Sang Woo membereskan peralatan
berkemah yang disewa Dae Young dengan trampil membuat Soo Ji takjub padanya.
Kemarin dia dan Dae Young memasangnya dengan susah payah, tapi Sang Woo
membereskannya dengan baik. Sang Woo jadi merasa bersalah karena kemarin dia
tidak ada. Soo Ji berkata itu semua salah Dae Young, sepertinya Dae Young
sengaja pergi duluan karena ingin membuat mereka menderita. Sang Woo berkata
sebaiknya mereka segera pergi sebelum kena macet, Soo Ji pun setuju dan
mengikuti Sang Woo dengan gembira, apalagi saat Sang Woo dengan gentle melarang Soo Ji untuk membantunya membawa
barang berat itu.
Dae Young termenung di rumahya,
dia memikirkan kejadian semalam saat dia mencoba mencium Soo Ji. Saat dia
sedang mencoba memahami perasaannya, Soo Ji menelpon, Dae Young Nampak sangat
terganggu dan memutuskan tidak mengangkatnya, bahkan segera menyingkirkan
ponselnya ke atas meja dan mengabaikan dengan mencoba untuk tidur.
Soo Ji kesal karena Dae Young
bahkan tidak menjawab teleponnya. Sang Woo yang saat itu sedang menyetir
mengatakan mungkin Dae Young sedang di belakang kemudi, jadi tidak bisa
menjawab. Itu aneh, karena Dae Young seorang sales, dia biasanya selalu menjawab
teleponnya. Nah itu dia, karena dia seorang Sales, mungkin Dae Young sedang
bertemu dengan klien, Sang Woo memberikan pendapatnya. Hmm.. mungkin juga yah…
Sang Woo berpikir mereka terlalu
egois, Dae Young juga pasti sibuk dengan urusannya, sebaiknya mereka bertemu
berdua saja mulai sekarang. Soo Ji sih setuju saja, tapi dia khawatir bagaimana
jika mereka bertemu dengan PNS lainnya. Sang Woo pun mengundang Soo Ji ke
rumahnya. Soo Ji menyukainnya tanpa menyadari undangan Sang Woo, namun kemudian
dia tersadar, rumah? Sang Woo membenarkan, ya… rumahnya. Soo Ji tampak bingung
dan hanya tesenyum meringis.
Hye Rim datang ke rumah Dae Young
yang kaget mendengar Hye Rim kini tinggal di lantai 1, sebelum Hye Rim sempat
menjelaskan lebih banyak dia mendengar seseorang datang, Hye Rim langsung masuk
ke rumah Dae Young untuk bersembunyi.
Yang datang ternyata Soo Ji yang berniat
protes pada Dae Young karena dia pergi duluan. Hye Rim lega karena ternyata itu
Soo Ji, dia keluar dari tempat persembunyiannya dan mengatakan akan mentraktir
Soo Ji dan Dae Young makan. Soo Ji bingung, kenapa Hye Rim ingin mentraktir
makan? Hye Rim akan menjelasakan detailnya nanti, dia juga akan mengajak Joo
Seung untuk makan bersama. Hye Rim pun pergi ke atas untuk mengajak Joo Seung.
Soo Ji bertanya mengapa Dae Young
pergi duluan? Dia ada urusan di perusahaan. Urusan apa? Memangnya apa
hubungannya dengan Soo Ji? Soo Ji pun berpikir, benar juga. Mengapa dia harus
mengkhawatirkan Dae Young. Soo Ji sebenarnya merasa cemas, dia beradalam dalam
masalah, Sang Woo mengundangnya ke rumahnya. Dae Young terpana mendengarnya.
Tapi kemudian dia berkata, bukan kah itu bagus, tidak ada yang akan datang saat
Soo Ji berada di rumah Sang Woo, jadi mereka tidak perlu Dae Young.
Bukan itu masalahnya, bukan kah
jika seorang pria mengundang seorang wanita untuk datang ke rumahnya artinya
dia ingin mempercepat kemajuan dalam hubungan mereka? Tidak. Soo Ji tidak
berpikir bahwa Sang Woo adalah pria seperti itu, tapi bukan kah bisa terjadi
sesuatu seperti itu? Dae Young tidak mengatakan apapun, dia hanya membiarkan
Soo Ji dengan fantasinya. Akh… tapi tak terjadi apapun saat mereka backpacking
pun, Soo Ji tampak kecewa.
Hye Rim dan Joo Seung datang,
mengajak mereka untuk segera pergi. Dae Young meminta Soo Ji untuk menyingkir,
karena dia harus menutup pintu. Dae Young mengikuti Hye Rim dan Joo Seung,
sementara Soo Ji tampak kesal karena Dae Young bahkan sama sekali tidak
menanggapinya dan mencoba membantu Soo Ji membayangkan apa yang akan terjadi
seperti sebelumnya.
Di restoran, Soo Ji kaget
mendengar penjelasan Hye Rim yang kini tinggal bersama Nenek tanpa
sepengetahuan Ahjuma. Dia mentraktir mereka makan sebagai suapan tutup mulut
untuk merahasiakan ini juga dari Ahjuma. Dae Young dan Soo Ji paham posisi Hye
Rim dan tampaknya setuju saja dengan hal itu.
Pesanan mie dingin mereka pun datang,
Dae Young mengambil gunting untuk memotongnya, Soo Ji langsung protes dan
berkata bahwa jika mereka akan merasakan kekenyalan mie dingin tanpa
memotongnya. Benarkah? Tapi Dae Young lebih suka memakannya dengan cara ini,
Dae Young pun memotong mie dinginnya tanpa memberikan penjelasan apapun. Soo Ji
bertanya, hanya itu? Apakah Dae Young tidak ingin mengatakan apapun lagi? Dae
Young mengiyakan. Soo Ji merasa heran karena Dae Young tidak menjelaskan apapun atas ketidak setujuannya pada Soo Ji.
Hye Rim meminta Dae Young untuk
memotong mie miliknya juga, Joo Seung bersiap untuk mengambil gunting, tapi dia
kalah cepat oleh Dae Young dan sangat kesal karena hal itu. Apakah Dae Young
akan mempostingkan mangkok kosong di blognya? Hye Rim berharap Dae Young
mengatakan bahwa dia makan bersamanya. Sebenarnya dia tidak pernah melakukan
hal itu, tapi karena dia dan Hye Rim sesama blogger dia akan melakukannya, Hye
Rim sangat senang dan meminta Dae Young men-tag nya juga. Joo Seung semakin
kesal melihat kedekatan Hye Rim dan Dae Young, Soo Ji pun tampak tidak nyaman
dengan obrolan mereka berdua.
Saat Soo Ji berada di toilet, Hye
Rim datang dan memberitahunya jika Dae Young pergi duluan karena ada janji, Soo
Ji kesal dan segera menelponnya bertanya kenapa dia pergi duluan? Dae Young ada
harus menemui klien, apakah ada sesuatu yang penting? Tidak ada sih, tapi Soo
Ji butuh bantuan Dae Young, jadi saat
Dae Young selesai dengan kliennya, segera telepon Soo Ji yah?
Sebenarnya Dae Young sama sekali
tidak ada janji, dia malah menelpon Taek Soo dan mengajaknya minum. Tapi Taek
Soo sedang di Seoul, Akh… Dae Young tidak tahu jika Taek Soo menemui
anak-anaknya. Taek Soo merasa gugup, jadi dia ingin menutup teleponnya, Dae
Young mengatakan agar Taek Soo bersenang-senang dengan keluarganya.
Ternyata Taek Soo bukan sedang
bersama keluarganya, dia berada di hotel dan seorang wanita keluar dari kamar
mandi hanya menggunakan jubah mandi. Wanita itu Hong In Ah! Keduanya tampak
canggung dan gugup. In Ah mulai menari seperti dan Taek Soo tampak terpana, dia
berkata In Ah menari dengan baik, dan suasana diantara mereka mulai mencair.
Apa yang mereka berdua lakukan di hotel?
Soo Ji menatap barang-barang yang
dia beli selama berkencan dengan Sang Woo. Sekarang ini bukan waktunya Soo Ji
untuk memikirkan kemajuan hubungannya dengan Sang Woo, dia bahkan tidak punya
uang untuk membeli hadiah yang akan dia bawa saat pergi berkunjung ke rumah
Sang Woo. Sepeda 1000 dolar, peralatan kamping 1.860 dolar. Total semuanya
2.860 dolar. Hanya dalam dua kali kencan dia sudah bangkrut. Soo Ji merasa
frustasi dengan hal ini.
Mengapa Dae Young belum
menelponnya juga? Soo Ji menelpon duluan dan Dae Young berkata dia sedang
bersama Taek Soo. Soo Ji jadi kesal, bukankah tadi Dae Young bilang dia bersama
kliennya? Ada apa memangnya? Soo Ji ingin bertanya, hadiah apa yang harus dia
bawa saat mengunjungi Sang Woo, Dae Young kan pernah ke rumahnya, apakah ada
sesuatu yang dia butuhkan? Dae Young juga tidak tahu, Sang Woo sepertinya sudah
memiliki segalanya.
Mengapa Soo Ji tidak membawakan wine saja? Wine? Sebaiknya Wine jenis apa? Dae Young kesal dan menutup teleponnya. Soo Ji sebal karena Dae Young menutup teleponnya begitu saja, Refleks Dae Young sangat luar biasa, bahkan dia menutup telepon sebelum Soo Ji sempat meminjam uang.
Mengapa Soo Ji tidak membawakan wine saja? Wine? Sebaiknya Wine jenis apa? Dae Young kesal dan menutup teleponnya. Soo Ji sebal karena Dae Young menutup teleponnya begitu saja, Refleks Dae Young sangat luar biasa, bahkan dia menutup telepon sebelum Soo Ji sempat meminjam uang.
Soo Ji menatap treadmill nya, dan
mulai berpikir jika ingin berjalan, dia bisa melakukannya di luar ruangan. Soo
Ji berniat untuk menjual treadmill nya saja.
Nenek sedang membereskan pakaian
yang baru diangkat dari jemuran, dia menemukan bra Hye Rim dan mencoba
memakainya, Hye Rim keluar dari kamar dan bertanya apa yang Nenek lakukan?
Apakah Hye Rim tidak sesak saat memakainya? Nenek sangat menyesalkan, di
jamannya barang seperti itu belum ada, jika sudah ada mungkin badannya bisa
lebih bagus. Hye Rim berkata badan Nenek sekarang juga sudah bagus.
Terdengar bunyi bel, Hye Rim
segera masuk kamar untuk sembunyi, dia takut Ahjuma Kim yang datang, ternyata
itu Soo Ji yang mencari Hye Rim. Soo Ji meminta bantuan Soo Ji untuk menjualkan
barangnya secara online.
Apakah mereka bisa langsung
memasang fotonya di internet untuk menjual treadmill itu? Tentu saja tidak, itu
sama saja seperti keluar rumah tanpa make up, benar-benar tidak tahu malu.
Mereka harus mengeditnya dulu agar tampak lebih menarik. Soo Ji merasa bukankah
itu seperti penipuan? Hye Rim bertanya apakah suaminya tidak akan minta cerai
jika melihat Soo Ji yang tidak tahu malu? Soo Ji bingung apa maksudnya? Hye Rim
berkata sebaiknya Soo Ji tenang saja dan mempercayakan itu padanya.
Hye Rim sudah memasang fotonya di
situs penjualan online dan tinggal memberi judul yang menarik. “Saya menjual
treadmill bersih dengan harga murah” itu adalah judul yang terpikirkan Soo Ji.
Hye Rim menatap Soo Ji dengan heran, apakah Soo Ji benar-benar seorang penulis,
judulnya sama sekali tidak kreatif. Hye Rim mulai menuliskan judul yang dia
pikirkan.
“Aku akan menikah. Jadi aku
mengirimkan anakku pergi. Berkat anakku aku bahkan bisa menikah. Tapi karena
suamiku tidak tahu tentang anakku, aku harus mengirim dia pergi. Anak itu
memiliki kekuatan lari 230 kali”
Soo Ji kaget dengan judul yang
Hye Rim berikan, seharusnya Hye Rim menjadi seorang penulis. Berapa Soo Ji akan
menjualnya? 90 dolar. Hye Rim menulis 150 dolar. Soo Ji panik, bukankah itu
terlalu mahal? Bagaimana jika tidak ada yang membeli? Soo Ji sebaiknya tenang
saja.
Dae Young kembali ke Villa
Sejong, dia menatap pintu rumah Soo Ji sebentar, namun mengabaikannya kemudian,
saat akan memasukan kode rumahnya, Dae Young merasa menginjak sesuatu, kotoran
anjing? Apakah itu Happy? Dae Young merasa kesal, siapa yang meletakan kotoran
di depan rumahnya, dia melihat ke arah tangga. Disana ada Joo Seung yang sedang
tersenyum kecil, namun langsung kabur saat Dae Young melihatnya, Dae Young tahu
dengan pasti, itu semua ulah Joo Seung.
Hye Rim mencoba treadmill Soo Ji,
sambil mereka menunggu pembeli. Soo Ji cemas karena dia merasa harganya terlalu
mahal, dia harus segera menjualnya. Tenang saja, pasti akan segera terjual.
Sebaiknya Soo Ji jangan duduk saja, dia juga harus bergerak, Soo Ji harus
menggunakannya dengan baik sebelum menjualnya. Sebuah pesan masuk ke ponsel Soo
Ji.
Ada orang yang ingin membelinya. Tapi dia seorang mahasiswa yang meminta
diskon, dia ingin harga 90 dolar. Soo Ji sudah akan menjualnya saja, namun Hye
Rim mengambil ponselnya, dan membalas dia tidak bisa menjual dengan harga
segitu, tapi mengingat kondisi si pembeli dia memberikan diskon 50 dolar, jadi
harganya 100 dolar. Pembeli pun setuju. Soo Ji sangat senang karena bisa
menjual treadmillnya dengan harga segitu tentu saja itu adalah gunanya tawar
menawar.
Hye Rim mendapat telepon dari boss nya dan berkata dia sudah ada di lampu merah. Soo Ji bingung apakah Hye Rim sedang berbohong. Karena membantu Soo Ji, Hye Rim jadi terlambat pergi kerja sambilan, apakah Soo Ji bisa bertemu pembeli seorang diri. Tentu saja. Hye Rim pun pergi dari rumah Soo Ji dan Soo Ji mendapatkan pesan apakah si pembeli bisa mendapatkan barangnya hari ini juga? Soo Ji pun memberikan alamat rumahnya.
Hye Rim mendapat telepon dari boss nya dan berkata dia sudah ada di lampu merah. Soo Ji bingung apakah Hye Rim sedang berbohong. Karena membantu Soo Ji, Hye Rim jadi terlambat pergi kerja sambilan, apakah Soo Ji bisa bertemu pembeli seorang diri. Tentu saja. Hye Rim pun pergi dari rumah Soo Ji dan Soo Ji mendapatkan pesan apakah si pembeli bisa mendapatkan barangnya hari ini juga? Soo Ji pun memberikan alamat rumahnya.
Si pembeli datang untuk mengambil
barangnya. Dia memberikan ucapan selamat karena Soo Ji akan menikah. Soo Ji bingung
awalnya dan merasa tidak enak karena sudah berbohong. Si pembeli juga berharap
dia bisa menikah seperti Soo Ji setelah melakukan latihan dengan treadmill itu.
Dia akan menunjukkan pada pria yang mencampakannya karena gemuk bahwa dia bisa
mendapatkan pria yang lebih keren. Soo Ji jadi teringat pada masa lalunya. Saat
si pembeli membayar barangnya, Soo Ji
mengembalikan beberapa dolar agar si pembeli membeli baju olah raga supaya
dietnya efektif, tadinya si pembeli menolak, namun Soo Ji terus memaksa, dan
dia pun memberi semangat pada si pembeli.
Dae Young dan Soo Ji keluar
bersamaan, Soo Ji menyapa Dae Young yang terpana melihat penampilan Soo Ji hari
ini, dia melihat Soo Ji dari ujung kaki hingga kepala. Ya! Soo Ji terlihat
cantik karena akan bertemu dengan Sang Woo. Soo Ji menunjukkan wine yang dia
beli dan bertanya pada Dae Young apakah Sang Woo akan menyukainya? Bukannya
menjawab Dae Young malah bertanya apakah Soo Ji tidak akan terlambat? Soo Ji
menatap jam tangannya dan segera pamit pada Dae Young.
Dae Young pun keluar rumah dengan
perasaan aneh, dan harinya sial sekali karena ban mobilnya bocor, ada seseorang
yang sengaja menusuknya dengan benda tajam. Joo Seung datang sambil memakan es
krim dan bertanya ada apa? Dae Young mengatakan apa yang terjadi, dan Joo Seung
merasa itu sangat buruk. Dae Young berkata dia akan memeriksa kotak hitam
mobilnya agar dia bisa tahu siapa yang melakukannya, dia akan melaporkannya ke
polisi sebagai tindakan vandalism. Joo Seung ketakutan dan mencegah Dae Young
mengecek kotak hitamnya. Dae Young pun langsung menyeret Joo Seung untuk
menyelesaikan masalah ini.
Dae Young dan Joo Seung pergi
minum bersama, Dae Young tahu jika Joo Seung melakukan semua itu karena Hye
Rim, termasuk juga tentang sesuatu di depan rumahnya. Joo Seung menyangkal yang
satu itu, dia tidak memindahkan kotoran anjing itu kesana. Dae Young bahkan
tidak menyebut itu adalah kotoran anjing. Skak mat.
Dae Young menuangkan bir untuk Joo
Seung, dia bisa minum kan? Joo Seung menegaknya dan merasa bir terlalu ringan,
dia pun memesan Soju. Dae Young membuat campuran Soju dan bir untuk Joo Seung,
dan rasanya tidak lebih baik. Dae Young jadi curiga apakah Joo Seung baru
pertama kali minum Soo-maek (campuran Soju dan Bir). Joo Seung mencari alasan,
tapi itu membuatnya semakin di curigai Dae Young, apakah Joo Seung benar-benar
berusia 30 tahun? Bahkan cara Joo Seung bereaksi saat menegak Soju pun seperti
anak kecil.
Joo Seung terus minum untuk
menghindari semua kecurigaan Dae Young tentang usianya, tapi sikapnya saat Dae
Young bertanya apakah Joo Seung tidak berkencan satu kalipun membuat Dae Young
makin curiga, apalagi Dae Young mengecek kebawah untuk memastikan sesuatu, Dae
Young bahkan bertanya apakah Joo Seung benar-benar tidak pernah ‘melakukannya’?
Dari reaksi Joo Seung jelas terlihat memang Joo Seung tidak pernah melakukan
apa yang dipikirkan Dae Young. Dae Young bahkan sangat kaget mengetahuinya.
Soo Ji merasa gugup saat tiba di
depan apartemen Sang Woo, dia membenahi make up nya sebelum memencet bel dan
berlatih untuk menyapa Sang Woo. Saat akhirnya Soo Ji menekan bel, Sang Woo
menyambutnya dengan kaget. Dia tidak sangka Soo Ji datang secepat itu, karena
dia terlalu asyik bersih-bersih bahkan Sang Woo tidak sadar dia masih memakai
sarung tangan untuk bersih-bersih. Sang Woo pun segera melepaskannya. Soo Ji
minta maaf, mungkin dia yang datang terlalu cepat, haruskan dia kembali lagi?
Tentu saja tidak. Sang Woo mempersilahkan Soo Ji untuk masuk.
Sang Woo tampak gugup dengan
kedatangan Soo Ji ke rumahnya, dan dia juga merasa tidak enak saat Soo Ji
memberinya wine karena Soo Ji tidak enak hanya datang dengan tangan kosong,
padahal Soo Ji tidak perlu melakukan itu. Tapi tentu saja Sang Woo
beterimakasih juga.
Soo Ji melihat alat pembersih berserakan di dekat jendela, Sang Woo buru-buru mencoba menyingkirkan lap kotornya dan berkata tadi dia begitu fokus membersihkan noda di jendela. Soo Ji berkata cara terbaik untuk membersihkan jendela adalah dengan kertas Koran. Benarkah? Namun Sang Woo tampak semakin gugup hingga menedang beberapa alat pembersih itu dan membuatnya makin berantakan. Sang Woo minta maaf, karena dirinya tampak tergesa-gesa.
Soo Ji berkata tidak apa-apa dan dia tertawa melihat Sang Woo yang tampak gugup seperti itu. Melihat Soo Ji tertawa Sang Woo pun jadi ikut tertawa. Sang Woo kemudian berkata akan membeli sesuatu untuk dimakan dan segera membersihkannya. Soo ji berkata Sang Woo tidak perlu melakukannya, tapi Sang Woo pamit pergi juga dan meminta Soo Ji untuk menunggu.
Soo Ji melihat alat pembersih berserakan di dekat jendela, Sang Woo buru-buru mencoba menyingkirkan lap kotornya dan berkata tadi dia begitu fokus membersihkan noda di jendela. Soo Ji berkata cara terbaik untuk membersihkan jendela adalah dengan kertas Koran. Benarkah? Namun Sang Woo tampak semakin gugup hingga menedang beberapa alat pembersih itu dan membuatnya makin berantakan. Sang Woo minta maaf, karena dirinya tampak tergesa-gesa.
Soo Ji berkata tidak apa-apa dan dia tertawa melihat Sang Woo yang tampak gugup seperti itu. Melihat Soo Ji tertawa Sang Woo pun jadi ikut tertawa. Sang Woo kemudian berkata akan membeli sesuatu untuk dimakan dan segera membersihkannya. Soo ji berkata Sang Woo tidak perlu melakukannya, tapi Sang Woo pamit pergi juga dan meminta Soo Ji untuk menunggu.
Setelah ditinggal Sang Woo, Soo
Ji menganggumi betapa besar dan mewahnya apartemen Sang Woo. Soo Ji bahkan
mengukur jarak dari ruang tamu ke kamar tidur. 20 langkah! Daebak! Di rumahnya
dia hanya perlu 5 langkah untuk pergi kemanapun. Soo Ji benar-benar takjub
dengan tampilan apartemen Sang Woo, kemudian dia melihat robot vakum cleaner
yang mendekat padanya.
Sang Woo tiba dengan
belanjaannya, dia bingung dengan suasana rumahnya yang berbeda. Soo Ji
menyambutnya dengan anggun dan berkata dia sudah membersihkan semuanya. Sang
Woo meletakan belanjaannya dan berjalan ke arah Soo Ji. Kemudian dia berkata,
lain kali Soo Ji tidak usah melakukan hal itu lagi. Soo Ji bingung, mengapa?
Apakah karena Sang Woo tidak suka Soo Ji memegang barang-barang pribadinya?
“Bukan Begitu. Aku akan melakukan
semua tugas sulit. Kau hanya perlu tinggal disisiku. Selama sisa hidupmu”
Soo Ji kaget mendengar kata-kata
Sang Woo yang mendekat padanya. Sang Woo memegang lengan Soo Ji dengan kedua
tangannya dan bertanya, “Maukah kau menikah denganku?” Soo Ji luar biasa
bahagia dan berteriak sambil mengangguk.
Sayangnya… itu hanya khayalan Soo
Ji semata, hahaha.
Soo Ji begitu bersemangat, karena
khayalannya itu, hari ini konsepnya di depan Sang Woo adalah ibu rumah tangga
yang baik. Soo Ji pun mulai membersihkan semuanya, termasuk juga jendela yang
katanya sulit dibersihkan Sang Woo. Dia bahkan menyapu dan mengepel sambil
menari-nari dan memperagalan bagaimana dirinya akan menggoda Sang Woo ;p
Selesai bersih-bersih, Soo Ji
teringat pada robot vakum cleaner. Dia mencarinya dia semua tempat, tapi tidak
menemukannya. Lalu Soo Ji melihat pintu apartemen Sang Woo terbuka, mungkin kah
si robot pergi keluar??
Joo Seung sudah sangat mabuk dan
mulai meracau mengancam akan membunuh Dae Young jika dia terus bermain-main
dengan Hye Rim. Mana mungkin Joo Seung akan melakukannya? Joo Seung pernah
melakukannya jadi sebaiknya Dae Young hati-hati. Dae Young mengiyakan saja dan
menyuruh Joo Seung membunuh semua orang yang menghalanginya.
Dae Young berkata agar Joo Seung
tidak perlu khawatir, karena dia tidak menganggap Hye Rim sebagai wanita, tapi…
Dae Young berharap Joo Seung berhenti sampai di titik ini saja. Hye Rim tidak
memiliki perasaan yang sama dengan Joo Seung, dia hanya menganggap Joo Seung
sebagai teman. Saat mengatakan hal itu, Dae Young malah mengingat semua
kenangannya bersama Soo Ji.
Kemudian Dae Young berkata, “Bagaimana
jika saat kau mengatakan perasaanmu, kau bahkan kehilangan perasahabatanmu? Apa
yang akan kau lakukan?” Joo Seung kesal dan bertanya apakah Dae Young mengerti
perasaannya? Dia tidak tahu! Dae Young merasa iba dan bertanya, apakah Joo
Seung begitu menyukai Hye Rim?
Joo Seung malah mulai menangis
dan memanggil ibu nya. Tangisnya semakin kencang dan berkata jika dia
merindukan ibunya. Dae Young kaget, dan kembali bertanya apakah Joo Seung
benar-benar pria berusia 30 tahun? Joo Seung terus menangis membuat Dae Young
malu dan akhirnya memaksanya untuk pergi dari tempat itu.
Soo Ji mencoba bertanya pada tetangga Sang Woo apakah dia
melihat sebuah robot vakum cleaner? Tepat saat itu Sang Woo datang dan bertanya
apa yang sedang Soo Ji lakukan. Soo Ji pun langung mengatakan pada Sang Woo
bahwa robotnya menghilang…
Sang Woo mengajak Soo Ji untuk
mengecek CCTV agar mereka bisa tahu kemana robot itu pergi. Ternyata si robot
masuk kedalam lift. Soo Ji begitu cemas dan ingin mencegah si robot melakuan
itu, tapi Sang Woo malah tertawa melihatnya, Soo Ji menatap Sang Woo dengan
aneh. Sang Woo berhenti tertawa dan berkata bahwa itu pertama kalinya dia
melihat robot vakum cleaner kabur.
Soo Ji merasa tidak enak dan
berkata, karena dia tahu robot itu berada di luar, dia akan mencoba
menemukannya. Penjaga keamanan berkata, memangnya ini kasus pelarian robot?
Mungkin robot itu sudah diambil orang. Mungkin memang begitu. Sang Woo
beterimakasih pada Soo Ji, karena berkat dirinya mereka jadi bisa membersihkan
lift. Soo Ji malah merasa makin tidak enak hati. Sang Woo meminta Soo Ji
melupakannya dan mengajaknya kembali kedalam apartement.
Dae Young berhasil membawa Joo
Seung sampai ke atap. Joo Seung meracau dia tidak sengaja membunuhnya, dia
minta maaf. Dae Young mengabaikan ocehannya karena merasa lelah. Rasanya Dae
Young yang ingin membunuh Joo Seung. Setelah membaringkan Joo Seung di atas
dipan yang ada di atap, Dae Young mencoba membuka container Joo Seung, tapi
dikunci. Dae Young menanyakan kuncinya pada Joo Seung, tapi dia terlalu mabuk.
Apakah Ahjuma Kim memiliki kunci masternya? Saat Dae Young berpikir untuk menelpon
Ahjuma, dia sadar ponselnya tertinggal. Dae Young pun kembali ke kedai minum.
Soo Ji merasa sangat bersalah
karena telah menghilangkan robot vakum cleaner Sang Woo hilang. Jika Sang Woo
memberitahu apa modelnya dia akan menggantinya dengan model yang sama. Sang Woo
berkata Soo Ji tidak perlu melakukan hal itu, Soo Ji sama sekali tidak bersalah
karena si robot melarikan diri. Sang Woo tertawa lepas dan berkata pasti si
robot begitu kesepian sendirian terus di rumah sampe melarikan diri seperti itu.
Tapi semua itu sama sekali tidak
lucu bagi Soo Ji, dia malah semakin merasa bersalah. Sang Woo menyadari hal itu
dan berhenti tertawa dan berkata pada Soo Ji saat Sang Woo bersamanya, dia
senang karena selalu mengalami hal-hal yang lucu. Soo Ji malah tampak malu
mendengar hal itu, bahkan saat Sang Woo berkata dia serius mengatakan hal itu.
Dae Young mendapatkan ponselnya
kembali, dan saat akan kembali ke vila dia melihat Sang Woo dan Soo Ji keluar
dari mobil. Sang Woo mengantarkan Soo Ji hingga ke depan vila. Setelah tiba di
depan Vila, Sang Woo pun pamit untuk pulang, namun baru beberapa langkah dia
meninggalkan Soo Ji, Sang Woo melihat Dae Young bersembunyi di balik mobil.
Sang Woo berbalik arah, dan
kembali pada Soo Ji. Dia menarik Soo Ji dan tiba-tiba menciumnya, membuat Soo
Ji kaget dan ciuman pertamanya bersama Sang Woo begitu tiba-tiba. Dae Young
menatap pasangan kekasih itu berciuman dari kejauhan. Pandangannya sangat
terluka namun apa yang bisa dia lakukan?
Soo Ji tampak syok setelah Sang
Woo menghentikan ciumannya. Bahkan antara sadar dan tidak sadar saat Sang Woo
berpamitan lagi padanya.
Sang Woo kembali ke mobilnya dan
mengingat apa yang dia lihat saat dia
tiba ditempat kamping sebelumnya. Ya… Sang Woo melihat Dae Young yang hampir
mencium Soo Ji, dan dia dengan sengaja
membuat Dae Young melihat dirinya mencium Soo Ji.
Sang Woo mengemudikan mobilnya dengan tatapan marah, sementara Dae Young masih terluka melhat Soo Ji yang tampak syok setelah Sang Woo menciumnya.
Sang Woo mengemudikan mobilnya dengan tatapan marah, sementara Dae Young masih terluka melhat Soo Ji yang tampak syok setelah Sang Woo menciumnya.
***
Argh… aku sebel sama Sang Woo
karena melakukan itu! Rasanya seperti dia ingin membalas rasa sakit hatinya
karena sempat melihat Dae Young yang berniat mencium Soo Ji. Kok jadinya kasian
sama Soo Ji yah? Karena first kiss nya adalah hasil dari kecemburan Sang Woo
terhadap Dae Young heu…
Tapi… aku juga kasian sih liat
Sang Woo, pas dia mengingat dia ternyata melihat Dae Young yang hampir mencium
Soo Ji. Pasti Sang Woo sadar jika Dae Young ada rasa pada Soo Ji, dan itu
seperti membangkitkan jiwa kompetitifnya untuk lebih mengambil hati Soo Ji.
Tapi sepertinya itu malah membuat Soo Ji semakin merasa tertekan.
Pas Dae Young mengingat kenangan
dia sama Soo Ji, heu…. Coba Sang Woo dan Soo Ji gak dibikin jadian~~~ aku suka banget lho sama interaksi Soo Ji dan
Dae Young sebelum dia jadian sama Sang Woo. Entah kenapa setelah Soo Ji dan Sang
Woo jadian, aku jadi biasa aja liat Soo Ji dan Dae Young, walo aku tahu jika
Soo Ji merasa 100 kali lebih nyaman bersama Dae Young.
Itu Hong In Ah sama Taek Soo.... Selingkuh?? Haduh.... In Ah tampak sangat frustasi dengan kehidupan rumah tangganya nih~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^