Yun Seong yang melihat kelakukan Da Jin pada Ji Won segera
mendekati mereka dan menarik kerah baju Da Jin. “Apa kau gila?” Tanya Yun Seong
pada Da Jin. Da Jin tak menjawab, dia hanya menatap Yun Seong dengan penuh
amarah. “Apakah menurutmu ini taman bermain? Bagaimana mungkin kau berani tidak
menggunakan akalmu dan bertindak kurang ajar?” Tanya Yun Seong penuh amarah. Ji
Won menatap Yun Seong yang begitu marah pada Da Jin. Dia tak tahu harus berbuat
apa. “Lepaskan seragammu sekarang. Jika tidak aku yang akan melakukannya!” kata
Yun Seong pada Da Jin dengan penuh amarah. Da Jin tak menjawab. Dia hanya
melepaskan cengraman Yun Seong dari bajunya dan berkata: “Aku minta maaf”. Da
Jin lalu pergi meninggalkan Yun Seong dan JI Won di tempat tersebut.
Sesaat Yun Seong menatap kepergian Da Jin. Yun Seong
bertanya mengapa Ji Won bertingkah seperti itu, Da Jin itu orang yang tidak
bisa mengontrol emosinya, seharusnya Ji Won tidak memancingnya seperti itu. Di
tangannya buka hanya nyawa penumpang yang terancam, nyawa mereka pun bisa
terancam, kata Yun Seong pada Ji Won. (hmmm,,, kayaknya Yun Seong juga tahu
kalo Ji Won yang menyulut amarah Da Jin nih,,)
Ji Won minta maaf dan berkata bahwa dia tak pernah
memikirkan hal itu. Yun Seong pun pergi meninggalkan Ji Won yang menatapnya
dengan sedih. Dalam pikiran Ji Won, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Yun
Seong seandainya Yun Seong tahu bahwa Da Jin adalah putri dari Kapten Han,
Da Jin mencuci mukanya di toilet pesawat untuk meredakan
amarahnya. Saat keluar dari Toilet dia mendengar para pramugari bergosip
tentang insiden dikeluarnya dia dari kokpit pesawat. Da Jin bahkan tidak diijinkan terbang hingga
akhir oleh Kapten Kim Yun Seong. Salah seorang pramugari berkata dia mendengar
bahwa Da Jin adalah lulusan terbaik yang mendapat peringkat pertama saat lulus
dari akademi penerbangan, tapi mengapa dia tidak terlalu berbakat dalam
menerbangkan pesawatnya.
Da Jin sebenarnya sebal mendengar hal itu, tapi dia hanya
bisa menghembuskan nafas panjang kemudian berlalu pergi.
Ji Won melihat Da Jin
yang pergi begitu saja setelah mendengar para pramugari bergosip tentang
dirinya. Dia menatap Da Jin dari kejauhan, aku yakin sebenarnya dalam hatinya
dia masih sangat merasa bersalah pada Da Jin.
Pesawat Wings Air 112 akhirnya kembali ke Seoul, tapi Da Jin
sama sekali tidak diijinkan duduk di bangku Kokpit. Yun Seong lebih memilih
Kapten Choi yang membantunya melakukan penerbangan kali ini. Sedangkan Da Jin
hanya duduk di tempat duduk Kapten Choi sebelumnya, Da Jin hanya melamun dengan
mata menerawang entah kemana, pikirannya dipenuhi oleh pertemuannya dengan Choi
Ji Won hari ini. Yun Seong sempat memperhatikan Da Jin yang hanya melamun, dia
tahu ada yang sangat mengganggu pikiran gadis itu.
Saat penerbangan selesai, Kapten Choi menuliskan laporan
penerbangan hari ini ditemani Yun Seong dan Da Jin. Kapten Choi berkata bahwa
tidak ada complain dari para penumpang, namun Yun Seong harus menerima pinalti
karena mereka sedang melakukan test. Yun Seong mengerti dan siap menerima
akibatnya karena tindakannya hari ini mengeluakan Da Jin dari kokpit. Meski
begitu Kapten Choi sangat terkesan pada pengetahuan dan kemampuan terbang Yun
Seong yang sangat baik.
Kapten Choi berbalik ke Da Jin dan berkata bahwa Da Jin
telah bekerja keras hari ini. Da Jin minta maaf dan terlihat sangat merasa malu
dihadapan seniornya itu. Kapten Choi menasehati Da Jin untuk tidak merasa buruk
karena hal tersebut. Kapten Choi pun pamit dan pergi meninggalkan Da Jin dan
Yun Seong.
Kini giliran Da Jin yang minta maaf pada Yun Seong. Bukannya
memberi maaf pada Da Jin, Yun Seong berkata sebelum Da Jin minta maaf padanya
lebih baik Da Jin segera mengundurkan diri saja sebagai pilot. Yun Seong
berkata, lebih baik Da Jin berhenti membuat kerugian dan pergi. Da Jin
menjawab, meskipun dia memiliki 10 mulut dia tidak bisa mengatakannya, tapi dia
tidak bisa keluar. Da Jin memberi hormat pada Yun Seong, kemudian pergi
meninggalkannya. Yun Seong hanya bisa menghela nafas tak habis pikir mengapa Da
Jin masih tetap ingin bertahan menjadi Pilot.
Untuk menghilangkan kegalauan hatinya Da Jin berlari dan
terus berlari hingga keringat bercucuran di seluruh tubuhnya. Da Jin berhenti
sejenak dan teringat pada kata-kata Choi Ji Won bahwa jika Da Jin tidak bisa mengontrol
emosinya, Da Jin tidak layak menjadi pilot. Hari ini Da Jin beruntung, tapi 7
tahun lalu dirinya tidak beruntung. Da
Jin merasa sangat terganggu dengan kata-kata itu, namun dia kembali melanjutkan
acara lari malamnya.
Choi Ajussi makan malam bersama temannya (Atasan Dong Soo di
menara pengawas). Choi Ajussi mengeluhkan hidup nya yang tidak punya tabungan
dan tidak punya istri. Choi Ajussi berkata, dia tidak tahu mengapa dirinya
menyia-nyiakan hidupnya seperti ini. Temannya bilang, dia malah iri pada Choi
Ajussi karena tidak punya istri.
Choi Ajussi merendahkan diri, dia bukan apa-apa, yang bahkan
tidak bisa membantu orang. Temannya berkata, dia mendengar bahwa Choi Ajussi
mengajak Putri dari temannya untuk tinggal di rumahnya, dengan kemurahan
hatinya itu, seharusnya Choi Ajussi mendapatkan hadiah dari Negara. Choi Ajussi
berkata, dia senang karena kini dia bisa merasakan hidup bersama seseorang di
rumahnya. Temannya berkata, dia mengerti perasaan Choi Ajussi, mendengar suara
anak-anak dirumah pasti dirinya tak lagi kesepian. Choi Ajussi menatap iba pada
sang teman, tahu temannya tidak tinggal bersama keluarganya. Choi Ajussi pun
berkata, bahwa dia tetap iri pada temannya itu karena dia memiliki keluarga.
Temannya berkata, “Keluarga akan bahagia jika mereka tinggal bersama, saat
mereka berpisah, apalagi di Negara yang berbeda, Itu benar-benar tidak baik…”
Choi Ajussi bertanya apakah sang teman merindukan
keluarganya? Tentu saja dia merindukan keluarganya, bahkan sangat rindu. Choi
Ajussi pun bergunam,, dia pun meridukan seseorang. Siapakah yang dirindukan
Choi Ajussi?? Hmmm aku sebenenya sudah bisa menebaknya.
Ppo Song dan Dong Soo sedang bermain di rumah Choi Ajussi.
Dong Soo mengajarkan Ppo Song membunyikan kode-kode beberapa kata di radio
pemanggil. Ppo Song tampak penasaran. Ppo Song minta Dong Soo membunyikan kode
bunyi Penguin. Dong Soo melakukannya, dan kembali mengotak ngatik alat lain di
radio pemanggilnya. Ppo Song kembali bertanya, bagaimana kode untuk ‘Ajussi’.
Dong Soo sempat mengabaikannya, jadi Ppo Song memaksa Dong Soo membunyikan kode
Ajussi untuknya, (Ah,,, Ppo Song sepertinya sangat menyukai Penguin Ajussi
yah?? Aku juga,, #plak)
Walo sedikit mengeluh karena sedang sibuk, Dong Soo akhirnya
tetap membunyikan kode untuk Ajussi. Belum selesai Dong Soo melakukannya, Ppo
Song tiba-tiba batuk. Dong Soo berhenti dn mencemaskan Ppo Song, dia takut Ppo
Song demam, jadi dia mencoba meraba kening Ppo Song, tapi Ppo Song menghindar
dan mengambil kotak obat. Ppo Song kemudian menuangkan Obat dan meminumnya.
Dong Soo menjadi panik saat menyadari sesuatu, Ppo Song memakan obat untuk
dewasa.” Yak,, kau tidak bisa begitu saja meminum obat untuk orang tua” Ppo
Song tidak mendengarkan.
Ppo Song berkata pada Dong Soo bahwa dia tidak sakit. Dia
meminta Dong Soo untuk tidak memberitahu Da Jin bahwa dirinya batuk (Aduh,,,
pas Ppo Song bilang batuk dalam bahasa Korea kok dia lucu banget ya,,
kulog-kulog??). Ppo Song tidak ingin Da Jin mengkahwatirkan dirinya. Ppo Song
berkata, dia hanya perlu memakan obatnya dan tidur,,, dia akan baik-baik saja.
Dong Soo mengerti perasaan Ppo Song, jadi dia berkata: “OK, aku mengerti”
Da Jin yang lelah setelah berlari, akhirnya sampai dirumah.
Dong Soo mencoba menyapa Da Jin, tapi Da Jin bahkan tak meliriknya sama sekali.
Ppo Song menghampiri Da Jin dan memanggilnya “Eonni-ya”. Barulah Da Jin
menoleh, dan menyambut pelukan Ppo Song, Choi Ajussi pun keluar dari dapur dan
menyambut Da Jin. Choi Ajussi menawari apakah Da Jin ingin dibuatkan Ramyun,
tapi Da Jin menolak, Choi Ajussi kembali ke dapur.
Ppo Song meminta Da Jin untuk membantunya menggosok gigi. Da
Jin menatap Ppo Song lalu tertawa. Dia meminta maaf pada Ppo Song, karena hari
ini dia tidak bisa membantu Ppo Song, jadi Ppo Song harus melakukannya sendiri.
Da Jin kemudian mencium kening adik tercintanya dan melanjutkan perjalanannya
menuju kamar. Da Jin sepertinya butuh waktu sendiri.
Sementara itu Dong Soo mengeluh mengapa Da Jin sama sekali
tidak menyapanya, Dong Soo bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada Da
Jin.
Choi Ajussi yng sedang memask Ramyun mendapatkan telepon
dari seseorang yang dirindukannya, dia adalah bibinya Da Jin. Yang Mal Ja.
Da Jin masuk kamar kemudian membaringkan diri di lantai, Da
Jin teringat kata-kata Yun Seong yang
memintanya untuk mengundurkan diri daripada Da Jin terus melakukan hal yang
membahayakan para penumpangnya. Da Jin pun teringat pada kata-kata Choi Ji Won,
tentang ketidak beruntungannya 7 tahun lalu, dn bisa saja itu pun menimpa Da
Jin.
Saat Da Jin sedang melamun, Choi Ajussi mengetuk pintu dan berkata ada
telepon untuk Da Jin. Melihat sikap Choi Ajussi, Da Jin tahu dari siapa telepon
itu, pasti dari bibinya. Da Jin berkata dia tidak ingin berbicara dengannya.
Choi Ajussi menyarankan agar Da Jin berbicara dengan bibinya. Da Jin pun
berbicara dengan sang bibi di telepon demi menghormati Choi Ajussi. Da Jin melarang
bibinya untuk muncul kembali di hadapannya dan Ppo Song, bagi mereka bibinya
sudah tidak ada lagi. sementara Choi Ajussi neguping diluar kamar Da Jin dengan
hati tak tenang.
Da Jin dipanggil ke kantor Penentuan Kualifikasi untuk
menilai Kualifikasi Da Jin sebagai Co-pilot. Gara-gara Insiden di saat
penilaian kulifikasi waktu itu, posisi Da Jin sama sekali tidak aman. Da Jin
dimarahi habis-habisan oleh atasannya karena Da Jin mengabaikan tugas nya
sebagai pilot hanya karena masalah pribadi. Pihak managemen penerbangan berkata
Kapten Kim Yun Seong telah melaporkan dengan detail masalah kelalaian yang
dilakukan Da Jin selama penerbangan ke Osaka kemarin. Da Jin tidak melakukan
pembelaan apapun, karena tau dirinya memang salah. Namun Da Jin kaget saat
atasannya bertanya, apakah dia ingin berhenti menjadi Pilot?
Da Jin menemui Yun Seong yang langsung menyerangnya dengan
kata-kata kejam. Mengatakan bahwa Da Jin memang pilot rendahan. Tapi kali ini
emosi Da Jin sama sekali tak terpancing, dia malah betreimakasih pda Yun Seong
karena telah melaporkan semua kesalahannya secara detail sehingga dia bisa
menyadari bahwa dirinya memang salah. Da Jin tidak akan menyalahkan Yun Seong
karena hal ini, karena itu dia sama sekali tidak marah. Da Jin pun pergi begitu
saja, membuat Yun Seong sedikit heran dengan tingkahnya.
Da Jin menemui teman-temannya. Mereka mengkahwatirkan nasib
Da Jin. Tapi Da Jin berusah bersikap tegar. Mereka kemudin membicarakan tentang
penerbangan mereka berikutnya.
Kang Pal Bo, ayah Kang Dong Soo, memperhatikan beberapa
pramugari yang berlalu lalang disekitar mesin penjual minuman. Dia sedang
mencari mangsa untuk dijadikan calon menantunya, yaitu perempuan yang bersedia
memberikan 300 won padanya untuk membelikan minuman. Da Jin datang ke mesin
penjual minuman. Dengan tak tahu malu Kang Ajussi meminta uang 300 won pada Da
Jin, awalnya Da Jin kebingungan, namun karena dasar kebaikan hatinya, Da Jin
memberikan uang tersebut, serta tak lupa memberikan kembaliannya.
Kang Ajussi terpesona pada kebaikan Da Jin, maka dia pun
menetapkan hatinya untuk menjadikan Da Jin calon menantunya.
Mi Joo menemui Yun Seong. Dia berkata dia ingin membicarakan
sesuatu dengan Yun Seong, namun dia ingin membicarakannya ditempat lain.
Mi Joo membawa Yun Seong makan di restoran favoritenya. Yun
Seong bertanya apa sebenarnya yang ingin dibicarakan Mi Joo. Mi Joo
mengulur-ngulur waktu dengan berkata lebih baik mereka makan dulu. Mi Joo lalu
bertanya apakah Yun Seong bersedia memberikan Pelajaran Spesial? Yun Seong
menolak, dia berkata bahwa dirinya tidak berkualifikasi. Mi Joo berkata Yun
Seong adalah Pilot terbaik, dan pengetahuan Yun Seong juga yang terbaik, selain
itu Yun Seong pun orang yang rela mengorbankan nyawaya demi orang lain, maka
Yun Seong sangat berkualifikasi. Mendengar kalimat terakhir Mi Joo, Yun Seong
langsung menatap Mi Joo tajam, seolah dia tahu arah pembicaraan Mi Joo akan
kemana.
Yun Seong masih mencoba mengelak. Dia berkata Mi Jo salah
paham padanya, Yun Seong bukanlah orang yang seperti Mi Joo bayangkan. Mi Joo
pun akhirnya memulai menyampaikan maksud sebenarnya dia berbicara dengan Yun
Seong. “Apakah kau tidak ingat?” Yun Seong menatap Mi Joo, lalu Mi Joo membuka
cardigan bulu yang dipakainya sehingga menampakan bekas luka di lengan kirinya.
Yun Seong kaget melihat luka itu. Mi Joo memegang lukanya lalu mulai bercerita
tentang bagaimana dia mendapat luka itu disaat dia anak-anak.
“Aku menyebabkan kebakaran besar di dapur ketika aku masih
kecil. Aku ketakutan, saat itu aku pikir aku sedang sekarat. Namun, seseorang
menyelamatkanku dri kebakaran itu. Orang itu ... Juga mendapat luka bakar yang sama sepertiku.”
Mi Joo hampir menangis, namun dia tetap meneruskan
ceritanya, “Meskipun ini sangat panas dan menyakitkan,,,” Yun Seong menahan
nafas mendengar penuturan Mi Joo, ia tahu Mi Joo benar-benar sudah
mengenalinya.
“Oppa” panggil Mi Joo pada Yun Seong yang mengalihkan
padangannya dari Mi Joo.
“Kau,,, Yun Song Oppa kan?” Tanya Mi Joo pada Yun Seong yang
belum berani menatap Mi Joo dan hanya bisa menghela nafas panjang.
Melihat ekspresi Yun Seong, dia tahu dirinya benar. Mi Joo
tertawa sambil menangis dengan lega. Mi Joo menanyakan kabar Yun Seong, apakah
Yun Seong baik-baik saja selama ini? Yun Seong yang belum mampu menjawab hanya
bisa mengangguk. Mi Joo meminta maaf pada Yun Seong karena dia tidak
mengenalinya sejak awal. Yun Seong dia mengerti jika Mi Joo tak mengenalinya,
mereka hanya bertemu untuk wktu yang singkat dan itu pun saat mereka sangat
muda. Mi Joo tersenyum lega setelah mendengar kata-kata Yun Seong.
Yun Seong berdiri dan berjalan ke arah Mi Joo. Dia kembali
memakaikan bolero berbulu milik Mi Joo untuk menutupi bekas lukanya.
Saat Yun Seong
akan kembali ke kursinya, Mi Joo menahan tangan Yun Seong yang ada dibahunya.
Mi Joo meminta maaf pada Yun Seong, karena dulu dia berbohong dengan mengatakan
bahwa Yun Seong lah yang memasak dan menyebabkan kebakaran itu, saat itu Mi Joo
terlalu takut disalahkan dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Mi Joo bertanya,
mengapa dulu Yun Seong tak mengelak dari kesalahan yang tidak dilakukannya?
Wajah Yun Seong menjadi tegang, namun kemudian dia berkata bahwa semuanya itu
adalah masa lalu.
Yun Seong kembali duduk di kursinya. Mi Joo berkata pada Yun
Seong bahwa ibunya pasti akan bahagia karena Yun Seong kini telah menjadi pria
tampan. Mendengar hal itu Yun Seong ikut tersenyum bersama Mi Joo.
Mi Joo mengantar Yun Seong pulang, dia takjub saat menyadari
tempat tinggal mereka sangat dekat, namun dia sama sekali tak pernah tahu. Mi
Joo berkata, ini semua pasti takdir. Mi Joo berjalan mendekat ke arah Yun Seong
dan memeluk Yun Seong, Mi Joo berkata: “Oppa, mulai saat ini, mari kita bertemu
setiap hari” Yun Seong merasa tak enak, dia segera melepaskan pelukan Mi Joo
dan memintanya segera masuk ke rumahnya. Yun Seong pasti khawatir Ayah Mi Joo
melihat kedekatannya dengan Mi Joo. Dan dugaan Yun Seong sama sekali tak salah.
Hong In Tae, ayah Mi Joo melihat Mi Joo dan Yun Seong dengan tatapan penuh
amarah.
Saat masuk rumah, Mi Joo disambut dengan kemarahan sang ayah
yang melarangnya untuk mendekati Kim Yun Seong secara pribadi. Mi Joo sadar
bahwa sebenarnya ayahnya sudah menyadari
identitas Yun Seong yang sebenarnya. Mi Joo bertanya pada ayahnya
mengapa ayahnya tak mengatakan itu padanya. Hong In Tae berkata bahwa Yun Seong
bahkan tidak layak untuk dibicarakan. Mi Joo mencoba membujuk Ayahnya, Mi Joo
tahu Ayahnya khawatir Yun Seong membalas dendam padanya, karena perlakuan
Ayahnya pada Yun Seong dulu. Tapi Mi Joo yakin, Yun Seong tidak membenci
ayahnya karena membatalkan proses adopsinya dulu.
Hong In Tae langsung berbalik menatap Mi Joo dengan tajam,
membuat Mi Joo kaget. Dia berkata, apakah Mi Joo percaya pada kata-kata Yun
Seong? Lalu mengapa dia ada disini sekarang? Ayahnya melarang Mi Joo untuk
terlalu dekat dengan Yun Seong. Mi Joo bertanya apakah itu karena ibunya?
Ayahnya berkata bahwa Ibu Mi Joo tidak akan meninggalkan
mereka begitu cepat jika bukan karena Yun Seong. Mi Joo tak percaya, tapi
Ayahnya bersikukuh dan berkata Mi Joo tidak tahu apa-apa. Mi Joo memeluk leher
Ayahnya dan mencoba menenangkannya. Mi Joo berkata, dia tahu bahwa ini sangat
berat dan sulit bagi sang Ayah, tapi akan lebih baik jika Ayahnya berbaikan
dengan Oppa-nya. Hong In Tae menjadi makin marah dan bertanya, “Oppa? Siapa
yang kau sebut Oppa itu?” sambil melepaskan pelukan Mi Joo dengan kasar dan
pergi kekamarnya dengan marah.
Yun Seong masuk kedalam rumahnya dengan lemas. Dia menyentuh
miniature pesawat terbang yang ada di meja nya. Kemudian Yun Seong memainkan
miniature pesawat itu sambil berbaring di sofa dengan perasaan sedih. Dia
menerbangkan miniature pesawat itu begitu tinggi hingga menembus cahaya lampu
di kamarnya.
Da Jin datang ke kantor Wings Air dengan senyum ceria
diwajahnya sambil menyapa semua orang. Dia melaporkan jadwalnya, bahwa dia siap
terbang untuk penerbangan ke China. Petugas pengaturan penerbangan berkata,
karena Kapten Lee harus menjalani Operasi, maka yang akan terbang hari ini
adalah Kapten Kim, Da Jin langsung hopeless mendengar nama Yun Seong, apalagi
tak lama kemudian orang yang dibicarakan segera datang.
Da Jin mencoba menyapa Yun Seong dengan ramah. Tapi Yun
Seong hanya menatapnya sinis dan berkata pada petugas untuk memulai
briefingnya.
Tim Pramugari yang dipimpin Choi Ji Won menyapa Yung Seong
dan Da Jin. Ji Won berkata, karena ada masalah pada tim sebelumnya, maka
merekalah yang akan pergi dengan Yun Seong pada penerbangan ke China. Mendengar
hal ini karuan Da Jin sangat terkejut. Yun Seong tak mempermasalahkan hal
tersebut dan mengajak Ji Won dan timnya untuk briefing. Sementara Da Jin sama
sekali tak beranjak dari tempatnya setelah kepergian Yun Seong dan tim nya Ji
Won.
Dan Jin menahan amarahnya. Dia langsung berteriak.,,
“Kapten!” Teriakan Da Jin membuat kaget semua orang tak terkecuali Ji Won dan
Yun Seong yang membuat mereka berbalik menatapnya. Da Jin kemudian berkata,
“Aku tidak bisa terbang dengan tim mereka”
Yun Seong segera mendekat ke arah Da Jin dengan kesal.
Sementara Ji Won menatap cemas dan para pramugari di tim nya mulai bertanya-tanya
ada apa dengan Da Jin. Yun Seong bertanya pada Da Jin, apa maksud Da Jin
sebenarnya?
Ji Won mendekat ke arah Da Jin dan Yun Seong dan bertanya pada Da
Jin apakah ada yang salah dengan tim mereka. Mendengar pertanyaan Ji Won, Da
Jin tersenyum sinis pada Ji Won dan berkata bahwa Ji Won seharusnya tahu dengan
jelas apa alasannya. Mendengar kata-kata Da Jin, Yun Seong menjadi bingung ada
apa sebenarnya diantara Da Jin dan Ji Won.
Wings Air menjadi rusuh karena pernyataan Da Jin yang tak
ingin terbang dengan tim pramugari Ji Won. Yang paling marah akan hal ini tentu
saja para anggota tim pramugari yang ada dibawah pimpinan Ji Won. Lee Joo Ri
yang terlihat paling kesal kemudian memprovokator teman-temannya untuk
melakukan sesuatu terhadap penolakan Da Jin pada tim mereka.
Insiden penolakan Da Jin membuat Da Jin, Yun Seong dan Ji
Won dipanggil ke ruang Hong Mi Joo sebagai GM perusahaan Wings Air. Ji Won
melaporkan kondisi kabin saat penerbangannya ke Osaka dan semuanya lebih dari
baik-baik saja. Jadi dia tidak mengerti atas penolakan Da Jin. Melihat laporan
Ji Won, Mi Joo memuji kinerja Ji Won sambil menatap meremehkan ke arah Da Jin.
Mi Joo bertanya pada Kapten Kim Yun Seong, apakah Kapten ada
masalah dengan tim pramugari yang dipimpin Ji Won? Kapten berkata dia tidak
masalah. Da Jin langsung menyela dan berkata bahwa kondisi psikologi Pilot saat
penerbangan sangat penting demi keselamatan penumpang. Ji Won berkata bahwa tim
pramugari tidak akan mempengaruhi hal itu. Da Jin berkata tentu saja itu
berpengaruh. Mi Joo bertanya apa alasannya, jika alasan itu masuk akal dia
tidak akan mempermasalahkan ini lagi dengan Da Jin. Mi Joo bertanya apa
masalahnya sebenarnya? Baik Da Jin dan Ji Won hanya bungkam seribu bahasa.
Yun
Seong akhirnya bertanya pada Da Jin apa sebenarnya alasan Da Jin menolak tim Ji
Won. Da Jin berkata dia tidak bisa mengatakan alasannya lalu minta maaf pada Mi
Joo dan Yun Seong. Yun Seong kesal mendengar jawaban Da Jin. Dia kemudian
bertanya, “Apakah itu karena alasan pribadi?” Da Jin hanya diam. Ji Won segera
angkat bicara, “Pilot Han telah melukai harga diri para pramugari karena
masalah pribadinya. aku tidak bisa memaafkan penolakan seperti ini” Da Jin pun
membalas pendapat Ji Won dengan berkata, “Hanya untuk melindungi harga diri
para pramugari
apa kita bisa mempertaruhakan keselamatan para penumpang?”
Ji Won pun membalas, “Bukankah kau bersikap seperti ini pun untuk
mempertahankan harga dirimu?” Manager kesal dan memarahi mereka.
Manager minta maaf pada Mi Joo, tapi Mi Joo menghentikan perkataan
manager dan bertanya bagaimana pendapat Yun Seong terhadap hal ini. Yun Seong
berkata bahwa keselamatan penumpang adalah yang Utama dan menyarankan untuk
menjadwalkan tim pramugari lain pada penerbangan ke China. Mi Joo menyetujui
keinginan Yun Seong.
Manager kesal dengan tingkah Da Jin dan memarahinya setelah
mereka keluar dari ruangan Mi Joo. Da Jin hanya bisa minta maaf pada manager. Da
Jin pergi meninggalkan Yun Seong dan Ji Won saat Yun Seong meminta maaf pada Ji
Won.
Yun Seong bertanya pada Ji Won, kira-kira apa alasan Da Jin menolak terbang dengan Ji Won. Ji Won berbohong
dengan berkata dia juga tidak yakin, mereka tidak terlalu dekat untuk memiliki
masalah pribadi (pengen getok kepalanya Ji Won deh,,,). Yun Seong mengerti dan
pergi meninggalkan Ji Won.
Da Jin sedang mencuci wajahnya saat Ji Won datang ke toilet
dan berkata untuk membedakan maslah pribadi dengan pekerjaan jika Da Jin ingin
professional seperti Ayahnya. Da Jin kesal
dan berkata bahwa Ji Won tak berhak menyebut-nyebut nama Ayahnya. Ji Won
berkata, jika Da Jin terus bersikap seperti ini padanya, lebih baik Da Jin
melepaskan seragamnya saja. Da Jin makin kesal dan berkata, “Apakah bagimu
semuanya begitu mudah? Setelah menyebabkan seseorang meninggal, inikah
reaksimu?” Ji Won merenung lalu berkata, “Untuk melupakan hari itu, sangatlah
tidak mungkin. Itu sama bagi kita berdua”
Ji Won kemudian pergi meninggalkan Da Jin yang masih menahan
amarahnya.
bersambung ke part-2
sumber gambar: Mad Dino Asylum
Komentar:
Argh,, Damn Ji Won, mengapa dia terus berpura-pura tegar dan merasa tidak bersalah seperti itu. Prestise kah? Mungkin ceritanya tidak akan menarik ya jika Ji Won menunjukkan rasa bersalahnya terhadap Da Jin... di ending episode 4, akhirnya Yun Seong tahu kalau Da Jin dan Ppo Song adalah putri dari Kapten Ham, bagaimana reaksi Yun Seong??
gomayo ya mbak irfa...
BalasHapuslanjutkan mbak...
aku selalu nunggu postingan mbak..
trutama ni mbak,,,
stlh skian lama..
take care of us captain..
fighting mbak,,,
dephie_
Ga anaknya ga bapaknya, nih keluarga Kang selalu minta 300 won buat beli minuman haha... Ngakak saya....
BalasHapusTernyata mash ad lanjutanny ni....semangat
BalasHapusTernyata mash ad lanjutanny ni....semangat
BalasHapusemoosi tingkat tinggi tau kelakuanya ji woon...
BalasHapus