Sabtu, 28 Juni 2014

God's Quiz 4 Episode 4 part 2



Jin Woo kesal mengapa Oh Kyung Sook dan Park Su Young  harus di masukan ke penjara hanya karena pengakuan mereka? Pertama, Park Su Young bahkan tidak tahu bahwa dia terlibat dalam kejahatan. Terlebih lagi, mereka tidak memiliki hubungan darah.

Detektif Nam tidak peduli, hubungan darah tidak penting, pengakuan saja sudah cukup. Jin Woo berpendapat, OK lah hubungan darah tidak penting, tapi… mereka harus memikirkan kemungkinan lain. Bagaimana bisa seorang wanita kurus seperti Oh Kyung Sook melakukan semuanya sendirian, membawa seorang pria, membunuhnya, lalu membereskan semuanya sendirian.


Kyung Hee juga setuju dengan pendapat Jin Woo, Oh Kyung Sook juga tidak memiliki mobil. Detektif Nam bersikeras, berarti dia pergi ke TKP naik transportasi umum dengan durasi perjalanan dua jam. Tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu. Tetap saja… dia bisa pergi ke sana dengan cara apapun. Dia pasti memiliki seorang rekan yang membantunya, seseorang memberinya tumpangan. Detektif Nam sudah banyak melihat kasus seperti ini. Jika memang seperti itu seharusnya dia bisa mengatakan siapa orang itu.

Di dalam sebuah kamar, Su Young sedang mengingat perkataan Oh Kyung Sook padanya, “Sekali saja, apa kau bisa melupakannya sekali ini saja? Kau juga tahu, Su Yong. Kau tahu bagaimana menderitanya ibu selama ini. Kumohon, demi ibu...”

Oh Kyung Sook kembali di interogasi, dia menceritakan hubungannya dengan Park Su Young. Dia dibuang di panti asuhan sejak masih bayi dan hidup seperti itu sejak lahir. Oh Kyung Sook sudah menganggap Su Young seperti anaknya sendiri. Orang yang membuat Su Young menjadi seperti sekarang, dia sangat membencinya. Oh Kyung Sook lalu bertanya, “Di mana Su Young-ku saat ini?”  Dia dipindahkan ke fasilitas yang lain.

Kyung Hee kembali memastikan, apakah Oh Kyung Sook melakukannya sendirian? “Ya. Aku yang melakukan semuanya. Semuanya.”

Kyung Hee kemudian mendapat laporan tentang Park Su Young yang mencoba bunuh diri. Kyung Hee dan Jin Woo segera datang ke RS dan bertanya bagaimana kondisinya. Park Su Young mengalami koma. Akan jauh lebih baik jika mereka menemukannya lebih cepat.

Kenapa Park Su Young ingin mati? Saat menyelidiki kasus ini, Jin Woo selalu merasa, orang yang paling malang dan paling lemah, mudah merasa terbebani dan terluka dengan semuanya. Artinya Su Young pasti ingin menyembunyikan atau melindungi sesuatu. Mereka belum tahu apa itu, tapi Jin Woo ingin meringankan bebannya.

Jin Woo mendatangi tempat operasi rahasia Hong Sook Tae, dia menemukan sebuah radio dan mencoba menyalakannya, Ups… suaranya terdengar tidak jelas karena berada pada frekuensi yang salah. Jin Woo mencari frekuensi yang benar dan terdengar sebuah lagu. 

27 tahun lalu, sambil mendengarkan lagu itu Hong Sook Tae memotong tangan si bayi kecil.

Sambil mendengarkan lagu tersebut, Jin Woo mencoba memikirkan kasus ini, dia pun teringat pada kata-kata Tae Kyung bahwa Hong Sook Tae memakai alat bantu dengar di kedua telinganya. Jin Woo menatap radio yang ada di ruangan itu, dia pun teringat pada gejala penyakit GERD kronis.

Jin Woo memantau dari luar jendela saat seorang petugas RS mengambil sampel darah Hong Ki Joon. Semantara Ki Joon bertanya pada petugas mengapa dirinya harus melakukan tes darah? Dengan santai petugas berkata jika itu hanya prosedur umum saja.

Setelah mendapatkan hasil tes darah Hong Ki Joon, Jin Woo mengajak tim forensic berseta Detektif Nam dan Kyung Hee untuk memecahkan sejarah keluarga yang rumit. Chief Jo bingung dengan maksud Jin Woo, sejarah keluarga? Ya… jika mereka ingin menyelesaikan kasus ini, mereka harus kembali ke awal, yaitu penyakit Park Su Young.

Jin Woo meminta Shi Woo untuk menjelaskan hal ini. Sindrom Cornelia de Lange yang diderita Park Su Young adalah penyakit genetik turunan. Jika orang tua menderita penyakit turunan, penyakit tersebut akan diturunkan pada anak mereka. Tapi, tidak selalu demikian. Jadi, tidak bisa disimpulkan bahwa gen penyakit turunan selalu menimbulkan penyakit. 

Meski diturunkan secara genetik, gejalanya tidak selalu muncul pada setiap generasi. Ada berbagai variasi. Jika seseorang hanya mengalami sedikit gejala, berarti sindrom tersebut loncat generasi. Meski gejala yang muncul sedikit, sindrom penyakit tersebut bisa diketahui melalui tes kromosom.

Jin Woo menjelaskan variasi tersebut terjadi pada Hong Sook Tae. Pria itu menderita Sindrom Cornelia de Lange, GERD kronis. Hong Sook Tae kehilangan pendengaran sejak masih muda. Keduanya termasuk gejala dari sindrom ini. Setelah dilakukan tes kromosom pada Hong Sook Tae, ditemukan gen Sindrom Cornelia de Lange pada kromosomnya.

Poin pertama, setelah melakukan analisa DNA pada Hong Sook Tae and Park Su Young diketahui bahwa mereka memiliki hubungan ayah dan anak.

Semua orang kaget mendengarnya. Hubungan keluarga aneh apa ini? Memang aneh, tapi itu kenyataannya.

Poin kedua, antara Hong Sook Tae dan Hong Ki Joon, hasil tes DNA menunjukkan tidak ada hubungan ayah dan anak. Jin Woo menegaskan, jadi secara ilmiah mereka tidak memiliki hubungan darah. Benar-benar tidak ada kemiripan DNA.

Kyung Hee menambahkan poin ketiga,  Hong Ki Joon adalah putra Oh Kyeong Sook. DNA mereka cocok.

Detektif Nam semakin bingung dengan keruwetan ini. Jadi kesimpulannya,  Hong Sook Tae menukar putranya, yaitu Park Su Young dengan putra Oh Kyung Sook, yaitu Hong Ki Joon. Intinya memang seperti itu. Lagipula, usia Hong Ki Joon sama dengan Park Su Young.

Apakah maksud Jin Woo, latar belakang keluarga merekalah yang menjadi alasan Hong Sook Tae dibunuh? Benar. Lalu apakah mereka semua sudah menyadari rahasia ini? Kemungkinan besarnya sudah tahu. Mereka bertiga mungkin bekerja sama.

Para detektif telah mencari mobil milik Hong Ki Joon, tapi sejak 3 hari sebelum kejadian dan 2 hari setelah kejadian mobilnya ada di tempat parkir RS. Bahkan mereka sudah memeriksa isi mobilnya, namun tidak menemukan apapun. Mobil Hong Sook Tae pun sudah di periksa, namun semuanya bersih, tak ada yang mencurigakan. Detektif Nam merasa gila dengan semua ini.

Jika Hong Ki Joon menggunakan mobil untuk memindahkan Hong Sook Tae di mobil itu pasti terdapat jejak darah Hong Sook Tae ataupun Hong Ki Joon. Detektif Jang berpendapat, Apa mungkin mereka menyewa mobil? Bagaimana mereka bisa menyelidiki dimana pelaku menyewa mobil? Di Korea ada banyak tempat persewaan mobil. Detektif lainnya saling pandang, tampaknya pendapat Detektif Jang kali ini ada benarnya.

Kyung Hee pergi ke RS tempat Hong Ki Joon menjadi intern, dia melihat mesin rekam data kartu akses masuk RS. Kyung Hee berkeyakinan bahwa pelakunya bekerjasama denga Hong Ki Joon, dan Oh Kyung Sook ingin menyembunyikan siapa pelakunya. Tapi alibi Hong Ki Joon sangat kuat, rekam data kartu akses masuknya ke RS juga telah diperiksa. Tersangka berada di RS, saat kejadian berlangsung. Ada perbedaan waktu yang cukup lama.

Shi Woo berpendapat,  Mungkinkah ini sama seperti film-film Amerika... Mereka menggunakan zat pengental darah (koagulan) untuk memanipulasi waktu kejadian dan memperkirakan waktu kematian. Tae Kyung mencibir, pada masa lalu trik itu memang bisa digunakan. Tapi pada zaman sekarang, mereka pasti bisa mengungkap trik itu… namun Tae Kyung juga tampak ragu dengan perkataannya.

Jin Woo meminta Shi Woo mengulangi kata-katanya.  Zat pengental darah (koagulan). Waktu kejadian. Perkiraan waktu kematian. Jin Woo seolah mendapat pencerahan, “Kau benar-benar orang special” Shi Woo pun berbangga diri karena dia benar.

Oh Kyung Sook menjenguk Su Young yang terbaring koma di RS, dia berusaha membangunkan Su Young dan berkata bawa dirinya ada disana. “Su Young, ibu ada di sini... Katakan sesuatu, Su Young...”

Akhirnya Oh Kyung Sook menceritakan masalalunya, “Saat aku masih muda, aku melakukan kesalahan dan akhirnya mengandung. Dia pria yang sudah menikah. Dia menyuruhku mengaborsi bayiku, tapi... Aku diam-diam berencana untuk membesarkan anakku sendirian. Dokter Hong mengetahui semua itu. Dia bilang dia akan menerimanya. Kupikir itu adalah niat baiknya maka aku menerima bantuannya. Lalu aku melahirkan”

“Setelah melahirkan, aku langsung tidak sadarkan diri. Sekarang, jika aku memikirkannya... Kurasa Dokter Hong memberikan sesuatu padaku. Saat aku terbangun... Aku melihat seorang bayi. Tapi bayi itu...”

Hong Sook Tae menukar putranya dengan putra Oh Kyung Sook, saat itu Oh Kyung Sook berpikir bahwa bayi cacat itu adalah putranya. Lalu mengapa Oh Kyung Sook setuju dengan transplantasi tangan saat itu? Hong Sook Tae yang menawarkannya, meskipun dia tahu itu adalah operasi yang berbahaya, tapi saat itu tidak ada pilihan lain. Satu-satunya alasan yang dia miliki adalah karena dia ingin membuat Su Young bisa makan dengan tangannya sendiri.

Hong Ki Joon bingung mengapa dia panggil lagi? Bukan kah alibinya sangat kuat? Saat waktu kejadian dia berada di RS. Benar, memang Ki Joon berada di RS selama 7 jam, dan ada saksi matanya. Karena itu Ki Joon berpikir tidak ada satupun orang yang akan tahu. Ki Joon hampir saja berhasil.

Namun…  setelah melakukan analisis darah Hong Sook Tae, mereka menyadari bahwa jumlah sel platelet (sel untuk menghentikan pendarahan), 30 kali lebih banyak dibanding jumlah normal. Dengan jumlah sebanyak itu, Ki Joon bisa memperlambat pendarahannya tanpa perlu menggunakan zat koagulan. Berbeda dengan zat koagulan, sel platelet tidak akan terdeteksi secara langsung.

Setelah melumpuhkan Hong Sook Tae, Ki Joon langsung menyuntikan Itrosis yang dicampur dengan sel platelet, dengan begitu hanya ada 1 bekas suntikan saja. Setelah membunuhnya Ki Joon kembali ke RS. Dia memiliki waktu, karena dia sudah memperlambat pendarahannya. Itulah cara Ki Joon membuat alibi. Saat otopsi, mereka tidak akan mengecek jumlah platelet kecuali korban menderita penyakit diathesis (keadaan dimana seseorang mudah mengalami pendarahan).

Ki Joon paham benar masalah itu. Bukti lainnya, saat mengecek bank darah di RS tempat Ki Joon menjadi intern, ada sejumlah platelet yang dicuri. Jumlah dan golongan darahnya sama dengan yang digunakan dalam pembunuhan Hong Sook Tae.

Saat melakukan kejahatannya, Ki Joon membawa Park Su Young, namun Oh Kyung Sook tidak ada disana, karena dia hanya membawa Park Su Young di dalam mobilnya. Ki Joon menyewa mobil untuk melakukan kejahatan tersebut, ada catatan penyewaan mobilnya dan seletah di periksa ada bekas darah Hong Sook Tae di dalam bagasi mobilnya. Selain itu polisi juha menemukan lembar petunjuk pemasangan kunci pintu yang dipasang di TKP.

Ki Joon menyangkal semua tuduhan itu, dia minta dipanggilkan pengacara. Namun, Oh Kyung Sook berbicara dari ruangan sebelah, “Ki Joon-na…  Saat ini Su Young sedang sekarat. Dia mencoba menggantung dirinya sendiri. Dia memang tidak meninggal, tapi dia tidak akan bisa bangun. Apa yang harus kita lakukan pada Su Young?”

Ki Joon bergunam, “Dasar anak bodoh” Kini dia tidak bisa lagi mengelak dari kejahatannya.

“Aku membunuh orang yang memang pantas mati. Bahkan kematiannya tidak cukup untuk menebus kesalahannya”

Oh Kyung Sook mengetahui jika Park Su Young bukan anak kandungnya sekitar satu tahun yang lalu, ketika dia membaca catatan medis Su Yong dan menyadari perbedaan golongan darah Su Young dengan dirinya dan juga pria yang menghamilinya. Dia pun mendatangi Hong Sook Tae untuk mencari tahu, dan di rumah Hong Sook Tae dia bertemu dengan Ki Joon yang wajahnya sangat mirip dengan pria yang menghamilinya di masalalu.

Ki Joon awalnya tidak percaya, namun memang kenyataannya jika Oh Kyung Sook adalah ibu kandungnya. Ki Joon pun meminta penjelasan pada Hong Sook Tae, namun tanpa rasa bersalah dia bertanya, “Lalu kenapa? Apakah jika kau hidup sebagai anaknya, ku bisa menjadi dokter?” Ki Joon sangat kesal pada Hong Sook Tae. Apalagi saat pria itu tetap menuntutnya menjadi lulusan terbaik dan meuwujudkan impian yang tidak bisa diwujudkannya.

“Lalu, bagaimana dengan anak kandungmu? Anak yang menderita sepanjang hidupnya. Lalu, bagaimana dengan ibuku? Yang menjaganya, walaupun dia bukan anak kandungnya?” Hong Sook Tae tidak peduli dan berkata mereka hanya harus menerima, itulah hidup yang harus mereka jalani.

Ki Joon mempertanyakan satu hal pada Ayah palsu-nya itu, “Apa anak kandungmu hanya sebuah alat percobaan untukmu? Apa aku hanya sebuah alat untuk menjadi penerusmu?” Hong Sook Tae malah mengancam jika Ki Joon terus bersikap seperti itu dia hanya akan menganggap Ki Joon sebagai onggokan daging.

Ki Joon memang hanya sebuah alat bagi Hong Sook Tae. Dia membesarkan Ki Joon dengan cara yang tidak manusiawi. Jika Ki Joon tidak mengingat dengan benar, maka dia akan memukulnya , apalagi jika Ki Joon mulai menangis. 

Orang yang dipanggilnya Ayah bukanlah manusia, dia bahkan tega membiarkan seorang anak kecil melihat potogan tangan dan berkata jika itu hanyalah sebuah alat eksperimen. Itu hanyalah seonggok daging saja. Saat Ki Joon kecil tidak ingin melihatnya, dia dipaksa untuk melihatnya karena dia akan menjadi seorang dokter. Hong Sook Tae mendidik Ki Joon seolah Ki Joon adalah anjing pemburu.

“Apa yang dia lakukan pada ibu dan Su Young tidak bisa dimaafkan! Aku ingin membalaskan dendam mereka. Membuat dia merasakan penderitaan Su Young” Itulah tekad Ki Joon. 

Karena itulah dia membawa Su Young di hari itu. Ki Joon berkata Su Young harus melakukan apa yang dia katakan. Hong Sook Tae telah menghancurkan hidup mereka bertiga, jadi Ki Joon sama sekali tidak merasa bersalah.

Hong Sook Tae telah merusak tubuh Su Young, dan membuangnya seperti sampah. Dia juga telah menyiksa Ki Joon hanya untuk mencapai tujuannya. Su Young berkata, jika dia memikirkan hal itu, dia juga merasa sangat marah. “Aku benci ayah” Maka Su Young harus melakukan apa yang dikatakan Ki Joon.

Namun Su Young masih memiliki hati nurani, seberapa jahatnya Hong Sook Tae, dia tetap Ayah mereka. Ayah mereka? Bagaimana bisa manusia seperti itu menjadi ayah mereka? Su Young harus melakukan apapun yang Ki Joon katakan. Apa yang harus Su Young lakukan? Apakah Ki Joon membutuhkan kaki tangan ataukah Ki Joon akan melakukannya untuk Su Young?

Ki Joon hanya ingin melakukan itu bersama Su Young, dia tahu Su Young bisa melakukannya. Maka Ki Joon membawa Su Young ke TKP, namun Su Young begitu ketakutan, dia tega menyakiti Ayah kandungnya itu. Ki Joon mengomporinya agar Su Young memikirkan penderitaan dan rasa marahnya. Tetap saja… Su Young tidak bisa melakukan hal tersebut.

Pada akhirnya Ki Joon lah yang melakukannya, dia menyiksa Hong Suk Tae dengan luka yang sama seperti yang dilakukannya pada Su Young 27 tahun lalu. Su Young berteriak-teriak agar Ki Joon berhenti dan jangan melakukan hal itu pada Ayahnya, Su Young sempat terjatuh dan membuat kakinya lecet, namun Ki Joon sudah dipenuhi amarah dan dia pun menyiksa Hong Sook Tae dengan brutal.

“Jika kita membunuh ayah, kita akan menjadi orang yang sama seperti dia. Biarkan saja dia dan... Kita berdua, hidup bersama ibu... Mari kita hidup dengan tenang. Aku mohon padamu” hanya itulah keinginan sederhana Su Young. Namun Ki Joon kembali teringat saat Hong Sook Tae menyiksanya, kemarahannya tak terkendali lagi dan dia hanya meminta Su Young untuk melihat nya saja. Su Young pun berteriak, “Jangan…”

Namun Ki Joon sudah tak peduli lagi, “Hong Sook Tae, kau yang mengatakan ini padaku. Manusia hanya seperti seonggok daging. Kau memang benar... Orang seperti kau...  Hanyalah seonggok daging. Kau... Hanyalah daging busuk! Berakhir sudah...” Ki Joon tidak menyiksa Hong Sook Tae hingga tewas, dia membirakan Hong Sook Tae mencoba melarikan diri dia bahkan memberitahu jika kode kunci pengaman ruangan itu adalah ulang tahunnya.

Oh Kyung Sook tidak tahu apapun tentang rencana pembunuhan itu. Malam itu, Ki Joon membawa Su Young dan berkata akan makan malam bersamanya. Lalu mengapa Oh Kyung Sook tidak membuat Ki Joon menyerahkan dirinya?

Saat Su Young menceritakan masalah tersebut, Oh Kyung Sook malah meminta Su Young untuk menyembunyikanya. Su Young juga tahu kan jika Ki Joon sudah banyak menderita karena pria tua itu?

Su Young tahu benar tentang hal itu, “Tapi Ki Joon sudah kehilangan akalnya. Dia hanya ingin meluapkan semua kemarahannya. Dia melakukannya bukan demi Ibu atau aku” Oh Kyung Sook tahu itu, tapi dia seorang ibu, dia tidak ingin melihatnya putranya menderita lagi. “Aku mohon padamu. Bukan demi Ki Joon... Tapi demi ibumu ini. Kumohon lupakan semuanya.”

Keinginan Su Young hanya satu, “Jika kita bisa tinggal bersama... Pasti akan sangat menyenangkan. Ibu, Ki Joon, dan aku... Di hari yang hangat menghirup udara segar... Kita makan daging bersama. Akan sangat menyenangkan jika itu terjadi, kita bertiga hidup bersama”


Oh Kyung Sook menangis, “Su Young-ku yang malang. Untuk melindungi Ki Joon... Dia berusaha bunuh diri. Untuk menanggung semua kesalahan itu. Ini semua salahku. Ini salahku...”


Jin Woo membenarkan hal itu. Semua ini memang salah Oh Kyung Sook, juga salah Hong Sook Tae. Semua ini akibat dosa orang tua. Bagi Su Young, mengakhiri hidupnya adalah cara terakhir menunjukkan cintanya pada mereka. Suatu tindakan yang menunjukkan usaha terbaiknya. Cinta dari orang yang lemah dan menderita... adalah cinta terbesar. Cukup untuk melindungi dan menguatkan semua orang.

Pada akhirnya Ki Joon di masukan ke dalam penjara dan Su Young menghembuskan nafas terakhirnya.

“Terima kasih, Ibu. Karena sudah menyuapiku, memandikanku, dan juga mencintaiku. Aku mencintaimu”

Jin Woo membayangkan impian Su Young di hari yang hangat. Su Young, Ki Joon dan ibunya bisa makan bersama juga bermain bersama. “Apa yang mereka inginkan hanya satu hal. Hari yang hangat, hanya itu... Tanpa penderitaan dan luka hati, hanya berada di bawah sinar matahari. Hanya itu kebahagiaan yang mereka inginkan. Apa yang mereka inginkan mungkin terlalu sederhana dan membosankan. Tapi mungkin... Itu adalah kebahagiaan yang kita cari”

“Da Mi. Kapan kau merasa paling bahagia?” Jin Woo bertanya saat dia mengunjungi Da Mi di RS. Dengan sederhana Da Mi menjawab, “Saat aku makan makanan enak. Saat aku menyalakan televisi dan menonton kartun kesukaanku. Saat aku mendapat hadiah di hari Natal atau hari ulang tahunku”

Jin Woo tersenyum mendengarnya, semua hal itu pastinya akan sangat membuat Da Mi bahagia yah. Da Mi balik bertanya, “Lalu, apa yang membuat Ahjussi bahagia?” Jin Woo bingung sendiri, “Aku? Untukku… biar kupikir…” Namun Jin Woo tak menemukan apapun, dia meminta pendapat Da Mi, “Menurutmu apa yang membuatku bahagia?”

Da Mi berpikir dan berkata, “Hmm,,, saat kau terbangun dari koma. Saat aku menonton kartun, aku takut acaranya akan segera berakhir... Tapi, ternyata tidak... Saat itu, aku merasa sangat senang sekali. Aku senang jika itu terjadi. Kupikir Paman juga pasti merasa seperti itu” Jin Woo langsung terpana, yah… Da Mi benar, Jin Woo seharusnya senang saat dia berpikir dia akan mati namun ternyata dia bisa kembali hidup setelah terbangun dari komanya.

Da Mi menambahkan list kebahagiaan Jin Woo, “Lalu, berada di sampingku... Si cantik Da Mi ini” Jin Woo tertawa mendengarnya, dan mencubit pipi Da Min, “Benar. Aku sangat bahagia karena aku bersamamu”

Kyung Hee memparkirkan mobilnya di tempat parkir sebuah gedung. Di sudut lain, si pria bertato memperhatikan Kyung Hee yang keluar dari mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk gedung. Si pria bertato bersiap dengan mobilnya. Dia berniat menabrak Kyung Hee. Mendengar suara mobil yang melaju di belakangnya Kyung Hee menoleh ke belakang dan melihat mobil si pria bertato yang menuju ke arahnya. Kyung Hee belum sempat menyingkir, mobil itu terus melaju ke arahnya.

***

Tenang saja^^ Det. Kang selamat kok, tapi siapa yang menyelamatkannya itu lho... lumayan bikin aku terkejut juga hehe... 

Lucu liat dr. Han cemburu hihihi,,,, apalagi di episode ke depan, cemburunya makin menjadi, makin childish aja deh dr. Han hehe... tapi det. Kang nya kalem banget yah, dia sepertinya tidak sadar jika dr. Han sedang cemburu berat, karena Kyung Hee memanggil Oppa pada pria lain, wkwkwk...

Kasus episode 4 ini, lagi-lagi yah,,,, tentang ortu yang tidak punya hati. Hong Tae Suk bener-bener deh, jahatnya kok kebangetan, dia segitu terobsesinya sama eksperimen transplantasi tangannya, tega bgt menukarkan anaknya, memotong tangan anak kandungnya, dan menjadikan anak angkatnya sebagai alat pemuas impiannya dengan didikan yang tidak manusiawi.

Kasus utama di season 4 ini sepertinya ada hubungannya sama si Jaksa Oppa nih, kasus apa sih sebenernya yang dia minta bantuan sama det. Kang untuk di periksa? Namun sepertinya si Jaksa Oppa masih galau juga tuh, apakah harus melibatkan det. Kang dalam kasus ini atau tidak, makanya dia meminta det. Kang untuk tidak membuka amplop itu terburu-buru.

4 komentar:

  1. yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar jg... >_<
    makasih mb sinopnya...semangat ...! :D

    ^trie^

    BalasHapus
  2. Semangat terus Irfa, suka god quiz itu gara2 sering mampir di blog ini, jadi tambah suka, TQ

    BalasHapus
  3. mbak, god's quiz S2 ad sub indony y???
    DL dmn??

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^