Sabtu, 04 Oktober 2014

Samchongsa Episode 7: Mi Ryung dan Hyang Sun

Sejabin kaget saat mengetahui Kim Sanggung tewas di luar istana, bagaimana bisa? Kasim Koo (Kasimnya Seja) mengatakan kemungkinan besar Kim Sanggung adalah orang yang mengambil surat milik Sejabin. Mendengar hal itu, Sejabin semakin kaget, dan kini dia ketakutan. Bagaimana semua ini bisa terjadi?


Melihat Kasim mengetahui tentang suratnya yang hilang, Sejabin bertanya seberapa jauh Kasim mengetahui masalah ini. Siapa sebenarnya wanita yang telah mengambil suratnya itu? Sejabin tidak mencari tahu karena Seja terlihat tidak senang, tapi kini dia tidak bisa mentolerirnya lagi, dia ingin Kasim Koo mengatakan kebenarannya. Siapa sebenarnya wanita itu?

Dengan ragu-ragu, Kasim Koo akhirnya mengatakan, “Dia adalah Mi Ryung” Siapa itu? Putri Menteri Yoon yang terpilih untuk menjadi istri Seja sebelum Sejabin. Sejabin tidak bisa menyembunyikan wajah kagetnya, bagaimana bisa? Bukan kah dia sudah meninggal, itulah sebabnya dia terpilih untuk menggantikannya.

Seharusnya memang begitu, tapi ternyata Mi Ryung masih hidup. Sejabin tidak mengerti, dia mendengar putri menteri Yoon meninggal karena menggantung dirinya, apakah semua itu bohong? Putri Menteri Yoon, Mi Ryung memang ditemukan tewas, namun… Pelayan Mi Ryung yang menggantikannya selama ini masih hidup. Hyang Sun adalah nama aslinya, tapi semua orang mengenalnya sebagai Mi Ryung. Sejabin bingung dan kaget bersamaan, apa maksud semua itu.

Mi Ryung cemas menantikan kedatangan Seja, setelah sekian lama mereka tak pernah saling berbicara, kini mereka akan bertatap muka? Kecemasannya tiada terkira. Dan pintu itu terbuka. Seja datang dan Mi Ryung berbalik padanya. Seja menatapnya dengan penuh kerinduan tampak begitu tenang dan berkata, “Sudah lama tidak bertemu, Bagaimana kabarmu?”

Mi Ryung terpaku, namun dia kemudian tersadar siapa pria di hadapannya itu. Dengan sinis Mi Ryung bertanya, “Bagaimana kabarku? Menurutmu bagaimana kabarku?” Seja terdiam, dia hanya mendengarkan berbicara. Mi Ryung kembali bertanya apa yang sebenaranya Seja ingin tahu? Bagaimana kehidupannya selama 5 tahun ini? Atau bagaimana dia lolos dari kematian 5 tahun lalu? Dua-duanya. Seja ingin tahu semuanya.

“Aku mendengar kau menggantung diri malam itu” Mi Ryung membenarkan,dua orang pelayan memaksanya melakukan itu disaksikan Kasim Koo, mereka berkata itu adalah perintah Seja. Mi Ryung meminta Kasim mempertemukannya dengan Seja, namun Kasim tampak tak peduli dan memberi perintah pada pelayan untuk menggantungkan Mi Ryung dan membakar kamarnya. Kasim keluar dan memastikan Mi Ryung terganrung di kamarnya yang terbakar, kemudian dia berteriak terjadi kebakaran.

Semua orang meninggalkan Mi Ryung, tapi ada seorang pelayan yang menyelamatkannya. Namun ternyata pelayan itu memiliki maksud lain. Dia ingin memiliki tubuh Mi Ryung. Atau Hyang Sun tepatnya. Pelayan itu sudah menyukai Hyang Sun sejak lama, dia begitu kesal saat melihat Hyang Sun berpura-pura menjadi Mi Ryung, putri majikan mereka dan berkencan dengan Seja. 

Si pelayan tahu hari ini akan terjadi, Hyang Sun tidak ditakdirkan untuk mencintai pria yang tidak sederajat dengannya, tapi mereka. Hyang Sun dan si pelayan memiliki derajat yang sama. Melihat si pelayan begitu bernafsu, Hyang Sun ketakutan dan dia meminta si pelayan tidak menyentuh tubuhnya, namun si pelayan tidak mendengarkannya. 

Saat itu dia menyadari, bahwa semua pria sama saja, mereka berpura-pura tulus, namun mereka tetap fokus pada tujuan mereka. Entah itu Pelayan atau pun Seja, semuanya sama saja.  Maka saat itu Hyang Sun membunuhnya dan membuatnya tampak seperti bunuh diri sekaligus menutup mulut orang yang mengetahui dirinya masih hidup. Entah itu sebagai Hyang Sun ataupun sebagai Mi Ryung.

Mi Ryung berkata pada Seja, dia sama sekali tidak merasa bersalah. Dia tidak melakukan kesalahan, mereka semua memanfaatkannya, dia tidak pernah meminta untuk menjadi Mi Ryung, mereka menekannya hanya karena Hyang Sun itu seorang budak. Tentu saja Mi Ryung tidak ingin mati, dia berusaha keras untuk keluar dari Joseon bagaimanapun caranya.

Dengan penampilan lusuhnya, Hyang Sun kabur hingga dia bertemu dengan  yang menawarkannya untuk ikut bersamanya pergi ke Cina, dia tidak memerlukan uang karena tahu gadis itu tidak memilikinya, tentu saja yang dia inginkan adalah tubuhnya. 

Sejak saat itu Mi Ryung tahu bagaimana mengendalikan seorang pria. Dengan cara itu dia bahkan berhasil menjadi istri ke enam seorang bangsawan Manchu setelah lama dia hidup di Manchu. Mi Ryung merasa bersyukur karena suaminya itu meninggal cepat. Alasannya? Mi Ryung membunuhnya dengan jarum beracun. Ugh, tapi tak ada yang tahu tentang hal itu. Dengan kematian suaminya itu, Mi Ryung mendapatkan bagian harta warisannya. 

Setelah mendapatkan banyak uang, Mi Ryung jadi teringat pada Seja. Pria pertama yang membuat dirinya menjadi dirinya yang sekarang. Itulah mengapa dia bertemu dengan Kim Ja Jum. Mi Ryung membutuhkan orang yang memiliki koneksi dengan Seja dan Kim Ja Jum  membutuhkan mmata-mata yang bisa berkomunikasi dengan Manchu. Mereka pun memutuskan untuk bekerja sama.

Tapi… Mi Ryung tidak sangka jika dia dan Seja akan bertemu begitu mudah malam itu. Tadinya Mi Ryung berencana mendekati Seja secara perlahan-lahan dan diam-diam.
 
“Pasti itu sangat mengerikan untukmu. Wanita yang kau pikir sudah mati ternyata masih hidup”

“Tidak. Aku senang melihat kau masih hidup. Selama 5 tahun ini, setiap hari aku menyesali, karena memerintahkan kematianmu dengan cara seperti itu”

Seja jujur dengan penyesalannya, dia benar-benar terlihat lega melihat Mi Ryung masih hidup meskipun harus mengalami hidup yang berat untuk sampai di hari ini. Mi Ryung menatap Seja, dia tidak percaya dengan kata-kata Seja, “Bohong!” Namun matanya mengatakan bahwa dia tahu Seja berkata jujr, namun Mi Ryung menyangkalnya.

“Kau kesini untuk membalasku? Baiklah. Ini adalah kesempatanmu”

Seja begitu pasrah, seolah dia sedang melakukan penebusan dosa atas apa yang dia lakukan pada Mi Ryung 5 tahun lalu. Mi Ryung tertawa sinis mendengarnya, apakah Seja pikir dia masih Mi Ryung yang lugu? Apakah Seja tahu bagaimana Mi Ryung akan membalasnya? Tidak ada yang bisa Seja katakan pada Mi Ryung dia hanya akan menerima apapun pembalasan dendam Mi Ryung padanya.

“Baiklah. Jadi, kau tidak apa-apa dengan apapun itu?”

Mi Ryung mendekat kea rah Seja, dan melakukan pembalasan dendamnya, “Kau akan menyesali ini” tekadnya, dan ‘JLEB’ sebuah pisau menusuk dada Seja. Dengan Refleks Seja terdorong hingga mendekati dinding karena tekanan Mi Ryung dan untuk menyanggah tubuhnya Seja menahan Tubuh Mi Ryung seolah dia memeluknya agar mereka berdua tidak jatuh.

Tepat disaat itu, Dal Hyang masuk dan melihat Seja yang seolah tampak sedang berpelukan dengan Mi Ryung, dia memalingkan wajahnya merasa tidak benar sudah melihat hal itu, namun… dia sadar bukan itu yang sebenarnya terjadi. Dia melihat dada Seja berlumuran darah dan sebuah pisau dari tangan Mi Ryung tertancap disana.

Dal Hyang berniat membantu Seja (untuk menyingkirkan Mi Ryung?) tapi No Soo menahannya, begitu pun Seja yang menyuruhnya untuk berhenti dan keluar. Bagaimana bisa? Dal Hyang tidak mungki tidak membantu Seja dalam keadaan seperti itu. Seja juga punya pedang (jika dia memang ingin melawan) Jadi sebaiknya Dal Hyang pergi saja dan tidak mengganggu. Ini adalah masalah diantara Seja dan Mi Ryung.

Seja menatap Mi Ryung penuh penyesalan, sementara Mi Ryung pun menangis menatapnya.

Setelah Dal Hyang dan No Soo pergi. Mi Ryung bertanya dengan berurai air mata, “Apakah sakit? Apakah sakit sekali? Seberapa Sakit? Sangat? Apakah sama seperti saat aku mengantung diri? Tidak sebesar itu, 'kan?”

Seja menghapus air mata Mi Ryung kemudian berkata, “Aku merindukanmu” Apakah Mi Ryung harus mempercayai pria di depannya itu? Dalam hati dia tahu Seja benar-benar menyesal pada apa yang telah dia lakukan padanya 5 tahun lalu.

Mi Ryung melepaskan pisaunya hingga terjatuh ke lantai. Darah segar mengalir dari dada Seja hingga menetes di tangannya. Ini kali keduanya dia terluka di luar Istana karena Mi Ryung, wanita cinta pertamanya, yang mungkin belum bisa dia lupakan.

Kim Ja Jum menanti jawaban Seja atas proposalnya, namun belum ada jawaban apapun, tapi Kim Ja Jum memberinya waktu hingga mala mini. Pengawalnya bertanya haruskah mereka mempersiapkan rencana cadangan? Kim Ja Jum hanya berdehem dan bertanya, Apakah pengawalnya terus mengawasi Perpus Seja di istana? Ya mereka selalu mengawasinya, Yong Gol Dae masih terkurung disana. Seja belum kembali ke istana sejak dia bertemu dengan Kim Ja Jum.  Mendengar hal itu Kim Ja Jum merasa berada di atas angin, dia berpikir Seja tidak punya pilihan lain, bagaimanapun Seja pasti datang padanya.

Malam pun tiba, Dal Hyang merasa cemas dengan keadaan Seja di bawah sana yang masih bersama Mi Ryung. Tak lama Seja keluar seorang diri, Dal Hyang bertanya apakah Seja baik-baik saja? Seja tidak menjawab dan berbicara dengan No Soo. Dia menyuruh No Soo untuk membawa Mi Ryung pergi dari tempat itu, karena Kim Ja Jum sebentar lagi akan menyerang mereka. Pergilah sejauh mungkin, jangan berhenti hingga tiba di perbatasan. Dan setelah itu, sebaiknya mereka tidak kembali lagi ke Joseon. Seja pun mengajak Dal Hyang untuk pergi.

No Soo tampak tak senang, dia langsung mendatangi Mi Ryung yang masih melamun, dia bertanya apa maksud Seja bahwa Kim Ja Jum akan menyerang mereka? Apa yang sebenarnya sedang di rencanakan Mi Ryung. Tak ada jawaban, Mi Ryung hanya terdiam dengan tatapan kosong, menyesalkah dia menusuk Seja? Ataukah ada hal lain yang dia sesalkan?

Seja dan Dal Hyang keluar dari tempat itu, Dal Hyang berkata sebaiknya mereka segera mendatangi tabib, karena luka Seja sudah terlalu lama. Seja berkata agar Dal Hyang tidak usah khawatir, pendarahannya sudah berhenti. Dal Hyang meminta Seja menunggunya sebentar, namun Seja melarangnya, dia tahu Dal Hyang bermaksud menangkap Mi Ryung dan No Soo. Seja mencegahnya dan meminta Dal Hyang untuk membiarkan mereka pergi.

Tapi Dal Hyang tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Mi Ryung sudah membunuh seorang dayang istana dan No Soo telah membunuh Kim Sanggung, lalu mereka juga sudah membuat Seja terluka dua kali. Seja berkata agar Dal Hyang tidak melibatkan Mi Ryung dan melepaskannya, dia mengeluarkan sebuah kertas, itu adalah surat Yoon Seo untuk Dal Hyang, dia sudah mendapatkan kembali surat itu, jadi biarkan pihak berwajib (polisi) yang menangani kasus pembunuhan itu.   

Seja memberikannya pada Dal Hyang. Dal Hyang mengklaim surat itu adalah miliknya, jadi Seja mengembalikan surat itu padanya.

Dal Hyang terpaku menerima surat itu. Apa yang harus dia lakukan pada surat itu? Seja pergi menuju kudanya, saat dia berbalik pada Dal Hyang, Seja melihat Dal Hyang melemparkan surat itu ke dalam api. Apakah itu artinya Dal Hyang kini telah mengubur cinta pertamanya?

Seja menaiki kudanya sambil menahan rasa sakit, Dal Hyang menghampirinya dengan cemas. Seja berbicara pada Dal Hyang, “Sekarang kau sudah belajar tentang Hanyang. Di kota ini, kau tidak boleh mengenang cinta pertamamu. Lihatlah apa yang terjadi padaku karena melakukan itu”

Dal Hyang cemas dan bertanya Seja mau pergi kemana? Dia akan pergi ke rumah gurunya, Choi Myung Gil. Kini Dal Hyang sudah menyelesaikan misinya, dia melakukannya dengan baik dan lebih cepat dari perkiraannya. Tadinya Seja berniat memasukan Dal Hyang ke dalam timnya setelah dia menyelesaikan misi ini, namun sepertinya takdir berkata lain, mereka harus mengakhirinya disini. Sayang sekali. Seja berkata pada Dal Hyang, bahwa sebenarnya Sejabin memintanya untuk menjauhkan Dal Hyang dari mereka, meskipun dia tidak yakin itu untuk kebaikan siapa (Seja atau Dal Hyang?)

Seja mengucapkan selamat tinggal pada Dal Hyang, namun Dal Hyang menawarkan diri untuk mengantarkan Seja ke rumah Choi Myung Gil, namun Seja menolak karena dia sedang ingin sendirian. Saat Seja pergi, Dal Hyang hanya bisa menatap dari kejauhan.

Dalam bukunya, Dal Hyang menuliskan tentang hari itu, sementara Dal Hyang tidak bisa membiarkan Seja pergi sendirian. Dari kejauhan dia mengikuti Seja yang berkuda sendirian dengan perlahan menuju rumah Choi Myung Gil.

“Kata-kata Putra Mahkota semuanya benar. Perintah Raja hanyalah sebuah alasan. Aku tidak menyukai dia sejak awal. Aku marah karena dia mengambil wanitaku. Dan dia bahkan tidak membuatnya bahagia. Kelihatannya dia tidak pantas mendapatkan kesetiaanku atau pengabdian dari wanitaku”

Dal Hyang terus mengikuti Seja, gang demi gang mereka lewati, dia menatap Seja dari kejauhan dengan perasaan khawatir luar biasa.

“Tapi hari itu… aku berubah pikiran. Melihatnya bersimbah darah. Aku tahu bahwa cinta pertamanya, seperti hal aku, ada di dalam hatinya. Mungkin wanita itu, Mi Ryung. Hatinya juga sama terlukanya”

Seja tiba di depan rumah Choi Myung Gil. Kudanya berhenti, dan Dal Hyang pun hendak pergi. Namun… dia melihat Seja jatuh di atas kudanya, dia tak sadarkan diri. Dal Hyang segera menuju Seja dan mencemaskannya, “Jooha!!” Sebuah kertas terjatuh dari tubuh Seja, Kertas itu sudah bercampur dengan darah Seja. Sebenarnya kertas apakah itu?

Dal Hyang membawa Seja ke rumah Menteri Choi saat Seung Po dan Min Seo ada disana. Min Seo yang pertama melihat kedatangan Dal Hyang yang membawa Seja, dia panik, Seung Po menyusul dan lebih panik. Menteri Choi keluar dan bertanya apa yang terjadi pada Seja? Dal Hyang berkata dia ditusuk saat berada di luar istana. Seung Po dan Min Seo langsung membawa Seja ke ruangan Menteri Choi.

Malam semakin larut, Kim Ja Jum lelah menanti dia memutuskan untuk pergi ke istana karena merasa Seja telah menolak tawarannya. Pengawalnya bertanya apakah mereka juga akan membuang Yong Gol Dae juga, tentu saja tidak. Tapi mereka harus meninggalkan Seja, secepatnya dan dia tahu bagaimana caranya. Rasa Curiga adalah sahabat Raja, apalagi Kim Ja Jum telah memberi peringatan.

Raja kembali membaca laporan yang ditulis Kim Ja Jum malam itu dengan perasaan cemas, pengkhinat negara nya ada di dalam ruangan pertemuan saat Kim Ja Jum melapor? Raja turun dari singgasananya dan mulai membayangkan para menterinya berdiri di posisi masing-masing. Dia menduga-duga kemungkinan siapa yang bisa berkhianat, tapi semua nama itu pupus. Hingga dia menatap tempat Choi Myung Gil biasa berdiri, mungkin kah itu Choi Myung Gil. Tidak. Bagi Raja dia terlalu lurus.

Memikirkan semua ini, Raja jadi stres sendiri, dia meminta kasim untuk memanggilkan Seja, tapi... kemudian dia teringat saat dia mencari Seja di malam itu. Bukan kah malam itu dia juga mencari Seja dan Seja tidak datang juga. Itu adalah malam kejadian insiden yang di laporkan Kim Ja Jum. Raja berbalik dan menatap tempat duduk Seja. Dia membayangkan Seja sedang menatapnya, mungkinkah Seja adalah pengkhianatnya?

Sejabin sedang menyulam, namun dia teringat pada cerita Hyang Sun dari Kasim, dia pun teringat saat dia bertemu dengan  Istri Menteri Yoon (Ibu Mi Ryung yang asli) berlutut di hadapannya, dia memohon ampun pada Sejabin.

“Ini semua salah hamba! Hamba seharusnya mati... tapi sebagai gantinya malah putri hamba yang mati! Hyang Sun akan menjadi... luka hamba selamanya!”

Sejabin jadi setengah melamun mengingat hal itu, hingga jarinya tertusuk dan berdarah. Ups! Apakah Sejabin menerima pertanda jika suaminya terluka di luar istana?

Kasim Koo datang menemuinya, Sejabin bertanya apakah Seja sudah pulang? Belum. Sejabin meminta Kasim untuk tidak mengatakan pada Seja apa yang sudah dia ketahui, sepertinya Seja tidak ingin Sejabin tahu tentang Hyang Sun. Kasim Koo mengerti hal itu.

Kasim mengatakan jika Raja mencari Sejabin, Mengapa? Tadinya Raja mencari Seja, namun saat diberitahu Seja sedang ke rumah Choi Myung Gil, sebagai gantinya Raja mencari Sejabin. Ada apa ya? Seja bin juga bingung mengapa Raja mencarinya.

Dal Hyang galau dan cemas karena tidak tahu bagaimana keadaan Seja di dalam ruangan Menteri Choi, mereka sudah memanggil tabib yang kini sedang menangani luka Seja.

Tabib berkata bahwa mereka harus menghubungi istana. Lukanya memang tidak dalam, namun Seja terlalu banyak kehilangan darah, jika tidak ditangin Tabib istana mungkin akan berbahaya bagi Seja. Menteri Choi panik, ini akan menjadi kesalaha terbesar yang dia lakukan selama sejarah hidupnya. Menteri Choi memerintahkan Seung Po dan Min Seo untuk membawa Seja ke istana dan memanggil Tabib secepatnya.

Seung Po bingung bagaimana melaporkan hal ini, Seja akan dicurigai sebagai pengkhianat Negara karena lukanya dan saat ini Kim Ja Jum pasti sedang dalam perjalanan menuju istana. Baginda pasti langsung mencurigai Seja. Min Seo berkata, sebelum mereka menyelamatkan Yong Gol Dae, maka mereka akan kehilangan kepala mereka duluan.

Menteri Choi membenarkan pendapat Min Seo, kalau begitu satu-satunya harapan mereka hanya Kim Ja Jum. Bahkan jika mereka harus berlutut padanya, kita tidak punya pilihan. Saat ini yang terpenting mereka harus selamat dulu. Tapi, Seja mengatakan dia tidak ingin bekerjasama dengan Kim Ja Jum, dia bahkan ingin menghukumnya. Tapi mereka tidak punya pilihan lain, Seja sekarang dalam bahaya!

Dal Hyang sedang menatap kertas yang tadi terjatuh dari tubuh Seja, Menteri Choi keluar ruangan menemuinya, Dal Hyang langsung menutup kertas itu. Menteri Choi bertanya kemana mereka pergi dan siapa yang melakukan itu pada Seja dan kenapa mereka hanya pergi berdua saja. Dal Hyang meminta maaf karena dia tidak bisa mengatakannya, itu adalah perinta Seja. Menteri Choi jadi geram dengan jawaban Dal Hyang.

“Apa kau mengerti situasinya? Calon raja berikutnya sedang dalam bahaya! Setelah pergi bersamamu dia bersimbah darah tanpa penjelasan!”

Menteri Choi meminta Dal Hyang untuk mengatakan semua yang dia ketahui, siapa yang sebenarnya melakukan ini pada Seja? Alih-alih memberikan penjelasan, Dal Hyang malah memberikan kertas yang dia pegang dan berkata jika Seja mempertaruhkan nyawanya demi mendapatkan kertas itu. Menteri Choi membacanya dan tampak kaget. Dia bertanya bagaimana mereka bisa mendapatkan informasi itu? Apakah mereka membeli orang Kim Ja Jum?

Lagi-lagi Dal Hyang tidak menjawab dan malah bertanya tentang bagaimana cara melindungi negera yang pernah di bicarakan Choi Myung Gil sebelumnya. Dia memikirkan ini dengan cukup lama, namun dia tidak mendapatkan jawabannya. Dal Hyang tahu bahwa pemerintahan penuh dengan orang yang mementingkan dirinya sendiri. Tapi.. Dal Hyang tidak tahu apa yang benar. Apakah yang dilakukan Seja itu benar? Apakah melindungi Yong Gol Dae senilai dengan nyawa Seja? Meskipunn itu mencegah perang, tapi itu juga membohongi Raja.

“Sejarah akan menilai apakah pilihan kita benar atau tidak.  Tapi kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka yang membiarkan orang lain mati tindakan mereka adalah juga benar. Aku tidak akan memaafkan mereka. Itu adalah jawabanku”

Bahkan jika orang itu Baginda Raja? Itu adalah pertanyaan yang harus di jawab Dal Hyang. Menteri Choi sudah memiliki jawabannya, Dal Hyang pun harus memiliki jawaban nya sendiri. Dal Hyang punya pilihan.

Jika Dal Hyang membenarakan alasan para pejabat pemerintahan yang ingin mengambil keuntungan untuk diri sendiri, Dal Hyang bisa mengabdi pada pemerintahan, sama seperti yang di lakukan Kim Ja Jum, dan mungkin Dal Hyang akan menjadi orang sukses.

Jika Dal Hyang memilih kepraktisan dan memikirkan nasib rakyat, Dal Hyang bisa membantu mereka (Seja, menteri Choi dan 2 musketeers)

Jika Dal Hyang tidak ingin mennginginkan keduanya, dia bisa menjadi rakyat biasa saja.

Seung Po dan Min Seo keluar dan menanyakan apa yang terjadi? Menteri Choi memperlihatkan kertas yang di berikan Dal Hyang pada Seung Po, dan dia pun terkejut membacanya. Menteri Choi berkata, kini mereka punya jalan keluar untuk menyelamatkan Seja dari tuduhan. Seung Po dan Min Seo harus di hukum karena tidak melindungi Seja. Menteri Choi bertanya sekali lagi pada Dal Hyang, apa pilihannya? Dal Hyang harus memutuskannya sekarang juga. Dal Hyang pun membuat keputusannya saat itu juga.

Seja masih berada dalam perawatan tabib saat Min Seo datang dan menuangkan arak ke tubuh Seja, Tabib kaget mengapa Min Seo melakukan itu? Seja masih dalam masa pemulihan. Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan Seja. Tabib bisa berkemas, mereka harus segera memindahkan Seja ke tempat lain.

Seung Po mengajak dua pelayan nya untuk mengambil senjata di gudang. Seung Po memilih sebuah senjata api laras panjang dan sebuah Kapak. Pan Se dan pelayan satu laginya bingung mengapa tuannya mengajak mereka pergi sambil membawa senjata? Apakah aka nada perang? Seung Po hanya berkata dia membutuhkan lebih banyak orang.

Sebelum pergi, Seung Po teringat sesuatu, apakah istrinya sudah tidur? Seung Po menemui istrinya yang sedang tidur, dia membangunkan istrinya dengan panggilan sayang. Sang istri terbangun dan menyambutnya setelah membersihkan hmm *iler* dari mulutnya (hahaha) Dia tampak senang melihat Seung Po pulang, apalagi Seung Po mulai merayunya  dengan berkata dia semakin cantik bagai Dewi (wkwkwk)

Tapi… kemudian Seung Po berkata dia ada masalah penting, bisakah dia meminjam uang? 300 Nyang sepertinya cukup. Istrinya langsung ngamuk, setelah sekian lama tidak pulang, hal pertama yang dibicarakan Seung Po adalah meminjam uang?

Istrinya mulai memukul-mukul Seung Po. Tentu saja Seung Po mencoba menenangkannya, dia menyentuh bibir sang istri dengann caranya dan berkata bahwa dia terlihat semakin seksi (halah rayuannya) Seung Po mendekat dan berkata biarkan dia memeluknya dan lagi, untuk sementara mereka mungkin tidak akan bertemu, jadi lebih baik istrinya itu meminjamkan uang padanya.

Seung Po bertemu Min Seo bersama pelayannya yang sudah bersiap dengan menumpahkan arak ke tubuhnya, Min Seo memberikan botol arak itu pada Seung Po dan berkata bahwa pihak polisi akan segera datang setelah mendengar suara tembakan mereka.

Seung Po meminum araknya dan membuat dirinya benar-benar seperti orang mabuk. Pan Se menggerutu ada apa sebenarnya, jika tahu akan begini dia ikut Tuan Dal Hyang saja. Dengan santai Seung Po berkata, disana atau disini sama saja. Dal Hyang juga terlibat dalam rencana ini, Pan Se kaget, wkwkwkwk (haduh… ini Pan Se lucu kali lah >.<)

Dal Hyang menemui Kim Ja Jum tepat saat Kim Ja Jum menuju istana. Dia berkata dia adalah orang suruhan Seja untuk menyampaikan surat balasannya pada Kim Ja Jum. Ha! Kim Ja Jum tampak senang, akhirnya Seja menentukan pilihan juga, mengapa Seja begitu terlambat, dia hampir saja menemui baginda.

Kim Ja Jum menerima surat yang di bawa Dal Hyang, namun kemudian menyadari sesuatu, siapa Dal Hyang ini? Dia tidak pernah melihatnya sebelumnya. Dal Hyang mengenalkan dirinya sebagai Park Dal Hyang dari Gangwo-do. Bukan itu yang Kim Ja Jum ingin tahu, maksudnya jabatannya? Dal Hyang tidak punya jabatan untuk saat ini. Lalu… bagaimana bisa dia mengantarkan surat ini? Apakah itu penting sekarang? Lebih baik Kim Ja Jum membaca suratnya terlebih dahulu.

Saat membuka surat tersebut Kim Ja Jum kaget bukan main, itu bukan tulisan Seja? Memang. Menteri Choi Myung Gil yang menulisakan surat itu untuk Seja. Kim Ja Jum tampak tak senang, mengapa Choi Myung Gil terlibat dalam masalah ini.

“Aku punya daftar seluruh nama dan sumber dana yang menjanjikan kesetiaan mereka kepada Dinasti Qing.  Siapa yang berada di atas angin sekarang? Sekarang kita sama-sama tahu kelemahan masing-masing. Jadi mari kita tetap diam. Seja secara sopan menolak tawaranmu. Ini adalah jawaban beliau”

Kim Ja Jum mencibir, jadi Seja menghabiskan waktunya untuk melakukan ini? Apakah Seja berpikir bisa mengancamnya? Bagaimana itu bisa menjadi sebuah bukti, itu hanya salinan. Kim Ja Jum merobek kertas itu. Tentu saja itu salinan, makanya mereka memberikan itu pada Kim Ja Jum, yang aslinya yang ada tanda tangan Kim Ja Jum nya ada di tangan Seja.

Seung Po, Min Seo dan para pelayan datang ke kediaman Kim Ja Jum, mereka meracau bahwa mereka ingin mencari uangnya yang hilang. Penjaga menyadari Seung Po mabuk tapi tidak bisa menahan mereka untuk masuk dan mengacau. Apalagi Seung Po menembakan senjatanya dan membuat para penjaga Kim Ja Jum ketakutan.

Terjadi perkelahian sengit dan lucu antara para pelayan yang dibawa Seung Po dan penjaga Kim Ja Jum, hahaha. Sementara para pelayan sedang sibuk berkelahi, Min Seo memberi jalan pada Seung Po untuk pergi ke kamar Kim Ja Jum dan mencari tempat lemari tersembunyi Kim Ja Jum yang di gembok.

Seung Po menggunakan kapak nya untuk membuka gembok itu dan mengambil bukti yang asli. Polisi datang ke kediaman Kim Ja Jum karena mendengar suara tembakan, Seung Po menemui Pan Se yang bingung dan ketakutan. Seung Po berkata pada Pan Se untuk memberikan kertas yang dia ambil dari kamar Kim Ja Jum ke Menteri Choi, jika kertas itu hilang maka Pan Se tidak akan selamat. Pan Se merasa frustasi tapi dia tidak punya pilihan.

Seung Po mengeluarkan uang 300 Nyang yang dia pinjam dari istrinya dan berkata bahwa dia sudah mendapatkan kembali uangnya. (Aha! Jadi dia butuh uang itu untuk ini wkwkwk)

Park Dal Hyang pamit pergi dari hadapan Kim Ja Jum, namun Kim Ja Jum menghentikannya, dia mengakui dia memang miliki surat itu, tapi… siapa yang memberikan informasi itu pada Seja. Park Dal Hyang tersenyum dan berkata, “Ayahku yang ada di desa berpesan, hati-hatilah terhadap wanita” Park Dal Hyang pun pergi.

Kim Ja Jum langsung teringat Hyang Sun. Wanita itu pernah melihatnya mengambil surat yang berisi daftar orang yang menjanjikan kesetiannya pada Qing. Mereka bertemu untuk menyusun rencana terhadap putra mahkota. Kim Ja Jum tidak menyangka jika Hyang Sun aka mengkhianatinya. Kim Ja Jum bertanya pada pengawalnya, dimana Hyang Sun tinggal saat ini.

Sejabin menghadap Raja dan memberikan penghormatannya. Raja langsung to the point mempertanyakan Seja yang tidak ada di kediamannya. Sejabin berkata Seja sedang ke rumah Menteri Choi. Sejabin sudah menyuruh orang untuk memberi tahu Seja jika Raja mencarinya, maka Seja akan segera kembali.

“Apakah kau mengatakan yang sebenarnya?”

Sejabin kaget dan bingung. Raja mendesak Sejabin untuk berkata jujur, juga tentang malam saat Raja mencari Seja hingga harus menyusul ke kediamannya. Semua orang berkata Seja mabuk dan tertidur sangat lelap. Apakah itu yang sebenarnya? Bukan kah Seja masuk tepat sebelum Raja tiba di kamarnya? Sejabin menjadi gelisah. Raja tahu menantunya itu sedang menyembunyikan sesuatu dan memaksanya untuk mengatakan yang sebenarnya.

“Apa dia benar-benar bagian dari konspirasi?” Mendengar pertanyaan Raja, Sejabin bingung tidak mungkin seperti itu. Namun Raja begitu khawatir, dia tidak ingin mencurigai putranya tapi sikap Sejabin yang ragu-ragu membuatnya sedih. Mengapa Sejabin tidak membantahnya dan membuat alasan. Apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Sejabin bingung dan hampir menangis, karena tidak tahu harus berkata apa.

Kasim melapor jika Kepala Pengawal datang menghadap, Raja mempersilakan masuk. Kepala pengawal melapor ada seseorang yang datang untuk melaporkan tentang Seja yang dalam bahaya tapi dia ingin melaporkannya secara langsung pada Raja, karena ini rahasia. Sejabin kaget mendengarnya, Seja sedang dalam bahaya?

Raja pun mempersilahkan orang itu masuk, dia adalah Park Dal Hyang, Raja bahkan mengenalinya sebagai orang yang membuat kerusuhan saat ujian. Sejabin kaget dengan kedatangan Park Dal Hyang, ada apa sebenarnya? Namun dia tidak berani bersuara. Apa yang sebenarnta ingin di laporkan Dal Hyang pada Raja?

“Putra Mahkota di tusuk dan mengalami luka parah”

Raja dan Sejabin sangat kaget mendengar laporan Dal Hyang. Seja ditusuk. Bagaimana bisa?

Kim Ja Jum mendatangi tempat Hyang Sun tinggal, saat masuk ke ruangan rahasia, tempat itu begitu acak-acakan. Sepertinya terjadi perkelahian. Lalu Kim Ja Jum menemukan pisau berdarah dan mengambilnya.

Pengawalnya menemukan seseorang yang sedang terbaring di sudut lain ruangan itu. Kim Ja Jum mengeceknya, bukan kah itu Seja? Mereka membuka selimut yang menutupi tubuh Seja dan melihat baju Seja berdarah karena di tusuk.  Apakah dia sudah mati? Pengawalnya mengecek nadi Seja. Dia masuh hidup? Mengapa Seja berada disana?

Belum sempat Kim Ja Jum berpikir lebih lanjut, Polisi datang ke ruangan rahasia itu dengan membawa Dal Hyang sebagai penunjuk jalan. Polisi melihat Kim Ja Jum ada disana dengan pisau di tangannya dan Seja yang terluka. Polisi pun menyimpulkan sesuatu, namun sebelum melakukan interogasi pada Kim Ja Jum dokter dan Kasim dengan sigap menangani Seja yang terluka terlebih dahulu.

Kim Ja Jum merasa bingung dengan keadaan ini, apalagi Dal Hyang dengan polosnya bertanya mengapa Kim Ja Jum ada disana, seingatnya dia ada di kamar tamu. Kim Ja Jum sadar Dal Hyang sedang menjebaknya. Apa yang sebenarnya dikatakan Dal Hyang pada Raja?

Raja kaget saat mendengar laporan Dal Hyang bahwa Seja terlibat perkelahian setelah berjudi.

“Putra Mahkota berjudi akhir-akhir ini tak seorangpun bisa menghentikannya. Dia membuat ruang rahasi dan menggunakannya untuk permainan besar. Malam ini ada taruhan besar juga dan terjadilah perkelahian. Tapi orang itu tidak mengenali Putra Mahkota dan dia menusuknya...”

Raja syok mendengarnya, Sejabin sangat kaget dan menatap Dal Hyang tidak percaya. Bagaimana bisa suaminya tiba-tiba menjadi tukang judi?

Siapa yang menusuk Seja? Raja sangat penasaran, Dal Hyang tidak tahu karena mereka tidak saling bertukar nama. Namun yang dia tahu orang itu adalah seorang pria kaya. Heo Seung Po mengejarnya untuk mengambil uang yang diambil, sementara Seja tetap berada disana dan berkelahi hingga ditusuk

Raja mengambil kesimpulan, Jadi malam itu pun… Dia keluar istana untuk berjudi yah? Raja bertanya pada menantunya, pasti Sejabin juga tahu tentang hal ini kan? Dal Hyang memberi kode pada Sejabin dan akhirnya Sejabin meminta maaf pada Raja. Berkata jika dia tidak bisa menghentikan suaminya.

Raja memerintahkan pengawal untuk segera membawa Seja ke istana. Raja merasa frustasi dengan keadaan ini, Bagaimana bisa Seja melakukan hal itu, disaat Negara sedang begitu kacau, dia malah sibuk berjudi?

Kepala Polisi melapor pada Raja jika anak buahnya menemukan Heo Seung Po dan Min Seo yang membuat masalah dan meracau untuk mengambil kembali uang mereka yang hilang. Dimana polisi menemukannya? Di rumah kediaman Kim Ja Jum.

Kembali ke ruangan rahasia Mi Ryung, melihat keadaan Kim Ja Jum dan putra mahkota, polisi langsung berkesimpulan bahwa mereka harus membawa Kim Ja Jum. Kemana? Kim Ja Jum menantang dengan marah. Saat ini Raja sangat marah dan semua orang yang terlibat dalam masalah ini akan dihukum, jadi mau tak mau mereka juga harus membawa Kim Ja Jum. Dia harus menjelaskan mengapa dirinya berada di tempat itu.

Kim Ja Jum pun di tangkap dan di bawa keluar bersama Dal Hyang untuk diserahkan pada pihak berwenang. Kim Ja Jum bertanya siapa Dal Hyang? Dengan cara yang sama Dal Hyang mengenalkan dirinya, “Saya adalah Park Dal Hyang dari Gangwon-do”

Park Dal Hyang. Kim Ja Jum akan mengingat namanya. Tenyata Seja memiliki banyak pengikut rahasia yang tidak terlihat olehnya. Hyang Sun dan juga Park Dal Hyang. Ini semakin menarik. Dan Seja memang seperti itu, dia tidak bisa bertindak sendirian, dia membutuhkan pengikut bersamanya. Kim Ja Jum tertawa kecil  dan berkata pada Dal Hyang jika mereka akan bertemu lagi nanti. Saat polisi memaksanya pergi, Kim Ja Jum minta di lepaskan, dia bisa pergi sendiri.

Seja terbangun saat dia akan dipindahkan ke istana. Kasim dan para tabib langsung bertanya apakah Seja baik-baik saja? Seja bertanya apa yang terjadi? Kasim membisikan sesuatu dan Seja hanya terdiam. Dia juga tidak tahu harus berkata apa, kondisinya juga tidak memungkinkannya untuk berpikir lebih keras.

Dal Hyang masih ada di luar saat Seja di keluarkan dari tempat itu. Seja melihat Dal Hyang dan meminta mereka untuk menunggu, Seja ingin berbicara pada Dal Hyang.

Dal Hyang mendekat pada Seja dan bertanya bagaimana keadaannya? Seja malah bertanya mengapa Dal Hyang masih di Hanyang? Dengan percaya diri Dal Hyang berkata jika dia tidak akan pulang. Dal Hyang tidak bisa pulang. Lagi pula, Dal Hyang mendengar Seja memenangkan pertarungan itu dengan cara licik jadi taruhan itu tidak di hitung. Setelah Seja sehat mereka bisa mengulanginya.

Berani sekali Dal Hyang menantang Seja, padahal mungkin Dal Hyang akan di penjara seumur hidupnya. Da Hyang yakin Seja akan melepaskannya, karena sekarang ini Dal Hyang adalah ‘orangnya’ (baca: pengikutnya) Siapa yang bilang? Semua orang berpikir begitu, Mi Ryung, Kim Ja Jum dan Raja berpikir Dal Hyang adalah pengikut Seja, jadi Seja tidak punya pilihan selain mengakuinya.

“Saya bukan orang yang fleksibel. Jadi jika saya memutuskan satu jalan, saya hanya melihat jalan itu. Jadi silahkan buktikan. Kalau pilihan saya adalah benar”

Seja memahami maksud Dal Hyang dan mereka saling bertatapan. Tatapan saling percaya.

Tabib sangat cemas dengan kondisi Seja dan meminta mereka untuk segera pergi ke istana. Tandu Seja pun di bawa pergi, dia menatap Dal Hyang dan mereka saling bertukar senyum kecil menunjukkan bahwa kini Seja mengakui Dal Hyang sebagai orangnya dan Dal Hyang pun mengakui bahwa dirinya telah menjadi pengikut Seja.

***

Kaget sama cerita Mi Ryung, tapi masih menyisakan misteri nih. Apa alasan keluarga Menteri Yoon memaksa Hyang Sun untuk berpura-pura jadi Mi Ryung? Pasti ada alasannya kan? Lalu kapan sebenarnya Mi Ryung mati? Setelah terpilih jadi Sejabin ataukah sebelumm terpilih? Karena jelas sekali jika Mi Ryung yang datang menghadap ratu 5 tahun lalu adalah Hyang Sun yang berpura-pura jadi Mi Ryung.

Seja jelas tahu tentang masalah ini, itulah mengapa dia bilang pada Dal Hyang bahwa mungkin Mi Ryung menyebut dirinya Hyang Sun, karena itu adalah nama aslinya. Tapi 5 tahun lalu, Hyang Sun dikenal semua orang sebagai Mi Ryung, dan hanya keluarga Menteri Yoon dan para pelayannya saja yang tahu bahwa orang yang dibawa ke istana sebagai calon Sejabin itu sebenarnya Hyang Sun, bukan Mi Ryung.

Dan lagi, kenapa Ibunya Mi Ryung asli, alias istrinya Menteri Yoon memohon ampun pada Seja bin tentang Hyang Sun. Dia berkata semua itu salahnya, seharusnya dia yang mati, tapi malah putrinya yang mati, apakah Mi Ryung baru mati setelah Hyang Sun menggantikannya? Yang aku bingungkan lagi... kapan Sejabin menemui Ibu Mi Ryung? Setelah tahu tentang Hyang Sun, ataukah Ibu Mi Ryung sengaja menemuinya untuk memohon ampun? Melihat Sejabin menggunakan pakaian biasa, aku menyimpulkan Sejabin sengaja menemuinya untuk bettanya tentang Hyang Sun, setelah dia tahu masalah Hyang Sun dari Kasim Koo.

Alasan keluarga Menteri Yoon tidak di hukum karena sudah menipu keluarga kerajaan, mungkin karena hanya Seja yang tahu tentang masalah ini. Dan demi menghindari skandal kerajaan, Seja memutuskan menyembunyikan masalah ini dan menyuruh Hyang Sun bunuh diri. Kejam memang… tapi Seja menyesali keputusannya itu selama 5 tahun ini, bahkan dia menutup hatinya untuk semua perempuan karena luka cinta pertamanya. Bagaimanapun, karena statusnya, Seja tidak bisa menjadikan Hyang Sun istrinya meskipun dia sangat mencintainya. Penasaran juga nih, gimana Seja bisa tahu tentang Hyang Sun yang berpura-pura jadi Mi Ryung^^

Semoga masalah Mi Ryung ini masih di bahas di episode mendatang yah, karena sepertinya… meksi Seja sudah menyuruh No Soo membawa Mi Ryung pergi dia sama sekali tidak menurutinya, di Preview episode 8, Mi Ryung malah nekad datang ke istana dan menyamar sebagai dayang istana. Tapi Sejabin jeli sekali bisa mengenali Hyang Sun^^ *Insting istri sepertinya haha*

Sepertinya, aku akan tetap memanggil karakter Yoo In Young dengan nama Mi Ryung meskipun nama aslinya Hyang Sun, dan dia mengenalkan dirinya sebagai Hyang Sun pada Kim Ja Jum dan Yong Gol Dae. Tapi mungkin sesekali aku akan memanggilnya Hyang Sun jika ada flashback lagi. Entah kenapa lebih suka nama Mi Ryung di banding Hyang Sun (Hmmm… Mi Ryung agak mengingatkanku pada Min Young #plak)

Untuk pertama kalinya selama nonton Samchongsa akhirnya aku menangis juga di episode ini. Ugh… Sedih banget itu pas Seja berkuda sendirian menuju rumahnya Menteri Choi, Dal Hyang so sweet banget ngikutin Seja dari belakang, tapi wajah Seja sedih makjleb banget itu ekspresinya.

Saat menonton episode 7 untuk kedua kalinya, aku juga menangis pas melihat Scene Mi Ryung menusuk Seja, mereka itu yah… Ugh… Saat Seja menghapus air mata Mi Ryung dan mengatakan bahwa dia merindukan Mi Ryung… itu adalah akhir dari segala rasa bersalahnya dan cintanya untuk Mi Ryung. Berharap Seja bisa membuka hatinya untuk Seja-bin. Huhuhu…

Suka banget dengan episode 7 ini, walao hampir setengah episode Seja cuman tidur doank hahahaha. Aksi Min Seo, Seung Po dan Dal Hyang di episode ini mantap sekali >.< Idenya Menteri Choi tentang gambling awesome sekali, memang butuh sesuaru yang kotor seperti ini untuk meyakinkan raja bahwa Seja bukan pengkhianatnya, dan timingnya pas banget sih ini, kerenn rencananya^^

Kasian liat Raja di episode ini, dia dikibulin sama Dal Hyang dkk dan juga menantunya, tapi yah… mau gimana lagi, ini demi keselamatan Seja juga. Lebih baik raja menganggap Seja sebagai penjudi daripada sebagai pengkhianat Negara.

Di Preview episode 8 sepertinya Raja murka banget sama Seja tuh karena masalah gambling itu, trus katanya disuruh jangan datang ke depan Raja kecuali di panggil. Ugh.. tapi Menteri Choi tampaknya puny aide untuk mengembalikan reputasi Seja di depan Raja, dan hanya Sejabin yang bisa membantu. Aku hanya menebak, Menteri Choi meminta Sejabin memberikan pewaris untuk Seja.. hahaha.

Meskipun tidak ada Scene nya Seja dan Sejabin di episode 7 ini, tapi tetap ada OTP di episode kali ini, siapa lagi kalau bukan Seja dan Dal Hyang, hahaha… haduh… itu mereka so sweet banget gitu. Pas Seja nyegah Dal Hyang ngejar No Soo dan Mi Ryung, trus pas ngasiin surat Yoon Seo yang dia ambil dari MI Ryung, trus Dal Hyang ngikutin Seja diam-diam hingga tiba di depan rumah Menteri Choi, lalu Scene terakhir yang mereka saling senyum mesra, OMG So Sweet sekali Seja dan Dal Hyang ini, dan sekarang mulai banyak yang nyiperin mereka hahaha…

Seja dan Dal Hyang sudah benar-benar saling memupuk kepercayaannya sekarang. Dal Hyang jujur bahwa dirinya sejak awal membenci Seja dan tidak ingin mengabdikan diri padanya. Dia bahkan tidak rela Yoon Seo menjadi istrinya, namun setelah dia melihat sisi lain Seja, dia mulai paham mengapa Seung Po dan Min Seo begitu setia pada Seja dan Menteri Choi memilih mendukung Seja bahkan jika itu menentang Raja. Dal Hyang memilih jalannya untuk mengikuti Seja, namun dia tidak ingin di kecewakan, jadi mari kita lihat apa yang akan Seja buktikan pada Dal Hyang, agar dia tidak menyesali piilhannya^^

Aku suka chemistry Sohyun Seja dengan semua karakter di drama ini,  tentu saja ini tak lepas dari usaha Lee Jin Wook yang memerankannya. Meskipun karakter Sohyun Seja kadang menyebalkan, bahkan banyak yang bilang Sohyun Seja nya Samchongsa itu great person but he is jerk, intinya sih karakternya memang dibuat untuk dicintai sekaligus di benci wkwkwk. Dan aku senang melihat Lee Jin Wook memerankan karakter seperti ini, meskipun yah... kadang aku merasa Sohyun Seja ini kurang ekspresif, mungkin memang sengaja di buat begitu untuk menyembunyikan karakter dia yang sebenarnya.

Arrgghhh gak sabar nunggu episode 8, pengen liat Seja dan Sejabin >.< Apakah akhirnya Pangeran Sukchul akan segera datang #ngarep


*written by irfa at cakrawala-senja-1314.blogspot.com*

9 komentar:

  1. makasih mbaa...
    ahh sayang bgt yaa , ga ad asa interaksi seja sama sejabin... hmmmm...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Besok di episode 8 terbayar kok^^ walo mungkin SWnim nya cuman godain penonton aja, tp masih ada harapan lah^^

      Hapus
  2. thanks ya mba irfa recap plus komentarnya liat episode ini jadi pengen liat scene seja sama mi ryung waktu masih remaja,emangnya mi ryung tuh gimana sih dulunya sampe bikin seja susah berpaling ke seja bin, rela ditusuk pula. efek scene seja sama mi ryung jadi ngebuat aku berpaling dari seja-seja bin hehe. padahal nonton ini cuma mau liat seja-seja bin doang haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya aku tadinya nyiperin Seja ma Miryung, entah kenapa emang tatapan mereka lebih intens aja sih, mungkin karena saling cinta juga, tapi Seja dan Sejabin itu hiburan banget hahaha, dan keknya aku masih lebih suka yang menghibur, lagian kalo sama Miryung, Seja bakal menderita dan gak bisa melakukan apapun untuk perbaikan Joseon

      Hapus
  3. Di episode ini aku suka banget sama dal hyang^^
    Makasih mba sinop nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga suka dalhyang di episode ini^^
      Yong Hwa keliatan Improve nya, dan karena Seja kebanyakan tidur di episode ini, aku jadi lumayan perhatiin Dal Hyang hahaha

      Hapus
  4. Lihat episode 7 tuh rasanya campur aduk...
    Bener kata irfa,masih banyak misteri soal miryung.
    Ngakak lihat scene seung po n istrinya...
    Mentri choi keren banget deh idenya....
    Bromance akhirnya muncul jg,,

    BalasHapus
  5. awal2 nonton drama ini feelingku ga menarik sama sekali aku bela2in nonton karna ada yong hwa ,soalnya pas awal2 episode gambarannya rajanya agak kocak gitu beda sama raja yg biasanya tegas..lama2 aku tertarik sama kisah pangeran sm istrinya putri mahkota dan ternyata semakin lama episodenya semakin menarik jujur aku suka kekocakan putri mahkota,hehe

    BalasHapus
  6. Masih bingung sama perasaan Seja.
    Masih bingung juga sama siapa sebenarnya Miryung.
    tapi lega, setelah melihat Mi Ryung dan Seja, akhirnya Dalhyang ngerelain cinta pertamanya. beruntung dia engga ngalamin kejadian kayak MiRyung, dan setelah kejadian kemarin kayaknya dia lega.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^