Sabtu, 07 Februari 2015

King's Face: The Ending



 
Ugh… tadinya udah niat banget melanjutkan Review per minggu nya Kings Face, tapi makin ketinggalan makin malas dan cerita King’s Face nya pun makin malesin jadinya aku lost interest deh sama ceritanya. Tapi aku tetap melanjutkan menonton King’s Face ini sampai akhir dan yah… cukup puas dengan endingnya.

Akhirnya setelah menunggu selama 21 episode, scene Gwanghee yang  akan diturunkan dari Tahtanya muncul juga. Tadinya aku pikir Gahee lah yang memberikan ide melengserkan Gwanghee dari posisi putra mahkota karena dendamnya, tapi ternyata tebakanku nol besar. Aku pikir Kim Ga Hee akan jadi evil dengan karakter abu-abunya, tapi malah jadi karakter gak jelas dengan perasaan serba nanggungnya. Entahlah… aku cukup kecewa dengan pengkarakteran Gahee di King’s Face ini, SWnimnya ingin membuat Gahee jadi pusat cerita, tapi dengan karakter yang seperti itu, rasanya karakter Gahee malah jadi tidak konsisten dan membingungkan.

Masih ingat Review episode 1 dan 2 King's Face? Apa yang terjadi setelah itu? Akan aku ceritakan sedikit sesuai dengan pemahamanku.

Ayah Gahee akhirnya di tangkap dengan tuduhan pemberontakan. Gahee berpikir jika Gwanghee telah berkhianat padanya dengan memberikan buku ilmu perbintangan pada Raja. Dengan bujukan Prof. Go, Gahee bersedia menjadi selir Seonjo demi menyelamatkan Ayahnya. Gwanghee mendengar kabar tersebut dan pergi menemui Gahee, namun Gahee sudah terlanjur salah paham dan Gwanghee pun tidak berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Gahee dipertemukan dengan Raja dan dia meminta pengampunan untuk Ayahnya, tapi setelah tahu identitas Gahee yang merupakan putri pengkhianat Raja memilih tidak mempersunting Gahee menjadi selirnya dan menghukum ayah Gahee serta mengasingkan Gahee dan ibunya. Gwanghee semakin sedih mendengar hal itu, apalagi sebelumnya dia pun menemukan Gahee habis dipukuli oleh para Dayang suruhan Kim Gwi In.

Kim Do Chi menyelamatkan Gahee dari perjalanan pengasingan tersebut, namun Gahee harus kehilangan ibunya. Merasa Do Chi adalah penyelamat hidupnya, Gahee pun mengikuti Do Chi dan menganggap Do Chi sebagai kakak kandungnya sendiri. Dia hidup bersama Do Chi di sebuah kaki gunung dimana kakek pembaca wajah yang menyatakan Raja Seonjo tidak cocok untuk menjadi raja, tinggal.

Tahun pun berlalu, Gwanghee mempelajari ilmu Face Reader dengan serius, namun hidupnya tetap jadi Incaran Kim Gwi Im karena potensinya untuk menjadi Putra Mahkota. Kim Gwi In ingin anaknya, Pangeran Shin Sung yang jadi putra mahkota, jadi dia melakukan segala cara untuk menyingkirkan Gwanghee.

Sementara itu, Gahee dan Do Chi kembali membangun kelompok Daedong yang ingin menegakan keadilan, namun mereka hidup dengan menggagalkan berbagai transaksi illegal para pedagang Joseon yang ingin hidup senang.

Suatu hari, Gwanghee diselamatkan Gahee, namun Gwanghee tidak tahu jika penyelamatnya itu adalah Gahee, dia menjadi penasaran pada orang yang menyelamatkannya tempo hari. Namun dia tidak pernah lagi bertemu dengan orang itu. Hingga dia kembali melihat orang tersebut saat  sedang berburu dengan Ayah  beserta Imhae-gun dan Shin Sung-gun. Orang tersebut ingin membunuhnya, namun dia salah fokus dan dan anak panahnya malah mengarah pada Shin Sung-gun yang akhirnya teraluka terkena panah Gahee.

Mengapa Gahee ingin membunuh Gwanghee? Demi dendamnya, selama ini Gahee terus menyimpan dendamnya pada Gwanghee di dalam hatinya, dan demi membantu Kim Do Chi agar bisa masuk istana dengan menjadi Face Reader dia bersedia melakukan perintah untuk membunuh Gwanghee dari Kakaknya Kim Gwi In.

Namun usahanya gagal karena Gahee tidak fokus, dia ragu apakah dia sanggup menembakan anak panah itu kea rah Gwanghee? Pada akhirnya, saat anak panah itu melesat, malah Shin Sung-gun yang terluka. Dan karena insiden ini, Gwanghee di hukum karena Shin Sung malah menuduh Gwanghee yang memanah dirinya. Seonjo cukup galau menyelesaikan masalah ini, apalagi Gwanghee juga tidak mengakui hal itu, sementara Shin Sung merasa yakin dengan hal itu.

Setelah mendengar adanya gerakan pemberontakan dan sepertinya gerakan tersebut ada hubungannya dengan orang yang menembak Shin Sung, Seonjo pun meminta Gwanghee untuk membuktikan ketidakbersalahannya. Jika dalam waktu yang telah ditentukan Gwanghee tidak berhasil menangkap pelakunya, maka dia akan diusir dari istana.

Dengan sebuah rencana Briliant dan bantuan Imhae-gun, Gwanghee berhasil mengelabui kelompok Do Chi dan bertemu dengan si pemanah yang dulu sempat menyelamatkannya namun dia malah mencelakai adiknya. Namun betapa kagetnya Gwanghee saat tahu jika si pemanah itu adalah Gahee.

Tak ingin Gahee di hukum, Gwanghee hanya bisa menerima kegagalannya dan bersedia diusir dari istana, hidup sebagai orang biasa yang hanya dilayani oleh kasim setianya. Selama jadi orang biasa inilah Gwanghee mempelajari penderitaan rakyat. Dia memecahkan beberapa kasus untuk menolong rakyat dan membebaskan para budak dari majikannya.

Gwanghee tidak bekerja sendirian, dia dibantu Imhae dan juga seorang putri Bangsawan dari keluarga Ryu yang kelak akan menjadi istrinya. Mereka adalah partner yang cocok dan Gwanghee sangat kagum pada Lady Ryu. Namun sayangnya masih tetap untuk Gahee seorang.

Selama hidup menjadi orang biasapun Gwanghee bertemu dengan Gahee yang merasa bersalah karena dirinya Gwanghee jadi diusir dari istana, apalagi setelah Gahee tahu jika orang yang menyerahkan buku Ayahnya pada Raja bukanlah Gwanghee, jadi selama ini dendamnya salah sasaran? Dan karena tindakan bodohnya setuju untuk membunuh Gwanghee tempo hari, malah membuat Gwanghee diusir dari istana.

Cinta Gwanghee pada Gahee terlalu besar, sehingga dia sama sekali tidak menyalahkan Gahee, dia malah merasa bersyukur bisa bertemu dengan Gahee, dan kembali tertawa bersamanya. Gahee melihat jika Gwanghee punya potensi untuk menjadi Raja yang diimpikan rakyat Joseon. Raja yang memiliki kebijakan pro rakyat dan membasmi para pejabat dan bangsawan koruptor di Joseon. Impian Gahee tersebut membuat Gwanghee lebih memikirkan rakyat dan memunculkan ambisi untuk menjadi putra mahkota. Namun sebelumnya dia harus kembali ke istana.

Ratu menyarankan sebuah pernikahan dengan Putri keluarga Ryu. Demi mewujudkan impiannya itu Gwanghee membuang cintanya pada Gahee dan menikahi Ladu Ryu. Gwanghee kaget saat mengetahui siapa yang menjadi istrinya, dan merasa bersalah karenanya. Seandainya dia tahu jika wanita itu Lady Ryu, dia akan menolak untuk menikah. Karena dosa terbesar dalam hidupnya adalah kepada siapapun wanita yang menjadi istrinya. Gwanghee tidak bisa menempatkan wanita yang menjadi istrinya di dalam hatinya, karena cintanya pada Gahee.

Gwanghee kembali ke posisinya setelah dia menikah, memang tidak lagi tinggal di istana, namun dia punya hak yang sama dengan pangeran lain untuk dipilih menjadi putra mahkota. Seonjo semakin galau siapa yang harus dia pilih sebagai putra mahkota. Imhae tidak bisa diharapkan, dan dia terlalu takut pada kekuatan Gwanghee. Namun perebutan posisi putra mahkota terus bergulir hingga Imhae tega berniat membunuh Gwanghee atas hasutan Kim Gwi Im. Seonjo berniat memilih Shing Sung dan diam-diam melakukan acara penobatan pada putra tertua dari selir kesayangannya Kim Gwi In.

Namun Joseon diserang Jepang, demi menyelamatkan diri Seonjo dan para keluarga kerajaan malah berencana mengungsi ke Pyongyang dan meninggalkan Rakyat. Gwanghee mengambil kesempatan ini untuk membuat kesepakatan dengan Ayahnya, dia meminta Seonjo mengangkatnya jadi Putra Mahkota dan sebagai imbalannya dia bersedia bertahan di ibu kota untuk melawan para tentara Jepang.

Dengan terpaksa Seonjo mengabulkan permintaan Gwanghee demi menyelamatkan muka keluarga kerajaan di depan Rakyat dan keselamatan dirinya. Gwanghee berjuang bersama rakyat dengan bantuan Gahee yang bertindak dengan sangat heroik dalam melawan tentara Jepang dan melindungi Gwanghee.

Gwanghee dan Gahee sekali lagi membuang perasaan mereka demi keselamatan Joseon, mereka berubah menjadi partner yang kompak untuk memikirkan strategi mendesak tentara Jepang yang berhasil menguasai ibu kota.

Kemana Do Chi? Sejak masuk istana dan mengetahui perasaan Gahee terhadap Gwanghee, tujuannya telah berubah. Dia tak lagi memiliki satu tujuan dengan Gahee yang ingin membantu calon Raja yang akan mendukung Rakyat. Gahee telah memilih Gwanghee sebagai calon raja itu, sementara Do Chi malah mengabdikan diri pada Kim Gwi In yang sangat ingin membunuh Gwanghee dan menjadikan Shin Sung sebagai Putra Mahkota. Namun Kim Gwi In tidak pernah tau niat Do Chi yang sebenarnya sangat ingin menjadi Raja.

Jepang akhirnya berhasil di kalahkan, tentu saja atas Jasa Gwanghee dan kelompok para pejuang, meskipun Seonjo juga ambil bagian dalam kesepakatan tertutup dengan dinasti Ming untuk membantu Joseon melawan Jepang. Tapi tetap saja, dimata Rakyat Gwanghee lah pahlawannya, orang yang tidak meninggalkan mereka disaat mereka terpuruk.

Setelah perang berakhir, Gahee menetap di perbatasan menuju Manchuria dan Gwanghee meneruskan tugasnya sebagai Putra Mahkota. Tapi statusnya itu belum juga di akui oleh Dinasti Ming yang telah menjadi aliansi Joseon setelah membantu mereka melawan Jepang. Seonjo cemas dengan hal ini, alasan Dinasti Ming tidak mengakui Gwanghee adalah karena Gwanghee bukan putra pertama Seonjo. Masih ada Imhae, yang tampak menyerah dengan jabatan Putra Mahkota, namun sebenarnya dia diam-diam menyusun rencana dengan Do Chi untuk menggulingkan Gwanghee.

Setelah kehilangan Shin Sung, Kim Gwi In jadi menekan putranya Pangeran Jungwon (Ayah Raja Injo) untuk merebut kembali posisi Putra Mahkota. Jungwon cukup bijak menanggapi keinginan Ibunya itu, meskipun dia memang memiliki ambisi untuk menggulingkan Gwanghee juga, dengan jelas dia menunjukkan sikap sinisnya pada Gwanghee dan tak jarang menyindir kakaknya itu. Namun dia masih menghormati posisi Gwanghee sebagai  Putra Mahkota.

Kedudukan Gwanghee sebagai Putra Mahkota sangat rentan, desakan sana sini membuat posisinya semakin tidak stabil, apalagi kesehatan psikologi Seonjo juga memburuk karena Rakyat begitu mengelu-elu kan Gwanghee sebagai pahlawan. Tak jarang dia berpikir Gwanghee ingin melakukan pemberontakan padanya. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pejabat yang juga ingin menggulingkan Gwanghee, tentu saja Do Chi juga ikut serta untuk menuduh Gwanghee melakukan pemberontakan terhadap Ayahnya.

Ratu cemas dengan posisi Gwanghee, dan menurutnya satu-satunya cara menyelamatkan kedudukan Gwanghee sebagai Putra Mahkota adalah dengan menjadikan Gahee selir Seonjo. Sebelum Jepang menyerang Korea, Ratu sudah menrencanakan hal itu, namun karena terjadi kisruh akibat perang rencananya gagal, Gahee kabur dengan bantuan Do Chi dan malah membantu Gwanghee dalam perang melawan Jepang.

Saat kesehatan Ratu semakin memburuk, Ratu mencari Gahee yang kebetulan datang ke ibukota karena mendengar sebuah kabar buruk. Ratu langsung memanggil Gahee dan memintanya untuk menjadi Selir Seonjo demi menyelamatkan Gwanghee. Ratu tahu perasaan Gahee pada Gwanghee begitupun sebaliknya, dia memanfaatkan hal ini dan meminta Gahee menyelamatkan orang yang dicintainya.

Setelah berpikir lama, Gahee akhirnya bersedia bertemu dengan Seonjo, namun dia tidak ingin menjadi Selir Seonjo, dia akan mengobati hati Seonjo dan menghilangkan keresahannya, namun dia tidak akan melayani Seonjo ditempat tidur hingga Seonjo berhasil membuat Gahee jatuh cinta padanya. Berani sekali Gahee mengatakan hal itu? Bagaimana mungkin Gahee bisa jatuh cinta pada pembunuh orang tuanya. Itulah… jika Seonjo berhasil membuatnya jatuh cinta, dia yakin saat itu Seonjo telah berubah menjadi Raja yang pantas dicintai rakyatnya. Gahee yakin wajah seseorang bisa berubah jika hatinya berubah.

Gwanghee kaget saat mengetahui Gahee kini menjadi wanita Seonjo, apalagi saat dia mendengar tawa bahagia Seonjo bersama Gahee.

Saking syoknya, Gwanghee sampai jatuh sakit selama beberapa hari. Karena selama sakit Gwanghee terus memanggil-manggil nama Gahee, akhirnya Putri Mahkota tahu, dosa terbesar apa yang dilakukan suaminya, dia merasa bersalah karena masih menyimpan Gahee dalam hatinya, dan kini suaminya semakin menderita karena Wanita di dalam hatinya itu menjadi wanita Raja.

Ratu memohon maaf pada Gwanghee karena dialah yang meminta Gahee melakukan itu. Dia tahu perasaan Gahee terhadap Gwanghee dan dia memanfaatkan hal itu. Hasilnya terbukti, kesehatan raja semakin stabil, dia tak lagi membicarakan ingin melengserkan Gwanghee sebagai Putra Mahkota. Penyakir Ratu tak lagi tertolong, akhirnya Ratu meninggal dan menitipkan Gwanghee pada Raja.

Tahun berganti, pribadi Seonjo berubah kearah yang lebih baik selama Gahee selalu menemaninya. Gahee tidak pernah diangkat sebagai selir secara resmi, karena itulah gelarnya hanya sebagai Sanggung, namun dia adalah wanita yang paling banyak menghabiskan waktunya bersama Seonjo. Do Chi tidak bisa tinggal diam melihat pengaruh Gahee terhadap Seonjo, dia mengusulkan agar Seonjo mencari Ratu baru agar dia memiliki pewaris yang sah.

Kim Gwi In merasa terancam dengan pemilihan Ratu baru, sudah cukup stress dia menghadapi Gahee yang selalu menempel pada Raja, jika di tambah Ratu baru yang tidak memihaknya bisa-bisa dia menjadi sangat stress. Gwanghee harus menyelamatkan posisinya sebagai putra mahkota, diapun menawarkan sebuah kerjasama pada Kim Gwi In untuk memilih Ratu yang memihak mereka. Atas saran Jungwon, Kim Gwi In setuju. Maka terpilihlah calon Ratu yang diajukan Gwanghee, namun Do Chi tidak kehilangan ide. Dia membunuh calon Ratu itu dan membuat calon pilihannya yang menjadi Ratu.

Gahee mengancam Do Chi untuk tidak menganggu gugat posisi Gwanghee, atau dia akan membeberkan identitas Do Chi pada raja bahkan jika itu berarti identitasnya sebagai adik angkat Do Chi harus terungkap. Namun Do Chi jadi kalap saat dia mendengar tentang buku rahasia pembaca wajah, dia merasa punya celah untuk menggulingkan Seojo dari tahtanya. Ambisi Do Chi mencari buku itu dimanfaatkan Kasim Song untuk membuka mata Raja siapa sebenarnya Do Chi.

Dengan sedikit tipu muslihat Kasim Song berhasil menjebak Do Chi, namun sayangnya Kasim Song harus kehilangan nyawanya karena rencana itu. Do Chi ditangkap dan dijatuhi hukuman penggal, padahal Seonjo nyaris membunuh Do Chi dengan tangannya sendiri. Sayangnya Do Chi berhasil melarikan diri dengan batuan orang-orangnya si Ratu baru pilihannya.

6 Tahun berlalu, Seonjo sudah memiliki seorang pangeran dari Ratu nya. Namun tetap Gahee yang menjadi wanita favorite nya bahkan di saat dia sakit-sakitan, Gahee yang selalu ada ada disampinynya, menemaninya minum obat dan merawatnya. Do Chi dan Ratu tidak tinggal diam saja selama 6 tahun ini,mereka mencari cara untuk melengserkan Gwanghee dari posisi putra mahkota dan akhirnya mengetahui cerita bahwa Gwanghee menerima pesan rahasia tentang menggulingkan Raja.

Gahee dan Putri Mahkota mencari pesan itu dan menyembunyikannya. Seonjo mendengar hal itu dari Imhae dan meminta Gahee menyerahkan pesan rahasia itu, tapi Gahee berkata dia tak tahu apa-apa. Seonjo akhirnya curhat, bahwa dia tahu tentang perasaan Gahee terhadapa Gwanghee, karena dia sering melihat Gahee diam-diam menatap Gwanghee dari kejauhan. Gahee tetap tidak mengaku dan berkata dirinya tidak tahu menahu tentang pesan rahasia itu. Seonjo meminta Gahee memberikan pesan rahasia itu, dan dia tidak akan mempermasalahkan hubungan masa lalun Gahee dan Gwanghee, jika tidak maka Gwanghee harus dihukum karena memiliki affair dengan Wanita Raja.

Gahee memohon di hadapan Raja dan bersumpah dia tidak tahu menahu tentang pesan rahasia itu, dan juga tidak mengakui perasaannya pada Gwanghee. Setelah Gahee berlutut berhari-hari akhirnya Seonjo luluh dan bertanya apakah Gahee bisa dipercaya? Jika pada akhirnya dia melengserkan Gwanghee dari jabatannya sebagai putra mahkota karena pengkhianatan, Gahee tidak akan membelanya? Gahee hanya berkata jika setiap pengkhianat wajib di hukum.

Akhirnya Seonjo memaafkan Gahee, dia kembali menjadi wanita favoritenya, namun posisi Gwanghee masih terdesak, bahkan setelah Gahee menyembunyikan pesan rahasia itu. Akhirnya keputusan pelengseran Gwanghee sebagai putra mahkota pun di keluarkan. Para pejabat dan Sarjana memohon pada Seonjo untuk membatalkan keputusan itu.

Dimalam Gwanghee akan dilengserkan sebagai putra mahkota, Gahee menemani Seonjo minum dan bertanya tentang pengangkatan Gwanghee sebagai putra mahkota. Gahee bertanya bukankah setelah Gwanghee dilengserkan hidupnya akan sangat sulit? Seonjo tampak tak peduli dan tetap pada keputusannya

Seonjo menemui Gwanghee dan meminta Gwanghee mengakui rencana konspiransi pemberontakannya. Gwanghee tidak pernah merencanakan hal itu, namun ada satu hal yang menjadi sebuah pengkhianatan terhadap Raja. Gwanghee memiliki buku Rahasia pembaca Wajah yang seharusnya sudah di bakar Seojo bertahun-tahun silam. Ternyata Kasim Song telah menukar buku itu sebelumnya, dan kini buku itu ada bersama Gwanghee. Seonjo berang, namun saat dia berusaha melawan Gwanghee dia tiba-tiba ambruk  dan nyawanya tidak bisa diselamatkan lagi.

Apa yang terjadi pada Seonjo? Awalnya dia begitu sehat, bagaimana bisa tiba-tiba meninggal. Ratu yang paling tidak bisa menerima kenyataan itu, bagaimana nasib putranya sekarang? Kim Gwi In terlihat terpukul dan benar-benar merasa kehilangan raja. Gwanghee tidak bisa berkata-kata menghadapi situasi ini, dia hanya bisa menangis karena kehilangan sang Ayah.

Putri mahkota heran mengapa Gahee tidak ada saat Seonjo menghembuskan nafas terakhirnya, dia mencari Gahee di kamarnya dan menemukannya sudah tak sadarkan diri. Tanaman beracun ada di atas mejanya. Inilah jalan terakhir Gahee menyelamatkan posisi Gwanghee sebagai putra mahkota, membunuh Raja yang ingin melengserkannya.

Gwanghee akhirnya tahu tentang perbuatan Gahee , dia merasa kesal dan marah. Apalagi saat dia mendengar dari Putri Mahkota jika alasan Gahee melakukan itu karena ingin menyelamatkan posisi Gwanghee. Dia semakin marah, pada Gahee dan juga dirinya. Berani sekali Gahee membunuh Raja demi dirinya. Gwanghee bertanya dimana sekarang Gahee berada? Dia akan menjatuhkan hukuman penggal pada Gahee jika memang Gahee terbukti bersalah. Putri Mahkota berkata, tanpa Gwanghee melakukan hal itupun hidup Gahee tidak akan lama lagi, karena dia meminum racun yang sama dengan Raja.

Kematian mendadak Raja membuat Do Chi merasa di atas angin, akhirnya ambisi sebenarnya Do Chi terlihat oleh Gwanghee, dia ingin menjadi raja, menduduki tahta kerajaan dan berkeyakinan bahwa dia adalah Raja yang tepat untuk Joseon, namun Gwanghee tidak tinggal diam, bagaimanapun Do Chi adalah pengkhianat Joseon. Gwanghee dan Do Chi bertarung cukup sengit, hingga Do Chi terdesak dan memilih bunuh diri.

Akhirnya Gwanghee diangkat menjadi raja, dia mewujudkan impian Gahee dengan menjadi Raja yang pro Rakyat. Gwanghee menghapus kebijaka-kebijakan yang memberatkan Rakyat, menurunkan biaya pajak dan bekerja keras memberantas korupsi diantara para pejabat kerajaan.

Namun setelah menjadi Raja, Gwanghee pun tidak bisa tidur dengan nyenyak. Banyak hal yang dia pikirkan dan banyak juga yang dia sesalkan.Terutama kenyataan bahwa dia mendapatkan tahta itu karena kematian Ayahnya akibat Gahee.

Ternyata Gahee belum meninggal, dia tinggal di kuil dan setiap hari berdoa untuk Seonjo. Dia ingin menebus dosanya karena telah meracuni Seonjo demi membuat Gwanghee naik tahta. Gwanghee berbicara banyak pada Gahee hari itu, dan menyatakan penyesalannya karena dia tidak pernah menemuinya, padahal posisinya sekarang adalah karena Gahee yang menyelamatkannya. Namun pada akhirnya Gwanghee berkata bahwa dia tidak akan lagi menemui Gahee. Mendengar hal itu Gahee hanya bisa mengangguk, karena dia juga masih menyesali keputusannya meracuni Seonjo demi memenuhi janjinya pada Gwanghee. Membantu Gwanghee mendapatkan tahtanya.

***

Cukup puas dengan endingnya, yah… pastinya ini tidak sesuai sejarah sih… terutama hubungan Gwanghee dan Gahee jika  Gahee memang Kim Gae Shi. Tapi biarlah Gahee tinggal di kuil saja sebagai penebusan dosanya karena telah tega membunuh Seonjo…  Aigooo… padahal aku Shippernya Gahee-Seonjo… kenapa Gahee tega sekali sama Raja Seonjo.

Ntahlah apa yang salah, aku malah lebih suka melihat interaksi Gahee dan Seonjo, mengingatkan aku terhadap interaksi Solnan dan Sunimun di Soo Baek Hyang, tapi lebih intens. Seonjo pasti benar-benar mencintai Gahee ya? Karena sampai bertahun-tahun pun dia tetap tidak melewati batas dan mempertahankan Gahee sebagai Dayang istimewanya saja, tanpa menjadikannya seorang selir yang harus melayaninya di tempat tidur. Aku berharap Gahee akhirnya bisa jatuh cinta pada Seonjo, tapi ternyata… heu… hatinya masih dipenuhi oleh Gwanghee, bahkan sampe tega membunuh Seonjo.

Tadinya aku pikir jika sampai akhir Gahee hanya tetap jadi Sanggung, setelah Seonjo meninggal ada kesempatan besar untuk Gwanghee mengangkatnya sebagai selir, tapi… Gahee berubah menjadi pembunuh Seonjo… Aku jadi tidak rela jika akhirnya Gwanghee menjadikan Gahee sebagai selirnya untungnya tidak^^

Aku juga sebel sih sama Gwanghee yang ternyata tidak juga bisa move on dari Gahee, kasian sama istrinya kan? Dan entah kenapa… meskipun Gwanghee bilang dia tidak akan menemui Gahee lagi, aku malah berpikir dia mengatakan yang sebaliknya… karena kecemasan Gwanghee seolah menghilang setelah dia menemui Gahee ;p Artinya sampai akhirpun dia belum bisa menghapus Gahee dari hatinya, apalagi Gahee lah yang membantunya mendapatkan kedudukan sebagai Raja.

Sedahsyat itukah cinta Gahee dan Gwanghee? Tapi kenapa yah aku sama sekali tidak merasakan Chemistry antara mereka berdua. Scene romance mereka bener-bener Zero Chemistry buat aku. Kiss nya dingin karena itu Kiss perpisahan, juga adegan back hug disaat Gahee menenangkan Gwanghee, halah dingin banget sih itu…

Banyak yang menyelahkan Jo Yoon Hee karena ekspresi datarnya, tapi buat aku In Guk nya juga sama saja. Apa yah kalau aku bilang saat Gahee dan Gwanghee bertemu mereka berdua sama sekali tidak menunjukkan wajah saling merindukan apalagi saling mencintai… dingin banget… hambar ;p

Aku malah lebih suka melihat Gahee saat dia bersama Seonjo atau Heo Gyun, orang barunya Gwanghee yang sempet naksir Gahee saat mereka bertemu di perbatasan.

Dan Chemistry Gwanghee pun lebih bagus saat dia bersama istrinya, sayang sekali SWnim tidak mengembangkan scene romance diantara mereka berdua.

Hanya ini Scene Gahee-Gwanghee favoriteku, selebihnya... interaksi mereka So So sekali untukku. Sigh... aku tahu sih... Jo Yoon Hee jarang banget bisa dapet pasangan yang klik, bahkan seorang In Guk pun tidak bisa membuatnya membangun chemistry yang bagus.

 "Pria yang tidak kau cintai akan menikah. Tentu saja itu tidak mengganggumu"

Haduh... lucu nya liat Seonjo ngambek kek gini sama Gahee, hanya gara-gara Gahee terlihat baik-baik saja dan malah cenderung bahagia karena Seojo sedang dalam proses memilih Ratu baru. Seonjo pengennya Gahee cemburu kali yah ;p Bener-bener deh, scene nya Seonjo~Gahee lebih membuatku bersemangat menonton King's Face. Mungkin Efek Lee Sung Jae juga apa yah??

Akh… aku bersyukur akhirnya King's Face tamat juga… Yoon Hee-ssi main di drama modern aja yah lain kali, trus mainnya sama Jinwook aja, biar ada chemistrynya gitu ;p (maunya aku ini mah)

Note:
Mohon maaf jika ada cerita yang salah, karena aku nontonnya ya begitulah tidak terlalu fokus juga dan mungkin ada beberappa scene yang terlewat…. Cuma bermodal penasaran bagaimana kisah hidupnya Gahee saja sih. Kecewa sih sebenernya … tapi lumayan cukup puas lah^^

*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

6 komentar:

  1. Makasih ya udah buat sinopsis singkat dr awal ampe akhir..mengobati rasa penasaran ama jalan cerita drama ini...yg pengen kulihat seo in guk nya aja sihhh...xixi^_^

    BalasHapus
  2. Sebenarnya agak tragis ni hidup gwang hae, jadi rajapun dilengserkan. Dan namanya ga dipulihkan. Bingung sama cerita selir2nya gwang hae di jung yi goddes of fire beda lagi wanita yg dicintai gwang hae.

    BalasHapus
  3. aku gk nonyon mba cuma sedikit ikuti di blog mba,jujur aja gk terllu suka sm ke 2 ini gk tau kenapa pdhal wktu main di replay 1997 dan di master sun sy jadi suka tpi main di drama ini,walaaah

    BalasHapus
  4. Makasih banyak ya mbak irfa ><
    Cukup mudeng ma ceritanya meski ga detail tapi puas karena akhirnya bisa paham xD
    Btw mbak kena second lead male syndrom ya?tapi kayaknya ga deh kalo lee sung jae ahjussi yang meranin haha
    Soalnya kalo cowoknya kurang greget,chemistrynya yoon hee kayak kurang nggigit :p
    Sbs sama kbs2 belum bisa nyaingin mbc ya kalo bikin saeguk?secret door yang cukup diantipasi aja jatuhnya kurang lebih sama kayak the kings face
    Yang bikin greget itu justru lady hyegyeong-sado yang di sejarahnya ga seromantis itu...
    Dan sama seperti karakter ga hee,ji dam juga ga terlalu berkembang sejak perannya digantiin t.t
    Oya,tahun 2014 jd tahunnya pangeran yang kontroversial (gwanghee,seohyun,sado) rasanya ^^"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups... masalah saeguk ini... MBC belum ada yang mengalahkan sepertinya, selalu apik saeguknya MBC ini, walo gak semua saeguknya dapet rating cetar membahana^^ jadi berharap suatu hari MBC tertarik bikin drama yang mengangkat kisah hidupnya sohyun seja mulai dr kecil sampe perjuangan di cina, walo yah... hidup Sohyun seja memang lurus-lurus aja sih.. Anak berbakti, Suami setia, Ayah penyayang, Kakak yg perhatian juga... cuma satu yg menyedihkan dalam hidup Seja, punya Ayah takut sama kehebatan anak sendiri, jadinya banyak mengkompori klo Seja ada niat melakukan pemberontakan, benar-benar hidup di jaman yang salah nih Sohyun Seja ini.

      Hapus
  5. yahhh meskipun seo in guk adalah aktor favorit qu....namun untuk drama kali ini, sedikit mengecewakan....dan untuk mengobati nYa sekarang lebih sering dengarin in guk nyani heheheheeh, dan ngulang drama2 sebelum nya......oke, thankss untuk sinopsis nya......seo in guk faighting untuk drama selanjutnya!!!

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^