Gempa dengan guncangan sangat dahsyat benar-benar
mengguncang kota Seoul. Semua fasilitas umum dan beberapa bangunan di Seoul
mengalami kerusahan. Bahkan guncangan terjadi sangat dahsyat di kereta bawah
tanah yang menyebabkan penumpang menjadi panik.
Chief Kang yang sedang mengantar Dong Ha membeli mainan
berada di Mall saat gempa terjadi. Dia berusaha menyelamatkan diri dengan
segera keluar dari gedung bersama Dong Ha, saat sepatunya terjepit di jalanan
yang retak, dia tidak sadar jika Dong Ha keluar dari mobilnya untuk mengambil
mainan. Chief Kang menjalankan mobilnya ditengah kacau balaunya jalanan karena
orang-orang yang ingin menyelamatkan diri, namun ujungnya dia terjebak dalam
kecelakaan beruntun dan akhirnya tidak sadarkan diri.
Ja Hyuk sedang memimpin rapat tentang jatuhnya crane saat
gempa terjadi, tadinya mereka akan membahas tentang bangunan yang tidak
menggunakan sistem anti gempa sehingga mudah roboh. Namun saat gempa terjadi
semua orang menjadi panik dan berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Banyak orang terluka, Ja Hyuk memilih bersembunyi di kolong meja selama
guncangan terjadi dan berhasil menyelamatkan salah seorang bawahannya yang
terluka.
Keadaa RS Mirae tak kalah kacau balaunya karena guncangan
gempa tersebut. Direktur RS bingung saat kaca akuarium di kantornya pecah karena guncangan. Woo Jin yang sedang
tertidur langsung terbangun saat kantornya berguncang dan barang-barang di
kantornya berjatuha. Para Dokter dan Perawat pun panik karena guncangan yang
cukup besar tersebut, begitu juga dengan para pasien. Semua orang berusaha
untuk bertahan dari guncangan hebat tersebut.
Suster Kim langsung terbangun saat merasakan guncangan
tersebut, dia berusaha melindungi pasien di ruang UGD. Suasana begitu panik,
hingga tidak ada yang ingat pada Ibu Hae Sung yang terbaring di salah satu
kamar RS Hankang Mirae dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Guncangan hebat itu terjadi dalam beberapa menit dan dalam
sekejap menghancurkan kota Seoul dengan kerusakan yang cukup parah. Banyak
bangunan yang roboh, bahkan Namsan Tower pun patah begitu saja dan menimpa crane di dekatnya. Ddol Mi dan
Hae Sung sangat kaget melihat runtuhnya Namsan Tower dan bangunan yang ada di
sekitar mereka. Saat sebuah ledakan terjadi Hae Sung menarik Ddol Mi untuk
berlari menghindari ledakan tersebut.
Setelah guncangan berakhir Hae Sung menatap bingung melihat
keadaan di sekitarnya yang kacau balau, melihat begitu banyak korban
bergelimpangan Hae Sung sebisa mungkin menolong orang-orang di sekitarnya, juga
seorang ibu hamil yang terjebak di dalam mobil yang hampir meledak.
Suaminya sangat panik saat usaha penyelamatan tersebut, Ddol
Mi berusaha mencari alat pemadam kebakaran, namun percuma saja karena sulit
digunakan. Hae Sung memutuskan memotong sabuk pengaman yang diterpasang pada
ibu hamil dengan gunting milik Ddol Mi dan di bantu oleh suami si ibu hamil,
Hae Sung berhasil mengeluarkan si ibu hamil yang beberapa bagian tubuhnya
terasa kaku.
Kondisi si ibu hamil tidak cukup baik, dia harus segera di
bawa ke RS yang memiliki dokter ahli obgyn. Hae Sung minta maaf karena tidak
bisa membantu, dan mengingatkan pada sang suami agar segera membawanya ke RS,
tapi tidak dengan jalan kaki. Suaminya memohon agar Hae Sung menyelamatkan si
ibu hamil, tapi Hae Sung tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia juga harus
mengecek keadaan pasien nya di RS. Ddol Mi bingung, haruskah mereka
meninggalkan si ibu hamil begitu saja? Hae Sung benar-benar tidak punya pilihan
lain.
Keadaan kota Seoul pasca gempa benar-benar kacau balau, Bangunan dan gedung banyak yang ambruk, namun karena transportasi yang tidak memadai, Chief Choi sebagai salah satu kepala unit tim 119 pun hanya bisa membantu dengan peralatan yang tersisa dan dengan cakupan yang terbatas karena jalannya terhalangi berbagai rerutuhan bangunan.
Chief Kang yang sempat tidak sadarkan diri, akhirnya terbangun dan panik saat tahu Dong Ha tidak ada di dalam mobil, dia kembali ke tempat parkiran mall, namun dia hanya menemukan mobil pemadam kebakaran milik Dong Ha. Chief Kang mencari Dong Ha kemana-mana, namun hasilnya nihil dia tidak menemukan putranya tersebut.
Keadaa RS Hankang Mirae kacau balau, Hae Sung langsung
mengecek keadaan pasien di ruang UGD setelah meminta Ddol Mi mengecek pasien
yang lain. Untung lah ada Park Jina disana yang sedang membantu menekan alat
bantu pernapasan karena listrik mati. Kemana saja Hae Sung, apa yang akan
terjadi pada pasien itu jika Park Jina tidak datang? Hae Sung benar-benar
berterimakasih karena Park Jina ada disana. Pasien itu terselamatkan karena
Park Jina.
Jina mengingatkan apakah Hae Sung sudah mengecek keadaan
ibunya? Hae Sung baru ingat dan langsung berlari ke kamar ibunya. Ibu sudah
tidak ada di tempat tidur, Hae Sung panik dan mencarinya. Ternyata ibunya
terjatuh ke lantai, Hae Sung mengecek denyut nadinya, dan merasa sangat lega
karena ibunya masih hidup. Hae Sung memeluk Ibu setelah dia mengembalikannya ke
tempat tidur dan berterimakasih karena ibunya tidak meninggalkannya.
Ddol Mi yang akan mengecek keadaan pasien di kamar itu
melihat momen antara Hae Sung dan ibunya dan tampak terharu, namun dia tidak
menunjukkannya saat Hae Sung keluar kamar dan bertanya tentang pasien lain. Ddol Mi melaporkan jika pasien yang lain
baik-baik saja.
Suster Kim yang sempat menghilang saat Jina datang akhirnya kembali
dengan perban di kepalanya yang terluka. Hae Sung bertanya apa yang sebenarnya
terjadi? Dengan ketakutan, Suster Kim mengatakan jika orang-orang bilang
terjadi gempa sebesar 6,5 SK di pusat Kota Seoul. Hae Sung dan yang lainnya pun
kaget mendengarnya. Karena guncangan gempa yang hebat semua fasilitas RS rusak,
tidak ada listrik dan persediaan air yang mengalir.
Anggota Dewan Go Ja Hyuk berniat kembali ke kantornya setelah guncangan gempa, dia meminta anak buahnnya mengecek seberapa parah kerusakan kota Seoul bahkan bangunan yang tahan gempa pun hanya untuk menahan 4 SK saja. Dia menatap langit-lagit gedung yang pecah karena terbuat dari kaca. "Aku tidak tahu apakah kita harus menyalahkan atau berterimakasih pada alam" Dia pun pergi dengan senyum evilnya :p
Anggota Dewan Go Ja Hyuk berniat kembali ke kantornya setelah guncangan gempa, dia meminta anak buahnnya mengecek seberapa parah kerusakan kota Seoul bahkan bangunan yang tahan gempa pun hanya untuk menahan 4 SK saja. Dia menatap langit-lagit gedung yang pecah karena terbuat dari kaca. "Aku tidak tahu apakah kita harus menyalahkan atau berterimakasih pada alam" Dia pun pergi dengan senyum evilnya :p
Apa yang akan terjadi pada pasien dengan satu ginjal tanpa
listrik? Bukankah sebaiknya dia ditransfer ke RS lain saja? Terlebih dari itu
bagaimana jika ada pasein lain yang datang? Suster Kim berkata mereka harus
menolaknya. Hae Sung tidak setuju, ada mereka disana, dokter dan perawat maka
mereka harus bisa menolong pasien sekuat tenaga. Hae Sung pun mulai menyusun
rencana untuk mengklasifikasikan pasien dengan warna spidol, merah untuk yang
darurat dan masih bisa ditolong, kirimkan mereka padanya, dan hitam untuk pasien
meninggal atau sudah tidak tertolong lagi.
Suster Kim tadinya enggan membantu karena khawatir pada
keluarganya, namun Hae Sung terus menanyakan segala hal padanya tentang
persediaan obat dan peralatan medis yang masih dimiliki RS Hangkang Mirae,
akhirnya Suster Kim menyerah dan turut membantu juga.
Ddol Mi dan Jina bertugas untuk mengklasifikasikan pasien yang harus segera di tolong dan tidak, juga dengan berat hati mereka harus memberi tanda spidol hitam pada beberapa pasien yang tidak mungkin tertolong.
Berbeda halnya dengan yang terjadi di RS Mirae. Melihat begitu banyak korban bergelimpangan, direktur malah menutup RS untuk para korban luka-luka itu padahal mereka berharap bisa mendapatkan perawatan, karena RS Mirae salah satu RS yang masih berdiri dengan kokoh walau diguncang gempa.
Ddol Mi dan Jina bertugas untuk mengklasifikasikan pasien yang harus segera di tolong dan tidak, juga dengan berat hati mereka harus memberi tanda spidol hitam pada beberapa pasien yang tidak mungkin tertolong.
Berbeda halnya dengan yang terjadi di RS Mirae. Melihat begitu banyak korban bergelimpangan, direktur malah menutup RS untuk para korban luka-luka itu padahal mereka berharap bisa mendapatkan perawatan, karena RS Mirae salah satu RS yang masih berdiri dengan kokoh walau diguncang gempa.
Seorang anak SMA tidak terima ibunya diberi tanda hitam, dia
mengamuk pada Ddol Mi bahkan hingga mendorongnya. Hae Sung yang mendapat
laporan ada kekacauan di luar segera turun tangan, namun amarah anak itu tak
terkendali hingga membuat tangan Hae Sung terluka.
Ddol Mi menjadi sangat kesal dan melawan anak tersebut, dia berkata anak itu boleh memukulnya bahkan membunuhnya jika itu bisa mengembalikan nyawa ibunya. Si anak SMA pun hanya bisa menangis meratapi nasib ibunya yang tak bisa tertolong lagi.
Ddol Mi menjadi sangat kesal dan melawan anak tersebut, dia berkata anak itu boleh memukulnya bahkan membunuhnya jika itu bisa mengembalikan nyawa ibunya. Si anak SMA pun hanya bisa menangis meratapi nasib ibunya yang tak bisa tertolong lagi.
Ddol Mi menjahit luka Hae Sung dengan hati-hati. Karena
pesediaan obat bius yang terbatas terpaksa mereka tidak memakai obat bius,
akibatnya Hae Sung akan merasa kesakitan. Namun Hae Sung sok kuat bahwa dia
tidak apa-apa. Namun saat Ddol Mi mulai menjahitnya, dia mulai berteriak, namun
demi menjaga gengsi nya dia menahannya kuat-kuat padahal sebenarnya sangat
merasa kesakitan, Ddol Mi jadi tersenyum melihat tingkah Hae Sung yang sok kuat
;p
Ibu hamil yang ditolong Hae Sung dan Ddol Mi keluar dari
mobil datang ke RS Hangkang Mi Rae. Suster Kim menolak mereka karena tidak ada
dokter ahli kandungan disana. Jina melihat keadaan si ibu yang sudah dalam
tahap proses melahirkan, suaminya pun meradang saat Suster Kim mereka meminta
mereka pergi ke RS lain, karena kemungkinan bayi mereka akan lahir di jalan.
Hae Sung yang melihat hal itu langsung menyuruh ibu hamil di
bawa ke dalam dan meminta suster Kim mempersiapkan proses persalinan. Hae Sung sebenarnya kebingungan sendiri karena
belum pernah membantu persalinan, Jina, Ddol Mi dan suster Kim pun belum ada
yang berpengalaman dalam hal ini. Suster Kim merasa ini adalah langkah yang
gila, dia lepas kendali hingga berteriak, Hae Sung menyanggahnya, mereka itu 2
dokter dan 2 perawat apa susahnya membantu melahirkan seorang bayi saja.
Bukan seorang tapi 2, ibu hamil yang bernama Seon Mi itu
sedang mengandung bayi kembar. Mereka semua speechless, tapi Hae Sung
mempertanyakan kondisi kandungan pada si ibu. Ternyata usianya baru 8 bulan,
Jina merasa bingung karena mereka tidak punya incubator. Jika harus memilih
mereka akan fokus untuk menyelamatkan ibunya.
Seon Mi protes, meminta Hae Sung dkk menyelamatkan bayi-bayi nya. Seon Mi dan suaminya telah menikah selama 7 tahun hingga akhirnya dia hamil si kembar suaminya sangat senang, jadi dia ingin mereka menyelamatkan bayi nya. Suaminya ingin Seon Mi yang selamat, apa yang akan terjadi pada bayi-bayi mereka jika Seon Mi tidak ada?
Seon Mi protes, meminta Hae Sung dkk menyelamatkan bayi-bayi nya. Seon Mi dan suaminya telah menikah selama 7 tahun hingga akhirnya dia hamil si kembar suaminya sangat senang, jadi dia ingin mereka menyelamatkan bayi nya. Suaminya ingin Seon Mi yang selamat, apa yang akan terjadi pada bayi-bayi mereka jika Seon Mi tidak ada?
Hae Sung menengahi perdebatan itu, melihat keinginan kuat
dari ibunya dia akan mencoba yang terbaik membantu proses persalinan kedua bayi
kembar itu. Hae Sung mulai memandu Seon Mi untuk menarik nafas panjang, memulai
proses persalinan.
Ketua Yayasan RS Mirae yang sedang membawa putranya Lee Ji Won untuk terapi penyakitnya di kolam renang pun menjadi salah satu korban gempa. Mereka terjebak di reruntuhan ruang ganti kolam renang. Saat siuman dia mengecek keadaan putranya yang kakinya tertindih reruntuhan bangunan. Tubuhnya pun sama terjebaknya hingga mereka berdua sama-sama tidak bisa menggerakan badan dan berharap ada yang akan datang menolong.
Na Ri, seorang gadis bisu yang berada dalam kereta bawah tanah saat terjadinya gempa tersadar dari pingsannya. Dia tidak terluka karena seorang Oppa menolongnya. Beruntungnya para penumpang bawah tanah tidak ada yang terluka berat. Tunawisama sahabatnya Chief Kang sibuk mencari gitarnya, namun dia lah yang akhirnya memimpin para penumpang kereta untuk keluar dari lorong bawah tanah dengan mengikuti alur rel nya, karena dia merasa cukup familiar dengan daerah itu.
Ketua Yayasan RS Mirae yang sedang membawa putranya Lee Ji Won untuk terapi penyakitnya di kolam renang pun menjadi salah satu korban gempa. Mereka terjebak di reruntuhan ruang ganti kolam renang. Saat siuman dia mengecek keadaan putranya yang kakinya tertindih reruntuhan bangunan. Tubuhnya pun sama terjebaknya hingga mereka berdua sama-sama tidak bisa menggerakan badan dan berharap ada yang akan datang menolong.
Na Ri, seorang gadis bisu yang berada dalam kereta bawah tanah saat terjadinya gempa tersadar dari pingsannya. Dia tidak terluka karena seorang Oppa menolongnya. Beruntungnya para penumpang bawah tanah tidak ada yang terluka berat. Tunawisama sahabatnya Chief Kang sibuk mencari gitarnya, namun dia lah yang akhirnya memimpin para penumpang kereta untuk keluar dari lorong bawah tanah dengan mengikuti alur rel nya, karena dia merasa cukup familiar dengan daerah itu.
Setelah waktu yang
cukup panjang, Hae Sung berhasil membantu persalinan bayi pertama yang lahir dengan tangisan luar biasa kencang,
sayang bayi keduanya diam saja. Seon Mi sangat cemas, Hae Sung pun memberikan
nafas buatan pada si bayi yang kemungkinan sudah menelan air ketuban, akhirnya
si bayi pun menangis keras. Semua orang merasa sangat lega. Seon Mi dan
suaminta tampak sangat bahagia. Hae Sung meminta Jina dan Suster Kim untuk
mengurus Bayi-bayi itu dan ibunya sementara dia mengajak Ddol Mi untuk mencari
sesuatu yang bisa dijadikan incubator darurat.
Hae Sung mengajak Ddol Mi ke dapur untuk mencari kotak
stereoform yang akan mereka gunakan sebagai incubator darurat dan beberapa.
Dalam pencarian bahan lainnya mereka menyadari satu hal, bangunan RS Hangkang
Mirae sudah tidak aman lagi. Hae Sung membawa perlengkapan seperlunya agar
mereka bisa bersiap-siap untuk keluar dari gedung tersebut.
Setelah menempatkan kedua bayi kembar dalam incubator darurat,
Hae Sung pun memberi intruksi pada semua pasien yang di rawat di RS tersebut
untuk keluar dari RS karena dia tidak tahu sampai kapan gedung itu akan
bertahan.
Hae Sung pergi menjemput ibunya dan menggendongnya di punggung. Saat kembali ke lobi, kebanyakan pasien menolak karena mereka merasa keluarga mereka akan mencari ke RS. Hae Sung sudah bersiap membawa pasien satu ginjal dan ibu hamil juga ibunya menuju keluar gedung sambil masih mencoba meyakinan pasien lain.
Hae Sung pergi menjemput ibunya dan menggendongnya di punggung. Saat kembali ke lobi, kebanyakan pasien menolak karena mereka merasa keluarga mereka akan mencari ke RS. Hae Sung sudah bersiap membawa pasien satu ginjal dan ibu hamil juga ibunya menuju keluar gedung sambil masih mencoba meyakinan pasien lain.
Saat gedung tampak akan roboh, semua pasien menjadi panik
dan berhamburan keluar mengikuti Hae Sung dan yang lainnya menuju pintu keluar.
Lalu apa yang mereka lakukan setelah berada di luar? Kondisi pasien satu ginjal
pun semakin menurun. Hae Sung juga bingung, yang pasti mereka harus membawa
kedua bayi kembar ke RS yang ada inkubatornya, tapi tidak banyak RS yang
seperti itu di Seoul. Dan mereka juga tidak punya alat komunikasi untuk minta
bantuan helicopter ataupun kendaraan lainnya. Lalu apa yang harus mereka
lakukan?
Suami Seon Mi mendapat ide, bagaimana dengan jalur laut?
Mereka bisa menggunakan kapal untuk sampai ke pusat kota Seoul. Dia adalah
teknisi listrik di kapal pesiar, sedikit banyak dia sudah pernah belajar
menjalankan kapal. Hae Sung merasa itu adalah ide yang bagus, mereka hanya
harus berjalan hingga pelabuhan. Hae Sung pun mengajak para pasien untuk ke
pelabuhan. Suster Kim dengan sigap membawakan ibu Hae Sung kursi roda agar Hae
Sung tidak harus menggendong ibunya sepanjang jalan.
Dalam perjalanan menuju ke pelabuhan, mereka menemukan
sebuah sinkhole akibat gempa. Gempa yang terjadi sepertinya sangat dahsyat, kedua
orang kakek yang melihat sinkhole tersebut merasa sangat cemas, sampai kapan
mereka harus berjalan? Keduanya memilih kembali ke RS untuk menunggu keluarga
mereka. Ddol Mi dan Jina panik, mereka memanggil Hae Sung dan memberitahu apa
yang terjadi.
Hae Sung segera menyusul mereka dan mengatakan bangunan akan
segera runtuh, dia mencegah kedua kakek untuk masuk ke dalam gedung, kedua
kakek tidak peduli pada peringatan Hae Sung dan masuk dengan tergesa. Gedung RS
Hangkang Mirae mulai retak dimana-mana, baru saja kedua kakek tersebut sampai
di lobi, hanya dalam hitungan menit gedung tersebut sudah ambruk. Jina dan Ddol
Mi sangat cemas mencemaskan Hae Sung melihat gedung RS Hangkang Mirae yang
sudah roboh.
***
Cuma mau bilang, cie-cie... Ddol Mi dan Hae Sung chemistry nya mulai klik nih^^
***
Cuma mau bilang, cie-cie... Ddol Mi dan Hae Sung chemistry nya mulai klik nih^^
Lanjutin ya mbak,pliiiiiiis^^
BalasHapusSis, gambar yg ada di beranda utama atas tuh film atau drama apa ya??? Mohon infonya, terima kasih sis
BalasHapusMbak irfa lanjut lg dong eps slnjutx...heheee
BalasHapusGomawo