Terjadi penganiyaan penuh darah
terhadap seorang pria. Tangan dan kakinya di pukul oleh bahkan korban tak lagi
bisa berjalan. Pria tua itu berusaha mencapai pintu dengan merayap. Dia
berusaha membuka pintu, namun waktu tidak memungkinkan, dia sudah kehabisan
darah
Case 4: One Warm Day
Tim forensik sedang makan malam
sambil minum. Chief Jo meminta maaf karena tidak sempat mengadakan pesta
penyambutan untuk Han Shi Woo, Shi Woo jadi tidak enak dan berterimakasih
karena Chief Jo telah membimbingnya dalam pekerjaan baru.
Jin Woo meminta Shi Woo untuk memesan apapun
yang dia inginkan. Chief Jo mencibir, seperti Jin
Woo saja yang akan mentraktirnya. Eeeyyy tadi kan dia sudah mentraktir mereka.
Tae Kyung membenarkan, Jin Woo sudah mentraktir 5 Kopi Americano dingin, Jin
Woo tampak tidak senang karena merasa di remehkan, apalagi Kyung Hee juga
menambahkan jika Jin Woo membeli kopi itu, salah satunya dengan kupon milik
Kyung Hee.
Jin Woo sebenarnya benar-benar
ingin mentraktir mereka, tapi… Chief Jo bersikeras ingin membayarnya. Chief Jo
menyangkal, dia tidak pernah bilang begitu. OK, jadi kali ini Jin Woo yang akan
mentraktir. Shi Woo pun memesan sup jeongol untuk 5 orang. Jin Woo langsung
protes, Shi Woo malah menambahnya jadi untuk 6 orang. Jin Woo pasrah, tapi
minta syarat, setelah ini mereka pergi ke karoke, tapi Chief Jo yang mentraktirnya^^
Semua orang bersorak setuju.
“Apa maksudmu karaoke? Kita harus
menjaga wibawa kita” Chief Jo menolak, Jin Woo tampak kecewa. Apakah martabat
mereka akan turub hanya karena mereka pergi ke karoke? Chief Jo membuat
keputusan bahwa mereka harus pulang, jadi dia yang akan mentraktir makan malam
mereka malam ini.
Mereka pun bersulang bersama
penuh suka cita. Sementara di kursi lain pria bertato melihat Kyung Hee yang
sedang tersenyum bahagia dengan yang lain. Apa tujuan pria itu terus menguntit
Kyung Hee?
Esok paginya Shi Woo masih pusing
karena kebanyakan minum. Dia menemui Tae Kyung yang mencarinya dan berkata
badannya masih tidak enak. Tae Kyung memberikannya minuman, Shi Woo pun
langsung berterima kasih dan bertanya apakah Tae Kyung baik-baik saja. Tentu
saja, dia bahkan tidak banyak minum.
“Oya, aku ingin mengatakan
sesuatu” Shi Woo penasaran apa yang ingin dikatakan Tae Kyung padanya.
“Kalau kau diam-diam mengintip
lagi, aku benar-benar akan marah. Apa kau pikir aku akan diam saja?” Shi Woo pun
langsung panik. “Sunbae bukan begitu, aku hanya kebetulan masuk…” Tae Kyung
langsung memotong perkataan Shi Woo dengan menjawil kedua pipinya dan berkata,
entah kenapa dia merasa Shi Woo semakin menggemaskan.
Tae Kyung kemudian pergi setelah
mengajak Shi Woo untuk pergi rapat bersama. Shi Woo masih mematung di tempatnya
dengan wajah bengong. Sambil menatap Tae Kyung yang semakin menjauh menuju
ruang rapat Shi Woo bergunam, “6 Juni 2014. Dia datang dalam kehidupanku.Dan
menjadi bunga hatiku”
Kasus kali ini adalah tentang kematian Hong
Sook Tae, yang lahir tanggal 8 Desember 1950. Dua hari yang lalu, mayatnya
ditemukan. Penyebab kematian karena pendarahan hebat pada tangan kanannya yang
terputus. Tangan kirinya juga terluka parah.
Mengapa kasus ini diserahkan pada
tim forensik universitas Hanguk? Itu karena obat yang di temukan dalam darah
korban. Tae Kyung menjelaskan bahwa dalam darah korban ditemukan obat yang
bernama Itrosis, obat yang digunakan untuk melemaskan otot. Karena efek sampingnya berbahaya, peredaran
obat itu telah dilarang. RS merekalah yang pertama kali menemukan masalah efek
samping obat tersebut.
Jin Woo jadi penasaran, apakah
korban memiliki penyakit kronis? Dari otopsi awal, tidak ditemukan apapun.
Kyung Hee menjelaskan, korban adalah seorang dokter spesialis ortopedi. Dia
dituntut karena melakukan pembedahan ilegal dan pada tahun 1998 dipenjara
selama 3 tahun 5 bulan. Izin prakteknya juga di cabut. Tentang masalah
pembedahan ilegalnya polisi masih mencari tahu rinciannya.
Apapun alasannya, yang jelas kasusnya telah diserahkan pada mereka. Tae Kyung pun melaporkan jika Hong Sook Tae memakai alat bantu dengar di kedua telinganya. Jin Woo merenung sebenarnya apa penyakit yang di derita Hong Sook Tae?
Para tim forensik pun melihat
mayak korban dan menemukan luka bekas suntikan di lengannya. Memar yang ada di belakang lehernya adalah
untuk melumpuhkan korban. Pelaku memukuli tangan korban berulang kali.
Sementara luka di kedua pergelangan kakinya adalah karena pelaku sengaja
memotong otot korban agar dia tidak bisa berjalan.
Shi Woo merasa heran, bukannya
korban bisa beteriak? Mengapa tidak ada yang mendengarnya? Jin Woo menjelaskan
itulah mengapa pelaku menyuntikan Itrosis pada tubuh korban, itu adalah salah
satu efek samping berbahaya. Selain luka dikerongkongannya akibat penyakit
GERD* tidak ada hal khusus lain pada korban.
*GERD = Gastroesophageal Reflux
Disease, asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan luka
Setelah di lakukan otopsi kedua,
penyebab kematian korban tidak berubah, pendarahan hebat dan syok akibat
pendarahan. Jin Woo mencoba memikirkan kemungkinan lain, namun dia tidak
menemukan titik terang, dia meminta Kyung Hee untuk memberikan data tentang
pembedahan ilegal yang dilakukan korban.
Detektif Nam dan Kyung Hee serta
ketiga detektif lainnya mendatangi TKP. Darah masih berceceran di mana-mana.
Ruang bawah itu jarang digunakan, jadi tidak ada seorang pun disana. Tidak
banyak orang yang datang ke sini da orang yang tinggal di dekat sini tidak
pernah ke sini. Mayat korban di temukan karena hari itu, ada kebocoran pipa,
sehingga petugas mendatangi tempat itu.
Kyung Hee melihat keanehan pada
kunci ruangan itu. Detektif Nam mendekat dan merasa aneh juga, mengapa pengamannya
dipasang di bagian dalam? Sepertinya pelaku sengaja memasang kunci pengamannya
seperti itu. Sehingga korban bisa membuka pintu dan pergi. Rasanya itu tidak
masuk akal, mengapa dia meletakannya di bagian bawah?
Detektif Jang berpendapat mungkin
si pelaku bingung saat memasang kunci pengaman pintunya. Karena pendapatnya
yang tidak masuk akal, detektif Gu dan Detektif Chung memukul kepalanya,
ckckck. Ketiga detektif ini gak ada yang
beres.
Jin Woo membaca laporan tentang
pembedahan illegal yang dilakukan Hong Tae Suk, dia jadi kesal sendiri. Hong
Tae Suk benar-benar kejam. Chief Jo berkata, Transplantasi tangan sangat sulit
dilakukan bahkan di RS besar sekalipun. Namun dia penasaran apakah jika yang
melakukannya adalah ahli ortopedi apakah itu tetap disebut illegal?
Jin Woo menjelaskan, bukan itu
masalahnya. Masalahnya adalah pendonor yang tidak jelas identitasnya. Karena
itu, korban mungkin mendapatkan donor organ itu secara ilegal. Seperti di pasar
gelap, yang menjual organ secara ilegal. Lebih buruk lagi jika prosedur
transplantasinya seperti yang korban lakukan.
Di seluruh dunia, belum ditemukan
metode transplantasi tangan yang dapat diandalkan. Karena mayoritas tubuh
penerima donor menolak tangan hasil transplantasi tersebut. Polisi menemukan 6
korban pembedahan ilegal. Tapi sepertinya korban Hong Tae Suk lebih dari itu.
Jin Woo berspekulasi, karena korban juga
akan dikenai sanksi. Korban operasi Hong Tae Suk banyak yang tidak mengadu,
mungkin karena mereka tidak mau dikenai sanksi dan hukum. Wah… Shi Woo sangat
mengagumi analisis Jin Woo, pantas saja dia disebut sebagai professor.
Jin Woo pamit karena dia harus
melakukan sesuatu. Ternyata dia datang ke pamakaman Hong Tae Suk. Saat sedang
memperhatikan putra Hong Tae Sik yang tampak sangat bersedih, Jin Woo
dikagetkan dengan kedatangan Kyung Hee. Ah… lagi-lagi yah Jin Woo bekerja
sendirian lagi, kenapa Kyung Hee harus mengomel, bahkan saat mereka tidak
saling bicara pun mereka datang ke tempat yang sama^^ (bukan kah itu artinya
mereka itu sehati >.<)
Karena ke kompakan mereka itu,
Jin Woo malah mengajak Kyung Hee Tos seperti yang sering mereka lakukan dulu,
eh maksudnya dulu Jin Woo sering mengajak Kyung Hee tos, tapi selalu di tolak,
“Jin Woo, Kyung Hee, Cross” Kyung Hee tersenyum dan melakukan tos tersebut. Jin
Woo sampe bingung, mengapa sekarang Kyung Hee bersedia melakukan tos?
Mereka berbicara dengan putra
Hong Tae Suk yang bernama Hong Ki Joon, Kyung Hee bertanya kapan dia terakhir
kali bertemu ayahnya? Sekitar dua minggu yang lalu, karena dia tidak bisa
terlalu sering meninggalkan RS. Akh.. apakah Hong Ki Joon adalah seorang
dokter? Ya.. dia adalah Intern di RS Yoowon. Hmm,, pasti berat bagi Ki Joon
menjadi seorang Intern.
Apakah Ki Joon akhir-akhir ini
sempat bertengkar dengan Ayahnya? Tidak. Karena penelitiannya, Ayahnya selalu
ada di rumah. Dia jarang keluar rumah dan jarang menemui kerabatnya. Lalu…
apakah tidak ada korban pembedahan illegal yang mencari nya? Sama sekali tidak
ada.
Ki Joon merasa Ayahnya sudah
membayar atas apa yang pernah diperbuatnya, tapi Jin Woo tidak sependapat. Jika
dibandingkan dengan kerugian yang dialami korban, 3 tahun 5 bulan penjara
tidaklah sebanding. Ki Joon menjadi marah, walaupun cara yang digunakan Ayahnya
salah tapi penelitian Ayahnya sangat bermanfaat.
Dalam penelitian medis, bukankah
prosedur jauh lebih penting dibandingkan hasil? Ki Joon tahu pendapat Jin Woo
memang benar, tapi hasil juga penting dan untuk mencapainya diperlukan beberapa
pengorbanan. Tetap saja, pengorbanan juga membutuhkan izin dari korban. Bagaimana
bisa disebut pengorbanan jika korban datang pada ayahmu untuk disembuhkan?
Amarah Ki Joon semakin tersulut,
“Aku sudah mengakui padamu bahwa ayahku menggunakan cara yang salah!” akhirnya
Ki Joon memilih untuk meninggalkan Jin Woo dan Kyung Hee.
Jin Woo pun jadi kesal, bagaimana
bisa seorang dokter bersikap seperti itu. Isshh… Ayah dan Anak sama saja. Kyung
Hee menenangkan Jin Woo dan berkata, “Kerja bagus” Jin Woo memastikan lagi pada
Kyung Hee, dia benar-benar melakukannya dengan
baik kan?
Alibi Hong Ki Jun sudah
dikonfirmasi. Malam itu, dia berada di rumah sakit bersama dokter yang lain.
Bagaimana dengan istrinya? Saat anaknya berusia 2 tahun, istrinya bunuh diri
karena meminum obat tidur berlebihan. Detektif Nam berkomentar, Kondisi
keluarga Hong Sook Tae benar-benar menyedihkan.
Bagaimana dengan hartanya? Hong
Sook Tae sangat kaya, dan sudah kaya sejak dulu. Dia bahkan memiliki 3 gedung.
Semua harta warisan itu akan jatuh ke tangan putranya. Detektif Nam merasa
heran, bagaimana bisa tidak ada yang mencurigakan? Tidak ada orang yang bisa
dijadikan tersangkan dalam kasus
pembunuhan Hong Sook Tae.
Kyung Hee menemui seorang pria
yang pertama kali mengajukan tuntutan terhadap Hong Sook Tae. Pria itu dulunya
kehilangan jarinya saat dia bekerja di pabrik.
Saat itu dia merasa sangat kesakitan hingga menangis di RS. Saat itulah Hong
Sook Tae datang padanya dan menawarinya bahwa dia bisa memberikan jari orang
lain kepadanya.
Apakah pria tahu itu adalah
operasi illegal? Ya dia tahu. Operasinya berlangsung di tempat yang sangat
aneh, bukan di RS. Tempat itu adalah tempat yang sangat terpencil dan jauh dari
perkotaan. Saat itu malah hati, jadi dia tidak terlalu ingat.
Malam harinya, Kyung Hee sibuk
menyusun laporan untuk kasus Hong Sook Tae dengan serius, bahkan saat Jin Woo
menawarinya untuk membuat Ramen Kyung Hee menolak dan berkata dia sedang
tidak selera makan.
Jin Woo pun jadi penasaran apakah
polisi berhasil menemukan semua korban? Kyung Hee sudah menginterogasi ke-6
korban, namun tidak mendapatkan informasi yang berguna. Semua alibi mereka
sudah di konfirmasi. Kyung Hee akan meninggalkan berkas itu di tempat Jin Woo
dan memintanya untuk mempelajarinya.
Kyung Hee duduk di kursi saat Jin
Woo membawa ramennya dan mereka duduk berhadapan. Saat Jin Woo memberikan
pendapatnya bahwa ada sesuatu yang belum mereka ketahui tentang korban, Kyung
Hee malah mengambil sumpit dan bersiap-siap memakan ramen buatan Jin Woo.
Melihat kelakuakn Kyung Hee,
karena Jin Woo langsung bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?” Kyung Hee
bingung, apakah ada yang salah? Bukankah Kyung Hee bilang dia tidak berselera
makan, dan menyuruhnya memasak satu saja.
“Oh... karena mencium aromanya
aku jadi ingin makan. Kau bisa masak satu lagi, kan?” tanpa rasa bersalah Kyung
Hee sudah bersiap memasukan ramen ke dalam mulutnya.
Jin Woo tidak rela, dia merebut sumpit yang di pegang Kyung Hee sementara Kyung Hee tetap berusaha memasukan ramen itu kedalam mulutnya. Akibat perebutan itu, ramen yang sudah menyentuh mulut Kyung Hee terjatuh kembali ke dalam mangkuknya. Jin Woo dan Kyung Hee sama-sama kesal. Jin Woo tidak mau makan ramen lagi, karena sebagian ramen sudah masuk mulut Kyung Hee. Dia memberikan semua ramen itu pada Kyung Hee sambil cemberut.
Jin Woo tidak rela, dia merebut sumpit yang di pegang Kyung Hee sementara Kyung Hee tetap berusaha memasukan ramen itu kedalam mulutnya. Akibat perebutan itu, ramen yang sudah menyentuh mulut Kyung Hee terjatuh kembali ke dalam mangkuknya. Jin Woo dan Kyung Hee sama-sama kesal. Jin Woo tidak mau makan ramen lagi, karena sebagian ramen sudah masuk mulut Kyung Hee. Dia memberikan semua ramen itu pada Kyung Hee sambil cemberut.
“Kau bisa makan semuanya. Aku
harap semuanya menjadi lemak” Kyung Hee tidak peduli dan memakan ramennya. Jin
Woo mengambil kimchi nya dan berkata itu adalah miliknya. Kyung Hee lebih tidak
peduli, dia tidak terlalu suka makan kimchi kok. Jin Woo makin sebal.
Saat Kyung Hee sibuk makan ramen
dia mendapatkan telepon, dia mengangkatnya dengan wajah sumringah dan menyapa
si penelpon, “Ohh… Oppa” Mendengar kata Oppa, Jin Woo langsung kesal. “Oppa?”
pada siapa Kyung Hee memanggil Oppa?
Kyung Hee bertemu dengan Jaksa
Oppanya, Lee Jae Joon. Kyung Hee tampak senang dan bertanya mengapa Jae Joon
menghubunginya tiba-tiba. Kyung Hee juga tahu kan, jika jam kerja seorang jaksa
tidak menentu. Benarkan? Jaksa yang dikenal Kyung Hee sepertinya banyak waktu
luang dan juga hidup dengan baik.
Aigoo.. Kyung Hee pasti punya
banyak dendam terhadap para jaksa. Jae Joon tahu tentang hal itu degan lebih
baik kan? Jae Joon paham benar dan dia meminta maaf pada Kyung Hee atas nama
para jaksa. Kyung Hee merasa itu bukan hal yang buruk juga.
“Kyung Hee-ya, aku menemuimu karena
aku ingin minta bantuanmu” Jae Joon mengutarakan maksudnya. Jae Joon emnyerahkan
sebuah amplop coklat pada Kyung Hee dan meminta hobae-nya itu untuk melihatnya.
Kyung Hee tampak bingung, dan Jae Joon menjelaskan jika amplop itu berhubungan
dengan sebuah kasus.
Saat Kyung Hee akan melihat isi
amplopnya, Jae Joo melarangnya, sebaiknya Kyung Hee melihatnya pelan-pelan.
Kasus itu tidak terlalu urgent, jadi Kyung Hee bisa melihatnya nanti. Setelah
melihatnya Jae Joon meminta Kyung Hee untuk memberikan pendapatnya. Jae Joon
mendengar jika Kyung Hee sangat ahli dalam hal ini. Kyung Hee tampak tidak
keberatan.
Di kamarnya Jin Woo dilanda
kegalauan, karena Kyung Hee bertemu dengan Jaksa Oppa nya. Berkali-kali dia
tertawa tak ikhlas memikirkan Kyung Hee memanggil Oppa pada sembarang pria. Kecemburuan
Jin Woo tidak membuatnya tidak fokus pada berkas kasus Hong Sook Tae.
Sejak dulu korban memiliki banyak
uang. Dia bahkan berjanji akan mengembalikan uangnya jika operasi gagal. Jin
Woo menyadari sesuatu, jika begitu… operasi illegal yang dilakukan Hong Sook
Tae bukan demi uang. Jin Woo menatap sebuah data diagnosa dan dia menyadari
sesuatu.
Esoknya, Jin Woo dan Kyung Hee
pergi bersama untuk memeriksa kamar Hong Sook Tae. Jin Woo menemukan foto Hong
Sook Tae dan Hong Ki Joon dan mencibir mereka terlihat sangat serasi, dua
dokter dengan mental yang luar biasa.
Jin Woo kemudian berdehem dan
bertanya tentang semalam, “Kemarin malam... Apa kau bertemu dengan Jaksa Oppa-mu?”
Kyung Hee tampak tidak menaruh perhatian, dan berkata ya begitulah. Jin Woo
merasa heran bagaimana bisa seorang pria menelpon wanita malam-malam seperti
itu? Hmm… dia membutuhkan bantuan Kyung Hee.
Bantuan apa? Jin Woo berusaha
mengatur nada suaranya untuk tida terdengar seperti sangat penasaran. Dengan
tenang Kyung Hee menjawab, “Itu hanya masalah pribadi” Jin Woo semakin
penasaran. “Pribadi. Bukan karena masalah pekerjaan tapi masalah pribadi. Masalah
apa itu?” Kyung Hee tampak menghindar dan terlihat tak ingin memperpanjang
pembicaraan ini, dia fokus memeriksa kamar Hong Sook Tae. Sambil beralu, Jin
Woo akhirnya berkomentar, “Aku rasa di antara kalian berdua ada segalanya
kecuali kesedihan”
Melihat data di komputernya,
sampai dia meninggal dia masih mengerjakan laporan penelitiannya. Kyung Hee
merasa heran, Izin prakteknya sudah dicabut, tapi kenapa dia masih melanjutkan
penelitiannya? Tapi kenyataanya semua file dalam komputernya adalah tentang
translpantasi tangan. Jin Woo memberi informasi jika Hong Sook Tae melakukannya
bukan demi uang.
Kyung Hee pun tahu itu, karena Hong
Sook Tae mengatakan jika dia tidak akan menerima uang jika operasinya gagal.
Jangan-jangan…. “Itu bukanlah operasi. Melainkan eksperimen... Untuk mencari
tahu metode baru melakukan transplantasi tangan” Yups tebakan Kyung Hee betul
sekali. Hong Sook Tae mencoba mencari metode untuk membuat penerima donor
menerima transplantasi tangan dengan baik
tanpa ada efek samping. Begitulah.. karena kehilangan izin praktek Hong
Sook Tae pasti ingin mendapatkan reputasinya kembali.
Tidak ada bukti langsung tentang
pembedahan illegal itu. Sebagai dokter, jika Jin Woo adalah Hong Sook Tae dia
akan melakukan operasi di tempat lain. Kenapa? Karena pasti langsung ketahuan
jika dia melakukannya di RS. Kyung Hee langsung teringat perkataan salah
seorang korban tentang tempat terpencil yang dijadikan tempat operasinya.
Ada sebuah gedung kosong yang
dimiliki Hong Sook Tae, Kyung Hee, Jin Woo, serta para detektif pun mendatangi
gedung itu tapi tidak ada apapun disana. Detektif Nam mempertanyakan apakah
Kyung Hee yakin ada bukti di gedung itu? Semua gedung Hong Sook Tae sudah
disewakan, tapi dia tidak menyewakan gedung itu, dia bahkan tidak mengurus
gedung itu. Sepertinya dia ingin menyembunyikan sesuatu. Atau… dia menjaga
tempat itu untuk melakukan eksperimennya.
Trio detektif datang dan
melaporkan ada ruangan terkunci di gedung itu. Mereka semua mendatangi ruangan
itu. Saat masuk ke dalam ruangan yang
tadinye terkunci, detektif Nam merasa ruangan itu mirip dengan kamar bedah yang
ada di film horror. Jin Woo berkata bahwa Hong Sook Tae melakukan sesuatu yang
lebih menyeramkan dibanding film horror. Sesuatu yang benar-benar sangat keji.
Jin Woo memeriksa tempat tersebut
dan melihat sebuah lemari. Dia mencoba membukanya namun lemari itu terkunci,
Kyung Hee datang dan menendangnya, viola… lemari itu pun akhirnya terbuka. Jin
Woo tampak takjub, “Wow, kau harus menendangnya dulu baru bisa terbuka, bagus
juga”
Setelah menggunakan sarung
tangannya Jin Woo pun memeriksa berkas yang ada di dalam lemari, dan menemukan
catatan operasi transplantasi tangan. Semua bukti tentang korban-korban operasi
illegal Hong Sook Tae ada di buku itu. Di lembar terakhir Jin Woo menemukan
data seorang bayi. Kyung Hee langsung merinding, “Bagaimana bisa dia memotong tangan
seorang bayi?” Padahal seharusnya pembedahan tangan dilakukan setelah
pertumbuhan berhenti.
Bayi ini satu-satunya korban yang
tidak memiliki nama. Hanya ada golongan darah dan tanggal lahir. Di lihat dari
fotonya, sepertinya bayi tersebut berumur sekitar 100 hari. Dia lahir 20 Maret
1988. Kenapa tidak ada informasi yang rinci mengenai si bayi?
Kyung Hee memeriksa bukti-bukti
pembunuhan Hong Sook Tae, pekerjaannya, kemudian tanggal lahirnya. Ahaa…. Kyung
Hee menemukan sesuatu.
Saat rapat, Jin Woo berkata
mereka harus memfokuskan penyelidikan dengan mencari tahu siapa bayi itu.
Detektif Nam bertanya, ada 7 korban lainnya, mengapa harus bayi itu? Jin Woo
kesal karena detektif Nam memotong kalimatnya. Mengapa mereka fokus pada si
bayi? Itu karena Bayi itu memiliki penyakit Sindrome Cornelia de Lange (*Sindrom
genetik, menyebabkan kelainan fisik dan mental)
Si Bayi sudah mengidam sinrom itu
sejak lahir. Chief Jo memperhatikan foto bayi tersebut. Bentuk kerangka tulang,
bentuk kepala dan posisi alis mata. Semuanya cocok. Jin Woo pun meminta Shi Woo
untuk menjelaskan penyakit apakah Sindrom Cornelia de Lange itu untuk
orang-orang yang belum mengetahunya.
Shi Woo pun mulai menjelaskannya,
“Gejala Sindrom Cornelia de Lange antara lain gangguan pertumbuhan, gangguan
kecerdasan, kelainan bentuk tulang, dan penampilan fisiknya. Ini penyakit
langka turunan yang ciri khasnya adalah langit-langit mulut yang terbelah”
Gejala yang akan dialami bayi ini
kemungkinan besar adalah kesulitan bicara dan kelainan jantung. Saat melakukan
eksperimennya, nampaknya Hong Sung Tae tidak tahu tentang hal tersebut karena
itulah tidak ada catatan tentang si bayi, karena Sindrom Cornelia de Lange
pertama kali diberitakan di Korea sekitar awal tahun 1990-an.
Lalu mengapa kenapa mereka harus fokus untuk menemukan siapa bayi ini? Luka yang dialami korban sama persis dengan luka yang di derita bayi tersebut. Tangan kiri yang cacat, tangan kanan yang terpotong, kaki yang cacat dan gangguan bicara akibat terbelahnya langit-langit mulut dan bibir sumbing. Kesimpulannya... Pelaku membuat keadaan korban sama persis dengan kondisi bayi tersebut.
“Mata ganti mata, gigi ganti
gigi. Motifnya pasti balas dendam” Tae Kyung membuat kesimpulan. Kyung Hee
menambahkan jika pelaku juga memberikan siksaan psikologis pada Hong Sook Tae.
Dari bukti yang ada, posisi kuncu pengaman dipasang agar Hong Sook Tae bisa
keluar dari ruangan dan meminta pertolongan.Itu adalah siksaan mental berupa
pengharapan.
Detektif Nam menyangsikan hal
itu, Walaupun posisi kunci pintu itu ada
di tempat yang bisa diraih korban, bagaimana jika korban tidak tahu kode
pengamannya? Kyung Hee berkeyakinan
bahwa korba tahu kodenya, 1-2-0-8 itu adalah kode dari hari ulang tahun korban,
8 Desember. Darimana Hong Sook Tae tau itu adalah kode pengamannya? Pasti
pelaku yang memberitahunya.
Bersadarkan hasil analisis kunci
di pintunya, ditemukan jejak air liur pada tombol 1-2-0-8. Hong Sook Tae
mencoba membukanya dengan lidahnya karena dia tidak bisa menggunakan tangannya.
Namun karena ototnya mengalami kelumpuhan, lidahnya juga pasti tidak kuat
menekan tombol kunci. Itu sebabnya tidak masalah apakah korban tahu kode
pengamannya atau tidak. Dia tetap tidak akan bisa keluar meski memiliki
harapan.
Walaupun mereka sudah tahu jika
kasus ini ada hubungannya dengan si bayi, mereka juga belum tahu apa motif
balas dendam pelaku. Bayi yang dioperasi 27 tahun lalu itu tidak akan bisa bergerak dnegan mudah saat
ini. Jadi tidak mungkin dia yang
membalas dendam. Kalau begitu, pasti seseorang yang dekat dengannya. Kerabat
atau semacamnya. Jin Woo berkata tidak sulit menemukan pasien dengan penyakit
sindrom Cornelia de Lange. Golongan darah O. Pria berusia 27 tahun.
Detektif Nam mendapatkan laporan
jika sidik jari yang ada di lemari sudah teridentifikasi. Sidik jari seseorang
yang pernah bekerja pada Hong Sook Tae.
Orang itu adalah Oh Kyung Sook
yang bekerja selama 3 tahun di RS yang sama dengan Hong Sook Tae sebagai
suster. Detektif Nam mengingatkan Oh Kyung Sook bahwa bukan RS yang mereka
bicarakan, tapi tempat itu… yang berada jauh di tempat terpencil. Sepertinya Oh
Kyung Sook juga bekerja di tempat yang praktek itu pada Hong Tae Suk.
Oh Kyung Sook pasti tahu apa yang
dimaksud mereka kan? Dengan wajah ragu akhirnya Ph Kyung Suk mengakuinya dan
berkata dia tidak pernah melihat secara langsung. Dia hanya menyiapkan
semuanya lalu membersihkannya. Masalah
ini juga tidak adil baginya, Oh Kyung Sook kehilangan izin nya sebagai perawat.
Kyung Hee menunjukkan foto si
bayi, wajah Oh Kyung Sook sedikit berubah, “Kau pasti ingat bayi ini, kan?”
Tentu saja, Hong Sook Tae mendapatkan bayi itu dari panti asuhan, selebihnya Oh
Kyung Sook tidak tahu apa-apa.
Kyung Hee mendapat telepon dari
Jin Woo bahwa dia telah menemukan pasien yang cocok dengan cirri-ciri si bayi.
Kyung Hee pun bergegas ke tempat itu dan bertemu dengan Jin Woo. Mereka melihat
dengan mirisnya kondisi pasien itu.
Namanya adalah Park Su Young, dia
duduk di kursi roda karena tidak bisa berjalan, sebelah tangannya terpotong dan
tangan yang lainnya tidak bisa digerakan dengan benar. Bibirnya pun sumbing dan
dia tampak sedikit saat kesulitan berbicara.
Jin Woo melihat luka di
pergelangan kaki Park Su Young, dia bertanya apakah Su Young terjatuh? Ya. Jin
Woo jadi khawatir sepertinya Su Young sedang tidak sehat. Su Young berkata dia
baik-baik saja. Kyung Hee bertanya sejak kapan Su Young tinggal dipanti social
itu? Sudah sejak lama
Apa Su Young punya teman atau
kenalan di luar sana? Tentu saja tidak, siapa yang mau berteman dengannya. Lalu
apakah Su Young pernah mendengar sesuatu tentang orang tuanya atau kabar
lainnya? Tidak ada yang bisa Su Young di lakukan jika dia mengetahuinya
sekalipun, mereka sudah membuangnya. Jadi walaupun mereka datang ke hadapannya,
Su Young tidak akan mau menemui mereka.
“Aku akan menjalani hidupku seperti
ini sampai aku mati. Jadi tinggalkan aku sendiri” Su Young benar-benar kecewa
terhadap orang tuanya.
Setelah menemui Park Su Young, Jin
Woo berpendapat jika Su Young lebih menderita dibanding Hong Sook Tae. Sepertinya
dia kesulitan untuk melakukan segala sesuatu sendirian. Tapi jika ada seseorang
bersamanya dia bisa aja keluar.
Tunggu… Jin Woo mengecek lantai di panti itu. Jika lantainya terbuat dari bahan yang licin, walaupun Su Young jatuh, dia tidak akan mendapatkan luka seperti yang ada di pergelangan kakinya. Jadi… ada kemungkinan dia pergi keluar.
Tunggu… Jin Woo mengecek lantai di panti itu. Jika lantainya terbuat dari bahan yang licin, walaupun Su Young jatuh, dia tidak akan mendapatkan luka seperti yang ada di pergelangan kakinya. Jadi… ada kemungkinan dia pergi keluar.
Kyung Hee langsung berbalik
menuju ruangan panti. Jin Woo langsung protes, “Lagi-lagi, langsung pergi
setelah bicara!” Tapi kemudian Jin Woo memuji Kyung Hee, “Dia sangat keren. Aku
harus belajar hal keren seperti itu darinya”
Kyung Hee kembali ke panti untuk
meminta laporan catatan pengunjung. Saat memeriksa catatan itu, Kyung Hee
menemukan nama Oh Kyung Sook di daftar nama pengungjung. Lalu dia teringat jika
Park Su Young beberapa minggu lalu pergi dengan salah seorang relawan. Apa
mungkin Park Su Young pergi bersama dengan Oh Kyung Sook?
Setelah di lakukan penyelidikan,
diketahui jika Oh Kyung Sook adalah salah satu relawan di panti penyandang
cacat Sung Woo. Sangat aneh jika dikatakan sebagai kebetulan, pada hari dan jam
kejadian terjadinya pembunuhan Hong Tae Suk, Park Su Young dan Oh Kyung Sook
pergi bersama. Kemana Oh Kyung Sook membawa Park Su Young?
Oh Kyung Sook berkata bahwa
mereka berjalan-jalan ke taman, Apakah ada yang bisa membuktikan hal itu? Oh
Kyung Sook terlihat gugup, karena dia tidak punya saksi. Polisi sudah tahu jika
Oh Kyung Sook bahwa dia adalah ibunya Park Su Young. Jika hanya seorang
relawan, mana mungkin dia ingin membalaskan dendam Su Young, kecuali mereka
memiliki hubungan darah.
Oh Kyung Sook semakin panik,
Kyung Hee pun menjelaskan bahwa saat melakukan penyelidikan, dia melihat
rekaman percakapan CCTV antara Oh Kyung Sook dan Park Su Young. Meskipun
rekaman itu tidak bersuara, namun dengan melihat gerakan mulut mereka, polisi
bisa tahu bahwa selama durasi 52 menit, Su Young mengatakan kata Omma sebanyak
14 kali.
Mencoba berkelit, Oh Kyung Sook
mencoba mengelak dan berkata semua orang memanggilnya Ibu, karena anak-akan
disana tidak memiliki ibu, mereka memang menyuruh anak-anak untuk memanggil
ibu. Oh Kyung Sook bisa menyangkal, namun polisi akan membuktikannya apakah
mereka itu ibu dan anak dengan tes DNA. Karena Hong Sook Tae membuat anaknya
seperti itu maka Oh Kyung Sook menyimpan dendam yang besat padanya.
Oh Kyung Sook menyangkal, dia dan
Su Young tidak pergi ke tempat itu. Tidak? Tapi ada bukti yang menunjukkan
bahwa Park Su Young ada disana, pergelangan kaki Su Young terluka dan darahnya
di temukan di TKP.
Park Su Young di bawa ke ruang
investigasi. Oh Kyung Sook jadi sedikit panik dan bingung, melihat Su Young
akhirnya Oh Kyung Sook mengaku, “Kau benar. Aku yang melakukannya. Aku membawa
Su Young, tapi dia tidak melakukan apa-apa.
“Jangan lakukan ini, Ibu. Aku
yang menyuruh ibu melakukannya. Aku... Aku menyuruh ibu untuk membunuh manusia
itu” Su Young pun mengakui hal itu untuk menyelamatkan ibunya. Oh Kyung Sook
meminta Su Young untuk berhenti dan berkata pada polisi dialah yang melakukan
semua itu, tapi Su Young tetap bersikeras.
Hasil tes DNA sudah keluar, tapi
hasilnya… Oh Kyung Sook dan Park Su Young tidak terbukti sebagai Ibu dan Anak.
DNA mereka sama sekali tidak cocok. Namun berdasarkan pengakuan Oh Kyung Sook
dan Park Su Young mereka sama-sama dimasukan ke dalam sel penjara.
Su Young akan di bawa ke sel khusus, dia bersikeras
mengatakan bahwa dialah yang melakukannya, Oh Kyung Sook hanya mengikuti
perintahnya. Kyung Hee kemudian bertanya apakah Su Young bisa menjelaskan
semuanya dari awal. Ya… dia bisa! Jin Woo lalu bertanya, “Kenapa kau memberi Hong
Sook Tae morfin?” Su Young malah
bingung, morfin? Dia berniat memberikan alasan, Jin Woo pun tahu jika Su Young
sebenarnya bukan pelakunya.
“Kau salah. Korban tidak diberi
morfin, tapi obat yang disebut Itrosis”
Kyung Hee meminta detektif Gu
untuk membawa Su Young ke sel khusus. Su Young berkata dia sedang bingung dan
akan mengingat-ingat lagi. Tidak… semuanya sudah jelas. Park Su Young bukan pelakunya.
***
bersambung ke part 2
***
bersambung ke part 2
semakin kesini semakin seru...salam kenal irfa!makasih sinopsisnya....
BalasHapus