Young Joo mengajak Jung Eun memakan Mie panas dalam cuaca dingin di sebuah
warung yang ada di pasar tradisional dan berbaik hati membuka kan sumpit untuk Jung Eun. Mereka menikmati Mie yang mereka makan dengan gembira.
Selesai makan mereka berjalan bersama, saat melewati sebuah
jembatan Jung Eun berkata bahwa dia tidak membenci ibunya meskipun ibu
kandungnya itu telah meninggalkan dia 3 bulan setelah dia dilahirkan, Jung Eun
menyarankan pada Young Joo, Young Joo pun jangan membenci ibunya. Jung Eun
berkata, jika Young Joo membenci ibunya, Young Joo hanya akan lelah sendiri.
Jung Eun pun berkata:
“Nenekku pernah berkata, saat kau sedih, kesepian atau
merasa bersalah, jangan terus menyimpannya dalam hati. Karena jika itu terus
disimpan dalam hati, maka akan timbul bibit keburukan yang tertanam dalam
hatimu dan akan tumbuh menjadi duri”
Young Joo bingung dengan perkataan Jung Eun dan bertanya:
“Apa maksudmu?”
Jung Eun kembali menjelaskan: “Setiap kali aku menangis,
Nenek selalu bilang,, Aigo,, hatimu akan dipenuhi oleh duri”
Young Joo: “Jadi, saat kau menangis seperti sekarang, bibit
keburukan akan tertanam di dalam hatimu dan menjadi duri? Jika kau menangis
selama satu jam duri itu akan menjadi sebesar pohon?”
Jung Eun baru tersadar: “ Kau sudah menemaniku lebih dari
satu jam? Bagaimana mungkin? Tapi tenang saja itu tidak akan terjadi, karena
malaikat penjagaku akan mencegahnya.
Young Joo: “Apa?”
Jung Eun: “Malaikat
penjagaku. Saat aku merasa sedih dan hatiku dipenuhi duri, dia akan membantuku
mengancurkan duri tersebut. Terima kasih”
(Jadi Jung Eun menganggap Young Joo sebagai malaikat
penjaganya? Hahaha,, Young Joo sampe bengong mendengar ucapan terima kasih Jung
Eun).
Young Joo: “Dasar,, jangan bilang apa-apa lagi, Lebih baik
kita cepat pergi dari sini, Gummo
(Gummo - artinya gadis kecil)
(Gummo - artinya gadis kecil)
Jung Eun: “Kau selalu memanggilku Gummo.. gummo,, suatu saat
kau akan melihatku tumbuh dewasa dan menjadi wanita yang sangat seksi”
Young Joo: “memangnya kau mengerti apa yang dimaksud dengan
seksi?”
Jung Eun: “mengapa bertanya begitu? aku hanya belajar hal itu dari
kakek”
Young Joo tertawa mendengar jawaban Jung Eun, dan merekapun
tertawa bersama. Young Joo mengajak Jung Eung segera pergi dari jembatan itu
dan melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang.
Jung Eun baru tersadar, jika saat itu sudah larut. Dia
membuka pager miliknya dan mencari telepon umum, karena teringat pada pesan Yoo
Kyung di pager nya. Jung Eun pun menemukan telepon umum dan mendengarkan pesan
Yoo Kyung yang menunggunya di suatu tempat. Sementara itu, Young Joo yang mengantar
Jung Eun ke telepon umum membeli sebuah syal berwarna merah.
Jung Eun yang telah selesai mendengarkan pesan Yoo Kyung,
segera keluar dari telepon umum dan berpamitan pada Young Joo yang belum
selesai belanja. Saat Young Joo berkata, tunggulah sebentar, karena Young Joo
akan mengantarnya, Jung Eun menolak, karena dia harus segera menemui seorang
teman. Saat Jung Eun berpamitan untuk
pergi, Young Joo menahannya sejenak.
Young Joo: "Tunggu,,, minggu depan ada film yang menarik,
apakah kau ingin melihatnya bersamaku?”
Jung Eun tersenyum dan mengangguk, Young Joo pun kegirangan
Young Joo: "kalau begitu, kamis minggu depan, mari kita
bertemu disini jam 5 sore, bagaimana?"
Jung Eun: “Baik, kamis minggu depan jam 5 sore”
Young Joo: “pergilah”
Jung Eung: “iya”
Jung Eun pun pergi dengan sepedanya meninggalkan Young Joo
yang masih berdiri di depan penjual syal dengan wajah yang penuh senyum
gembira.
Di sebuah restoran, Yoo Kyung sedang menunggu Jung Eun,
diganggu oleh seorang pemuda yang mengajaknya untuk makan di meja pemuda itu
dan teman-temannya. Tapi Yoo Kyung tak mempedulikan pemuda itu, dan hanya
melongok keluar, mencari Jung Eun yang belum juga datang. Merasa kesal karena
diganggu terus, Yoo Kyung pun keluar dari restoran dan menunggu Jung Eun di
luar.
Jung Eun yang sedang menaiki sepedanya untuk menemui Yoo
Kyung, terjatuh karena menabrak orang, ini membuatnya semakin terlambat untuk menemui
Yoo Kyung.
Yoo Kyung diikuti oleh para pemuda yang mengganggunya
direstroran tadi, dan hal itu terlihat oleh teman sekolahnya. Yoo Kyung pergi
ke telepon umum dan meninggalkan pesan di pagernya Jung Eun
“Jung Eun, mengapa kau tidak datang juga, cepatlah datang,
aku sangat takut”
Para pemuda tadi mendatangi Yoo Kyung dan mengajak Yoo Kyung
bermain, Yoo Kyung menolak dan mencoba kabur dari para pemuda itu, namun mereka
segera mengejar Yoo Kyung.
Jung Eun akhirnya sampai di restoran tempat dia dan Yoo
Kyung janjian, tapi tak menemukan Yoo Kyung. Dia bertemu dengan teman
sekelasnya yang tadi melihat Yoo Kyung diikuti para pemuda. Jung Eun bertanya
apakah mereka melihat Yoo Kyung, mereka berkata mereka melihatnya berjalan ke
arah sana, saat Jung Eun akan beranjak untuk menemui Yoo Kyung, kedua temannya
memperingati Jung Eun untuk hati-hati, mungkin karena Yoo Kyung diikuti pada pemuda
nakal.
Benar saja, Yoo Kyung memang sedang diganggu pemuda itu di
sebuah gang sempit. Mereka mendorong Yoo Kyung ke tumpukan kardus sampah dan
mengambil tasnya. Yoo Kyung kesal dan berteriak, salah satu pemuda itu malah
menamparnya. Yoo Kyung mencoba melawan, dengan memukul-mukul para pemuda itu
dengan tas-nya. Mereka jadi marah dan mencoba menyerang Yoo Kyung hingga
membuat tangan gadis itu berdarah. Yoo Kyung pun mulai menjerit.
Jung Eun yang sedang mencari Yoo Kyung, menemukan syal Yoo
Kyung yang terjatuh, tidak lama dia mendengar teriakan Yoo Kyung.
Jung Eun pun
akhirnya menemukan Yoo Kyung yang diserang pada pemuda, dia berusaha menolong
Yoo Kyung dengan berteriak meminta pertolongan. Untungnya ada tiga orang lelaki
yang lewat jalan itu dan melihat para pemuda itu menyerang Yoo Kyung dan
menghalangi Jung Eun yang berusaha menolong Yoo Kyung.
Para lelaki itu pun bertanya apa yang dilakukan para pemuda
itu, ketakutan karena perbuatannya dilihat orang dewasa, merekapun pergi
meninggalkan Yoo Kyung, dan ketiga lelaki itu mengejar para pemuda yang
menyerang Yoo Kyung.
Jung Eun bertanya apakah Yoo Kyung baik-baik saja? dengan
gemetar, Yoo Kyung berkata bahwa dia baik-baik saja sambil menangis sesegukan,
walaupun penuh darah di tangan dan wajahnya. Jung Eun pun jadi merasa bersalah.
Dia mengantar Yoo Kyung ke rumah sakit untuk mengobati luka di tangannya.
Saat keluar dari rumah sakit, Yoo Kyung yang sudah tenang
bertanya tentang perkembangan laporan Jung Eun tentang ibunya di kantor polisi.
Jung Eun hanya menggeleng lesu, dan berkata dia belum menemukan apapun, tapi
tenang saja, suatu saat dia pasti bisa menemukannya. Jung Eun lalu menceritakan
pertemuan keduanya dengan pemuda yang ditemuinya waktu itu pada Yoo Kyung, dan
meminta maaf, Jung Eun jadi terlambat menemui Yoo Kyung karena makan mie
bersama pemuda itu. Yoo Kyung bilang tidak apa-apa, dan malah mengajak Jung Eun
untuk menginap dirumahnya.
Saat sampai di rumah Yoo Kyung, Jung Eun dan Yoo Kyung,
mendengar ibu Yoo Kyung sedang menelpon seseorang dan berkata bahwa dia tak
sanggup lagi mengurus putri dari orang yang ditelponnya. Yoo Kyung syok
mendengar hal itu, dan dia mengerti bahwa sebenarnya orang yang dia
anggap sebagai ibunya ternyata bukan ibu kandungnya. Dia meminta penjelasan
pada ibunya, dan ibunya menceritakan bahwa Yoo Kyung memang bukan anak
kandungnya. Dia juga menceritakan bahwa ibu kandungnya memberikan uang padanya untuk membesarkan Yoo Kyung. Ibunya mulai berteriak pada Yoo Kyung untuk tak
lagi memanggilnya ibu, saat Yoo Kyung terus memanggilnya ibu.
Saat ibu Yoo Kyung melihat Jung Eun, dia malah meminta Jung
Eun memabawa Yoo Kyung ke panti asuhan juga. Ibu Yoo Kyung segera masuk kamar
dan menepis Yoo Kyung yang mencoba mencegahnya hingga Yoo Kyung terjatuh. Jung
Eun berusaha membantu Yoo Kyung berdiri, tapi Yoo Kyung malah meminta Jung Eun
pergi. Yoo Kyung yang sedang emosi pun, akhirnya malah berteriak pada Jung Eun
dan memintanya untuk segera pergi.
Yoo Kyung jatuh terduduk di sisi tempat tidurnya, karena
harus menghadapi kenyataan bahwa ternyata selama ini dia di buang oleh ibunya.
Di tempat lain,, Aktris Lee Ae Rin sedang menyesap
alkoholnya dan berteriak kesal pada dirinya sendiri.
Sementara Young Joo berdiri didepan rumah kakeknya, dengan
keadaan hati galau setelah bertemu dengan ibu kandungnya.
Jung Eun pun merasa
tak tenang, hingga dia tak bisa tidur, saat adik-adik di panti asuhannya sedang
lelap tertidur.
Pagi hari pun datang, ibu Yoo Kyung terbangun dengan kepala
pusing, dan mendapati sebuah tangan terluka yang memeluk dirinya, tangan siapa
lagi,, kalo itu bukan tangan Yoo Kyung yang terus menahannya untuk tidak
beranjak dari tempat tidur dan malah semakin erat memeluknya.
Yoo Kyung pergi ke sekolah, dan mendengar teman-teman
sekolahnya membicarakan dia yang telah diserang oleh para pemuda jalanan. Yoo
Kyung awalnya bingung bagaimana kabar itu bisa tersebar di sekolah, tapi dia
malah memergoki Jung Eun yang sedang menceritakan kejadian sebenarnya pada dua
orang teman sekolahnya yang salah paham terhadap insiden penyerangan itu.
Yoo
Kyung pun jadi kesal pada Jung Eun. Dia bahkan menampar Jung Eun saat mereka
berbicara berdua di dalam kelas. Jung Eun mencoba menjelaskan bahwa dia tak
bermaksud menceritakan insiden itu pada orang-orang, dia hanya ingin meluruskan
rumor tidak benar yang tersebar. Tapi Yoo Kyung kadung kesal pada Jung Eun dan
berkata:
“Semua ini karena mu, karena aku menunggumu, Tapi apa? Kau malah
pergi makan mie bersama pemuda yang bahkan tidak kau ketahui namanya”
Jung Eun meminta maaf, tapi hati Yoo Kyung yang memang
sedang terluka tidak mau memaafkan Jung Eun dan malah mulai mencerca Jung Eun
dengan mengatakan bahwa Jung Eun adalah orang yang paling menjijikan sedunia,
karena berpura-pura merasa kasihan padanya saat dihadapannya, tetapi
dibelakangnya malah membicarakannya dengan orang lain.
Yoo Kyung bahkan berkata:
“Meski aku tidak akan bertemu denganmu lagi, aku masih ingin
pindah sekolah. Jika suatu hari kita bertemu kau harus berpura-pura tidak
mengenalku. Jangan pernah muncul lagi dihadapanku”
Jung Eun yang merasa bersalah sekaligus terluka dengan apa
yang terjadi antara dirinya dan Yoo Kyung hanya bisa menatap kepergian Yoo
Kyung yang kini telah membencinya.
Hari Janjian Young Joo dan Jung Eun pun tiba. Young Joo
menunggu Jung Eun di tempat janjian mereka tepat jam 5 sambil membawa syal
merah yang dibelinya hari itu untuk dihadiahkan pada Jung Eun. Young Joo lama
menunggu, namun Jung Eun tak kunjung datang.
Jung Eun yang sedang tak enak hati karena bertengkar dengan
Yoo Kyung, baru ingat dengan janjinya dengan Young Joo.
Jung Eun segera berlari ke
tempat janjian mereka, namun Young Joo sudah tak ada. Ternyata Young Joo sedang
mencari rumah Jung Eun di tempat pertama kali mereka bertemu namun tak berhasil
menemukannya.
Young Joo pun akhirnya pergi sekolah ke luar negeri, saat
pergi dia memakai Syal merah yang tadinya akan diberikannya pada Jung Eun.
Sementara Jung Eun sering datang ke jembatan tempat mereka janjian, berharap
bisa bertemu Young Joo di tempat itu dan meminta maaf padanya karena tak
menepati janji.
SEPULUH TAHUN KEMUDIAN
Seorang gadis terburu-buru masuk ke sebuah gedung perusahaan
besar. Dia adalah Seo Jung Eun yang telah tumbuh dewasa. Dia kebingungan dan
terlihat mencari seseorang. Di depan meja resepsionis Jung Eun berdiri menunggu
seseorang. Seorang lelaki menghampirinya, dia adalah Young Joo yang telah
dewasa dan kini telah menjadi Produser di perusahaan Haeju Picture milik
kakeknya.
“Seo Jung Eun-ssi” sapa Young Joo saat melihat gadis yang
seperti menunggu seseorang.
Seorang gadis lainnya yang sedang menulis sesuatu di meja
resepsionis, berhenti menulis saat mendengar nama Jung Eun. Dia adalah Han Yoo
Kyung dewasa.
“Iya itu aku” kata Jung Eun menjawab sapaan Young Joo.
Yoo Kyung menoleh kearah Jung Eun dan Young Joo yang sedang
bertemu dan melihat mereka berdua.
Young Joo: “Aku Lee Young Joo, ada urusan apa kau
mencariku?”
Jung Eun: “Kau kenal Yang Mi Ryun kan?”
Young Joo: “Aku tidak kenal”
Jung Eun tertawa kesal mendengar jawaban Young Joo
Young Joo: “Katakan saja, untuk apa kau mencariku?”
Bukan jawaban yang didapat Young Joo, malah sebuah tamparan
dari Jung Eun yang bersarang dipipinya.
Yoo Kyung yang melihat hal itu pun jadi kaget dan
memperhatikan mereka berdua. Jung Eun
menatap Young Joo dengan kesal setelah menamparnya. Dan Young Joo
kebingungan, mengapa diriya bisa tiba-tiba ditampar oleh wanita yang tidak
dikenalnya didepan banyak orang.
Episode 1 End, bersambung ke episode 2.
Wah ceritanya seru nih kayaknya,,,, semangat ya sinopsisnya... ditunu lanjutanya,,
BalasHapussatu lg drama korea menarik yg hrs ditonton.post terus sinopsisx ya.....
BalasHapusAh kenapa Lee Min Ho nya cuma 1 Episode.. Bronis wekeke..
BalasHapusnama pemain young joo pda saat sma cpa sihhh....
BalasHapusnamanya Lee Min Ho, tapi bukan Lee Min Hoo yang di City Hunter.. ya iyalah.. mukanya aja beda.. wkwkwk..
Hapus