Rabu, 24 Agustus 2011

[Sinopsis] Buzzer Beat episode 1 part 2


Pertandingan Play Off babak ke-2 antara JC Arcs dan Appaches

JC Arcs sudah terpojok nilainya sudah tertinggal jauh dari Apaches. Apaches terus menerus menyerang. Waktu tinggal 3 menit lagi, sedangkankan selisih nilai sangatlah jauh 89-63, unggul untuk Apaches. Pelatih Kawasaki sudah putus harapan. Natsuki dan para gadis cheers lainnpun Nampak kecewa dengan selisih angka yang jauh ini. Meskipun para pemain JC Arcs mati-matian tetap berjuang untuk menipiskan perbedaan nilai tersebut, akhirnya mereka kalah juga dengan perolehan nilai 98-67 untuk Apaches.

Para pemain, pihak manajemen dan para gadis Cheers merasa kecewa dengan hasil pertandingan, tak terkecuali Naoki dan Natsuki (karena mereka gak jadi nikah kali yah??)

Sesuai hasil pertandingan, para pemain JC Arcs pun di istirahatkan selama sebulan untuk kembali mempertimbangkan dan dipertimbangkan kontraknya dengan pihak manajemen JC Arcs.

Pagi hari, Naoki dengan kemeja putih rapinya sedang membuat sarapan untuk keluarganya. Ibu dan adiknya keluar sudah siap untuk beraktifitas. Ibu Naoki berkata bahwa dia senang jika Naoki libur, maka mereka bisa memakan sarapan roti bakar prancis buatan Naoki. Tanpa memakan sarapan buatannya Naoki pun pergi ke perusahaan manajemen JC Arcs.

Dengan menaiki sepedanya, Naoki pergi ke perusahaan dengan penuh semangat. Di perjalanan Naoki dimintai tolong oleh seorang supir truk yang tersesat. Ternyata supir truk yang tersesat itu adalah supir truk yang membawa Riko dan Mai beserta barang-barang mereka yang berniat menuju tempat tinggal baru mereka.

Saat sampai di perusahaan, Naoki harus mendapat kenyataan yang sedikit pahit, karena pihak manajemen JC Arcs menurunkan nilai kontraknya tahun ini. Hal tersebut membuat Naoki ingin mempertimbangkan dahulu untuk tetap melanjutkan kontraknya sebagai pemain basket JC Arcs atau tidak. Natsuki yang melihat Naoki agak terpuruk dengan keputusan manajemen pun mencoba menghibur Naoki.

Diluar perusahaan Naoki dan Natsuki mengobrol. Naoki mengeluhkan keputusan manajemen JC Arcs. Natsuki memberinya semangat dan berkata akan selalu disamping Naoki apapun keputusan Naoki. Natsuki melihat Naoki yang merasa bersalah karena kalah di pertandingna kemarin. Gadis itupun berkata pada Naoki jangan merasa bersalah padanya, karena dia akan selalu ada di sisi Naoki untuk mendukung lelaki itu. Saat akan berpisah Naoki bertanya apakah mereka bisa bertemu setelah Natsuki pulang kerja. Namun Natsuki mengatakan hari ini dia harus lembur, Naoki pun  mengerti dan pergi. 

Setelah keduanya saling menjauh. Naoki menatap Natsuki dan merasa bersalah sekaligus kasihan pada Natsuki karena harus menunggunya padahal Natsuki gadis yang baik. Sedangkan Natsuki menatap Naoki dan bergunam, “Suatu hari…suatu hari, apakah dia akan selalu berpikir aku masih anak-anak selamanya” dan Nampak sangat tidak puas pada kekasihnya itu. Natsuki yang mersa tidak puas pun akhirnya merokok di belakang perusahaan. (Mulai ngeliatin muka aslinya pada penonton nih si Natsuki).

Naoki masuk ke GOR tempat tim JC Arcs biasa berlatih dan bertemu dengan salah satu seniornya yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kotrak kerjanya dengan JC Arcs karena faktor usia. Saat bertemu pelatih Kawasaki di ruang mandi, Naoki bertanya mengapa seniornya harus keluar dari tim. Pelatih Kawasaki berkata, jika tidak ada yang keluar, maka JC Arcs tidak bisa merekrut pemain baru. Selesai mandi, Naoki dan Pelatih Kawasaki pun berjalan berdua. 

Pelatih Kawasaki memberikan semangat pada Naoki yang mulai mengeluhkan segala kelemahannya dengan mengatakan bahwa jadi lelaki itu harus kuat bahkan di saat dia sebenarnya tidak kuat. Oleh karena itu seorang lelaki tidak menunjukkan wajah lemahnya di hadapan siapapun. Pelatih Kawasaki kemudian berkata, bahwa Naoki bisa kembali kapanpun ke JC Arcs. Naoki pun mengucapkan terimakasih dan memberi hormat pada pelatihnya tersebut sebelum akhirnya mereka berpisah.

Di Flat baru mereka, Riko dan Mai sedang membereskan barang-barang mereka. Mai sedang membuka e-mailnya dari Kawasaki sedangkan Riko sedang berjuang sendiri memasukan Sofa ke dalam flat mereka. Riko yang merasa keberatan meminta bantuan Mai. Setelah Sofa tersebut berhasil masuk ke dalam ruang tamu mereka, Riko dan Mai pun membicarakan pelatih Kawasaki. 

Riko lalu melihat alat-alat perawatan kecantikan Mai yang sangat banyak, dengan bangga Riko pun memperlihatkan alat perawatan kecantikannya yang sangat-sangat sedikit. Mai kemudian menasihati Riko bahwa setelah usia 20 tahun, kita harus mulai merawat wajah sebagai perempuan. 

Riko yang tak mengerti, kemudian mengalihkan pembicaraan dengan melihat CD music koleksinya. CD tersebut adalah CD music dari pemain music klasik favorite Riko yang sepertinya salah satu dosen di kampusnya. Riko sangat membanggakan idolanya ini, karena Riko sangat menyukai permainan music sang idola.

Tiba-tiba Riko terdiam, dan bersenandung, Do, re,mi, fa… seolah-olah mendengar alunan music. Riko mulai menikmati apa yang didengarnya dan bertanya pada Mai, apakah Mai mendengar suara tersebut. Mai berkata dia tidak mendengarnya. Riko kembali menikmati apa yang didengarnya hingga akhirnya suara tersebut pun menghilang.

Naoki sedang duduk di sebuah taman dengan lapangan basket yang ada papan besar bertuliskan ‘Love makes me Strong”. Dia baru saja menerima telepon yang menolaknya untuk bergabung dengan tim mereka. Sedikit kecewa, Naoki akhirnya mulai mendrible bolanya dan mulai latihan basket sendirian.

Di sebuah toko buku. Riko dan Mai sedang bekerja sambilan. Pelatih Kawasaki datang ke toko buku tersebut.  Saat bertemu Riko, Pelatih Kawasaki awalnya berkata ingin membeli buku, namun akhirnya mengaku bahwa dia datang untuk melihat Riko dan berniat mengajak Riko keluar. Melihat Riko yang sepertinya  enggan untuk menerima ajakan tersebut, Pelatih Kawasaki segera berkata bahwa Mai pun bisa ikut dan dia pun akan mengajak temannya. Seperti  sedikit terpaksa, akhirnya Riko pun menerima ajakan pelatih Kawasaki.

Mai yang sedari tadi mengintip perbincangan antara Riko dan pelatih Kawasaki, langsung berceloteh bahwa sepertinya pelatih Kawasaki menyukai Riko setelah lelaki itu berkeliling di toko buku. Riko bertanya, bagaimana kau tahu. Mai pun menjelaskan, bahwa setiap kali bertemu, pandangan pelatih Kawasaki hanya memandang Riko saja, sepertinya dia memang berniat mendekatimu.

Naoki sedang berlatih basket di taman dekat rumahnya. Kemudian dia menerima telepon dari salah satu tim basket yang lagi-lagi menolaknya. Naoki terduduk lemas, dan menatap papan bertulisan ‘Love makes me strong’ kemudian mengirimkan sebuah e-mail pada Natsuki. yang isinya kurang lebih; “Bagaimana kerjanya? Aku sedang di taman dekat rumah. Mataharinya sangat indah, karena itu aku foto dan kukirimkan gambarnya padamu. Apa kau sibuk minggu ini. Jika kita bisa bertemu aku akan sangat senang.” 

Natsuki yang menerima e-mail itu terlihat tidak senang, malah mengeluh bahwa e-mail Naoki terlalu panjang, kenapa Naoki tidak menelpon saja dengan wajah kesal (Hmm,,, aku mulai tidak menyukai karakter Natsuki yang bermuka dua ini). Tiba-tiba datang juniornya yang meminta petunjuknya, Natsuki pun member pengarahahan yang efisien, memperlihatkan kecerdasannya. 

Lalu salah seorang atasan Natsuki datang, dan mengenalkan Natsuki pada pemain baru yang akan direkrut JC Arcs, Namanya Ren Yoyogi (dari wajahnya saja terlihat seperti playboy) . 

Saat Natsuki memperkenalkan perusahaan pada Yoyogi, lelaki itu hanya memperhatikan Natsuki tanpa memperhatikan apa yang dikatakan Natsuki. Saat Natsuki bertanya apakah Yoyogi memiliki pertanyaan, dia malah bertanya:
“Apa ukuranmu?” Natsuki yang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Yoyogi, segera berkata bahwa dia sudah memiliki pacar. Bukannya menyerah, Yoyogi malah berkata, bahwa sepertinya Natsuki tidak puas terhadap hidupnya dan itu terlihat jelas di wajahnya. Natsuki hanya melongo mendengar kata-kata Yoyogi, dan menatap lelaki itu hingga dia menjauh. 

Riko sedang melihat-lihat papan pengumunan di kampusnya. Lalu ada seseorang lelaki yang menyapanya “Shirakawa-kun?” Riko menoleh dan terlihat kaget melihat orang tersebut dan balik menyapanya “Nakanishi sensei”. Ternyata lelaki itu adalah pemain music klasik idola Riko. Nakanishi memuji Riko yang semakin cantik dan memintanya untuk mengikuti audisi karena dia berniat untuk membuat sebuah grup music perempuan yang bermain biola. Riko pun menyambutnya dengan gembira.

Sesampainya di rumah, Riko langsung latihan bermain biola. Dia terlihat sangat bahagia karena akan mengikuti audisi tersebut dan menatap poster yang diberikan Nakanishi dengan wajah bahagia. Riko kembali mendengar suara-suara merdu yang didengarnya hari itu (tampaknya seperti bunyi drible-an bola basket yan berirama bagi Riko). 

Dia mempertajam pendengarannya dan berpikir bahwa suara itu berasal dari jendela kamarnya. Riko membuka jendela Kamarnya dan hanya menatap Lapangan Basket kosong yang ada papan ‘love makes me strong’ (ternyata Lapangan Basket tempat Naoki berlatih ada di samping Flat tempat tinggal Riko).
Riko pun bergunam pada dirinya sendiri, mungkin suara-suara itu hanya imajinasinya saja.

Naoki dan teman-temannya sedang bersiap untuk melakukan latihan di ruang ganti di GOR milik JC Arcs. Mereka mulai membicarakan tentang kontrak baru mereka, hingga berujung pada pamer tubuh di depan kaca. Pelatih Kawasaki kemudian masuk dan bertanya apakah mereka sudah selesai dan menyuruh mereka segera keluar. Pelatih Kawasaki mengenalkan Yoyogi sebagai pemain baru yang akan di kontrak oleh JC Arcs. Naoki yang sepertinya mengenali Yoyogi pun menyapa Yoyogi, dengan sombong Yoyogi malah berkata bahawa sepertinya dia tidak perlu mengenalkan dirinya lagi, Karena dia tampaknya sangat terkenal. Yoyogi pun menantang One on One untuk bermain basket. Aturannya siapa pertama bisa memasukan bola senyak 5 kali ke dalam ring, orang itulah yang menang. Naoki menawarkan diri untuk melakukan tantangan Yoyogi.

Naoki dan Yoyogi pun mulai bermain, tapi sepertinya Naoki kesulitan untuk merebut bola dari Yoyogi, bahkan setiap kali mendapatkan kesempatan untuk melakukan shoot, dia selalu meleset melakukannya. Akhirnya Yoyogi menang dan berkata bahwa jika para pemain timnya begitu mudah dikalahkan seperti ini, dia akan mempertimbangkannya dulu apakah akan menerima tawaran untuk bergabung dengan JC Arcs atau tidak, karena dia pun menerima tawaran dari tim lain. Kemudian Yoyogi pergi begitu saja, Natsuki yang tadi memang datang bersama Yoyogi pun segera mengejar Yoyogi untuk membujuknya agar tetap mau bergabung dengan JC Arcs.

T.B.C ke Buzzer Beat episode 1 part 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^