Hee Jin melepaskan ciumannya dan berkata bahwa dia hanya
ingin mengajarkan etika pada Bung Do.
Tanpa sepengetahuan Hee Jin, Soo Kyung
melihatnya sedang bersama bUng D didalam lift. Hee Jin Keluar dari Lift. Soo
Kyung memanggilnya. Hee Jin segera mendekat ke arah Soo Kyung dan menghalangi
pandangan Soo Kyung untuk melihat Bung Do.
Bung Do yang menyadari hal itu segera pergi menjauhi Hee Jin.
Soo Kyung bertanya sedang apa Hee Jin disini, sambil
mencari-cari orang tadi sedang bersama Hee Jin di lift. Hee Jin malah balik
bertanya untuk apa Soo Kyung kesini? Soo Kyung bilang bagaimana bisa Hee Jin
tidak bilang dia akan pergi keman, jadi dia mencarinya dengan GPS. Soo Kyung
masih penasaran dengan lelaki yang dia lihat di lift sedang bersama Hee Jin.
Saat dia melihat lelaki itu menuju pintu keluar, Soo Kyung menghadangnya. Dia
mengenalkan diri sebagai manager Hee Jin sambil mengulurkan tangannya, Hee Jin
sudah panik dan Bung Do terlihat bingung, dan hanya menatap tangan Soo Kyung.
Soo Kyung tak gentar,
saat Bung Do tak menyambut tangannya, maka dia segera mengambil tangan Bung Do
dan memperkenalkan dirinya secara resmi. Dia juga mengajak Bung Do keluar dan
berkata akan mengantar Bung Do hingga ke taman seperti janji Hee Jin.
Bung Do kebingungan, Hee Jin pun panik dan berkata Bung Do
bisa pergi sendiri. Tapi Soo Kyung bersikeras dan memaksa Bung Do masuk
mobilnya dan berkata agar Bung Do jangan sungkan, karena sebenarnya itu adalah
mobilnya. Saat Bung Do akan masuk mobil di kursi belakang, Soo Kyung melarang
dan menyuruhnya masuk di kursi depan saja, Bung Do pun masuk mobil dan duduk di
kursi depan. Soo Kyung menyuruh Hee Jin duduk di kursi belakang dengan geram
dan berkata bahwa dia yang akan menyetir.
Hee Jin buru-buru masuk sebelum Soo Kyung masuk, dan berkata
pada Bung Do untuk tak mengatakan apapun pada Soo Kyung, karena dia orang yang
penuh curiga.
Soo Kyung masuk mobil dan mulai mejalankan mobil, selama
perjalanan Soo Kyung mengintrogasi Bung Do,, tapi Lucunya malah Hee Jin yang menjawab
pertanyaan Soo Kyung.
Soo Kyung: “Siapa Namamu?”
Hee Jin: “Kim Bung Do”
Soo Kyung : “Untuk apa kau ke Taman di jam segini”
Hee Jin: “Untuk Olahraga. Kenapa kau bertanya urusan pribadi
orang lain?”
Soo Kyung: “Apakah aku bertanya padamu? Kenapa kau yang
menjawab”
Hee Jin: “Itu tetap saja sebuah jawaban, bukan masalah
besar”
Soo Kyung: “Hubungan apa yang kau miliki dengan Hee Jin? Aku
sama sekali tak pernah mendengarmu.”
Hee Jin: “Sejarah!,,,, Dia membantuku dalam mempelajari
sejarah”
Soo Kyung: “Pelajaran Sejarah?”
Hee Jin: “Iya, untuk menyiapkan drama, karena pengetahuan
sejarahku agak kurang”
Soo Kyung: “Apa pekerjaanmu?”
Hee Jin: “Mahasiswa Ilmu Sosial”
Soo Kyung: “Dia terlihat seperti seorang seniman. Tapi dia
seorang Mahasiswa?”
Hee Jin: “Bagaimana denganmu? Apa kau terlihat seperti
seorang stylist? Jangan menilai orang dari penampilannya”
Soo Kyung melihat Hee Jin begitu bersemangat membela Bung
Do, Soo Kyung pun berkata bahwa Penampilan Bung Do sangat sesuai dengan tipe
Lelaki Ideal Hee Jin. Dia memperingatkan Bung Do untuk menjaga dirinya
baik-baik. Hee Jin panik mendengar Soo Kyung berkata macam-macam. Bung Do tak
mengerti maksud Soo Kyung, jadi dia bertanya apa maksud perkataan Soo Kyung.
Soo Kyung berkata Bung Do harus menjaga baik-baik bibirnya
karena Hee Jin orang yang implusif.
Hee Jin semakin panik mendengar perkataan
Soo Kyung semetara Bung Do tertawa lebar mendengar hal itu. Hee Jin protes
mengapa Soo Kyung membicarakan hal seperti itu dihadapan seorang guru. Soo
Kyung bilang dia hanya bercanda saja.
Tapi Hee Jin sudah terlanjur malu di
depan Bung Do yang masih menertawakannya.
Merekapun akhirnya sampai di taman tempat Hee Jin dan Bung
Do bertemu. Soo Kyung mengatakan dia ingin
mengucapkan salam perpisahan dengan menjabat tangan Bung Do. Bung Do
agak bingung dan bertanya apakah itu cara lain untuk mengucapkan perpisahan?
Kini Soo Kyung yang bingung dan melakukan salam perpisahannya dengan
melambaikan tangan dan mengucapkan “bye-bye” Bung Do paham ternyata di tempat
ini, banyak sekali cara melakukan salam perpisahan.
Bung Do menghadap Hee Jin
dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Hee Jin dalam rangka
mengucapkan salam perpisahan. Hee Jin berkata, jaga diri baik-baik pada Bung
Do.
Bung Do keluar mobil sementara Soo Kyung memandang curiga
pada Hee Jin dan bertanya apa hubungan Hee Jin dan Bung Do sebenarnya. Hee Jin
meyakinkan bahwa Bung Do hanyalah guru sejarahnya. Soo Kyung sepertinya tidak
terlalu percaya dan berkata mulai
sekarang dia akan mengawasi Hee Jin, karena sebagai manager dia harus mencegah
Hee Jin terlibat dalam skandal, selama masa penayangan dramanya.
Sesampainya di rumah, Hee Jin mencari Informasi tentang Kim
Bung Do di Internet ternyata dalam sejarah namanya sama sekali tak ada (sama
aku juga nyari sejarah Asli Kim Bung Do, ternyata kagak ada,,, hihihi,, dia
emang tokoh fantasi,,,). Hee Jin bergunam, jika dia seorang sarjana juara
pertama seharusnya dia jadi salah satu pejabat di istana, tapi aneh sekali
namanya tidak tertulis dalam perkembangan sejarah Joseon. Hee Jin jadi
berpikir, apa Bung Do benar-benar seorang Stalker? Dia merasa stress karena
jika begitu artinya dia sudah mencium seorang stalker.
Soo Kyung datang, Hee Jin langsung menutup Laptopnya. Soo
Kyung menerima telepon dari Dong Min. Saat tahu hal itu, Hee Jin langsung
berpesan pada Soo Kyung untuk mengatakan bahwa Hee Jin sudah tidur. Dong Min
bertanya dimana Soo Kyung dan Hee Jin sekarang? Soo Kyung berkata mereka sudah
pulang ke rumah karena takut mendengar kabar stalker itu kabur. Dong Min bertanya
apakah Hee Jin. sempat ke perpustakaan karena banyak foto Hee Jin yang sedang
di perpustakaan beredar di Internet. Soo Kyung kaget dan berkata bahwa mereka
tadi memang ke perpus sebentar tapi kini sudah pulang dan Hee Jin sedang tidur. Soo Kyung bertanya pada Dong Min, bagaimana ceritanya
Stalker di kamar Hee Jin bisa kabur? Dong Min bilang itu semua terjadi karena
kelalaian seseorang yang terpesona pada wanita. Setelah Dong Min memutuskan hubungan teleponnya dengan Soo Kyung.
Managernya Protes bahwa dia tidak lalai dalam menjaga si stalker itu, dia juga
masih bingung bagaimana bisa stalker itu melarikan diri. Dong Min tak peduli
dan tetap menyalahkan managernya. Dia malah berpikir, andai saja dia berhasil
menangkap stalker itu, dia pasti sudah jadi pahlawan, itu akan menaikan
popularitasnya dan Hee Jin mungkin saja mau kembali bersamanya.
Hee Jin heran bagaimana bisa foto-foto itu cepat sekali
tersebar di Internet. Soo Kyung bertanya Hee Jin tak tertangkap kamera sedang
bersama Bung Do kan? Hee Jin menggeleng, namu dia teringat pada ciumannya
dengan Bung Do di Lift. Dia bertanya pada Soo Kyung, apakah ada CCTV dalam
Lift?? Soo Kyung berkata tentu saja ada, memangnya kenapa? Hee Jin bilang, dia
dan Bung Do memang tak tertangkap Kamera tapi dia melupakan CCTV. Soo Kyung
langsung stress mendengar hal itu.
Soo Kyung dan Hee Jin kembali ke perpustakaan yang sudah
tutup. Soo Kyung benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa Hee Jin mencium
orang yang bukan siapa-siapanya di dalam Lift, pasti antara Hee Jin dan Bung Do
ada apa-apa kan? Hee Jin beresikeras mereka tak ada hubungan apapun.
Soo Kyung dan Hee Jin menemui petugas keamanan untuk melihat
CCTV di Lift. Soo Kyung beralasan, Hee Jin kehilangan barangnya saat di Lift
dan kemungkinan di curi seseorang. Petugas keamanan menyarankan lebih baik
mereka lapor polisi. Soo Kyung bilang mereka tidak bisa melakukan hal itu,
karena ada kemungkinan pencurinya itu kekasih Hee Jin, jadi mereka ingin
memastikannya dulu sebelum menuduh.
Petugas keamanan mengerti dan bersedia menunjukkan rekaman
CCTVnya. Dia bertanya jam berapa kejadiannya. Hee Jin menjawab, sekitar jam 7
di Lift. Petugas keamanan berkata bahwa saat jam segitu, CCTV di Lift kebetulan
sudah mati, besok baru akan dibenarkan. Soo Kyung dan Hee Jin kaget dan
menyayangkan hal itu (padahal dalam hati pasti bersorak gembira.). Petugas
keamanan menunjukan matinya CCTV yang ada di Lift.
Saat melihat rekaman CCTV, Hee Jin malah meliha Bung Do yang
kembali ke perpustakaan dan keadatanganna terekam oleh kamera CCTV. Hee Jin
keluar dari ruang petugas keamanan dan menuju tempat dimana Bung Do berada.
Bung Do sedang memilih buku sejarah yang akan dibacanya saat
dia tiba-tiba mendengar sebuah suara perempuan mengatakan sebaiknya Bung Do
jangan berdiri disitu. Dia mencari sumber suara itu dan menemukan Hee Jin
diantara rak-rak buku diperpustakaan itu.
Hee Jin menarik Bung Do untuk
bersembunyi. Hee Jin menyarankan Bung Do sebaiknya lebih berhati-hati,
walaupun di jam segini sudah tidak ada orang, tapi kedatangan Bung Do terekam
CCTV. Hee Jin menunjukkan salah satu kamera CCTV pada Bung Do dan berkata,
bahwa benda kecil itu bisa merekam segalanya. Hee Jin berkata untuk saja dia
yang melihat duluan, jika petugas keamanan yang melihatnya, Bung Do bisa
ditangkap polisi karena hal itu. Bung Do berkata, dia pikir dia sudah melakukan
persiapan yang baik, ternyata dia melakukan hal bodoh lagi. Bung Do mengeluh,
mengapa di Jaman ini tak ada tempat yang luput dari pandangan mata? Hee Jin
berkata memangnya jaman sekarang sama dengan 300 tahun lalu? Hee Jin menunjukkan tempat bersembunyi yang aman, juga jalan
keluar yang aman agar tidak tertangkap CCTV.
Bung Do mengerti sekarang.
Bung Do bertanya mengapa Hee Jin ada disini di jam seperti
ini? Hee Jin berpikir,,, dan baru menyadari apa tujuannya datang ke
perpustakaan ini. Hee Jin berkata ternyata dia datang kesini karena Bung Do
juga. Hari ini, gara-gara Bung Do, Hee Jin pergi kesana kemari untuk
menyelesaikan segala hal, apa Bung Do tahu hal itu? Bung Do hanya tersenyum
mendengar keluhan Hee Jin, dan berkata
dia sengaja datang ke tempat ini jam segini agar tak membuat masalah
untuk Hee Jin.
Hee Jin lalu bertanya, “Tapi kenapa?? Aku melihatmu lagi
ketika aku kesini di jam seperti ini?”. Bung Do melihat cara Hee Jin bertanya,
dia lalu berkata, “Pertemuan kita sepertinya sebuah takdir yang tak bisa
dijelaskan. Pasti ada alasan mengapa kita selalu bertemu”. Hee Jin langsung
terpana mendengar kata-kata itu. Hee Jin langsung berkata, “Jangan berkata
seperti itu di suasana seperti ini, karena itulah aku tetap menganggapmu
sebagai Playboy”. Bung Do menghela nafas dan bertanya kenapa Hee Jin selalu
menyebutnya Playboy, dia jadi penasaran apa artinya itu. Hee Jin hanya
mendehem, sama sekali tak berniat menjelaskan.
Hee Jin bertanya, apa saja yang sudah Bung Do temukan? Bung
Do berkata, dia sudah mengetahui bagian terpenting dalam hidupnya, sekarang dia
tidak penasaran lagi dengan hidupnya. Hee Jin berkata, apa Bung Do begitu
bangga karena namanya tertulis pada kejadian di tahun Gapsul ya,,memangnya Bung
Do akan jadi Apa? Hakim? Atau jangan-jangan menjadi seorang Mentri? Bung Do
berkata, walaupun dia tidak tahu dia akan jadi apa, tapi dia akan bersiap-siap
menanti moment itu. Hee Jin lalu berkata, bahwa baru-baru ini dia mencari
seseorang yang tidak dikenal dalam sejarah (tentu saja Bung Do tahu yang
dimaksud Hee Jin adalah dirinya).
Bung Do tersenyum mendengar perkataan Hee Jin, dan berkata
apabenar begitu? Hee Jin membenarkan dan menasehati Bung Do untuk tidak terlalu
melakukan banyak persiapan. Bung Do berkata bagaimana bisa seprti itu ya, namun
dia tersenyum dan menatap Hee Jin. (Makin suka sama mereka berdua,,, semua
obrolannya jadi sweet banget gini ya,,,).
Hee Jin mendapat telepon dari Soo Kyung yang bertanya Hee
Jin ada dimana, Hee Jin berbohong dengan berkata dia tiba-tiba sakit perut dan
sekarang sedang di toilet, sebentar lagi dia akan segera menemui Soo Kyung.
Hee Jin pun pamit pada Bung Do, karena dia datang kesini
bersama temannya yang tadi. Bung Do bilang segeralah temui dia nanti dia bisa
curiga. Hee Jin berkata, Bung Do harus maklum, karena dia memang terkenal diantara para pria, Bung Do langsung menyela,
bukan karenya dirinya,, tapi lenih karena Hee Jin yang terlihat sangat berminat
padanya (gubrak,, nih Bung Do narsis juga ternyata,, walopun ngomongnya rada
tersirat).
Hee Jin lalu teringat pada cara perpisahan yang diajarkannya
pada Bung Do. Hee Jin langsung berkata, bahwa memang ada banyak cara untuk
melakukan salam perpisahan, tapi yang Hee Jin ajarkanlah yang paling formal.
Hee Jin bertanya, Bung Do percaya padanya kan? Bung Do bilang dia percaya pada
Hee Jin, karena kalau dia tidak percaya, dia bisa percaya pada siapa lagi di
Jaman ini? Hee Jin adalah guru yang mengajarkan banyak hal pada Bung Do.
Lalu Hee Jin mendengar suara Soo Kyung yang mencarinya, Hee
Jin pun pamit. Hee Jin sudah berjalan menjauh dari Bung Do, namun Bung Do
berjalan lebih cepat di lorong sebelah dan menarik Hee Jin ke tempat aman yang
baru. Hee Jin bertanya ada apa? Bung Do balik bertanya, disini Hee Jin tidak
akan tertangkap CCTV kan? Harusnya sih tidak,, jawab Hee Jin.
Bung Do pun memberikan Ciuman perpisahan pada Hee Jin,
membuat Hee Jin sangat kaget campur gugup karenanya.
Setelah melepaskan
ciumannya, Bung Do berkata bukankah Hee Jin menyuruhnya untuk membiasakan diri
melakukan salam perpisahan, maka dia akan menyesuaikan diri dengan hal itu.
Tapi ditempat asalnya hal itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang
salingmencintai. Rasanya sangat aneh menerapkannya hanya untuk salam perpisahan
disini, kata Bung Do mengeluhkan keadaan. Hee Jin hampir tak mendengarkan apa
yang dikatakan Bung Do, dia masih syok karena ciuman Bung Do yang mendadak.
Saat Bung Do berkata, dia agak sulit melakukan itu, namun dia akan membiasakan
diri karena ingin patuh pada intruksi Hee Jin, Hee Jin kesal setengah mati
mendengarnya, dan semakin kesal melihat wajah tertawa Bung Do.
Hee Jin sepertinya ingin mengatakan sesuatu, namun mereka
terlanjur mendengar orang yang masuk ruangan. Bung Do menyarankan Hee Jin untuk
segera pergi, dan dia berlalu lebih dulu dari hadapan Hee Jin. Setelah Bung Do
agak jauh, Hee Jin berkata, “Kau ingin tau apa artinya Playboy kan? Orang-orang
yang melakukan hal seperti tadi, mereka disebut playboy. Kau benar-benar
seperti seorang playboy” Bung Do yang masih tak mengerti hanya bisa tersenyum
mendengar nada marah Hee Jin.
Ternyata orang yang masuk adalah Soo Kyung, bagaimana Soo
Kyung bisa menemukan Hee Jin di tempat itu?? Tentu saja dengan GPS. Hee Jin
berjalan mendekati Soo Kyung dan meninggalkan Bung Do. Soo Kyung bertanya
mengapa Hee Jin ada disini, bukannya tadi bilangnya ke toilet. Hee Jin berkata
dia tersesat. Saat Soo Kyung mengajaknya pergi, Hee Jin sekali lagi berpaling
pada Bung Do yang sedang memperhatikan kepergiannya dibalik rak buku.
Bung Do melanjutkan membaca buku sejarahnya. Dia kaget saat
tahu bahwa dirinya akan dituduh melakukan pembunuhan di istana. Dia teringat
pada Insiden saat dia bertarung melawan Ja Soo dan anak buahnya saat di
perpustakaan istana. Saat itu anak buah Ja Soo meninggal karena tertimpa rak
buku yang dijatuhkan Bung Do. Dia pun ingat pada kata-kata kasim yang
mengatakan bahwa terjadinya pembunuhan di istana adalah sebuah konspirasi. Dia
pun sadar dia akan dijebak untuk bertanggung jawab karena apa yang tidak
dilakukannya. Bung Do semakin kaget saat dia membaca bahwa setelah dia dihukum
dan dicabut dari jabatannya, dia akan diasingkan ke Jeju dan sakit tidak lama
setelah pengasingannya di pulau Jeju karena penyakit yang datang tiba-tiba.
Bung Do kembali ke Joseon dan memikirkan semuanya. Dia terus
berpikir, apakah kematiannya akibat penyakit yang tiba-tiba adalah sebuah
kenyataan? Kalau begitu mengapa nyawanya sempat terselamatkan karena jimat itu,
jika pada akhirnya dia akan mati karena tiba-tiba sakit. Bung Do memikikan
semua itu sambil minum arak ditemani pelayannya yang sudah terkantuk-kantuk
tidur.
Bung Do memutuskan untuk tidak lari dari takdirnya dan
membuktikan kebenaran apa yang terjadi dalam buku sejarah. Bung Do mengatakan
pada Pelayannya, jika Bung Do ditangkap sebagai criminal, maka Pelayannya dan
Yoon Wol akan berada dalam masalah. Bung Do menyuruh pelayannya untuk membawa
Yoon Wol keluar dari Han Yang.
Bung Do mendatangi kuil dan bertemu biksu. Biksu berpikir
Bung Do ingin menemui Yoon Wol, tapi sepertinya Bung Do sudah menyuruhnya untuk
pergi membawa Yoon Wol pergi dari Han Yang. Bung Do berkata pada biksu bahwa
dia datang kemari karena ingin bertanya sesuatu pada Biksu.
Dong Min
senang dengan hal itu, lalu dia melihat Na Jung yang sedang memperhatikan
mereka. Dong Min langsung memeluk Hee Jin lebih erat untuk dipamerkan pada Na
Jung dan membuat Na Jung semakin kesal. Hee Jin tak suka dengan sikap Dong Min,
apalagi saat para kru mulai berteriak “ bed scene, bed scene” Dong Min jadi
bersemangat, namun Hee Jin langsung mendorong Dong Min hingga terjengkang.
Dong Min bertanya pada Hee Jin, apa yang terjadi pada
stalker tempo hari. Hee Jin bilang dia tak tahu. Dong Min berkata, jika dia
berani mengganggu istrinya lagi (dalam drama maksudnya), Dong Min tidak akan
segan memukulnya ratusan kali dan
menenggelamkannya ke air. Hee Jin aneh melihat tingkah Dong Min yang mengatakan
semua itu dengan gaya aneh.
Hee Jin bertanya pada Soo Kyung, sudah berapa lama mereka
syuting drama ini? Soo Kyung bilang lebih dari setengah bulan. Hee Jin mengeluh
mengapa Bung Do menghilang tiba-tiba dan tak memberi kabar, membuat orang cemas
saja.
Penulis scenario datang menemui Hee Jin. Dia sepertinya
sangat menyukai Hee Jin dan berkata kelak Hee Jin pasti akan jadi bintang yang
besar. Hee Jin bertanya tentang Kim Bung Do pada Penulis scenario. Sang Penulis
berkata dia tak pernah mendengar nama itu, memangnya kenapa? Hee Jin berkata
saat dia mempelajari sejarah dia pernah membaca nama itu, jadi sedikit
penasaran. Penulis membantu Hee Jin untuk mencari keterangan tentang Kim Bung
Do di Internet. Hee Jin bertanya, memangnya bisa ya membaca Sejarah di
Internet, padahal dia sengaja pergi ke perpustakaan. Penulis scenario jadi terharu
mendengar Hee Jin sengaja mempelajari sejarah ke perpustakaan.
Penulis menemukan Arsip tentang Kim Bung Do, dia adalah
Juara pertama dalam Ujian Sarjana di tahun Gapsul, Hee Jin bergunam, jadi Bung Do tidak berbohong. Tapi penulis melanjutkan bahwa nasib Kim Bung
Do sangat tragis, karena dia dituduh terlibat konspirasi. Dia di berhentikan
dari pekerjaannya dan diasingkan ke pulau Jeju. Tak lama setelah itu Kim Bung
Do meninggal karena tiba-tiba sakit di tempat pengasingan.
Hee Jin Syok
mendengar hal itu, apalagi saat Penulis menghitung umur hidup Bung Do yang
ternyata hanya 27 tahun. Hee Jin bergunam, jangan-jangan umur Bung Do saat
bertemu dengannya adalah 27 tahun.
Setelah tahu tanggal kematian Bung Do, Hee Jin mengingat
hari dimana dia bertemu Bung Do terakhir kali. Saat itu Bung Do bilang hari itu
adalah hari yang sama dengan tanggal di Jaman Joseon. Setelah menghitung
kecocokan tanggalnya, berarti Bung Do akan meninggal besok di jamannya. Hee Jin
panik dan ketakutan. Tapi dia tak bisa berbuat apapun.
Di Jaman Joseon, ada seorang pelayan yang membawakan Bung Do
makanan di pagi hari ke tempat pengasingan. Bung Do bertanya pada sang pelayan
siapa namannya, Pelayan itu menjawab Yeo Jin. Bung Do bertanya lagi, seberapa
jauh tempat ini dari laut. Yeo Jin tersebut berkata tak begitu jauh, hanya
tinggal berjalan ke arah utara. Bung Do lalu berkata, Yeo Jin itu bisa pergi
setelah menyimpan makanan itu disini. Yeo Jin berkata dia harus membawa kembail
piring dan mangkok kosongnya. Bung Do berkata, Yeo Jin bisa menunggu di luar,
Yeo Jin pun pamit untuk keluar.
Bung Do teringat sesuatu dan menatap makanan yang dibawakan
Yeo Jin untuknya. Bung Do menyendok makanan itu tapi tak segera memakannya.
Yeo Jin sudah keluar dari tempat pengasingan Bung Do, dengan
makanan yang tinggal setengahnya itu menunjukkan Bung Do sudah memakan makanan
itu. Saat Yeo Jin hendak pergi, petugas yang menjaga tempat pengasingan
memeriksa nampan makanan Yeo Jin dan mempersilahkan Yeo Jin keluar.
Di Han Yang, Menteri Min Ahm bertanya pada para
antek-anteknya bagaimana kabar Bung Do. Para anteknya berkata agar Mentri Min
Ahm jangan terlalu khawatir, karena hidup Bung Do akan berakhir besok. Tinggal
dikatakan saja dia meninggal karena sakit, jadi Raja tak curiga. Tapi Menteri
Min Ahm mengkhawatiran, kemampuan Bung Do yang bisa menghilang tiba-tiba saat
diburu. Para Anteknya menenangkan bahwa
Bung Do pasti sudah menyerah, hingga dia tak membatah apapun saat tuduhan
datang padanya.
Mentri Min Ahm teringat pada kata-kata Bung Do, tentang dia
yang masih punya kartu untuk menghancirkan Menteri Min Ahm. Dia pin
berkomentar, Jika Bung Do akan menyerah semudah itu seharusnya dia tak perlu
mengatakan omong kosong itu. Tapi sepertinya Menteri Min Ahm tetap khawatir
dengan kemisteriusan cara Bung Do melarikan diri. Para Anteknya berkata, tidak
perlu dipikirkan lagi, lagi pula dia sudah diasingkan ke Pulau Jeju yang jauh.
Mentri Min Ahm malah mengkhawatirkan hal itu, kerena Pulau Jeju jauh, mereka
baru bisa mendapat kabar tentang Nasib Bung Do dua minggu lagi.
Di pagi hari, saat penjaga tidur, Bung Do keluar kamar dan
memastikan sesuatu. Dia membuang makanannya kemarin, dan sepertinya ada tikus
yang memakan makanan yang dia buang.
Kini tikus itu telah mati. Pahamlah Bung Do alasan kematiannya yang tiba-tiba,
sepertinya karena dia diracun.
Yeo Jin kembali mengantarkan makanan. Dia kaget saat melihat
Bung Do sehat dan segar bugar. Bung Do bertanya mengapa Yeo Jin terlihat kaget
sekali? Yeo Jin gugup dan membawa makanan ke dalam. Bung Do melirik makanannya
dan bertanya pada Yeo Jin, bagaimana dirinya sekarang? Apakah dia terlihat
sehat? Yeo Jin menjawab, Bung Do terlihat sehat. Bung Do kembali berkata, jika
aku harus terlihat sakit, sakit apa yang sebaiknya dikatakan. Apakah aku harus
memakan racun, Hmm mungkin racum arsenic? Bung Do menyendok nasi dimangkoknya
dan mengangkatnya. Yeo Jin kaget, dia menyadari Bung Do tahu rencana, bahwa ada
yang ingin meracuninya.
Yeo Jin keluar dari ruangan pengasingan Bung Do dengan
tergesa. Dia segera melaporkan pada orang menyuruhnya. Yeo Jin mengatakan bahwa
Bung Do sudah mengetahui rencana mereka, dan sekarang Bung Do baik-baik saja.
Malam nya Bung Do menatap Jimat pemberian Yoon Wol dan
mengingat perbincangannya dengan sang Biksu. Bung Do berkata, setiap kali dia
menghadapi kematian nyawanya selamat karena jimat buatan biksu di kuil ini.
Biksu berkata, Bung Do mengalami sesuatu yang mistis. Tapi Bung Do bertanya,
bagaimana jika ia menggunakan Jimat itu untuk melarikan diri dari takdir
kematiannya? Apakah Dia akan tetap hidup sampai tua, atau tetap mati seperti
seharusnya. Biksu kaget dan bertanya, bagaimana bisa Bung Do tahu dirinya akan
mati?
Awalnya banyak hal yang Bung Do tak mengerti, mengapa Jimat
yang Biksu buatkan untuknya bisa membawanya ke dunia ya ng tak dikenalnya.
Apakah untuk bisa melarikan diri dari kematian saja, ataukah ada tujuan lain.
Kini pertanyaan di kepalanya semakin banyak. Dia pergi ke dunia itu, dan
bertemu dengan seorang gadis. Bung Do tak tahu apakah pertemuan mereka hanya
sebuah kebetulan ataukah takdir yang sudah digariskan.
Saat Bung Do sedang membayangkan percakapannya dengan Biksu
di dalam kamar, Orang suruhan Mentri Min Ahm, bersiap membunuhnya dengan
menembakan anak panah ke kamar Bung Do.
Anak panah itu melukai pelipis Bung Do dan membuatnya jadi waspada. Bung
Do memasukan Jimatnya ke dalam bajunya yang dipakainya. Sebuah anak panah
kembali melesat ke arahnya, namun Bung Do kini bisa mengelak, dia mengambil
sebuah buku untuk dijadikan senjata. Saat Pembunuh menerobos masuk ke kamarnya
dia berusaha melawan.
Bung Do keluar dari ruangan pengasingan dan pembunuh yang
satunya sudah menantinya. Bung Do akhirnya melawan dua pembunuh itu hanya
dengan senjata sebuah buku. Pedang sang pembunuh sempat menebas ikatan rambut
Bung Do dan hal itu membuat rambut Bung Do terurai tak karuan. Meski hanya bermodalkan sebuah buku, Bung Do bisa
melumpuhkan kedua pembunuh itu dan pergi dari tempat pengasingannya.
Di jaman modern, Hee Jin sedang menanti penayangan perdana dramanya. Tapi dia
sama sekali tak bersemangat. Dia terlihat sangat lemah dan lesu, ini membuat
Soo Kyung heran. Apa yang sebenarnya terjadi pada Hee Jin? Soo Kyung akhirnya
bertanya pada Hee Jin.
Soo Kyung: “Apa ada yang terjadi?”
Hee Ji: “Iya”
Soo Kyung: “Ada? Apa yang yang terjadi?”
Hee Jin: “Aku tidak bisa mengatakannya”
Soo Kyung: “Kenapa?”
Hee Jin: “Kalau aku mengatakannya kau akan menganggap aku
gila. Kau mungkin akan membawaku ke psikiater juga. Jadi aku tak bisa
mengatakannya”
Soo Kyung bertanya mendengar kata-kata Hee Jin. Soo Kyung
bertanya apa sebenarnya itu, dia berjanji tidak akan membawa Hee Jin ke
Psikiater. Dia meminta Hee Jin membisikannya. Tapi Hee Jin hanya diam dan
menunduk. Soo Kyung bertanya, apakah Hee Jin tak percaya padanya? Soo Kyung
bertanya sekali lagi dan memaksa Hee Jin untuk mengatakannya. Hee Jin pun
akhirnya berkata, “Seseorang yang aku kenal telah meninggal”. Soo Kyung kaget
dan bertanya, siapa itu? Kapan? dan dimana? Hee Jin menjawab, “Dia seorang
criminal 300 tahun yang lalu, karena itu aku sangat sedih” Soo Kyung kaget
mendengarnya. Dia tak habis pikir bagaimana Hee Jin bisa menangis karena
meninggalnya seorang criminal 300 tahun yang lalu.
Hee Jin menangis dan berkata, “Kau pasti menganggap aku gila
kan sekarang? Aku menangis untuk orang yang meninggal 300 tahun lalu. Bukankah
itu konyol?” Soo Kyung jadi bingung sendiri melihat tangis Hee Jin yang semakin
menjadi. Soo Kyung berkata, “Ya,, itu memang sedikit konyol” Tangis Hee Jin
semakin keras, membuat Soo Kyung semakin bingung dan melihat sekeliling dimana
orang-orang sudah melihat mereka. Soo Kyung meminta Hee Jin berhenti menangis
sambil menyodorkan tissue.
Ponsel Hee Jin berbunyi. Hee Jin bertanya siapa itu, Soo
Kyung melihatnya dan berkata hanya ada nomor. 064? Kode area mana ya? Soo Kyung
dan Hee Jin mengabaikan panggilan itu. Soo Kyung meminta Hee Jin berhenti
menangis karena orang-orang akan mengira ada masalah dalam drama yang
dibintangi Hee Jin. Tapi Hee Jin tak peduli dan masih menangis walau berusaha
keras untuk berhenti. Hee Jin berkata, “Orang itu mungkin benar-benar sudah
mati. Bagaimana ini,,, dia meninggal 3 hari yang lalu, dan tidak ada kabar
sejak hari itu.” Soo Kyung jadi semakin pusing, dia bertanya bagaimana bisa Hee
Jin menunggu kabar dari orang yang hidup 300 tahun lalu dan meninggal 3 hari
yang lalu, apa maksud semua itu? Soo Kyung kembali bertanya, apakah Hee Jin
membicarakan salah satu cerita dari Alkitab, cerita kebangkitan Isa?
Bukannya menjawab pertanyaan Soo Kyung, Hee Jin malah
bergunam, “Bagaimanapun, aku selalu tidak beruntung jika berurusan dengan
pria. Setiap kali aku tertarik dengan
mereka,,, Jika bukan playboy, dia adalah seorang yang immortal. Kenapa selalu
seperti ini??” Soo Kyung semakin pusing dan tak paham, dia meminta Hee Jin
mengatakan sesuatu yang masuk akal.
Seorang pelayan memberikan tissue ke meja Soo Kyung dan Hee
Jin. Ponsel Hee Jin berbunyi sekali lagi
dan masih nomor yang sama. Soo Kyung bertanya pada pelayan, 064 itu kode daerah
mana? Pelayang menjawab itu kode telepon daerah Jeju. Soo Kyung bertanya pada Hee Jin, apakah Hee
Jin mengenal seseorang dari daerah Jeju? Hee Jin mencoba berhenti menangis dan
berpikir, pulau Jeju? Hee Jin lalu teringat tempat dimana Bung Do meninggal
adalah pulau Jeju.
Saat Soo Kyung akan mengangkat teleponnya, Hee Jin langsung
mengambilnya. Hee Jin segera mengangkat panggilan itu dan dengan semangat
menjawabnya, “Halo,, Haloo”… Terdegar suara dari sebrang sana, “Apakah kau
baik-baik saja?” Hee Jin mengenali suara itu, dia adalah Kim Bung Do.
Hee Jin: “Kau masih hidup? Kau tidak mati?”
Bung Do: “Bagaimana kau bisa tahu aku akan mati?”
Hee Jin: “Bagaimana bisa aku tidak tahu, dalam sejarah
tertulis seperti itu. Seharusnya kau meninggal 3 hari yang lalu”
Bung Do: “Oh,,,Aku melarikan diri. Bagaimana bisa aku mati
dengan merasa bersalah. Aku cukup mengesankan bukan?”
Hee Jin menghela nafas lega mendengar Bung Do masih hidup.
Bung Do berkata pada Hee Jin, dia mempelajari segala sesuatunya sendiri disini,
dan membutuhkan waktu 3 hari untuk bisa menggunakan telepon. Hee Jin, kini bisa
tersenyum lagi,,, disebrang sanapun Bung Do juga tersenyum.
Komentar:
Aku hanya bisa Update Recaps Queen In Hyun's Man hari Kamis or Mingga aja nih,, jadi maaf ya kalo agak lama, mana sempet syok liat episode 13,,, berharap sangat drama ini berakhir Happy End.
Aku udah nggak tau musti komentar apalagi,, yang jelas Bung Do- Hee Jin, sweet abis,,, suka sama interaksi mereka berdua.
Soo Kyung mulai dibuat pusing nih sama tingkah Hee Jin yang menangisi orang dari 300 tahun lalu,, semakin lama, Soo Kyung akan semakin dibuat stress,,
wahh..meski sudah nonton dan baca sinops mpai eps 12, ttap mau liat sinops dri mbak Irfa, kangen ama tulisan sinops na.
BalasHapussetelah berbunga2 di epis 11 dan 12,, hatiku meng - GALAU ria mlihat preview 13 n 14 na..huhuhu.. sedih.
tetap dilanjutkan ya mbak irfa... semangaaaatt..^_^
makasih ve,,, aku juga dah baca sinopsis sampe episode 12nya,, tadinya mau dilink aja episode selanjutnya,, tapi kayaknya gaya penulisannya rada beda ya,, jadi yah,, aku mutusin untuk tetep lanjutin recapsnya dengan gayaku sendiri,, hehehe,,
Hapusiya episode 13-14 bikin galau,, kayaknya aku nggak bakal nonton dulu minggu ini,, nunggu tamat dulu minggu depan,,,
gak sabar ne tggu kelanjutan'a...
BalasHapusaq jadi tertarik ma drama ne..
sbner'a dikorea dah episode brpa tayang'a?
n sampe episode brpa ne drama?
gomawo dah mw buatin recaps'a....
sperti'a cm blog irfa yng ngebwtin recap drama ne...
malem ini tayang episode 14 nya,, minggu depan juga kayaknya tamat soalnya cuman 16 episode,,
Hapusmakasih juga udah baca,,
drama ini banyak yang suka kok, jadi bukan aku aja yang bikin recapsnya, ada juga yang bikin sinopsisnya,, cari aja di google pasti ada kok,, aku lupa URL blognya,,,
bikin ngakak pas soo kyung bilang klo hee jin itu implusif, trs bung doo ketawa, klo aq jd hee jin mau ku taruh mana mukaku..
BalasHapusdi jaman joseon bung doo akan mati....walah wezt diketahu ceritanya gitu...jd rada' gimana gitu takutnya sad ending or happy ending kaya RTP tp cuma pegang tangan doank....trs g jelas gitu
..hatur nuhun pisan... udah dicari di mbah google tapi di sini aja yang jentre mah..
BalasHapuskak irfaaa,,lanjutkan sinop selanjutnyaa
BalasHapusbikin penasarann niehhh
SEMANGATTT kak irfaa
aq slalu mendukungmu dr belakang ^^
-fiiefieen
wah... bung do potong rambut jg akhirnya.. hehehe
BalasHapusakhirnya keluar jg recap sinop nya mba irfa...
BalasHapuslanjutkan mba aq penasarn happy end ga yach?
sama kya 3 drama RTP,EM,TK2H
hehehe :D
SEMANGAT
Waduh,,waduh,, bung do ma hee jin main 2 kissu scene brturut2,, o.O
BalasHapusTapi fa, bung do & penulis skenario kan bs nemuin arsip ttg bung do tp knapa hee jin ga bs nemuin kisah bung do di internet yah?
Ktemu lg dihari minggu irfa,,
Semangat^^
Gomawooooo irfa...^^
BalasHapussinopsisnya mantaaavvv...
lanjutin yee..
Iya..aq jg senang drama ini..berawal dr iseng liat ep 1..eh jd keterusan..
BalasHapusSenang banget mlht kdekatan mrk terutama Ep 11-12
walau Ep 13-awal Ep 14 sedih tapi keren terakhirnya....so sweet...
Ayo semangat Mba Irfa buat recapnya...ttp ditungu-tunggu loh
gomawo
kak ayo bikin recapannya lagi superduper penasaran ni
BalasHapusIrfa...
BalasHapussinopsis episode 6-nya mana ya?
aku,,, nggk tau harus bilng ap...
BalasHapustapi semangat...