Jin Woo kesal mengapa Oh Kyung
Sook dan Park Su Young harus di masukan
ke penjara hanya karena pengakuan mereka? Pertama, Park Su Young bahkan tidak
tahu bahwa dia terlibat dalam kejahatan. Terlebih lagi, mereka tidak memiliki
hubungan darah.
Detektif Nam tidak peduli,
hubungan darah tidak penting, pengakuan saja sudah cukup. Jin Woo berpendapat,
OK lah hubungan darah tidak penting, tapi… mereka harus memikirkan kemungkinan
lain. Bagaimana bisa seorang wanita kurus seperti Oh Kyung Sook melakukan
semuanya sendirian, membawa seorang pria, membunuhnya, lalu membereskan
semuanya sendirian.
Kyung Hee juga setuju dengan
pendapat Jin Woo, Oh Kyung Sook juga tidak memiliki mobil. Detektif Nam
bersikeras, berarti dia pergi ke TKP naik transportasi umum dengan durasi
perjalanan dua jam. Tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu. Tetap saja… dia
bisa pergi ke sana dengan cara apapun. Dia pasti memiliki seorang rekan yang
membantunya, seseorang memberinya tumpangan. Detektif Nam sudah banyak melihat
kasus seperti ini. Jika memang seperti itu seharusnya dia bisa mengatakan siapa
orang itu.
Di dalam sebuah kamar, Su Young
sedang mengingat perkataan Oh Kyung Sook padanya, “Sekali saja, apa kau bisa melupakannya
sekali ini saja? Kau juga tahu, Su Yong. Kau tahu bagaimana menderitanya ibu selama
ini. Kumohon, demi ibu...”
Oh Kyung Sook kembali di
interogasi, dia menceritakan hubungannya dengan Park Su Young. Dia dibuang di
panti asuhan sejak masih bayi dan hidup seperti itu sejak lahir. Oh Kyung Sook
sudah menganggap Su Young seperti anaknya sendiri. Orang yang membuat Su Young
menjadi seperti sekarang, dia sangat membencinya. Oh Kyung Sook lalu bertanya,
“Di mana Su Young-ku saat ini?” Dia
dipindahkan ke fasilitas yang lain.
Kyung Hee kembali memastikan,
apakah Oh Kyung Sook melakukannya sendirian? “Ya. Aku yang melakukan semuanya. Semuanya.”
Kyung Hee kemudian mendapat
laporan tentang Park Su Young yang mencoba bunuh diri. Kyung Hee dan Jin Woo
segera datang ke RS dan bertanya bagaimana kondisinya. Park Su Young mengalami
koma. Akan jauh lebih baik jika mereka menemukannya lebih cepat.
Kenapa Park Su Young ingin mati? Saat
menyelidiki kasus ini, Jin Woo selalu merasa, orang yang paling malang dan
paling lemah, mudah merasa terbebani dan terluka dengan semuanya. Artinya Su
Young pasti ingin menyembunyikan atau melindungi sesuatu. Mereka belum tahu apa
itu, tapi Jin Woo ingin meringankan bebannya.
Jin Woo mendatangi tempat operasi
rahasia Hong Sook Tae, dia menemukan sebuah radio dan mencoba menyalakannya,
Ups… suaranya terdengar tidak jelas karena berada pada frekuensi yang salah.
Jin Woo mencari frekuensi yang benar dan terdengar sebuah lagu.
27 tahun lalu,
sambil mendengarkan lagu itu Hong Sook Tae memotong tangan si bayi kecil.
Sambil mendengarkan lagu
tersebut, Jin Woo mencoba memikirkan kasus ini, dia pun teringat pada kata-kata
Tae Kyung bahwa Hong Sook Tae memakai alat bantu dengar di kedua telinganya.
Jin Woo menatap radio yang ada di ruangan itu, dia pun teringat pada gejala
penyakit GERD kronis.
Jin Woo memantau dari luar
jendela saat seorang petugas RS mengambil sampel darah Hong Ki Joon. Semantara
Ki Joon bertanya pada petugas mengapa dirinya harus melakukan tes darah? Dengan
santai petugas berkata jika itu hanya prosedur umum saja.
Setelah mendapatkan hasil tes
darah Hong Ki Joon, Jin Woo mengajak tim forensic berseta Detektif Nam dan
Kyung Hee untuk memecahkan sejarah keluarga yang rumit. Chief Jo bingung dengan
maksud Jin Woo, sejarah keluarga? Ya… jika mereka ingin menyelesaikan kasus
ini, mereka harus kembali ke awal, yaitu penyakit Park Su Young.
Jin Woo meminta Shi Woo untuk
menjelaskan hal ini. Sindrom Cornelia de Lange yang diderita Park Su Young adalah
penyakit genetik turunan. Jika orang tua menderita penyakit turunan, penyakit
tersebut akan diturunkan pada anak mereka. Tapi, tidak selalu demikian. Jadi,
tidak bisa disimpulkan bahwa gen penyakit turunan selalu
menimbulkan penyakit.
Meski diturunkan secara genetik, gejalanya tidak selalu
muncul pada setiap generasi. Ada berbagai variasi. Jika seseorang hanya
mengalami sedikit gejala, berarti sindrom tersebut loncat generasi. Meski
gejala yang muncul sedikit, sindrom penyakit tersebut bisa diketahui melalui
tes kromosom.
Jin Woo menjelaskan variasi
tersebut terjadi pada Hong Sook Tae. Pria itu menderita Sindrom Cornelia de
Lange, GERD kronis. Hong Sook Tae kehilangan pendengaran sejak masih muda. Keduanya
termasuk gejala dari sindrom ini. Setelah dilakukan tes kromosom pada Hong Sook
Tae, ditemukan gen Sindrom Cornelia de Lange pada kromosomnya.
Poin pertama, setelah melakukan
analisa DNA pada Hong Sook Tae and Park Su Young diketahui bahwa mereka
memiliki hubungan ayah dan anak.
Semua orang kaget mendengarnya.
Hubungan keluarga aneh apa ini? Memang aneh, tapi itu kenyataannya.
Poin kedua, antara Hong Sook Tae
dan Hong Ki Joon, hasil tes DNA menunjukkan tidak ada hubungan ayah dan anak.
Jin Woo menegaskan, jadi secara ilmiah mereka tidak memiliki hubungan darah. Benar-benar
tidak ada kemiripan DNA.
Kyung Hee menambahkan poin
ketiga, Hong Ki Joon adalah putra Oh
Kyeong Sook. DNA mereka cocok.
Detektif Nam semakin bingung
dengan keruwetan ini. Jadi kesimpulannya,
Hong Sook Tae menukar putranya, yaitu Park Su Young dengan putra Oh Kyung
Sook, yaitu Hong Ki Joon. Intinya memang seperti itu. Lagipula, usia Hong Ki
Joon sama dengan Park Su Young.
Apakah maksud Jin Woo, latar belakang keluarga
merekalah yang menjadi alasan Hong Sook Tae dibunuh? Benar. Lalu apakah mereka
semua sudah menyadari rahasia ini? Kemungkinan besarnya sudah tahu. Mereka
bertiga mungkin bekerja sama.
Para detektif telah mencari mobil
milik Hong Ki Joon, tapi sejak 3 hari sebelum kejadian dan 2 hari setelah
kejadian mobilnya ada di tempat parkir RS. Bahkan mereka sudah memeriksa isi
mobilnya, namun tidak menemukan apapun. Mobil Hong Sook Tae pun sudah di
periksa, namun semuanya bersih, tak ada yang mencurigakan. Detektif Nam merasa
gila dengan semua ini.
Jika Hong Ki Joon menggunakan
mobil untuk memindahkan Hong Sook Tae di mobil itu pasti terdapat jejak darah Hong
Sook Tae ataupun Hong Ki Joon. Detektif Jang berpendapat, Apa mungkin mereka
menyewa mobil? Bagaimana mereka bisa menyelidiki dimana pelaku menyewa mobil? Di
Korea ada banyak tempat persewaan mobil. Detektif lainnya saling pandang,
tampaknya pendapat Detektif Jang kali ini ada benarnya.
Kyung Hee pergi ke RS tempat Hong
Ki Joon menjadi intern, dia melihat mesin rekam data kartu akses masuk RS.
Kyung Hee berkeyakinan bahwa pelakunya bekerjasama denga Hong Ki Joon, dan Oh
Kyung Sook ingin menyembunyikan siapa pelakunya. Tapi alibi Hong Ki Joon sangat
kuat, rekam data kartu akses masuknya ke RS juga telah
diperiksa. Tersangka berada di RS, saat kejadian berlangsung. Ada perbedaan
waktu yang cukup lama.
Shi Woo berpendapat, Mungkinkah ini sama seperti film-film
Amerika... Mereka menggunakan zat pengental darah (koagulan) untuk memanipulasi
waktu kejadian dan memperkirakan waktu kematian. Tae Kyung mencibir, pada masa
lalu trik itu memang bisa digunakan. Tapi pada zaman sekarang, mereka pasti
bisa mengungkap trik itu… namun Tae Kyung juga tampak ragu dengan perkataannya.
Jin Woo meminta Shi Woo mengulangi
kata-katanya. Zat pengental darah
(koagulan). Waktu kejadian. Perkiraan waktu kematian. Jin Woo seolah mendapat
pencerahan, “Kau benar-benar orang special” Shi Woo pun berbangga diri karena
dia benar.
Oh Kyung Sook menjenguk Su Young
yang terbaring koma di RS, dia berusaha membangunkan Su Young dan berkata bawa
dirinya ada disana. “Su Young, ibu ada di sini... Katakan sesuatu, Su Young...”
Akhirnya Oh Kyung Sook
menceritakan masalalunya, “Saat aku masih muda, aku melakukan kesalahan dan
akhirnya mengandung. Dia pria yang sudah menikah. Dia menyuruhku mengaborsi
bayiku, tapi... Aku diam-diam berencana untuk membesarkan anakku sendirian. Dokter
Hong mengetahui semua itu. Dia bilang dia akan menerimanya. Kupikir itu adalah
niat baiknya maka aku menerima bantuannya. Lalu aku melahirkan”
“Setelah melahirkan, aku langsung
tidak sadarkan diri. Sekarang, jika aku memikirkannya... Kurasa Dokter Hong memberikan
sesuatu padaku. Saat aku terbangun... Aku melihat seorang bayi. Tapi bayi
itu...”
Hong Sook Tae menukar putranya
dengan putra Oh Kyung Sook, saat itu Oh Kyung Sook berpikir bahwa bayi cacat
itu adalah putranya. Lalu mengapa Oh Kyung Sook setuju dengan transplantasi
tangan saat itu? Hong Sook Tae yang menawarkannya, meskipun dia tahu itu adalah
operasi yang berbahaya, tapi saat itu tidak ada pilihan lain. Satu-satunya
alasan yang dia miliki adalah karena dia ingin membuat Su Young bisa makan
dengan tangannya sendiri.
Hong Ki Joon bingung mengapa dia
panggil lagi? Bukan kah alibinya sangat kuat? Saat waktu kejadian dia berada di
RS. Benar, memang Ki Joon berada di RS selama 7 jam, dan ada saksi matanya.
Karena itu Ki Joon berpikir tidak ada satupun orang yang akan tahu. Ki Joon
hampir saja berhasil.
Namun… setelah melakukan analisis darah Hong Sook
Tae, mereka menyadari bahwa jumlah sel platelet (sel untuk menghentikan
pendarahan), 30 kali lebih banyak dibanding jumlah normal. Dengan jumlah
sebanyak itu, Ki Joon bisa memperlambat pendarahannya tanpa perlu menggunakan
zat koagulan. Berbeda dengan zat koagulan, sel platelet tidak akan terdeteksi
secara langsung.
Setelah melumpuhkan Hong Sook
Tae, Ki Joon langsung menyuntikan Itrosis yang dicampur dengan sel platelet,
dengan begitu hanya ada 1 bekas suntikan saja. Setelah membunuhnya Ki Joon
kembali ke RS. Dia memiliki waktu, karena dia sudah memperlambat pendarahannya.
Itulah cara Ki Joon membuat alibi. Saat otopsi, mereka tidak akan mengecek
jumlah platelet kecuali korban menderita penyakit diathesis (keadaan dimana seseorang
mudah mengalami pendarahan).
Ki Joon paham benar masalah itu.
Bukti lainnya, saat mengecek bank darah di RS tempat Ki Joon menjadi intern,
ada sejumlah platelet yang dicuri. Jumlah dan golongan darahnya sama dengan
yang digunakan dalam pembunuhan Hong Sook Tae.
Saat melakukan kejahatannya, Ki
Joon membawa Park Su Young, namun Oh Kyung Sook tidak ada disana, karena dia
hanya membawa Park Su Young di dalam mobilnya. Ki Joon menyewa mobil untuk
melakukan kejahatan tersebut, ada catatan penyewaan mobilnya dan seletah di
periksa ada bekas darah Hong Sook Tae di dalam bagasi mobilnya. Selain itu
polisi juha menemukan lembar petunjuk pemasangan kunci pintu yang dipasang di
TKP.
Ki Joon menyangkal semua tuduhan
itu, dia minta dipanggilkan pengacara. Namun, Oh Kyung Sook berbicara dari
ruangan sebelah, “Ki Joon-na… Saat ini
Su Young sedang sekarat. Dia mencoba menggantung dirinya sendiri. Dia memang
tidak meninggal, tapi dia tidak akan bisa bangun. Apa yang harus kita lakukan
pada Su Young?”
Ki Joon bergunam, “Dasar anak
bodoh” Kini dia tidak bisa lagi mengelak dari kejahatannya.
“Aku membunuh orang yang memang
pantas mati. Bahkan kematiannya tidak cukup untuk menebus kesalahannya”
Oh Kyung Sook mengetahui jika
Park Su Young bukan anak kandungnya sekitar satu tahun yang lalu, ketika dia
membaca catatan medis Su Yong dan menyadari perbedaan golongan darah Su Young
dengan dirinya dan juga pria yang menghamilinya. Dia pun mendatangi Hong Sook
Tae untuk mencari tahu, dan di rumah Hong Sook Tae dia bertemu dengan Ki Joon
yang wajahnya sangat mirip dengan pria yang menghamilinya di masalalu.
Ki Joon awalnya tidak percaya,
namun memang kenyataannya jika Oh Kyung Sook adalah ibu kandungnya. Ki Joon pun
meminta penjelasan pada Hong Sook Tae, namun tanpa rasa bersalah dia bertanya,
“Lalu kenapa? Apakah jika kau hidup sebagai anaknya, ku bisa menjadi dokter?”
Ki Joon sangat kesal pada Hong Sook Tae. Apalagi saat pria itu tetap
menuntutnya menjadi lulusan terbaik dan meuwujudkan impian yang tidak bisa
diwujudkannya.
“Lalu, bagaimana dengan anak
kandungmu? Anak yang menderita sepanjang hidupnya. Lalu, bagaimana dengan
ibuku? Yang menjaganya, walaupun dia bukan anak kandungnya?” Hong Sook Tae
tidak peduli dan berkata mereka hanya harus menerima, itulah hidup yang harus
mereka jalani.
Ki Joon mempertanyakan satu hal
pada Ayah palsu-nya itu, “Apa anak kandungmu hanya sebuah alat percobaan untukmu?
Apa aku hanya sebuah alat untuk menjadi penerusmu?” Hong Sook Tae malah
mengancam jika Ki Joon terus bersikap seperti itu dia hanya akan menganggap Ki
Joon sebagai onggokan daging.
Ki Joon memang hanya sebuah alat
bagi Hong Sook Tae. Dia membesarkan Ki Joon dengan cara yang tidak manusiawi.
Jika Ki Joon tidak mengingat dengan benar, maka dia akan memukulnya , apalagi
jika Ki Joon mulai menangis.
Orang yang dipanggilnya Ayah bukanlah manusia, dia
bahkan tega membiarkan seorang anak kecil melihat potogan tangan dan berkata
jika itu hanyalah sebuah alat eksperimen. Itu hanyalah seonggok daging saja.
Saat Ki Joon kecil tidak ingin melihatnya, dia dipaksa untuk melihatnya karena
dia akan menjadi seorang dokter. Hong Sook Tae mendidik Ki Joon seolah Ki Joon
adalah anjing pemburu.
“Apa yang dia lakukan pada ibu
dan Su Young tidak bisa dimaafkan! Aku ingin membalaskan dendam mereka. Membuat
dia merasakan penderitaan Su Young” Itulah tekad Ki Joon.
Karena itulah dia
membawa Su Young di hari itu. Ki Joon berkata Su Young harus melakukan apa yang
dia katakan. Hong Sook Tae telah menghancurkan hidup mereka bertiga, jadi Ki
Joon sama sekali tidak merasa bersalah.
Hong Sook Tae telah merusak tubuh
Su Young, dan membuangnya seperti sampah. Dia juga telah menyiksa Ki Joon hanya
untuk mencapai tujuannya. Su Young berkata, jika dia memikirkan hal itu, dia
juga merasa sangat marah. “Aku benci ayah” Maka Su Young harus melakukan apa
yang dikatakan Ki Joon.
Namun Su Young masih memiliki
hati nurani, seberapa jahatnya Hong Sook Tae, dia tetap Ayah mereka. Ayah
mereka? Bagaimana bisa manusia seperti itu menjadi ayah mereka? Su Young harus melakukan
apapun yang Ki Joon katakan. Apa yang harus Su Young lakukan? Apakah Ki Joon
membutuhkan kaki tangan ataukah Ki Joon akan melakukannya untuk Su Young?
Ki Joon hanya ingin melakukan itu bersama Su Young, dia tahu Su Young bisa melakukannya. Maka Ki Joon membawa Su
Young ke TKP, namun Su Young begitu ketakutan, dia tega menyakiti Ayah
kandungnya itu. Ki Joon mengomporinya agar Su Young memikirkan penderitaan dan
rasa marahnya. Tetap saja… Su Young tidak bisa melakukan hal tersebut.
Pada akhirnya Ki Joon lah yang
melakukannya, dia menyiksa Hong Suk Tae dengan luka yang sama seperti yang
dilakukannya pada Su Young 27 tahun lalu. Su Young berteriak-teriak agar Ki
Joon berhenti dan jangan melakukan hal itu pada Ayahnya, Su Young sempat
terjatuh dan membuat kakinya lecet, namun Ki Joon sudah dipenuhi amarah dan dia
pun menyiksa Hong Sook Tae dengan brutal.
“Jika kita membunuh ayah, kita
akan menjadi orang yang sama seperti dia. Biarkan saja dia dan... Kita berdua, hidup
bersama ibu... Mari kita hidup dengan tenang. Aku mohon padamu” hanya itulah
keinginan sederhana Su Young. Namun Ki Joon kembali teringat saat Hong Sook Tae
menyiksanya, kemarahannya tak terkendali lagi dan dia hanya meminta Su Young
untuk melihat nya saja. Su Young pun berteriak, “Jangan…”
Namun Ki Joon sudah tak peduli
lagi, “Hong Sook Tae, kau yang mengatakan ini padaku. Manusia hanya seperti
seonggok daging. Kau memang benar... Orang seperti kau... Hanyalah seonggok daging. Kau... Hanyalah
daging busuk! Berakhir sudah...” Ki Joon tidak menyiksa Hong Sook Tae hingga
tewas, dia membirakan Hong Sook Tae mencoba melarikan diri dia bahkan
memberitahu jika kode kunci pengaman ruangan itu adalah ulang tahunnya.
Oh Kyung Sook tidak tahu apapun
tentang rencana pembunuhan itu. Malam itu, Ki Joon membawa Su Young dan berkata
akan makan malam bersamanya. Lalu mengapa Oh Kyung Sook tidak membuat Ki Joon
menyerahkan dirinya?
Saat Su Young menceritakan
masalah tersebut, Oh Kyung Sook malah meminta Su Young untuk menyembunyikanya.
Su Young juga tahu kan jika Ki Joon sudah banyak menderita karena pria tua itu?
Su Young tahu benar tentang hal
itu, “Tapi Ki Joon sudah kehilangan akalnya. Dia hanya ingin meluapkan semua
kemarahannya. Dia melakukannya bukan demi Ibu atau aku” Oh Kyung Sook tahu itu,
tapi dia seorang ibu, dia tidak ingin melihatnya putranya menderita lagi. “Aku
mohon padamu. Bukan demi Ki Joon... Tapi demi ibumu ini. Kumohon lupakan
semuanya.”
Keinginan Su Young hanya satu, “Jika
kita bisa tinggal bersama... Pasti akan sangat menyenangkan. Ibu, Ki Joon, dan
aku... Di hari yang hangat menghirup udara segar... Kita makan daging bersama. Akan
sangat menyenangkan jika itu terjadi, kita bertiga hidup bersama”
Oh Kyung Sook menangis, “Su
Young-ku yang malang. Untuk melindungi Ki Joon... Dia berusaha bunuh diri. Untuk
menanggung semua kesalahan itu. Ini semua salahku. Ini salahku...”
Jin Woo membenarkan hal itu.
Semua ini memang salah Oh Kyung Sook, juga salah Hong Sook Tae. Semua ini
akibat dosa orang tua. Bagi Su Young, mengakhiri hidupnya adalah cara terakhir
menunjukkan cintanya pada mereka. Suatu tindakan yang menunjukkan usaha
terbaiknya. Cinta dari orang yang lemah dan menderita... adalah cinta terbesar.
Cukup untuk melindungi dan menguatkan semua orang.
Pada akhirnya Ki Joon di masukan
ke dalam penjara dan Su Young menghembuskan nafas terakhirnya.
“Terima kasih, Ibu. Karena sudah
menyuapiku, memandikanku, dan juga mencintaiku. Aku mencintaimu”
Jin Woo membayangkan impian Su
Young di hari yang hangat. Su Young, Ki Joon dan ibunya bisa makan bersama juga
bermain bersama. “Apa yang mereka inginkan hanya satu hal. Hari yang hangat,
hanya itu... Tanpa penderitaan dan luka hati, hanya berada di bawah sinar
matahari. Hanya itu kebahagiaan yang mereka inginkan. Apa yang mereka inginkan
mungkin terlalu sederhana dan membosankan. Tapi mungkin... Itu adalah
kebahagiaan yang kita cari”
“Da Mi. Kapan kau merasa paling
bahagia?” Jin Woo bertanya saat dia mengunjungi Da Mi di RS. Dengan sederhana
Da Mi menjawab, “Saat aku makan makanan enak. Saat aku menyalakan televisi dan menonton
kartun kesukaanku. Saat aku mendapat hadiah di hari Natal atau hari ulang
tahunku”
Jin Woo tersenyum mendengarnya,
semua hal itu pastinya akan sangat membuat Da Mi bahagia yah. Da Mi balik
bertanya, “Lalu, apa yang membuat Ahjussi bahagia?” Jin Woo bingung sendiri,
“Aku? Untukku… biar kupikir…” Namun Jin Woo tak menemukan apapun, dia meminta
pendapat Da Mi, “Menurutmu apa yang membuatku bahagia?”
Da Mi berpikir dan berkata,
“Hmm,,, saat kau terbangun dari koma. Saat aku menonton kartun, aku takut acaranya akan segera
berakhir... Tapi, ternyata tidak... Saat itu, aku merasa sangat senang sekali. Aku
senang jika itu terjadi. Kupikir Paman juga pasti merasa seperti itu” Jin Woo
langsung terpana, yah… Da Mi benar, Jin Woo seharusnya senang saat dia berpikir
dia akan mati namun ternyata dia bisa kembali hidup setelah terbangun dari
komanya.
Da Mi menambahkan list
kebahagiaan Jin Woo, “Lalu, berada di sampingku... Si cantik Da Mi ini” Jin Woo
tertawa mendengarnya, dan mencubit pipi Da Min, “Benar. Aku sangat bahagia
karena aku bersamamu”
Kyung Hee memparkirkan mobilnya
di tempat parkir sebuah gedung. Di sudut lain, si pria bertato memperhatikan
Kyung Hee yang keluar dari mobilnya dan berjalan menuju pintu masuk gedung. Si
pria bertato bersiap dengan mobilnya. Dia berniat menabrak Kyung Hee. Mendengar
suara mobil yang melaju di belakangnya Kyung Hee menoleh ke belakang dan
melihat mobil si pria bertato yang menuju ke arahnya. Kyung Hee belum sempat
menyingkir, mobil itu terus melaju ke arahnya.
***
Tenang saja^^ Det. Kang selamat kok, tapi siapa yang menyelamatkannya itu lho... lumayan bikin aku terkejut juga hehe...
Lucu liat dr. Han cemburu hihihi,,,, apalagi di episode ke depan, cemburunya makin menjadi, makin childish aja deh dr. Han hehe... tapi det. Kang nya kalem banget yah, dia sepertinya tidak sadar jika dr. Han sedang cemburu berat, karena Kyung Hee memanggil Oppa pada pria lain, wkwkwk...
Kasus episode 4 ini, lagi-lagi yah,,,, tentang ortu yang tidak punya hati. Hong Tae Suk bener-bener deh, jahatnya kok kebangetan, dia segitu terobsesinya sama eksperimen transplantasi tangannya, tega bgt menukarkan anaknya, memotong tangan anak kandungnya, dan menjadikan anak angkatnya sebagai alat pemuas impiannya dengan didikan yang tidak manusiawi.
Kasus utama di season 4 ini sepertinya ada hubungannya sama si Jaksa Oppa nih, kasus apa sih sebenernya yang dia minta bantuan sama det. Kang untuk di periksa? Namun sepertinya si Jaksa Oppa masih galau juga tuh, apakah harus melibatkan det. Kang dalam kasus ini atau tidak, makanya dia meminta det. Kang untuk tidak membuka amplop itu terburu-buru.
yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar jg... >_<
BalasHapusmakasih mb sinopnya...semangat ...! :D
^trie^
Semangat terus Irfa, suka god quiz itu gara2 sering mampir di blog ini, jadi tambah suka, TQ
BalasHapusmbak, god's quiz S2 ad sub indony y???
BalasHapusDL dmn??
ada di Indowebster
Hapus