Da Jin tidak terima Yun Seong disalahkan, dia langsung
protes jika Wakil Direktur Hong salah paham. Karena Mi Joo lah yang memanggil
Yun Seong untuk datang. Yun Seong mencegah Da Jin berbicara lebih banyak lagi
dengan menggenggam kerah Jaketnya.
Mi Joo pun berkata bahwa Ayahnya salah paham, dia lah yang
memanggil Yun Seong. Mendengar Mi Joo memanggil Yun Seong dengan sebutan Oppa,
Hong In Tae menjadi kesal. Dia berkata pada Mi Joo, jika putrinya itu terus
memanggil Yun Seong dengan sebutan Oppa maka Mi Joo bukan lagi putrinya.
Saat Hong In Tae akan pergi, Yun Seong kini bersuara. Yun
Seong berkata dia tidak dapat menerimanya lagi perlakuan Hong In Tae padanya.
Jika Hong In Tae menginjaknya, Yun Seong akan menanggapinya. Jika Hong In Tae
berlaku tidak adil padanya dia aka melawannya. Yun Seong akan melawan jika dia
bisa memenangkan pertarungan itu. Yun Seong pun beranjak pergi meninggalkan
Hong In Tae, Mi Joo dan Da Jin.
Da Jin melihat kepalan tangan Yun Seong saat Hong In Tae
mengatakan semua itu, dia mungkin berpikir apa yang sebenarnya terjadi antara
Kaptennya, Wakil Direktur Hong dan GM Hong Mi Joo.
Hong In Tae segera menyeret Mi Joo masuk ke dalam rumah
meskipun Mi Joo memberontak. Sesampainya di rumah Hong In Tae begitu kesal
mendengarkan perkataan putrinya. Dia meminta putrinya mengatakannya sekali lagi.
Mi Joo pun mengulanginya dengan penuh emosi dia berkata agar Ayahnya tidak lagi
memperlakukan Yun Seong dengan keras lagi. Kalau bukan karena Yun Seong dia
pasti sudah mati. Yun Seong terbakar karena dirinya. Yun Seong batal diadopsi
karena dirinya. Jadi kali ini Mi Joo lah yang akan melindungi Yun Seong. Hong
In Tae menjadi sangat geram mendengar perkataan Mi Joo, apalagi Mi Joo
melanjutkan perkataannya: “Aku akan menjadi putrimu,,,, juga adik perempuannya”
Mi Joo pun pergi meninggalkan ayahnya yang masih tersulut api amarah.
Di rumahnya Yun Seong merenung di tangga. Dia mengingat apa
yang terjadi antara dirinya dan Hong In Tae di masa lalu.
Yun Seong kecil sedang tertidur saat Hong In Tae datang dan
mencoba mencekiknya, tapi dia mengurungkan niatnya dan membangunkannya. Yun
Seong terbangun dan kaget melihat Hong in Tae yang begitu marah di depannya.
Hong In Tae membawa Yun Seong pergi dengan mobilnya. Yun Seong kecil nampak
kebingungan.
Di depan sebuah panti asuhan, Hong In Tae menurunkan Yun
Seong dan hendak meninggalkannya. Yun Seong kecil memohon pada Hong In Tae yang
saat itu dia panggil Ayah. Dia berkata dia tidak akan melakukannya lagi, dia
akan mendengarkan perkataan ayahnya, jadi dia memohon agar Hong In Tae membawa
Yun Seong bersamannya. Hong In Tae mendekat dan berkata pada Yun Seong, bahwa
dia bukan anaknya jadi jangan pernah memanggilnya dengan sebutan ayah lagi.
Hong In Tae pun meninggalkan Yun Seong dan pergi dengan
mobilnya. Yun Seong kecil berusaha mengejar mobilnya sambil memanggil-manggil
Ayah padanya. Namun Hong In Tae sama sekali tidak peduli, dia malah menatap Yun
Seong kecil dengan penuh kebencian, sementara Yun Seong kecil menangis setelah terjatuh dan tak berhasil mengejar mobilnya Ayah angkatnya.
Yun Seong menahan amarahnya mengingat kejadian itu,
peristiwa dimana Hong In Tae yang dulu adalah Ayah angkatnya membuangnya begitu
saja di panti asuhan.
Hong In Tae bertanya pada manager apa alasan Yun Seong
keluar dari Mirae Airlines (Hmm,, ini masakapai penerbangan temapat Yun Seong
dan Ayah Da Jin bekerja 7 tahun lalu kan?) dan juga mengapa dia memutuskan keluar dari maskapai penerbangan di New Zeland dan datang lagi ke Korea. Manager berkata dia tidak terlalu
yakin. Hong In Tae marah besar dan menyuruh Manager untuk memastikannya apakah
Yun Seong Keluar karena mengundurkan
diri atau Dipecat dar Mirae.
Da Jin menjadi orang pertama yang datang di kelas pelatihan
Khusus. Yun Seong nampak sedikit kaget saat melihat Da Jin datang lebih dulu dibanding
para pilot junior lainnya. Yun Seong memberi salam pada Da Jin dan duduk di
kursinya.
Da Jin bertanya pada Yun Seong apakah Yun Seong baik-baik
saja karena kejadian kemarin? Yun Seong tidak menjawab dan berkata pada Da Jin,
bukankah Da Jin yang bilang bahwa Yun Seong harus mengurus masalahnya sendiri.
Da Jin pun diam tak lagi bersuara.
Pelatihan Khususpun berlangsung. Yun Seong berkata apa yang
mereka pelajari selama ini, semuanya ada di buku yang mereka baca. Namun semua
itu tak hanya sekedar kata-kata yang harus dipahami. Yun Seong memanggil Jang
Min Ah, Heo Jae Soo dan Han Da Jin untuk berkumpul di Strorage* dalam dua jam.
*Strorage artinya tempat penyimpangan, karena mereka berada
dalam bidang penerbangan Strorage mengacu pada Bangkar Pesawat terbang, yaitu
tempat penyimpanan pesawat terbang.
Min Ah, Jae Soo dan Da Jin berjalan menuju bangkar pesawat
terbang. mereka bertanya-tanya untuk apa Yun Seong memanggil mereka ke sana. Da
Jin berkomentar ini pasti akan menjadi sesuatu yang sulit. Min Ah menawarkan
apa mereka ingin mencoba peruntungan hidup dan mati dengan melempar Koin? Min
Ah pun melemparkan koinnya dan koin tersebut menggelinding ke dalam bangkar.
Da Jin, Min Ah dan Jae Soo telah
bertukar pakaian dengan seragam Aviator (Orang yang memeriksa keadaan Pesawat
sebelum dan sesusah berangkat, sama seperti pegawai bengkel pada mobil dan
motor. OOT: kalo liat seragam Aviator inget dramanya Yoon Kye Sang Oppa yang
Crazy for You). Yun Seong menyuruh Da Jin, Min Ah dan Jae Soo untuk membersihkan
Bangkar dengan Lap Pel.
Mereka bertiga hanya bisa pasrah dan mulai melakukan
bersih-bersih. Min Ah bertanya pada Jae Soo, apakah ini Pelatihan Khusus? Da
Jin mendengar hal itu kemudian mengambil inisiatif untuk bertanya pada Yun
Seong.
Da Jin bertanya apakah setelah bersih-bersih mereka akan
mendapatkan pelajaran tentang penerbangan? Yun Seong berkomentar pesawat untuk
mereka belum dibuat, bahkan sekrup kecilnya pun belum terpaksa. Tapi Orang
seperti Han Da Jin telah melompat kesana kemari di dalam Bangkar tanpa tahu
apa-apa. Yun Seong berkata, sebelum Da Jin menemukan Koin yang tadi mereka
jatuhkan, mereka harus terus bersih-bersih.
Ppo Song sedang membaca buku saat Da Jin datang ke kamar.
Ppo Song menyambutnya dan memeluk Da Jin yang sudah berbaring karena kelelahan.
Da Jin pun akhirnya duduk dan menggendong Ppo Song dipangkuannya. Da Jin
bertanya apakah Ppo Song baik-baik saja hari ini? Ppo Song meminta Da Jin
membacakan buku untuknya, tapi Da Jin menolak karena merasa sangat lelah. Ppo
Song meraba kening Da Jin, dan Da Jin tersenyum sambil berkata dia baik-baik
saja.
Ppo Song kemudian merangkul leher Da Jin dan berkata: “Pengisian Ulang
dimulai” Da Jin mebalas pelukan Ppo Song dan berkata : “Isi Ulang” (Akh,,,
Charger ala-ala Dokko Jin di Best Love nih)
Esok harinya Da Jin dkk masih membersihkan Bangkar sebelum
memulai penerbangan. Da Jin teringat kata-kata Yun Seong tentang Kualifikasi
seseorang sebagai pilot padanya:
“Mesin yang telah
selesai terbang terasa panas. Bagaimana
hatimu yang baru mulai terbang. Hatimu harus selalu panas dengan antusiasme.
Tetapi Otak harus dingin sehingga kau dapat membuat keputusan yang tepat. Oleh
karena itu, kau tidak memenuhi syarat untuk berada di pesawat!”
Da Jin merasa kata-kata Yun Seong benar dan dia ingin menunjukan
bahwa dia Han Da Jin layak menjadi seorang Pilot.
Sementara itu, Yun Seong melihat Da Jin dari balik pintu
bangkar. Dia berbalik dan mengeluarkan koin yang ditemukannya kemudian
tersenyum kecil. Choi Ajussi datang, Yun Seong meminta Choi Ajussi untuk
melakukan sesuatu selama beberapa hari (Hmm mungkin membiarkan Da Jin dkk
bersih?) Choi Ajussi mengeluh itu pasti sulit untuk Pilot Han. Yun Seong
meminta Choi Ajussi untuk memberikan Koin yang ditemukannya pada Da Jin.
Yun Seong bertemu Mi Joo yang meminta maaf. Yun Seong terus pergi, namun dia berhenti saat
Mi Jo terus meminta maaf. Di belakang Yun Seong Mi Joo berkata, Karena dirinyalah,
Ayahnya telah berkata kasar pada Yun Seong, Mi Joo meminta Yun Seong untuk memahami
Ayahnya. Yun Seong tidak peduli dan berkata dia tidak ingin berhadapan dengan
Wakil Direktur Hong, kemudian pergi begitu saja tanpa menoleh lagi ke belakang.
Dong Soo mentraktir Da Jin makan. Da Jin makan dengan lahap
seperti orang yang sudah lama tak makan. Dong Soo berkata agar Da Jin makan
dengan baik, Dong Soo bertanya ada apa dengan Da Jin? Da Jin menjawab dia sibuk
dengan pekerjaan bersih-bersih. Dong Soo bertanya mengapa Da Jin melakukan hal
itu? Da Jin berkata: “Dia bilang ini untuk Pelatihan Khusus?”.
Dia? Dong Soo
tahu siapa yang dimaksud Da Jin, pastinya Kapten Kim Yun Seong kan? Da Jin
hanya tertawa nyengir. Dong Soo kemudian mencoba menyuapi Da Jin, Da Jin awalnya
menolak dan berkata dia bisa makan sendiri, namun Dong Soo berseru harusnya Da
Jin merasa terhormat dan memaksa Da Jin untuk menerima suapan. Da Jin merasa
tak enak akhirnya menerima suapannya. Selesai memberikan sebuah suapan, Dong
Soo menatap Da Jin membuat Da Jin salah tingkah dan merasa ada yang salah pada
wajahnya. Da Jin mencoba membersihkan mulutnya, tapi Dong Soo tak berhenti
menatapnya. Da Jin kemudian menduga,, “Ah,,, Go Cham See Eh…”
Dong Soo tak berkomentar, dia kemudian bertanya tentang
hutang Da Jin. Bagaimana jika ada orang yang akan membayarkan Hutangnya. Da Jin
berkata mengapa ada orang yang harus membayarkan hutangnya? Dong Soo
berkomentar Da Jin bisa meminjam uang padanya agar bisa membayar hutang. Da Jin
berterimakasih sebelumnya, namun dia tidak menginginkan itu. Da Jin meminta
Dong Soo menjaga kebanggaannya agar dapat membayar hutangnya sendiri.
Dalam perjalanan pulang, Dong Soo dan Da Jin tertahan oleh
kemacetan. Melihat Da Jin tertidur, Dong Soo melepaskan jaketnya dan
menyelimutkannya pada Da Jin, dia pun menuruhkan letak kursi mobil tempat Da
Jin duduk agar Da Jin tidur lebih nyaman. Dong Soo tersenyum melihat Da Jin
yang tertidur pulas (Aigo,,, sekali lagi Dong Soo bertindak All For You pada Da
Jin nih)
Tapi kemacetan yang terjadi di depan mereka membuat
keributan karena kacaunya lalu lintas. Sepertinya ada beberapa mobil yang tidak
ingin mengalah dan menimbulkan kemacetan. Orang mulai marah dan membunyikan
klakson. Dong Soo berpikir dia harus menyelesaikan kekacauan ini.
Dengan pengalaman sebagai pengontrol Pesawat Dong Soo pun
dengan mudah mengatur mobil-mobil itu agar tidak lagi terjadi kemacetan. Da Jin
terbangun dari tidurnya karena suara rebut-ribut. Dia melihat Dong Soo yang
sedang mengatur mobil-mobil tersebut untuk menyelesaikan masalah kemacetan itu,
Da Jin tersenyum melihat aksi Dong Soo.
Setelah lalu lintas lancar, Dong Soo masuk mobil dan
menyadari Da Jin melihat aksinya. Dong Soo bertanya bagaimana aksinya tadi? Da
Jin mengacungkan jempol dan memuji bahwa Dong Soo adalah “Masterpiece
Controler” atau sesuatu yang seperti itu. Dong Soo senang dan merasa bangga
karena Da Jin mengakui kehebatannya.
Bibi Yang sedang berlatih menyanyi ditemani Choi Ajussi
dihadapan Da Jin, Ppo Song dan Dong Soo. Bibi Yang kesal karena Choi Ajussi
menyanyi dengan tidak benar. Dong Soo memberi contoh dengan lebih baik. Bibi
Yang memuji Dong Soo, dan Dong Soo membanggakan diri bahwa dia memang baik
dalam segala hal.
Saat Dong Soo kembali duduk disamping Da Jin, Da Jin
bertanya mengapa Dong Soo tidak pulang, dia malah memeletkan lidahnya
menandakan dia tak mau pulang. Da Jin hanya tertawa melihatnya. Lalu bel rumah
Choi Ajussi berbunyi.
Yang datang ternyata Ayah Dong Soo (yang kini sedang falling
in Love pada Bibi Yang). Da Jin
berterimakasih atas hadiah baju yang diberikan tuan Kang pada Ppo Song. Dong
Soo memberi isyarat pada ayahnya untuk berbicara di luar tetapi Tuan Kang tak
mempedulikannya.
Choi Ajussi menatap tidak senang pada kehadiran Tuan Kang.
Apalagi saat Tuan Kang berkata bahwa dia tak menyangka jika Dong Soo dan Pilot
Han dekat. Tuan Kang berkata bahwa pertemuannya dengan Nona Mal Ja (alias Bibi
Yang) adalah takdir. Choi Ajussi mencibir, “Apanya yang Takdir? Omong Kosong!”
Tuang Kang mulai menggombal dengan berkata bahwa dia memulai
hari-harinya dengan mendengarkan lagu Yang Mal Ja. Bibi Yang tampak senang
namun Choi Ajussi dan Dong Soo sama sekali tidak senang melihat kedekatan
antara Tuan Kang dan Bibi Yang.
Da Jin, Min Ah dan Jae Soo masih semangat bersih-bersih
bangkar. Choi Ajussi datang dan memberikan tangannya yang terkepal. Da Jin
bingung, namun wajahnya berubah sumringah saat melihat apa yg ada ditangan Choi
Ajussi. Koin yang harus ditemukannya agar dia, Min Ah dan Jae Soo berhenti
bersih-bersi dan memulai Pelatihan Khusus mereka tentang pesawat.
Da Jin dkk terlihat sangat senang karena mereka akhirnya
menemukan Koin. Dari kejauhan Yun Seong menatap kebahagiaan Da Jin dan tersenyum
kecil. Da Jin mulai menatap pesawat yang akan dipelajarinya dengan takjub lalu
duduk di depan salah satu mesin pesawat itu dengan penuh senyuman.
Lee Joo Ri dan para pramugari lain sedang minum di sebuah
kedai kopi saat mereka melihat Dong Soo membeli Kopi. Joo Ri mencibir pada
keberadaan Dong Soo dan memanggilnya si 300 won. Salah satu rekan pramugarinya
berkata, menurut Rumor Dong Soo sering membawa mobil bagus dan pakaiannya pun
bermerk, awalnya Joo Ri tak percaya, namun dia berbalik ke arah Dong Soo yang
sedang membayar Kopi dengan kartu keditnya, sepertinya Joo Ri terpesona pada
(kekayaan) Dong Soo.
Da Jin pamit pada Choi Ajussi, dia akan meninggalkan pesawat
yang akan dipelajarinya di bangkar karena dia harus terbang. Da Jin berjanji
dia akan segera kembali. Choi Ajussi berkata agar Da Jin tidak perlu
mengkhawatirkan keadaan disini, terbanglah dengan aman. Choi Ajussi pun berkata
dia akan menjaga Ppo Song dan Bibi Yang dengan baik.
Dong Soo datag dan mulai mengomel mengapa Da Jin memintanya
untuk melakukan “Coffe Delivery Service” padahal dia sedang banyak pekerjaan.
Da Jin hanya tertawa dan menerima Coffe dari Dong Soo dan membaginya juga
bersama Choi Ajussi. Da Jin menikamti Kopi yang dibelikan Dong Soo dan berkata
bahwa Kopi itu sangat nikmat. Dong Soo berbangga hati karena Kopi itu
diantarkan oleh Master Controler. Da Jin hanya tersenyum.
Da Jin berjalan menuju keluar bangkar, Dong Soo mengikutinya
setelah pamit pada Choi Ajussi. Da Jin berhenti di depan pintu Bangkar dan
menatap langit. Da Ji berkata langitnya sangat Indah. Dong Soo meminta Da Jin
menikmati Kopinya, karena dia sengaja mempersiapkannya untuk Da Jin agar Da Jin
melewati Penerbangan yang baik. Da Jin lalu berkata “Go Cham See Eh” pada Dong
Soo, kemudian kembali menatap langit yang indah sementara Dong Soo berkata “Kau lebih cantik” tapi hanya di dalam hati sehingga
Da Jin tidak mendengarnya.
Sebelum penerbangannya, Da Jin bertemu dengan seorang nenek
yang sedang berdo’a disamping kaca yang menghadap lapangan terbang, (sebelumnya
Da Jin pernah bertemu juga dengan nenek ini di lain hari dan melakukan ritual
yang sama: Berdo’a).
Nenek senang melihat Da Jin dan bertanya apakah Da Jin
adalah seseorang yang menerbangkan pesawat? Da Jin membenarkan Nenek bertanya
lagi apakah pesawat akan tetap di terbangkan jika langin hujan atau bersalju
pesawat akan tetap terbang. Da Jin menjawab pesawat akan tetap terbang jika
hujan atau saljunya tidak terlalu besar. Nenek berkata ini pertamakalinya dia
naik pesawat , dia sangat takjub bagaimana benda sebesar itu ada di langit, itu
seperti sebuah keajaiban.
Da Jin bertanya memangnya Nenek mau kemana? Nenek bialng dia
mau ke Inggris untuk bertemu anaknya. Nenek menggagumi tangan kecil Da Jin yang
Indah yang bisa menerbangkan pesawat yang begitu besar, baginya itu adalah
sesuatu yang menakjubkan.
Min Ah membawa banyak belanjaan ke ruang ganti wanita dimana
Da Jin sedang membaca. Da Jin berkomentar apakah Min Ah sudah gila? Min Ah
bilang dia sedang menghilagkan stress karena Pria yang bertemu denganny
beberapa waktu lalu membuangnya hanya karena dia seoang pilot. Da Jin merasa
miris mendengarnya. Min Ah berkata menurut pria itu, Min Ah jadi hilang sisi
feminimnya karena terlalu sering bergaul dengan laki-laki.
Da Jin tetap tidak habis pikir mengapa Min Ah harus belanja
sebanyak itu. Min Ah berkata dia melakukan ini semua agar lain kali dia tidak
dibuang lagi, lalu mencoba sebuah gaun yang dibelinya dengan begitu bahagia. Da
Jin hanya bisa meringis melihat kelakuan sahabatnya itu. Min Ah mendengar Da Jin akan terbang ke Inggris, Min Ah pun memberi Da Jin
semangat untuk terbang dengan aman, Da Jin menjawabnya: “Roger”
Para Kapten dan Co-pilot memulai briefing. Yang menjadi
Pilot pada penerbangan kali ini adalah Yun Seong dan Da Jin serta Kapten Choi dan
Jae Soo. Sementara pramugarinya adala tim Ji Won. Da Jin sepertinya masih
terlihat tidak nyaman, namun dia menekan rasa itu demi penerbangan yang nyaman.
Ji Won melaporkan keadaan penumpang, hari ini mereka akan membawa bayi, balita
dan seorang anak lelaki yang akan di adopsi di Inggris. Mendengar kata Adopsi,
Yun Seong nampak tak tenang namun mengabaikannya.
Yun Seong dan Da Jin menjadi Kapten dan Co-Pilot pertama
yang menerbangkan pesawat. Yun Seong merasa tak enak saat dia melihat kacamata
hitam yang dipakai Da Jin adalah kacamata hitam yang dirusaknya saat mereka
berada di Australia. Da Jin bertanya apakah pelatihan khususnya sudah berakhir?
Yun Seong menjawab, sampai Da Jin bisa mengendalikan Roda dengan benar, Pelatihan
itu akan terus berlangsung. Da Jin pun meminta ijin untuk lepas landas.
Waktunya Da Jin dan Yun Seong beristirahat di kabin VIP. Yun
Seong dan Da Jin saling mengucapkan terimakasih atas kerja keras mereka dalam
menerbangakan pesawat. Da Jin berkata bahwa dia lebih senang harus melepas landaskan
atau mendaratkan pesawat dari pada mengendalikan pesawat di langit yang tenang,
karena dia merasa lebih hidup saat melakukan itu. Da Jin bertanya pada Yun
Seong yang sudah memejamkan matanya bagaimana dengan Kapten? Yun Seong
berkomentar baginya semuanya sama saja.
Suasana Kabin Pesawat Ekonomi sedikit tidak tenang karena
tangisan Bayi dan Balita yang akan di adopsi. Para penumpang mulai mengeluh. Ji
Won datang dan berusaha menenangkan sang balita sementara para pramugari lain
menenangkan penumpang yang merasa terganggu. Nenek yang berbicara dengan Da Jin
datang dan berkata bolehkah dia menenangkan anak itu? Ji Won memberikannya pada
sang nenek, tidak berapa lama anak itu pun berhenti menangis setelah Nenek
menyanyikan sebuah lagu untuknya.
Da Jin yang pergi ke toilet melihat insiden itu dan
bagaimana adik balita tersebut belum tenang. Da Jin kembali ke kursinya dan
berkata pada Yun Seong, apakah mereka bisa bertukar tempat menjadi duduk di
kelas Ekonomi? Yun Seong bertanya kenapa? Da Jin menjelaskan bahwa ada bayi dan
balita yang menangis di kabin ekonomi. Bisakah mereka melakukannya agar para
anak-anak bisa terbang dengan nyaman.
Yun Seong pun setuju. Da Jin dan Yun Seong kini duduk di
kelas ekonomi di kursi dimana wanita yang membawa Bayi dan balita tadi duduk.
Yun Seong duduk bersebelahan dengan anak laki-laki yang usianya sekitar 6 atau
7 tahunan. Dia juga salah satu anak yang akan diadopsi. Tidur Yun Seong
terganggu karena anak itu menangis. Awalnya Yun Seong tidak peduli dan kembali
tertidur, setelah sebelumnya berkata:
“Menangislah. Jika kau ingin menangis, menangislah. Jika kau
ingin tertawa, tertawalah.”
Namun saat melihat anak itu dia merasa melihat dirinya
sewaktu kecil saat dia dibawa oleh Ibu Mi Joo ke rumah keluarga
Hong untuk di adopsi. Sementara Hong In Tae menatapnya penuh kebencian pada Yun
Seong.
Saat terbangun Yun Seong melihat anak itu sedang berusaha
tidak menegeluarkan suara tangisnya dengan menggigit jarinya. Yun Seong
mengelurkan tangan Anak itu dari mulutnya dan memberikan lencana pilotnya pada
Anak tersebut.
Yun Seong berkata pada anak laki-laki itu: “Jangan pernah
melupakan hari ini. Meskipun ada orang disampingmu, meskipun banyak orang yang
memperlakukanmu dengan kasar. Di Dunia ini, kau orang yang berharga, jangan
lupakan hal itu” Yun Seong menggenggam tangan anak itu yang juga menggenggam
tangannya kemudian melanjutkan kata-katanya: “Jika kau kesepian, katakanlah kau
kesepian. Jika kau terluka, katakanlah kau terluka. Itulah cara untuk menjadi
dewasa” Yun Seong menatap anak itu penuh haru, sementara Da Jin pun merasa
kagum pada Yun Seong yang berusaha menenangkan anak itu dan juga merasa terharu
dengan kata-kata sang Kapten.
Pesawat pun tiba di Inggris. Kedua wanita yang membawa bayi
dan balita bereterimakasih karena diijinkan pindah ke kabin VIP sehingga
anak-anak yang mereka bawa tidak menangis lagi. Ji Won berkata tidak masalah. Ji Won mendekat pada anak
lelaki yang dibawa dua wanita itu. Ji Won memberikan sesuatu untuk anak itu
sebagai hadiah.
Kedua wanita dan anak lelaki itupun pergi. Yun Seong datang kemudian menatap anak
lelaki itu. Anak tersebut berbalik kepadanya, Yun Seong memberikan acungan
jempolnya pada anak tersebut dan menatapnya dengan haru, dan Anak itu tersenyum dan menunjukkan lencana
Pilot yang diberikan Yun Seong
Sementara itu Ji Won dan Da Jin menatap Yun Seong yang sedang menatap anak itu juga dengan terharu tanpa Yun Seong ketahui (Hmm,, aku
rasa Yun Seong benar-benar merasa melihat dirinya saat kecil ketika melihat
anak itu).
part-2
Komentar:
Sedikit demi sedikit hubungan Yun Seong dengan keluarga Hong terbuka. Saat ini Mi Joo bisa berkata dia akan bertingkah sebagai adik Yun Seong, tapi benar-benar bisakah??? Cinta Dong Soo pada Da Jin nampaknya akan terhalang juga sama sang Ayah yang Falling In Love ma Bibi Yang yah,, kesian banget Dong Soo,, ckckckck,,,
Gambar dibuang sayang:
Ppo Song dan Boneka Penguin
Kenapa anak ini lucu banget yah???
mbak irfa makasih sinopsisnya aku tunggu selalu kelanjutannya
BalasHapuswaduuu.. kpn sih kapten mulai jatuh cinta sams da jin... mkasih mb sinopny, d tunggu sllu klnjtanny
BalasHapus,, :)
semangat mbak irfa
BalasHapussemoga mbak irfa dapat menyelesaikan sinopsis ini hingga tamat
Di tunggu mbak episode selanjut nya
BalasHapusMakasih mba irfa ditunggu part 2nya dan eps selanjutnya.Apry
BalasHapusTerima kasih mba irfa, sy tunggu episode2 selanjutnya hingga tamat. Semangattttt.....
BalasHapusmbak irfa,koreksi ya.yg bener hanggar bukan banggar
BalasHapusthanks koreksinya,, aku kurang paham istilah penerbangan,,
Hapussetahu aku bangkar itu gudang hehehe^^