Sabtu, 28 Juni 2014

God's Quiz 4 Episode 4 part 1



Terjadi penganiyaan penuh darah terhadap seorang pria. Tangan dan kakinya di pukul oleh bahkan korban tak lagi bisa berjalan. Pria tua itu berusaha mencapai pintu dengan merayap. Dia berusaha membuka pintu, namun waktu tidak memungkinkan, dia sudah kehabisan darah

Case 4: One Warm Day

Tim forensik sedang makan malam sambil minum. Chief Jo meminta maaf karena tidak sempat mengadakan pesta penyambutan untuk Han Shi Woo, Shi Woo jadi tidak enak dan berterimakasih karena Chief Jo telah membimbingnya dalam pekerjaan baru.


Jin Woo meminta Shi Woo untuk memesan apapun yang dia inginkan. Chief Jo mencibir, seperti Jin Woo saja yang akan mentraktirnya. Eeeyyy tadi kan dia sudah mentraktir mereka. Tae Kyung membenarkan, Jin Woo sudah mentraktir 5 Kopi Americano dingin, Jin Woo tampak tidak senang karena merasa di remehkan, apalagi Kyung Hee juga menambahkan jika Jin Woo membeli kopi itu, salah satunya dengan kupon milik Kyung Hee.

Jin Woo sebenarnya benar-benar ingin mentraktir mereka, tapi… Chief Jo bersikeras ingin membayarnya. Chief Jo menyangkal, dia tidak pernah bilang begitu. OK, jadi kali ini Jin Woo yang akan mentraktir. Shi Woo pun memesan sup jeongol untuk 5 orang. Jin Woo langsung protes, Shi Woo malah menambahnya jadi untuk 6 orang. Jin Woo pasrah, tapi minta syarat, setelah ini mereka pergi ke karoke, tapi Chief Jo yang mentraktirnya^^ Semua orang bersorak setuju.

“Apa maksudmu karaoke? Kita harus menjaga wibawa kita” Chief Jo menolak, Jin Woo tampak kecewa. Apakah martabat mereka akan turub hanya karena mereka pergi ke karoke? Chief Jo membuat keputusan bahwa mereka harus pulang, jadi dia yang akan mentraktir makan malam mereka malam ini.

Mereka pun bersulang bersama penuh suka cita. Sementara di kursi lain pria bertato melihat Kyung Hee yang sedang tersenyum bahagia dengan yang lain. Apa tujuan pria itu terus menguntit Kyung Hee?

Esok paginya Shi Woo masih pusing karena kebanyakan minum. Dia menemui Tae Kyung yang mencarinya dan berkata badannya masih tidak enak. Tae Kyung memberikannya minuman, Shi Woo pun langsung berterima kasih dan bertanya apakah Tae Kyung baik-baik saja. Tentu saja, dia bahkan tidak banyak minum.

“Oya, aku ingin mengatakan sesuatu” Shi Woo penasaran apa yang ingin dikatakan Tae Kyung padanya.

“Kalau kau diam-diam mengintip lagi, aku benar-benar akan marah. Apa kau pikir aku akan diam saja?” Shi Woo pun langsung panik. “Sunbae bukan begitu, aku hanya kebetulan masuk…” Tae Kyung langsung memotong perkataan Shi Woo dengan menjawil kedua pipinya dan berkata, entah kenapa dia merasa Shi Woo semakin menggemaskan.

Tae Kyung kemudian pergi setelah mengajak Shi Woo untuk pergi rapat bersama. Shi Woo masih mematung di tempatnya dengan wajah bengong. Sambil menatap Tae Kyung yang semakin menjauh menuju ruang rapat Shi Woo bergunam, “6 Juni 2014. Dia datang dalam kehidupanku.Dan menjadi bunga hatiku”

Kasus kali ini adalah tentang kematian Hong Sook Tae, yang lahir tanggal 8 Desember 1950. Dua hari yang lalu, mayatnya ditemukan. Penyebab kematian karena pendarahan hebat pada tangan kanannya yang terputus. Tangan kirinya juga terluka parah.

Mengapa kasus ini diserahkan pada tim forensik universitas Hanguk? Itu karena obat yang di temukan dalam darah korban. Tae Kyung menjelaskan bahwa dalam darah korban ditemukan obat yang bernama Itrosis, obat yang digunakan untuk melemaskan otot.  Karena efek sampingnya berbahaya, peredaran obat itu telah dilarang. RS merekalah yang pertama kali menemukan masalah efek samping obat tersebut.

Jin Woo jadi penasaran, apakah korban memiliki penyakit kronis? Dari otopsi awal, tidak ditemukan apapun. Kyung Hee menjelaskan, korban adalah seorang dokter spesialis ortopedi. Dia dituntut karena melakukan pembedahan ilegal dan pada tahun 1998 dipenjara selama 3 tahun 5 bulan. Izin prakteknya juga di cabut. Tentang masalah pembedahan ilegalnya polisi masih mencari tahu rinciannya.

Apapun alasannya, yang jelas kasusnya telah diserahkan pada mereka.  Tae Kyung pun melaporkan jika Hong Sook Tae memakai alat bantu dengar di kedua telinganya. Jin Woo merenung sebenarnya apa penyakit yang di derita Hong Sook Tae?

Para tim forensik pun melihat mayak korban dan menemukan luka bekas suntikan di lengannya.  Memar yang ada di belakang lehernya adalah untuk melumpuhkan korban. Pelaku memukuli tangan korban berulang kali. Sementara luka di kedua pergelangan kakinya adalah karena pelaku sengaja memotong otot korban agar dia tidak bisa berjalan.

Shi Woo merasa heran, bukannya korban bisa beteriak? Mengapa tidak ada yang mendengarnya? Jin Woo menjelaskan itulah mengapa pelaku menyuntikan Itrosis pada tubuh korban, itu adalah salah satu efek samping berbahaya. Selain luka dikerongkongannya akibat penyakit GERD* tidak ada hal khusus lain pada korban.

*GERD = Gastroesophageal Reflux Disease, asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan luka

Setelah di lakukan otopsi kedua, penyebab kematian korban tidak berubah, pendarahan hebat dan syok akibat pendarahan. Jin Woo mencoba memikirkan kemungkinan lain, namun dia tidak menemukan titik terang, dia meminta Kyung Hee untuk memberikan data tentang pembedahan ilegal yang dilakukan korban.

Detektif Nam dan Kyung Hee serta ketiga detektif lainnya mendatangi TKP. Darah masih berceceran di mana-mana. Ruang bawah itu jarang digunakan, jadi tidak ada seorang pun disana. Tidak banyak orang yang datang ke sini da orang yang tinggal di dekat sini tidak pernah ke sini. Mayat korban di temukan karena hari itu, ada kebocoran pipa, sehingga petugas mendatangi tempat itu.

Kyung Hee melihat keanehan pada kunci ruangan itu. Detektif Nam mendekat dan merasa aneh juga, mengapa pengamannya dipasang di bagian dalam? Sepertinya pelaku sengaja memasang kunci pengamannya seperti itu. Sehingga korban bisa membuka pintu dan pergi. Rasanya itu tidak masuk akal, mengapa dia meletakannya di bagian bawah?

Detektif Jang berpendapat mungkin si pelaku bingung saat memasang kunci pengaman pintunya. Karena pendapatnya yang tidak masuk akal, detektif Gu dan Detektif Chung memukul kepalanya, ckckck. Ketiga  detektif ini gak ada yang beres.

Jin Woo membaca laporan tentang pembedahan illegal yang dilakukan Hong Tae Suk, dia jadi kesal sendiri. Hong Tae Suk benar-benar kejam. Chief Jo berkata, Transplantasi tangan sangat sulit dilakukan bahkan di RS besar sekalipun. Namun dia penasaran apakah jika yang melakukannya adalah ahli ortopedi apakah itu tetap disebut illegal?

Jin Woo menjelaskan, bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah pendonor yang tidak jelas identitasnya. Karena itu, korban mungkin mendapatkan donor organ itu secara ilegal. Seperti di pasar gelap, yang menjual organ secara ilegal. Lebih buruk lagi jika prosedur transplantasinya seperti yang korban lakukan.

Di seluruh dunia, belum ditemukan metode transplantasi tangan yang dapat diandalkan. Karena mayoritas tubuh penerima donor menolak tangan hasil transplantasi tersebut. Polisi menemukan 6 korban pembedahan ilegal. Tapi sepertinya korban Hong Tae Suk lebih dari itu. Jin Woo berspekulasi,  karena korban juga akan dikenai sanksi. Korban operasi Hong Tae Suk banyak yang tidak mengadu, mungkin karena mereka tidak mau dikenai sanksi dan hukum. Wah… Shi Woo sangat mengagumi analisis Jin Woo, pantas saja dia disebut sebagai professor.

Jin Woo pamit karena dia harus melakukan sesuatu. Ternyata dia datang ke pamakaman Hong Tae Suk. Saat sedang memperhatikan putra Hong Tae Sik yang tampak sangat bersedih, Jin Woo dikagetkan dengan kedatangan Kyung Hee. Ah… lagi-lagi yah Jin Woo bekerja sendirian lagi, kenapa Kyung Hee harus mengomel, bahkan saat mereka tidak saling bicara pun mereka datang ke tempat yang sama^^ (bukan kah itu artinya mereka itu sehati >.<)

Karena ke kompakan mereka itu, Jin Woo malah mengajak Kyung Hee Tos seperti yang sering mereka lakukan dulu, eh maksudnya dulu Jin Woo sering mengajak Kyung Hee tos, tapi selalu di tolak, “Jin Woo, Kyung Hee, Cross” Kyung Hee tersenyum dan melakukan tos tersebut. Jin Woo sampe bingung, mengapa sekarang Kyung Hee bersedia melakukan tos?

Mereka berbicara dengan putra Hong Tae Suk yang bernama Hong Ki Joon, Kyung Hee bertanya kapan dia terakhir kali bertemu ayahnya? Sekitar dua minggu yang lalu, karena dia tidak bisa terlalu sering meninggalkan RS. Akh.. apakah Hong Ki Joon adalah seorang dokter? Ya.. dia adalah Intern di RS Yoowon. Hmm,, pasti berat bagi Ki Joon menjadi seorang Intern.

Apakah Ki Joon akhir-akhir ini sempat bertengkar dengan Ayahnya? Tidak. Karena penelitiannya, Ayahnya selalu ada di rumah. Dia jarang keluar rumah dan jarang menemui kerabatnya. Lalu… apakah tidak ada korban pembedahan illegal yang mencari nya? Sama sekali tidak ada.

Ki Joon merasa Ayahnya sudah membayar atas apa yang pernah diperbuatnya, tapi Jin Woo tidak sependapat. Jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami korban, 3 tahun 5 bulan penjara tidaklah sebanding. Ki Joon menjadi marah, walaupun cara yang digunakan Ayahnya salah tapi penelitian Ayahnya sangat bermanfaat.

Dalam penelitian medis, bukankah prosedur jauh lebih penting dibandingkan hasil? Ki Joon tahu pendapat Jin Woo memang benar, tapi hasil juga penting dan untuk mencapainya diperlukan beberapa pengorbanan. Tetap saja, pengorbanan juga membutuhkan izin dari korban. Bagaimana bisa disebut pengorbanan jika korban datang pada ayahmu untuk disembuhkan?

Amarah Ki Joon semakin tersulut, “Aku sudah mengakui padamu bahwa ayahku menggunakan cara yang salah!” akhirnya Ki Joon memilih untuk meninggalkan Jin Woo dan Kyung Hee.

Jin Woo pun jadi kesal, bagaimana bisa seorang dokter bersikap seperti itu. Isshh… Ayah dan Anak sama saja. Kyung Hee menenangkan Jin Woo dan berkata, “Kerja bagus” Jin Woo memastikan lagi pada Kyung Hee, dia benar-benar melakukannya dengan  baik kan?

Alibi Hong Ki Jun sudah dikonfirmasi. Malam itu, dia berada di rumah sakit bersama dokter yang lain. Bagaimana dengan istrinya? Saat anaknya berusia 2 tahun, istrinya bunuh diri karena meminum obat tidur berlebihan. Detektif Nam berkomentar, Kondisi keluarga Hong Sook Tae benar-benar menyedihkan.

Bagaimana dengan hartanya? Hong Sook Tae sangat kaya, dan sudah kaya sejak dulu. Dia bahkan memiliki 3 gedung. Semua harta warisan itu akan jatuh ke tangan putranya. Detektif Nam merasa heran, bagaimana bisa tidak ada yang mencurigakan? Tidak ada orang yang bisa dijadikan tersangkan dalam  kasus pembunuhan Hong Sook Tae.

Kyung Hee menemui seorang pria yang pertama kali mengajukan tuntutan terhadap Hong Sook Tae. Pria itu dulunya kehilangan jarinya saat dia bekerja di pabrik.  Saat itu dia merasa sangat kesakitan hingga menangis di RS. Saat itulah Hong Sook Tae datang padanya dan menawarinya bahwa dia bisa memberikan jari orang lain kepadanya.

Apakah pria tahu itu adalah operasi illegal? Ya dia tahu. Operasinya berlangsung di tempat yang sangat aneh, bukan di RS. Tempat itu adalah tempat yang sangat terpencil dan jauh dari perkotaan. Saat itu malah hati, jadi dia tidak terlalu ingat.

Malam harinya, Kyung Hee sibuk menyusun laporan untuk kasus Hong Sook Tae dengan serius, bahkan saat Jin Woo menawarinya untuk membuat Ramen Kyung Hee menolak dan berkata dia sedang tidak selera makan.

Jin Woo pun jadi penasaran apakah polisi berhasil menemukan semua korban? Kyung Hee sudah menginterogasi ke-6 korban, namun tidak mendapatkan informasi yang berguna. Semua alibi mereka sudah di konfirmasi. Kyung Hee akan meninggalkan berkas itu di tempat Jin Woo dan memintanya untuk mempelajarinya.

Kyung Hee duduk di kursi saat Jin Woo membawa ramennya dan mereka duduk berhadapan. Saat Jin Woo memberikan pendapatnya bahwa ada sesuatu yang belum mereka ketahui tentang korban, Kyung Hee malah mengambil sumpit dan bersiap-siap memakan ramen buatan Jin Woo.

Melihat kelakuakn Kyung Hee, karena Jin Woo langsung bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan?” Kyung Hee bingung, apakah ada yang salah? Bukankah Kyung Hee bilang dia tidak berselera makan, dan menyuruhnya memasak satu saja.

“Oh... karena mencium aromanya aku jadi ingin makan. Kau bisa masak satu lagi, kan?” tanpa rasa bersalah Kyung Hee sudah bersiap memasukan ramen ke dalam mulutnya.

Jin Woo tidak rela, dia merebut sumpit yang di pegang Kyung Hee sementara Kyung Hee tetap berusaha memasukan ramen itu kedalam mulutnya. Akibat perebutan itu, ramen yang sudah menyentuh mulut Kyung Hee terjatuh kembali ke dalam mangkuknya. Jin Woo dan Kyung Hee sama-sama kesal. Jin Woo tidak mau makan ramen lagi, karena sebagian ramen sudah masuk mulut Kyung Hee. Dia memberikan semua ramen itu pada Kyung Hee sambil cemberut.

“Kau bisa makan semuanya. Aku harap semuanya menjadi lemak” Kyung Hee tidak peduli dan memakan ramennya. Jin Woo mengambil kimchi nya dan berkata itu adalah miliknya. Kyung Hee lebih tidak peduli, dia tidak terlalu suka makan kimchi kok. Jin Woo makin sebal.

Saat Kyung Hee sibuk makan ramen dia mendapatkan telepon, dia mengangkatnya dengan wajah sumringah dan menyapa si penelpon, “Ohh… Oppa” Mendengar kata Oppa, Jin Woo langsung kesal. “Oppa?” pada siapa Kyung Hee memanggil Oppa?

Kyung Hee bertemu dengan Jaksa Oppanya, Lee Jae Joon. Kyung Hee tampak senang dan bertanya mengapa Jae Joon menghubunginya tiba-tiba. Kyung Hee juga tahu kan, jika jam kerja seorang jaksa tidak menentu. Benarkan? Jaksa yang dikenal Kyung Hee sepertinya banyak waktu luang dan juga hidup dengan baik.

Aigoo.. Kyung Hee pasti punya banyak dendam terhadap para jaksa. Jae Joon tahu tentang hal itu degan lebih baik kan? Jae Joon paham benar dan dia meminta maaf pada Kyung Hee atas nama para jaksa. Kyung Hee merasa itu bukan hal yang buruk juga.

“Kyung Hee-ya, aku menemuimu karena aku ingin minta bantuanmu” Jae Joon mengutarakan maksudnya. Jae Joon emnyerahkan sebuah amplop coklat pada Kyung Hee dan meminta hobae-nya itu untuk melihatnya. Kyung Hee tampak bingung, dan Jae Joon menjelaskan jika amplop itu berhubungan dengan sebuah kasus.

Saat Kyung Hee akan melihat isi amplopnya, Jae Joo melarangnya, sebaiknya Kyung Hee melihatnya pelan-pelan. Kasus itu tidak terlalu urgent, jadi Kyung Hee bisa melihatnya nanti. Setelah melihatnya Jae Joon meminta Kyung Hee untuk memberikan pendapatnya. Jae Joon mendengar jika Kyung Hee sangat ahli dalam hal ini. Kyung Hee tampak tidak keberatan.

Di kamarnya Jin Woo dilanda kegalauan, karena Kyung Hee bertemu dengan Jaksa Oppa nya. Berkali-kali dia tertawa tak ikhlas memikirkan Kyung Hee memanggil Oppa pada sembarang pria. Kecemburuan Jin Woo tidak membuatnya tidak fokus pada berkas kasus Hong Sook Tae.

Sejak dulu korban memiliki banyak uang. Dia bahkan berjanji akan mengembalikan uangnya jika operasi gagal. Jin Woo menyadari sesuatu, jika begitu… operasi illegal yang dilakukan Hong Sook Tae bukan demi uang. Jin Woo menatap sebuah data diagnosa dan dia menyadari sesuatu.

Esoknya, Jin Woo dan Kyung Hee pergi bersama untuk memeriksa kamar Hong Sook Tae. Jin Woo menemukan foto Hong Sook Tae dan Hong Ki Joon dan mencibir mereka terlihat sangat serasi, dua dokter dengan mental yang luar biasa.

Jin Woo kemudian berdehem dan bertanya tentang semalam, “Kemarin malam... Apa kau bertemu dengan Jaksa Oppa-mu?” Kyung Hee tampak tidak menaruh perhatian, dan berkata ya begitulah. Jin Woo merasa heran bagaimana bisa seorang pria menelpon wanita malam-malam seperti itu? Hmm… dia membutuhkan bantuan Kyung Hee.

Bantuan apa? Jin Woo berusaha mengatur nada suaranya untuk tida terdengar seperti sangat penasaran. Dengan tenang Kyung Hee menjawab, “Itu hanya masalah pribadi” Jin Woo semakin penasaran. “Pribadi. Bukan karena masalah pekerjaan tapi masalah pribadi. Masalah apa itu?” Kyung Hee tampak menghindar dan terlihat tak ingin memperpanjang pembicaraan ini, dia fokus memeriksa kamar Hong Sook Tae. Sambil beralu, Jin Woo akhirnya berkomentar, “Aku rasa di antara kalian berdua ada segalanya kecuali kesedihan”

Melihat data di komputernya, sampai dia meninggal dia masih mengerjakan laporan penelitiannya. Kyung Hee merasa heran, Izin prakteknya sudah dicabut, tapi kenapa dia masih melanjutkan penelitiannya? Tapi kenyataanya semua file dalam komputernya adalah tentang translpantasi tangan. Jin Woo memberi informasi jika Hong Sook Tae melakukannya bukan demi uang.

Kyung Hee pun tahu itu, karena Hong Sook Tae mengatakan jika dia tidak akan menerima uang jika operasinya gagal. Jangan-jangan…. “Itu bukanlah operasi. Melainkan eksperimen... Untuk mencari tahu metode baru melakukan transplantasi tangan” Yups tebakan Kyung Hee betul sekali. Hong Sook Tae mencoba mencari metode untuk membuat penerima donor menerima transplantasi tangan dengan baik  tanpa ada efek samping. Begitulah.. karena kehilangan izin praktek Hong Sook Tae pasti ingin mendapatkan reputasinya kembali.

Tidak ada bukti langsung tentang pembedahan illegal itu. Sebagai dokter, jika Jin Woo adalah Hong Sook Tae dia akan melakukan operasi di tempat lain. Kenapa? Karena pasti langsung ketahuan jika dia melakukannya di RS. Kyung Hee langsung teringat perkataan salah seorang korban tentang tempat terpencil yang dijadikan tempat operasinya.

Ada sebuah gedung kosong yang dimiliki Hong Sook Tae, Kyung Hee, Jin Woo, serta para detektif pun mendatangi gedung itu tapi tidak ada apapun disana. Detektif Nam mempertanyakan apakah Kyung Hee yakin ada bukti di gedung itu? Semua gedung Hong Sook Tae sudah disewakan, tapi dia tidak menyewakan gedung itu, dia bahkan tidak mengurus gedung itu. Sepertinya dia ingin menyembunyikan sesuatu. Atau… dia menjaga tempat itu untuk melakukan eksperimennya.

Trio detektif datang dan melaporkan ada ruangan terkunci di gedung itu. Mereka semua mendatangi ruangan itu.  Saat masuk ke dalam ruangan yang tadinye terkunci, detektif Nam merasa ruangan itu mirip dengan kamar bedah yang ada di film horror. Jin Woo berkata bahwa Hong Sook Tae melakukan sesuatu yang lebih menyeramkan dibanding film horror. Sesuatu yang benar-benar sangat keji.

Jin Woo memeriksa tempat tersebut dan melihat sebuah lemari. Dia mencoba membukanya namun lemari itu terkunci, Kyung Hee datang dan menendangnya, viola… lemari itu pun akhirnya terbuka. Jin Woo tampak takjub, “Wow, kau harus menendangnya dulu baru bisa terbuka, bagus juga”

Setelah menggunakan sarung tangannya Jin Woo pun memeriksa berkas yang ada di dalam lemari, dan menemukan catatan operasi transplantasi tangan. Semua bukti tentang korban-korban operasi illegal Hong Sook Tae ada di buku itu. Di lembar terakhir Jin Woo menemukan data seorang bayi. Kyung Hee langsung merinding, “Bagaimana bisa dia memotong tangan seorang bayi?” Padahal seharusnya pembedahan tangan dilakukan setelah pertumbuhan berhenti.

Bayi ini satu-satunya korban yang tidak memiliki nama. Hanya ada golongan darah dan tanggal lahir. Di lihat dari fotonya, sepertinya bayi tersebut berumur sekitar 100 hari. Dia lahir 20 Maret 1988. Kenapa tidak ada informasi yang rinci mengenai si bayi?

Kyung Hee memeriksa bukti-bukti pembunuhan Hong Sook Tae, pekerjaannya, kemudian tanggal lahirnya. Ahaa…. Kyung Hee menemukan sesuatu.

Saat rapat, Jin Woo berkata mereka harus memfokuskan penyelidikan dengan mencari tahu siapa bayi itu. Detektif Nam bertanya, ada 7 korban lainnya, mengapa harus bayi itu? Jin Woo kesal karena detektif Nam memotong kalimatnya. Mengapa mereka fokus pada si bayi? Itu karena Bayi itu memiliki penyakit Sindrome Cornelia de Lange (*Sindrom genetik, menyebabkan kelainan fisik dan mental)

Si Bayi sudah mengidam sinrom itu sejak lahir. Chief Jo memperhatikan foto bayi tersebut. Bentuk kerangka tulang, bentuk kepala dan posisi alis mata. Semuanya cocok. Jin Woo pun meminta Shi Woo untuk menjelaskan penyakit apakah Sindrom Cornelia de Lange itu untuk orang-orang yang belum mengetahunya.

Shi Woo pun mulai menjelaskannya, “Gejala Sindrom Cornelia de Lange antara lain gangguan pertumbuhan, gangguan kecerdasan, kelainan bentuk tulang, dan penampilan fisiknya. Ini penyakit langka turunan yang ciri khasnya adalah langit-langit mulut yang terbelah”

Gejala yang akan dialami bayi ini kemungkinan besar adalah kesulitan bicara dan kelainan jantung. Saat melakukan eksperimennya, nampaknya Hong Sung Tae tidak tahu tentang hal tersebut karena itulah tidak ada catatan tentang si bayi, karena Sindrom Cornelia de Lange pertama kali diberitakan di Korea sekitar awal tahun 1990-an.

Lalu mengapa kenapa mereka harus fokus untuk menemukan siapa bayi ini? Luka yang dialami korban sama persis dengan luka yang di derita bayi tersebut. Tangan kiri yang cacat, tangan kanan yang terpotong, kaki yang cacat dan gangguan bicara akibat terbelahnya langit-langit mulut dan bibir sumbing. Kesimpulannya... Pelaku membuat keadaan korban sama persis dengan kondisi bayi tersebut.
“Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Motifnya pasti balas dendam” Tae Kyung membuat kesimpulan. Kyung Hee menambahkan jika pelaku juga memberikan siksaan psikologis pada Hong Sook Tae. Dari bukti yang ada, posisi kuncu pengaman dipasang agar Hong Sook Tae bisa keluar dari ruangan dan meminta pertolongan.Itu adalah siksaan mental berupa pengharapan.

Detektif Nam menyangsikan hal itu,  Walaupun posisi kunci pintu itu ada di tempat yang bisa diraih korban, bagaimana jika korban tidak tahu kode pengamannya? Kyung  Hee berkeyakinan bahwa korba tahu kodenya, 1-2-0-8 itu adalah kode dari hari ulang tahun korban, 8 Desember. Darimana Hong Sook Tae tau itu adalah kode pengamannya? Pasti pelaku yang memberitahunya.

Bersadarkan hasil analisis kunci di pintunya, ditemukan jejak air liur pada tombol 1-2-0-8. Hong Sook Tae mencoba membukanya dengan lidahnya karena dia tidak bisa menggunakan tangannya. Namun karena ototnya mengalami kelumpuhan, lidahnya juga pasti tidak kuat menekan tombol kunci. Itu sebabnya tidak masalah apakah korban tahu kode pengamannya atau tidak. Dia tetap tidak akan bisa keluar meski memiliki harapan.

Walaupun mereka sudah tahu jika kasus ini ada hubungannya dengan si bayi, mereka juga belum tahu apa motif balas dendam pelaku. Bayi yang dioperasi 27 tahun lalu itu  tidak akan bisa bergerak dnegan mudah saat ini.  Jadi tidak mungkin dia yang membalas dendam. Kalau begitu, pasti seseorang yang dekat dengannya. Kerabat atau semacamnya. Jin Woo berkata tidak sulit menemukan pasien dengan penyakit sindrom Cornelia de Lange. Golongan darah O. Pria berusia 27 tahun.

Detektif Nam mendapatkan laporan jika sidik jari yang ada di lemari sudah teridentifikasi. Sidik jari seseorang yang pernah bekerja pada Hong Sook Tae.

Orang itu adalah Oh Kyung Sook yang bekerja selama 3 tahun di RS yang sama dengan Hong Sook Tae sebagai suster. Detektif Nam mengingatkan Oh Kyung Sook bahwa bukan RS yang mereka bicarakan, tapi tempat itu… yang berada jauh di tempat terpencil. Sepertinya Oh Kyung Sook juga bekerja di tempat yang praktek itu pada Hong Tae Suk.

Oh Kyung Sook pasti tahu apa yang dimaksud mereka kan? Dengan wajah ragu akhirnya Ph Kyung Suk mengakuinya dan berkata dia tidak pernah melihat secara langsung. Dia hanya menyiapkan semuanya  lalu membersihkannya. Masalah ini juga tidak adil baginya, Oh Kyung Sook kehilangan izin nya sebagai perawat.

Kyung Hee menunjukkan foto si bayi, wajah Oh Kyung Sook sedikit berubah, “Kau pasti ingat bayi ini, kan?” Tentu saja, Hong Sook Tae mendapatkan bayi itu dari panti asuhan, selebihnya Oh Kyung Sook tidak tahu apa-apa.

Kyung Hee mendapat telepon dari Jin Woo bahwa dia telah menemukan pasien yang cocok dengan cirri-ciri si bayi. Kyung Hee pun bergegas ke tempat itu dan bertemu dengan Jin Woo. Mereka melihat dengan mirisnya kondisi pasien itu.

Namanya adalah Park Su Young, dia duduk di kursi roda karena tidak bisa berjalan, sebelah tangannya terpotong dan tangan yang lainnya tidak bisa digerakan dengan benar. Bibirnya pun sumbing dan dia tampak sedikit saat kesulitan berbicara.

Jin Woo melihat luka di pergelangan kaki Park Su Young, dia bertanya apakah Su Young terjatuh? Ya. Jin Woo jadi khawatir sepertinya Su Young sedang tidak sehat. Su Young berkata dia baik-baik saja. Kyung Hee bertanya sejak kapan Su Young tinggal dipanti social itu? Sudah sejak lama

Apa Su Young punya teman atau kenalan di luar sana? Tentu saja tidak, siapa yang mau berteman dengannya. Lalu apakah Su Young pernah mendengar sesuatu tentang orang tuanya atau kabar lainnya? Tidak ada yang bisa Su Young di lakukan jika dia mengetahuinya sekalipun, mereka sudah membuangnya. Jadi walaupun mereka datang ke hadapannya, Su Young tidak akan mau menemui mereka.

“Aku akan menjalani hidupku seperti ini sampai aku mati. Jadi tinggalkan aku sendiri” Su Young benar-benar kecewa terhadap orang tuanya.

Setelah menemui Park Su Young, Jin Woo berpendapat jika Su Young lebih menderita dibanding Hong Sook Tae. Sepertinya dia kesulitan untuk melakukan segala sesuatu sendirian. Tapi jika ada seseorang bersamanya dia bisa aja keluar.

Tunggu… Jin Woo mengecek lantai di panti itu. Jika lantainya terbuat dari bahan yang licin, walaupun Su Young jatuh, dia tidak akan mendapatkan luka seperti yang ada di pergelangan kakinya. Jadi… ada kemungkinan dia pergi keluar.

Kyung Hee langsung berbalik menuju ruangan panti. Jin Woo langsung protes, “Lagi-lagi, langsung pergi setelah bicara!” Tapi kemudian Jin Woo memuji Kyung Hee, “Dia sangat keren. Aku harus belajar hal keren seperti itu darinya”

Kyung Hee kembali ke panti untuk meminta laporan catatan pengunjung. Saat memeriksa catatan itu, Kyung Hee menemukan nama Oh Kyung Sook di daftar nama pengungjung. Lalu dia teringat jika Park Su Young beberapa minggu lalu pergi dengan salah seorang relawan. Apa mungkin Park Su Young pergi bersama dengan Oh Kyung Sook?

Setelah di lakukan penyelidikan, diketahui jika Oh Kyung Sook adalah salah satu relawan di panti penyandang cacat Sung Woo. Sangat aneh jika dikatakan sebagai kebetulan, pada hari dan jam kejadian terjadinya pembunuhan Hong Tae Suk, Park Su Young dan Oh Kyung Sook pergi bersama. Kemana Oh Kyung Sook membawa Park Su Young?

Oh Kyung Sook berkata bahwa mereka berjalan-jalan ke taman, Apakah ada yang bisa membuktikan hal itu? Oh Kyung Sook terlihat gugup, karena dia tidak punya saksi. Polisi sudah tahu jika Oh Kyung Sook bahwa dia adalah ibunya Park Su Young. Jika hanya seorang relawan, mana mungkin dia ingin membalaskan dendam Su Young, kecuali mereka memiliki hubungan darah.

Oh Kyung Sook semakin panik, Kyung Hee pun menjelaskan bahwa saat melakukan penyelidikan, dia melihat rekaman percakapan CCTV antara Oh Kyung Sook dan Park Su Young. Meskipun rekaman itu tidak bersuara, namun dengan melihat gerakan mulut mereka, polisi bisa tahu bahwa selama durasi 52 menit, Su Young mengatakan kata Omma sebanyak 14 kali.

Mencoba berkelit, Oh Kyung Sook mencoba mengelak dan berkata semua orang memanggilnya Ibu, karena anak-akan disana tidak memiliki ibu, mereka memang menyuruh anak-anak untuk memanggil ibu. Oh Kyung Sook bisa menyangkal, namun polisi akan membuktikannya apakah mereka itu ibu dan anak dengan tes DNA. Karena Hong Sook Tae membuat anaknya seperti itu maka Oh Kyung Sook menyimpan dendam yang besat padanya.

Oh Kyung Sook menyangkal, dia dan Su Young tidak pergi ke tempat itu. Tidak? Tapi ada bukti yang menunjukkan bahwa Park Su Young ada disana, pergelangan kaki Su Young terluka dan darahnya di temukan di TKP.

Park Su Young di bawa ke ruang investigasi. Oh Kyung Sook jadi sedikit panik dan bingung, melihat Su Young akhirnya Oh Kyung Sook mengaku, “Kau benar. Aku yang melakukannya. Aku membawa Su Young, tapi dia tidak melakukan apa-apa.

“Jangan lakukan ini, Ibu. Aku yang menyuruh ibu melakukannya. Aku... Aku menyuruh ibu untuk membunuh manusia itu” Su Young pun mengakui hal itu untuk menyelamatkan ibunya. Oh Kyung Sook meminta Su Young untuk berhenti dan berkata pada polisi dialah yang melakukan semua itu, tapi Su Young tetap bersikeras.

Hasil tes DNA sudah keluar, tapi hasilnya… Oh Kyung Sook dan Park Su Young tidak terbukti sebagai Ibu dan Anak. DNA mereka sama sekali tidak cocok. Namun berdasarkan pengakuan Oh Kyung Sook dan Park Su Young mereka sama-sama dimasukan ke dalam sel penjara.

Su Young  akan di bawa ke sel khusus, dia bersikeras mengatakan bahwa dialah yang melakukannya, Oh Kyung Sook hanya mengikuti perintahnya. Kyung Hee kemudian bertanya apakah Su Young bisa menjelaskan semuanya dari awal. Ya… dia bisa! Jin Woo lalu bertanya, “Kenapa kau memberi Hong Sook Tae morfin?”  Su Young malah bingung, morfin? Dia berniat memberikan alasan, Jin Woo pun tahu jika Su Young sebenarnya bukan pelakunya.

“Kau salah. Korban tidak diberi morfin, tapi obat yang disebut Itrosis”

Kyung Hee meminta detektif Gu untuk membawa Su Young ke sel khusus. Su Young berkata dia sedang bingung dan akan mengingat-ingat lagi. Tidak… semuanya sudah jelas. Park Su Young bukan pelakunya.

***

bersambung ke part 2

1 komentar:

  1. semakin kesini semakin seru...salam kenal irfa!makasih sinopsisnya....

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkomentar^^ komentar kalian akan selalu menambah semangat menulisku^^