggu terus mbak kelanjutannya
BalasHapusditunggu part 2 nya :)
BalasHapusKamsa hamnida eonnii irfa :D
BalasHapusPgin cpt bc part 2 na. Pleaseeee , cpt d buat ya uni.
BalasHapusѕємȃαҬ kak,,,, [d̲̅i̲̅] tunggu part 2 Nÿ̲̣̣̣ɑ̤̥̈̊! Waithing.....
BalasHapusdaebak .. dtunggu part 2 nyaaa. ^_^
BalasHapusgag sabar nih liat kelanjutan shi on & yeon seo
Kelar juga nich td malem nich film....good ending with good doctor....skrg download nya sama subtitle cepet keluar...pagi setelah tayang uda kumplit......
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKasian yoon seo jadi galau, kgk biasany seorang moon chae won menggalo. Hehehe..
BalasHapusFighting unnie, dtunggu part 2 ny.
shi on daebak....!!!!
BalasHapusDi tunggu part 2 nya...
Selalu nunggu postingan good doctor....
huaaa makin penasaran. ditunggu Part2nya :D
BalasHapusmakin seru aj, tengkyu ya mbak
BalasHapussemangat
kakak ayo semangtz bwt lanjut nulis part 2 ampek akhir ya..
BalasHapusgo..go..go...^_^
di tunggu denan sabar eonni..
BalasHapussemanagattttt....
ditunngu part 2 nya ya .... tengkiu
BalasHapuswewwww
BalasHapusJadi pengen gabung di acara makan2 bareng,, Do han dan Shi on jg seakin akrab,, jadi senang liatnya ^^
BalasHapusSemoga Yoon Seo bsa membalas perasaan cinta Shi on,, sesegera mungkin ^-^
Noona,, ditunggu kelanjutan sinopsisnya,, fighting ^o^
si oppa keren banget sih, saranghae joo won :) <3
BalasHapusI need Part 2, penasaran. Sumpah! -,-
BalasHapus