Menara Pengawas Incheon.
Seorang petugas pengawas Magang sedang memberi Intruksi pada
sebuah pesawat yang akan lepas landas. Dong Soo datang dan mendengarkan
Intruksi sang Trainer nya. Dia sadar ada yang salah dengan Intruksinya dan
langsung merebut mic, lalu memberitahu pesawatnya bahwa intruksi sebelumnya
salah dan membenarkannya dengan tiba-tiba, membuah Juniornya kaget dengan kehadiran Dong Soo
yang tiba-tiba.
Dong Soo kesal dan melemparkan tanda pengenalnya ke meja.
Dia marah-marah pada petugas trainere itu
dan berkata jangan hanya membaca radar, tapi juga perhatikan keadaan
pesawatnya. Petugas Trainer ketakutan
dan meminta maaf. Saat Dong Soo mengambil tanda pengenalnya di meja, dia baru
sadar jika juniornya itu menangis setelah dia memarahinya. “Trainer, kau
menangis?” Tanya Dong Soo kaget. Petugas Trainer itu menjawab tidak, tapi Dong
Soo tahu dia berbohong dan menyodorkan sapu tangannya pada sang Trainer agar
dia mengeluarkan cairan dari hidungnya akibat tangisan barusan.
Petugas trainer menerimanya dan mengeluarkan cairan di
hidungnya tanpa ragu-ragu pada sapu tangan itu. Dong Soo berkata, “Meskipun kau
pegawai baru, kau harus tetap bersikap professional di Menara Pengawas.
Mengapa?” Tanya Dong Soo lalu mendekatkan wajahnya pada petugas trainer,
“Karena itu berkaitan denga nyawa manusia. Kau mengerti?”
Dong Soo melihat sapu tangannya, dia berkata pada petugas
trainer untuk mengembalikan sapu tangannya besok saja (ya eyalah,, udah
diingusin gitu,,). Dong Soo pun kemudian pergi meninggalkan petugas trainer
sendirian di kursinya. Petugas trainer pun menatap Dong Soo penuh dengan rasa
haru. Sepertinya bakal ada benih-benih cinta nih dari Junior nya Dong Soo ini.
Han Da Jin datang menjemput Ppo Song di TK nya. Dia melihat
Ppo Song sedang menari bersama teman-temannya. Saat Ppo Song berbalik, dia
melihat Da Jin dan melambaikan tangannya dengan kegirangan, Da Jin pun membalas
lambaian tangan sang adik. Ppo Song meneruskan tariannya sementara Da Jin
menatap Ppo Song dari balik jendela kelas dengan sedih.
(Oh iya,, lagu yang dinyanyiin Ppo Song dan teman-teman TK
nya adalah lagunya Han Ji Eun di Full House,, jadi kangen sama Lee Young Jae
dan Han Ji Eun nih,,)
Da Jin dan Ppo Song berjalan bersama untuk pulang ke rumah.
Mereka berjalan sambil bercanda dan mengobrol saat menuruni tangga.
Da Jin: “Beberapa hari lagi, Ulang tahun Ppo Song. Hadiah
apa yang harus Eonnie belikan untuk mu?”
Ppo Song: “Tidak perlu, aku tahu Eonnie tak punya uang”
Da Jin: “Hah? Bagaimana kau berpikir Eonnie tak punya uang.
Eonnie punya banyak uang”
Ppo Song: “Kau tak punya uang dan harus membayar hutang.
Jadi tidak apa-apa”
Da Jin kesal dengan kata-kata Ppo Song, dia melepaskan genggaman
tangannya dari tangan mungil Ppo Song.
Da Jin: “Yak!,,, Han Da Yeon”
Ppo Song: “Eonnie, mengapa saat kau bad mood, kau berkata,
‘Yak! Han Da Yeon’. Aku lebih suka dipanggil Ppo Song”
Ppo Song lalu tertawa dan menggandeng tangan Da Jin kembali.
Dia pun menyeret Da Jin untuk meneruskan perjalanan mereka. Da Jin mulai
mengeluh, “Aigo,, tidak bisa begitu. Eonnie menggunakan semua tabungan untuk
membayar hutang hari ini”
Ppo Song bersorak, bahagia mendengar hal tersebut. Ppo Song
lalu melihat Yun Seong, dia pun berteriak, “Itu, Penguin Ajussi” Da Jin melihat
Yun Seong yang juga sedang dalam perjalanan pulang. Tapi Yun Seong tidak meihat
mereka dan pergi begitu saja berjalan menuju rumahnya.
Ppo Song berlari-lari mengejar Yun Seong sambil memanggilnya
‘Penguin Ajussi’.
“Penguin Ajussi! Pengguin Ajussi! Penguin Ajussi! Penguin
Ajussi!” panggil Ppo Song sambil terus berlari. dibelakangnya Da Jin mengejar
Ppo Song untuk menghentikannya mendekati Yun Seong. “Ppo Song,, Ppo Song!” kata Da Jin Sambil
mengejar adik kecilnya itu. Tapi Ppo Song tak berhenti dia malah semakin cepat
berlari menghampiri Yun Seong.
Yun Seong berhenti, bukan merasa ada yang memanggilnya, tapi
merasa ada yang mengejarnya. Yun Seong berbalik ke belakang dan melihat Ppo
Song dan Da Jin yang terengah-engah karena kecapean. Ppo Song sekali berkata,
“Penguin Ajussi”. Yun Seong bengong,
“Aku?” Ppo Song mengangguk membenarkan (Aigoo,,, lucunya,,, suka banget sama
Ppo Song,,). Yun Seong tak mengerti, dia berkata pada Ppo Song, “Aku bukan Penguin,
ataupun seorang Ajussi”.
Ppo Song tak menannggapi, dia malah bertanya apa yang
dibawa Yun Seong di tangannya. Yun Seong bilang Ppo Song tak perlu tahu, sambil
menyembunyikan bungkusan yang berisi roti ikan ke belakang. Da Jin mengingatkan Ppo Song untuk berhenti
dengan isayaratnya,, Ppo Song tak paham dan terus bertanya. “Aku sering makan roti ikan dan aku mencium baunya” kata Ppo
Song tentang bungkusan itu.
Yun Seong menatap Da Jin, mengisyaratkan dia tak
suka pada rasa ingin tahu Ppo Song. Da Jin mengajak Ppo Song untuk pergi dan
tak lagi mengganggu Yun Seong, “Ppo Song-a, ayo kita pergi”. Tapi Ppo Song
memilih terus bertanya pada Yun Seong. “Penguin Ajussi, apakah kau tinggal di
daerah ini?”. Yun Seong menatap Ppo Song kemudian mengangguk, (aku juga mulai
berpikir, Yun Seong lucu banget kalo lagi ngobrol sama Ppo Song, jaim-jaim
gimana gitu,,, tapi malah terlihat polos,,,)
“Apakah aku boleh ke rumahmu untuk main?” Tanya Ppo Song
polos. Dengan tegas Yun Seong berkata “Tidak” sambil menggelengkan kepalanya.
Da Jin menyipitkan matanya menatap Yun Seong, heran,,, bagaimana seseorang bisa
begitu tegas menolak pada gadis kecil seperti Ppo Song.
“Lalu,, Penguin Ajussi saja yang datang ke rumah kami untuk
bermain, rumah kami tinggal luruuuus ke sana” kata Ppo Song sambil menunjukan
arah rumahnya karena merasa tak puas dengan penolakan Yun Seong. Da Jin
menghentikan Ppo Song dan tersenyum aneh pada Yun Seong, seolah meminta maaf
atas kelancangan adiknya yang telah mengganggu perjalanan Yun Seong. Tapi Ppo Song
hanya memasang wajah polosnya menawarkan kedekatan yang lebih pada Yun Seong.
Da Jin hanya meringis pada Yun Seong karena kelakuan adiknya. Sementara Yun
Seong mulai berpikir.
Da Jin berkata pada Ppo Song untuk mengucapkan selamat
tinggal pada Yun Seong, bermaksud mengajak Ppo Song pergi lalu menundukan
badannya dan badan Ppo song untuk memberi salam pada Yun Seong. Da Jin akhirnya
membawa Ppo Song untuk pergi, sedikit mengangkatnya khawatir Ppo Song tak mau
pergi.
Saat Da Jin dan Ppo Song beranjak pergi, Yun Seong berkata,
“Tunggu”. Da Jin berbalik dan menatap Yun Seong.
Da
Jin tertawa dan berkata, “Jadi Penguin telah pindah ke kutub Selatan? Aslinya
mereka berasal dari kutub Utara” Ppo Song tak berkata apapun hanya menatap Iba
pada kakaknya, dia tahu kakaknya tidak ingin terlihat salah di hadapannya.
“Sepertinya mereka memang pindah ke kutub Selatan dan meninggalkan rumah mereka
di kutub utara…” kata Da Jin sedikit ragu-ragu.
Tapi kemudian Da jIn tertawa dan bertanya pada Ppo Song. “Benarkan?” Ppo
Song ikut tertawa dan membenarkan saja apa yang dikatakan kakaknya.
Saat
sedang makan, Da Jin mendengar suara air mengalir dari arah dapur. Dia
punlangsung paranoid dan waspada.
Da Jin mengendap-ngendap ke dapur dan melihat
seorang pria yang sedang mencuci tomat berdiri di depan tempat cuci piring
sambil menari-mari karena mendengarkan music melalui Headseatnya. Pria itu
adalah Kang Dong Soo, yang berniat membuatkan makanan enak untuk Choi Ajussi.
Saat Dong Soo mencoba menelpon Choi Ajussi dan melepaskan
Headseatnya, Da Jin mengambil kayu
pembuat mie sebagai pemukul dan berjalan mendekati Dong Soo sambil
mengendap-negendap. Tanpa aba-aba, Da Jin langsung memukul Dong Soo dari
belakang hingga membuat Dong Soo pingsan dan terjatuh di dapur. Da Jin bengong
setelah melakukan hal itu.
Dong Soo meringis kesakitan saat terbangun dari pingsannya.
Choi Ajussi telah pulang ke rumah dan merasa bersalah atas apa yang menimpa
Dong Soo, begitu juga Da Jin dan Ppo Song mulutnya yang masih belepotan bumbu
spageti yang tadi dibuat Dong Soo.
Dong Soo melihat Da Jin yang acuh kepadanya, dia menatap Da
Jin marah. Melihat kemarahan Dong Soo, Choi Ajussi malah berkomentar,
sepertinya mereka terhubung oleh takdir, jadi berhentilah saling menggeram.
Dong Soo meminta Da Jin mengembalikan spagetinya dan memberikan biaya
pengobatan padanya. Da Jin malah berkata mengapa Dong Soo bertingkah seperti
pencuri di dapur rumah orang lain? Dong Soo kesal karena Da Jin menyebutnya
pencuri.
Da Jin segera mengajak Ppo Song masuk ke kamar untuk
mengerjakan PR dan menggambar, agar dia bisa melarikan diri dari kemarahan Dong
Soo. Ppo Song mengangguk mendengar ajakan kakaknya. Dong Soo langsung tahu
bahwa Da Jin berusaha melarikan dari, tapi kata-kata Dong Soo malah membuat Da
Jin kesal pada lelaki itu.
Da Jin berkata dia tidak akan menghindari buang air besar
meskipun itu menyeramkan. Dong Soo langsung sewot dan berpikir Da Jin
menganggap dirinya kotoran. Tentu saja
Da Jin menolak, dia tak pernah bilang bahwa Dong Soo adalah kotoran, dia hanya
mengatakan hal itu, karena teringat pepatah lama. Da Jin lalu bertanya,
memangnya kenapa, apakah Dong Soo memang kotoran? Dong Soo makin kesal pada Da Jin, dan terlihat ingin menerkamnya,
dia sudah siap untuk berkonfrontasi dengan Da Jin yang juga siap melawannya
jika saja Choi Ajussi tidak melerai mereka.
Ujung-ujungnya Da Jin malah menendang selangkaan Choi Ajussi
yanf berusaha menghalanginya berkelahi dengan Dong Soo. Da Jin dan Dong Soo
merasa bersalah dan berhenti bertengkar. Dengan suara tersiksa dan terlihat
kesakitan, Choi Ajussi pun meminta Dong Soo berhenti bertengkar dengan Da Jin
dsebagai gantinya Choi Ajussi akan mengajarinya. Dong Soo pun tertawa puas
menatap Da Jin dan berkata bahwa kali ini Dong Soo melepaskan Da Jinkarena Choi
Ajussi. (Hmm,,, jadi Dong Soo bersikap baik pada Choi Ajussi karena minta
diajari sesuatu ya, baru ngerti aku,,,)
Choi Ajussi meminta Da Jin untuk berhenti juga dengan
isyaratnya. Da Jin yang sudah merasa bersalah pun segera mengajak Ppo Song
untuk masuk kamar. Namun Dong Soo masih tak puas dan ingin kembali berkonfrontasi
dengan Da Jin, maka saat Da Jin berniat pergi ke kamarnya Dong Soo masih saja
berniat berkelahi dengannya untungnya Choi Ajussi menahannya. Saat menaiki tangga, Da Jin dan Ppo Song
berhenti sejenak dan menatap Doong Soo lalu mengejeknya dengan menarik kantung
mata mereka bersamaan sambil memeletkan lidah mereka. Ini membuat Dong Soo
semakin kesal.
“Chan” kata Dong Soo memperlihatkan harta berharganya pada
Ppo Song, Da Jin dan Choi Ajussi. (Lho ka[an Dong Soo dan Da Jin baikan ya?) .
Harta berharga itu adalah peralatan perakitan dan pembongkaran suatu alat
dnegan naman HF Transceveir yang mungkin terlihat tua saat ini namun masih bisa
digunakan dengan baik.
Ppo Song yang cantik dan lucu tampak tertarik dengan salah
satu alat yang bisa mengeluarkan bunyi khas saat ditekan. Dia bertanya pada
Dong Soo alat apakah itu. Dong Soo langsung menghampirinya, meyimpan Ppo Sonh
dipangkuannya saat dia duduk dikursi yang ada didepan alat itu. Dong Soo pun
menjelaskan kegunaan alat itu yang bisa membuat Ppo Song berkomunikasin dengan
orang di seluruh dunia. Ppo Song bertanya, “Seperti tepelon?” Dong Soo
menjawab, ya semacam itulah,, Dong Soo pun menjelaskan bahwa untuk
menggenukannya mereka tak perlu berbicara hanya tingga menekan tombol-tombolnya
untuk mengisayaratkan sebuah kata. Dong Soo memberikan contoh, misalnya kata
“Saranghae”. Dong Soo pun menekannya dan berkat bukankah itu sangat
menakjubkan. Ppo Song nampak takjub dengan alat itu.
Dari kejauhan, Da Jin melihat kedekatan Dong Soo dengan Ppo
Song dengan terharu. Dia senang meliha Ppo Song nampak terlihat snagat bahagia
karena tertarik pada sesuatu hal. Dong Soo berkata kelak dia akan mengajari Ppo
Song lebih banyak. Dong Soo mendudukan Ppo Song dikursi dan dia menghampiri
Choi Ajussi yang sedang takjub melihat sebuah alat yang besar.
Dong Soo menjelaskan mesin itu (yang jujur saja tidak aku
mengerti, jadi aku skip penjelasan Dong Soo ya?). Choi Ajussi tampak takjub,
namun Da Jin meremehkannya dengan berkata semua ini seperti sampah. Da Jin
bertanya dari mana Dong Soo mendapatkan semua itu, apa dari bak sampah? ataukah
membelinya di pasar loak? Dong Soo jelas kesal dengan komentar Da Jin, namun
dia malah membenarkan kata-kata Da Jin dan berkata bahwa keluarnya memang punya
sebuah kios pasar loak. Da Jin tertawa menyeringai mendengar hal itu.
Dong Soo ternyata tak berbohong. Ayah Dong Soo memang
memiliki tempat jual beli barang bekas terutama mobil dan mesin-mesin lainnya.
Dong Soo mengunjungi ayahnya yang sedang menjahit baju di tempat kerjanya. Tuan
Kang memperlihatkan jas blink blink barunya dan bertanya pada Dong Soo bukan
kah dia sangat sylish? sambil memperagakan salah satu gaya seorang penyanyi
jama dahulu kala. Dong Soo terlihat takjub namun berkata, bahwa ayahnya seperti
seorang pelayan Bar tinggal memakai Name tag saja “Junk Man” (artinya Manusia
dari tempat sampah). Tuan Kang kesal dan bertanya apakah dia harus memiliki dua
pekerjaan mulai besok? Dong Soo pikir itu ide bagus, Tuan Kang pun berpikir
bahwa dia bisa menghasilkan lebih banyak uang dnegan melakukan hal tersebut.
Saat Dong Soo berniat pergi tuan Kang berkata bahwa dia akan menjahit kaus kaki
Dong Soo, tapi Dong Soo menolak dan memilih hidup dengan kaki telanjang saja, lalu menarikan tarian aneh di depan Ayahnya dengan kesal.
Sementara itu Choi Ji Won sedang menatap kabin yang baru ditinggalkan
oleh para penumpang. Dia duduk di salah satu kabin, terlihat seolah mengingat
insiden yang terjadi 7 tahun silam.
Choi Ji Won bertukar pakaian di ruang ganti di depan
lokernya. Dia membuak sebuah laci dan terdapat sepasang tanda Co-pilot bersetrip
kuning tiga, yang sepertinya milik Yun Seong. Dia mengambil tanda itu dan
menatapnya lama membuatnya mengenang masa lalu.
flash back
Choi Ji Won sedang menanti disebuah taman, dimana dibawahnya
membentang tangga yang cukup panjang (kayaknya aku sering liat taman ini di
beberapa Drama Korea). Choi Ji Won menanti dengan hati resah, lalu dia melihat
Yun Seong muda yang berlari dari bagian bawah tangga dengan kegirangan. Yun
Seong menaiki tangga tersebut satu demi satu untuk menghampiri Ji Won yang
tertawa melihatnya. Ji Won pun turun tangga menghampiri Yun Seong dan mereka
berhenti di tengah dengan perasaan bahagia.
Yun Seong tampak bahagia melihat Ji Won yang tampak takjub. Ji Won terus
menatap tanda itu lalu akhirnya berteriak kegirangan karena sangat bahagia. Ji
Won pun memeluka Yun Seong sekali lagi, mereka tertawa bahagia sambil
berpelukan.
flash back end
Choi Ji Won mengenang semua itu sambil berjalan ke arah
tangga kenangannya dengan Yun Seong. Dia berdiri di tangga bagian atas dan
menatap ke bawah dengan penuh kenangan. Saat berniat pergi, dia melihat
sessosok bayangan di bagian bawah tangga. Dia adalah Yun Seong yang juga sedang
melakukan perjalanan untuk mengenang masa bahagia mereka dahulu.
Ji Won menatap Yun Seong yang mulai menaiki tangga dari
atas. Yun Seong menyadari keberadaan Ji Won dan mereka pun saling menatap cukup
lama. Dua orang kekasih yang lama terpisah karena sebuah insiden yang merenggut
nyawa ibu Da Jin, akhirnya kembali bertemu.
Keduanya berakhir di sebuah restoran untuk makan malam dan
saling bicara. Mereka hanya saling terdiam dan saling mentap hingga Ji Won
memulai percakapan diantara mereka, mengingatkan Yun Seong pada pertemuan
mereka hari itu di tangga kenangan mereka.
Ji Won: “Saat itu,,, apa yang membuatmu begitu bahagia?”
Yun Seong: “Karena Aku masih muda”
Ji Won: “Jika kita kembali ke waktu itu,,,”
Yun Seong: “Itu semua hanyalah masa lalu”
Ji Won mengerti maksud Yun Seong dan menatapnya dengan
sedih. Yun Seong mengalihkan pandangannya dan meminum anggurnya. Yun Seong
berkata, Dia tak tahu bahwa Ji Won akan bekerja di Wings Air. Ji Won berkata,
setelah Yun Seong mengundurkan diri, Ji Won meninggalkan Mi Rar Air dan bekerja
di Wings Air. Ji Won pun melarikan diri dari kenyataan dan menjadi pengecut.
Yun Seong meminta maaf pada Ji Won. Yun Seong berkata, jika saja dia tidak
melakukan kesalahan hari itu, Ji Won tidak akan merasa bersalah hingga detik
ini karena insiden yang terjadi 7 tahun lalu. Ji Won berkata semua itu bukan
salah Yun Seong, semuanya salah Ji Won yang sangat tidak bertanggung jawab
terhadap penumpang.
Yun Seong terdiam tidak tahu harus berkata apa. Lalu Yun
Seong bertanya, apakah mungin Ji Won tahu dimana keberadaan keluarga Kapten Han
Gyu Pil? Ji Won sedikit tegang. Yun Seong berkata, sepertinya keluarga kapten
Han sudah pindah rumah, jadi apakah Ji Won ada kemungkinan mengetahui
keberadaan mereka? Ji Won pada akhirnya berkata dia tak tahu dan bertanya
mengapa Yun Seong menanyakan hal itu? Yun Seong tak menjawab, dia hanya terlihat
cemas.
Ji Won memanggilnya, “Sunbae, kau terlihat lebih tampan,
apakah kau baik-baik saja?” Yun Seong hanya menatap Ji Won dan mengangguk
kecil. Namun tentu saja, sebenarnya Yun Seong tidak merasa baik-baik saja.
Yun Seong berjalan pulang dengan gontai sambil mengingat
kesalahan yang dilakukannya 7 tahun silam, hingga membuat Ny. Han
terguncang-guncang di toilet dan mengalami pendarahan hingga harus menjalani
persalinan darurat dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di pesawat yang
di kendalikan suaminya sendiri yang memilih lebih menyelamatkan nyawa 300
penumpang.
Esok harinya di kantor Wings Air. Yun Seong sedang menemani
direktur Wings Air yang sedang membersihkan miniature pesawat Wings Air.
Direktur tampak bahagia melakukan hal itu, membuat Yun Seong tersenyum bahagia
juga melihat kebahagiaan atasannya itu.
Wakil Hong In Tae datang bersama putrinya Hong Mi Joo dan
menatap tak senang pada keberadaan Yun Seong bersama diektur. Hong Mi Joo yang
melihat atasannya membersihkan miniature pesawat sendirian segera
menghampirinya dan berkata biar dia yang melakukannya. Direktur menolak, dan
berkata, tangan indah Mi Joo nanti jadi kotor. Direktur berkata, bahwa dia
sangat mencintai perusahaan ini.
Hong Mi Joo pun tersenyum mendengar perkataan Direktur. Yun
Seong menatap Mi Joo yang kemudian memberinya salam dengan anggukan kepalanya.
Yun Seong membalasnya dengan canggung.
Direktur lalu bertanya pada Yun Seong, apakah Yun Seong
sudah mempertimbangkan permintaannya? Yun Seong merendah dan berkata dia merasa
belum pantas untuk memberikan pelatihan pada para Juniornya. Direktur berkata
dia meminta hal ini, bukan berarti dia tidak membirakan Yun Seong untuk
terbang. Direktur berkata, telah terjadi banyak kesalahan di dalam kokpit dan
perusahaan membutuhkan pengalaman Yun Seong di Australia untuk dibagi pada para
Pilot muda.
Direktur kemudian berkata, bahwa GM Hong Mi Joo-lah yang telah
merekomendasikan Yun Seong untuk terlibat dalam hal ini. Mi Joo tersenyum saat
direktur menyebutkan namanya. Yun eong
pun menatap Mi Joo.
Lalu Wakil Direktur Hong In Tae datang dan berkata,
sepertinya Yun Seong tidak ingin melakukannya, dan jika dia tidak ingin
melakukannya mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Yun Seong menatap Hong In Tae
yang kini menatapnya dengan tajam, Yun Seong sadar Hong In Tae masih tidak
menyukai keberadaannya di perushaan ini.
Direktur berkata, mau atau tidaknya Yun Seong, biar Yun
Seong yang putuskan sendiri. Seharusnya Yun Seong mau mencobanya, lalu meminta
persetujuan Mi Joo. Dengan semangat Mi Joo berkata tentu saja seharusnya memang
begitu. Hong In Tae tampak tak senang dengan sikap Mi Joo yang memihak Yun
Seong dan menatap Yun Seong dengan pandangan makin tak suka.
Direktur kemudian
menghampiri Yun Seong dan menepuk lengannya. Direktur berkata, sebaiknya Yun
Seong memikirkan permintaannya ini dengan serius. Direktur pun pergi dan
menyuruh semua orang kembali pada pekerjaan mereka sambil mengajak Hong In Tae
pergi bersamanya. Hong In Tae seperti enggan beranjak pergi namun pada akhirnya
dia pun memberikan isyarat dan Mi Joo untuk ikut dengannya juga.
Sebelum beranjak pergi Mi Joo berkata pada Yun Seong bahwa
dia akan membuka posisi khusus sebagai instruktur penerbangan, hingga Yun Seong
setuju. Kemudian Mi Joo pun pamit
meninggalkan Yun Seong.
Mi Joo dan Hong In Tae minum teh bersama di kantor GM. Hong In Tae bertanya, mengapa mereka harus
memilih Kim Yun Seong untuk menduduki posisi itu, apakah tidak orang lain? Mi
Joo menjawab, karena Kim Yun Seong memang berbakat dan memiliki kemampuan. Mi Joo
bertanya pada Ayahnya, memangnya kenapa, apakah Hong In Tae mengetahui sesuatu?
Hong In Tae langsung menghentikan minumanya dan menatap sang putri yang
terlihat sangat penasaran. Hong In Tae jadi sedikit gugup dan mencari alasan,
dia akhirnya berkata bahwa karena dia peduli terhadap perusahaan maka dia
sedikit bersikap berhati-hati dan perlahan-lahan.
Mi Joo berkata, Direktur sudah berkata OK. Hong In Tae
berkata, Direktur sengaja melakukan itu untuk melawannya. Direktur memilih Yun
Seong untuk menyingkirkan aku. Hong In Tae meminta Mi Joo untuk tidak terlalu
dekat dengan Yun Seong karena masalah ini.
Hong In Tae pun berdiri dengan menahan sedikit amarah. Mi Joo langsung mengikutinya dan memeluk lengan sang Ayah, “Daddy, Bagaimana bisa, dengan memberikan posisi tersebut pada Kim Yun Seong, posisi Ayah bisa terancam? Jangan khawatir,ya?” kata Mi Joo menenangkan kekhawatiran Hong In Tae yang berlebihan.
Hong In Tae pun berdiri dengan menahan sedikit amarah. Mi Joo langsung mengikutinya dan memeluk lengan sang Ayah, “Daddy, Bagaimana bisa, dengan memberikan posisi tersebut pada Kim Yun Seong, posisi Ayah bisa terancam? Jangan khawatir,ya?” kata Mi Joo menenangkan kekhawatiran Hong In Tae yang berlebihan.
Mi Joo lalu berkata pada Hong In Tae, bahwa Dia terlihat
tidak asing baginya. Rasanya dia pernah bertemu dengannya disuatu tempat entah
dimana. Hong In Tae langsung tegang dan menatap sang putri. Hong In Tae
bertanya siapa maksud Mi Joo, “Kapten Kim Yun Seong” jawab Mi Joo polos sambil
tersenyum pada ayahnya. Hong In Tae menatap Mi Joo tajam, lalu dia berkata,
“Benarkah… Ini pertama kalinya aku melihatnya, kembali lah bekerja” Hong In Tae
lalu pergi meninggalkan Mi Joo yang kebingungan dengan sikap ayahnya yang
terlihat tegang setiap kali dia membicarakan Kim Yun Seong.
Ponsel Mi Joo berdering, dia mengangkatnya dan bertanya pada
si penelpon apakan orang itu menemukan sesuatu. Mi Joo mendengarkan penjelaskan
si penelpon dan menyimpulkan sesuatu, jadi orang itu benar-benar Kim Yun Seong?
Mi Joo menutup teleponnya dengan pandangan menerawang. Dia akhirnya sadar,
ayahnya memang menyembunyikan sesuatu darinya tentang Kim Yun Seong.
Di sebuah Gym, Da Jin dan kedua temanya sedang melakukan
latihan, kedua temannya sudah tak tahan dan mengeluh kelelahan. Mereka tak
tahan lagi dengan pemeriksaan fisik yang harus dilakukan secara rutin, apalagi
penglihatan merekapun harus lebih baik dari orang lain. Begitu juga dengan kemampuan bahasa, Inggris,
China, Jepang dan Rusia, mereka harus menguasai semuanya. Teman Da Jin
mengeluh, seorang Pilot bukanlah Dewa, mengapa harus sempurna dalam segala
aspek.
Saat kedua temannya mengeluh Da Jin masih tetap melakukan
latihan dengan tenang di atas treadmill dan tak sedikitpun telihat kelelahan.
Temannya memperhatikan dia dan berkata, mengapa Da Jin bisa sekuat itu.
Da Jin dan dua orang temannya kini berlatih alat yang lain.
Teman perempuannya bertanya pada Da Jin apakah Da Jin tahu bahwa Yun Seong lah
yang menjadi pasangannya dalam Audit kemampuan penerbangan Da Jin. Temannya yang laki-laki berkomentar, bahwa
Yun Seong adalah orang yang teliti, dia akan menemukan semua kesalahan kecil
yang Da Jin lakukan. Lalu yang perempuan berkomentar, “Kau akan mati,, aku
dengar Kim Yun Seong memiliki temperament yang buruk, haruskah aku membantu
memersiapkan pemakamanmu?” Tanya temannya bercanda. Da Jin tertawa mendengar
kekhawatiran temannya itu, “Jangan khawatir, aku pasti akan lulus dengan baik”
Yun Seong sedang melakukan tes kelayakan sebagai Auditor.
Kapten Pilot yang mengetesnya adalah Kapten Choi Min Suk, kapten perempuan
Senior yang dulu menyapa Han Da Jin saat Da Jin melihat Choi Ji Won. Kapten Choi bilang mereka akan memulainya
dnegan test pengetahuan telebih dahulu. Yun Seong mengerti. Kapten Choi
bertanya apakah Yun Seong mempersiapkannya dnegan baik, Yun Seong menjawab, dia
sudah siap kapanpun.
Kapten Choi memulai pertanyaannya dan Yun Seong dapat
menjawabnya dnegan baik dan benar membuat Kapten Choi tersenyum puas menedengar
jawaban Yun Seong.
Pintu ruangan itu diketuk seseorang, Han Da Jin masuk dan memberi salam pada Kapten Choi, Da Jin bertanya apakah Kapten Choi yang akan melaukan Audit terbangnya, Kapten Choi membenarkan. Lalu Da Jin berkata berkata bahwa dia merasa sangat terhormat karena bisa terbang bersama Kapten Choi hari ini. Yun Seong menatap Da Jin, dan dia sepertinya tak senang karen harus terbang bersama Da Jin hari ini.
Pintu ruangan itu diketuk seseorang, Han Da Jin masuk dan memberi salam pada Kapten Choi, Da Jin bertanya apakah Kapten Choi yang akan melaukan Audit terbangnya, Kapten Choi membenarkan. Lalu Da Jin berkata berkata bahwa dia merasa sangat terhormat karena bisa terbang bersama Kapten Choi hari ini. Yun Seong menatap Da Jin, dan dia sepertinya tak senang karen harus terbang bersama Da Jin hari ini.
Kapten Choi, Da Jin dan Yun Seong memasuki kabin pesawat.
Mereka akan melakukan Breeffing pra penerbangan dengan para awak kapal yaitu
pra kru Pramugari. Da Jin kaget melihat Choi Ji Won yang ada di kabin. Begitu
pun Choi Ji Won, namun Choi Ji Won berusaha tetap terlihat tenang.
Choi Ji Won memperkenalkan dirinya. Lalu bergantian dengan
Yun Seong dan Juga kapten Choi yang memperkenalkan dirinya sebagai Auditor pada
proses Audit kemempuan penerbangan Kapten Kim hari ini. Saat akhirnya giliran
Da Jin memperkenalkan diri, dia malah sama sekali tak bersuara dan hanya
menatap Choi Ji Won saja sejak tadi. Yun Seong aneh, dan menatap Da Jin, Kapten
Choi menyenggol lengan Da Jin agar Da Jin tak melamun dan segera memperkenalkan
dirinya. Dengan sedikit gugup Da Jin pun memperkenalkan diri, namun matanya
tetap terpaku pada Choi Ji Won, hingga Yun Seong memulai briefingnya untuk
penerbangan Wings Air 112 menuju Osaka.
Da Jin banhkan tak mendengarkan apapun yang dikatakan Yun
Seong, juga saat Yun Seong mengatakan bahwa hari ini mereka akan membawa
seorang narapidana menuju Osaka dan meminta para cabin crew memperlakukannya
seperti penumpang lainnya. Choi Ji Won berkata dia mengerti maksud Yun Seong
dan tersenyum, sementara Da Jin terus menatap Choi Ji Won dengan pandangan
menahan amarah.
Sebelum penumpang masuk, Yun Seong terlebih dahulu mengecek
kondisi pesawat dalam berbagai aspek agar tak terjadi kesalahan teknis pada
pesawat yang akan diterbangkannya.
Da Jin dan Kapten Choi sudah ada dikokpit. Kapten Choi
melihat tingkah Da Jin yang terlihat ogah-ogahan karena suasana hati yang
sedang buruk. Kapten Choi menceritakan pengalaman pribadinya saat muda. Pernah
satu kali saat jadwal penerbangannya, anaknya terkena demam bahkan ibunya baru
saja meninggal, itu pastinya akan mengganggu konsentrasinya dalam menerbangkan
pesawat. Tapi sebagai seorang Pilot, semua hal itu tak boleh mempengaruhi
pekerjaan mereka. Itulah yang disebut profesionalisme, karena ditangan mereka
ratusan nyawa penumpang dipertaruhkan. Da Jin mengerti maksud Kapten Choi dan
hanya bisa menjawab “ya” kemudian tersenyum getir.
Di dalam kabin, para pramugari ketakutan melihat narapidana
yang menjadi penumpang mereka hari ini.
Penumpang yang lainpun tampak terganggu dengan keberadaan sang
narapidana dan memandang dia dengan pandangan yang aneh. Narapidana tersebut
tak senang dengan keadaan ini, bahka saat ada seorang anak perempuan tersenyum
padanya, ibunya langsung melarang anak tersebut melihat kearah narapidana itu.
Di pantry Kabin, Lee Joo Ri bergosip bahwa dia mendengar
bahwa narapidana itu seorang pembunuh pada pramugara. Tapi pramugara bilang dia
tidak sengaja membunuh kaena berkelahi dengan seseorang di Jepang. Joo Ri
bertanya apakah dia seorang gangster? Pramugara berkata, dari yang dia dengar,
dia hanya seorang pekerja kantoran biasa yang mungkin sedang tidak beruntung.
Lee Joo Ri menyangkal, mana mungkin jika orang biasa bisa membunuh orang. Lee Joo
Ri berkata dia snagat ketakuatan. Di tambah lagi seorang pramugari yang baru
saj dari kabin masuk ke pantry dan berkata dia sangat ketakutan dan tidak bisa
melakukan hal ini lagi.
Choi Ji Won yang sejak tadi ada di pantry dan mendengarkan
percakapan mereka langsung memperingatkan mereka bahwa Narapida itu juga adalah
penumpang mereka yang harus dilayani selayaknya penumpang biasa. Lee Joo Ri tampak tak senang dengan pendapat
Choi Ji Won dan mencibirnya di belakang setelah Choi Ji Won pergi.
Sesaat setelah pesawat lepas landas, Choi Ji Won menghubungi
Kokpit dan Da Jin yang mengangkatnya. Saat Ji Won bertanya apakah dia diijinkan
untuk memberikan cabin service terhadap penumpang, Da Jin hanya membisu
mendengar suara Ji Won, satu-satunya suara yang tidak ingin didengarnya saat
ini. Ji Won mengulangi permintaannya, Da Jin tetap membisu, hal ini membuat Yun
Seong dan Kapten Kim memperhatikannya dan heran terhadap sikap Da Jin.
Dengan penuh amarah, akhirnya Da Jin berkata, apakah Choi Ji
Won tidak mendengarkan saat briefing bahwa sebelum semua penumpang duduk dan
menggunakan sabuk pengamannya tidak boleh ada cabin service. Da Jin segera
menutup telepon itu. Yun Seong marah dengan sikap Da Jin, karena Yun Seong
merasa tak pernah mengatakan hal itu saat Briefing karena penerbangan mereka
yang cukup pendek hari ini. Yun Seong menyuruh Da Jin agar memberitahu Choi Ji
Won bahwa dia mengijinkan memberikan cabin service pada para penumpang.
Dengan masih menahan amarah, Da Jin balik menelpon dan berkata bahwa Kokpit mengijinkan untuk melakukan cabin service pada para penumpang.
Dengan masih menahan amarah, Da Jin balik menelpon dan berkata bahwa Kokpit mengijinkan untuk melakukan cabin service pada para penumpang.
Cabin service pun dilakukan. Narapidana meminta segelas
orange juice, pramugari memberikannya dengan gemetar. Narapidana kesulitan saat akan meminumnya
karena tanganya terborgol dan ini menyebabkan orang juicenya tumpah kemana-mana mengotori tangannya sendiri.
Choi Ji Won melihat hal ini dan mengganti gelas orange Juice tersebut dengan
gelas yang ada sedotannya agar Narapidana mudah meminum jus nya. Choi Ji Won
membersihkan tangan sang Narapidana dan bersikap sewajarnya seolah dia seperti
penumpang lain baginya.
Yun Seong memarahi Da Jin yang sejak tadi hanya diam dan
melamun saja. Yun Seong berkata bahwa pesawat ini terbang bukan karena
keajaiban, tapi karena kemampuan mereka untuk menerbangkannya. Perintah dari
Kokpit adalah hal yangsat penting dalam sebuah penerbangan, Yun Seong memperingatkan
Da Jin agar jangan sembarangan dengan hal itu dan harus mengingat itu
baik-baik.
Lalu masuklah panggilan dari Menara Pengawas si Tokyo yang
meminta mereka untuk terbang di ketinggian 35000 feet. Yun Seong menyanggupi
hal itu dan meminta Da Jin mengeset ketinggiannya, Da Jin mengeset ketinggian
pesawat, namun Menara pengawa Tokyo bertanya mengapa Wings Air 112 tidak
terbang di ketinggian 35000 feet.
Yun Seong kaget melihat angka setingan ketinggian mereka, ternyata Da Jin salah menyeting harusnya 35000 dia malah menyetingnya hanya diangka 33000 feet. Yun Seong marah, apalagi hal ini menyebabkan Wings Air 112 akan bertabrakan dengan pesawat lain yang ada diketinggian yang sama. Yun Seong mencoba mengatasi hal ini dan menimbulkan sedikit turbulensi pada pesawat. Saat Da Jin berusaha membantu, YunSeong menepis tangannya dan memilih menyelesaikannya sendiri.
Yun Seong kaget melihat angka setingan ketinggian mereka, ternyata Da Jin salah menyeting harusnya 35000 dia malah menyetingnya hanya diangka 33000 feet. Yun Seong marah, apalagi hal ini menyebabkan Wings Air 112 akan bertabrakan dengan pesawat lain yang ada diketinggian yang sama. Yun Seong mencoba mengatasi hal ini dan menimbulkan sedikit turbulensi pada pesawat. Saat Da Jin berusaha membantu, YunSeong menepis tangannya dan memilih menyelesaikannya sendiri.
Turbulensi pesawat membuat sedikit kepanikan di kabin dan di
pantry, Choi Ji Won berkata pada anak buahnya untuk tidak panik dan tetap
mempersiapkan cabin service makanan utama. Saat Choi Ji Won memberikan makanan
pada Narapidana, dia bersikap sangat ramah dan hangat, namun Narapidana salah
menerima dan merasa Ji Won mengejeknya, dia ngamuk pada Ji Won dengan
melemparkan makanan yang diberikan Ji Won hingga mengotori seragamnya. Narapidana pun ngamuk pada seluruh penumpang
yang memandang sebelah mata padanya hanya kerena dia seorang narapidana. Polisi
yang mengawalnya mencoba menenangkannya.
Ji Won pun meminta maaf jika sikapnya malah membuat Narapida tersinggung sambil menggenggam tangan Sang Narapidana. Bagi Ji Won Narapidana adalah penumpang yang juga harus dilayani seperti penumpang lainnya di pesawat ini. Ji Won pun pamit diri, sementara Narapidana melihatnya dengan sedikit rasa bersalah.
Ji Won pun meminta maaf jika sikapnya malah membuat Narapida tersinggung sambil menggenggam tangan Sang Narapidana. Bagi Ji Won Narapidana adalah penumpang yang juga harus dilayani seperti penumpang lainnya di pesawat ini. Ji Won pun pamit diri, sementara Narapidana melihatnya dengan sedikit rasa bersalah.
Ji Won sedang mempersiapkan makanan untuk penumpang, seorang
pramugari bertanya bukankan Cabin service sudah berakhir? Ji Won berkata bahwa
penumpang di kursi 15B belum makan apapun. Pramugari tersebut bertanya,
bukankah itu penumpang yang seorang pembunuh itu? Choi Ji Won mengingatkan dia
adalah penumpang di kursi 15B, dia juga penumpang sama seperti yang lainnya. Lee Joo Ri datang dan berkata kokpit memanggil Manajer Choi, Choi
Ji Won segera pergi dari Pantri Kabin kemudian mengantarkan pada
penumpang di kursi 15B.
Choi Ji Won mengantarkan makanan itu pada Narapidana sambil
tersenyum, Narapidana keheranan dengan sikap Ji Won yang begitu ramah padanya.
Setelah Ji Won pergi setelah mengucapkan selamat makan padanya, Narapidana itu
menangis terharu.
Choi Ji Won masuk ke kokpit dan mendengarkan percakapan Yun Seong yang sedang menegur Da Jin karena kecerobohannya. Yun Seong bahkan meminta Kapten Choi untuk menggantikan Da Jin membantunya menerbangkan pewasat Wings Air 112, karena dia tidak bisa membiarkan orang yang tidak bertanggung jawab seperti Da Jin duduk di bangku Kokpit untuk saat ini.
Kapten Choi sedikit
kaget, dia menatap Da Jin yang hanya diam mendengar semua kata-kata Yun Seong
yang memarahinya dan menyuruh Da Jin keluar dari Kokpit. Akhirnya Kapten Choi
pun menasehati Da Jin untuk mengikuti Instruksi Yun Seong. Da Jin mengerti dia
berkata pada Kapten Choi, dia akan melakukan perintah Yun Seong.
Yun Seong kemudian bertanya pada Ji Won apakah turbulensi
menyebabkan sesuatu terjadi. Choi Ji Won melapor tidak ada kejadian serius yang
terjadi. Yun Seong berkata pada Da Jin, dia harus bersyukur pada langit, karena
tidak ada yang terjadi. Tapi Yun Seong kaget saat melihat baju Ji Won kotor dan
bertanya apa ada masalah. Ji Won menutupi seragam kotornya dan bertanya apakah
ada permintaan lain dari Yun Seong? Saat Yun Seong berkata tidak ada, Ji Won
pun pamit. Da Jin heran dengan perhatian
Yun Seong pada Ji Won namun dia tak berkata apapun.
Wings Air 112 berhasil mendarat dengan selamat di bandara
Internasional Osaka, Jepang. Hampir semua penumpang telah turun kecuali
Narapidana dan dua orang polisi pengawalnya.
Polisi menarik Narapidana untuk segera turun. Choi Ji Won, Yun Seong,
Kapten Choi dan Da Jin mengantar kepergian Narapidana. Choi Ji Won kemudian mengganti haduk kotor
yang menutupi tangan terborgolnya sebelum Narapidana turun. Choi Ji Won berkata
dia berharap Narapidana bisa kembali terbang di penerbangan mereka lain waktu.
Narapidan mencibir, Lain Waktu? Tapi akhirnya Narapidana memberi hormat pada
Choi Ji Won dengan membungkukan badannya seolah mengucapkan terimakasih karena
telah memperlakukannya dengan baik. Narapidana dan dua polisi pengawalnya pun
turun dari pesawat.
Kapten Choi memuji keprofesionalisme Choi Ji Won yang tak
membeda-bedakan penumpang. Yun Seong dan Kapten Choi pamit pada Choi Ji Won
setelah berterimakasih atas kerja kerasnya.
Da Jin masih berdiri di dalam pesawat sambil menahan amarahnya setiap kali melihat Choi Ji Won. Saat Choi Ji Won berterimakasih atas kerja keras Da Jin, bukannya menjawab, Da Jin malah pergi begitu saja sambil menabrak bahu Choi Ji Won tampa permintaan maaf seolah menunjukkan kemarahannya pada Choi ji Won.
Da Jin masih berdiri di dalam pesawat sambil menahan amarahnya setiap kali melihat Choi Ji Won. Saat Choi Ji Won berterimakasih atas kerja keras Da Jin, bukannya menjawab, Da Jin malah pergi begitu saja sambil menabrak bahu Choi Ji Won tampa permintaan maaf seolah menunjukkan kemarahannya pada Choi ji Won.
Da Jin tiba di bandara Osaka dengan hati lelah, hari ini
hari berat untuknya. Da Jin membeli minuman dari mesin penjual minuman
otomatis. Da Jin kemudian duduk di salah
satu kursi tunggu bandara. Choi Ji Won datang dan duduk di kursi dibelakang kursi
Da Jin sambil membelakangi Da Jin. Choi Ji Won berkata, dia kecewa pada standar
kemampuan terbang Da Jin. Mendengar hal itu dari mulut Choi Ji Won, jelas saja
Da Jin berang dan bertanya, memangnya itu karena siapa? Choi Ji Won bertanya,
apakah Da Jin ingin menyalahkan orang lain atas ketidak mampuannya? Lalu apakah
Choi Ji Won akan menyalahkan diri atas ketidak mampuannya?
Choi Ji Won berkata, Da Jin tak pantas jadi pilot karena Da
Jin tidak bisa mengendalikan emosinya karena masalah pribadi, dan itu akan
menjadi masalah besar nantinya. Da Jin tertawa mendengar hal itu, Da Jin berkata,
kalau begitu Ji Won pun tak pantas menjadi pramugari karena kecerobohan Ji Won
telah membuat Ibunya meninggal dan Adiknya mendapatkan penyakit Septicemia.
Choi Ji Won berkata, hanya seorang pegawai magang yang bisa melakukan kesalahan
mengatur ketinggian, hari ini Da Jin beruntung, tapi 7 tahun lalu Choi Ji Won
tidak beruntung.
Da Jin kesal mendengar perkataan Choi Ji Won tentang ketidak
beruntungan itu. Apakah itu berarti Nyawa Ibunya terenggut hanya karena ketidak
beruntungan. Da Jin langsung berdiri dan mengejar Choi Ji Won yang telah
beranjak dari duduknya. Da Jin bertanya pada Cho Ji Won apa maksud perkataannya
tentang ketidak beruntungan sambil menarik kerah baju Ji Won dengan penuh
amarah.
Yun Seong melihat kelakuan Da Jin dan langsung melepaskan
cengkaraman tangan Da Jin dari kerah Ji Won. Yun Seong bertanya pada Da Jin. “Apakah
kau gila?” Da Jin tak menjawab, dia hanya menatap Yun Seong dengan mata penuh
amarah seperti yang dia tunjukkan pada Choi Ji Won.
bersambung ke episode 4
Komentar:
Akhirnya bisa posting juga episode 3 part 2 ini,, setelah begitu banyak halangan dan rintangan. Untuk episode selanjutnya gak janji kapan deh, semoga bisa secepatnya,, akhir-akhir ini sering dapet gangguan.
Uwah,, Ppo Song-a lucu banget yuah,, di episode ini,, apalagi saat pertama kali manggil Yun Seong Penguin Ajussi,,, anak kecil ini bener-bener pandai berakting. Ppo Song itu tahu, kalo Da Jin nggak hebat dalam segalanya, termasuk salah ngasih tau tempat hidup Penguin dan sok punya uang padahal Ppo Song tahu Da Jin nggak punya uang, tapi bagi Ppo Song,,, Da Jin tetap kakak terhebatnya,, dan Ppo Song sangat bangga pada Da Jin.
Hubungan Yun Seong, Ji Won dan Da Jin akan semakin rumit kelak. Apa reaksi Yun Seong yah,, kalo dia tahu Da Jin dan Ppo Song itu anaknya Kapten Han, pasti kaget tentunya. Padahal di episode ini kerjaan Yun Seong marah-marah mulu sama Da Jin karena sikap tak profesionalnya sejak bertemu kembali dengan Choi Ji Won.
Sampai jumpa di episode 4....
Komentar:
Akhirnya bisa posting juga episode 3 part 2 ini,, setelah begitu banyak halangan dan rintangan. Untuk episode selanjutnya gak janji kapan deh, semoga bisa secepatnya,, akhir-akhir ini sering dapet gangguan.
Uwah,, Ppo Song-a lucu banget yuah,, di episode ini,, apalagi saat pertama kali manggil Yun Seong Penguin Ajussi,,, anak kecil ini bener-bener pandai berakting. Ppo Song itu tahu, kalo Da Jin nggak hebat dalam segalanya, termasuk salah ngasih tau tempat hidup Penguin dan sok punya uang padahal Ppo Song tahu Da Jin nggak punya uang, tapi bagi Ppo Song,,, Da Jin tetap kakak terhebatnya,, dan Ppo Song sangat bangga pada Da Jin.
Hubungan Yun Seong, Ji Won dan Da Jin akan semakin rumit kelak. Apa reaksi Yun Seong yah,, kalo dia tahu Da Jin dan Ppo Song itu anaknya Kapten Han, pasti kaget tentunya. Padahal di episode ini kerjaan Yun Seong marah-marah mulu sama Da Jin karena sikap tak profesionalnya sejak bertemu kembali dengan Choi Ji Won.
Sampai jumpa di episode 4....
karakter GHS di sini menarik yaa..
BalasHapusanis suka tatapan penuh amarahnya..hehehe
karakter yang lain juga terlihat natural.
love this drama..
Waktu senggang, lgs buka websitex kakak. Sneng bgt pas episode take care of us captainx mncul :)
BalasHapusAk suka cara kkak bkin sinopsis
Ga kaku n bkin org yg bca jdi ga sbar bwt nunggu episode selanjutx
Hehehe
kpan episode 4 na. . .
BalasHapusga sbar nnggu na. . .
^^
tolong dong dilanjutin sinopsisx...
BalasHapusGUMAWO
kapan dilanjutkan?
BalasHapuskapan dilanjutkan ni..........
BalasHapusduh,,,episode 4 nya dong,,,,,
BalasHapus... mana lanjutannya ...(sambil berharap teh irfa ada waktu buat ngelanjutin sinopsis yang ini) :)
BalasHapusbuat yang minta lanjutan take care of us captain,, sabar ya,, nanti aku lanjutkan kalo Queen In Hyun's Man udah selese... maaf ya lama,, eforia drama ini udah lama hilang,, jadi mesti dibangun ulang,,,
BalasHapuspenasaran dgn episode 4 nya..
BalasHapussangat suka dengan sinopsisnya. so...buat lanjutannya yah..
BalasHapustambah lagi donggg episodenya,,,, yang no 4,,,, di tunggu yaaaa,,, ceritanya bagus neeehhhhh,,,
BalasHapusmana episode 4 nya? belum kelar juga.
BalasHapusSejauh ini, aku bahkan belum mulai melanjutkan menulis sinopsis episode 4 nya, dan tidak bisa menjanjikan kapan akan kembali melanjutkan menulisnya,, kalo memang sudah selesai di tulis pasti akan di posting,,
HapusJika sangat penasaran dengan ceritanya lebih baik menonton langsung,, terimakasih sudah berkunjung ^_^
di tunggu kelanjutan take care of us captain . . .
BalasHapusFighting!
Kamsahammida ^_^