Kantor Wings Air menjadi begitu ricuh karena Insiden pergantian tim Pramugari, tidak mudah
mendapatkan tim pramugari yang baru dalam keadaan terdesak. Yun Seong paham
benar hal itu, karena itu di menatap cemas pada para petugas. Da Jin datang
menemui Yun Seong dan meminta maaf. Yun Seong tak menggubris, lalu kemudian
berkata, apakah Da Jin tahu mengapa Da Jin tidak berkualifikasi? Yun Seong
menyuruh Da Jin melihat para petugas yang tidak juga menemukan tim baru. Yun
Seong berkata bahwa Da Jin hanya memikirkan dirinya sendiri. Da Jin tidak
memikirkan bahwa dengan meminta tim baru, itu hanya menambah pekerjaan pada
orang lain.
Keadaan semakin ricuh saat para pramugari tim Ji Won
melakukan protes karena penolakan Da Jin dibawah pimpinan Lee Joo Ri. Mereka
mendatangi manager dan berkata mereka tidak ingin terbang di penerbangan Pilot
Han Da Jin. Manager bertanya mengapa mereka seperti ini? Lee Joo Ri berkata,
mereka pun punya harga diri, mereka tidak bisa tinggal diam ditolak tanpa tahu
alasannya. Tim pramugaripun pergi. Saat melewati Da Jin, mereka menatap sinis
padanya, terutama Lee Joo Ri.
Manager menjadi semakin bingung dan meminta Da Jin untuk
mengundurkan diri saja agar masalah ini bisa diselesaikan. Da Jin berkata dia
akan menangani semua ini, Manager berkata agar Da Jin keluar saja. Manager
meminta Kim Yun Seong untuk pergi dengan Co-pilot lain. Da Jin protes, tapi Yun
Seong berkata dia akan pergi dengan pilot lain, membuat Da Jin membulatkan
matanya mendengar keputusan Yun Seong.
Saat para petugas mencoba menghubungi Pilot lain, Da Jin
menanti siapa tahu semua Pilot sibuk dengan jadwalnya. Namun manager sepertinya
memilih menghubungi lebih banyak pilot dari pada memakai Da
Melihat keadan
ini, Da Jin kemudian berinisiatif untuk bernegosiasi dengan para pramugari. Da
Jin mencoba meminta para pramugari menghentikan penolakan mereka untuk terbang.
Lee Joo Ri berkata Da Jin lah yang pertamakali menolak mereka. Da Jin berkata
dia punya alasan, Joo Ri tahu itu, tapi tak peduli, dia tetap mengajak
teman-temannya untuk meninggalkan dan tidak menghiraukan Da Jin. Dong Soo
melihat kejadian ini dan dia menjadi tidak tega pada Da Jin.
Da Jin akhirnya tidak jadi terbang dan memutuskan pulang.
Saat akan pulang, dia diperhatikan oleh para pramugari dari tim lain dengan
tatapan sinis. Dong Soo menunggu Da Jin, dia bertanya mengapa Da Jin melakukan
tidakan yang membuatnya dimusuhi par pramugari, apakah Da Jin ingin dipecat? Da
Jin sedang lelah, dia tidak ingin berbicara dengan Dong Soo.
Dong Soo, Choi Ajussi dan Ppo Song bersiap untuk makan.
Namun mereka menanti kedatangan Da Jin. Dong Soo kesal karena Da Jin tidak
datang juga, Choi Ajussi bertanya apakah Ppo Song lapar? Ppo Song menjawab, dia
tidak lapar, dia akan makan jika kakaknya telah datang.
Da Jin pun akhirnya datang. Ppo Song menyambutnya dengan
gembira dan memeluknya. Ppo Song mengajak Da Jin untuk duduk dan berkata bahwa
semua makanan di atas meja dimasak oleh Dong Soo.
Da Jin tidak percaya, Dong
Soo segera berkata bahwa tangannya memang sangat terampil. Da Jin bertanya
mengapa Gurita? Dong Soo bilang dia sengaja memasakan ini untuk memberikan
semangat pada seseorang. Da Jin menatap curiga pada Dong Soo. Melihat tatapan
Da Jin, Dong Soo langsung berkata bahwa dia ingin memberikan semangat pada
dirinya sendiri, jadi Da Jin jangan salah paham.
Di saat Ppo Song tertidur, Da Jin merenungi apa yang
dialaminya hari ini. Dia memeluk Ppo Song dan menciuminya dengan penuh sayang.
Esok harinya Da Jin kembali datang bekerja dengan penuh
semangat walaupun mendapatkan tatapan heran dari para rekan pilotnya. Da Jin
berkata pada petugas pengatur jadwal penerbangan, dia akan menunggu jika
dibutuhkan. Da Jin duduk di ruang tunggu sambil membaca buku penerbangan. Mi Joo melihat keberadaan Da Jin dan mengatakan, Jika
pemboikotan terhadap Da Jin terus berlangsung Da Jin berada dalam masalah
besar.
Yun Seong melihat Mi Joo yang sedang berbicara dengan Da Jin. Mi Joo
memberi salam pada Yun Seong saat menyadari kehadirannya dan pergi
keruangannya.
Melihat Da Jin membaca buku, Yun Seong berkata, bahwa selalu
ditemukan solusi di dalam buku, tapi untuk masalah Da Jin lain ceritanya. Yun
Seong mengambil buku yang dibaca Da Jin dn menjatuhnya ke lantai. Da Jin hanya
bisa diam sambil menahan emosi atas tingkah Yun Seong. Yun Seong berkata, karena kelakuan Da Jin semua pilot berada
dalam masalah. Jika Da Jin tidak dpat menyelesaikan masalah ini dengan segera,
lebih baik Da Jin pergi sekarang juga.
Tanpa diusir dua kali, Da Jin mengambil
bukunya dari lantai dan membawa barang-barangnya untuk pergi. Melihat kepergian
Da Jin, Yun Seong hanya bisa menatap kepergian Da Jin dengan tajam.
Da Jin berjalan dengan gontai meninggalkan bandara. Da Jin
berhenti di tengah jalan dan menatap pesawat yang sedang terbang. Da Jin bertanya
pada dirinya sendiri apa yang harus dilakukannya? Walaupun dia harus mati, dia
tidak bisa berhenti menjadi Pilot.
Di Sekolah, Ppo Song terbatuk-batuk saat pelajaran
menggambar. Ppo Song sedang engambar Da Jin dalam seragam pilotnya.
Mi Joo menanti Yun Seong diparkiran. Saat Yun Seong datang,
Mi Joo masuk mobil dan ketika Yun Seong akan masuk ke mobilnya, Mi Joo keluar
dari mobilny dan menawarkan tumpangan untuk pergi minum teh, karena di tahu Yun
Seong pasti lelh. Yun Seong menolak dan berkata dia ad penerbangan besok pagi.
Mi Joo tak menyerah dan mengajak Yun Seong makan malam. Yun Seong berkata,
Wakil Direktur pasti khawatir. Mi Joo bertanya, apakah Yun Seong menolak
ajakannya karena ayahnya? Yun Seong mengelak dan berkata dia hanya lelah. Yun
Seong pun pamit pergi.
Da Jin pulang ke rumah dan mencari Ppo Song, dia kaget
mendapat Ppo Song yang demam tinggi. Da Jin panik dan segera membawa Ppo Song
keluar untuk dibawa ke rumah sakit.
Da Jin kesulitan mendapatkan taksi,
kebetulan Yun Seong melihat Da Jin yang kesulitan mendapatkan taksi dan membawa
seorang anak kecil yang tidak sadarkan diri. Yun Seong bertanya ada apa?
sebelum sempat Da Jin menjelaskan Yun Seong menggendong Ppo Song dan melihat
keadaan Ppo Song yang memburuk. Yun Seong malah sempat memarahi Da Jin dan
segera mengjak Da Jin masuk ke mobilnya dan membawa Ppo Song ke rumah sakit.
Da Jin menangis melihat keadaan Ppo Song yang terkulai
lemah. Da Jin sangat mencemaskn Ppo Song. Ppo Song sadar, Da Jin bertanya
apakah Ppo Song baik-baik saja? Ppo Song menjawab dia tidak sakit, mendengar
kata-kata Ppo Song, Da Jin makin bersedih. Da Jin minta maaf karena dia tak
tahu jika Ppo Song Saki. Ppo Song berkata di baik-baik saja, apakah Da Jin pun
bik-bik saj? Da Jin mencoba tersenyum dan berkatabahwa dia tidak baik-baik
saja. Ppo Song bangun dan mencoba menenangkan Da Jin yang menangis. Da Jin
memeluk Ppo Song dan menangis lebih keras.
Yun Seong yang melihat hal itu menjadi terharu dan merasa iba melihat
keadaan Da Jin dan Ppo Song.
Ppo Song sudah bisa di bawa pulang. Ajussi menjemput Da Jin
dan Ppo Song, lalu datang Dong Soo dengan mobilnya. Da Jin bertanya dari mana
Dong Soo mendapatkan mobil. Dong Soo berkelakar dia menabung 300 won setiap
hari. Choi Ajussi berkata, Dong Soo pasti meminjam mobil temannya. Dong Soo tak
bicara apa-apa dan menyuruh Da Jin masuk ke mobil. Da Jin mengedrkan
pendangannya ke arah lain, mencoba mencari seseorang. Hmm,, Da Jin mencari Yun
Seong tapi yang dicari hanya melihat Da Jin dan Ppo Song yang dijemput Dong Soo
dari kejauhan.
Ppo Song sudah tidur nyenyak di kamarnya. Choi Ajussi minta
maaf, seandainya dia datang lebih cepat Ppo Song tidak akan jadi separah tadi.
Da Jin berkata dialah yang bersalah karena tidak menyadari bahwa Ppo Song
sakit. Dong Soo pun merasa bersalah, karena dia sebenarnya sudah tahu Ppo Song
batuk sejak beberapa hari yang lalu, tapi karena permintaan Ppo Song yang tak
ingin membuat Da Jin khawatir dia tidak mengatakan apapun.
Choi Ajussi berkata, jika batuknya semakin parah maka
mungkin kondisi penyakit Ppo Song bisa saja menjadi lebih parah. Dong Soo
bingung, Da Jin memberi isyarat pada Choi Ajussi untuk tidak mengatakan
penyakit Ppo Song yang sebenarnya pada Dong Soo. Choi Ajussi paham dan meminta
Dong Soo mengembalikan mobil yang dipinjamnya itu pada temannya. Dong Soo
menurut saja karena dia juga sebenarnya sedang menyembunyikan tentang mobil
itu.
Da Jin dan Ppo Song sedang mengobrol di kamar, Da Jin
memberikan pertanyaan pada Ppo Song dan Ppo Song menjawabnya dengan benar.
Mereka tertawa bersama dengan gembira. Da Jin berkata pada Ppo Song, jika Ppo
Song mencoba bertahan lagi dari rasa sakitnya, Da Jin akan benar-benar marah
pada Ppo Song.
Ppo Song berkata bahwa Da Jin pun harus berjanji bahwa dia
akan mengganti kata “Maafkan aku”, “Terimakasih” dan “Aku mencintaimu” dengan
berurutan. Da Jin pun berjanji. Ppo Song meminta maaf karena dia sakit lalu
berkata bahwa dia sangat mencintai Da Jin. Da Jin pun berkata dia juga
mencintai Ppo Song sambil memeluk adik kecilnya itu. Ppo Song meminta Da Jin
menyanyikan sebuah lagu untuk Ppo Song agar Ppo Song bisa lebih cepat tertidur.
Da Jin pun menynyikan sebuah lagu untuk Ppo Song. Lagu itu
terdengar sangat menyedihkan. Itu pun menurut Dong Soo yang ternyata belum
pergi dari rumah Choi Ajussi dan malah mendengarkan Da Jin menyanyi untuk Ppo
Song. Dong Soo berkata, “Mengapa Lagu ini terdengar sangat sedih?”
Da Jin berkata pada Ppo Song sepertinya dia telah kehilangan
sesuatu. Da Jin berkata: “Maafkan aku, Terimakasih, Eonnie benar-benar
mencintaimu” Da Jinmencium tangan kecil Ppo Song dan memeluk Ppo Song yang
tertidur dengan lebih erat.
Lee Joo Ri masih kesal atas penolakan Da Jin pada timnya.
Dia mengajak teman-teman satu timnya untuk bertemu di acara minum-minum. Lee
Joo Ri menyatakan kekesalannya pada Da Jin karena berani menolaknya. Salah satu
pramugari berkata hari ini Pilot Han terlihat sangat menyedihkan. Lee Joo Ri berkomentar Da Jin pasti sengaja
bersikap seperti itu untuk membuat mereka merasa bersalah. Lee Joo Ri
memprovokator untuk tidak lagi memikirkan Da Jin. JI Won yang ikut acara
minum-minum terlihat tidak setuju dengan perkataan Joo Ri, namun dia hanya diam
dan ikut bersulang dengan para anggota timnya.
Da Jin menunggu Yun Seong di depan rumahnya. Yun Seong
akhirnya keluar rumah dan menemui Da Jin yang langsung berterimakasih padanya
karena pertolongannya hari ini membantunya membawa Ppo Song ke rumah sakit. Yun
Seong menanyakan keadaan Ppo Song. Da Jin berkata Demamnya sudah turun dan
keadaannya sudah lebih baik sekarang. Yun Seong bernafas lega mendengarnya.
Da Jin lalu berkata bahwa dia datang untuk memohon sesuatu
walau dia tahu mungkin dia tak pantas memohon hal tersebut. Da Jin meminta Yun
Seong membantunya, karena dia tidak menemukan cara untuk menyelesaikan
masalahnya. Dia harus melakukan sesuatu dengan baik untuk menjadi yang terbaik,
tapi yang terjadi dia terus jatuh. Da Jin merasa dirinya telah terluka parah,
tapi dia tak bisa berdiri sendiri. Apa yang harus dia lakukan dan bagaimana
melakukannya dia sama sekali tidak tahu, semuanya terasa gelap baginya.
Da Jin telah berakting dengan sangat baik di depan adiknya,
dia berakting seolah dia lebih hebat dari Presiden, tapi sekarang dia
kelihangan kepercayaan dirinya. Da Jin merasa ini mungkin tidak benar, tapi
jika tidak melakukannya mungkin dia akan berada dalam masalah yang lebih besar.
Jadi Da Jin ingin Yun Seong membantunya. “Bisakah kau membantuku. Aku Mohon
Kapten, Aku mohon padamu” kata Da Jin sambil membungkukan badannya di depan Yun
Seong.
Belum sempat Yun Seong menjawab, sebuah mobil berhenti di
depan rumah Yun Seong. Pengemudinya yang ternyata Dong Soo keluar dari mobil
dan menyapa Da Jin. “Han Da Jin?”. Yun seong dan Da Jin otomatis menoleh ke arah
Dong Soo yang kemudian juga menyapa Yun Seong, “Anyohasimika, Kapten Kim” Yun
Seong membalas sapaan Dong Soo yang terlihat kaget melihat tempat tinggal Yun
Seong yang ternyata tidak jauh dari rumah Choi Ajussi.
Dong Soo berkata pada Da Jin bahwa Ppo Song terbangun. Da
Jin tampak kaget dan berkata dia mengerti. Da Jin pun minta maaf pada Yun Seong
karena telah menganggunya malam-malam dan pamit padanya. Dia berkata pada Dong
Soo untuk berhati-hati di jalan pulang ke rumahnya. Da Jin pun pergi
meninggalkan Yun Seong dan Dong Soo.
Dong Soo berkata pada Yun Seong, mereka mungkin akan sering
bertemu, Dong Soo mengajak Yun Seong untuk minum bersama sekali-kali. Yun Seong
menerima ajakan itu dan masuk ke dalam rumahnya. Dong Soo menatap Yun Seong
yang masuk ke rumah dan Da Jin yang semakin menjauh secara bergantian, dia
bingung dengan apa yang terjadi pada kedua orang itu.
Dong Soo pulang ke rumahnya. Ternyata rumah Dong Soo
benar-benar mewah. Dong Soo masih kebingungan dan bertanya-tanya apa sebenarnya
permohonan yang diminta Da Jin pada Yun Seong. Saat Dong Soo bertanya-tanya di
kamarnya, Ayahnya datang dan berkata bahwa dia telah menemukan wanita yang rela
memberikannya uang 300 won secara Cuma-Cuma untuk dijadikan istri Dong Soo.
Dong Soo bertanya siapa wanita itu, dengan bangga Kang
Ajussi berkata, “Pilot Wings Air, Han Da Jin” Dong Soo kaget mendengar nama Da
Jin yang disebut, “Apa? Han Da Jin?” Dong Soo tertawa meremehkan. Kang Ajussi
kaget dan bertanya apakah Dong Soo mengenalnya? Dong Soo berkata Da Jin
benar-benar seorang pejuang. Ayahnya berkomentar seseorang harus berjuang untuk
hidup. Dong Soo berkata bahwa Da Jin sangat miskin dan juga seorang yatim
piatu, dia bahkan memiliki adik yang berusia 7 tahun. Kang Ajussi malah sama
sekali tak terganggu dengan hal itu, malah menyuruh Dong Soo segera membawa Da
Jin ke rumah, membuat Dong Soo tertawa geli melihat kelakuan ayahnya.
Yun Seong memikirkan semua kata-kata Da Jin yang memohon
bantuannya. Dia mencoba memikirkan cara apa yang harus dilakukannya untuk
membantu Da Jin.
Choi Ji Won bersiap untuk melakukan penerbangan. Lee Joo Ri
berkomentar bahwa mereka tidak ada penerbangan hari ini. Choi Ji Won berkata
mereka ada penerbangan, Lee Joo Ri protes dan berkata bukan kah mereka sedang
melakukan boikot? Choi Ji Won berkata bahwa dia tak pernah menyetujui hali itu.
Pramugari lain kaget dengan jawaban Ji Won. Lee Joo Ri berkata bukan kah mereka
sudah bersatu untuk melakukan ini bersama kemarin. Ji Won berkata, dia pikir
mereka semua professional dengan tidak melibatkan masalah pribadi dalam
pekerjaan. Salah satu pramugari berkomentar Pilot Han Da Jin lah yang tidak
professional dan membuat mereka memutuskan hal ini. Lee Joo Ri berkata mereka
melakukan semua ini adalah untuk Ji Won sebagai manager mereka, jika Ji Won
menghentikan pemboikotan ini, mereka hanya akan ditolak dan direndahkan.
Ji Won berkata pada timnya, “Sebelumnya, aku senang
melakukan penerbangan. Tapi hari ini, aku takut itu. Karena aku merasa lelah,
dan tidak nyaman, penumpang akan merasa
tidak nyaman. Bagaimana jika mereka mendapatkan perjalanan yang buruk karena
kesalahanmu ? Hari ini bisa menjadi perjalanan pertama bagi seseorang, tapi perjalanan terakhir untuk orang lain.
Bagaimana jika bisnis mereka kacau karena aku? Bagaimana jika suasana pesawat
kacau karna aku? Bagaimana jika penumpang terluka karna kesalahanku? Bagaimana
Jika kesalahanku … menyebabkan ... kematian seseorang, apa yang harus aku lakukan? Lalu apa yang
harus ku lakukan dengan keluarganya hidup dalam penderitaan karena
kesalahanku?”
Salah satu pramugari berkomentar, selama ini tak pernah
terjadi hal seperti itu kan? Ji Won berkata, hal itu bisa terjadi pada
siapapun. Lee Joo Ri bersikeras, jika mereka menyerah mereka akan mengalami
penolakan lagi suatu saat nanti dan harga mereka tidak akan pernah pulih. Ji
Won berkata jika mereka tetap seperti ini, maka sebenarnya mereka sudah
kehilangan harga diri. Harga diri seorang Pramugari adalah dapat melindungi
Penumpang pesawat dengan baik.
Beberapa pramugari sangat terkesan pada perkataan Ji Won,
namun Lee Joo Ri tetap bersikeras. Dia berkata dia tidak bisa menyerah walau
harus kehilangan pekerjaannya. Ji Won tak peduli, dia akan tetap terbang. Salah
satu pramugari bertanya bukankah Ji Won membenci Pilot Han Da Jin? Ji Won
berkata dia memang membencinya. Lee Joo Ri bertanya lalu mengapa Ji Won
melakukan ini? Ji Won menjawab karena dia harus melanjutkan kehidupannya. Dia
harus bersiap-siap untuk tes penilaian kinerja bulan depan. Para pramugari pun
menjadi cemas mendengar kata tes penilaian kinerja.
Yun Seong memanggil Da Jin ke suatu tempat di bandara. Saat
Da Jin datang, Yun Seong memberikan sebuah buku pada Da Jin dan menyuruh Da Jin
membacanya satu persatu dengan sepenuh hati. Da Jin menerima buku itu. Ternyata
buku tersebut berisi daftar penumpang pada penerbangan Osaka yang membuat Da
Jin dikeluarkan di kokpit. Yun Seong berkata disitu ada sesuatu yang kau cari.
Da Jin mulai membaca nama penumpang tersebut satu persatu.
Da Jin sepertinya mulai memahami sesuatu. Yun Seong pun
berkata pada Da Jin:
“Apa kau mengerti sekarang? Pilot Han ... Kau melupakan hal
penting? Mereka adalah nama-nama. Meskipun diantara nama itu ada orang yang membunuhorang
tuamu di depanmu kau tidak harus lepas control.
Di depan mataku, Meskipun ada keluarga ku yang berada dalam pendarahan
dan hampir mati. Seorang pilot seharusnya tidak pernah lepas kontrol. Apa kau
mengerti sekarang? apa kau memahami apa yang kau lupakan ? Mulai sekarang,
jangan pernah lupa bahwa ... nama-nama ini ...
adalah orang-orang harus kau urus.”
Da Jin berkata dia mengerti dan meminta maaf untuk kesalahan
yang telah dilakukannya selama ini.
Da Jin mendatangi para pramugari dan meminta maaf untuk
kesalahannya yang telah melukai harga diri para pramugari. Yun Seong melihat
usaha Da Jin, tak lama dia kemudian pergi untuk melakukan penerbangan hari ini.
Da Jin berkata pada pramugari: “Aku di sini untuk meminta maaf kepada kalian
dengan tulus. Aku memiliki banyak kekurangan. Menyakiti kebanggaan kalian ... aku tidak pernah bermaksud untuk melakukan
itu. aku tulus, jadi Mohon maafkan aku.
Karena masalah pribadi, aku minta maaf karena telah menyakiti perasaan
kalian. Penumpang menunggu kalian untuk kembali. Seperti
aku, juga, yang sedang menunggu kalian untuk kembali.”
Lee Joo Ri mencibir Da Jin, bagulah jika Da Jin merasa
bersalah. Da Jin menatap Choi Ji Won dan
meminta maaf atas kesalahannya, dia telah memikirkannya baik-baik dan dia
merasa dialah yang bersalah. Choi Ji Won tak berkata apa-apa, dia hanya
mengangguk menerima permintaan maaf Da Jin.
Pramugara berkata, karena Da Jin telah tulus meminta maaf
pada mereka, maka mereka harus menghentikan acara boikot ini, hal ini disetujui
oleh pramugari yang paling newbie diantara mereka, barulah yang lain pun
menyetujui hal tersebut. Da Jin berterima kasih untuk pengertian tim Ji Won.
Da Jin berlari dengan bahagia. Dia menyakan keberadaan Yun
Seong pada petugas pengatur penerbangan. Petugas berkata, Kapten Kim baru saja
lepas landas untuk penerbangannya. Da Jin mengerti, dia pun berlari dengan
penuh senyuman ke lapangan terbang. Dia menatap Pesawat yang baru saja lepas
landas, dia menghormat pada pesawat itu dan berkata. “Terimakasih Kapten”
Da Jin sedang memasak saat Dong Soo datang ke rumah Choi
Ajussi. Dong Soo kegirangan melihat Da Jin memasak dan mengambil salah satu
masakan Da Jin. Da Jin mengahardiknya dan berkata bahwa itu makanan untuk
peringatan besok. Da Jin bertanya pada Dong Soo mengapa Dong Soo selalu ke
rumah Choi Ajussi dan bukannya pulang ke rumah. Dong Soo bilang dia ingin
membantu Da Jin mempersiapkan hari Peringatan kematian ibunya. Da Jin
memicingkan matanya dan bertanya, apakah kita mereka kerabat? mengapa Dong Soo
peduli? Dong Soo berkata dia tidak sempet melihat wajah ibunya karena dia
meninggal saat melahirkannya. Da Jin jadi sedikit bersimpati pada Dong Soo.
Dong Soo menawarkan tumpangan pada Da Jin untuk pergi ke
makam orang tuanya besok. Dong Soo bilang dia libur besok jadi dia biasa
mengantarkan Da Jin dengan mobilnya. Da Jin Mengeluh agar Dong Soo berhenti
meminjam mobil orang. Dong Soo jadi sedikit marah dan berkata mobil itu
benar-benar miliknya. Da jIn nampaknya tak percaya dan bertanya apakah Dong Soo
juga punya pesawat terbang? Pesawat pribadi? Dong Soo berkata dia berencana
membelinya setelah menghasilkan uang banyak.
Tanpa mempedulikan ejekan Da Jin, Dong Soo berkata besok dia
akan menjemput Da Jin untuk pergi ke makam orang tuanya. Da Jin berterimakasih
atas kebaikan hati Dong Soo. Dong Soo tersenyum dan berkata: “Go Cham See Eh”
Da Jin kebingungan apa maksud Dong Soo dengan kata-katanya dan menanyakan hal
itu pada Dong Soo. “Go Cham See Eh, itu adalah bahasa Pulau Orta yang artinya
‘Terimakasih’” Da Jin hanya bengeong, dia sepertinya baru mendengar bahasa aneh
itu.
Dong Soo kembali menjelaskan: “Dalam bahasa Inggris ‘thank
you’ dalam bahasa China ‘Xie Xie’ dalam bahasa Jepang ‘Arigato Gozaimasu’ .
Mulai sekarang saat kau merasa berterimakasih padaku, maka ucapkanlah ‘Go Cham
See Eh’”
Melihat tingkah Dong Soo Da Jin hanya memicingkan matanya
lagi sambil berkata, “Apakah kau tahu, kau itu sangat aneh?” Dong Soo membela
diri, itulah sisi yang menarik dri dirinya. Dong Soo memeinta Da Jin mencoba
mengatakan ‘Go Cham See Eh’ padanya. Da Jin mencobanya beberapa kali, Dong Soo
tampak kegirangan mendengarnya, “Go Cham See Eh?”
Ppo Song ditemani Da
Jin dan Choi Ajussi memeberi hormat di makam ibunya di hari peringatan kematian
ibunya yang sebenarnya juga adalah hari ulang tahunnya. Di depan makam kedua
orang nya Ppo Song berkata: “Omma, Appa… Hari ini adalah hari ulang tahun Ppo
Song. Apakah kalian Iri? Eonnie-ya membelikanku sepatu Boots yang cantik.
Ajussi membelikanku sebuah boneka. Bukankah ini snagat menyenangkan?” Ppo Song
mengatakannya sambil dengan bangga menunjukka sepatu yang dipakainya dan boneka
pemberian Choi Ajussi.
Ppo Song tertawa kegirangan. Sementara Da Jin menatap Ppo
Song dnegan sedih. Choi Ajussi berkomentar, “Dia tidak tahu bahwa hari ini juga
adalah hari kematian Ibunya” Da Jin tak berkata apapun dan hanya bisa menunduk,
Sedih.
Sementara itu, Yun Seong pun mendatangi pemakaman orang tua
Da Jin. Yun Seong berjalan ke arah makam orang tua Da Jin sambil membawa bunga.
Yun Seong kaget saat melihat Da Jin ada di depan makam yang akan dikunjunginya.
Apalagi dia mendengar kata-kata Da Jin yang memanggil Kapten Han Dan Istrinya
sebagai Omma dan Appa.
Yun Seong mengingat hari pemakaman Istri kapten Han, dia
baru mengingat wajah putri sulung Kapten Han. Yun Seong sangat kaget dan
menyadari kenyataannya bahwa Da Jin adalah putri dari dari Kapten Han Kyu Pil
dan Yang Mi Hye. Yun Seong kembali teringat kesalahan yang dia lakukan yang
menyebabkan kematian Yang Mi Hye, istri kapten Han yang ternyata ibu dari Pilot
yang selama ini dia kritik.
Saking kaget dan terpukulnya Yun Seong sampai jatuh terduduk
ke tanah. Yun Seong terlihat sangat ketakutan menghadapi kenyataan bahwa Da Jin
adalah Putri dari Guru yang sangat ia hormati dan wanita yang meninggal abis
kesalahannya.
bersambung ke episode ke 5
credit gambar: Mad Dino Asylum
Komentar:
Wajah Ppo Song ketika sakit sangat mengenaskan. Penyakit Ppo Song sepertinya benar-benar serius. Salut sama Da Jin yang berani merendahkan harga dirinya demi meminta bantuan pada Captain agar dia bisa menjadi Pilot hebat seperti yang diimpikan Ppo Song. Apakah Captain akan tetap bersikap Arogan pada Da Jin setelah dia tahu bahwa Da Jin adalah putri dari Kapten Han?
Akhirnyaaa,,, ad jg klanjutan nya.. Thanks mba Irfa.. :) :) :) ..
BalasHapusthanx...banget ya sinopsisnya udah aq tunggu2 loh.....tetep semangat ya bwt nulisnya.....<3<3<3
BalasHapus"Go Cham See Eh" = Kocham Cie = I love you ;)
BalasHapus